ABSTRAK
Henry Davin, 2006, Pengaruh Pelaksanaan Penetapan Harga Terhadap Volume Penjualan Kerupuk PT. Garuda di Cimareme, Padalarang, di bawah bimbingan Surachman Surjaatmadja.
Pelaksanaan penetapan harga PT. Garuda ditinjau dari empat aspek, yaitu: memilih tujuan penetapan harga, menganalisis biaya, harga dan tawaran pesaing, memilih metode penetapan harga, memilih harga akhir. Dari penelitian diketahui besarnya korelasi Pearson antara pelaksanaan penetapan harga dengan volume penjualan adalah 0,732. Kemudian didapat besaran koefisien determinasi sebesar 53,59%, yang berarti bahwa sebesar 53,59% dari volume penjualan dipengaruhi oleh pelaksanaan penetapan harga, dan sisanya sebesar 46,41% dipengaruhi oleh variabel–variabel lain. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode Deskriptif dan Verifikatif, tipe penelitian ini adalah tipe penelitian korelasional dan kausalitas. Unit analisis penelitian ini adalah individual, yaitu para konsumen yang membeli produk PT. Garuda. PT. Garuda merupakan salah satu perusahaan yang mengkhususkan pada penjualan kerupuk, berusaha bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis lainnya yang tersebar di kota Bandung. Untuk dapat memenangkan persaingan dan memperoleh pasar, maka diperlukan kegiatan pemasaran, yang salah satu diantaranya yaitu pelaksanaan penetapan harga. Pelaksanaan penetapan harga ini ditujukan untuk menetapkan harga dengan tepat sesuai dengan keinginan pasar sasaran.
Kata Kunci: Pelaksanaan Penetapan Harga, Metode penelitian, Volume Penjualan, Pengaruh Pelaksanaan Penetapan Harga dengan Volume Penjualan.
ABSTRACT
Henry Davin, 2006, The Influence of The Stated Price’s Progression to PT. Garuda’s Chips’ Sales Volume at Cimareme, Padalarang, under the supervision of Surachman Surjaatmadja.
PT. Garuda’s stated price’s progression implementation is evaluated from four aspects, namely : to choose the stated of price, to analysis the cost , price and rival’s, choose stated of price’s methods, choose final price. It is known from the research that the amounts of Pearson’s correlation between the physical distribution’s implementation with the sales’ volume are 0,732. The determination of coefficient momentum is 53,59%, which means that up to 53,59% from sales volume are influenced by stated price’s progression execution, and the remaining 53,59% sales volume are influenced by other variables. The research methods used in the writing of this thesis are Descriptive and Verificative method, whereas, the types of this research are correlation and causality. The analysis unit for this research is individual unit, which are the consumer who buy the products of PT. Garuda. PT. Garuda is one of the companies that specialises in selling chips, tries to compete with a lot of other companies of similar specialty in Bandung. To be able to win the competition as well as winning the market, the marketing activity is really needed; one of which is the implementation of the stated price’s progression. Such stated price’s progression is aimed to stated exactly price’s as consumer want.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... vii
BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1.5 Menganalisis Biaya, Harga dan Penawaran Pesaing... 21
2.1.6 Strategi Penetapan Harga ... 22
2.1.6.1 Metode Penetapan Harga ... 25
2.1.7 Memilih Harga Akhir... 35
2.1.8 Volume Penjualan ... 36
2.1.9 Hubungan Pelaksanaan Penetapan Harga Dengan Peningkatan Volume Penjualan ... 37
2.2 Kerangka Pemikiran... 38
2.3 Hipotesis... 40
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 52
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 52
4.1.2 Profil Responden... 55 4.2 Pembahasan... 60 4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Pelaksanaan Penetapan
Harga ... 60 4.2.2 Volume Penjualan Kerupuk PT. Garuda... 73 4.3 Pengaruh Pelaksanaan Penetapan Harga Terhadap Volume Penjualan di PT. Garuda ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 78 5.2. Saran... 79
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Ekspor Indonesia Menurut Sektor Januari – Juli 2005 & 2006... 2 Tabel 1.2 Realisasi Volume Penjualan Kerupuk PT.Garuda Tahun 2001 – 2005... 4 Tabel 1.3 Perkembangan Harga Jual Kerupuk PT. Garuda Tahun 2001 – 2005... 6 Tabel 3.1 Derajat Hubungan dan Penafsiran... Data responden berdasarkan jenis kelamin... Data responden berdasarkan usia... Data responden berdasarkan pekerjaan... Data responden berdasarkan tingkat pendidikan... Data responden berdasarkan rata-rata pengeluaran biaya belanja selama sebulan... Harga yang ditetapkan sesuai dengan keinginan konsumen... Pertimbangan jika terjadi kenaikan harga kerupuk dengan minat beli
konsumen...
Pertimbangan jika terjadi penurunan harga kerupuk dengan minat beli konsumen... Harga kerupuk yang telah ditetapkan terjangkau dengan daya beli
konsumen... Harga kerupuk sesuai dengan kualitas yang ditawarkan... Harga kerupuk dapat bersaing dengan merek lain yang sejenis... Pertimbangan pindah ke produk pesaing sejenis jika tawaran harganya lebih murah... Pertimbangan pindah ke produk pesaing sejenis jika tawaran harganya lebih mahal... Pertimbangan pindah ke produk pesaing sejenis jika tawaran harganya sama saja... Harga yang ditetapkan lebih murah dari pesaing... Harga yang ditetapkan lebih mahal dari pesaing... Harga yang ditetapkan sama saja dengan pesaing... Data Volume Penjualan Kerupuk PT.Garuda (2001 – 2005)... Hubungan antara pelaksanaan penetapan harga (x) dengan volume
penjualan (y) pada PT. Garuda tahun 2001 – 2005... Data Volume Penjualan Kerupuk PT.Garuda (2001 – 2005)...
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Menentukan Kebijakan Penetapan Harga... 12 Gambar 2.2
Gambar 2.3
Model 3 C Untuk Penetapan Harga... Paradigma Penelitian Pengaruh Pelaksanaan Penetapan harga Terhadap Volume Penjualan Kerupuk di PT.Garuda,
Padalarang... 29
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era
globalisasi ekonomi, keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu kondisi
persaingan ekonomi. Globalisasi inilah yang diartikan sebagai perdagangan bebas
antar negara. Oleh karena itu setiap perusahaan berusaha untuk terus
mengembangkan usahanya agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan
lainnya. Keberadaan suatu perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan
kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini yang
membuat para pengusaha di dalam dunia usaha untuk mengembangkan strategi
bisnis mereka masing-masing sehingga dapat mengalahkan para pesaingnya dan
menguasai pangsa pasar yang ada. (M.Suparmoko, 2002:10)
Secara umum kinerja perekonomian Indonesia dibandingkan negara-negara
berkembang lain masih tertinggal , tetapi beberapa sektor perekonomian Indonesia
ada juga yang mengalami pertumbuhan khususnya pada sektor ekspor migas dan
nonmigas. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :
Bab I Pendahuluan 2
Tabel 1.1
Nilai Ekspor Indonesia Menurut Sektor Januari – Juli 2005 dan 2006
Uraian Nilai FOB (Juta US$)
Sumber : Badan Pusat Statistik 2006
Berdasarkan data tabel diatas, perkembangan ekspor nonmigas Indonesia
menurut sektor untuk periode Januari – Juli tahun 2006 dibanding tahun 2005, ekspor
produk pertanian, produk industri, dan produk pertambangan masing-masing
meningkat 17,24 persen, 13,78 persen, dan 29,36 persen. Dilihat dari kontribusinya
terhadap ekspor keseluruhan periode Januari – Juli tahun 2006, kontribusi ekspor
produk industri tahun 2006 mengalami penurunan dari 66,14 persen menjadi 64,64
persen, sedangkan kontribusi ekspor produk pertanian naik dari 3,42 persen menjadi
3,45 persen, dan kontribusi ekspor produk pertambangan naik dari 8,61 persen
Bab I Pendahuluan 3
Propinsi Jawa Barat memiliki peran penting terhadap perekonomian Indonesia
mempunyai kontribusi sebesar 15,67% dari keseluruhan perekonomian nasional.
Struktur perekonomian Provinsi Jawa Barat mulai bergeser dari sektor pertanian
menjadi industri. Berdasarkan perkembangan kontribusi dan pertumbuhan sektor
perekonomian Jawa Barat terbagi tiga, yaitu pertama sektor dominan memiliki
kontribusi dan pertumbuhan sektor di atas rata-rata adalah sektor industri pengolahan
dan sektor perdagangan Kedua sektor pertanian memberikan kontribusi relatif besar
namun cenderung menurun. Sedangkan ketiga adalah sektor pengangkutan dan
komunikas yang merupakan sektor potensi. Industri pengolahan merupakan sektor
yang mempunyai daya dorong tinggi terhadap pembangunan ekonomi Jawa Barat.
(BPS,2006) Salah satu sektor industri pengolahan khususnya makanan di Jawa Barat
tidak dapat diabaikan bukan karena sebagai sektor ekonomi yang memberikan
kontributor terbesar namun karena industri makanan merupakan salah satu sektor
yang memenuhi kebutuhan masyarakat luas secara langsung dan memiliki
pertumbuhan yang cukup cepat untuk bangkit dari krisis dibandingkan sektor
properti dan kontruksi. (Sudarmadi, 2005).
PT. Garuda merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri
pengolahan makanan yaitu kerupuk, memproduksi kerupuk dari bahan mentah
sampai dengan tahap akhir yaitu menjadi kerupuk yang siap dipasarkan. Adapun
jenis-jenis kerupuk yang dihasilkan perusahaan ada beberapa macam antara lain
kerupuk bawang, kerupuk udang, kerupuk ikan, kerupuk sagu. (Manajemen PT.
Garuda,2006)
Bab I Pendahuluan 4
Volume penjualan merupakan tujuan utama perusahaan dalam mencapai laba.
Volume penjualan adalah persentase maksimum dari potensi pasar yang diharapkan
dapat diperoleh oleh sebuah perusahaan individual dalam sebuah industri untuk
sebuah produk yang spesifik. (Ferrel, 1995:166). Seperti halnya perusahaan lain, PT.
Garuda juga berupaya memperoleh laba, sehingga perusahaan dapat tumbuh dan
berkembang. Upaya yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh laba adalah
dengan berusaha menjual produk sebanyak mungkin, sehingga hasil penjualan
produknya melebihi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Dengan perkataan
lain, perusahaan selalu berupaya meningkatkan laba melalui volume penjualannya.
Volume penjualan dan target PT. Garuda dalam skala (ton) pada tahun 2001 – 2005,
disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 1.2
Realisasi Volume Penjualan Kerupuk PT. Garuda (2001 – 2005)
Tahun Volume
Penjualan
Bab I Pendahuluan 5
menjadi 322 ton dan target belum tercapai dengan selisih 8 ton. Pada tahun 2003
mengalami penurunan volume penjualan dari 322 ton menjadi 316 ton, atau turun
sebesar 1,86% dari tahun 2002, namun target belum tercapai dengan selisih 9 ton.
Pada tahun 2004 penjualan kembali mengalami penurunan sebesar 1 ton atau turun
sebesar 0,31% dari 316 ton menjadi 315 ton dan target belum tercapai dengan selisih
5 ton. Sedangkan pada tahun 2005 penjualan mengalami penurunan sebesar 2 ton
atau turun sebesar 0,64% dari 315 ton menjadi 313 ton dan target masih belum
tercapai dengan selisih 2 ton.
Dilihat dari tabel realisasi volume penjualan diatas, tidak pernah mencapai target
hal ini mungkin disebabkan oleh tidak tepatnya strategi bauran pemasaran. Strategi
bauran pemasaran yaitu strategi dengan menggunakan alat-alat bauran pemasaran,
yang terdiri dari : produk, price, promotion, place sebagai alat pemasaran dalam
bauran pemasaran (Kotler, 2003:15) telah dilakukan oleh PT. Garuda diantaranya :
- Dari sisi product / produk, produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan oleh
perusahaan pada pasar yang dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen. (Kotler,2003:395) Produk yang ditawarkan oleh PT.
Garuda adalah kerupuk yang terdiri dari 4 jenis produk yaitu kerupuk bawang,
kerupuk udang, kerupuk ikan, dan kerupuk sagu.
- Dari sisi price / harga, harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah
beberapa barang) untuk memperoleh kombinasi sebuah produk dan pelayanan
yang menyertainya. (Kotler,2003:345) Harga yang diberikan pada produk
kerupuk PT. Garuda ditujukan untuk kalangan menengah ke bawah, dengan
perkembangan harga sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan 6
Tabel 1.3
Perkembangan Harga Jual Kerupuk PT. Garuda (2001 – 2005)
Dalam satuan (Rp) Tahun Bawang
(per kg)
Udang
Sumber : Manajemen PT. Garuda, 2006
(per kg)
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Untuk harga kerupuk Bawang, kenaikan
harga paling tinggi terjadi pada tahun 2003, dimana harga mengalami kenaikan
sebesar Rp.700 atau naik sebesar 15,55% dari tahun 2002, sedangkan kenaikan harga
paling rendah terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp.200 atau naik sebesar 3,44%
dari tahun 2004. Untuk kerupuk Udang, kenaikan harga tertinggi terjadi pada tahun
2004, dimana harga mengalami kenaikan sebesar Rp.1000 atau naik sebesar 16,12%
dari tahun 2003, sedangkan kenaikan harga paling rendah terjadi pada tahun 2002
yaitu sebesar Rp.300 atau naik 5,56% dari tahun 2001. Untuk kerupuk Ikan kenaikan
harga paling tinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp.800 atau naik 14,54%
dari tahun 2003, sedangkan kenaikan harga paling rendah terjadi pada tahun 2003
yaitu sebesar Rp.300 atau naik 5,76% dari tahun 2002. Untuk kerupuk Sagu kenaikan
Bab I Pendahuluan 7
- Dari sisi promotion / promosi, promosi adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengkomunikasikan produknya ke pasar sasaran. (Kotler,2003:397) Promosi
yang dilakukan PT.Garuda selain melalui media cetak ada pula dengan cara
membagikan brosur-brosur melalui distributor untuk disampaikan ke pasar –
pasar di kota-kota tersebut.
- Dari sisi place / tempat, tempat adalah berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan
tersedia bagi pelanggan sasaran (Kotler,2003:400) PT. Garuda ini berada di Jl.
Raya Gado Bangkong no.38, Cimareme. PT. Garuda memiliki 45 distributor –
distributor lainnya yang tersebar di berbagai kota antara lain Bandung, Jakarta,
Bekasi, Cikampek, Purwakarta dan Bogor.
Dari keempat program bauran pemasaran tersebut, disinyalir progam penetapan
harga merupakan faktor dominan yang mempengaruhi volume penjualan di PT.
Garuda. Karena segmen pasar yang dibidik PT. Garuda adalah segmen menengah ke
bawah, maka harga berperan sebagai penentu utama pilihan pembeli sehingga harga
merupakan salah satu unsur terpenting yang menentukan pangsa pasar dan
profitabilitas perusahaan. (Kotler,2000:519) Di samping itu juga dalam menetapkan
harga perlu memperhitungkan biaya, produk pesaing yang sejenis, dan kemungkinan
reaksi pesaing. Karena dalam menetapkan kebijakan penetapan harga dipengaruhi
oleh berbagai faktor maka suatu perusahaan perlu menganalisis setiap hal yang
berkaitan dengan harga, hal tersebut berguna oleh perusahaan dalam memecahkan
masalah penetapan harga dengan memilih metode penetapan harga yang tepat.
(Kotler,2000:528-529)
Bab I Pendahuluan 8
Mengingat pentingnya pelaksanaan penetapan harga yang tepat serta
pengaruhnya terhadap volume penjualan maka perlu dilakukannya penelitian tentang
pengaruh pelaksanaan penetapan harga terhadap volume penjualan kerupuk pada
PT.Garuda.
1.2Identifikasi Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan penetapan harga yang dilakukan PT. Garuda?
2. Bagaimana volume penjualan produk pada PT. Garuda?
3. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan penetapan harga terhadap volume
penjualan PT. Garuda?
1.3Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menghimpun data dan informasi yang
diperlukan dalam menjelaskan masalah yang ada dan mendukung pemecahan
masalah yang telah dikemukakan di atas.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan penetapan harga yang dilakukan PT. Garuda.
2. Untuk mengetahui besarnya volume penjualan produk pada PT. Garuda.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksanaan penetapan harga
Bab I Pendahuluan 9
1.4Kegunaan Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, maka akan diharapkan dapat memperoleh
data dan informasi mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam
melaksanakan penetapan harga. Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini
adalah :
Kegunaan secara teoritis :
Untuk memperkaya pengetahuan dan bahan informasi tambahan dalam
pengembangan disiplin ilmu ekonomi manajemen pemasaran pada umumnya
dan khususnya tentang pelaksanaan penetapan harga dan volume penjualan. Di
samping itu, beberapa temuan yang terungkap dalam penelitian ini, juga
diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan bagi penelitian berikutnya.
Kegunaan secara praktis :
Memberikan masukan bagi perusahaan untuk mengevaluasi pelaksanaan
penetapan harga yang selama ini telah dijalankan perusahaan dan hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan masukan bagi
manajemen PT. Garuda dalam menilai hasil kebijakan perusahaan, dan dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanan strategi penetapan
harga dalam meningkatkan penjualan di masa yang akan datang.
Bab V Kesimpulan dan Saran
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Proses pelaksanaan penetapan harga yang dilakukan oleh PT. Garuda dalam
meningkatkan volume penjualan sesuai dengan hasil penelitian, yaitu sebagai
berikut: frekuensi responden mengenai harga yang ditetapkan sesuai dengan
keinginan konsumen dengan nilai top two boxes sebesar 43%, pertimbangan
jika terjadi kenaikan harga kerupuk dengan minat beli konsumen 29%,
pertimbangan jika terjadi penurunan harga kerupuk dengan minat beli
konsumen 35%, harga kerupuk yang telah ditetapkan terjangkau dengan daya
beli konsumen 40%, harga kerupuk sesuai dengan kualitas yang ditawarkan
44%, harga kerupuk dapat bersaing dengan merek lain yang sejenis 39%,
pertimbangan pindah ke produk pesaing sejenis jika tawaran harganya lebih
murah 34%, pertimbangan pindah ke produk pesaing sejenis jika tawaran
harganya lebih mahal 26%, pertimbangan pindah ke produk pesaing sejenis
jika tawaran harganya sama saja 28%, harga yang ditetapkan lebih murah dari
pesaing 31%, harga yang ditetapkan lebih mahal dari pesaing 33%, harga
yang ditetapkan sama saja dengan pesaing 33%.
2. Volume penjualan PT. Garuda dari tahun 2001 sampai tahun 2005 selalu
Bab V Kesimpulan dan Saran 79
Tabel 5.1
Data Volume Penjualan Kerupuk PT.Garuda (2001-2005) (dalam ton)
Tahun Volume Penjualan
2001 330 2002 322 2003 316 2004 315 2005 313
3. Pengaruh antara pelaksanaan penetapan harga terhadap volume penjualan di
PT. Garuda adalah sebesar 53,59% berarti masih terdapat faktor-faktor lain
yang mempengaruhi volume penjualan disamping penetapan harga sebesar
46,41%, diantaranya faktor kegiatan promosi, faktor produk, saluran
distribusi, dan pelayanannya. Sedangkan dari perhitungan uji signifikasi (uji
T) didapat thitung > ttabel atau 10,638 > 1,98 maka Ho ditolak dan Hi diterima,
ini berarti bahwa pelaksanaan penetapan harga berpengaruh terhadap
peningkatan volume penjualan.
5.2 Saran
Dari hasil yang diperoleh dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Dari hasil perhitungan koefisien determinasi sebesar 53,59% berarti masih
terdapat faktor lain sebesar 46,41% yang mempengaruhi volume penjualan
kerupuk di PT. Garuda seperti promosi, produk, saluran distribusi, dan
pelayanannya. Untuk itu disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai pengaruh penetapan harga terhadap volume penjualan, atau dengan
pengaruh-pengaruh lainnya seperti promosi, produk, saluran distribusi, dan
kualitas pelayanan.
Bab V Kesimpulan dan Saran 80
2. Sebaiknya PT. Garuda dalam menetapkan harganya tidak sering terjadi
perubahan sehingga dipercaya dengan para konsumennya, dan tetap menjalin
hubungan baik dengan para distributor, serta terus mengadakan penelitian
pasar dan mencari informasi tentang pesaing.
3. Untuk lebih meningkatkan volume penjualannya, PT. Garuda sebaiknya
sebaiknya memberikan potongan harga, pemberian potongan harga ini
diharapkan dapat menciptakan lebih banyak penjualan dan pesanan bagi
perusahaan, sehingga pada akhirnya volume penjualan akan meningkat.
Namun perlu juga PT. Garuda memperhitungkan efisiensi biaya yang
dikeluarkan dalam memberikan potongan harga dengan tetap memperhatikan
DAFTAR PUSTAKA
Buchari Alma, 1993, Pengantar Bisnis, Alfabeta, Bandung
E.Jerome, Mc Carthy William D, Perrault Jr, 1993, Dasar-dasar Pemasaran, Erlangga, Jakarta
Fandy, Tjiptono, 2000, Strategi Pemasaran, Edisi II, Andi, Yogyakarta
J. Supranto, 1994, Statistik Teori & Aplikasi, Jilid II, Erlangga, Jakarta
Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran (terjemahan), Edisi Milenium, Jilid Kesatu dan Kedua, PT. Prenhalindo, Jakarta.
Kotler, Philip, 2001, Manajemen Pemasaran (terjemahan), Edisi Milenium, Jilid Kesatu dan Kedua, PT. Prenhalindo, Jakarta.
Kotler, Philip, 2003, Marketing Management, Eleventh Edition, Prentice – Hall, Inc, New Jersey.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid I, edisi kedelapan, terjemahan Damos Sihombing,MBA, Jakarta: Erlangga , 2001
Lamb, W. Charles., Joseph F. Hair, Carl Mc. Daniel, 2001, Pemasaran (terjemahan), Edisi Pertama, PT. Salemba Empat, Jakarta.
Pride, Ferrel, 1995, Teori dan Praktek Sehari-hari (terjemahan), Edisi Ketujuh, Jilid I, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta Barat.
Stanton, J. William, 1991, Prinsip Pemasaran (terjemahan), Edisi Bahasa Indonesia, Erlangga, Jakarta.
Sudarmadi, 2005, Majalah SWA, November 2005
Sudjana. DH, 1991, Stastitika II, Tarsito, Bandung
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung
Suparmoko, 2002, Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan, Andi, Yogyakarta
Winardi, 1992, Harga dan Penetapan Harga dalam Bidang Pemasaran, Edisi Revisi, PT Citra Aditya Bakti, Bandung.