• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Epidemi Discrete Time Markov Chains (DTMC) Susceptible Infected Susceptible (SIS) Dua Penyakit Pada Dua Daerah JURNAL. JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Epidemi Discrete Time Markov Chains (DTMC) Susceptible Infected Susceptible (SIS) Dua Penyakit Pada Dua Daerah JURNAL. JURNAL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

MODEL EPIDEMI

DISCRETE TIME

MARKOV

CHAINS

(

DTMC

)

SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE

(

SIS

)

DUA PENYAKIT PADA DUA DAERAH

Eka Lismawati, Respatiwulan, dan Purnami Widyaningsih Program Studi Matematika FMIPA UNS

Abstrak. Model epidemisusceptible infected susceptible(SIS) merupakan model

epi-demi yang menggambarkan pola penyebaran penyakit dengan karakteristik individu yang telah sembuh dapat terinfeksi penyakit kembali karena tidak memiliki sistem kekebalan tubuh permanen. Model epidemi SIS yang ditinjau dalam selang waktu diskrit dan mengikuti proses Markov digambarkan dengan model epidemidiscrete time Markovchains (DTMC). Individususceptible dapat terinfeksi lebih dari satu penya-kit. Selain itu, dimungkinkan terjadinya perpindahan individu dari daerah satu ke daerah lain. Dengan demikian, model epidemiDTMC SISdapat dikembangkan untuk dua penyakit dan dua daerah. Tujuan penelitian ini adalah menurunkan ulang dan menerapkan model epidemiDTMC SIS dua penyakit pada dua daerah. Model epide-miDTMC SIS dua penyakit pada dua daerah membahas proses infeksi dan dispersal. Pada proses infeksi disajikan probabilitas transisi individu susceptible dan infected pada masing-masing daerah, sedangkan pada proses dispersal disajikan probabilitas transisi individususceptibledaninfecteddari daerah satu ke daerah dua. Dari penera-pan model diperoleh banyaknya individususceptiblesemakin lama semakin menurun, sedangkan banyaknya individuinfected semakin lama semakin meningkat.

Kata kunci : epidemi, DTMC, SIS, dua penyakit, dua daerah

1.

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan

dapat terganggu karena adanya penyakit. Penyakit digolongkan menjadi dua

yaitu penyakit menular dan tidak menular. Penyebaran penyakit menular yang

cepat dan terjadi dalam kurun waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya

epidemi. Epidemi dapat dinyatakan dalam model matematika (Hethcote [5]).

Penyakit menular yang memiliki pola penyebaran dengan karakteristik

in-dividu yang telah sembuh dapat terinfeksi kembali, karena tidak memiliki sistem

kekebalan tubuh permanen. Pola penyebaran tersebut dapat dinyatakan dengan

model epidemi

susceptible infected susceptible

(

SIS

) (Allen [2]). Kondisi

indi-vidu model epidemi

SIS

dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok

susceptible

(

S

) dan

infected

(

I

). Kelompok individu yang sehat tetapi rentan penyakit

dise-but kelompok

susceptible

dan kelompok individu terinfeksi penyakit yang dapat

menularkan penyakit disebut kelompok

infected

. Banyaknya individu

susceptible

(2)

commit to user

individu

susceptible

dan

infected

pada waktu

t

+ 1 diasumsikan hanya

bergan-tung pada banyaknya individu

susceptible

dan

infected

pada waktu

t

, sehingga

kejadian ini dapat dipandang sebagai proses Markov. Menurut Allen [1], pola

penyebaran penyakit dengan karakteristik

SIS

yang ditinjau dalam selang waktu

diskrit dan mengikuti proses Markov digambarkan sebagai model epidemi

discrete

time

Markov

chains

(

DTMC

)

SIS

.

Menurut Allen dan Kirupaharan [3], individu

susceptible

dapat

terinfek-si satu atau lebih penyakit melalui kontak langsung dengan individu

infected

.

Penyebaran penyakit juga dapat terjadi pada satu atau lebih daerah, dikarenakan

terjadi perpindahan individu dari satu daerah ke daerah yang lain. Selanjutnya

Allen

et al.

[4] mengembangkan model epidemi

DTMC SIS

untuk beberapa

penyakit pada dua daerah. Pada penelitian ini dilakukan penurunan ulang dan

penerapan model epidemi

DTMC SIS

dua penyakit pada dua daerah.

2.

MODEL EPIDEMI

DTMC SIS

SATU PENYAKIT

Pada tahun 2003, Allen [1] memperkenalkan model epidemi

DTMC SIS

.

Model epidemi

DTMC SIS

menggambarkan pola penyebaran penyakit dengan

karakteristik individu yang sembuh dapat terinfeksi kembali karena tidak

memi-liki sistem kekebalan tubuh permanen. Terdapat empat asumsi pada model

epide-mi

DTMC SIS

satu penyakit yaitu ukuran populasi

N

konstan, populasi

bercam-pur secara homogen, laju kelahiran dan kematian sama, serta individu yang lahir

merupakan individu yang sehat tetapi rentan penyakit. Variabel random

S

(

t

)

dan

I

(

t

) menyatakan banyaknya individu pada kelompok

susceptible

dan

infect-ed

pada waktu

t

. Berdasarkan asumsi, jika populasi konstan sejumlah

N

maka

S

(

t

) +

I

(

t

) =

N

. Jika

S

(

t

) =

s

dan

I

(

t

) =

i

, dengan

s

dan

i

menyatakan

state

,

maka fungsi probabilitas bersama untuk

S

(

t

) dan

I

(

t

) adalah

p

(s,i)

(

t

) =

P

{

S

(

t

) =

s, I

(

t

)) =

i

}

,

dengan

s, i

= 0

,

1

,

2

, . . . , N

dan

t

= 0

,

t,

2∆

t, . . .

.

Perubahan banyaknya individu

susceptible

dan

infected

pada selang waktu

t

disebut transisi. Selang waktu ∆

t

diambil cukup kecil, sehingga paling banyak

ada satu individu yang bertransisi yaitu bernilai

1 jika berkurang, 0 jika tetap,

atau 1 jika bertambah. Pada selang waktu ∆

t

, jika perubahan banyaknya

in-dividu

susceptible

dan

infected

berturut-turut adalah

h

dan

j

, dengan

h

dan

(3)

commit to user

probabilitas transisi sebagai

p

(s+h,i+j),(s,i)

(∆

t

) =

βis

N

t,

(

h, j

) = (

1

,

1);

γi

t,

(

h, j

) = (1

,

1);

δi

t,

(

h, j

) = (0

,

1);

1

(

βis

N

+

γi

+

δi

)

t,

(

h, j

) = (0

,

0);

0

,

(

h, j

) yang lain,

dengan

δ

laju kelahiran yang sama nilainya dengan laju kematian,

β

laju kontak,

dan

γ

laju kesembuhan.

3.

MODEL EPIDEMI

DTMC SIS

DUA PENYAKIT

Menurut Allen

et al.

[4], model epidemi

DTMC SIS

dapat dikembangkan

pada dua penyakit, dengan asumsi pada selang waktu ∆

t

hanya ada satu penyakit

yang menginfeksi, setelah sembuh dari penyakit tersebut, individu

susceptible

dapat terinfeksi penyakit kedua. Variabel random

S

(

t

) dan

I

k

(

t

) menunjukkan

banyaknya individu

susceptible

dan

infected

oleh penyakit

k

pada waktu

t

, dengan

k

= 1 dan 2. Asumsi yang digunakan pada model epidemi

DTMC SIS

dua

penyakit sama dengan model epidemi

DTMC SIS

. Jika

S

(

t

) =

s

,

I

k

(

t

) =

i

k

, dan

perubahan banyaknya individu

infected

oleh penyakit

k

dalam selang waktu ∆

t

adalah

j

k

, dengan

j

k

=

1

,

0

,

1, maka model epidemi

DTMC SIS

dua penyakit

adalah

p

(s+h,ik+jk),(s,ik)

(∆

t

) =

β

kiNk

s

t,

(

h, j

k

) = (

1

,

1);

γ

k

i

k

t,

(

h, j

k

) = (1

,

1);

δ

k

i

k

t,

(

h, j

k

) = (0

,

1);

1

a

(

h, j

k

) = (0

,

0);

0

,

(

h, j

k

) yang lain,

dengan

a

= (

β1s

N

i

1

+

γ

1

i

1

+

δ

1

i

1

+

β2s

N

i

2

+

γ

2

i

2

+

δ

2

i

2

)∆

t

, dimana

δ

k

, β

k

, γ

k

merupakan

laju kelahiran yang sama nilainya dengan laju kematian, laju kontak, serta laju

kesembuhan penyakit

k

.

4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Model Epidemi

DTMC SIS

Dua Penyakit pada Dua Daerah.

Menu-rut Allen

et al.

[4], selain dapat dikembangkan pada dua penyakit, model epidemi

(4)

commit to user

terdapat dua proses yaitu proses infeksi dan dispersal. Proses infeksi membahas

kontak antar individu

susceptible

dan individu

infected

yang hanya terjadi pada

daerah yang sama. Proses dispersal membahas perpindahan individu dari daerah

satu ke daerah dua.

Variabel random pada model epidemi

DTMC SIS

dua penyakit dua daerah

yaitu

S

d

(

t

) dan

I

dk

(

t

), dengan

S

d

(

t

)

, I

dk

(

t

)

∈ {

0

,

1

,

2

, . . . , N

}

. Notasi

S

d

(

t

)

me-nunjukkan banyaknya individu

susceptible

pada daerah

d

saat

t

, dengan

d

= 1

dan 2. Notasi

I

dk

(

t

) menunjukkan banyaknya individu

infected

oleh penyakit

k

pada daerah

d

saat

t

. Notasi

N

1

dan

N

2

menunjukkan banyaknya individu

pada masing-masing daerah, dimana

N

1

dan

N

2

konstan. Jika

S

d

(

t

) =

s

d

dan

I

dk

(

t

) =

i

dk

, maka fungsi probabilitas bersama dari variabel random

S

d

(

t

) dan

I

dk

(

t

) adalah

p

(sd,idk)

(

t

) =

P

{

S

d

(

t

) =

s

d

, I

dk

(

t

) =

i

dk

}

,

dengan

s

d

, i

dk

= 0

,

1

,

2

, . . . , N

dan

t

= 0

,

t,

2∆

t, . . .

.

Jika perubahan banyaknya individu

susceptible

dan

infected

pada selang

waktu ∆

t

berturut-turut adalah

h

d

dan

j

dk

, maka perpindahan

state

s

d

ke

state

s

d

+

h

d

dan dari

state

i

dk

ke

state

i

dk

+

j

dk

disebut transisi. Probabilitas transisi

s

d

menuju

s

d

+

h

d

dan

i

dk

menuju

i

dk

+

j

dk

adalah

p

(sd+hd,idk+jdk),(sd,idk)

(∆

t

) =

P

{

(

S

d

(

t

+ ∆

t

)

, I

dk

(

t

+ ∆

t

)) = (

s

d

+

h

d

, i

dk

+

j

dk

)

|

(

S

d

(

t

)

, I

dk

(

t

)) = (

s

d

, i

dk

)

}

.

Bertambahnya individu

infected

menunjukkan terjadinya transisi

state

(

s

d

, i

dk

)

ke

state

(

s

d

1

, i

dk

+1). Transisi ini terjadi dikarenakan adanya penularan

penya-kit oleh individu

infected

kepada individu

susceptible

. Jika terdapat sebanyak

i

dk

individu

infected

dalam populasi

N

d

, maka probabilitas individu

infected

yang

melakukan kontak dengan individu

susceptible

sebesar

idk

Nd

. Jika besarnya laju

kontak penyakit

k

pada daerah

d

dimisalkan

β

dk

, maka probabilitas transisi dari

state

(

s

d

, i

dk

) ke

state

(

s

d

1

, i

dk

+ 1) adalah

p

(sd−1,idk+1),(sd,idk)

(∆

t

) =

β

dk

i

dk

N

d

s

d

t.

Jika satu individu

infected

oleh penyakit

k

sembuh maka terjadi transisi

dari

state

(

s

d

, i

dk

) ke

state

(

s

d

+ 1

, i

dk

1). Transisi ini mengakibatkan

penamba-han individu pada kelompok

susceptible

. Jika laju kesembuhan penyakit

k

pada

daerah

d

dimisalkan

γ

dk

, maka besarnya probabilitas transisi dari

state

(

s

d

, i

dk

)

ke

state

(

s

d

+ 1

, i

dk

1) adalah

(5)

commit to user

Jika terjadi pengurangan individu pada kelompok

infected

oleh penyakit

k

, tetapi tidak terjadi penambahan individu pada kelompok

susceptible

, maka

individu

infected

oleh penyakit

k

meninggal. Hal ini berarti terjadi transisi dari

state

(

s

d

, i

dk

) ke

state

(

s

d

, i

dk

1). Jika laju kematian penyakit

k

pada daerah

d

dimisalkan

δ

dk

, maka probabilitas transisi dari

state

(

s

g

d, i

dk

) ke

state

(

s

d

, i

dk

1)

adalah

p

(sd,idk−1),(sd,idk)

(∆

t

) =

δ

dk

i

dk

t.

Tidak adanya penambahan maupun pengurangan banyaknya individu

pa-da masing-masing kelompok berarti tipa-dak terjadi perubahan

state

. Besarnya

probabilitas tidak terjadi perubahan dalam selang waktu ∆

t

dapat dituliskan

sebagai

p

(sd,idk),(sd,idk)

(∆

t

) = 1

(

β

d1

s

d

N

d

i

d1

+

γ

d1

i

d1

+

δ

d1

i

d1

+

β

d2

s

d

N

d

i

d2

+

γ

d2

i

d2

+

δ

d2

i

d2

)

t,

dengan

s

d

+

i

d1

+

i

d2

∈ {

0

,

1

,

2

, . . . , N

d

}

.

Misal diambil

b

= (

βd1sd

Nd

i

d1

+

γ

d1

i

d1

+

δ

d1

i

d1

+

βd2sd

Nd

i

d2

+

γ

d2

i

d2

+

δ

d2

i

d2

)∆

t

,

maka model epidemi

DTMC SIS

dua penyakit dua daerah pada proses infeksi

adalah

p(sd+hd,idk+jdk),(sd,idk)(∆t) =           

         

βdkiNdkdsd∆t, (hd, jdk) = (−1,1);

γdkidk∆t, (hd, jdk) = (1,−1);

δdkidk∆t, (hd, jdk) = (0,−1);

1−b, (hd, jdk) = (0,0);

0, (hd, jdk) yang lain,

(4.1)

dengan

β

dk

,

γ

dk

, dan

δ

dk

bernilai positif.

Setelah proses infeksi, pada model epidemi

DTMC SIS

dua penyakit dua

daerah dibahas mengenai proses dispersal. Proses dispersal yaitu proses

ter-jadinya perpindahan individu dari daerah satu ke daerah dua atau sebaliknya.

Pada proses ini, populasi

N

1

dan

N

2

konstan. Dengan demikian, jika terjadi

perpindahan individu dari daerah satu ke daerah dua maka juga terjadi

perpin-dahan individu dari daerah dua menuju daerah satu, sebanyak individu yang

pindah. Jika probabilitas perpindahan individu

susceptible

dari daerah satu ke

daerah dua sebesar

p

d

, maka probabilitas tidak terjadi perpindahan di daerah

satu sebesar 1

p

d

. Jika probabilitas perpindahan individu

infected

dari daerah

satu ke daerah dua sebesar

q

dk

, maka probabilitas tidak terjadi perpindahan di

(6)

commit to user

daerah pada proses dispersal untuk individu

susceptible

dan

infected

berturut-turut adalah

p

=

{

p

d

,

1

p

d

,

(4.2)

dan

q

=

{

q

dk

,

1

q

dk

.

(4.3)

4.2.

Penerapan.

Pada penerapan ini nilai parameter yang diberikan mengacu

pada Allen

et al.

[4]. Pada proses infeksi, diketahui laju kontak

β

11

= 0

.

1,

β

12

=

0

.

05,

β

21

= 0

.

05,

β

22

= 0

.

075, laju kesembuhan

γ

11

= 0

.

05,

γ

12

= 0

.

025,

γ

21

=

0

.

033,

γ

22

= 0

.

05, laju kematian

δ

dk

= 0. Diberikan nilai awal

I

11

(0) =

I

12

(0) =

I

21

(0) =

I

22

(0) = 1 dan

S

1

(0) =

S

2

(0) = 98. Diketahui ukuran populasi

N

= 200,

N

1

= 100 dan

N

2

= 100. Penyebaran penyakit dapat dilihat dari banyaknya

individu

susceptible

dan

infected

setiap waktu. Berdasarkan persamaan (4.1),

penyebaran penyakit selama 600 satuan waktu disajikan pada Gambar 1.

S1I11I12

0 84 600

7 44 49 98

(a)

t

S t1( )

I11( )t

I12( )t

0 346 600

42 36 98

22

(b) S2I21I22

t

S t2( )

I21( )t

[image:6.595.100.510.224.488.2]

I22( )t

Gambar 1. Banyaknya individu (a)S1I11I12dan (b) S2I21I22dari proses infeksi model

epidemi DTMC SIS dua penyakit dua daerah dalam 600 satuan waktu

Dari Gambar 1 (a) terlihat bahwa banyaknya individu

susceptible

pada

wak-tu ke-84 wak-turun menjadi 7, karena individu

susceptible

terinfeksi penyakit. Waktu

ke-84 sampai dengan waktu ke-600, banyaknya individu

susceptible

mengalami

fluktuasi pada angka 5 sampai 9, sehingga diambil angka rata-ratanya yaitu 7.

Dengan demikian, dianggap bahwa banyaknya individu

susceptible

tetap mulai

waktu ke-84 yaitu sebanyak 7. Bersamaan dengan penurunan banyaknya individu

susceptible

, terjadi kenaikan banyaknya individu

infected

. Banyaknya individu

(7)

commit to user

satu dan dua dianggap tetap mulai waktu ke-84 yaitu berturut-turut sebanyak

44 dan 49.

Gambar 1 (b) menunjukkan bahwa banyaknya individu

susceptible

semula

98 turun menjadi 22 pada waktu ke-346, kemudian mengalami fluktuasi

sam-pai waktu ke-600 pada angka 18 samsam-pai 26, sehingga diambil rata-ratanya yaitu

22. Dengan demikian, banyaknya individu

susceptible

dianggap tetap mulai

wak-tu ke-346. Pada wakwak-tu ke-346, banyaknya individu

infected

oleh penyakit satu

meningkat dari nilai awal sampai 42, kemudian mengalami fluktuasi sampai

wak-tu ke-600 pada angka 39 sampai 45, sehingga diambil angka rata-ratanya yaiwak-tu

42. Banyaknya individu

infected

oleh penyakit dua meningkat dari nilai awal

sampai 36, kemudian mengalami fluktuasi pada angka 31 sampai 40, sehingga

diambil angka rata-ratanya yaitu 36. Dengan demikian, banyaknya individu

in-fected

dianggap tetap mulai waktu ke-346 sebesar 42 untuk penyakit satu dan 36

untuk penyakit dua.

Untuk mengamati perubahan banyaknya individu

infected

I

11

,

I

12

,

I

21

, dan

I

22

setiap waktu, maka disajikan penyebaran penyakit dalam 10 satuan waktu

pada Gambar 2.

0 1 3 5 7 9

1 3 5 7 9

0 1 3 5 7 9

1 3 5 7 9

(a) (b)

I12

I11 I21I22

t t

I11( )t

I12( )t

I21( )t

I22( )t

Gambar 2. Banyaknya individu (a)I11I12 dan (b)I21I22 dari proses infeksi model

epidemi DTMC SIS dua penyakit dua daerah dalam 10 satuan waktu

Dari Gambar 2 dapat dihitung probabilitas transisi penyebaran penyakit

dengan menggunakan persamaan (4.1). Dari Gambar 2 (a) terdapat perubahan

banyaknya individu

infected

, dari

I

11

(1) = 1 ke

I

11

(2) = 2, berarti dalam selang

waktu satu waktu terjadi transisi yaitu individu

susceptible

terinfeksi oleh

penya-kit satu. Transisi dari

I

11

(1) = 1 ke

I

11

(2) = 2 dihitung dengan menggunakan

persamaan (4.1), diperoleh probabilitas transisi sebesar 0

.

098. Dari Gambar 2 (b)

terdapat perubahan banyaknya individu

infected

, dari

I

21

(2) = 1 ke

I

21

(3) = 2.

Probabilitas transisi dari

I

21

(2) = 1 ke

I

21

(3) = 2 adalah sebesar 0

.

049. Dengan

[image:7.595.98.511.145.535.2]
(8)

commit to user

Berikut diberikan probabilitas perpindahan individu pada proses dispersal

yang mengacu pada Allen

et al.

[4]. Diberikan probabilitas perpindahan

indi-vidu

susceptible

yaitu

p

d

= 0

.

01. Allen

et al.

mengasumsikan bahwa individu

infected

tidak melakukan perpindahan dari daerah satu menuju daerah dua atau

sebaliknya, sehingga probabilitas perpindahan individu

infected

yaitu

q

dk

= 0.

Dengan

p

d

yang diberikan, diperoleh probabilitas tidak terjadi perpindahan

indi-vidu

susceptible

sebesar 1

p

d

= 0

.

99

.

5.

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil dua kesimpulan.

(1) Model epidemi

DTMC SIS

dua penyakit pada dua daerah dituliskan pada

persamaan (4.1), (4.2), dan (4.3).

(2) Penerapan yang mengacu pada Allen menunjukkan pola penyebaran

mo-del epidemi

DTMC SIS

dua penyakit dua daerah. Daerah satu, pada

wak-tu ke-84, banyaknya individu

susceptible

menurun menjadi 7, banyaknya

individu

infected

oleh penyakit satu meningkat dari nilai awal menjadi 44,

dan banyaknya individu

infected

oleh penyakit dua mengalami kenaikan

dari nilai awal sampai 49. Daerah dua, pada waktu ke-346, banyaknya

individu

susceptible

semula 98 turun menjadi 22, banyaknya individu

in-fected

oleh penyakit satu meningkat dari nilai awal menjadi 42, sedangkan

banyaknya individu

infected

oleh penyakit dua meningkat dari nilai awal

sampai 36.

Daftar Pustaka

[1] Allen, L. J. S., An Introduction to Stochastic Epidemic Models, Texas Tech University,

Texas, 2008.

[2] Allen, L. J. S.,An Introduction to Stochastic Processes with Applications to Biology,

Pren-tice Hall, Upper Saddla River, New Jersey, 2003.

[3] Allen, L. J. S. and N. Kirupaharan,Asymptotic Dynamics of Deterministic and Stochastic

Epidemic Models with Multiple Pathogens, International Journal of Numerical Analysis

and Modeling 2 (2005), no. 3, 329-344.

[4] Allen, L. J. S., N. Kirupaharan, and S. M. Wilson, SIS Epidemic Models with Multiple

Pathogen Strains, Journal of Difference Equations and Applications 10 (2004), no. 1,

53-75.

[5] Hethcote, H. W.,The Mathematics of Infectious Diseases, SIAM Review 42 (2000), no. 4,

Gambar

Gambar 1. Banyaknya individu (a) S 1I11I12 dan (b) S2I21I22 dari proses infeksi model
Gambar 1 (b) menunjukkan bahwa banyaknya individu susceptible semula

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini yang berjudul Woman’s Passions in Elizabeth Barrett Browning’s Selected Poems Entitled The Lady’s ‘Yes’ and How Do I Love Thee. merupakan sebuah analisis

Salah satu bukti bahwa pemerintah terus berupaya menciptakan peraturan yang lebih bermutu dan bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia yaitu pemerintah melahirkan

Ternyata dari hasil penelitian antara Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal, sehingga tujuan,

Jika di ketahui dua buah formulir, yaitu Kartu Mahasiswadan KFtrS. Kartu

Berdasarkan Hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan diatas maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa upaya hukum perlindungan lingkungan hidup oleh

– Jika r adalah total semua pengurang, maka nilai batas untuk simpul S adalah:. – Hasil reduksi ini menghasilkan

perusahaan asuransi jiwa dan asuransi umum sesudah Penerapan IFRS 4 (PSAK 62)” (studi empiris pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bapepem-LK tahun 2012)

Berdasarkan analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan perbandingan rasio bahan: pelarut (b/v) dan konsentrasi pelarut memberikan pengaruh berbeda nyata ( α =0.05)