• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Penghitungan Nilai Tukar Petani menggunakan tahun dasar 2012=100 dimana pada bulan April 2017 tercatat Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 103,41; Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 91,77; Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 92,72; Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 118,80 dan Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 102,97. Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap (NTN) tercatat 111,12 dan NTP Perikanan Budidaya (NTPi) tercatat 89,84. Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 104,02 yang berarti NTP bulan April 2017 mengalami penurunan 0,66 persen bila dibandingkan dengan bulan Maret 2017 dengan Nilai Tukar Petani sebesar 104,71.

Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), pada bulan April 2017 tercatat 111,93 yang berarti mengalami penurunan 0,78 persen dibandingkan bulan Maret 2017 dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian 112,81.

Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan April 2017, terdapat 15 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan 18 provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo yaitu sebesar 0,64 persen, , sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 1,40 persen, dimana indeks yang diterima petani menurun sebesar 1,48 persen.

Pada bulan April 2017, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,06 persen. Inflasi disebabkan karena terjadinya peningkatan indeks konsumsi rumah tangga pada kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (1,11 persen) Transportasi & Komunikasi (0,31 persen), Makanan Jadi (0,29 persen), Kesehatan (0,24 persen), Sandang (0,01 persen), sedangkan 2 kelompok pengeluaran lainnya mengalami penurunan, terdiri dari kelompok Bahan Makanan sebesar (-0,16 persen) dan Perumahan (-0,18 persen).

No. 28/05/52/Th.X, 2 Mei 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MENURUT SUB SEKTOR BULAN APRIL 2017

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

(2)

2

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada 8 kabupaten di Provinsi NTB, terjadi NTP yang berfluktuasi setiap bulannya. Pada bulan April 2017 dengan tahun dasar (2012=100) NTP Provinsi Nusa Tenggara Barat berada di atas 100 ( tercatat 104,02 ) yang berarti petani mengalami peningkatan daya beli, karena kenaikan harga produksi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga input produksi dan kebutuhan konsumsi rumah tangganya.

Grafik 1

NTP Provinsi NTB Januari 2015 – April 2017 (2012=100)

NTP bulan April 2017 mengalami penurunan sebesar 0,66 persen bila dibandingkan dengan NTP Maret 2017 yaitu dari 104,71 menjadi 104,02. Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) menurun sebesar (-0,58 persen) sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,09 persen.

Dari Tabel 1 nampak bahwa pada bulan April 2017 kemampuan daya beli petani di Provinsi NTB pada 3 subsektor berada di atas 100 (cukup baik) yang terdiri dari subsektor Peternakan (118,80), sub sektor Tanaman Pangan (103,41) dan subsektor Perikanan (102,97). Sedangkan subsektor lainnya memiliki kemampuan daya beli yang rendah atau NTP di bawah 100 yaitu subsektor Perkebunan Rakyat (92,72) dan sub sektor Hortikultura (91,77).

101,38 101,97 102,23 101,15 102,39 103,29 103,86 104,14 104,78 105,97 106,43 106,22 105,53 104,85 104,38 103,58 103,81 104,14 104,71 106,26 106,99 107,25 107,32 106,56 105,70 104,58 104,71 104,02 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 N ila i T uka r P eta ni TAHUN

(3)

Tabel 1

Nilai Tukar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Subsektor April 2017 (2012=100)

Subsektor Bulan Persentase Perubahan

Maret 2017 April 2017

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a. Indeks yang Diterima (It) 131.53 130.12 -1.07

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 125.59 125.84 0.19

c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 104.72 103.41 -1.26

2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It) 117.77 116.16 -1.37

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 126.52 126.58 0.04

c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 93.08 91.77 -1.41

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima (It) 117.18 118.16 0.84

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 127.38 127.43 0.04

c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 91.99 92.72 0.80

4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It) 145.07 144.75 -0.22

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 121.87 121.85 -0.02

c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 119.03 118.80 -0.20

5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima (It) 125.51 124.78 -0.59

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 121.27 121.17 -0.08

c. Nilai Tukar Petani (NTN) 103.50 102.97 -0.51

5.a. Perikanan Tangkap

a. Indeks yang Diterima (It) 138.57 137.57 -0.72

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 123.87 123.81 -0.05

c. Nilai Tukar Petani (NTN) 111.87 111.12 -0.67

5.b. Perikanan Budidaya

a. Indeks yang Diterima (It) 105.57 105.24 -0.32

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 117.30 117.15 -0.13

c. Nilai Tukar Petani (NTN) 90.00 89.84 -0.19

Gabungan

a. Indeks yang Diterima (It) 130.78 130.03 -0.58

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 124.90 125.01 0.09

-Konsumsi Rumah Tangga 128.41 128.49 0.06

-BPPBM 115.93 116.17 0.21

(4)

4

1.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan April 2017 dengan tahun dasar (2012=100), secara gabungan indeks harga yang diterima petani (It) Provinsi NTB mengalami penurunan sebesar (-0,58 persen) yaitu dari 130,78 menjadi 130,03. Terdapat 4 subsektor yang mengalami penurunan indeks harga yang diterima yaitu sub sektor Peternakan (-0,22 persen), Perikanan (-0,59 persen), Tanaman Pangan (-1,07 persen) dan Hortikultura (-1,37 persen) dan. hanya sub sektor Perkebunan Rakyat yang mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,84 persen.

2.

Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada bulan April 2017 dengan tahun dasar (2012=100), indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi NTB mengalami peningkatan sebesar 0,09 persen yaitu dari 124,90 menjadi 125,01. Dimana Indeks konsumsi rumahtangga mengalami peningkatan 0,06 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami peningkatan 0,21 persen.

Grafik 2

Indeks Diterima dan Indeks Dibayar Petani Provinsi NTB Maret – April2017 (2012=100) Indeks Diterima, 130,78 Indeks Diterima, 130,03 Indeks Dibayar, 124,9 Indeks Dibayar, 125,01 KRT, 128,41 KRT, 128,46 BPPBM, 115,93 BPPBM, 116,17 100 105 110 115 120 125 130 135 20 1703 20 1704

(5)

3.

NTP Subsektor

a.

Subsektor Tanaman Pangan / Padi & Palawija (NTPP)

Pada bulan April 2017 NTPP mengalami penurunan sebesar (-1,26 persen), hal ini disebabkan karena tingkat penurunan indeks yang diterima petani sebesar (-1,07 persen) lebih rendah dari peningkatan indeks yang dibayar petani sebesar 0,19 persen.

Indeks harga yang diterima petani sub kelompok padi mengalami penurunan sebesar (-2,05 persen) yang disebabkan karena menurunnya harga gabah/padi. Sedangkan Indeks harga yang diterima petani sub kelompok palawija mengalami peningkatan sebesar 1,43 persen yang disebabkan karena meningkatnya harga kacang hijau, ketela pohon dan kacang kedelai. Indeks yang dibayar (Ib) mengalami peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,50 persen, dan indeks BPPBM mengalami peningkatan sebesar 0,58 persen. Dimana peningkatan indeks BPPBM disebabkan antara lain oleh meningkatnya upah penyemprotan, pupuk kandang, upah pemupukan, harga KCL, ZA, sewa tanah sawah, upah menanam, insektisida, bibit kacang tanah, sewa traktor tangan.

b.

Subsektor Hortikultura (NTPH)

Nilai Tukar Petani Sub sektor Hortikultura (NTPH) pada bulan April 2017 mengalami penurunan sebesar (-1,41 persen). Hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani menurun sebesar (-1,37 persen) sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,04 persen.

Indeks yang diterima (It) sub kelompok sayur-sayuran dan buah-buahan mengalami penurunan masing-masing sebesar (-2,00 persen) dan (-0,48 persen) yang disebabkan karena menurunnya harga nanas, cabai rawit, rambutan, bawang merah, kol/kubis, terung panjang, sawo, cabai merah, kangkung, sirsak, semangka, langsat, melon, manggis dan jeruk besar. Indeks yang diterima (It) sub kelompok tanaman obat tidak mengalami perubahan/tetap. Peningkatan indeks yang dibayar (Ib) petani hortikultura disebabkan oleh peningkatan indeks BPPBM sebesar 0,38 persen. Dimana peningkatan indeks BPPBM disebabkan meningkatnya harga pupuk kandang, sewa lahan ladang, bibit semangka, KCL, bibit kangkung, kereta dorong, sewa lahan sawah, bibit ketimun, sewa traktor tangan.

c.

Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan April 2017 Nilai Tukar Petani untuk sub sektor perkebunan rakyat (NTPR) terjadi peningkatan sebesar 0,80 persen, hal ini disebabkan karena tingkat peningkatan indeks yang diterima petani sebesar 0,84 persen lebih tinggi dari tingkat peningkatan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,04 persen.

Peningkatan indeks yang diterima petani disebabkan karena meningkatnya harga hasil produksi perkebunan rakyat antara lain kemiri, kopi, cengkeh, kelapa, jarak. Peningkatan indeks yang dibayar (Ib) petani perkebunan rakyat disebabkan oleh meningkatnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,05 persen dan menurunnya indeks BPPBM sebesar (-0,02 persen). dimana penurunan indeks BPPBM disebabkan menurunnya harga pupuk urea dan NP/NPK.

(6)

6

d.

Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada bulan April 2017, NTPT mengalami penurunan sebesar (-0,20 persen), hal ini disebabkan karena tingkat penurunan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar (-0,22 persen) lebih rendah dari tingkat penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar (-0,02 persen).

Indeks harga yang diterima (It) peternak pada sub kelompok ternak besar, ternak kecil, unggas dan hasil ternak mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,12 persen, 1,09 persen, 0,39 persen dan 0,49 persen, yang disebabkan karena menurunnya harga kerbau, kambing, itik, ayam ras pedaging, telur ayam ras, burung merpati, ayam ras petelur, kuda. Penurunan Indeks yang dibayar petani (Ib) disebabkan oleh menurunnya indeks BPPBM sebesar (-0,38 persen), yang disebabkan oleh menurunnya harga bibit kambing, bibit sapi potong, dedak, jagung pipilan, listrik, jerami, konsentrat swine, gas LPG, arit, bibit bebek.

e.

Subsektor Perikanan (NTNP)

Pada bulan April 2017 NTNP mengalami penurunan sebesar (-0,51 persen), hal ini disebabkan karena tingkat penurunan indeks yang diterima petani sebesar (-0,59 persen) lebih rendah dari tingkat penurunan indeks yang dibayar petani sebesar (-0,08 persen).

Indeks harga yang diterima (It) sub kelompok penangkapan dan budidaya mengalami penurunan masing-masing sebesar (-0,72 persen) dan (-0,32 persen) yang disebabkan menurunnya harga produksi perikanan antara lain peperek, terbang, selar, tuna, tongkol, pari, kurisi, kerang, layur, kembung, cakalang, bawal, kuniran, rajungan, rumput laut, bandeng. Penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) disebabkan oleh penurunan indeks konsumsi rumah tangga sebesar (-0,10 persen) dan indeks BPPBM sebesar (-0,03 persen), dimana penurunan indeks BPPBM disebabkan oleh menurunnya harga benih bandeng/nener, dedak, cip, pellet, jarring angkat, oli pelumas, umpan.

(7)

Tabel 2

Indeks yang Diterima dan Indeks yang Dibayar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Sub Sektor April 2017 (2012=100)

Subsektor Bulan Persentase Perubahan

Maret 2017 April 2017

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a. Indeks Diterima Petani 131.53 130.12 -1.07

- Padi 134.16 131.41 -2.05

- Palawija 125.28 127.06 1.43

b. Indeks Dibayar Petani 125.59 125.84 0.19

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.03 128.09 0.05

- Indeks BPPBM 119.57 120.26 0.58

2. Hortikultura

a. Indeks Diterima Petani 117.77 116.16 -1.37

- Sayur-sayuran 131.63 128.99 -2.00

- Buah-buahan 102.20 101.70 -0.48

- Tanaman Obat 136.70 136.70 0.00

b. Indeks Dibayar Petani 126.52 126.58 0.04

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.04 129.01 -0.03

- Indeks BPPBM 115.39 115.84 0.38

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks Diterima Petani 117.18 118.16 0.84

- Tanaman Perkebunan Rakyat 117.18 118.16 0.84

b. Indeks Dibayar Petani 127.38 127.43 0.04

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130.27 130.33 0.05

- Indeks BPPBM 114.14 114.12 -0.02

4. Peternakan

a. Indeks Diterima Petani 145.07 144.75 -0.22

- Ternak Besar 148.77 148.59 -0.12

- Ternak Kecil 145.06 143.48 -1.09

- Unggas 118.89 118.43 -0.39

- Hasil Ternak 121.26 120.67 -0.49

b. Indeks Dibayar Petani 121.87 121.85 -0.02

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.64 127.85 0.16

- Indeks BPPBM 111.74 111.32 -0.38

5. Perikanan

a. Indeks Diterima Petani 125.51 124.78 -0.59

- Penangkapan 138.57 137.57 -0.72

- Budidaya 105.57 105.24 -0.32

b. Indeks Dibayar Petani 121.27 121.17 -0.08

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.98 127.85 -0.10

- Indeks BPPBM 112.42 112.39 -0.03

Gabungan

a. Indeks Diterima Petani 130.78 130.03 -0.58

b. Indeks Dibayar Petani 124.90 125.01 0.09

- Konsumsi Rumah Tangga 128.41 128.49 0.06

(8)

8

Perbandingan antar Provinsi

Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan April 2017, hanya 15 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan 18 provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo (0,64 persen), diikuti oleh Provinsi Sulut (0,55 persen) Sumbar dan Sulbar sebesar 0,53 persen. Sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kalbar (-1,40 persen) diikuti oleh Sultra (-1,30 persen ) dan Kalteng (-1,16 persen).

Tabel 3. Nilai Tukar Petani Provinsi di Indonesia dan Persentase Perubahannya April 2017 (2012=100) Kode Provinsi IT IB NTP Indeks persen Perb Indeks persen Perb Indeks persen Perb (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 11 NAD 118.39 -0.68 124.55 -0.61 95.05 -0.07 12 SUMUT 127.39 -0.62 127.95 -0.41 99.56 -0.21 13 SUMBAR 123.31 -0.27 124.92 -0.80 98.71 0.53 14 RIAU 130.67 -0.90 126.74 -0.52 103.10 -0.38 15 JAMBI 126.39 -0.54 125.12 -0.57 101.02 0.03 16 SUMSEL 117.80 -0.75 124.56 -0.36 94.57 -0.39 17 BENGKULU 120.77 -0.63 127.10 -0.26 95.02 -0.37 18 LAMPUNG 129.10 -0.35 124.03 -0.60 104.09 0.26 19 BABEL 118.18 -1.33 121.00 -0.85 97.67 -0.48 21 KEPRI 118.94 -0.06 121.22 -0.03 98.12 -0.03 31 DKI 119.28 -0.23 120.22 -0.50 99.22 0.27 32 JABAR 133.69 0.45 129.97 -0.03 102.87 0.49 33 JATENG 124.50 0.18 127.28 -0.14 97.81 0.33 34 YOGYAKARTA 128.04 0.08 125.97 -0.24 101.64 0.32 35 JATIM 131.75 0.10 129.36 -0.08 101.84 0.18 36 BANTEN 124.85 0.90 126.50 0.38 98.69 0.51 51 BALI 129.94 0.02 123.77 -0.23 104.98 0.25 52 NTB 130.03 -0.58 125.01 0.09 104.02 -0.66 53 NTT 127.16 0.37 125.67 0.03 101.18 0.34 61 KALBAR 120.61 -1.48 125.56 -0.08 96.06 -1.40 62 KALTENG 122.98 -1.48 124.25 -0.32 98.98 -1.16 63 KALSEL 117.83 -0.62 121.82 0.05 96.73 -0.67 64 KALTIM 121.71 -0.86 125.21 0.21 97.21 -1.06 71 SULUT 116.05 -0.17 125.93 -0.72 92.15 0.55 72 SULTENG 120.55 -0.12 127.18 0.48 94.79 -0.60 73 SULSEL 127.06 -0.53 126.92 0.09 100.11 -0.62 74 SULTRA 118.69 -1.18 125.06 0.12 94.91 -1.30 75 GORONTALO 131.65 -0.35 125.27 -0.98 105.09 0.64 76 SULBAR 129.40 0.75 122.08 0.22 106.00 0.53 81 MALUKU UTARA 128.31 0.05 127.76 0.01 100.43 0.04 82 MALUKU 126.34 0.04 125.24 0.18 100.87 -0.13 91 PAPUA BARAT 127.40 -0.66 126.67 0.09 100.57 -0.75 94 PAPUA 121.13 0.24 126.49 0.55 95.76 -0.32 Nasional 127,08 -0,08 127,07 -0,14 100,01 0,06

(9)

4.

Indeks Harga Konsumen Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Dari penghitungan indeks konsumsi rumah tangga yang dilaporkan pada bulan April 2017 di Provinsi NTB terjadi inflasi perdesaan sebesar (0,06 persen).

Inflasi disebabkan karena terjadinya peningkatan indeks konsumsi rumah tangga pada kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (1,11 persen) Transportasi & Komunikasi (0,31 persen), Makanan Jadi (0,29 persen), Kesehatan (0,24 persen), Sandang (0,01 persen), sedangkan 2 kelompok pengeluaran lainnya mengalami penurunan, terdiri dari kelompok Bahan Makanan sebesar (-0,16 persen) dan Perumahan (-0,18 persen).

Tabel 4

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Nusa Tenggara Barat

April 2017 (2012=100)

Sub Kelompok Maret 2017 April 2017

Perubahan

(1) (2) (3) (4)

Konsumsi Rumahtangga 128.41 128.49 0.06

- Bahan makanan 136.06 135.84 -0.16

- Makanan jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 124.07 124.42 0.29

- Perumahan 122.34 122.12 -0.18

- Sandang 123.41 123.42 0.01

- Kesehatan 120.22 120.51 0.24

- Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 112.02 113.26 1.11

- Transportasi dan Komunikasi 125.14 125.53 0.31

Inflasi perdesaan yang terjadi pada bulan April 2017 di Provinsi NTB disebabkan antara lain oleh meningkatnya harga tomat sayur, ban luar mobil, kacang panjang, daging ayam ras, kemiri, tongkol, biskuit, bayam, rok terusan, tempat tidur, ketela rambat, air mineral kemasan, korek api, ketimun, anggur, bedak, bawang putih, ikan asin teri, gula merah, kopi bubuk, lipstik, ikan asin selar, udang tambak, celana pendek, ikan pindang kembung, uang bayaran sekolah SMA, beha katun, kemeja pendek katun, kacang kedelai, bola lampu, ketela pohon, minuman kesehatan, celana dalam, susu bubuk bayi, gado-gado, ikan asin sepat, kaca polos, minuman ringan, penyedap masakan, baju kaos, pasta gigi, sepeda motor, tepung terigu, salak.

(10)

10

Grafik 3

Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi di Indonesia

April 2017 (2012=100)

-1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 PA PUA SULTE N G BA N TE N SUL BA R KA LT IM M AL UK U UT AR A PA PU A B AR AT SUL TR A NT B KEPR I M AL UK U SU LS EL NT T KALS EL JA BA R KA LB AR JA TIM JATEN G YO GY AK AR TA BE NGK UL U KA LT EN G BA LI SUM SE L SUM U T RI AU JAM BI NA D DKI LAMP U NG SUL U T BA BE L SUM BA R GO RO NT AL O NA SIO NA L 0,6 8 0,58 0 ,39 0,2 5 0,24 0,20 0,1 0 0,08 0,06 0,03 -0 ,01 -0,01 -0 ,03 -0,06 -0 ,16 -0,18 -0 ,24 -0 ,31 -0 ,42 -0,42 -0 ,45 -0,47 -0,54 -0,62 -0 ,67 -0,74 -0,78 -0,79 -0 ,87 -0,99 -1,09 -1 ,12 -1,39 -0 ,29

(11)

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Jl. Gunung Rinjani No. 2 Mataram 83125Tlp. (0370) 621385 Fax. (0370) 623801 E-mail :bps5200@bps.go.id Homepage : http://ntb.bps.go.id

Contact person : Ni Kadek Adi Madri, SE

Kepala Bidang Statistik Distribusi

Gambar

Tabel 3. Nilai Tukar Petani Provinsi di Indonesia dan Persentase Perubahannya  April 2017 (2012=100) Kode  Provinsi  IT  IB  NTP  Indeks  persen  Perb  Indeks  persen Perb  Indeks  persen Perb  (1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  11  NAD  118.39  -0.68  124.55  -0.61  95.05  -0.07  12  SUMUT  127.39  -0.62  127.95  -0.41  99.56  -0.21  13  SUMBAR  123.31  -0.27  124.92  -0.80  98.71  0.53  14  RIAU  130.67  -0.90  126.74  -0.52  103.10  -0.38  15  JAMBI  126.39  -0.54  125.12  -0.57  101.02  0.03  16  SUMSEL  117.80  -0.75  124.56  -0.36  94.57  -0.39  17  BENGKULU  120.77  -0.63  127.10  -0.26  95.02  -0.37  18  LAMPUNG  129.10  -0.35  124.03  -0.60  104.09  0.26  19  BABEL  118.18  -1.33  121.00  -0.85  97.67  -0.48  21  KEPRI  118.94  -0.06  121.22  -0.03  98.12  -0.03  31  DKI  119.28  -0.23  120.22  -0.50  99.22  0.27  32  JABAR  133.69  0.45  129.97  -0.03  102.87  0.49  33  JATENG  124.50  0.18  127.28  -0.14  97.81  0.33  34  YOGYAKARTA  128.04  0.08  125.97  -0.24  101.64  0.32  35  JATIM  131.75  0.10  129.36  -0.08  101.84  0.18  36  BANTEN  124.85  0.90  126.50  0.38  98.69  0.51  51  BALI  129.94  0.02  123.77  -0.23  104.98  0.25  52  NTB  130.03  -0.58  125.01  0.09  104.02  -0.66  53  NTT  127.16  0.37  125.67  0.03  101.18  0.34  61  KALBAR  120.61  -1.48  125.56  -0.08  96.06  -1.40  62  KALTENG  122.98  -1.48  124.25  -0.32  98.98  -1.16  63  KALSEL  117.83  -0.62  121.82  0.05  96.73  -0.67  64  KALTIM  121.71  -0.86  125.21  0.21  97.21  -1.06  71  SULUT  116.05  -0.17  125.93  -0.72  92.15  0.55  72  SULTENG  120.55  -0.12  127.18  0.48  94.79  -0.60  73  SULSEL  127.06  -0.53  126.92  0.09  100.11  -0.62  74  SULTRA  118.69  -1.18  125.06  0.12  94.91  -1.30  75  GORONTALO  131.65  -0.35  125.27  -0.98  105.09  0.64  76  SULBAR  129.40  0.75  122.08  0.22  106.00  0.53  81  MALUKU UTARA  128.31  0.05  127.76  0.01  100.43  0.04  82  MALUKU   126.34  0.04  125.24  0.18  100.87  -0.13  91  PAPUA BARAT  127.40  -0.66  126.67  0.09  100.57  -0.75  94  PAPUA  121.13  0.24  126.49  0.55  95.76  -0.32  Nasional  127,08  -0,08  127,07  -0,14  100,01  0,06

Referensi

Dokumen terkait

Indikator kinerja Renstra STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta terdiri dari tujuh bidang yaitu : Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui

URAIANKEGIATAN PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN 4011 Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Ketergnggn ; 01 Meningkatnya penelitian dan pengembangan

Penampang tahanan jenis J-21 pada Gambar 7 terlihat bahwa ketebalan Formasi Genteng yang tersusun atas batupasir tufaan secara umum memiliki dengan ketebalan

Dalam pelaksanaan PPL program studi Bimbingan dan Konseling, mahasiswa praktikan melakukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah,

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Pandabah dan seorang ahli waris [6] diperoleh informasi bahwa pada tahun 1978, orang tua (pewaris) ahli waris sebagai pemilik tanah

Hasil pengolahan data dari perhitungan regresi linier juga menerangkan bahwa tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan namun positif antara kecerdasan emosional

Mustika Ratu Jakarta Timur Dalam penulisan penelitian ini, untuk mendapatkan informasi secara lengkap maka penulis mengamati jaringan LAN dan melakukan tanya jawab

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tindakan kelas ini, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe