• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA PSIKOLOGIS MAHASISWA YANG MENGALAMI PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR SKRIPSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DINAMIKA PSIKOLOGIS MAHASISWA YANG MENGALAMI PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR SKRIPSI."

Copied!
204
0
0

Teks penuh

(1)

i

DINAMIKA PSIKOLOGIS MAHASISWA YANG MENGALAMI PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Khusthanul Rozak NIM 11104241063

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “DINAMIKA PSIKOLOGIS MAHASISWA YANG MENGALAMI PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR SKRIPSI” yang disusun oleh Khusthanul Rozak, NIM. 11104241063 ini

telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, 28 Oktober 2016

(3)

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Khusthanul Rozak

NIM : 11104241063

Program Studi : Bimbingan dan Konseling Fakultas : Ilmu Pendidikan

dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri, sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang berlaku.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam lembar pengesahan adalah asli. Apabila terbukti tanda tangan dosen penguji palsu, maka saya bersedia memperbaiki dan mengikuti yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta, 15 Desember 2016 Yang menyatakan,

(4)

iv

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “DINAMIKA PSIKOLOGIS MAHASISWA YANG MENGALAMI PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR SKRIPSI” yang disusun oleh Khusthanul Rozak, NIM. 11104241063 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 18 November 2016 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Eva Imania Eliasa, M.Pd Ketua Penguji ... ... Agus Triyanto, M.Pd Sekretaris Penguji ... ... Prof. Dr. Suparno, M.Pd Penguji Utama ... ...

Yogyakarta,

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,

Dr. Haryanto, M.Pd

(5)

v MOTTO

“Our greatest weakness lies in giving up. The most certain way to succeed is

always to try just one more time.”

(Thomas A. Edison)

“You may delay, but time will not.”

(Benjamin Franklin)

“You cannot escape the responsibility of tomorrow by evading it today”

(Abraham Lincoln)

“My advice is, never do tomorrow what you can do today. Procrastination is the thief of time.”

(Charles Dickens, David Copperfield)

“Procrastination is opportunity's natural assassin.”

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Ibuku, Ngasiyem yang selalu memberi dukungan tanpa henti dalam meraih prestasi.

2. Ayahku, Sangidu yang telah memberikan dukungan moril dan materiil serta selalu menguatkanku saat menghadapi berbagai ujian.

3. Kakakku, Isdiyono, S.Pd yang selalu memberiku semangat dan motivasi

tiada henti.

Yogyakarta, 15 Desember 2016 Penulis

(7)

vii

DINAMIKA PSIKOLOGIS MAHASISWA YANG MENGALAMI PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR

SKRIPSI

Oleh : Khusthanul Rozak NIM 11104241063

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi dilihat dari jenis, proses, penyebab, akibat, dan coping.

Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologis. Penelitian ini dilaksanakan di Prodi BK FIP UNY. Subjek penelitian diambil dengan cara purposive terdiri dari 5 orang dengan kriteria mahasiswa Prodi BK FIP UNY angkatan 2011, sedang menyelesaikan tugas akhir skripsi, dan bersedia diwawancara. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan observasi. Uji keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Teknik analisis data dalam penelitian ini bersifat induktif-final analysis mengacu pada model Miles & Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “DINAMIKA PSIKOLOGIS MAHASISWA YANG MENGALAMI PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR SKRIPSI”.

Penyusunan skripsi ini dilakukan sebagai syarat penyelesaian studi jenjang Strata 1 dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang

telah memberikan ijin kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

yang memberikan kemudahan kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah

memberikan arahan dan bimbingannya.

5. Ibu Dosen Pembimbing, Ibu Eva Imania Eliasa, M.Pd yang telah

memberikan bimbingan dan arahannya.

(9)

ix

7. Pak Hermanto, M.Pd, Bu Sukinah, M.Pd, Bu Unik Ambarwati, M.Pd, Mbak Novi Maesaroh, S.Pd, dan seluruh keluarga UKMF Reality yang telah membimbing penulisan karya ilmiah.

8. Bapak Dr.Suwarjo, M.Si yang selalu siap sedia mendengarkan curahan hatiku.

9. Bapak Bambang Saptono, M.Pd yang mengawal dan membimbingku ke FIP UNY.

10. Teman-temanku BEM FIP 2014 yang selalu memberiku motivasi.

11. Pustakawan FIP dan UNY yang selalu saya repotkan karena keterlambatan pengembalian buku.

12. Keluargaku Bekabe tercinta yang selalu mengingatkan agar segera menyelesaikan skripsi.

13. Denok yang selalu memberiku semangat.

14. Presiden dan pemerintahan yang telah mendukung secara moril dan materiil sebagai mahasiswa Bidik Misi.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Amiin.

Yogyakarta, 15 Desember 2016 Peneliti,

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PERSETUJUAN………. ii

HALAMAN PERNYATAAN……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN……….. iv

HALAMAN MOTTO………... v

HALAMAN PERSEMBAHAN………... vi

ABSTRAK………. vii

KATA PENGANTAR……….. viii

DAFTAR ISI………. x

DAFTAR GAMBAR……… xiii

DAFTAR TABEL………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN………. xv

(11)

xi

B. Prokrastinasi Akademik……….

1. Pengertian Prokrastinasi...………. 2. Prokrastinasi Akademik... 3. Jenis-jenis Prokrastinasi Akademik... 4. Jenis Tugas yang sering di Prokrastinasi... 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prokrastinasi Akademik....

C. Tugas Akhir Skripsi...………

D. Tujuan Penulisan Skripsi... E. Dinamika Psikologis Mahasiswa BK UNY yang Mengalami

B. Tempat dan Waktu Penelitian………

C. Subjek Penelitian………

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………..

A. Hasil………...

1. Deskripsi Lokasi Penelitian………... 2. Deskripsi Subjek Penelitian...

(12)

xii

3. Deskripsi Profil Observan... 4. Deskripsi hasil Penelitian... 5. Deskripsi Data Dinamika Psikologis Mahasiswa Bimbingan

dan Konseling Universitas Negeri Yogyakarta yang

mengalami Prokrastinasi terhadap TAS... 6. Display Data... B. Pembahasan... 1. Jenis... 2. Proses... 3. Penyebab... 4. Akibat... 5. Coping... C. Keterbatasan Penelitian...

47 47 48

93 96 97 99 102 105 106 109 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...

A. Kesimpulan... B. Saran...

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Pedoman Wawancara... Table 2. Pedoman Observasi... Table 3. Profil Subjek Penelitian... Table 4. Display Data...

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Surat Izin Penelitian Fakultas... 117

Surat Izin Penelitian Rektor... 118

Pedoman Wawancara... 119

Pedoman Observasi... 120

Data Mahasiswa BK FIP UNY Angkatan 2011... 121

Hasil Wawancara... 126

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 1 Ayat 1 berbunyi:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.”

Pendidikan Tinggi menurut UU RI No. 12 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 2 adalah jenjang setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia. Sedangkan mahasiswa menurut pasal 1 ayat 15 UU RI No. 12 Tahun 2012 adalah peserta didik pada jenjang Pendidikan Tinggi.

Masa studi mahasiswa diatur dalam Pasal 13 Ayat 5 UU RI No. 12 Tahun 2012 yang menyebutkan bahwa mahasiswa dapat menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak melebihi ketentuan batas waktu yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi.

(17)

2

berupa Tugas Akhir Skripsi (TAS) atau Tugas Akhir Bukan Skripsi (TABS).

Tugas akhir (TA) menurut Rochmat Wahab, dkk (2011), merupakan karya tulis ilmiah mahasiswa, yang merupakan kulminasi proses berpikir ilmiah sesuai dengan disiplin ilmunya, yang disusun untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sesuai dengan jenjangnya. Skripsi atau sering disebut Tugas Akhir Skripsi (TAS) atau Tugas Akhir Bukan Skripsi (TABS) menurut Rochmat Wahab, dkk (2011) adalah bentuk dari tugas akhir program S1, sedangkan untuk program diploma tugas akhir berupa projek akhir.

Rochmat Wahab, dkk (2011) mengemukakan bahwa TAS adalah karya tulis ilmiah mahasiswa yang mencerminkan kemampuan melakukan proses dan pola berpikir ilmiah melalui kegiatan penelitian. Sedangkan TABS dapat berbentuk: (1) makalah ilmiah yaitu hasil analisis suatu karya produk, dan (2) karya desain teknologi atau seni, yaitu merupakan produk keilmuan mahasiswa melakukan penemuan yang bersifat terapan. Projek akhir adalah karya tulis ilmiah yang berbentuk kajian, produk, desain teknologi yang menekankan pada kajian kritis atau gagasan inovatif berdasarkan penguasaan materi program studi tertentu secara komprehensif sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya.

(18)

3

(Johana E. Prawitasari, 2012). Menurut Cone (Johana E. Prawitasari, 2012) mengemukakan bahwa keterlambatan kelulusan mahasiswa sangat merugikan lembaga Perguruan Tinggi. Selain merugikan Perguruan Tinggi juga berdampak pada penumpukan tuntutan kerja serta beban psikologis dosen, sedangkan dari sisi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi juga rentan disertai ketidakjujuran akademik.

Senada dengan Prawitasari, M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, (2014) mengemukakan bahwa suatu penundaan dikatakan sebagai prokrastinasi apabila penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting, berulang-ulang secara sengaja, dan menimbulkan perasaan tidak nyaman secara subjektif dirasakan oleh seseorang prokrastinator.

Selain itu, Millgram (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014) menjabarkan ke dalam poin-poin tertentu mengenai prokrastinasi, yaitu: a. suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai

maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas,

b. menghasilkan akibat-akibat lain yang lebih jauh, misalnya keterlambatan menyelesaikan tugas maupun kegagalan dalam mengerjakan tugas,

c. melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, misalnya tugas kantor, tugas sekolah maupun tugas rumah tangga,

(19)

4

Prokrastinasi dapat dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu functional procrastination dan disfunctional procrastination. Menurut Ferrari (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014) mengatakan bahwa functional procrastination adalah penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat. Disfunctional procrastination adalah penundaan yang tidak bertujuan, berakibat jelek, dan menimbulkan masalah.

Berdasarkan jenis-jenis tugas, menurut Peterson (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014) ada beberapa, yaitu tugas pembuatan keputusan, tugas-tugas rumah tangga, aktivitas akademik, pekerjaan kantor, dan lainnya. Menurut M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S (2014) prokrastinasi akademik dan non-akademik sering menjadi istilah yang digunakan oleh para ahli untuk membagi jenis-jenis tugas diatas.

(20)

5

Adapun Solomon dan Rothblum (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014) menyebutkan enam area akademik untuk melihat jenis-jenis tugas yang sering diprokrastinasi oleh pelajar, yaitu tugas mengarang, belajar menghadapi ujian, membaca, kerja administratif, menghadiri pertemuan, dan kinerja akademik secara keseluruhan. Tugas mengarang meliputi penundaan melaksanakan kewajiban atau tugas-tugas menulis, misalnya menulis makalah, laporan, atau tugas mengarang lainnya. Tugas belajar menghadapi ujian mencakup penundaan belajar untuk menghadapi ujian, misalnya ujian tengah semester, akhir semester, atau ulangan mingguan.

Tugas membaca meliputi adanya penundaan untuk membaca buku atau referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yang diwajibkan. Kerja tugas administratif, seperti menyalin catatan, mendaftarkan diri dalam presensi kehadiran, daftar peserta praktikum, dan sebagainya. Menghadiri pertemuan, yaitu penundaan maupun keterlambatan dalam menghadiri pelajaran, praktikum, dan pertemuan-pertemuan lainnya, Dan keenam adalah penundaan dalam kinerja akademik secara keseluruhan, yaitu menunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas akademik secara keseluruhan.

(21)

6

dalam mengerjakan tugas, (3) kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan (4) melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi menurut M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S (2014) dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu berupa pengasuhan orang tua dan lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan yang lenient.

Senada dengan Solomon dan Rothblum, Burka & Yuen (2008:8) mengemukakan bahwa orang yang menunda-nunda memiliki konsekuensi internal, yaitu perasaan iritasi, menyesal, kecaman dan putus asa. Mereka mungkin sangat sukses tetapi mereka frustrasi dan marah dengan diri mereka sendiri karena menunda-nunda telah mencegah mereka dari melakukan semua yang mereka pikir mereka mampu.

Penundaan tidak hanya konsekuensi internal yang terjadi, tetapi juga untuk konsekuensi eksternal yang signifikan. “Kadang-kadang

konsekuensi eksternal datang sebagai kejutan, jika Anda belum bahkan

berpikir tentang kemungkinan akibat” (Burka&Yuen, 2008). Konsekuensi

(22)

7

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Solomon dan Rothblum (1984), diketahui bahwa 50% sampai 90% terjadi prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Dalam penelitiannya, Solomon dan Rothblum mengemukakan faktor yang terjadi pada prokrastinator, yaitu sebagai berikut:

a. menyumbang 49,4% dari semua faktor, mencerminkan rasa takut akan kegagalan (faktor 1). Faktor 1 meliputi kecemasan memenuhi harapan (kecemasan evaluasi), kekhawatiran tentang memenuhi standar sendiri (perfeksionisme), dan kurangnya percaya diri,

b. menyumbang 18% dari semua faktor, berhubungan dengan penolakan

tugas dan kemalasan (faktor 2). Hal tersebut mencerminkan kekurangan energi sehingga tugas yang ada menjadi tidak menyenangkan,

c. faktor 3 sampai 7 adalah ketergantungan, pengambilan risiko, kurangnya penegasan, pemberontakan terhadap kontrol, dan kesulitan membuat keputusan. Takut gagal dan penolakan terhadap tugas adalah dua alasan utama untuk prokastinasi yang independen.

(23)

8

pernah melakukan prokrastinasi. Alasan terbesar yang membuat mahasiswa tersebut melakukan prokrastinasi antara lain rasa malas mengerjakan tugas (42%) dan banyak tugas lain yang harus dilakukan (25%), serta sisanya dikarenakan hal-hal lain (28%). Penelitian lain juga dilakukan oleh Sari (Dianrika Pramedyasari, 2012) menunjukkan bahwa 48,5% dari 66 subjek mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Sumatera Utara melakukan prokrastinasi.

Prokrastinasi akademik juga terjadi di Universitas Negeri Yogyakarta, terutama Prodi Bimbingan Konseling. Menurut data yang diperoleh dari Subbag Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta pada Program Studi Bimbingan dan Konseling ternyata masih banyak mahasiswa yang belum mampu menyelesaikan TAS hingga saat ini.

Mahasiswa BK Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011 yang berjumlah 138 mahasiswa dari 3 kelas, sebanyak 47 mahasiswa sudah menepuh ujian akhir skripsi. Sisanya sebanyak 91 yang belum dapat menyelesaikan TAS. Mahasiswa yang mampu menyelesaikan TAS sesuai waktunya (4 tahun atau kurang dari 4 tahun) hanya 34 orang.

(24)

9

peneliti berusaha mengungkap dinamika psikologis pada mahasiswa yang melakukan prokrastinasi terhadap TAS.

Prokrastinasi akademik merupakan salah satu permasalahan dalam BK di bidang pribadi. Menurut Syamsu Yusuf. L. N & A. Juntika Nurihsan (2012) yang tergolong dalam masalah-masalah sosial-pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen dan staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, dan penyelesaian konflik.

Dengan banyaknya mahasiswa Prodi BK FIP UNY yang melakukan prokrastinasi, maka diperlukan adanya upaya untuk mencari tahu dan mengidentifikasi dinamika psikologis yang terjadi pada mahasiswa BK FIP UNY yang melakukan prokrastinasi terhadap TAS.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Sarjana yang terlambat lulus lebih sering mengalami gangguan karier,

konflik peran, kecemasan, kepercayaan diri, dan relasi sosial.

2. Keterlambatan kelulusan mahasiswa sangat merugikan lembaga

Perguruan Tinggi.

(25)

10

dalam pergaulan, pengembangan diri, dan masalah pribadi yang antara lain menyangkut masalah pergaulan, konflik dengan teman, keluarga, dan pacar.

4. Masih banyak mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011 yang belum mampu menyelesaikan TAS hingga saat ini.

5. Banyak mahasiswa yang tidak mampu menyelesaikan studi secara tepat waktu.

6. Masih belum diketahui bagaimana dinamika psikologis mahasiswa BK yang melakukan prokrastinasi terhadap TAS.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah dinamika psikologis mahasiswa BK yang melakukan prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi dilihat dari aspek jenis, proses, penyebab, akibat, dan coping.

D. Rumusan Masalah

(26)

11 E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi dilihat dari jenis, proses, penyebab, akibat, dan coping.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan deskripsi tentang dinamika psikologis pada

mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan prokrastinasi terhadap TAS.

b. Menjadi pedoman teori bagi penelitian yang akan dilakukan di

masa mendatang.

2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti

Mengetahui dinamika psikologis pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan prokrastinasi terhadap TAS.

b. Bagi mahasiswa

(27)

12

memahami dampaknya, dan selanjutnya mampu melakukan tindakan preventif sebelum terjadi perilaku prokrastinasi pada dirinya.

c. Bagi dosen

(28)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Dinamika Psikologis

Dikutip dari American Heritage Dictionary (Papalia, 1985) bahwa dinamika adalah “One of the meanings of dynamic is characterized by or

tending to produce continuous change. Koestoer Partowisastro (1983:9)

lebih menegaskan bahwa dinamika merupakan sebuah proses yang terjadi dan bergejolak dalam diri manusia. Proses itu timbul dan dapat dihayati.

Jika dalam diri manusia mengalami suatu hal, maka akan terjadi perubahan-perubahan baik itu cara hidup maupun tingkah laku. Perubahan tersebut akan memberi akibat dalam interaksi sosial maupun gejolak dalam diri manusia, karena interaksi timbul dari impuls egoistis dan timbul dari hasrat-hasrat sosial.

Psikologis berasal dari kata psikologi, sedangkan menurut asal katanya berasal dari kata Yunani, psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa (Sarlito W. Sarwono, 2010:1). Menurut Boring, Edwin G; Herbert S.; Langfeld, Harry P. Weld (Sarlito W. Sarwono, 2010:6) mengemukakan bahwa psikologi adalah studi tentang hakekat manusia, sedangkan menurut Clifford T. Morgan (Sarlito W. Sarwono, 2010:6) psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.

(29)

14

“dinamika psikologis” yang berarti ”any systematic theory of psychology

which emphasizes drives, wishes, motives, and the like, whether

unconscious or conscious, as the primary determinants of behavior.”

Berdasarkan pengertian dari beberapa sumber diatas, maka dinamika psikologis dapat dimaknai sebagai suatu proses dan gejolak yang terjadi pada manusia yang menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan pada cara hidup maupun tingkah laku seseorang. Perubahan yang terjadi tersebut menekankan pada dorongan, keinginan , motif , dan sejenisnya seperti jenis, penyebab, proses, akibat, dan coping. Perubahan tersebut

terjadi secara sadar ataupun tak sadar , sebagai penentu utama perilaku dan

berakibat pada interaksi sosial di lingkungan sekitarnya.

B. Prokrastinasi Akademik

1. Pengertian Prokrastinasi

Definisi prokrastinasi menurut kamus (Burka & Yuen, 2008) adalah to postpone (menunda), put off (menunda), defer (menunda), dan prolong (memperpanjang). Kata prokrastinasi menurut Burka dan Yuen (2008) berasal dari bahasa latin “pro”berarti maju, dan “crastinus” yang berarti “hal yang dimiliki sampai besok”. Jadi jika digabung dapat dimaknai menjadi “teruskan besok, atau aku akan melakukannya nanti.”

Menurut Solomon & Rothblum (1984) “procrastination, the act of needlessly delaying tasks to the point of experiencing subjectives

(30)

15

tindakan yang sia-sia berupa penundaan terhadap tugas hingga prokrastinator mengalami ketidaknyamanan pada titik tertentu, dan prokrastinasi ini merupakan masalah yang umum terjadi pada seseorang.

Brown (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014) mengatakan bahwa istilah prokrastinasi digunakan untuk menunjukkan suatu kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Sementara menurut Silver (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014) menyatakan bahwa seseorang yang melakukan prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu dengan tugas yang dihadapi. Akan tetapi, mereka hanya menunda-nunda untuk mengerjakannya sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Penundaan tersebut menyebabkan dia gagal menyelesaikan tugasnya tepat waktu.

Brown memiliki pandangan yang sama dengan Silver bahwa prokrastinasi merupakan suatu istilah, yaitu istilah untuk menunjukkan suatu kecenderungan menunda penyelesaian tugas atau pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang. Kemudian Silver lebih menekankan bahwa seseorang yang melakukan penundaan terhadap tugas bukan berarti orang tersebut menghindari tanggung jawabnya, tetapi mereka hanya menunda-nunda sehingga tugasnya menjadi terbengkalai dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk selesai.

(31)

16

sebagai prokrastinasi apabila penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting, berulang-ulang secara sengaja, dan menimbulkan perasaan tidak nyaman secara subjektif dirasakan oleh seseorang prokrastinator. Jika Brown menyatakan bahwa prokrastinasi adalah suatu istilah untuk menunjuk pada seseorang yang melakukan kecenderungan menunda-nunda suatu tugas, kemudian Silver menyatakan bahwa orang yang melakukan prokrastinasi tidak berarti orang tersebut melarikan diri dari tanggung jawab, maka M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S (2014) memiliki pandangan yang lebih menjurus lagi yaitu prokrastinasi dilakukan pada suatu tugas yang penting dan diulang-ulang secara sengaja. Walaupun M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S (2014) menyatakan bahwa prokrastinasi dilakukan secara sengaja, akan tetapi dia tidak mengatakan bahwa orang tersebut meninggalkan tanggung jawabnya terhadap tugas. Artinya pendapat M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S (2014) tidak menentang pendapat Silver.

Sementara itu, Millgram (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah perilaku spesifik yang meliputi:

a. suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas,

(32)

17

c. melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, misalnya tugas kantor, tugas sekolah maupun tugas rumah tangga,

d. menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan, misalnya perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panik, dan sebagainya.

Selain tokoh diatas, Glenn (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014) mengemukakan bahwa prokrastinasi berhubungan dengan berbagai sindrom-sindrom psikiatri. Seorang prokrastinator biasanya juga mempunyai tidur yang tidak sehat, mempunyai depresi yang kronis, penyebab stres, dan berbagai penyebab penyimpangan psikologis lainnya.

Burka dan Yuen (2008) menegaskan adanya aspek irasional yang dimiliki oleh seorang prokrastinator. Seorang prokrastinator memiliki pandangan bahwa suatu tugas harus diselesaikan dengan sempurna sehingga dia merasa lebih aman untuk tidak melakukannya dengan segera. Dikarenakan jika segera mengerjakan tugas, akan menghasilkan sesuatu yang tidak maksimal. Dengan kata lain, penundaan yang dikategorikan sebagai prokrastinasi adalah apabila penundaan tersebut sudah merupakan kebiasaan atau pola yang menetap yang selalu dilakukan seseorang ketika menghadapi suatu tugas dan penundaan tersebut disebabkan oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irasional dalam memandang tugas.

(33)

18

(1) Prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan, yaitu setiap perbuatan untuk menunda dalam mengerjakan suatu tugas disebut sebagai prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan tujuan serta alasan penundaan;

(2) Prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan atau pola perilaku yang

dimiliki individu yang mengarah kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah merupakan respons tetap yang selalu dilakukan seseorang dalam menghadapi tugas, biasanya disertai oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irasional;

(3) Prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, dalam pengertian ini

prokrastinasi tidak hanya sebuah perilaku penundaan saja, tetapi merupakan trait yang melibatkan komponen-komponen perilaku maupun struktur mental lain yang saling terkait yang dapat diketahui secara langsung maupun tidak langsung.

Selain para pendapat diatas, Flett, Blankstein, & Martin (1995) menegaskan bahwa proses yang terjadi pada prokrastinator dimulai dengan early attachment experiences/sebuah pengalaman, kemudian timbul

(34)

19

mengatasinya secara adaptif/adaptive coping atau tidak mampu mengatasinya/maladaptive coping. Jika subjek mampu mengatasi perilakunya maka subjek akan semakin optimis tugasnya akan selesai meski sebelumnya subjek mengalami prokrastinasi, namun subjek yang mengalami maladaptive coping akan menuju pada perasaan cemas dan stress.

Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, penulis berusaha mengkaji dan memaknai arti penting prokrastinasi, kemudian menyimpulkan pengertian prokrastinasi. Prokrastinasi dapat dimaknai sebagai suatu kebiasaan menunda-nunda terhadap suatu tugas yang sangat penting dan kebiasaan ini dilakukan secara sengaja serta berulang-ulang. Orang yang melakukan prokrastinasi melakukan kebiasaan tersebut secara sengaja dan tidak bermaksud menghindari tugas, tetapi hannya menunda sehingga menyita banyak waktu dan menyebabkan keterlambatan serta menyebabkan dampak negatif terhadap orang yang melakukannya seperti perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panik, dan sebagainya.

2. Prokrastinasi Akademik

(35)

20

prokrastinasi akademik adalah tugas yang berhubungan dengan kinerja akademik. Perilaku-perilaku yang mencirikan penundaan dalam tugas akademik dipilah dari perilaku lainnya dan dikelompokkan menjadi unsur prokrastinasi akademik.

Ferrari (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014), mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati ciri-ciri tertentu. Berikut ini adalah keterangannya:

a. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas. Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapi harus segera diselesaikan. Akan tetapi, dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.

(36)

21

lambannya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik.

c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Seorang

prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana yang telah dia tentukan sendiri. Seseorang mungkin telah merencanakan mulai mengerjakan tugas pada waktu yang telah dia tentukan sendiri. Akan tetapi, ketika saatnya tiba dia tidak juga melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan sehingga menyebabkan keterlambatan ataupun kegagalan untuk menyelesaikan tugas secara memadai.

(37)

22

Dari pendapat diatas dapat dimaknai dan ditarik kesimpulan bahwa prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas penting yang sedang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan suatu tugas penting, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja nyata, dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada menyelesaikan tugas.

3. Jenis-jenis Prokrastinasi Akademik

Ferrari (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014) membagi prokrastinasi menjadi dua, yakni (1) functional procrastination, yaitu penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat; (2) disfunctional procrastination, yaitu penundaan yang tidak bertujuan, berakibat jelek, dan menimbulkan masalah. Contoh perilaku functional procrastination adalah melakukan aktivitas rutin di perpustakaan untuk memperoleh informasi lengkap dari banyak buku dan mempelajarinya sehingga menyita waktu yang cukup banyak.

(38)

23

identifikasi tugas, yang kemudian menimbulkan konflik dalam diri individu, sehingga akhirnya seseorang menunda untuk memutuskan sesuatu. Decisional procrastination berhubungan dengan kelupaan atau kegagalan proses kognitif, akan tetapi tidak berkaitan dengan kurangnya tingkat intelegensi seseorang.

Avoidance procrastination menurut Ferrari (M. Nur Ghufron &

Rini Risnawita S, 2014), yaitu penundaan yang dilakukan dengan suatu cara untuk menghindari tugas yang dirasa tidak menyenangkan dan sulit untuk dilakukan. Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh L. Catrunada & I. puspitawati (2009) bahwa orang yang mencari kenyamanan cenderung tidak ingin meninggalkan zona nyaman yaitu kesenangan dalam bermain dan menyebabkan control impuls yang rendah, sehingga penundaan pun tidak dapat dihindari.

Prokrastinasi dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam menyelesaikan pekerjaan, yang akan mendatangkan nilai negatif dalam dirinya atau mengancam self esteem nya sehingga seseorang menunda untuk melakukan sesuatu yang nyata yang berhubungan dengan tugasnya.

(39)

24

merugikan, bahkan berguna untuk melakukan suatu upaya konsumtif agar suatu tugas dapat diselesaikan dengan baik).

4. Jenis Tugas yang sering di Prokrastinasi

Adapun Solomon dan Rothblum (1984) menyebutkan enam area akademik untuk melihat jenis-jenis tugas yang sering diprokrastinasi oleh pelajar, yaitu tugas mengarang, belajar menghadapi ujian, membaca, kerja administratif, menghadiri pertemuan, dan kinerja akademik secara keseluruhan.

Tugas mengarang meliputi penundaan melaksanakan kewajiban atau tugas-tugas menulis, misalnya menulis makalah, laporan, atau tugas mengarang lainnya. Tugas belajar menghadapi ujian mencakup penundaan belajar untuk menghadapi ujian, misalnya ujian tengah semester, akhir semester, atau ulangan mingguan. Tugas membaca meliputi adanya penundaan untuk membaca buku atau referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yang diwajibkan. Kerja tugas administratif, seperti menyalin catatan, mendaftarkan diri dalam presensi kehadiran, daftar peserta praktikum, dan sebagainya. Menghadiri pertemuan, yaitu penundaan maupun keterlambatan dalam menghadiri pelajaran, praktikum, dan pertemuan-pertemuan lainnya.

(40)

25

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prokrastinasi Akademik

M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S (2014: 163) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik menjadi dua macam, yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-fakor itu meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis dari diri individu. Kondisi fisik individu yaitu faktor dari dalam individu yang turut mempengaruhi munculnya prokrastinasi akademik, meliputi keadaan fisik dan kondisi kesehatan individu.

Tingkat intelegensi yang dimiliki seseorang tidak mempengaruhi perilaku prokrastinasi walaupun prokrastinasi sering disebabkan oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irasional yang dimiliki seseorang. Kondisi psikologis individu menurut Millgram, dkk (M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, 2014) menyatakan bahwa trait kepribadian individu yang turut mempengaruhi munculnya

perilaku penundaan. Semisal trait kemampuan sosial yang tercermin dalam self regulation dan tingkat kecemasan dalam berhubungan sosial.

(41)

26

aspek-aspek lain pada diri individu yang turut mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi, antara lain rendahnya kontrol diri.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu berupa pengasuhan orangtua dan lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan lenient. Hasil penelitian Ferrari dan Ollivete (M. Nur Ghufron & Rini

Risnawita S, 2014) menemukan bahwa tingkat pengasuhan otoriter ayah memunculkan kecenderungan perilaku prokrastinasi yang kronis pada subjek penelitian anak perempuan, sedangkan tingkat pengasuhan otoritatif ayah menghasilkan anak perempuan yang bukan prokrastinator.

Ibu yang memiliki kecenderungan melakukan avoidance procrastination menghasilkan anak perempuan yang memiliki kecenderungan untuk melakukan avoidance procrastination pula. Sedangkan kondisi lingkungan lenient prokrastinasi akademik lebih banyak dilakukan pada lingkungan yang rendah dalam pengawasan daripada lingkungan yang penuh pengawasan. Tingkat atau level sekolah, juga apakah sekolah terletak di desa ataupun di kota tidak mempengaruhi perilaku prokrastinasi seseorang.

(42)

27

berasal dari dalam diri individu dan faktor eksternal berupa faktor di luar diri individu. Menurut M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S (2014) faktor tersebut dapat memunculkan perilaku prokrastinasi maupun menjadi faktor kondusif yang akan menjadi katalisator sehingga perilaku prokrastinasi akademik seseorang semakin meningkat dengan adanya pengaruh faktor tersebut.

Solomon & Rothblum (1984) lebih menegaskan faktor-faktor tersebut menjadi 7, yaitu pertama kecemasan memenuhi harapan lain (kecemasan evaluasi), kekhawatiran tentang memenuhi standar sendiri (perfeksionisme), dan kurangnya percaya diri. Faktor kedua berhubungan dengan penolakan tugas dan kemalasan. Faktor 3 sampai 7 adalah ketergantungan, pengambilan risiko, kurangnya penegasan, pemberontakan terhadap kontrol, dan kesulitan membuat keputusan.

C. Tugas Akhir Skripsi

(43)

28

Rochmat Wahab, dkk (2011) mengemukakan bahwa TAS adalah karya tulis ilmiah mahasiswa yang mencerminkan kemampuan melakukan proses dan pola berpikir ilmiah melalui kegiatan penelitian. Sedangkan TABS dapat berbentuk: (1) makalah ilmiah yaitu hasil analisis suatu karya produk, dan (2) karya desain teknologi atau seni, yaitu merupakan produk keilmuan mahasiswa melakukan penemuan yang bersifat terapan. Projek akhir adalah karya tulis ilmiah yang berbentuk kajian, produk, desain teknologi yang menekankan pada kajian kritis atau gagasan inovatif berdasarkan penguasaan materi program studi tertentu secara komprehensif sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya.

Senada dengan Rochmat Wahab, Sugiyono (2013) juga mengungkapkan hal sama bahwa skripsi adalah karya ilmiah hasil penelitian yang dikerjakan oleh mahasiswa program sarjana (S1), sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Begitu pula Masnur Muslich (2010) mengatakan bahwa skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun oleh mahasiswa sebagai salah satu persyaratan akhir pelulusan program pendidikan sarjana strata satu (S1).

(44)

29 D. Tujuan Penulisan Skripsi

Menurut Rochmat Wahab, dkk (2011), TAS disusun untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sesuai dengan jenjangnya. Sama halnya Sugiyono (2013) juga mengemukakan tujuan membuat TAS adalah sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Demikian pula Masnur Muslich (2010) bahwa TAS disusun oleh mahasiswa sebagai salah satu persyaratan akhir pelulusan program pendidikan sarjana strata satu (S1).

Dari pendapat ketiga ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari penulisan skripsi adalah untuk mendapatkan gelar sarjana sesuai dengan jenjangnya.

E. Dinamika Psikologis Mahasiswa BK UNY yang Mengalami

Prokrastinasi dalam Menyelesaikan TAS

(45)

30

Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi terhadap Tugas Akhir Skripsi (TAS) sering mengalami banyak permasalahan. Secara garis besar permasalahan yang timssssbul akibat melakukan prokrastinasi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah menunda memulai dan menyelesaikan tugas, terlambat mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja nyata, dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan.

Prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa dilakukan secara sadar maupun tak sadar. Perilaku-perilaku yang ditunjukkan oleh mahasiswa melibatkan unsur penundaan dan memberikan akibat yang lebih jauh , yaitu keadaan emosional yang tidak menyenangkan. Keadaan tersebut seperti perasaan bersalah, kekecewaan, keterlambatan lulus dan mendapatkan gelar sesuai jenjangnya, kejenuhan mahasiswa maupun dosen pembimbing, dan merugikan pihak Perguruan Tinggi.

(46)

31

mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi, antara lain rendahnya kontrol diri.

Selain temuan diatas, penelitian lain menemukan bahwa tingkat pengasuhan otoriter ayah memunculkan kecenderungan perilaku prokrastinasi yang kronis pada subjek penelitian anak perempuan, sedangkan tingkat pengasuhan otoritatif ayah menghasilkan anak perempuan yang bukan prokrastinator. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, dapat ditegaskan bahwa perilaku prokrastinasi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor yang berasal dari dalam diri maupun dari luar.

Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang mengalami prokrastinasi terhadap TAS mengalami berbagai perubahan dan gejolak dalam diri baik disadari maupun tidak. Perubahan dan gejolak-gejolak yang terjadi dalam diri prokrastinator disebut sebagai dinamika psikologis. Gejolak dan perubahan dalam diri yang terjadi merupakan sebuah proses, mulai dari mengawali hingga berakhirnya perilaku prokrastinasi. Dalam proses pasti ada penyebab-penyebab mahasiswa melakukan prokrastinasi, baik dari dalam diri maupun lingkungan sekitar.

(47)

32

untuk menyelesaikan permasalahan tersebut (coping) baik dari dosen, orang tua, maupun prokrastinator, namun ada juga yang tidak mendapatkan arahan dari orang tua atau dosen.

Berdasarkan uraian diatas peneliti menyadari bahwa prokrastinasi akademik perlu dipelajari lebih lanjut, maka dari itu peneliti ingin mengidentifikasi dinamika psikologis Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan prokrastinasi terhadap TAS.

F. Pertanyaan Penelitian

Berikut ini adalah pertanyaan penelitian yang diajukan:

1. Bagaimana dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi dilihat dari jenis?

2. Bagaimana dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi dilihat dari proses?

3. Bagaimana dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan

(48)

33

4. Bagaimana dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta yang melakukan prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi dilihat dari akibat?

5. Bagaimana dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan

(49)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sukandarrumidi (2006:113) penelitian kualitatif adalah penelitian yang pada umumnya dilakukan pada penelitian sosial, data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk nilai relatif, dan hasilnya bersifat obyektif serta sesaat. Sedangkan Bogdan dan Taylor (Tohirin,2012) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Selain pengertian diatas, Sugiyono (2014:15) mengemukakan bahwa,

“metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada

generalisasi.”

(50)

35

menambahkan bahwa sebagai disiplin ilmu, fenomenologi mempelajari struktur pengalaman dan kesadaran.

Secara harfiah, fenomenologi adalah studi yang mempelajari fenomena, seperti penampakan, segala hal yang muncul dalam pengalaman kita, cara kita mengalami sesuatu, dan makna yang kita miliki dalam pengalaman kita. Fokus perhatian fenomenologi lebih luas daripada sekedar fenomena, yakni pengalaman sadar dari sudut pandang orang pertama (yang mengalaminya secara langsung).

Menurut Engkus Kuswarno (2009:22) fenomenologi pada dasarnya mempelajari struktur tipe-tipe kesadaran yang terentang dari persepsi, gagasan, memori, imajinasi, emosi, hasrat, kemauan, sampai tindakan, baik itu tindakan sosial maupun dalam bentuk bahasa.

Sesuai dengan uraian diatas, peneliti lebih memilih fenomenologi karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dinamika psikologis mahasiswa yang melakukan prokrastinasi dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

(51)

36

dan Konseling ditemukan mahasiswa yang sedang menyelesaikan TAS namun sudah melewati delapan semester. Penelitian dilakukan di lingkungan kampus, diluar kampus, di kost tempat subjek penelitian, dan rumah subjek.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2016. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Pengambilan data dilaksanakan berdasarkan kesepakatan waktu dan tempat terlebih dahulu dengan subjek.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling. Menurut Sugiyono (2014:300) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Adapun pertimbangan untuk menjadi subjek penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas

Negeri Yogyakarta angkatan 2011.

2. Sedang menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi. Mahasiswa yang

(52)

37

3. Sedang menyelesaikan proposal (bab 1, 2, dan 3), dan sudah melaksanakan penelitian (bab 4 dan 5).

4. Bersedia di wawancara sebagai subjek penelitian.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Estesberg (Sugiyono, 2014) menyatakan bahwa wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga didapat makna dalam topik tertentu. Wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur.

(53)

38 2. Observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas (Sugiyono, 2014:313). Menurut Sugiyono dalam melakukan pengamatan, peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya rambu-rambu pengamatan. Dengan demikian observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi tak berstruktur, tetapi meskipun tak berstruktur peneliti tetap menggunakan rambu-rambu pengamatan.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumennya adalah peneliti sendiri. Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti, namun setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka dikembangkan instrumen sederhana berupa pedoman wawancara dan pedoman observasi. Instrumen penelitian sederhana tersebut diharapkan mampu melengkapi data dan membandingkan dengan data yang ditemukan melalui observasi dan wawancara.

(54)

39 Tabel 1. Pedoman Wawancara

No. Fokus

1. Jenis Prokrastinasi Akademik 2. Penyebab Prokrastinasi Akademik

3. Proses Terjadinya Prokrastinasi Akademik 4. Akibat Prokrastinasi Akademik

5. Coping

Pedoman wawancara mendalam diatas dibuat berdasarkan tema dalam pertanyaan penelitian yang akan ditanyakan langsung kepada subjek penelitian. Pertanyaan dalam wawancara dibuat pertanyaan terbuka agar subjek penelitian bebas mengungkapkan jawabannya dan memberikan keuntungan bagi peneliti yaitu akan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya yang dapat mendukung dalam penelitian.

Tabel 2. Pedoman Observasi

No. Fokus

1. Jenis Prokrastinasi Akademik 2. Penyebab Prokrastinasi Akademik

3. Proses Terjadinya Prokrastinasi Akademik 4. Akibat Prokrastinasi Akademik

5. Coping

(55)

40 F. Metode Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah induktif berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi yang kemudian dikembangkan menjadi pola tertentu. Selanjutnya mencari data berulang-ulang sehingga dapat ditarik kesimpulan berdasarkan data yang terkumpul (Sugiyono, 2014:335). Teknik analisis data ini bersifat on going maupun final analysis. Nasution (Sugiyono, 2014) menyatakan bahwa analisis dilakukan sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan komponen yang serupa melalui observasi dan wawancara yang terfokus. Menurut Sugiyono (2014:359) pada analisis komponensial yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan atau yang kontras. Analisis komponensial yang diharapkan dalam penelitian ini adalah memperoleh data yang spesifik dan kontras pada setiap pelaku prokrastinasi pada aspek jenis, proses, penyebab, akibat, dan coping

(56)

41

Gambar 1. Proses analisis data penelitian

Langkah-langkah teknik analisis data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data/Data collection

Dalam pengumpulan data yang dilakukan adalah mencari, mencatat, dan mengumpulkan semua data objektif melalui observasi dan wawancara. Peneliti mengumpulkan data dari lapangan berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan selama penelitian. Peneliti mencatat semua data yang diperoleh dari informan dan key informan.

2. Reduksi data/Data reduction

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak diperlukan dalam penelitian.

Data collection

Data Display

Data reduction

(57)

42

Dalam hal ini peneliti mereduksi data untuk memperoleh data yang lebih jelas dan mempermudah dalam pengumpulan data selanjutnya. 3. Display data/Data display

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data atau menyajikan data. Display data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan bentuk uraian singkat.

4. Penarikan kesimpulan/Conclusion: drawing/verifying

Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dalam pengumpulan data selanjutnya. Namun apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan adalah kredibel.

G. Keabsahan Data

(58)

43 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, yaitu pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2011 yang mengalami prokrastinasi terhadap Tugas Akhir Skripsi (TAS). Mahasiswa BK, FIP, UNY angkatan 2011 sendiri berjumlah 138 mahasiswa dan dibagi ke dalam tiga kelas.

Dari tiga kelas tersebut hingga bulan Februari 2016 atau semester 9 masih menyisakan banyak mahasiswa yang masih mengerjakan TAS. Sebanyak 47 mahasiswa sudah menempuh ujian akhir skripsi dan masih ada 91 mahasiswa yang belum dapat menyelesaikan TAS.

2. Deskripsi Subjek Penelitian dan Observan.

(59)

44 Tabel 3. Profil Subjek Penelitian

No. Ket. Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Subjek 4

Berikut ini adalah deskripsi profil subjek penelitian. a.Subjek 1 (SN)

SN merupakan salah satu mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011. SN memiliki postur tubuh sedang, sedikit gemuk dan berkulit sawo matang. SN berasal dari Cirebon. Selama menempuh kuliah, SN tinggal disalah satu asrama di Yogyakarta.

(60)

45

semester) untuk fokus pada usaha kuliner. Saat ini SN sedang menempuh bab satu pada penyelesaian Tugas Akhir Skripsi (TAS).

b. Subjek 2 (TO)

TO merupakan anak tunggal dari keluarga sederhana dan tinggal di Yogyakarta bersama orang tuanya. TO berpostur tinggi, kurus, dan berkulit sawo matang. TO merupakan salah satu mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011 yang masih menempuh mata kuliah skripsi.

TO dikenal cukup pendiam sehingga jarang membicarakan masalah pribadi dengan orang lain. Selama menjadi mahasiswa, nilai akademik yang diperoleh TO cukup bagus akan tetapi TO memiliki kebiasaan menunda tugas kuliah. Sebenarnya TO memiliki hobi membaca, sehingga TO sering mengunjungi perpustakaan. Saat ini, perkembangan skripsi TO sudah sampai pada bab kedua dan sekaligus mempersiapkan pengerjaan bab 3.

c. Subjek 3 (EN)

(61)

46

EN termasukmahasiswa yang rajin namun cepat sekali merasa kebingungan dengan tugas-tugas kuliahnya. EN sering meminta bantuan teman-temannya dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Saat ini, EN sedang menempuh semester ke 10 dan perkembangan skripsi yang dia kerjakan sudah sampai pada bab tiga.

d. Subjek 4 (IR)

IR adalah salah satu mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011 yang sedang menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi (TAS). IR berpostur tinggi, kurus, dan berkulit sawo matang. IR berasal dari keluarga yang tergolong mampu. IR tinggal di kost yang lokasinya dekat dengan kampus.

IR sangat menyukai game online, sehingga tugas-tugas kuliahnya seringkali terbengkalai. Meskipun begitu, selama ini kuliah IR terlihat lancar dan baik-baik saja. Saat ini, IR sedang menempuh Bab 4 dalam menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi (TAS).

e. Subjek 5 (DR)

(62)

47

Selama menjadi mahasiswa, DR terkenal pendiam. DR cukup sering mengalami keterlambatan dalam mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Saat ini, DR sedang menyelesaikan bab lima dalam penyelesaian tugas skripsi.

3. Deskripsi Profil Observan

Dalam mengambil data penelitian, peneliti mengajak observan yang bertugas untuk mengawasi proses pengambilan data baik saat observasi maupun wawancara. Observan disini hanya bertugas untuk mengawasi bukan membantu mengambil data. Tujuan dari keikutsertaan observan adalah untuk mengawasi agar tidak terjadi subjektivitas saat pengambilan data, pengolahan data, dan tidak adanya kecurangan data. Observan yang membantu peneliti berinisial AM.

AM merupakan mahasiswa FIP UNY yang menjadi relawan dalam membantu mengawasi peneliti mengambil data penelitian. AM berjenis kelamin laki-laki dengan postur tinggi, kurus, dan berkulit putih. AM tinggal di kost di Condongcatur Yogyakarta. AM saat ini berumur 23 tahun.

5. Deskripsi Hasil Penelitian.

(63)

48

Yogyakarta angkatan 2011 yang mengalami prokrastinasi terhadap Tugas Akhir Skripsi (TAS).

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Mei 2016. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan wawancara mendalam dan observasi. Proses wawancara menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur, karena data yang diperoleh akan selalu berkembang. Wawancara dilakukan secara mendalam agar data yang dikumpulkam lebih jelas dan lengkap. Proses observasi menggunakan pedoman observasi untuk mempermudah pengambilan data mengenai dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011 yang mengalami prokrastinasi terhadap Tugas Akhir Skripsi (TAS).

Dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011 yang mengalami prokrastinasi terhadap Tugas Akhir Skripsi (TAS) dapat dilihat dari jenis, proses, penyebab, akibat, dan coping.

Selanjutnya, jenis, proses, penyebab, akibat, dan coping pada masing-masing subjek penelitian telah diuraikan dalam hasil reduksi data wawancara dan observasi.

(64)

49

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek dan observasi selama penelitian yang dilakukan oleh peneliti, berikut disajikan hasil reduksi data sesuai dengan tujuan penelitian tentang dinamika psikologis mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011 yang mengalami prokrastinasi terhadap Tugas Akhir Skripsi (TAS). Berikut ini adalah dinamika psikologis yang diuraikan menurut jenis, proses, penyebab, akibat, dan coping yang didapatkan dari hasil wawancara dan observasi terhadap subjek.

a. Jenis Prokrastinasi 1) Subjek SN

SN merupakan subjek penelitian yang hingga saat ini masih proses mengerjakan skripsi dan masih dalam pencarian judul. Berikut adalah pengakuannya berdasarkan wawancara.

“Skripsi saya masih ngambil judul, baru saya kerjain.”(24 April 2016).

Alasan SN hingga sampai saat ini masih tertunda skripsinya adalah disebabkan oleh aktivitas diluar kampus yang dia lakukan, yaitu aktif berwirausaha. Hal ini sesuai dengan observasi yang dilakukan peneliti, bahwa SN membuka sebuah usaha di dua tempat yaitu Jalan Kaliurang dan Jalan Colombo. Selain itu SN juga mengaku pernah mengambil cuti kuliah selama satu tahun. Berikut penuturannya:

(65)

50

Selama satu tahun itu saya vakum untuk kuliah dan itu berdampak e keselanjutnya, gitu, dan saya rada menurun nilainya, karena masih fokus diwirausaha.”(24 April 2016).

Berdasarkan observasi yang dilakukan saat menjawab pertanyaan wawancara, SN terlihat senang saat mengatakan memiliki usaha yang besar.

Selain usaha diatas, SN mengaku bahwa pada 24 Mei 2016 memiliki rencana usaha baru dan menginginkan kehidupan baru untuk masa depan, bahkan baginya skripsi untuk saat ini tidak lebih penting dari usaha baru yang akan dijalaninya.

“…dibandingkan dengan target pekerjaan, target usaha saya itu nggak …timpang gitu lho, saya lebih memilih usaha saya itu untuk sementara ini gitu , memilih ke jalur lain. Nah skripsi nanti sebentar, sebentarr..gitu.”(24 Mei 2016).

Saat mengatakan memiliki target pekerjaan diatas, SN terlihat cukup senang dan semangat. Selain memiliki usaha yang besar, SN juga mengatakan bahwa pemilihan judul di awal juga menjadi penyebab lamanya penyelesaian skripsi. Hingga saat ini SN masih kebingungan dengan judul yang diambilya sendiri karena menurut SN dan dosennya kurang sinkron, akibatnya SN kesulitan mencari teori. Alasan SN salah mengambil judul memang disengaja. SN mengatakan bahwa pengambilan judul hanya asal-asalan agar nilai pada mata kuliah yang berkaitan dengan skripsi yaitu penelitian pendidikan dan seminar BK segera keluar.

(66)

51

dengan hati saya. Yaudah asal-asalan disetujui ya nggak papa gitu lho. Ditengah perjalanan saya mengikuti seminar, seminar BK, nah disitu saya merasa kesulitan untuk, untuk untuk mengerjakannya. Saya tanya-tanya lagi ke yang lain, oh ya ternyata sulit teorinya. Kemudian, buku-bukunya juga sulit dicari, kemudian itu saya mulai searching lagi, ya memang sulit, gitu. Makanya saya harus ketemu dosen pembimbing saya lagi, saya memfixsasi judul saya lagi. “(24 April 2016).

Ekspresi SN saat mengatakan hal diatas terlihat tenang, namun SN terlihat gelisah saat mengatakan bahwa dirinya harus ketemu dengan dosen pembimbingnya karena sudah lama tidak pernah bimbingan.

Dengan memiliki aktivitas yang bisa dibilang cukup sukses karena usaha yang besar, maka SN lalai dalam mengerjakan skripsi, bahkan tidak pernah mengerjakan sama sekali. Kemajuan skripsi SN sendiri masih dalam pengajuan judul dan belum memperoleh judul yang sesuai dengan harapan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa SN mengalami prokrastinasi ke dalam jenis yang merugikan atau disfungsi yaitu avoidance procrastination.

2) Subjek TO

Subjek TO saat ini masih proses mengerjakan skripsi, meskipun sudah semester sebelas dia masih aktif mengerjakan, namun meskipun masih aktif mengerjakan, TO masih berhenti pada bab 2. Berikut penuturannya berdasarkan wawancara:

(67)

52

cuman diketik doang. Jadi ya masih nyicil dikit-dikit.”(4 April 2016).

Sesuai dengan hasil wawancara diatas, subjek juga sering terlihat di perpustakaan pusat UNY. Wawancara yang dilakukan pada tanggal 22 Mei 2016 dengan subjek cukup menguatkan bahwa sampai sekarang TO masih mengerjakan skripsinya.

Eeemm..tambah. Sedikit.”(22 Mei 2016).

TO menegaskan walaupun hanya menambah sedikit, lumayan menambah satu-dua paragraf.

“Ya..setidaknya satu dua lah, dua apa..paragraf. Bab kemaren aku..anu.. Di Bab dua aku nambah, Bab tiga juga aku cicil. Tapi masih belum full.”(22 Mei 2016).

TO mengatakan juga bahwa intensitas bertemu dengan dosen pendamping sudah berkurang. Berdasarkan penuturannya, TO mengakui bahwa terakhir bertatap muka dengan dosen adalah semester sembilan awal. Meskipun demikian, TO masih aktif mengerjakan.

“Ya itu Mas, udah jarang. Terakhir ketemu tuh semester kemarin, semester sembilan awal, berarti sudah satu setengah semester, tetapi kalau masalah mengerjakan masih dikit-dikit.”(4 April 2016).

(68)

53 3) Subjek EN

Subjek EN sampai semester sepuluh di bulan April 2016 masih dalam proses penyelesaian bab 3. EN mengakui bahwa sejak awal pengajuan judul mengalami banyak kesulitan, antara lain kebingungan dengan jenis penelitian yang dia ambil dan kesulitan dalam merangkai kata. Berikut penuturannya saat wawancara.

“Kalau sebenernya tu mau ngerjakan habis teori, tapi ada yang bingung, jadi skripsinya, jadi bingung tu lho..ada e saya kan pengembangan ya mas, ada yang nggak saya pahami jadi malah telat tu lho. Tahapnya tu telat, tahapnya. Skripsinya itu.”(12 April 2016).

Dalam wawancara tanggal 9 Mei 2016 EN mengatakan hal yang sama bahwa dia mengalami kebingungan dalam membuat kata-kata. Berikut penuturannya.

“Contohnya gini lho, pak, yang kata-kata yaa kata-kata yang susah tu kayak itu lho mau membuat kalimat baru gitu kata-kata misalnya dalam atau gimana itu lho yang susah tu lho nyambungkan kata akhir sama kata awalnya itu pak. “(9 Mei 2016).

(69)

54

diketahui bahwa EN mengalami prokrastinasi yang tergolong ke dalam jenis decisional procrastination.

4) Subjek IR

Subjek IR sampai semester sepuluh di bulan April 2016 masih dalam proses penyelesaian bab 4. Penyelesaian skripsi yang dilakukan oleh IR memakan waktu yang lama disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu malas dan kecanduan game online. Selain itu, target yang ditentukan selalu mundur dari target awal. Berikut penuturan IR saat wawancara.

“Nggak ngapa-ngapain, biasanya yaitu tergoda sama temen. Temen-temen saya pada main game online di kost. Glundang-glundung itu mas.”(12 April 2016).

Pada wawancara di lain kesempatan, IR masih dengan nadanya yang kelihatan senang kembali menuturkan bahwa intensitas bermain game online mengalahkan waktunya untuk mengerjakan skripsi.

“Kalau pas jaman itu, ngolah, susah mas buat belajar, buat apa, ngerjain skripsi tu malas. Lupa sampe nggak pernah tak pegang tu lho skripsinya. Jadi Cuma main game, DOTA, COC, ya itu WAR.”(9 Mei 2016).

Selain hasil wawancara diatas, peneliti juga mengamati saat berkunjung ke tempat kost bersama dengan teman-temannya, IR sedang asyik bermain handphone dan saat dilihat ternyata sedang bermain game online.

(70)

55

“Ya karena…mungkin karena males-malesan itu. Besok aja- besok aja gitu.”(9 Mei 2016).

Selain data yang diperoleh dari wawancara, peneliti juga mengamati, setiap selesai wawancara IR terlihat selalu bermain handphone, begitu pula saat menjawab wawancara IR terlihat serius namun nada bicaranya lemas seperti malas-malasan untuk menjawab.

Berdasarkan data hasil wawancara dengan subjek serta pengamatan, diketahui bahwa IR suka bermain game dan suka malas-malasan. Hal ini sangat merugikan bagi perkembangan skripsi IR, dan ini termasuk ke dalam avoidance procrastination dimana IR selalu berusaha menghindari tugas/skripsi.

5) Subjek DR

DR merupakan salah satu subjek penelitian yang sampai pada bulan Mei 2016 masih pada penyelesaian bab 5. DR mengaku bahwa dirinya sudah mengajukan judul sudah dari semester sebelum ada mata kuliah skripsi.

“Kalau pengajuan judul, ee..pengajuan judul tu sebenarnya udah dari semester sebelumnya. Dari mata kuliah penelitian pendidikan itu, tapi kan dari situ memang judulnya masih digonta-ganti ya mas, sampai pada bulan Mei tu, Mei itu istilahnya sudah mencapai kesepakatan dosen pembimbing kalau judulnya itu saja.”(19 April 2016).

DR juga mengatakan bahwa dirinya langsung memulai mencari materi dan mengerjakan skripsinya.

Gambar

Tabel 2. Pedoman Observasi
Gambar 1. Proses analisis data penelitian
Tabel 3. Profil Subjek Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Jika Menilik apa yang telah digariskan oleh pemerintah yang tertuang dalam peraturan pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), sebagai

Hal ini dapat diartikan bahwa 2,3 % semangat kerja pada model penelitian ini dipengaruhi oleh variabel kepemimpinan transformasional dan lingkungan kerja, sedangkan

Pembahasan Laporan Akhir yang akan penulis buat agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang ada, yaitu hanya terbatas pada “Prosedur pemberian Kredit Usaha

Laporan Akhir ini tepat pada waktunya dengan judul; “Pengaruh Return On Equity, Return On Assets, dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan

Pada bulan April 2017 Nilai Tukar Petani untuk sub sektor perkebunan rakyat (NTPR) terjadi peningkatan sebesar 0,80 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks

Upaya yang dilakukan Perusahaan Garmen Wana Sari untuk mengatasi kendala pengendalian kualitas produk garmen adalah (1) memberikan arahan lebih baik kepada para pagawai yang

Beberapa alasan yang membuat penulis ingin meneliti tentang faktor pendukung dan penghambat istri pasangan usia subur dalam penggunaan alat kontrasepsi implant di

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi ARSIL, saksi BURHANUDDIN (para terdakwa dalam berkas terpisah) dan pengakuan terdakwa di persidangan awalnya saksi ARSIL,