• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis 'Totoro' Sebagai 'Kami' Yang Tercermin Dalam E-Hon 'Tonari No Totoro' Karya Miyazaki Hayao.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis 'Totoro' Sebagai 'Kami' Yang Tercermin Dalam E-Hon 'Tonari No Totoro' Karya Miyazaki Hayao."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ...

iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Metode Penelitiaan... 5

1.5 Organisasi Penulisan ... 7

BAB II KAMI

2.1 Shint

ō

... 9

2.2 Kami dalam Mitos Jepang... 11

2.3 Konsep Kami ... 15

2.4 Jenis-Jenis Kami... 17

2.4.1 Dewa Bumi atau Dewa Tanah / Tochigami (

土地神

)... 17

2.4.2 Dewa Langit / Ten no Kami (

天の神

) ... 18

2.4.3 Dewa Binatang / D

ō

butsu no Kami (

動物の神

) ... 20

(2)

2.5 Penyembahan terhadap Kami ... 21

2.5.1 Pengaruh ajaran Budha ... 21

2.5.2 Matsuri (perayaan) ... 22

BAB III TOTORO SEBAGAI KAMI

3.1

Wujud

Totoro ... 25

3.1.1 Totoro Sebagai Dewa Binatang /

D

ō

butsu no Kami (

動物の神

) ... 25

3.1.2 Totoro Sebagai Dewa Angin / Kamikaze (

神風

) ... 31

3.2 Tempat tinggal Totoro ... 37

3.3 Totoro dan kepercayaan menurut Budha ... 43

3.4

Aktivitas

Totoro ... 46

BAB IV KESIMPULAN……….. 53

LAMPIRAN

………... v

SINOPSIS ………... ix

BIOGRAFI PENGARANG ……….. xiii

DAFTAR

PUSTAKA

……… xvi

(3)

RINGKASAN TONARI NO TOTORO

Awal mulanya cerita ini pada bulan Mei keluarga Kusakabe yang pindah, dari

kota ke sebuah desa. Ayah, dan dua orang anak perempuan kakak beradik. Satsuki

yang sudah sekolah dan Meipun belum sekolah. Ayahnya adalah seorang pengajar di

sebuah Universitas. Sehubungan dengan kepindahan keluarga Kusakabe ke sebuah

desa tersebut disebabkan karena tempat tinggalnya lebih dekat dengan Rumah Sakit,

dimana Ibunya dirawat selama satu tahun karena sakitnya.

Satsuki dan Mei nampaknya sangat menyukai lingkungan rumah baru mereka,

dikelilingi pohon-pohon yang besar dan rimbun, sungai kecil, dan halaman rumahnya

terdapat sumur. Namun rumah yang baru tersebut nampak tua dan rapuh. Rumah

tersebut bertingkat dua dan sudah lama tidak dihuni lagi, sehingga terlihat sangat

usang dan berdebuan. Meskipun demikian, rumah tersebut masih bisa dijadikan

tempat tinggal bagi keluarga Kusakabe.

Akibat dari kondisi rumah yang rapuh dan usang, maka Satsuki dan Mei

menyebutkannya sebagai Obakeyashiki (Rumah Hantu), karena pada saat mereka

berdua berlari-lari, dan menuju ke sebuah dapur, tiba-tiba mereka melihat seperti

bayangan hitam pekat yang menempal pada dinding dan langit-langit, dengan cepat

menghilang dari penglihatan mereka berdua. Kebenaran mereka tentang rumah hantu

itu ditambahkan lagi dengan mereka bedua naik menuju lantai atas, tepat pada anak

tangga menemukan donguri (semacam biji), kemudian sampai di lantai atas, mereka

melihat bayangan yang sama seperti di dapur, dan hilang saat Satsuki membuka

jendela dengan membiarkan cahaya masuk ke ruangan yang gelap itu.

(4)

sehingga membuat anak-anak ini terlihat mandiri, tidak terlihat sedih, dan cukup kuat

untuk menanggung segala masalah yang terjadi.

Suatu hari, keluarga Kusakabe berencana untuk mengunjugi Ibu di rumah

sakit. Dengan mengendarai sebuah sepeda, mereka bertiga nampak senang karena

akan segera bertemu dengan orang yang mereka cintai. Sesampainya di rumah sakit,

anak-anak menceritakan tentang rumah barunya itu, rumah tersebut berhantu. Tetapi

Ibunya nampak tidak terkejut mendengar cerita itu, sebaliknya Ibunya justru ingin

sekali cepat sembuh dan tinggal di rumah yang ada obakeyashiki itu.

Pada hari berikutnya, Satsuki sangat kaget ketika pulang ke dari sekolah

mendapatkan adiknya tidak ada di rumah. Satsuki bertanya kepada Ayahnya, namun

Ayahnya tidak mengetahui akan keberadaan Mei, karena saat itu sedang sibuk dengan

pekerjaan yang menumpuk di tempat kerjanya. Mereka mencoba kesana kemari untuk

mencari untuk Mei, lalu mereka menemukan Mei sedang terbaring di tanah pada

rimbun pohon besar. “Bangun, Mei , bangun !” teriak Satsuki khawatir. Meipun

terbagun dan menceritakan pada Ayah dan kakaknya bahwa dia telah bertemu dengan

Totoro yang besar. Awalnya Satsuki tidak mempercayai akan hal yang diceritakan

Mei, tetapi dia selalu memikirkan apa yang diceritakan oleh adiknya itu.

Suatu hari, karena Ayah harus pergi ke kota untuk urusan pekerjaan, tetapi

sampai pukul lima sore, Ayah belum juga pulang. Sehingga membuat mereka

khawatir dan berniat untuk menjemput di perhentian bis yang cukup jauh dari rumah

mereka. Tak disangka, hujanpun turun dan mereka berdua menuggu dalam gelapnya

malam yang dingin. Tiba-tiba datang sesosok makhluk besar yang mendekati mereka,

disanalah Satsuki akhirnya melihat Totoro yang pernah diceritakan Mei. Lalu Satsuki

meminjami payung pada Totoro, dan Totoropun memberikan Satsuki biji donguri,

setelah itu segeralah Totoro pergi dengan bis berbentuk kucing (Neko bus).

(5)

dan panik. Satsuki dan Mei sempat bertengkar karena Mei ingin sekali pergi ke

rumah sakit, tetapi Satsuki meminta untuk tetap di rumah sampai ada kabar lebih

lanjut dari Ayahnya. Akan tetapi Mei tetap bersikeras dan pergi sendiri.

Satsuki bertambah panik saat mengetahui Mei sulit untuk di temukan. Dalam

keadaan putus asa, Satsuki teringat akan tempat dimana Mei pernah bertemu dengan

Totoro, dan meminta pertolongan padanya. Dengan menggunakan Neko bus Mei

(6)

宮崎駿作絵本 隣

反映

ユ ア

タキ ス 教大学

文学部

日本文学科

バン ン

(7)

宮崎駿作絵本 隣

反映

序論

宮崎駿

いうア メ 絵本化

一般 絵本

児童用 一列 絵

話 あ

絵本 隣

日本人 信仰 関わ 要素 多く

日本人 宗教 神道仏教

神道

いう

日本人 敬意 払っ 力 持っ 聖

霊ほ 生物 すべ 神

人間

(8)

見 こ

い存在 あ

仏教 影響

神 像

具体化

ロ 神的 要素 併せ持っ そ

い あ

神的要素 あ

日本人 仏教心 照 合わせ 分

析す

本論

神道

神 こ 世 守護 勤

こ 世 調和 図

存在 あ

日本 神話

伊邪那岐命及び伊邪那美

命 あ

親島国 産

いう そ

そ 子

照大神

(

日 神

)

月読 尊

(

月 神

)

須左之男命

(

,

,

嵐 神

)

(9)

土地 神 天 神 動物 神 神風 出

仏教

神道 あ

蔵 あ

日本

人 神 崇拝す 方法

農作

日本 国民 繁栄 訪

願っ

絵本 隣

主人公

要素 多く含

1.

動物 神

ロ外見 い い

動物 熊 狸 ふく う

組 合わせ 形 あ

耳 願 表情 態 毛 狸

い毛 声 ふく う 声 いう

持っ い

ロ 声 高く強く 種芽 ふく

神風 如く あ

(

: 36 )

(10)

ロ 楠木 棲

こ 木

メイ サツキ

ロ 会っ

そ 木

注連縄

神聖

木 神聖

(

: 43 )

3.

地蔵

ロ 児童 守

象徴

迷子

っ 疲

化 地蔵 足

すわっ い こ

(

: 96 )

4.

土地 神

芽 ふ す 風 ふ す

行事 祭

け 神聖 踊

同 あ

農作

う 願う行動 あ

ロ そ

夜行っ

そ 次 朝種 実 芽 え

ロ 土地神 あ こ

(11)

結論

絵本 隣

主人公

神 描写

い こ

ロ 存在

現わ

神 日本人 行動 す 神道 仏教 間系 あ

(12)

BIOGRAFI PENGARANG

Miyazaki Hayao adalah salah seorang pembuat animasi

terkenal di Jepang, yang paling konsisten dan terbukti

keberhasilannya. Karakter-karakter yang beraneka ragam, jalan cerita

yang sangat menghibur, dan animasi–animasi yang ditampilkan

sangat luar biasa dengan berbagai macam efek gerak dalam film-filmnya, sehingga

membawanya sampai pada penghargaan dari dunia internasional maupun pengakuan

dari masyarakat Jepang sendiri. Dalam perjalan karirnya, perusahaan besar Walt

Disney telah memperkenalkan film-film animasi yang kualitas tinggi karya Miyazaki

Hayao ke seluruh dunia.

Miyazaki Hayao dilahirkan pada tanggal 5 Januari 1941, di Akebono-cho,

Bukyo-Ku, Tokyo. Ayahnya bernama Miyazaki Katsuji adalah seorang pilot

penerbangan dari maskapai yang dimiliki oleh kakaknya, “The Miyazaki Airplanes”

juga memiliki usaha pabrik pembuatan komponen untuk pesawat tempur Zero dan

Ibunya adalah seorang yang tegas serta memiliki pengetahuan yang luas. Namun pada

tahun 1947 sampai 1955 Ibunya menderita penyakit TBC dan harus dirawat dirumah

sakit, sehingga mempengaruhi karyanya dalam cerita yang berjudul “Tonari no

Totoro“ .

(13)

Tahun 1953 sampai 1955, Hayao lulus dari sekolah dasar Eifuku. Kemudian

menjadi murid sekolah menegah pertama di sekolah menegah pertama Omiya dari

tahun 1956 sampai 1958. Setelah itu Hayao menempuh sekolah menegah atas di

sekolah swasta Toyotama, dan di kelas 3, Hayao melihat pertama kali animasi Jepang

yaitu “Hakuja Den” dan sejak itulah Hayao menyukai animasi dan memutuskan

untuk menjadi animator suatu saat nanti.

Pada tahun 1959 sampai 1962, Miyazaki Hayao meneruskan sekolahnya ke

perguruan tinggi di Universitas Gakushuin dan dia mengambil jurusan ekonomi.

Selama menjadi mahasiswa, Miyazaki Hayao bergabung dengan perkumpulan

“Penelitian Cerita Anak“, yang hampir mirip dengan perkumpulan komik pada era

sekarang. Pada tahun 1963 Miyazaki Hayao berhasil lulus dengan gelar sarjana ilmu

politik dan ekonomi.

Miyazaki Hayao langsung memulai karirnya sebagai animator pada tahun

1963, selanjutnya dia mencoba melamar di studio animasi Toei Dauga yang paling

besar di Asia untuk menuruti hasrat dan minatnya di bidang animasi. Kerja keras dan

keterampilan teknisnya telah menyebabkan dirinya memperoleh penghargaan dari

atasan-atasanya. Lalu Miyazaki Hayao berjumpa dengan Isao Takashata, yang

kemudian menjadi mitra usahanya dalam jangka waktu yang lama. Selanjutnya pada

tahun 1970 kedua pencipta tersebut keluar dari studio Toei Dauga dan kemudian

pindah ke Nippon Animasi pada tahun 1973, dimana Hayao terlibat jauh dalam

“World Masterpiece Theater“, TV seri selama 5 tahun kedepan. Tahun 1978, ia

menyutradarai TV seri pertamanya “Conan, the Boy In the Furture”, lalu pindah lagi

ke Tokyo Movie Shinsha pada tahun 1979 untuk menyutradarai film pertamanya

“The Castel of Cagliostro”.

(14)

diambil dari istilah-istilah kalangan pilot pesawat tempur Italia untuk menyebutkan

angin panas yang berhembus di sepanjang gunung sahara.

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

l.l Latar Belakang Masalah

E-hon merupakan salah satu karya seni di Jepang. E-hon ini awalnya sebuah kumpulan cerita berupa gulungan kertas berisi cerita-cerita bergambar,

lalu dituangkan pada sebuah balok kayu yang disebut ukiyo-e. Adapun sejarah percetakannya merupakan pengaruh dari negera China yang menemukan kertas

dan teknik untuk menyalin gambaran atau teks tulis yang dibawa oleh para

biarawan sambil menyebarkan agama Budha. Seiring perkembangan zaman maka

E-hon mengalami perubahan serta membawa pengaruh pada kemunculan manga

dan animasi terhadap cerita bergambar. Pada umumnya E-hon ini merupakan

cerita bergambar untuk anak-anak.

Miyazaki Hayao terkenal sebagai pembuat animasi di Jepang sampai

saat ini. Ia lahir pada tahun 1941 di Tokyo. Pada tahun 1963 Miyazaki bergabung

dengan Animasi Toei (Toei Douga), yaitu studio animasi terbesar di Asia. Setelah

itu, ia bertemu dengan Isao Takahata dan berkerja sama. Pada tahun 1984 mereka

memenangkan Multi Award berjudul “Nausica of Valley of Wind” (Kaze no Tani no Nausika) berdasarkan komik yang digambarkan oleh Miyazaki. Untuk itu penulis akan meneliti salah satu animasi karya Miyazaki Hayao yang ditampilkan

dalam E-hon berjudul “Tonari no Totoro” (My Neighbor Totoro) yang terbit pertama kali pada tahun 1988 dan kedua kali pada tahun 2003.

(16)

2 Cerita “Tonari no Totoro” ini berkisah mengenai Satsuki, Mei dan Ayahnya yang baru pindah ke desa, dengan maksud untuk lebih dekat dengan

Ibunya yang sedang menjalankan pengobatan di desa tersebut. Keluarga tersebut

menempati sebuah rumah yang sudah lama tidak ditempati lagi. Saat Mei dan

Satsuki sedang melihat rumah tersebut, ternyata ada hal yang menakutkan dialami

oleh mereka berdua yaitu mereka awalnya menemukan biji donguri (biji pohon ek) dan melihat semacam binatang kecil bulat berwarna hitam pekat yang mereka

katakan (makkuro-kurosuke), padahal kenyataannya hanya gumpalan debu hitam yang disebut susuwatari (selalu ada di tempat yang sudah lama tidak dihuni). Dari kejadian tersebut membawa Mei bertemu dengan Totoro yang ternyata tempat tinggalnya berada di samping rumahnya yaitu di sebuah pohon

besar. Awalnya Satsuki tidak percaya apa yang dikatakan oleh adiknya Mei,

ternyata pada suatu hari Satsukipun dapat melihat Totoro pada saat akan mengantar payung untuk Ayahnya di tempat perhentian bis. Totoro berdiri di samping Satsuki yang sedang menggendong adiknya Mei yang mulai mengantuk,

karena Satsuki kasihan melihat Totoro yang terkena hujan, ia meminjamkan payung pada Totoro dan Totoro mengantikannya dengan biji donguri. Mereka berdua sangat senang setelah melihat Totoro. Biji donguri yang mereka tanam dapat tumbuh setelah bertemu Totoro. Biji donguri tersebut tumbuh menjadi pohon yang sangat besar.

Keesokan harinya Satsuki menerima telegram dari rumah sakit mengenai

keadaan Ibunya, yang membuat Mei ingin sekali bertemu Ibunya dan dia

(17)

3 akhirnya ia tersesat, Satsukipun cemas dengan keadaan Ibunya sampai-sampai ia

lupa pada kepergian Mei. Satsuki berusaha mencari Mei namun tidak

membuahkan hasil, semua penduduk desapun di kerahkan mencari Mei dan itupun

tidak membuahkan hasil. Tak lama kemudian Satsuki melihat sebuah pohon besar

dan teringat pada Totoro. Ia berlari sekuat tenaga untuk meminta bantuan kepada

Totoro yang sedang tertidur lalu terbangun mendengar kesedihan Satsuki. Totoro

memeluk Satsuki sambil mengangkatnya keluar, dengan suara yang keras serta

tiupan angin menuju puncak pohon besar untuk memanggil Neko bus. Satsuki menaiki Neko bus yang melaju kecang seperti hembusan angin melintasi penduduk desa yang sedang mencari Mei. Tak lama kemudian Mei ditemukan,

mereka berdua sangat senang dan Neko bus tidak keberatan untuk mengantar mereka kerumah sakit Shikokokuyama, setelah tiba dirumah sakit tersebut mereka melihat Ibu bersama Ayahnya sedang bersenda gurau. Mereka melihat di pohon

perkarangan rumah sakit melalui jendela dengan perasaan senang, mereka

berharap Ibunya dapat segera pulang dan berkumpul bersama dirumah baru.

Satsuki dan Mei pulang menggunakan Neko bus dan malam harinya terdengar

suara klarinet yang ditiup oleh Totoro sebagai ungkapan rasa kegembiraannya. Yang dimaksud dengan Totoro sebagai berikut:

He has been called many things from “a giant furry thing” to “rabbit-like spirit”.

Basically, he is spirit of the forest. Totoro is not a tradisional Japanese character: he came completely from Miyazaki’s imagination. However, he is obviously a mixture of several animals: tanukis (the Japaneses version of raccons), cat (the pointed eras and the facial excpressions), and owls (the chevron markings on their chests and the “ooo” ing sound they make their ocarinas at night).1

1

(18)

4 Ia dipanggilnya dengan bermacam-macam sebutan dari “seorang raksasa berbulu lembut” sampai “roh seperti kelinci”. Pada dasarnya, ia adalah roh hutan. Totoro bukanlah karakter tradisional Jepang: ia diambil dari kumpulan imaginasi Miyazaki Hayao, sebenarnya ia kombinasi dari beberapa binatang: tanukis versi raccon (binatang yang mirip kucing) di Jepang, kucing (ditunjukan pada telinga dan ekspresi wajah), dan burung hantu (tanda pangkat di dada dan “ooo” bunyi yang mereka buat dengan alat musik atau klarinet mereka di malam hari).

Tototo terbagi dalam 3 jenis yaitu:

1.Oo Totoro (berbadan besar) berusia kira-kira 1300 tahun dengan tingginya 2 meter dan berwarna abu-abu.

2. Chu Totoro (berbadan sedang) berusia kira-kira 600 tahun dan berwarna biru.

3. Sho Totoro berusia kira-kira 100 tahun dan berwarna putih. Penulis tertarik akan cerita ini, karena keberadaan Totoro yang digambarkan sebagai Kami (神) ini dapat dihubungkan dengan kepercayaan

masyarakat Jepang yang menganggap Kami atau dewa itu memiliki kekuatan supranatural dan dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat Jepang hingga saat

ini.

Dalam buku yang berjudul “Shinto the Kami Way” yang dimaksud dengan

Kami (神)sebenarnya sesuatu yang suci, yang sangat dihormati oleh orang Jepang.

Pada umumnya kata ini adalah sebuah penghormatan terhadap yang mulia, roh

suci yang menyatakan secara tidak langsung rasa pemujaan untuk kebajikan dan

wibawa roh-roh suci tersebut. Semua makhluk seperti roh-roh atau sejenisnya bisa

(19)

5 (Ono, 1991 : 6-7). Walaupun Shintō mengajarkan bahwa manusia harus dihormati

sebagai Kami namun manusia tidak bisa disebut Kami.2

Menurut penjelasan mengenai Kami dalam “Diktat Pola Pemikiran Jepang”: Bahwa Kami dipercayai masyarakat Jepang untuk mengatur dan menguasai seluruh kehidupan manusia. Karena Kami akan menguasai sesuatu benda, dan menempati benda tersebut sebagai tempat keberadaanya atau tempat

tinggalnya. (Niniek Syafrudin, 1999 : 19).

1.2Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis akan menjelaskan keberadaan Totoro

berkenaan dengan ciri-ciri fisik dan karakteristik yang terdapat dalam Kami (神)

menurut kepercayaan orang Jepang.

1.3 Tujuan penulisan

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa Totoro dapat dianggap sebagai Kami.

1.4 Metodologi

Berdasarkan objek permasalahan yang akan penulis teliti, maka penulis

menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan suatu hal yang sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk dapat memahami sesuatu yang ingin

diungkapkan oleh pengarang dalam sebuah cerita, maka terlebih dahulu penulis

2

(20)

6 harus memiliki bekal pemahaman tentang realita, berupa pengetahuan atau

pengalaman. Untuk itu penulis menggunakan pengetahuan dalam memecahkan

masalah dengan mengumpulkan data, menyusun, menganalisa dan

mengapresiasikan melalui berbagai teknik. Adapun teknik yang digunakan adalah

studi pustaka dengan mencari berbagai macam sumber data dari buku-buku

perpustakaan, internet yang ada hubungannya dengan penelitian.

Pengertian deskripsi menurut Dr. Gorys Keraf dalam buku Eksposisi dan Deskripsi adalah sebagai berikut :

“Deskripsi atau perincian merupakan tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian dari objek yang

dibicarakan”

( Dr. Gorys Keraf, 1982 : 93 )

Adapun penjelasan Whitey (1960) yang dikutip oleh Moh.Nazir, Ph, D

dalam buku “Metode Penelitian”, deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpertasi yang tepat. Penelitian deskriptif ini mempelajari masalah-masalah

dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta

situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap

pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang terjadi dan

dampak-dampak dari suatu fenomena. Karena fungsi dari deskriptif adalah berupaya

menggambarkan atau melukiskan suatu fenomena (kejadian), sehingga orang lain

dapat memahami atau mengenali kejadian tersebut. Sedangkan sasaran yang ingin

dicapai adalah dengan menciptakan atau memungkinkan terciptanya daya

(21)

7 Metode deskriptif dapat juga membantu penulis untuk mengetahui

bagaimana caranya mencapai tujuan yang diinginkan dalam hal ini penulis akan

mendeskripsikan mengenai Totoro yang dianggap sebagai Kami (神). Begitu pula

penelitian deskriptif ini telah banyak digunakan dalam berbagai bidang penelitian

dengan alasan dapat diterapkan pada berbagai macam masalah.

1.5 Organisasi Penulisan

Organisasi penulisan ini keseluruhannya ditulis dalam empat sub bab.

Tiap-tiap bab diuraikan lagi ke dalam sub-sub bab antara lain sebagai berikut:

Bab pertama merupakan pendahuluan yang memuat lima sub bab, yaitu

latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian,

dan organisasi penulisan.

Bab kedua ini berisi tentang Kami yang terdiri dari lima sub bab, yaitu Shintō, Kami dalam mitos Jepang, konsep Kami, jenis-jenis Kami terdiri empat anak sub, yaitu dewa bumi atau dewa tanah (Tochigami), dewa langit (Ten no Kami), dewa binatang (Dōbutsu no Kami), dewa angin (Kamikaze), penyembahan terhadap Kami dibagi menjadi dua anak sub bab, yaitu pengaruh ajaran Budha dan

matsuri (perayaan).

(22)

8 Bab keempat adalah kesimpulan, yang berisi kesimpulan dari uraian

yang ada pada bab satu sampai dengan bab tiga.

Kemudian disertakan pula lampiran, yaitu yang berisi ringkasan cerita

(23)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

As

ō

, Isoji dkk,

Sejarah Kesusastraan Jepang

(

Nihon Bungakushi

),

Universitas Indonesia ( UI Press ) : Jakarta, 1983.

Bellah, Robert. N.,

Religi Tokugawa Akar-akar Budaya Jepang

, PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, 1992.

Danandjaja, James,

Folklor Jepang

, Pustaka Utama Grafiti : Jakarta, 1997.

Departemen pendidikan dan Kebudayaan,

Kamus Besar Bahasa Indonesia

,

Balai Pustaka : Jakarta, 2003.

Echols, M., John dan Shandily Hasan,

Kamus Inggris-Indonesia

, PT.

Gramedia : Jakarta, 1992.

Hayao, Miyazaki,

Tonari no Totoro

, Tokuma Anime Ehon, 1988.

Internasional Society for Education Information, Inc.,

Jepang Dewasa Ini,

Jingumae, Shibuya-Ku, Tokyo, 1989.

Keraf, Gorys,

Eksposisi dan Deskripsi

, Nusa Indah : Jakarta, 1982.

Kodansa,

Kodansa Encyclopedia of Japan

, Tokyo : Kodansa, 1983.

Kodansa,

Japan An Illustrated Encyclopedia

, Bunkyo-Ku : Tokyo, 1995.

Knight. K,

Catholic Encyclopedia, Volume X

, Online Edition, 2003.

(24)

xvii

Matsura, Kenji,

Kamus Bahasa Jepang-Indonesia

, Kyoto : Kyoto Sangyo

University Press, 1994.

Nakae, Chie,

Masyarakat Jepang

, Sinar Harapan : Jakarta, 1981.

Nasir, Moh.,

Metode Penelitian

, Balai Pustaka : Jakarta, 1983.

Nelson, Andrew,

Kamus Kanji Modern

, PT. Kesaint Blanc Indah Corp :

Jakarta, 2003.

Ono, Sokyo,

Shinto The Kami Way

, Tokyo : Tuttle, 1991.

Rene Kenji, Adachi,

Japanese Religion

, Tokyo, 1974.

Semi, Atar. M.,

Metode penelitian Sastra

, Angkasa Raya : Bandung, 1993.

Syafrudin, Niniek,

Diktat Mata Kuliah Pola Pemikiran Jepang

, Bandung,

1999.

Taniguchi, Goro,

Kamus Standar Bahasa Jepang-Indonesia

, Jakarta : Dian

Rakyat, 1997.

Tuwu, Alimuddin,

Pengantar Metode Penelitian

, Universitas Indonesia

( UI Press ) : Jakarta, 1993.

Wilkes, Edmud. C.,

The Kodansa Japanese-English Dictionary

, Tokyo, 1976.

Internet :

http://www.nausicaa.net/miyazaki/totoro/faq.html

http://en.wikipedia.org/wiki/kami-kaze

http://www.bellaonline.com/artieles/art29670.asp

(25)

xviii

http://www.artelino.de/artieles/ehon.asp

http://www.wingsee.com/ghibli/totoro/

http://www.nausicaa.net/miyazaki/

http://www.enzedff.co.nz/director.asp?DirectorID=506&RegionID=1&Even

http://www2.kokugakuin.ac.jp/wp/bts/glossary.html

http://www.nausicaa.net

http://www.witchway.net/times/times.html

http://en.wikipedia.org/wiki/

http://gei.gerobatics.ws/images/JAPAN

http://tendo.net/study/book/index.php?n=30

http://onmarkproductions.com/html/jizo1.shtml

(26)

xix

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Yuniana

Alamat : Jl. Bisma Gg. Dahlia No:123, Margasri-

Tegal

Tempat / tanggal lahir : Tegal / 07 Juni 1980

Agama : Kristen

Nama ayah : Sinarjo Tedjowarno

Nama ibu : Yoyanti Susilowati

Pendidikan

1986 - 1992 : SD Negeri 03, Margasari

1992 - 1995 : SMP Negeri 01, Margasari

1995 - 1998 : SMU Pius, Tegal

(27)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

As

ō

, Isoji dkk, Sejarah Kesusastraan Jepang ( Nihon Bungakushi ),

Universitas Indonesia ( UI Press ) : Jakarta, 1983.

Bellah, Robert. N., Religi Tokugawa Akar-akar Budaya Jepang, PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, 1992.

Danandjaja, James, Folklor Jepang, Pustaka Utama Grafiti : Jakarta, 1997.

Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Balai Pustaka : Jakarta, 2003.

Echols, M., John dan Shandily Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, PT.

Gramedia : Jakarta, 1992.

Hayao, Miyazaki, Tonari no Totoro, Tokuma Anime Ehon, 1988.

Internasional Society for Education Information, Inc., Jepang Dewasa Ini,

Jingumae, Shibuya-Ku, Tokyo, 1989.

Keraf, Gorys, Eksposisi dan Deskripsi, Nusa Indah : Jakarta, 1982.

Kodansa, Kodansa Encyclopedia of Japan, Tokyo : Kodansa, 1983.

Kodansa, Japan An Illustrated Encyclopedia, Bunkyo-Ku : Tokyo, 1995.

Knight. K, Catholic Encyclopedia, Volume X, Online Edition, 2003.

Lesmana, Jonathan, The Best Anime dan Magazine in Indonesia Animonster,

(28)

xvii

Matsura, Kenji, Kamus Bahasa Jepang-Indonesia, Kyoto : Kyoto Sangyo

University Press, 1994.

Nakae, Chie, Masyarakat Jepang, Sinar Harapan : Jakarta, 1981.

Nasir, Moh., Metode Penelitian, Balai Pustaka : Jakarta, 1983.

Nelson, Andrew, Kamus Kanji Modern, PT. Kesaint Blanc Indah Corp :

Jakarta, 2003.

Ono, Sokyo, Shinto The Kami Way, Tokyo : Tuttle, 1991.

Rene Kenji, Adachi, Japanese Religion, Tokyo, 1974.

Semi, Atar. M., Metode penelitian Sastra, Angkasa Raya : Bandung, 1993.

Syafrudin, Niniek, Diktat Mata Kuliah Pola Pemikiran Jepang, Bandung,

1999.

Taniguchi, Goro, Kamus Standar Bahasa Jepang-Indonesia, Jakarta : Dian

Rakyat, 1997.

Tuwu, Alimuddin, Pengantar Metode Penelitian, Universitas Indonesia

( UI Press ) : Jakarta, 1993.

Wilkes, Edmud. C., The Kodansa Japanese-English Dictionary, Tokyo, 1976.

Internet :

http://www.nausicaa.net/miyazaki/totoro/faq.html

http://en.wikipedia.org/wiki/kami-kaze

http://www.bellaonline.com/artieles/art29670.asp

(29)

xviii

http://www.artelino.de/artieles/ehon.asp

http://www.wingsee.com/ghibli/totoro/

http://www.nausicaa.net/miyazaki/

http://www.enzedff.co.nz/director.asp?DirectorID=506&RegionID=1&Even

http://www2.kokugakuin.ac.jp/wp/bts/glossary.html

http://www.nausicaa.net

http://www.witchway.net/times/times.html

http://en.wikipedia.org/wiki/

http://gei.gerobatics.ws/images/JAPAN

http://tendo.net/study/book/index.php?n=30

http://onmarkproductions.com/html/jizo1.shtml

(30)

xix

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama :

Yuniana

Alamat :

Jl. Bisma Gg. Dahlia No:123, Margasri-

Tegal

Tempat / tanggal lahir :

Tegal / 07 Juni 1980

Agama :

Kristen

Nama ayah :

Sinarjo Tedjowarno

Nama ibu :

Yoyanti Susilowati

Pendidikan

1986 - 1992

:

SD Negeri 03, Margasari

1992 - 1995

:

SMP Negeri 01, Margasari

1995 - 1998

:

SMU Pius, Tegal

Referensi

Dokumen terkait

Perangkat lunak yang dijalankan pada komputer pengguna (client) yang meminta informasi dari web server dan menampilkannya sesuai dengan file data itu sendiri.. 2.12 Teori

Namun, meningkatnya ekspektasi pasar terhadap masih dipertahankannya kebijakan suku bunga rendah oleh bank sentral AS hingga September tahun ini, dan seiring

Pada saat lomba berlangsung tidak diperkenakan lagi melakukan pengecekan peralatan (komputer, printer dan UPS). Panitia/teknisi komputer berhak melakukan pengecekan

Sehingga untuk menurunkan tingkat workplace deviant behavior yang terjadi pada organisasi, dianggap tidak hanya berasal dari ethical climate yang positif.. Ethical

Ÿ Secara visual sangat dekoratif karena pengolahan dengan menggunakan simulasi pola serat pada kayu ini menghasilkan efek permukaan aluminum yang lebih baik dari kayu

Studi teknik kultur anther dan pollen pada tanaman Anggrek Phalaenopsis sp dan Dendrobium sp.. Anatomi

Adanya sektor industri manufaktur yang terspesialisasi secara relatif ini menandakan adanya fenomena kecenderungan konsentrasi industri yang terjadi di wilayah Jawa Barat,

Sistem peredaran darah pada udang terdiri dari jantung, sejumlah arteri yang mengedarkan darah ke organ utama, tidak memiliki vena (pembuluh balik), dan terdapat sejumlah