• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman."

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN KINERJA GURU

DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

Oleh:

Aryaduta Yustina Yones 111134246

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru SD di SD Kecamatan Moyudan menunjukkan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran dengan model tematik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di SD se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif korelasional dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 63 guru kelas bawah SD di Kecamatan Moyudan, Sleman, Yogyakarta. Sampel yang digunakan berjumlah 54 guru. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data adalah skala dan daftar check list. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Uji hipotesis menggunakan korelasi product moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik (X) dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik (Y) di Sekolah Dasar Kecamatan Moyudan yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,634. Nilai koefisien korelasi persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik (X) dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik (Y) termasuk dalam kategori kuat.

(2)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN TEACHERS’ PERCEPTION ON THE THEMATIC LANGUAGE LEARNING AND TEACHERS’ PERFORMANCE IN ELEMENTARY SCHOOLS

IN MOYUDAN, SLEMAN

By:

Aryaduta Yustina Yones 111134246

Based on the interview conducted with one of the teachers in Elementary School in Moyudan, it showed that the teacher still found difficulties in implementing the thematic-based learning. this study aimed to find out the correlation between the teachers' perception on thematic-based learning and the teachers' performance in the implementation of thematic-based learning in elementary schools in Moyudan, Sleman.

This research used a quantitative research method with the correlational survey. The populations in this study were 63 lower-class elementary school teachers in Moyudan, Sleman, Yogyakarta. The total sample was 54 teachers. The sampling techniques used in this research was the proportionate stratified random sampling. The data collection techniques in this study used the questionnaire and documentation. The data collection techniques in this study used questionnaire and documentation. The instrument used to collect data was scale and check list. The data was analyzed using descriptive statistic analysis and inferential statistic analysis. Hypothesis test using product moment correlation.

The result showed that there is a correlation between the teachers’ perception on the implementation of thematic instruction (X) and the teachers’ performance in the implementation of thematic instruction (Y) in Elementary Schoolsin Moyudan. It is indicated by the value of the correlation coefficient of 0,634. The correlation coefficient value of the teachers’ perception the implementation of thematic instruction (X) and the teachers’ performance in the implementation of thematic instruction (Y) is considered as strong.

Keywords: The implementation of the thematic learning, teachers’ perception, and teachers’ performance

(3)

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN KINERJA GURU

DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Aryaduta Yustina Yones 111134246

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN KINERJA GURU

DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Aryaduta Yustina Yones 111134246

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Tidak ada kata terlambat, berusaha dan yakin

akan membuahkan hasil yang baik!

Dengan penuh rasa syukur skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjaga dan memberikan kasih

karunia-Nya.

2. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan kasih sayang yang begitu besar

kepadaku terutama untuk ayahku Yochanes Slamet.

3. Kakak-kakakku dan saudara-saudaraku yang selalu memberi semangat dan

dukungan.

4. Yohanes Slamet Pambudi yang telah membantu dalam penyusunan skripsi

(8)
(9)
(10)

vii ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN KINERJA GURU

DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

Oleh:

Aryaduta Yustina Yones 111134246

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru SD di SD Kecamatan Moyudan menunjukkan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran dengan model tematik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di SD se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif korelasional dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 63 guru kelas bawah SD di Kecamatan Moyudan, Sleman, Yogyakarta. Sampel yang digunakan berjumlah 54 guru. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data adalah skala dan daftar check list. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Uji hipotesis menggunakan korelasi product moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik (X) dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik (Y) di Sekolah Dasar Kecamatan Moyudan yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,634. Nilai koefisien korelasi persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik (X) dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik (Y) termasuk dalam kategori kuat.

(11)

viii ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN TEACHERS’ PERCEPTION ON THE THEMATIC LANGUAGE LEARNING AND TEACHERS’ PERFORMANCE IN ELEMENTARY SCHOOLS

IN MOYUDAN, SLEMAN

By:

Aryaduta Yustina Yones 111134246

Based on the interview conducted with one of the teachers in Elementary School in Moyudan, it showed that the teacher still found difficulties in implementing the thematic-based learning. this study aimed to find out the correlation between the teachers' perception on thematic-based learning and the teachers' performance in the implementation of thematic-based learning in elementary schools in Moyudan, Sleman.

This research used a quantitative research method with the correlational survey. The populations in this study were 63 lower-class elementary school teachers in Moyudan, Sleman, Yogyakarta. The total sample was 54 teachers. The sampling techniques used in this research was the proportionate stratified random sampling. The data collection techniques in this study used the questionnaire and documentation. The data collection techniques in this study used questionnaire and documentation. The instrument used to collect data was scale and check list. The data was analyzed using descriptive statistic analysis and inferential statistic analysis. Hypothesis test using product moment correlation.

The result showed that there is a correlation between the teachers’ perception on the implementation of thematic instruction (X) and the teachers’ performance in the implementation of thematic instruction (Y) in Elementary Schoolsin Moyudan. It is indicated by the value of the correlation coefficient of 0,634. The correlation coefficient value of the teachers’ perception the implementation of thematic instruction (X) and the teachers’ performance in the implementation of thematic instruction (Y) is considered as strong.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Kinerja Guru di

Sekolah Dasar se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman” dengan lancar. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar berkat

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah membimbing dan memberkati dalam penyusunan laporan ini.

2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I, terima kasih atas bimbingan, dukungan, dan kesabaran yang telah diberikan selama proses penyusunan laporan penelitian ini.

5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd.,M.Pd., selaku dosen pembimbing II, terima kasih atas bimbingan, dukungan, dan kesabaran yang telah diberikan selama proses penyusunan laporan penelitian ini.

(13)

x

7. Teman-teman kelas E angkatan 2011 yang selalu memberikan semangat dan kegembiraan.

8. Teman-teman payung yang telah bersama-sama menjalani bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Kepala UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Moyudan yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

10.Orang tuaku Yochanes Slamet, Fransiska Yuida Misi Wahyuni, dan Veronika Daliyah yang telah memberikan doa, dukungan, serta semangat yang luar biasa.

11.Yohanes Slamet Pambudi yang telah memberikan semangat, dukungan moral dan material serta doa yang tiada henti-hentinya.

12.Sahabat-sahabatku yang selalu setia menemani, membantu, serta banyak memberikan semangat.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun telah banyak membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, segala masukan, saran, dan kritik yang membangun sangat peneliti harapkan untuk dapat menyempurnakan skripsi ini. Peneliti juga berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 30 Desember 2014

(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

ABSTRAK ... vii

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional Variabel ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Persepsi ... 8

2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 11

3. Kinerja Guru dalam Pembelajaran Tematik ... 16

B. Penelitian yang Relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 25

D. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Populasi dan Sampel ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel ... 29

D. Variabel Penelitian ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Instrume Penelitian ... 34

(15)

xii

1. Validitas ... 39

2. Reliabilitas ... 48

H. Teknik Analisis Data ... 50

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 52

2. Analisis Statistik Inferensial ... 53

a. Uji Asumsi Dasar ... 53

b. Uji Hipotesis ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Hasil Penelitian ... 57

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 57

a. Deskripsi Tempat Penelitian ... 57

b. Deskripsi Data Responden ... 59

2. Deskripsi Data Penelitian ... 61

a. Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik 61 b. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik 65 3. Uji Asumsi Dasar ... 68

B. Keterbatasan Penelitian ... 78

C. Saran ... 79

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 28

Tabel 3.2 Daftar Populasi Penelitian ... 29

Tabel 3.3 Daftar Penghitungan Sampel Penelitian ... 31

Tabel 3.4 Daftar Sampel Penelitian ... 32

Tabel 3.5 Kisi-kisi Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 36

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 37

Tabel 3.7 Skoring untuk Pernyataan Positif atau Favourable ... 38

Tabel 3.8 Skoring untuk Pernyataan Negatif atau Unfavourable ... 38

Tabel 3.9 Skor Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Persepsi ... 40

Tabel 3.10 Rentang Skor Expert Judgment ... 40

Tabel 3.11 Skor Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Kinerja ... 41

Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Persepsi Guru ... 43

Tabel 3.13 Distribusi Skala Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Setelah Validasi ... 44

Tabel 3.14 Distribusi Skala Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Item Baru ... 45

Tabel 3.15 Hasil Uji Validitas Kinerja Guru ... 46

Tabel 3.16 Distribusi Skala Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik setelah Validasi ... 47

Tabel 3.17 Distribusi Skala Kinerja Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Item Baru ... 48

Tabel 3.18 Koefisien Reliabilitas ... 49

Tabel 3.19 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Persepsi Guru ... 49

Tabel 3.20 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Kinerja Guru ... 50

Tabel 3.21 Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi ... 53

Tabel 3.22 Klasifikasi Koefisien Korelasi ... 55

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 59

Table 4.2 Jenjang Pendidikan Responden ... 59

Tabel 4.3 Usia Responden ... 60

Tabel 4.4 Data Variabel Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 62

Tabel 4.5 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Variabel Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 63

(17)

xiv

Tabel 4.7 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Variabel Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 66 Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ... 69 Tabel 4.9 Hasil Uji Linieritas ... 72 Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi Variabel Persepsi Guru tentang

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Skema Penelitian yang relevan ... 24 Gambar 3.2 Hubungan antar variabel ... 33 Gambar 4.1 Pie Chart Distribusi Kecenderungan Variabel Persepsi

Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 64 Gambar 4.2 Pie Chart Distribusi Kecenderungan Variabel Kinerja

Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 67 Gambar 4.3 Visualisasi Histogram Uji Normalitas Data Persepsi Guru

tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 70 Gambar 4.4 Visualisasi Histogram Uji Normalitas Data Kinerja Guru

(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat-surat Penelitian ... 84

Lampiran 2 Expert Judgment ... 89

Lampiran 3 Uji Coba Instrumen ... 109

Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas ... 115

Lampiran 5a Instrumen Penelitian ... 125

Lampiran 5b Pedoman Wawancara ... 130

Lampiran 6 Tabulasi Data Penelitian ... 131

Lampiran 7a Hasil Deskriptif Persepsi Guru ... 133

Lampiran 7b Hasil Deskriptif Kinerja Guru ... 135

Lampiran 7c Hasil Uji Normalitas ... 137

Lampiran 7d Hasil Uji Linieritas ... 139

Lampiran 7e Hasil Uji Hipotesis ... 140

Lampiran 8 Daftar Check list ... 142

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab I akan membahas enam bagian pendahuluan dari penelitian ini. Enam bagian tersebut yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel. A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni budaya. Perkembangan dan perubahan secara terus menerus menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

(21)

Kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa kali penyempurnaan. Penyampaian materi pembelajaran tidak berubah yaitu dengan menyampaikan materi per mata pelajaran, tetapi mulai dari kurikulum 2006 sudah mulai dicanangkan penyampaian materi secara tematik yaitu menggabungkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Model tematik ini berlaku pada kelas bawah atau kelas I, II, dan III. Seiring berjalannya waktu, kurikulum 2006 juga mengalami penyempurnaan yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 juga disajikan melalui pembelajaran tematik.

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu

(22)

membantu siswa dalam belajar sehingga nilai yang akan didapat siswa menjadi lebih baik.

Pelaksanaan pembelajaran tematik haruslah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran tematik meliputi kegiatan awal/pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir/penutup (Majid, 2014: 129). Proses pelaksanaan pembelajaran di kelas sangat bergantung pada kinerja guru. Untuk dapat menyajikan dan menyampaikan materi dengan tepat, guru juga dituntut menguasai strategi serta metode mengajar dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut, maka kinerja guru dalam pembelajaran tematik perlu diperhatikan. Mulyasa (2013: 103) menjelaskan kinerja guru dalam pembelajaran adalah kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran yang berkaitan dengan proses dan hasil.

(23)

pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan terlihat tidak maksimal, guru belum bisa mengatur waktu dengan baik, dan apabila siswa sudah bingung, guru tidak menggunakan model tematik melainkan menggunakan model pembelajaran yang terpisah-pisah. Hal ini berdampak pada perkembangan siswa dan hasil belajar yang kurang memuaskan dalam pencapaian KKM. Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 5b.

Melihat hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Kecamatan Moyudan dengan jenis penelitian survei. Moyudan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Moyudan berada di sebelah Barat daya dari Ibukota Kabupaten Sleman dan mempunyai 4 desa/kelurahan. Sekolah Dasar di Kecamatan Moyudan berjumlah 21, yang terdiri dari 12 Sekolah Dasar Negeri dan 9 Sekolah Dasar Swasta.

(24)

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, penelitian ini dibatasi pada:

1. Penelitian ini mengukur persepsi dan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, guru yang diteliti adalah guru kelas bawah (kelas I, II, dan III).

2. Lingkup penelitian adalah Sekolah Dasar yang berada di wilayah UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

Apakah ada hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di SD se-Kecamatan Moyudan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dirancang untuk mencapai tujuan sebagai berikut:

(25)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar.

b. Hasil penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan tentang kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refleksi dalam melaksanakan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar.

b. Bagi peneliti

(26)

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu persepsi guru dan kinerja guru. Berikut ini akan dijabarkan definisi operasional kedua variabel tersebut:

1. Persepsi guru yang diteliti oleh peneliti yaitu persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik. Persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik merupakan proses menginterpretasi informasi melalui panca indra berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran tematik yang meliputi tahap-tahap dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam penelitian ini persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dapat diukur dengan menggunakan instrumen yaitu skala persepsi.

(27)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bagian landasan teori ini dibahas beberapa hal terkait dengan teori-teori dalam penelitian. Landasan teori ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. A. Kajian Pustaka

1. Persepsi

Persepsi mengandung arti yang sangat luas, beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian persepsi, meskipun pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Persepsi merupakan serangkaian proses rumit yang melaluinya kita memperoleh dan menginterpretasikan informasi indrawi (Ling & Catling, 2012: 6). Interpretasi ini memungkinkan kita menyerap lingkungan kita secara bermakna. Sedangkan menurut Kuswana (2011: 220) persepsi merupakan proses saat seseorang mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.

Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia (Slameto, 2010: 102). Menurut Walgito (2003: 45) persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Persepsi adalah proses yang dilalui individu guna mendapatkan arti bagi lingkungan dengan cara mengorganisasi dan menafsirkan kesan inderawi seseorang (Robbins, 2007: 75).

(28)

Persepsi akhirnya dapat memengaruhi cara berpikir, bekerja, serta bersikap pada diri seseorang.

Berdasarkan beberapa pengertian persepsi di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses yang dialami seseorang dalam menginterpretasikan informasi yang ada di lingkungan sekitar melalui panca inderanya. Persepsi juga merupakan awal dari segala macam kegiatan yang dilakukan oleh seseorang.

Menurut Robbins (2007: 75) faktor yang berfungsi membentuk atau mempengaruhi persepsi adalah:

a. Si Perseptor

Ketika seseorang melihat sasaran dan berusaha menafsirkan apa yang dilihatnya, ciri-ciri pribadi seseorang tersebut akan sangat mempengaruhi penafsirannya. Ciri-ciri tersebut mencakup sikap, kepribadian, motif, minat, pengalaman, dan harapan.

b. Sasaran

Ketika seseorang melihat sasaran atau obyek, maka ciri-ciri sasaran yang diamati dapat juga mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Sebagai contoh orang-orang yang bersuara keras lebih cenderung diperhatikan dalam kelompok daripada orang-orang yang pendiam.

c. Situasi

(29)

Sedangkan menurut Walgito (2010: 101) faktor-faktor yang berperan dalam persepsi adalah:

a. Objek yang dipersepsi

Seseorang memerlukan suatu objek yang nantinya akan menimbulkan suatu stimulus atau rangsang yang mengenai alat indera. Stimulus tersebut dapat datang dari luar diri individu maupun dari dalam diri individu yang bersangkutan. Namun sebagian besar stimulus atau rangsang tersebut datang dari luar diri individu. b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera merupakan alat untuk menerima stimulus. Selain alat indera syaraf sensoris juga sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima seseorang ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat.

c. Perhatian

Perhatian adalah langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan suatu persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh individu.

(30)

2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Menurut Supardi (2013: 60) pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan proses belajar mengajar sebagai unsur kegiatan inti dari aktivitas pembelajaran yang disesuaikan dengan rambu-rambu yang telah disusun dalam perencanaan sebelumnya (Majid, 2014: 129). Sedangkan pelaksanaan pembelajaran menurut Trianto (2011: 210) dilakukan dengan menggunakan tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan/awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang pelaksanaan pembelajaran, maka peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan yang sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.

“Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada murid” (Majid, 2014: 80). Menurut Rusman

(31)

Pendapat yang hampir serupa dikemukakan oleh Prastowo (2014: 54), pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran terpadu yang dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran yang bertujuan untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu dengan mengaitkan beberapa mata pelajaran (Trianto, 2011: 147).

Berdasarkan beberapa teori tentang pengertian pembelajaran tematik, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Jadi, pelaksanaan pembelajaran tematik merupakan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengaitkan beberapa mata pelajaran yang akhirnya dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.

Trianto (2011: 210-212) menjelaskan tentang tiga tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yaitu:

a. Kegiatan pendahuluan/awal/pembukaan

(32)

1) Mempersiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibahas dalam proses pembelajaran.

2) Menarik minat dan perhatian siswa

Menarik minat dan perhatian siswa dapat dilakukan dengan memberi keyakinan kepada siswa bahwa materi belajar yang akan diberikan bermanfaat untuk dirinya.

3) Menumbuhkan motivasi belajar siswa

Menumbuhkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan membangun suasana akrab dan kehangatan sehingga siswa merasa dekat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa. Menurut Marno & Idris (2014: 77) dalam mengaitkan materi antara mata pelajaran baru dengan materi yang sudah dikuasai siswa, guru hendaknya melakukan apersepsi. “Apersepsi merupakan mata rantai penghubung antara pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa untuk digunakan sebagai batu loncatan atau titik pangkal menjelaskan hal-hal baru atau materi baru yang akan dipelajari siswa” (Marno & Idris, 2014: 77).

4) Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan

(33)

b. Kegiatan inti/penyajian

Kegiatan ini difokuskan pada kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis, dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, dan perorangan. Dalam pelaksanaannya seorang guru harus dapat menguasai beberapa keterampilan, diantaranya adalah:

1) Keterampilan menjelaskan

Keterampilan menjelaskan merupakan dasar keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru. Menjelaskan pada dasarnya adalah menuturkan secara lisan mengenai suatu bahan pelajaran yang disampaikan secara sistematis dan terencana sehingga memudahkan siswa untuk memahami bahan pelajaran (Marno & Idris, 2014: 95). Menurut Marno & Idris (2014: 106-110) komponen-komponen yang harus dikuasai dalam keterampilan menjelaskan adalah:

a) Bahasa yang sederhana

Penggunaan bahasa yang baik digunakan untuk menjelaskan materi pelajaran. Bahasa yang baik diantaranya adalah kejelasan kata-kata yang diucapkan, kelancaran dalam berbicara, dan menghindari penggunaan bahasa lisan maupun tulis yang tidak baku.

b) Penggunaan contoh/ilustrasi

(34)

contoh-contoh secara nyata, konkret, dan jelas sesuai dengan daya tangkap dan lingkungan siswa.

c) Struktur/Sistematika

Agar siswa mudah menangkap penjelasan materi dari guru, hendaknya guru menjelaskan susunan atau langkah-langkah urutan dengan jelas, sehingga siswa dengan mudah membedakan bagian yang penting dan yang bukan.

2) Keterampilan memberikan variasi stimulus pembelajaran

Guru hendaknya mampu menjelaskan materi dengan baik dan mampu memikat perhatian siswa. Guru perlu mengadakan variasi dalam cara menyampaikan materi pelajaran. Menurut Supardi (2013: 109-110) variasi pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media/alat peraga dan sumber belajar. Selain itu, guru juga perlu melakukan variasi pola interaksi dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Keterampilan bertanya

(35)

c. Kegiatan penutup/akhir

Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Contoh kegiatan penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Menurut Supardi (2013: 108) kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan cara menyimpulkan secara menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya. Keterampilan menutup pembelajaran dapat dilakukan dengan menyimpulkan atau membuat garis-garis besar materi pokok pelajaran yang telah dibahas dan memberikan tindak lanjut serta pemberian tugas-tugas yang harus dikerjakan individu maupun kelompok terkait dengan materi yang sudah dipelajari.

3. Kinerja Guru dalam Pembelajaran Tematik

Menurut kamus Bahasa Indonesia (2008: 371) kinerja merupakan sesuatu yang telah dicapai melalui kemampuan kerja dan prestasi seseorang. Kinerja adalah unjuk kerja seseorang yang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya sebagai akumulasi dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang telah dimilikinya (Mulyasa, 2013: 88). Pendapat lain dikemukakan oleh Supardi (2013: 45) bahwa kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan.

(36)

harapan dan tujuan. Kinerja juga ditunjukkan melalui penampilan, perbuatan, serta prestasi kerjanya.

Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran dan bertanggung jawab atas peserta didik yang dibimbingnya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik (Supardi, 2013: 54). Selanjutnya Supardi (2013: 54) menjelaskan kinerja guru ditunjukkan dengan kemampuan dalam menjalankan tugasnya serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru selama melakukan aktivitas pembelajaran. Kinerja guru dapat terlihat jelas melalui pembelajaran yang diperlihatkan dari prestasi belajar peserta didik (Supardi, 2013: 55).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah kemampuan guru dalam menjalankan tugas-tugas pembelajaran. Kinerja guru yang baik akan menghasilkan prestasi belajar peserta didik yang baik.

Menurut Rusman (2011: 50) kinerja guru dalam proses pembelajaran adalah bagaimana kemampuan seorang guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Sejalan dengan pendapat Rusman, Mulyasa (2013: 103) menjelaskan bahwa kinerja guru dalam pembelajaran berkaitan dengan kemampuan merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran, baik yang berkaitan dengan proses maupun hasilnya.

(37)

melaksanakan pembelajaran, guru juga harus menyesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik (Supardi, 2013: 56).

Kinerja guru dapat ditunjukkan dari seberapa besar kompetensi-kompetensi yang dipersyaratkan dipenuhi (Supardi, 2013: 55). Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen kompetensi-kompetensi yang dipersyaratkan dipenuhi tersebut meliputi “kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional” (Supardi, 2013: 55).

Kompetensi yang pertama adalah kompetensi pedagogis. “Kompetensi pedagogis adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya” (Payong, 2011: 28).

(38)

Kompetensi yang kedua adalah kompetensi profesional. “Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan guru untuk membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Pendidikan Nasional”

(Payong, 2011: 28). Selanjutnya Payong (2011: 44-49) menjelaskan tentang standar kompetensi profesional yang harus dimiliki seorang guru yaitu (1) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir yang mendukung mata pelajaran, (2) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar, (3) mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif, (4) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan melalui tindakan reflektif, dan (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Selanjutnya kompetensi yang ketiga adalah kompetensi kepribadian. “Kompetensi kepribadian adalah kemampuan yang mantap, stabil, dewasa, arif,

(39)

Kompetensi yang keempat atau yang terakhir adalah kompetensi sosial. “Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidikan sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar” (Payong, 2011: 28). Kemampuan dalam standar kompetensi

ini mencakup empat kompetensi utama yakni: (1) bersikap inklusif, bertindak objektif, dan tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi; (2) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat; (3) beradaptasi di tempat tugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya; dan (4) berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain (Payong, 2011: 61).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam pembelajaran merupakan kemampuan seorang guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan melakukan evaluasi pembelajaran baik secara proses maupun hasil. Kinerja guru dalam pembelajaran ditunjukkan melalui empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial.

Menurut Supardi (2013: 51) ada tiga faktor yang memengaruhi kinerja yaitu:

(40)

b. Faktor organisasional, meliputi: sumber daya, kepemimpinan, imbalan, dan struktur.

c. Faktor psikologis, meliputi: persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.

B. Penelitian yang Relevan

(41)

Penelitian juga dilakukan oleh Cayono (2010) dengan judul penelitian “Hubungan Persepsi tentang Kompetensi Guru dengan Perencanaan Proses

Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran, dan Etos Kerja Guru Bersertifikat Pendidik di SMK Kabupaten Indramayu”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelaksanaan pembelajaran guru SMK di kabupaten Indramayu yang dikorelasikan dengan persepsi tentang kompetensi guru memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Besarnya hubungan ditunjukkan dengan ukuran sebesar 0,617 yang menunjukkan tingkat hubungan yang kuat. Kualitas pelaksanaan pembelajaran berhubungan secara langsung dengan persepsi tentang kompetensi guru. Guru yang memiliki kompetensi adalah guru yang memiliki pengetahun, keterampilan, dan menguasai ilmu pendidikan.

Penelitian juga dilakukan oleh Wulan (2013) dengan judul penelitian “Hubungan Disiplin dengan Kinerja Guru SMA Negeri di Tiga Kecamatan Kota

(42)

positif. Artinya, semakin tinggi tingkat disiplin, akan semakin tinggi pula kinerja tersebut.

Penelitian juga dilakukan oleh Saputra (2011) dengan judul “Hubungan antara Kompetensi Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru di SMA XXX Tangerang”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Hasil penelitian ini diketahui melalui perhitungan korelasi tata jenjang (korelasi rho). Dari perhitungan yang dilakukan didapat koefisien korelasi sebesar 0,411. Penentuan taraf signifikansi dari koefisien korelasi sebesar 0, 411 yang disebut r hitung harus dibandingkan dengan koefisien korelasi (r tabel). Berdasarkan koefisien korelasi r tabel diperoleh keterangan bahwa pada taraf signifikansi 5 % menunjukkan angka 0, 364. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: r tabel (5%=0,364) < r hitung (0, 411). Bahasa matematis ini dapat diartikan bahwa r hitung sebesar 0, 411 adalah lebih besar dari pada r tabel pada taraf signifikansi 5% (= 0, 364). Berdasarkan kenyataan ini, maka dapat dibuat interpretasi bahwa ada hubungan positif agak rendah yang signifikan antara kompetensi profesionalisme guru dan kinerja guru di SMA XXX Tangerang pada taraf signifikansi 5 %, ini berarti bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Adanya hubungan antara kompetensi profesionalisme guru dan kinerja guru di SMA XXX Tangerang ini membuktikan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah kemampuan atau kompetensi profesionalisme guru.

(43)

Keterkaitan antara penelitian yang terdahulu dengan penelitian ini dapat dilihat dari Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Skema Penelitian yang relevan PENELITIAN

SEBELUM

PERSEPSI GURU KINERJA GURU

Cayono (2010)

Persepsi tentang kompetensi guru

– perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan etos kerja guru bersertifikat pendidik

Wulan (2013)

Disiplin – kinerja guru Najmulmunir (2009)

Persepsi guru tentang peran supervisi Kepala Sekolah dan disiplin kerja - kinerja guru

Saputra (2011)

Kompetensi profesionalisme guru – kinerja guru

Yang akan diteliti

(44)

Gambar 2.1 menjelaskan tentang penelitian sebelumnya yaitu penelitian tentang persepsi guru dan kinerja guru. Keempat penelitian tersebut menjadi acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian dengan judul Hubungan Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Kinerja Guru di

Sekolah Dasar se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah ada. Penelitian ini menghubungkan antara persepsi guru dengan kinerja guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik.

C. Kerangka Berpikir

Persepsi merupakan proses yang dialami seseorang dalam menginterpretasikan informasi yang ada di lingkungan sekitar melalui panca inderanya. Persepsi juga merupakan awal dari segala macam kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, karena persepsi merupakan tahap awal sehingga persepsi dapat mempengaruhi cara berpikir, bekerja, dan bersikap pada seseorang. Persepsi setiap orang berbeda sesuai dengan informasi yang diterima oleh guru mengenai pelaksanaan pembelajaran tematik.

(45)

dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran merupakan bagian inti dari proses pembelajaran setelah perencanaan.

Persepsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam pembelajaran. Maka, apabila seseorang memiliki persepsi yang baik terhadap suatu objek maka akan berdampak pada kinerja yang baik pula, begitu juga sebaliknya apabila seseorang memiliki persepsi yang buruk terhadap suatu objek maka akan berdampak juga pada kinerja yang buruk. Demikian juga dengan persepsi guru terhadap pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru, apabila seorang guru memiliki persepsi yang baik terhadap pelaksanaan pembelajaran tematik, ia akan memiliki kinerja yang baik pula.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka peneliti melakukan hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian ini adalah:

(46)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

Bagian metode penelitian ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional dengan metode survei. Jenis penelitian korelasi merupakan jenis penelitian berbentuk hubungan antara dua variabel (Djaali, 2010: 4). Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Effendi, 2012: 3). Teknik korelasi digunakan dengan tujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di SD se-Kecamatan Moyudan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

(47)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2014 sampai dengan Januari 2015. Penelitian diawali dengan penyusunan proposal dan diakhiri dengan ujian skripsi. Surat-surat izin penelitian dapat dilihat pada lampiran 1. Jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

6 Pengolahan data 7 Penyusunan

laporan

8 Ujian skripsi dan Revisi

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

(48)

dengan akreditasi A, 8 sekolah negeri dengan akreditasi B, dan 7 sekolah swasta dengan akreditasi B. Rincian populasi dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Daftar Populasi Penelitian

No. Nama Sekolah Akreditasi

1. SD Negeri Ngijon 1 A

2. SD Negeri Kaliduren A

3. SD Negeri Moyudan A

4. SD Negeri Pendulan A

5. SD Muhammadiyah Ngijon 1 A

6. SD Muhammadiyah Kedungbanteng 2 A

7. SD Negeri Ngijon 2 B

16. SD Muhammadiyah Kedungbanteng 1 B

17. SD Muhammadiyah Semingin B

18. SD Kanisius Ngapak B

19. SD Muhammadiyah Gamplong B

20. SD Muhammadiyah Saren B

21 SD Muhammadiyah Karanganjir B

2. Sampel

(49)

sekolah. Pengambilan sampel yang akan menjadi sampel dilakukan secara random

dengan menggunakan undian, dengan alasan cukup sederhana dan memungkinkan ketidakadilan dapat dihindari (Djaali, 2010: 41)

Jumlah anggota sampel yang diharapkan dapat mendekati populasi sehingga hasil data dapat digeneralisasikan. Peneliti menggunakan taraf kesalahan 5% dalam penelitian ini untuk mendapatkan kesalahan generalisasi kecil. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 54 guru jumlah tersebut diperoleh dari rumus Slovin dengan taraf kesalahan 5% (Noor, 2011: 158).

n =

Keterangan:

n : jumlah elemen/anggota sampel. N : jumlah elemen/anggota populasi. e : error level (tingkat kesalahan)

Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5%, karena penelitian ini merupakan penelitian sosial dan taraf signifikansi 5% merupakan taraf signifikansi yang digunakan dalam ilmu-ilmu sosial (Idrus, 2009:172). Berikut cara penghitungan sampel yang peneliti dapatkan:

(50)

Penetapan teknik Proportionate Stratified Random Sampling adalah dengan membagi seluruh SD se-Kecamatan Moyudan menjadi strata (tingkatan) akreditasi A yang terdiri dari sekolah negeri dengan sekolah swasta dan akreditasi B yang terdiri dari sekolah negeri dengan sekolah swasta, kemudian dilakukan undian random untuk memilih sampel. Daftar penghitungan sampel penelitian dapat dilihat dari Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Daftar Penghitungan Sampel Penelitian

No Strata Populasi Persentase

Populasi Penghitungan

(51)

Tabel 3.4 Daftar Sampel Penelitian

6. SD Muhammadiyah Kedungbanteng 2 Swasta A

7. SD Negeri Ngijon 2 Negeri B

15. SD Muhammadiyah Kedungbanteng 1 Swasta B

16. SD Muhammadiyah Semingin Swasta B

17. SD Muhammadiyah Saren Swasta B

18. SD Muhammadiyah Karanganjir Swasta B

19. SD Muhammadiyah Gamplong Swasta B

Berdasarkan tabel 3.4 ada 19 sekolah yang digunakan dalam penelitian ini. Sekolah yang berakreditasi A yang berjumlah 6 sekolah tidak semua guru digunakan untuk sampel, tetapi 16 guru saja. Demikian juga untuk sekolah yang berakreditasi B dengan jumlah sekolah 13. Responden dari sekolah akreditasi B tidak digunakan untuk sampel semua, tetapi 38 guru saja.

D. Variabel Penelitian

(52)

1. Variabel Bebas (Independent variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik (X).

2. Variabel terikat (Dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikatnya yaitu kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik (Y).

Untuk memberikan gambaran yang jelas, maka hubungan kedua variabel dapat digambarkan seperti gambar berikut:

Gambar 3.2 Hubungan antar variabel

E. Teknik Pengumpulan Data

(53)

1. Penyebaran Angket

Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan secara tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden (Zuriah, 2006: 182). Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik.

2. Studi dokumentasi

Menurut Noor (2012: 141) studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data kenyataan di lapangan dan data-data yang tersimpan berbentuk dokumentasi. Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data sekolah dan juga mengumpulkan data guru.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dan daftar chek-list.

1. Skala

(54)

skala yang dibuat oleh Rensis Likert yang dikenal dengan skala Likert (Idrus, 2009:101). Menurut Idrus (2009:101), skala Likert ada lima alternatif perjenjangan dari kondisi yang favourable (sangat mendukung) sampai yang

unfavourable (sangat tidak mendukung).

Penelitian terhadap persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik belum banyak dilakukan, maka pernyataan-pernyataan dalam skala ini disusun berdasarkan indikator mengenai persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan kinerja guru yang ada pada kajian teori. Setelah diadopsi dari beberapa sumber yang ada pada kajian teori, maka item-item dikembangkan sendiri oleh peneliti. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan skala adalah sebagai berikut (Azwar, 2013: 28):

a. Menentukan indikator keperilakuan

Atribut psikologi bukanlah variabel sederhana dan belum cukup operasional untuk dijadikan landasan penelitian item sehingga diperlukan operasionalisasi aspek ke dalam bentuk indikator keperilakuan. Indikator keperilakuan adalah deskripsi bentuk-bentuk perilaku yang menandakan adanya atribut psikologi yang diukur. Karakteristik indikator keperilakuan adalah rumusannya sangat operasional dan dalam tingkat kejelasan yang dapat diukur.

b. Menyusun kisi-kisi

(55)

proporsi item yang harus ditulis ke arah favourable dan unfavourable. Adapun penyusunan kisi-kisi skala persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

No. Indikator Butir Jumlah

Favourable Unfavourable

1 Keterampilan membuka

pelajaran 2, 34 1, 3 4

5 Keterampilan menutup

pelajaran 40, 41, 43 42, 44 5

Total Pernyataan 44

Berdasarkan tabel 3.5 total pernyataan untuk skala dari kisi-kisi persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik berjumlah 44. Butir penyataan

favourable berjumlah 23 dan butir pernyataan unfavourable berjumlah 21.

(56)

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

No. Indikator Butir Jumlah

Favourable Unfavourable 1 Memahami peserta didik

dengan baik 1, 2, 3 4, 5, 6 6

2 Mampu melaksanakan

pembelajaran dengan baik 7, 8, 9 10, 11, 12 6 3 Menguasai materi

pembelajaran 13, 14, 15 16, 17, 18 6

4

Mampu mengaitkan tema yang diajarkan dengan materi pelajaran lain yang relevan

19, 20, 21 22, 23, 24 6

5 Bertindak konsisten 25, 26, 27 28, 29, 30 6

6 Bijaksana dan berwibawa 31, 32, 33 34, 35, 36 6

7 Menjadi teladan 37, 38, 39 40, 41, 42 6

8 Mudah bergaul baik 43, 44, 45 46, 47, 48 6

9 Mampu berkomunikasi

dengan baik 49, 50, 51 52, 53, 54 6

Total Pernyataan 54

Berdasarkan tabel 3.6 total pernyataan untuk skala dari kisi-kisi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik berjumlah 54. Butir penyataan

favourable berjumlah 27 dan butir pernyataan unfavourable berjumlah 27.

(57)

Peneliti menghilangkan opsi jawaban yang berada di tengah yaitu ragu-ragu dengan alasan ada kelemahan dengan lima alternatif jawaban sebab responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (Arikunto, 2010: 284). Hal ini dikarenakan alternatif jawaban yang berada di tengah dirasa paling aman dan paling mudah karena responden hampir tidak berpikir (Arikunto, 2010: 284). Penilaian pada skala Likert ini dapat dilihat dengan jelas pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Skoring untuk Pernyataan Positif atau Favourable

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Tabel 3.8 Skoring untuk Pernyataan Negatif atau Unfavourable

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 1

Setuju (S) 2

Tidak Setuju (TS) 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 4

2. Daftar check-list

Daftar check-list digunakan untuk mengumpulkan data sekunder. Dalam penelitian ini, daftar check-list digunakan untuk mendapatkan informasi tentang nama SD, status SD, dan jumlah guru kelas bawah guna menentukan populasi dan sampel penelitian. Peneliti mengisi daftar check-list berdasarkan data yang diperoleh dari UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Moyudan. Hasil daftar

(58)

G. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Validitas/kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur (Noor, 2012: 132). Azwar (2007: 52) validitas dibagi menjadi tiga jenis jenis, yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan validitas kriteria. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi dan validitas konstruk dan kriteria.

a. Validitas isi

Validitas isi merupakan validitas untuk menguji isi tes dengan analisis rasional atau logika melalui professional judgment. Menurut Azwar (2007: 52) validasi ini untuk menentukan sejauh mana butir-butir tes dapat mewakili komponen dalam keseluruhan isi objek yang hendak diukur dan sejauh mana butir-butir tes dapat mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur.

(59)

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Persepsi

No Komponen Penilaian Skor Rerata

Skor Validator 1 Validator 2

1 Kelengkapan unsur-unsur

kuesioner 4 4 4

2 Kesesuaian antara indikator

item-item pernyataan 3 4 3,5

3 Ketepatan pemilihan kata dalam

kuesioner 3 3 3

4 Terdapat pernyataan positif dan

negatif 3 4 3,5

5 Kejelasan perintah dari

instrumen 3 4 3,5

6 Penggunaan bahasa Indonesia

dan tata tulis baku 3 3 3

7 Pernyataan tidak bermakna

ganda 3 3 3

8 Pernyataan tidak membuat

responden berpikir terlalu berat 2 3 2,5

9 Pernyataan tidak terlalu panjang 3 4 3,5

10 Kesesuaian konstruk dengan

tujuan penelitian 2 4 3

Skor Total 32,5

Tabel 3.10 Rentang Skor Expert Judgment

Bobot Rentang Skor

Instrumen sudah layak digunakan 31 – 40

Instrumen sudah layak digunakan dengan revisi 21 – 30

Instrumen kurang layak digunakan 11 – 20

Instrumen tidak layak digunakan 1 – 10

(60)

Berdasarkan saran dan rekomendasi yang diberikan validator, peneliti melakukan revisi terutama pada aspek penggunaan bahasa. Peneliti memperbaiki pernyataan pada skala dengan mengganti kata-kata yang digunakan agar menjadi lebih baku dan tidak bermakna ganda. Pergantian kata yang dilakukan yaitu penggunaan kata “semangat” diganti “motivasi”, “urut” menjadi “runtut”, “semu” diganti “abstrak”, dan “direncanakan” diganti “dialokasikan”. Setelah dilakukan

pergantian pada kata-kata tersebut, pernyataan instrumen menjadi lebih baik dan siap digunakan untuk uji coba lapangan.

Hasil expert judgment untuk kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel 3.11.

Tabel 3.11 Skor Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Kinerja

No Komponen Penilaian Skor Rerata

Skor Validator 1 Validator 2

1 Kelengkapan unsur-unsur

kuesioner 4 4 4

2 Kesesuaian antara indikator

item-item pernyataan 4 4 4

3 Ketepatan pemilihan kata

dalam kuesioner 2 4 3

4 Terdapat pernyataan positif

dan negatif 3 4 3,5

5 Kejelasan perintah dari

instrumen 3 4 3,5

6 Penggunaan bahasa Indonesia

dan tata tulis baku 3 3 3

7 Pernyataan tidak bermakna

ganda 3 3 3

9 Pernyataan tidak terlalu

panjang 3 3 3

10 Kesesuaian konstruk dengan

tujuan penelitian 3 4 3,5

(61)

Berdasarkan hasil expert judgment pada tabel 3.11 skor total 33,5, dengan melihat rentangan skor pada tabel 3.10 dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang telah dibuat layak digunakan. Validator 1 dan validator 2 tidak memberikan saran maupun rekomendasi perbaikan pernyataan, sehingga peneliti tidak melakukan revisi pada skala kinerja guru. Hasil expert judgment persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2. b. Validitas Kriteria dan Konstruk

Validitas kriteria merupakan validitas yang membandingkan suatu instrumen dengan instrumen pengukuran lainnya yang sudah valid dan reliabel dengan cara mengkorelasinya (Siregar, 2014:47). Validitas konstruk merupakan validitas yang berkaitan dengan kesanggupan alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diambil dari teori-teori para ahli (Siregar, 2014:48). Validasi kriteria dan konstruk dilakukan dengan cara uji empiris (uji coba lapangan). Uji empiris (uji coba lapangan) dilaksanakan di SD-SD yang berada di Kabupaten Sleman dan diujikan pada 36 guru. Alasannya pemilihan tempat uji coba karena tempat tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama dengan tempat penelitian. Kesamaan karakteristik yang dimaksudkan dalam hal ini adalah SD-SD tersebut memiliki tingkat akreditasi yang sama dengan SD di Kecamatan Moyudan sehingga kemungkinan guru-gurunya memiliki pengetahuan yang sama. Instrumen uji coba dapat dilihat pada lampiran 3.

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan pearson product moment

(62)

alternatif jawaban lebih dari dua atau biasa disebut multi-point items (Supratiknya, 2014:131). Validitas kemudian diuji dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 20.0 for windows.

Hasil perhitungan validitas kriteria dan konstruk dengan menggunakan

Product Moment, apabila hasil perhitungan yang diperoleh > r tabel maka dapat dinyatakan bahwa item/butir valid. Apabila hasil perhitungan yang diperoleh < r tabel maka dapat dinyatakan bahwa item/butir tidak valid (Sugiyono, 2011: 631). Hasil uji coba lapangan untuk angket persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel 3.12 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Persepsi Guru

(63)

Berdasarkan tabel 3.12 terdapat 44 butir pernyataan dimana ada 4 butir pernyataan yang tidak valid dan 40 butir pernyataan yang valid. Banyaknya butir pernyataan yang akan digunakan untuk penelitian selanjutnya adalah 40 dari 44 butir pernyataan dengan nilai korelasi antara 0,427 sampai 0,870 (r hitung > r tabel). Distribusi skala persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel 3.13.

Tabel 3.13 Distribusi Skala Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Setelah Validasi

No. Indikator Butir Jumlah

Favourable Unfavourable

1 Keterampilan membuka

pelajaran 2, 34 1, 3 4

5 Keterampilan menutup

pelajaran 40, 41, 43 42*, 44 5

Total Pernyataan 44

Keterangan: * item pernyataan yang gugur/tidak valid

(64)

Tabel 3.14 Distribusi Skala Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Item Baru

No. Indikator Butir Jumlah

Favourable Unfavourable

1 Keterampilan membuka

pelajaran 2, 32 1, 3 4

5 Keterampilan menutup

pelajaran 37, 38, 39 40 4

Total Pernyataan 40

Hasil uji coba lapangan untuk angket kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel 3.15 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

(65)

Tabel 3.15 Hasil Uji Validitas Kinerja Guru

(66)

Tabel 3.16 Distribusi Skala Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik setelah Validasi

No. Indikator Butir Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Memahami peserta didik

dengan baik 1, 2*, 3 4, 5, 6 6

3 Menguasai materi

pembelajaran 13, 14, 15 16, 17, 18 6

9 Mampu berkomunikasi

dengan baik 49, 50, 51 52, 53, 54 6

Total Pernyataan 54

Keterangan: * butir pernyataan yang tidak valid

(67)

Tabel 3.17 Distribusi Skala Kinerja Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Item Baru

No. Indikator Butir Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Memahami peserta didik

dengan baik 1, 2 3, 4, 5 5

3 Menguasai materi

pembelajaran 12, 13, 14 15, 16, 17 6

9 Mampu berkomunikasi

dengan baik 47, 48, 49 50, 51, 52 6

Total Pernyataan 52

2. Reliabilitas

(68)

Untuk menguji reliabilitas, data diambil dari item-item soal yang valid. Uji reliabilitas dilakukan secara internal dengan suatu metode yaitu Cronbach’s Alpha pada program SPSS for windows versi20.0. Metode Cronbach’s Alpha digunakan dengan alasan karena alat ukur pada penelitian ini tidak mempunyai pilihan “benar” atau “salah”, melainkan pilihan yang mempunyai rentang yang mengukur

sikap atau perilaku (Siregar, 2014: 56).

Hasil perhitungan reliabilitas soal-soal tersebut dikonsultasikan dengan tabel kriteria koefisien reliabilitas menurut Cohen (2007: 506). Koefisien reliabilitas ditunjukkan pada tabel 3.18.

Tabel 3.18 Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Klasifikasi

>90,00 Sangat tinggi

0,80 – 0,90 Tinggi

0,70 – 0,79 Cukup

0,60 – 0,69 Rendah

<0,60 Sangat Rendah

Hasil uji reliabilitas 40 item pernyataan skala untuk variabel persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik yang sudah dinyatakan valid, dapat dilihat pada tabel 3.19 dan data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel 3.19 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Persepsi Guru

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,968 40

Tabel 3.19 menunjukkan nilai reliabilitas Cronbach Alpha (α) sebesar

(69)

bahwa 40 item pernyataan pada skala persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dinyatakan reliabel dan layak digunakan untuk penelitian.

Hasil uji reliabilitas 52 item pernyataan skala untuk variabel kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yang sudah dinyatakan valid, dapat dilihat pada tabel 3.20 dan data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel 3.20 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Kinerja Guru

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,972 52

Tabel 3.20 menunjukkan nilai reliabilias Cronbach Alpha (α) sebesar

0,972 termasuk dalam kategori sangat tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skala persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan kinerja guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik tersebut layak dipergunakan dalam penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Data mentah yang diperoleh dari jawaban responden pada skala selanjutnya diolah sebelum dilakukan analisis. Tahapan dalam analisis data meliputi (Idrus, 2009: 163-168):

1. Persiapan

(70)

responden. Cek jawaban responden terhadap variabel-variabel utama. Dalam tahap ini, peneliti harus memilih data sehingga hanya data yang terpakai saja yang tersisa dan siap dianalisis.

2. Tabulasi

Kegiatan tabulasi adalah kegiatan memasukkan data masing-masing responden dalam tabel-tabel yang telah dibuat. Data yang dimasukkan berupa skor yang telah disepakati dalam skala Likert sesuai dengan opsi pernyataan

favourable dan unfavourable.

(71)

a) Analisis Statistik Deskriptif

Statistik diskriptif ialah pengolahan data yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi (Sujarweni, 2012: 23). Dalam penelitian ini teknik analisis data deskriptif digunakan untuk menyajikan data hasil tabulasi melalui tabel, grafik, pengukuran tendensi sentral, dan perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi. Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam menganalisis data yang terkumpul, yaitu : (1) penskoran terhadap skala yang diisi oleh responden yang sesuai dengan skor pernyataan positif dan negatif, (2) melakukan penjumlahan masing-masing skor dari setiap responden, (3) melakukan pengelompokan skor yang didapat oleh responden. Mean dapat diperoleh dengan menjumlah seluruh nilai dan membaginya dengan jumlah individu (Hadi, 2004: 41).

Median merupakan nilai yang membatasi 50 persen dari frekuensi distribusi sebelah atas dan 50 persen frekuensi distribusi sebelah bawah atau sering disebut dengan data tengah (Hadi, 2004: 47). Modus merupakan angka yang sering banyak muncul (Hadi, 2004: 53).

Hasil analisis statistik deskriptif menggunakan bantuan program SPSS

for windows versi 20.0. Pengolahan dilakukan menggunakan program SPSS

Descriptives dengan cara klik Analyze Descriptive Statistics Frequencies

(72)

dalam suatu kelompok yang telah dibatasi terlebih dahulu. Teknik penilaian dan kriteria yang digunakan untuk interpretasi data skala sikap adalah dengan kategorisasi jenjang (Azwar, 2013: 148). Kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.21.

Tabel 3.21 Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi

No Norma Penilaian Interpretasi

1 (Mean + 1,5 SD) < X Sangat Baik

2 (Mean + 0,5 SD) < X ≤ (Mean + 1,5 SD) Baik 3 (Mean –0,5 SD) < SD ≤ (Mean + 0,5 SD) Sedang 4 (Mean –1,5 SD) < SD ≤ (Mean – 0,5 SD) Buruk

5 X ≤ (Mean – 1,5 SD) Sangat Buruk

b) Analisis Statistik Inferensial 1) Uji Asumsi Dasar

(a) Uji Normalitas

Gambar

Gambar 2.1 Skema Penelitian yang relevan
Gambar 2.1 menjelaskan tentang penelitian sebelumnya yaitu penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Daftar Populasi Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Based on the concept, this paper proposes an alternative algorithm for improving Apriori algorithm in generating the association rule by utilizing fuzzy sets in the market

3) Bahwa benar terdakwa merubah tanggal kelahirannya sebanyak 4 (empat) lembar, dan untuk yang tersangka palsukan tanggal dan tahun kelahirannya sebanyak satu lembar yang

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedian Barang dan Jasa Nomor: 19/PPBJ/02.12/DPKP/VI/2014, Tanggal 23 Juni 2014, Dengan ini Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pertanian

Early Warning System (EWS) yang dibangun memiliki kemampuan memprediksi banjir dengan menggunakan data mining, data mining merupakan historis kejadian yang pernah

Setelah disajikan kajian tentang sistem dan teori-teori yang akan mendasari dan digunakan dalam membahas reduksi orde model sistem LPV, maka pada bab selanjutnya akan dibahas

program menggunakan Wilcoxon dengan bantuan SPSS versi 19.0. Hasil penelitian menunjukkan 1) implementasi program layanan bimbingan kelompok sesuai dengan rancangan

Demikian pula dengan hasil penelitian (Leary, 1983) yang menyatakan bahwa wanita memiliki skor yang lebih tinggi dalam pengukuran ketakuatan dalam situasi sosial dibanding

Kamampuh atawa kompeténsi Sadérék dina ngawasa bahan ieu kagiatan diajar baris dipeunteun ku hasil tés jeung laporan pancén pribadi, anu ngawengku (1) bahan ajar