• Tidak ada hasil yang ditemukan

“PENGARUH STRUCTURAL ASSURANCE DAN PERCEIVED REPUTATION TERHADAP TRUST PADA SISTEM E-COMMERCE DI WWW.RIEZ_BUTIK.COM”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“PENGARUH STRUCTURAL ASSURANCE DAN PERCEIVED REPUTATION TERHADAP TRUST PADA SISTEM E-COMMERCE DI WWW.RIEZ_BUTIK.COM”."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “PENGARUH STRUCTURAL ASSURANCE DAN PERCEIVED REPUTATION TERHADAP TRUST PADA SISTEM E-COMMERCE DI WWW.RIEZ_BUTIK.COM”

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS, selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Bapak Drs. Ec. Pandji Soegiono, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang

(2)

iv

5. Segenap staff Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama masa perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dan

segalanya.

7. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan

satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah disajikan masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

(3)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

ABSTRAKSI ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah...8

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori ... 13

2.2.1. Pengertian Internet... ... 13

2.2.1.1. Fungsi dan Kemampuan Internet...13

2.2.1.2. Pemanfaatan Internet...16

2.2.2. Bisnis Melalui Internet ... 18

2.2.2.1. E-Commerce...18

2.2.2.2. Sistem Aplikasi E-Commerce...20

2.2.3. Trust di Elektronic Commerce ... 21

2.2.4. Trust ... 23

2.2.5. Indikator Jaminan Keamanan ... 27

2.2.6. Indikator Reputasi Perusahaan ... 28

2.2.7. Indikator Kepercayaan ... 28

2.2.8. Pengaruh Antara Structural Assurance terhadap Trust ... 29

(4)

iv

2.3. Model Konseptual ... 31

2.4. Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 33

3.1.1. Definisi Operasional ... 33

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 35

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 36

3.2.1. Populasi... 36

3.2.2. Sampel...37

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.3.1. Jenis Data ... 38

3.3.2. Sumber Data ... 38

3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 41

3.4.1. Confimatory Factor Analysis ... 41

3.4.2. Asumsi Modal ... 42

3.5. Pengujian Model dengan One Step Approach...45

3..5.1. Pengujian Model dengan Two Step Approach...46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... .50

4.1.1. Gambaran Umum Riez Butik ... .50

4.2. H asil P enelitian dan P embahasan ... ... .51

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif ... .51

4.2.2. Uji Outlier Multi Variabel...53

4.2.3. Uji Realibilitas...53

4.2.4. Uji Validitas...53

4.2.5. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted...55

4.2.6. Uji Normalitas...57

4.2.7. Evaluasi Model One-Step Approach To SEM...58

(5)

iv

4.3. H asil H ipotesis Penelitian ... ... 59 4.4. Pembahasan ... 60

4.4.1. Pembahasan Jaminan Keamanan Terhadap Kepercayaan... ...60

4.4.2. Pembahasan Reputasi Perusahaan Terhadap

Kepercayaan... .60 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 63 5.2. Saran ... 63

(6)

iv

ABSTRAKSI

Lucky Wahyu Sulistiyo Lestari

Internet merupakan media yang paling ekonomis untuk digunakan sebagai basis sistem informasi. Electronic Commerce (e-Commerce) sangat mendukung dalam peningkatan, pengembangan, suatu perusahaan. Dengan adanya e-commerce akan dapat memberikan suatu kelayakan bagi pihak manajemen dalam memproses berbagai sumberdaya yang digunakan. Diantara sumberdaya tersebut, e-commerce merupakan pendukung manajemen dalam proses pemasaran untuk mencapai tujuan. Hal tersebut dikarena e-commerce dapat merubah bentuk pelayanan yang semula harus datang langsung ke suatu instansi yang dituju ataupun melalui via telepon, tapi sekarang menjadi pelayanan yang on-line disetiap waktu dimanapun berada sehingga dapat memudahkan dalam menangani segala transaksi. Kepercayaan (trust) menjadi katalisator bagi transaksi penjual dan pembeli yang membuat konsumen memiliki harapan besar untuk puas terhadap hubungan tukar-menukar tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Structural Assurance dan Perceived Reputation terhadap Trust pada sistem E-Commerce di www.riez_butik.com

Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer, dan populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan e-commerce di riez butik yang dianalisis dengan menggunakan model Structural Equation Modelling (SEM).

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SEM (Stuctural Equation Modeling) dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : Faktor structural assurance berpengaruh terhadap trust pengguna e-commerce di Riez butik, Faktor perceived reputation tidak berpengaruh terhadap trust pengguna e-commerce di Riez butik

(7)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Internet merupakan sarana elektronik yang dapat dipergunakan untuk berbagai aktivitas seperti komunikasi, riset, transaksi bisnis dan lainnya. Sejak diperkenalkan pada tahun 1969 di Amerika Serikat, internet mengalami perkembangan yang luar biasa. Apalagi dengan diperkenalkannya teknologi World Wide Web (WWW), semakin menambah sempurnanya teknologi tersebut. Teknologi internet menghubungkan ribuan jaringan computer individual dan organisasi di seluruh dunia. Setidaknya ada enam alasan mengapa teknologi internet begitu populer. Keenam alasan tersebut adalah internet memiliki konektivitas dan jangkauan yang luas; dapat mengurangi biaya komunikasi; biaya transaksi yang lebih rendah; dapat mengurangi biaya agency; interaktif, fleksibel, dan mudah; serta memiliki kemampuan untuk mendistribusikan pengetahuan secara cepat (Rofiq, 2007:1).

(8)

Alasan-alasan di atas menyebabkan Internet menjadi media elektronik yang populer untuk menjalankan bisnis, yang kemudian dikenal dengan istilah electronic commerce atau e-commerce. Amazon.com dan e-bay adalah contoh perusahaan yang sukses melakukan perdagangan secara elektronik melalui jaringan internet. (McKnight et al., 2002)

Pengguna internet di Inonesia dapat digambarkan pada gambar di bawah ini :

Gambar. Pengguna Internet di Indonesia (2008)

(9)

Hal tersebut di atas menunjukkan alasan kenapa begitu banyak perusahaan berinvestasi pada teknologi informasi cukup tinggi dan sistem komplek yang saling tersambung dengan jaringan komputer, mengingat perusahaan sedang mencari konsumennya lewat internet. Karena kebutuhan konsumen berkembang sangat cepat, perusahaan berharap dapat berkomunikasi dengan konsumennya lewat internet. Sehingga internet menjadi strategi dan memberi kesempatan kepada perusahaan besar dan kecil untuk menawarkan secara cepat dengan biaya murah, menanggapi produk dan pelayanan dengan kualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Internet membuat channel baru untuk komunikasi interaktif antara kosumen, penjual, dan rekan bisnis lainnya. Hal ini memungkinkan perusahaan berinteraksi dan bekerja sama secara terus menerus dalam pengembangan produk, pemasaran, pengiriman, pelayanan, dan dukungan teknik.

(10)

hubungan tukar-menukar tersebut. Trust (trust) terhadap electronic vendor menentukan putusan konsumen untuk melakukan hubungan penyedia bisnis e-commerce. Kekurang-percayaan terhadap web vendor akan menghalangi konsumen menggunakan produk web vendor.

(11)

sarana pendukung pemasaran untuk menyampaikan informasi demi mencapai tujuan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi trust di sistem electronic commerce yang diuraikan di atas telah diuji pada setting luar negeri. Penelitian mengenai trust di e-commerce dengan setting Indonesia belum banyak dilakukan. Dari uraian diatas, penulis termotivasi untuk meneliti apakah faktor-faktor yang mempengaruhi trust (trust) pengguna internet di Indonesia terhadap business to consumer (B2C) sistem electronic commerce.

Belakangan ini masyarakat perkotaan di Indonesia mulai terbiasa untuk menggunakan alat pembayaran non tunai untuk berbagai keperluan pembayaran, antara lain kartu kredit, kartu debet, kartu ATM dan kartu prabayar. Penggunaan kartu prabayar diyakini akan menjadi trend mekanisme pembayaran di masa mendatang, misalnya untuk membayar bahan bakar di pompa bensin, tiket tol, pembelian barang dan berbagai jasa-jasa lainnya.

(12)

Keuntungan yang diperoleh Riez Butik dari internet ditimbulkan dari kemampuan menjaga loyalitas konsumen, mengantisipasi kebutuhan konsumen mendatang, menanggapi kepedulian konsumen, dan memperbaiki pelayanan konsumen. Dari sudut pandang konsumen, perusahaan secara konsisten dapat memberikan yang terbaik, dengan menjaga kebutuhan masing-masing konsumen, mempertahankan kecenderungan pasar, menyediakan informasi yang ada hubungannya secara menarik, sewaktu-waktu, dimana saja dalam beberapa media, dan menyediakan pelayanan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Sedangkan permasalahan yang terjadi adalah ketika maraknya hacker pada pertengahan tahun 2006, yang mempengaruhi pada penjualan Riez Butik. Hal ini dapat dilihat pada penurunan penjualan Riez Butik. Pelanggan ecommerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia informasi personal mereka menjadi terbuka, dan kinerja yang kurang baik. Umumnya pembeli masih belum yakin bahwa akan menguntungkan menyambung ke Internet, mencari situs shopping, menunggu download gambar, dan kemudian harus takut apakah nomor kartu kredit mereka di ambil oleh hacker.

Tabel 1.1. laporan keluhan tahun 2006 sampai 2009 Tahun Jumlah Pelanggan Jumlah Keluhan

2006 360 69

2007 580 75

2008 320 98

2009 150 85

(13)

Berdasarkan data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan jumlah complain pelanggan lebih diindikasikan karena Waktu pengiriman kurang cepat, Ketidaksesuaian barang yang dipesan dengan yang diterima konsumen, Daftar atau list dari produk yang kurang bervariasi atau kurang lengkap. Hal ini berarti sesuai dengan teori pembentukan perilaku (operant conditioning) menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan konsekuensi-konsekuensi pemuasan cenderung diulang, sedangkan perilaku yang diikuti konsekuensi-konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang. Teori ini menunjukkan bahwa trust akan meningkat apabila diikuti dengan sikap kejujuran dan bisa memuaskan. (Handoko, 1992: 264). Reputasi adalah keyakinan konsumen bahwa organisasi yang menjual barang atau jasa akan jujur dan peduli kepada konsumen mereka (Jarvenpa dan Tractinsky dalam Dharma, (2006 : 7). Reputasi baik merupakan signal bahwa perusahaan di masa lalu berupaya dengan sabar untuk tidak bersikap oportunistik. Penjual berusaha menghindarkan hal yang menyebabkan mereka memperoleh reputasi buruk. Hanya pelanggan yang memiliki kepercayaan yang akan berani melakukan transaksi melalui media internet. Tanpa ada kepercayaan dari pelanggan, mustahil transaksi ecommerce akan terjadi.

(14)

ecommerce berkaitan langsung dengan shared value (etika, keamanan, dan privacy) dan kepercayaan. Resiko dalam e-commerce, menurut Tan dan Thoen (2000), dapat dieliminir dengan menjalin komunikasi yang baik antara dua pihak yang bertransaksi, di antaranya melalui penyajian informasi yang relevan. Penyajian informasi yang baik akan menghindari terjadinya information asymmetry yang seringkali dimanfaatkan pihak lain untuk melakukan kejahatan di internet (cybercrime).

Atas dasar latar belakang permasalahan tersebut diatas timbul ketertarikan untuk mengadakan penelitian dengan judul :

“Pengaruh Structural Assurance Dan Perceived Reputation Terhadap

Trust Pada Sistem E-Commerce di www.riez_butik.com”

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah yang dapat diambil adalah:

1. Apakah Structural Assurance berpengaruh terhadap trust pada sistem

e-commerce ?

2. Apakah Perceived Reputation berpengaruh terhadap trust pada sistem

e-commerce ?

1.3. Tujuan Penelitian

(15)

1. Untuk membuktikan pengaruh Structural Assurance terhadap trust pada

sistem e-commerce ?

2. Untuk membuktikan pengaruh Perceived Reputation terhadap trust pada sistem e-commerce ?

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menerapkan teori – teori dan mengembangkan wawasan yang diperoleh selama studi sehingga dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.

2. Bagi Akademik

Sebagai referensi penelitian oleh peneliti lain dan sebagai darma bakti terhadap UPN “Veteran” Jatim dan Fakultas Ekonomi.

3. Bagi Perusahaan

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Dharma (2006)

Penelitian berjudul “pengaruh structural assurance dan perceived reputation terhadap trust pengguna internet di sistem e-commerce” Masalah yang diteliti kemudian dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1 1. Apakah structural assurance berpengaruh positif kepada

trust (trust) terhadap sistem e-commerce ?

2 2. Apakah perceived reputation website berpengaruh positif

kepada trust (trust) terhadap sistem e-commerce ?

Dari permasalahan dan hipotesis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:

(17)

pengamanan dari pihak ketiga yang memadai terhadap situs e-commerce akan menimbulkan trust pengguna internet.

4 2. Trust (trust) pengguna internet di Indonesia terhadap sistem e-commerce juga dipengaruhi oleh variabel perceived reputation secara signifikan dengan probabilitas 0,000. Hasil ini mendukung temuan riset Jarvenpaa dan Tractinsky (1999) yang telah dilakukan di negara Australia, Israel dan Finlandia. Temuan ini menunjukkan bahwa tampilan muka situs e-commerce yang dipersepsikan sebagai pihak yang bereputasi baik akan menimbulkan trust. Kesaksian konsumen tentang pengalaman bertransaksi di toko online merupakan salah satu hal yang dilakukan situs e-commerce untuk mempersepsikan dirinya memiliki reputasi baik.

2. Lydia Ari Widyarini (2008)

Penelitian berjudul “Analisis Hubungan Faktor-Faktor Technology Acceptance, Trust Dan Risk Pada Niat Nasabah Bank Untuk Menggunakan Internet Banking”

Masalah yang diteliti kemudian dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

5 Apakah Faktor-Faktor Technology Acceptance, Trust Dan

(18)

Dari permasalahan dan hipotesis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa: Technology Acceptance Model menunjukkan bahwa variabel persepsi pengguna internet pada kemudahan untuk menggunakan internet banking dan persepsi pengguna internet pada dayaguna internet memberikan pengaruh yang signifikan terhadap niat pengguna internet untuk menggunakan internet banking. Hal yang tidak bisa diabaikan adalah persepsi pada resiko untuk bertransaksi melalui internet banking dan faktor trust. Hasil ini diharapkan membantu bank-bank untuk membuat rencana strategis dan mendorong competitive advantage mereka. Bank harus mampu menanamkan image yang baik kepada nasabah bank agar semakin banyak nasabah yang menggunakan internet banking ini, karena dapat memberikan kemudahan dan efisiensi dalam cost/transaction.

3. Lia Setiawan

Penelitian ini Pembuatan website e-commerce Butik diar lutfi Surakarta

(19)

ini adalah untuk membuat website e-commerce butik Diar Lutfi Surakarta, yang merupakan sarana pemasaran dan penjualan produk melalui internet. Metode yang di gunakan penulis adalah dengan melakukan studi literature mengenai sistem kerja website e-commerce, kemudian dilakukan perancangan desain dan sistem kerja website dan diimplementasikan dengan dibuatnya website coomerce ini. Kesimpulan yang didapatkan bahwa website e-commerce ini berhasil dibuat dengan menggunakan bahasa pemograman PHP yang dikombinasikan dengan database MySql. Kelebihan pemesanan produk pada website ini adalah menghemat waktu dan biaya dibandingkan dengan pemesanan secara langsung datang ke butik, dan pembeli dapat melihat katalog produk yang dapat langsung dilihat di halaman website ini.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pengertian Internet

Menurut Widjajanto (2001) dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi Internet adalah suatu jaringan internasional dari berbagai jaringan yang menghubungkan puluhan juta penduduk pada lebih dari seratus Negara sehingga merupakan lalulintas informasi yang luar biasa di bumi.

(20)

Dalam hal ini komputer yang dahulunya standalone dapat berhubungan langsung dengan host-host atau komputer-komputer yang lainnya. Awalnya adalah Departemen Pertahanan Amerika pada tahun 1969 yang membuat jaringan komputer yang tersebar untuk menghindarkan terjadinya informasi terpusat, sebagai bagian dari strategi pertahanan, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan. Dengan sistem informasi yang tersebar bila satu bagian dari sambungan network terganggu akibat serangan musuh, jalur yang melalui sambungan itu secara otomatis dipindahkan kesambungan lainnya.(Himawan, 2008 :1)

2.2.1.1.Fungsi dan Kemampuan Internet

Menurut Widjajanto (2001), kemampuan yang menonjol dalam internet adalah kemampuannya untuk menghubungkan berbagai pihak yang berada diberbagai lokasi dunia. Fungsi dan kemampuan internet antara lain terletak aspek komunikasi, penyediaan informasi, dan fasilitas untuk promosi. Masing-masing aspek tersebut akan diuraikan sebagai berkut:

1. Kemampuan Komunikasi

(21)

Selain itu, internet juga memberikan fasilitas untuk mengobrol (chatting) membahas berbagai topic yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak dimanapun berada. (Widjajanto, 2001: 182)

2. Kemampuan Menyediakan Informasi

Internet terhubung dengan ratusan catalog perpustakaan, sehingga pengguna internet dapat meneliti ribuan database yang terbuka untuk umum melalui jaringan tersebut yang disediakan oleh perusahaan, pemerintah ataupun organisasi nirlaba. Pengguna internet dapat mempergunakan informasi untuk berbagai keperluan bisnisnya, sehingga bisa mengetahui kondisi lingkungan termasuk pesaing dan perkembangan kepentingan para stakeholder.

3. Mempermudah Promosi

Kemampuan ini membuat internet dapat dignakan sebagai wahana penawaran dan pemasaran produk. Fungsi ini dilaksanakan oleh World Wide Web (the Web). The Web adalah seperangkat standar untuk menyimpan, menarik, memformat, dan menampilkan informasi dengan menggunakan arsitektur client-server, graphical user interface, dan bahasa hiperteks sehingga terhubung secara dinamis dengan dokumen lainnya. Dengan menggunakan kemampuan ini, perusahaan dapat menampilkan iklan di internet

(22)

2.2.1.2. Pemanfaatan Internet

Penggunaan komputer dan Internet dapat meningkatkan kualitas hidup orang setiap hari dan meningkatkan prospek pasar kerja mereka. Karena teknologi ini mempunyai potensi meningkatkan akses kepada informasi, membantu menyelesaikan tugas lebih baik dan lebih cepat, dan sebagai media komunikasi. Tingkat penggunaan komputer dan Internet dapat dianggap sebagai indikator standar hidup. Disamping itu, penggunaan komputer juga akan membantu para pelajar memperoleh pengalaman dengan teknologi ini, dengan demikian tingkat penggunaan bisa mengindikasikan sejauh mana generasi pelajar sekarang siap untuk memasuki lapangan kerja dimana kemampuan untuk menggunakan komputer sangat dibutuhkan. Diantara berbagai tujuan orang memanfaatkan Internet antara lain (Himawan, 2008 : 13) :

1. Berbagi data penelitian dan pekerjaan diantara rekan sejawat dan

individu-individu dalam profesi yang sama.

2. Berkomunikasi dengan orang lain dan mengirim file melalui e-mail 3. Meminta dan memberikan bantuan dengan mengajukan permasalahan

dan pertanyaan

4. Memasarkan dan mempublikasikan produk dan jasa

5. Mengumpulkan umpan balik dan saran-saran dari para pelanggan dan

rekan bisnis.

(23)

terus berkembang, pemanfaatan baru dan inovasi pemanfaatan pasti akan terus berlanjut. Menurut Buxbaum memahami informasi berkaitan dengan keahlian teknologi informasi, tetapi memberikan pengaruh yang lebih luas kepada individu, sistem pendidikan, dan masyarakat. Keahlian teknologi informasi membuat seseorang dapat menggunakan komputer, aplikasi perangkat lunak, database, dan teknologi lain untuk mencapai berbagai tujuan akademis, pribadi, dan tujuan yang berkaitan dengan pekerjaan. Individu yang memiliki kemampuan memahami informasi perlu mengembangkan beberapa keahlian teknologi.

Selain itu, penggunaan internet telah merasuk pada hampir semua aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, pendidikan, hiburan, bahkan keagamaan. Kita dapat mengetahui berita-berita teraktual hanya dengan mengklik situs-situs berita di web. Demikian pula dengan kurs mata uang atau perkembangan di lantai bursa, internet dapat menyajikannya lebih cepat dari media manapun.

(24)

Selain menghemat tenaga dalam mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui di internet cenderung lebih up-to-date. Buku-buku teks konvensional memiliki rentang waktu antara proses penulisan, penerbitan, sampai ke tahap pemasaran. Kalau ada perbaikan maupun tambahan, itu akan dimuat dalam edisi cetak ulangnya, dan itu jelas membutuhkan waktu. Kendala semacam ini nyaris tidak ditemui dalam publikasi materi ilmiah di internet mengingat meng-upload sebuah halaman web tidaklah sesulit menerbitkan sebuah buku.

Akibatnya, materi ilmiah yang diterbitkan melalui internet cenderung lebih actual dibandingkan yang diterbitkan dalam bentuk buku konvensional. Kelebihan sarana internet yang tidak mengenal batas geografis juga menjadikan internet sebagai sarana yang ideal untuk melakukan kegiatan belajar jarak jauh, baikmelalui kursus tertulis maupun perkuliahan. Tentu saja ini menambah panjang daftar keuntungan bagi mereka yang memang ingin maju dengan memanfaatkan sarana internet.

Internet juga berperan penting dalam dunia ekonomi dan bisnis. Dengan hadirnya ecommerce, kegiatan bisnis dapat dilakukan secara lintas negara tanpa pelakunya perlu beranjak dari ruangan tempat mereka berada.

2.2.2. Bisnis Melalui Internet

2.2.2.1.E- commerce

(25)

penggunaan jaringan komputer untuk melakukan penjualan dan pembelian barang, jasa atau informasi secara elektronis dengan para suplier, konsumen atau kompetitor atau antar konsumen. Definisi ini membutuhkan dua persyaratan agar suatu perniagaan dapat disebut sebagai electronic commerce. Syarat pertama: perniagaan dilakukan secara online dan kedua, adanya pertukaran nilai (exchange value).

Perniagaan secara online mengindikasikan adanya penggunaan jaringan komputer yang menjadi dasar teknologi informasinya untuk mendukung akumulasi data, manipulasi atau komunikasi. Jaringan komputer yang digunakan dalam bertransaksi berupa jaringan terbuka seperti internet ataupun jaringan privat yang tertutup seperti intranet yang hanya dapat digunakan oleh kalangan tertentu yang diizinkan pengelola jaringan. Fokus penelitian ini adalah perniagaan secara elektronik pada jaringan internet. (Cowles et al. dalam Dharma, (2006 : 5)).

(26)

Ada tiga elemen berbeda yang ditemui di e-commerce. Pertama, vendor yakni organisasi atau orang yang menjual barang atau jasa secara elektronik. Mereka disebut electronic vendor atau e-vendor. Kedua, konsumen yang menggunakan jasa elektronik untuk mencari informasi, memesan jasa atau membeli produk. Ketiga, teknologi berupa perangkat keras (komputer, internet, telepon seluler), perangkat lunak yang dapat digunakan untuk bertransaksi.

E-commerce berdasar pasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori: business to business (B2B) e-commerce dan business to consumer (B2C) e-commerce. E-vendor yang bergerak di business to business (B2B) e-commerce akan melakukan pertukaran bisnis antar organisasi bisnis di pasar online tersebut. Sedang pasar yang dituju e-vendor yang bergerak di business to consumer (B2C) e-commerce adalah konsumen akhir yang akan mengkonsumsi barang atau jasa yang dibeli. Riset ini akan memfokuskan trust yang ada di business to consumer (B2C) e-commerce.

2.2.2.2.Sistem Aplikasi E-Commerce

(27)

akuntansi dengan tujuan memuaskan kebutuhan informasi bagi berbagai pengguna.

Aplikasi web e-commerce beroperasi melibatkan dua sisi yakni sisi mesin server dan sisi client atau sering disebut server/client. Server bertugas menyediakan bermacam-macam jenis layanan misalnya adalah pengaksesan berkas, peripheral, database dan dihubungkan dengan berbagai client. Sedangkan client adalah sebuah terminal yang menggunakan layanan tersebut. Sebuah terminal client melakukan pemrosesan data di terminalnya sendiri dan hal itu menyebabkan spesifikasi dari server tidaklah harus memiliki performansi yang tinggi, dan kapasitas penyimpanan data yang besar karena semua pemrosesan data yang merupakan permintaan dari client dilakukan di terminal client. Jaringan komputer yang terdistribusi seperti LAN, WAN dan juga internet yang digunakan untuk e-commerce membutuhkan kontrol dan keamanan yang lebih kompleks, sehingga akuntan terutama fungsi internal audit perlu untuk mengevaluasi lingkungan pengendalian yang relevan dengan jaringan atau web servernya (Wilkinson dalam Dharma, (2006 : 6).

2.2.3. Trust Di Electronic Commerce

(28)

dan melakukan tindakan pembelian walaupun penjual dapat dengan mudah merugikan konsumen.

Trust adalah suatu harapan bahwa pihak yang telah dipercaya tidak akan berlaku curang dengan mengambil keuntungan pribadi dalam situasi tertentu (Gefen et al. 2003). Trust merupakan keyakinan bahwa masing-masing pihak saling bergantung dan saling membutuhkan. Trust berkaitan dengan keyakinan bahwa pihak yang dipercaya akan memenuhi komitmennya.

Jarak jauh yang memisahkan konsumen dan situs belanja dan infrastruktur internet menghasilkan ketidakpastian dalam bertransaksi dengan e-vendor sehingga pelanggan memiliki risiko kehilangan uang dan privasinya. Ketidak-pastian sosial dan risiko dengan electronic vendor (e-vendor) menjadi tinggi karena perilaku e-vendor tidak dapat dimonitor. Kurangnya rasa percaya menjadi alasan utama konsumen untuk tidak berhubungan dengan situs e-commerce (Pavlou, dalam Dharma, (2006 : 7).

(29)

E-dagang memberikan peluang kepada para pembisnis untuk mengetahui informasi bisnis baru dimana dianya beroperasi. Ini memberi perkembanganyang sehat diantara pembisnis untuk membicarakansegala maslaah yang berkaitan dengannya dan system e-dagang juga meningkatkan kecepatan dan ketepatan bisnis selanjutnya juga merendahkan cost transaksi.

2.2.4. Trust

Trust merupakan pondasi dari bisnis. Suatu transaksi bisnis antara dua pihak atau lebih akan terjadi apabila masing-masing saling mempercayai. Trust (trust) ini tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain/mitra bisnis, melainkan harus dibangun mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Trust telah dipertimbangkan sebagai katalis dalam berbagai transaksi antara penjual dan pembeli agar kepuasan konsumen dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan (Rofiq, 2008:30)

Menurut Yousafzai et al. dalam Rofiq (2008:30) setidaknya terdapat enam definisi yang relevan dengan aplikasi e-commerce. Hasil identifikasi dari berbagai literature tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

Rotter (1967) mendefinisikan trust adalah keyakinan bahwa kata atau

(30)

Morgan dan Hunt (1994) mendefinisikan bahwa trust akan terjadi apabila

seseorang memiliki trust diri dalam sebuah pertukaran dengan mitra yang memiliki integritas dan dapat dipercaya.

Mayer et al. (1995) mendefinisikan trust adalah kemauan seseorang untuk peka terhadap tindakan orang lain berdasarkan pada harapan bahwa orang lain akan melakukan tindakan tertentu pada orang yang mempercayainya, tanpa tergantung pada kemampuannya untuk mengawasi dan mengendalikannya.

Rousseau et al. (1998) mendefinisikan trust adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perhatian atau perilaku yang baik dari orang lain.

Gefen (2000) mendefinisikan trust adalah kemauan untuk membuat

dirinya peka pada tindakan yang diambil oleh orang yang dipercayainya berdasarkan pada rasa trust dan tanggung jawab.

Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan trust adalah penilaian hubungan

seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu menurut harapan orang trustnya dalam suatu lingkungan yang penuh ketidak-pastian.

(31)

Trust berkaitan dengan keyakinan bahwa pihak yang dipercaya akan memenuhi komitmennya (Luhman, dalam Dharma, 2006 : 6).

Jarak jauh yang memisahkan konsumen dan situs belanja dan infrastruktur internet menghasilkan ketidakpastian dalam bertransaksi dengan e-vendor sehingga pelanggan memiliki risiko kehilangan uang dan privasinya (Pavlou, dalam Dharma, 2006 : 6). Ketidakpastian sosial dan risiko dengan electronic vendor (vendor) menjadi tinggi karena perilaku e-vendor tidak dapat dimonitor. Kurangnya rasa percaya menjadi alasan utama konsumen untuk tidak berhubungan dengan situs e-commerce (Keen dalam dalam Dharma, 2006 : 6). Ketidakpastian yang melekat di electronic commerce membuat para peneliti berargumen bahwa membangun trust (trust) dan memperkecil risiko menjadi faktor paling penting dalam bertransaksi di electronic commerce (Pavlov, dalam Dharma, 2006 : 6). Penelitian-penelitian sebelumnya dengan seting luar negeri telah membuktikan bahwa trust terhadap situs e-commerce akan menimbulkan niatan untuk membeli.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat dinyatakan bahwa trust adalah trust pihak tertentu terhadap yang lain dalam melakukan hubungan transaksi berdasarkan suatu keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut akan memenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan.

Menurut Kotler (2002 : 40) : “Satisfaction is a person’s feelings of

(32)

performance (outcome) in relation to his or her expectations ”. Kepuasan merupakan perasaan seseorang yang timbul dari perbedaan antara kinerja (hasil) yang diterima konsumen dengan harapannya, maka konsumen kecewa. Jika kinerjanya sama dengan harapannya, maka konsumen akan sangat puas.

Menurut Band dalam Tjiptono (2002 : 80) yang menyatakan bahwa : “Customer satisfaction is state in which customer needs, wants and expection trough the transaction cycle are not or exceeded resulting in repurchasing and continuity loyalty”, yang berarti kepuasan konsumen itu adalah keseluruhan sikap konsumen setelah memperoleh dan menggunakan barang atau layanan. Kepuasan baru bisa dirasakan setelah kita melakukan pembelian dan menikmati layanan yang diberikan. Kepuasan konsumen dapat dilihat setelah terjadi pembelian ulang atau kesetiaan yang terus berlanjut.

(33)

Membangun kepuasan adalah merupakan inti dari pencapaian profitabilitas dalam jangka panjang. Kepuasan konsumen pada dasarnya adalah merupakan perbedaan antara harapan konsumen dengan unjuk kerja yang diterima konsumen.

Untuk mengevaluasi kepuasan terhadap produk jasa atau perusahaan tertentu konsumen umumnya mengacu pada beberapa faktor atau dimensi. Kriteria yang sering digunakan dalam mengevaluasi jasa sebagai berikut :

1. Bukti langsung (tangible), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.

2. Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

3. Daya tanggap (responsivences), yakni kemampuan kinerja

karyawan dalam memberikan pelayanan untuk membantu para pelanggan dan memberi pelayanan dengan tanggap. (Parasuraman et.al dalam Tjiptono, 2003 : 26)

2.2.5. Indikator Jaminan keamanan

(34)

pengrusakan oleh hacker maupun cracker. Adapun Indikator dari jaminan keamanan menurut McKnight et al. (2002:5) :

a) Garansi b) Kontrak

c) Prosedur Pengamanan d) Sertifikasi Pengamanan

2.2.6. Indikator Reputasi Perusahaan

Reputasi bagi organisasi yang memasarkan produk atau jasa menjadi menjadi faktor penting dalam peningkatan kepercayaan konsumen. Indikator dari reputasi perusahaan meliputi :

a) Kemampuan, b) Integritas c) Goodwill

2.2.7. Indikator Kepercayaan

(35)

a) Konsisten b) Jujur

c) Bertanggung jawab

2.2.8. Pengaruh Antara Structural Assurance Terhadap Trust

Structural assurance mengacu pada penilaian terhadap keamanan jaringan electronic commerce seperti garansi, kontrak, prosedur keamanan dan sertifikasi pengamanan (McKnight dalam Dharma, (2006 : 7). Seseorang memiliki persepsi structural assurance yang tinggi yakin bahwa teknologi internet (misal: enkripsi data) memberikan perlindungan, sehingga seseorang yakin bahwa transaksi melalui internet dapat berjalan aman. Enkripsi, perlindungan hukum dan technology safeguard menjaga konsumen agar tidak kehilangan uang dan privacy.

Menurut Gefen et al. dalam Dharma, (2006 : 7), structural assurance dapat terbangun ke dalam situs e-commerce melalui kerja sama dengan pihak ketiga yang memiliki reputasi baik dalam masalah keamanan jaringan dan memberikan standar jaminan keamanan internet dengan web assurance seal seperti Verisign, TRUSTe, Good House Keeping dan CPA Web Trust.

(36)

bahwa internet tidak aman karena tidak yakin adanya perlindungan yang memadai di situs e-commerce

Penelitian McKnight dalam Dharma, (2006 : 7) menemukan bukti empiris bahwa structural assurance akan menimbulkan trust pengguna internet terhadap system e-commerce.

2.2.9. Pengaruh Antara Perceived Reputation Terhadap Trust

Teori pembentukan perilaku (operant conditioning) menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan konsekuensi-konsekuensi pemuasan cenderung diulang, sedangkan perilaku yang diikuti konsekuensi-konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang. Teori ini menunjukkan bahwa trust akan meningkat apabila diikuti dengan sikap kejujuran dan bisa memuaskan. (Handoko, 1992: 264 )

Reputasi adalah keyakinan konsumen bahwa organisasi yang menjual barang atau jasa akan jujur dan peduli kepada konsumen mereka (Jarvenpa dan Tractinsky dalam Dharma, (2006 : 7). Reputasi baik merupakan signal bahwa perusahaan di masa lalu berupaya dengan sabar untuk tidak bersikap oportunistik. Penjual berusaha menghindarkan hal yang menyebabkan mereka memperoleh reputasi buruk.

(37)

Structural Assurance

(X1)

Trust

(Y)

Perceived reputation

(X2)

berinteraksi sebelumnya sehingga belum memiliki pengetahuan tentang masing-masing pihak (McKnight dalam Dharma, (2006 : 7).

Toko-toko online berusaha untuk membangun persepsi mengenai reputasi mereka dengan berbagai cara, misal: mempublikasikan kesaksian konsumen ketika bertransaksi melalui website mereka atau dengan memiliki sertifikat atau lisensi mengenai keamanan dan trust dari pihak ketiga.

2.3. Kerangka Konseptual

Berdasar teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah dijelaskan diatas, dapat diambil premis-premis yang dapat dijadikan dasar dalam mengemukan hipotesis.

(38)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan landasan teori dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. “Diduga bahwa structural assurance berpengaruh positif terhadap trust pada sistem e-commerce”.

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik – karakteristik variabel tersebut yang sama dapat saja memiliki definisi operasional yang lebih dari satu dan berbeda – beda antara penelitian yang satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel Bebas

1. Structural Assurance (X1)

Structural Assurance adalah penilaian terhadap keamanan jaringan electronic commerce seperti garansi, kontrak, prosedur keamanan dan sertifikasi pengamanan. Variabel structural assurance diukur dengan kuesioner yang menggunakan instrumen yang dipakai McKnight et al. (2002) terdiri empat indikator, yang meliputi :

a) Garansi (X1.1) adalah pemberian ganti rugi bila barang

(40)

b) Kontrak (X1.2) adalah perjanjian antara pihak pembeli

dengan pihak penjual mengenai waktu pengiriman,kode barang pesanan.

c) Prosedur Pengamanan (X1.3) adalah keseluruhan proses

pengaman yang dijaminkan oleh Riez Butik

d) Sertifikasi Pengamanan (X1.4) keabsahan atau standarisasi

pengaman yang dimiliki Riez Butik.

2. Perceived Reputation (X2)

Perceived Reputation adalah keyakinan konsumen bahwa organisasi yang menjual barang atau jasa akan jujur dan peduli kepada konsumen mereka. Variabel perceived reputation diukur diukur dengan kuesioner yang menggunakan instrumen yang dipakai Jarvenpaa dan Tractinsky (1999) terdiri dari tiga indikator, yang meliputi :

a) Kemampuan (X2.1) adalah kemampuan Riez Butik dalam

menjalankan proses e-commerce secara keseluruhan sampai barang yang dipesan sampai di tempat.

b) Integritas (X2.2) adalah kesolidan dari team work Riez Butik

sampai terselesaikannya transaksi.

c) Goodwill (X2.3) adalah niat baik yang dimiliki Riez Butik

(41)

b. Variabel Tetap

Trust pada Sistem e-commerce (Y)

Trust didefinisikan oleh Moorman,et.al. (2003 : 82) sebagai keinginan untuk mempercayakan pertukaran kemitraan yang diantaranya harus mempunyai confidence.

Variabel trust merupakan variabel dependen yang diukur dengan kuesioner yang menggunakan dengan instrumen yang digunakan oleh Jarvenpaa dan Tractinsky (1999) terdiri dari empat indikator yang meliputi :

a) Situasional Normality belief (Y1) adalah keyakinan

konsumen yang berdasarkan oleh keadaan yang terjadi saat ini.

b) Calculative based belief (Y2) adalah keyakinan konsumen

berdasarkan perhitungan yang matang yang dilakukan konsumen.

c) Perceived Size (Y3) adalah keyakinan konsumen

berdasarkan nama besar dari Kharisma Butik.

d) Cognition Based Trust (Y4) adalah keyakinan konsumen

berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan konsumen.

(42)

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval yaitu skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat jarak construct yang diukur dengan kata lain tidak hanya mengukur perbedaan subjek atau objek secara kualitatif melalui kategorisasi dan menyatakan urutan preferensi, tetapijuga mengukur jarak antara pilihan yang satu dengan yang lain. Sedangkan teknik pengukurannya menggunakan bentuk semantic differential. Yang merupakan segala pengukuran sikap dengan menggunakan skala penilaian 7 butir yang menyatakan secara verbal dua kutub ( Bipolar ) penelitian yang ekstrim dan dapat dinyatakan dengan pecahan. Dua kutub ekstrim ini dapat berupa penilaian dengan kata sifat mengenai baik buruk, cepat lambat,dan kuat lemah. Yang dapat digambarkan sebagai berikut :

1 7

Sangat Tidak Yakin Sangat Yakin

3.2 Teknik Penentuan Sampel 3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono, definisi populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (2002 : 57).

(43)

3.2.2 Teknik Penentuan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005 : 73). Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah pemakai system e-commerce di Riez Butik.

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sample harus representative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2002 : 45). Untuk menentukan sampel digunakan metode purposive sampling. Salah satu teknik pengambilan sampel non probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria yang disesuaikan dengan tujuan penelitian atau pertimbangan tertentu dari peneliti. Kriteria yang digunakan antara lain :

- Pernah menggunakan internet. - Mempunyai e-mail

- Pernah menggunakan transaksi e-commerce di Riez Butik lebih dari satu kali

Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan pedoman pengukuran sampel menurut Augusty (2002:48), antara lain :

1. 100 – 200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation.

(44)

3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. Dalam penelitian ini sampel diambil dari pelanggan dengan jumlah 11 indikator x 10 = 110 orang pemakai system e-commerce di Riez Butik.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer yang didapatkan melalui kuisioner, dan data sekunder yaitu data berupa informasi yang berasal dari kepustakaan dan referensi yang diperoleh di Riez Butik.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Kuisioner

Memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk kemudian

diberikan nilai. Kuisioner tersebut diberikan kepada pemakai e-commerce yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Observasi Langsung

(45)

c. Dokumentasi

Metode didasarkan kepada hasil dokumentasi yang berhubungan dengan peneliti ini, yakni dokumentasi dari pihak perusahaan. Yang berasal dari studi kepustakaan yang bertujuan untuk memperoleh data–data yang mendukung penyusunan landasan teori dan permasalahannya melalui literatur sebagai referensi.

3.4. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang dipergunakan didalam penelitian ini adalah teknik Structural Equation Modeling (SEM). SEM merupakan sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif “rumit” secara simultan. (Ferdinand, 2002 : 6). Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari Measurement Model dan Structural Model. Measurement Model atau model pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasi sebuah dimensi atau faktor berdasarkan indikator empirisnya. Structural model adalah model mengenai struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antara faktor. Menurut Ferdinand (2002:24) untuk membuat permodelan yang lengkap terdapat beberapa langkah yaitu :

1. Pengembangan Model Berbasis Teori

(46)

yang intens guna mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang dikembangkan.

2. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kausalitas.

Model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama akan digambarkan dalam sebuah path diagram (diagram alur). Path diagram (diagram alur) akan mempermudah peneliti melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diuji.

3. Konversi diagram alur kedalam serangkaian persamaan struktural dan spesifikasi model pengukuran. Peneliti dapat mulai mengkonversi spesifikasi model tersebut ke dalam rangkaian persamaan. Persamaan yang akan dibangun terdiri dari :

a. Persamaan struktural (structural equations). Persamaan ini

dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk.

b. Persamaan spesifikasi model pengukuran (measurement

model). Peneliti menentukan variabel mana mengukur konstruk mana serta menentukan serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi yang dihipotesakan antar konstruk atau variabel.

4. Memilih matriks input dan estimasi model

(47)

5. Menilai problem identifikasi

Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem mengenai ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan yang unik. Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala berikut : a. Standard error untuk satu atau beberapa koefisien adalah sangat besar.

b. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang seharusnya disajikan.

c. Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya varians

error yang negatif.

d. Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien

estimasi yang didapat. 6. Evaluasi Model

Pada langkah ini kesuksesan model dievaluasi melalui telaah terhadap berbagai kriteria goodness of fit.

7. Interpretasi dan Modifikasi Model

Menginterpretasikan model dan memodifikasikan model bagi model-model yang tidak memenuhi syarat pengujian yang dilakukan.

(48)

Model pengukuran variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini menggunakan Confimatory Factor Analysis. Pada Confimatory Factor Analysis atau (CFA) peneliti menggunakan variabel-variabel yang diteliti untuk mendefinisikan sebuah faktor yang tidak dapat diukur secara langsung. Analisis atas indikator-indikator yang digunakan itu memberi makna atas label yang diberikan pada variabel laten atau faktor laten yang dikonfirmasi itu.

3.4.2. Asumsi Model

a. Uji Normalitas dan Linearitas

Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi normalitas dipenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk permodelan SEM ini. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data dapat diuji dengan metode-metode statistik. Uji normalitas ini perlu dilakukan baik untuk normalitas terhadap data tunggal maupun normalitas multivariant dimana beberapa variabel digunakan sekaligus dalam analisis akhir uji linearitas dapat dilakukan dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linearitas. (Ferdinand, 2002 : 52).

b. Outliers

(49)

kombinasi kharakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya. Outliers pada dasarnya dapat muncul dalam 4 kategori :

1. Outliers muncul karena kesalahan prosedur.

2. Outliers muncul karena keadaan yang benar-benar khusus yang memungkinkan profil aktanya lain daripada yang lain.

3. Outliers muncul karena adanya sesuatu alasan tetapi peneliti tidak dapat mengetahui apa penyebabnya.

4. Outliers dapat muncul dalam mengenali yang ada, tetapi bila dikombinasi dengan variabel lainnya. Kombinasinya menjadi tidak lazim atau sangat ekstrim atau yang biasa disebut multivariate outlier.

Perlakuan terhadap outliers dilakukan bergantung pada bagaimana outlier itu muncul. Dalam analisis ini outliers dapat dievaluasi dengan dua cara yaitu analisis terhadap univariate outliers dan analisis terhadap multivariate outliers.

1. Univariate Outlier

(50)

2. Multivariate Outlier

Evaluasi terhadap multivariate outliers perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak Mahalanobis (the Mahalanobis distance) untuk tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair dkk, 1995 : Nomusis, 1994 : Tabuerick & Fidell 1996) Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat P < 0,001. jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan X2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian itu. (Ferdinand, 2002 : 102).

c. Multicolinearity dan Singularity

Multikolinearitas dapat dideteksi dan determinan matriks kovarians. Nilai determinan matriks kovarians yang sangat kecil (ectremely small) memberi indikasi adanya problem multikolinearitas atau singularitas.

d. Uji Validitas dan Reliabilitas

(51)

variabel-variabel teramati (indikator) terhadap variabel-variabel laten (faktor) merupakan estimasi validitas variabel-variabel teramati tersebut . Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajad sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk/faktor laten yang umum (Ferdinand, 2002 : 62). Reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance extracted. construct reliability dan variance extracted dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Construct reliability =

Variance extracted =

j

Hair et.al (1998) menyatakan bahwa sebuah konstruk mempunyai reliabilitas yang baik adalah jika :

Nilai Construct Reliability (CR) nya > 0,70 Nilai Variance Extracted (VE) nya > 0,50

3.5. Pengujian Model dengan One Step Approach

Salah satu keunggulan dan SEM dibandingkan metode regresi akan metode multivariate yang lain adalah penerapan prosedur SEM secara sekaligus terhadap sebuah model hybrid / full SEM (kombinasi antara model pengukuran dan model struktural). Penerapan prosedur SEM ini dikenal sebagai One Step Approach (Wijanto, 2008 : 68).

(52)

Permodelan SEM juga dapat dilakukan dengan pendekatan dua langkah (two step approach) yaitu pertama mengembangkan model pengukuran dan kedua adalah model struktural. Hal ini karena measurement model dilakukan untuk menghasilkan penilaian mengenai validitas konvergen (convergent validity) dan validitas diskriminan (discriminate validity) sedangkan model struktural menyajikan penilaian mengenai validitas prediktif (predictive validity) (Ferdinand, 2002 : 24).

3.6. Evaluasi Model

Dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai model (Hair et al, 1995 ; Joreskog & Sorbom, 1989; Long, 1983; Tabachnick & Fidell, 1996). Umumnya terdapat berbagai jenis pit index yang digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesakan dengan data yang disajikan. Dibawah ini adalah indeks kesesuaian dan cut off value yang digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak. Indeks tersebut antara lain :

1. X2 – Chi Square Statistic

(53)

berarti benar-benar tidak ada perbedaan Ho diterima) dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut off value sebesar p > 0,05 atau p > 0,10.

2. RMSEA (The Roof Mean Square Error of Approximation)

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi square statistic dalam sampel yang besar (Baum gartner & Hamburg, 1996). Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degrees of freedom (Brown & Cudeck, 1993)

3. GFI (Goodness of Fit index)

Indeks kesesuaian (fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populas yang terestimasikan (Benher, 1983; Tanaka & Huba, 1989). Nilai GFI berkisar antara O (poorfit) sampai (perfect fit) dan nilai GFI > 0,90 merupakan good fit (kecocokan yang baik), sedangkan 0,80 < GFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit. (Wijanto, 2008 : 53).

4. AGFI (Adjusted Goodness of Fit Indeks)

(54)

varians dalam sebuah matriks & kovarians sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik good overall model fit (baik) sedangkan besaran nilai antara 0,90 – 0,95 menunjukkan tingkatan cukup adequate (Hulland et al. 1996).

5. CMIN/DF

The minimum sample discrepancy function (CMIN) dibagi dalam degree of freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN/DF. Dalam hal lain adalah statistik chi square X2 dibagi DF nya sehingga disebut X2 relatif. Nilai X2 relatif kurang dari 20 atau bahkan kadang kurang dari 30 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data (Arbuckle, 1997).

6. TLI (Tucker Lewis Index)

TLI (Tucker Lewis Index) adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model (Bavengartner & Hamburg, 1996). Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan > 0,95 (Hair dkk, 1995) dan nilai yang sangat mendekati / menunjukkan a very good fit (Arbuckle, 1997).

7. CFI (Comparative Fit Index)

(55)

besarannya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model (Hulland et al 1996 : 35).

Tabel 3.1. Tabel Goodness of Fit Indices Goodness of

Fit Index

Keterangan Cut – Off

Value X2 – Chi square Menguji apakah covariance

populasi yang diestimasi sama dengan covariance sample (apakah model sesuai dengan data)

Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariance data dan matriks covariance yang diestimasi

Minimum 0,1 atau 0,2 atau > 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan

chi-square pada sample besar

< 0,08

GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sample yang dijelaskan oleh matriks covarians (populasi yang diestimasi) (analog dengan R2 dalam regresi berganda)

> 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan dengan DF

> 0,90

CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model

< 2,00

TLI Pembandingan antara model

yang diuji terhadap baselin model

> 0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sampel dan keunikan.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Bhattacherjee, A. (2002), Individual trust in online firms: Scale development

and Initial Test. Journal Management Information System.

Cowles, Deborah L., Kiecker, Pamela, & Little, Michael W. (2002), Using key

Informant Insights as a Foundation for e-retailing theory development.

Journal of Business Research 55

Doney, P.M., dan Cannon, J.P. (1997), An examination of the nature of trust in

buyer-seller relationships. Journal of Marketing April

Friedman, B., P.H. Kahn, Jr., dan Howe, D.C. (2000), Trust online. Communications of the ACM 43 Vol. 12.

Gefen, David., Karahanna, Elena dan Straub, Detmar W. (2003), Trust And Tam

In Online Shopping: An Integrated Model. MIS Quarterty.

Ghozali, Imam. (2005), Aplikasi Analisis Mutlivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga, BP Undip.

Huck. Schuyler W. (2000), Reading Statistics And Research. Third Edition, Addision Wesley Longman. Inc.

Jewels, Tony J., Timbrell, Greg T. (2001), Toward a definition of B2C dan B2B

e-commerce. Procedings of the Twelfth Australian on Information System. Jogiyanto H.M. (2004), Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman Pengalaman. BPFE-Yogyakarta.

Jarvenpaa, S.L., dan Tractinsky, N. (1999), Consumer trust in an Internet store:

Across-cultural Validation. Journal of Computer-Mediated Communication.

Kumar, N., Scheer, L.K. and Stenkamp, J.B.E.M., (1995), The Effect of

Suppliers Fairness on Vulnerable Resellers. Journal of Marketing Research.

(57)

McKnight,D.H,Choudhury,V.,dan Kacmar,C.(2002), Developing and Validating

Trust Measures for E-Commerce: An Integrative Typology. Information Systems Research 334-359

Murthy , Uday S. (2004), An Analysis of the Effects of Continuous Monitoring

Controls on e-Commerce System Performance. Journal Of Information Systems Vol. 18.

Pavlou, Paul A. (2003), Consumer Acceptance of Electronic Commerce:

Integrating Trust and Risk with theTechnology Acceptance Model. International Journal of Electronic Commerce.

Reichheld, F. F., dan Schefter. P. (2000), E-Loyalty: Your Secret Weapon on the

Web. Harvard Business.

Rodger, S., Harris, M.A. (2003), Gender and E-Commerce An Exploratory

Study. Journal of Advertising Research.

Raharja, R. A., Yunianto. A., Widyantoro W. (2001), Modul Pelatihan Adminis-

(58)

PENGARUH STRUCTURAL ASSURANCE DAN

PERCEIVED REPUTATION TERHADAP TRUST

PADA SISTEM E-COMMERCE DI

WWW.RIEZ_BUTIK.COM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Manajemen

Oleh :

LUCKY WAHYU SULISTIYO LESTARI

0612015032/ EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(59)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH STRUCTURAL ASSURANCE DAN

PERCEIVED REPUTATION TERHADAP TRUST

PADA SISTEM E-COMMERCE DI

WWW.RIEZ_BUTIK.COM

Yang diajukan

LUCKY WAHYU SULISTIYO LESTARI

0612015032/ EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi :

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Pandji Soegiono, MM Tanggal………

Mengetahui

Ketua Progdi Manajemen

(60)

SKRIPSI

PENGARUH STRUCTURAL ASSURANCE DAN

PERCEIVED REPUTATION TERHADAP TRUST

PADA SISTEM E-COMMERCE DI

WWW.RIEZ_BUTIK.COM

Yang diajukan

LUCKY WAHYU SULISTIYO LESTARI

0612015032/ EM

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Pandji Soegiono, MM Tanggal………

Mengetahui

Wakil Dekan IDrs. Ec. Saiful Anwar, MSi

NIP. 030 194 437

PENGARUH STRUCTURAL ASSURANCE DAN

PERCEIVED REPUTATION TERHADAP TRUST

(61)

Lucky Wahyu Sulistiyo Lestari

ABSTRAKSI

Internet merupakan media yang paling ekonomis untuk digunakan sebagai basis sistem informasi. Electronic Commerce (e-Commerce) sangat mendukung dalam peningkatan, pengembangan, suatu perusahaan. Dengan adanya e-commerce akan dapat memberikan suatu kelayakan bagi pihak manajemen dalam memproses berbagai sumberdaya yang digunakan. Diantara sumberdaya tersebut, e-commerce merupakan pendukung manajemen dalam proses pemasaran untuk mencapai tujuan. Hal tersebut dikarena e-commerce dapat merubah bentuk pelayanan yang semula harus datang langsung ke suatu instansi yang dituju ataupun melalui via telepon, tapi sekarang menjadi pelayanan yang on-line disetiap waktu dimanapun berada sehingga dapat memudahkan dalam menangani segala transaksi. Kepercayaan (trust) menjadi katalisator bagi transaksi penjual dan pembeli yang membuat konsumen memiliki harapan besar untuk puas terhadap hubungan tukar-menukar tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Structural Assurance dan Perceived Reputation terhadap Trust pada sistem E-Commerce di www.riez_butik.com

Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer, dan populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan e-commerce di riez butik yang dianalisis dengan menggunakan model Structural Equation Modelling (SEM).

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SEM (Stuctural Equation Modeling) dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : Faktor structural assurance berpengaruh terhadap trust pengguna e-commerce di Riez butik, Faktor perceived reputation tidak berpengaruh terhadap trust pengguna e-commerce di Riez butik

Key word : structural assurance, perceived reputation and trust

(62)

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Riez Butik

Internet membuat segalanya menjadi tanpa batas. Komunikasi

bisa dilakukan dengan siapa pun dan dimana pun mereka berada. Bisa

dibayangkan apabila membuka toko yang menjual busana dan aksesoris di

internet. Mungkin saja muncul pelanggan yang keberadaannya ada di

belahan dunia lain. Betapa besar pasar yang dimilikinya. Hal tersebutlah

yang dilakukan tiga sekawan ini, Lilian, dan Khariez. Mereka membuat

boutique on line, Riez pada bulan Desember 2005 yang lalu. Boutique yang

menjual busana, sepatu dan aksesoris.

Bisnis ini melayani penjualan busana, sepatu dan aksesoris. Pada

awalnya barang ini hanya merupakan sisa shoping saat travelling, terus

dijual ke teman-teman. Tapi kemudian berkembang menjadi boutique yang

menjual barang-barang yang diambil dari Thailand, Hongkong, dan

lain-lain.

Proses transaksinya mudah, tinggal mengikuti alur system yang

ada. Jika ada baju atau produk yang dimininati segera isi keranjang anda

dengan menekan tombol "ADD TO CART" dan ikuti langkah-langkah

berikutnya. Untuk konfirmasi, melalui YM(spency_chuchu@yahoo.com).

(63)

51

pembayaran. Cara pembayaran bisa melalui transfer melalui atm Bank BCA

atau Bank Mandiri.

Riez butik, adalah sebuah online butik. Awalnya menggunakan

"MULTIPLY.COM" sebagai basis online boutique-nya. Tapi melihat

animo/minat para sahabat, pelanggan, customers yang sangat welcome dan

permintaan produk Riez butik yang sangat banyak, akhirnya Riez butik

memutuskan untuk membuka dan mencoba lebih serius dan lebih baik lagi

melayani customers sekalian dengan suatu website : www.riez_butik.com.

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Gambaran statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran

jawaban responden berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap

(64)

52

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Dalam Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 110 responden 84 responden (76%)

adalah perempuan, 26 responden (24%) laki-laki.

Tabel 4.1

Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-Laki 26 24

Perempuan 84 76

Total 110 100 Sumber : Lampiran

b. Deskripsi responden berdasarkan kelompok umur

Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden adalah yang berumur sekitar

25–35 tahun sejumlah 40 orang (36%), selanjutnya responden yang berusia

36–45 tahun sejumlah 24 orang (22%), selanjutnya responden yang berusia

lebih dari 46-55 tahun sejumlah 26 orang (24%) dan yang terakhir adalah

responden yang berusia 55 tahun sebanyak 20 orang (18%).

Tabel 4.2

Identitas Responden Menurut Umur

(65)

53

c. Deskripsi responden berdasarkan kelompok pendidikan

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden terbesar adalah berpendidikan

D3 sebanyak 72 orang (72%), selanjutnya responden yang berpendidikan D1

dan S1 masing-masing sebanyak sejumlah 12 orang (12%), selanjutnya

responden sedikit adalah SMU sejumlah 4 orang (4%).

Tabel 4.3

Identitas Responden Menurut Pendidikan

No Jabatan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. SMU 4 4

4.2.2. Uji Outlier Multivariate

Tabel 4.4. Hasil Uji Outlier Multivariate

Minimum Maximum Mean Std.

Deviation N

Predicted Value 10.080 103.260 55.500 18.880 110

Std. Predicted Value -2.406 2.530 0.000 1.000 110

Stand. Error of Predicted V. 5.911 13.226 8.832 1.493 110

Adjusted Predicted Value 10.090 112.060 55.320 19.280 110

Residual -53.962 65.870 0.000 25.711 110

Std. Residual -1.990 2.429 0.000 0.948 110

Centered Leverage Value 0.038 0.229 0.100 0.037 110

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel diatas, setelah dilakukan pengujian ditemukan

Tidak terdapat outlier multivariat [antar variabel], karena MD Maksimum

24,940 < 31,264. Oleh karena itu diputuskan dalam penelitian tidak terdapat

(66)

54

4.2.3. Uji Reliabilitas

Koefisien cronbach’s alpha dihitung untuk mengestimasi

reliabilitas setiap skala. Sementara itu item to total correlation digunakan

untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi item-item yang

kehadirannya akan memperkecil koefisien cronbach’s alpha yang dihasilkan.

Tabel 4.5. Pengujian Reliability Consistency Internal Konstrak Indikator Item to Total

Correlation

Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi

reliabilitas setiap skala [variabel atau indikator observasian]. Sementara itu

item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan

mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien

Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.

Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada

indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena

nilai item to total correlation indikator belum seluruhnya ≥ 0,5. Indikator

yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha.

(67)

55

Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap

construct di atas menunjukkan hasil kurang baik dimana koefisien

Cronbach’s Alpha yang diperoleh belum seluruhnya memenuhi rules of

thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 [Hair et.al.,1998].

4.2.4. Uji Validitas

Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas

Konstrak Indikator Faktor Loading

1 2 3 4

Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa

factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap

construct belum seluruhnya ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap

konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya kurang baik.

4.2.5. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal crobach’s alpha,

perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance eztracted.

Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan

memberikan penelitian kepercayaan diri yang lebih besar bahwa

Gambar

Gambar. Pengguna Internet di Indonesia (2008)
Tabel 1.1. laporan keluhan tahun 2006 sampai 2009
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Tabel 3.1. Tabel Goodness of Fit Indices
+7

Referensi

Dokumen terkait

For a large class of equations that we shall study in detail in the present book, we will find a number of “independent” solutions equal to the order of the differential equation..

Menilai hasil penelitian atau hasil pemikiran dosen yang diterbitkan pada Majalah llmiah.. Nasional dan

The conclusion from this research is that the internet utilization has successfully improved the sector of entrepreneurship in Indonesia, using the case of Kampung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan Akuntansi, Pengalaman dalam Informasi Akuntansi dan Skala Usaha secara parsial dan simultan terhadap

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan historis yang bertujuan untuk mendiskripsikan peristiwa yang terjadi pada tahun 1929-1931 di Jawa

[r]

Dengan adanya perancangan di gedung Puspa Iptek diharapkan dapat menjadi jawaban dalam usaha untuk melakukan komunikasi yang baik kepada setiap pengunjung

36 Maranatha Christian University In the fifth data, the word better is also made unfinished so that consumers do not know “ feel better than which situation ?” Thus,