• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Peningkatan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri ( PTK bagi Siswa Kelas VII Semester Gasal SMP Negeri 2 Ngemplak Tahun 2013/2014 ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Peningkatan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri ( PTK bagi Siswa Kelas VII Semester Gasal SMP Negeri 2 Ngemplak Tahun 2013/2014 )."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pelajaran matematika, diperlukan kemampuan pemecahan masalah sehingga siswa lebih mengetahui tentang keterkaitan ilmu yang dipelajari dengan kegiatan sehari-harinya. Implikasinya, hasil belajar siswa akan lebih baik apabila siswa sering dihadapkan pada suatu masalah. Pemecahan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran matematika, sehingga hampir di semua Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dijumpai penegasan diperlukannya kemampuan pemecahan masalah.

Pentingnya kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran juga tertera pada pernyataan Nurdalilah, dkk (2010) bahwa pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang tidak rutin. Pemecahan masalah meliputi memahami masalah, merancang pemecahan masalah, menyelesaikan masalah, memeriksa hasil kembali. karena itu pemecahan masalah merupakan suatu tingkat aktivitas intelektual.

(2)

matematika, melainkan juga bagi mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan gambaran yang tampak dalam bidang pendidikan di Indonesia selama ini, pembelajaran matematika masih menekankan pada hafalan-hafalan dan latihan-latihan soal yang bersifat algoritma dan rutin saja.

Hal ini dikarenakan aktivitas pemecahan masalah merupakan aktivitas mental tingkat tinggi sehingga sulit untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Kemampuan berpikir kreatif mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan kemampuan pemecahan masalah. Seseorang yang mempunyai kemampuan berpikir kreatif tidak hanya mampu memecahakan masalah-masalah yang dihadapinya, tetapi juga mampu melihat berbagai alternatif dari pemecahan masalah itu.

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah model pembelajaran kreatif produktif sehingga memungkinkan meningkatnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, sedangkan dewasa ini, model pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, perlu adanya suatu penelitian untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa manakah yang lebih baik antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kreatif produktif dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional.

(3)

konvensional adalah pengajaran yang diberikan oleh guru kepada sejumlah murid secara bersama-sama dengan cara yang telah biasa dipakai secara lesan dari seseorang kepada sejumlah pendengar disuatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjadi hanya satu arah, dari pembicara kepada pendengar. Dengan kata lain metode konvensional adalah suatu pengajaran yang dilakukan dengan cara lama yang mengandalkan sistem ceramah.

Menurut Hudojo (2005:134-140) pemecahan masalah memuat empat indikator, 1) Pemahaman terhadap masalah, yaitu mengidentifikasi apa yang hendak dicari. 2) Perencanaan penyelesaian masalah. 3) Melaksanakan perencanaan penyelesaian masalah. 4) Melihat kembali penyelesaian, melihat kembali penyelesaian yang telah diperoleh dalam empet komponen, yaitu mengecek hasil, menginterpasikan jawaban yang diperoleh, mencari adakah cara lain untuk mendapatkan penyelesaian yang sama, mencari adakah penyelesaian yang lain. Depdiknas (2006: 416-417) menyatakan bahwa memecahkan masalah meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

(4)

melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan.

Hasil observasi awal di SMP N 2 Ngemplak diperoleh kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar matematika siswa bervariasi. Kemampuan pemecahan masalah matematika dari 32 siswa memahami masalah sebanyak 7 siswa (21,87 %), merumuskan penyelesaian masalah sebanyak 11 siswa (34,37 %), melaksanakan penyelesaian masalah sesuai rencana sebanyak 13 siswa (40,62%), melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan sebanyak 6 siswa (18,75 %).

Sedangkan minimnya hasil belajar siswa dilihat dari kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri yang nilainya masih kurang dari Kriteria Kentutasan Minimal (KKM) sebanyak 7 siswa (21,87 %). Adapun nilai KKM mata pelajaran matematika pada SMP Negeri2 Ngemplak Boyolali yaitu 75. Akar penyebab bervariasinya tingkat kemampuan pemecahan masalah bisa bersumber dari guru, siswa, alat atau media pembelajaran, dan atau lingkungan.

(5)

Akar penyebab yang bersumber dari alat yaitu minimnya peralatan belajar siswa. Yang berakibat kemalasan siswa untuk belajar matematika secara mandiri. Akar penyebab yang bersumber dari lingkungan yaitu kurang sesuainya keadaan atau kondisi lingkungan di sekitar siswa. Misal, lingkungan keluarga yang kurang harmonis dapat menyebabkan siswa kurang konsentrasi dalam belajar. Sehingga siswa cenderung lebih memikirkan untuk mendapatkan kesenangan diri daripada belajar.

Berdasarkan akar penyebab yang diuraikan di atas dapat dimaknai bahwa akar penyebab yang paling dominan bersumber dari guru. Guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional sehingga siswa merasa bosan dan tidak bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Alternatif tindakan yang ditawarkan yaitu strategi pembelajaran Inkuiri. Strategi pembelajaran inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif, seperti dikemukakan oleh Sanjaya (2008: 195). Menurut aliran ini, belajar pada hakikatnya adalah proses mental dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara optimal.

(6)

Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi hingga minat belajar meningkat, f) Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks, g) Metode ini melatih siswa untuk lebih belajar sendiri.

Berdasarkan keunggulan inkuiri diduga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar matematika siswa. Penerapan strategi Inkuiri dalam pembelajaran matematika melibatkan siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalahnya, dengan meningkatnya kemampuan pemecahan masalah siswa, diharapkan hasil belajar siswa menjadi lebih meningkat. Peningkatan ini diamati dari indikator pemecahan masalah belajar siswa dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa.

B. Rumusan Masalah

1. Adakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika setelah dilakukan pembelajaran matematika melalui strategi Inkuiri di kelas VII F SMP Negeri 2 Ngemplak?

(7)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini mengkaji dan mendiskripsikan tentang peningkatkan

kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar matematika di SMP

Negeri 2 Ngemplak.

2. Tujuan Khusus

a. Mengkaji dan mendeskripsikan peningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika di SMP Negeri 2 Ngemplak Semester gasal tahun ajaran 2013/2014 menggunakan strategi Inkuiri.

b. Mengkaji dan mendiskripsikan peningkatkan hasil belajar

matematika di SMP Negeri 2 Ngemplak semester gasal tahun

ajaran 2013/2014 dengan strategi inkuiri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan sumbangan terhadap pengetahuan baru tentang peningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar siswa melalui strategi inkuiri.

b. Sebagai dasar untuk penelitian berikutnya yang sejenis.

2. Manfaat praktis

(8)

memproses materi ajarannya dan mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pelajarannya.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar matematika.

Referensi

Dokumen terkait

Program home visit dalam penelitian ini adalah program alternatif pendidikan dan pengembangan anak usia dini yang ditujukan untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan

White spot disebabkan oleh parasit yang diberi nama Ichtyophtirius multifilis. Parasit ini diketahui terdiri dari beberapa strain. Ichtyophtirius multifilis memiliki selang

Dan kinerja lembaga pemasaran kakao rakyat di Kabupaten Padang Pariaman belum baik, yang diindikasikan oleh : (1) besarnya marjin pemasaran, (2) kecilnya bagian harga

[r]

îòìòïì Õ´¿-·º·µ¿-· Õ«¿´·¬¿- Õ»®«-¿µ¿² òòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòò êë

Sehubungan dengan latar belakang dan permasalahan yang dihadapi, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah

Hasil penelitian ini memberikan informasi mengenai perbedaan perilaku prososial antara remaja yang mempunyai locus of control internal dengan locus of control eksternal,

Nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,548 atau 54,8%, artinya variasi dari variabel prestasi kerja karyawan dapat diterangkan oleh variabel program kesejahteraan dan