ABSTRACT
Debt is an important source of financing for sellers that lack of some capital. The sellers have a role in decision making of debts. However, they can make some mistakes about that decision due to psychological factors. Therefore, the purpose of this research is to solve some problems regarding to (a) the perception of "Wergu" sellers toward debt, which can be categorized as a stimulator and an expense (b) the most important of psychological factors for "Wergu" sellers in debt taking.
Descriptive statistics method is chosen in this research. This research shows that debt is considered as a stimulator for the development of "Wergu" sellers' business. Debt can make the seller sell their properties more diligently. It also make them to treat their business more carefully, because debt will cause psychological burden when their stuff are not sold properly. Meanwhile, illusion of control becomes the most important of psychological factors for "Wergu" sellers in Kudus.
SARIPATI
Hutang merupakan sumber pendanaan yang penting bagi para pedagang pasar yang memilki modal terbatas. Para pedagang memiliki peranan dalam pengambilan keputusan hutangnya. Para pedagang pada kenyataannya dapat membuat kesalahan dalam pengambilan keputusan hutang. Para pedagang sering menggunakan faktor psikologis dalam pengambilan keputusan hutang. Tujuan dari penelitian yang telah dilakukan ini untuk menjawab beberapa masalah penelitian, yaitu : (a) bagaimana persepsi para pedagang pasar ”Wergu” terhadap hutang (sebagai stimulator atau sebagai beban) ? (b) faktor psikologis apakah yang paling dominan ketika pedagang pasar ”Wergu” tersebut mengambil hutang ? metode penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang pasar ”Wergu ” di Kudus menganggap hutang sebagai stimulator bagi perkembangan usaha mereka. Para pedagang setuju hutang memberikan keuntungan dalam berjualan, para pedagang setuju dengan hutang dapat membuat lebih giat berjualan, para pedagang setuju bahwa dengan berhutang dapat dipercaya oleh orang lain dan para pedagang sangat setuju bahwa dengan berhutang akan lebih berhati – hati mengelola hutang tersebut karena hutang yang telah diambil dapat meyebabkan beban psikologis ketika dagangan tidak laku. Aspek psikologis yang paling dominan ketika pedagang pasar ”Wergu” di Kudus mengambil keputusan hutang yaitu ilusion of control.