• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema Kegiatan Keluargaku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema Kegiatan Keluargaku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar - USD Repository"

Copied!
195
0
0

Teks penuh

(1)

UNTUK SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

Oleh: Mia Wijayanti NIM: 151134232

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM SUB TEMAKEGIATAN KELUARGAKU MENGACU

KURIKULUM 2013

UNTUK SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

Oleh: Mia Wijayanti NIM: 151134232

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Kedua orang tua tercinta Bapak Sumardi dan Ibu Sri Sunarti

yang telah memberikan semangat dan mengingatkan untuk selalu melibatkan Allah dalam segala hal.

Kakak dan adik tercinta Yeni Wijayanti dan Vita Wijayanti

yang selalu mengingatkan, memberi semangat dan memberi motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

(6)

v MOTTO

Yang kau sangka bodoh belum tentu dia tidak cerdas, siapa tahu dia cermin, sedang menyesuaikan diri dengan yang di hadapannya (Emha Ainun Nadjib).

Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki (Mahatma Gandhi).

Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan. Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga (KH. Abdurrahman Wahid).

(7)
(8)
(9)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM SUB TEMA KEGIATAN KELUARGAKU MENGACU

KURIKULUM 2013

UNTUK SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR

Mia Wijayanti Universitas Sanata Dharma

2019

Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang menunjukkan bahwa perlunya contoh perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar dengan menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Refleksi (PPR) dan Quantum Learning.Peneliti menggunakan langkah- langkah penelitian yang berasal dari Borg and Gall. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas produk dengan langkah- langkah pengembangan penelitian (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk.

Perangkat pembelajaran inovatif dengan model Paradigma Pedagogi Refleksi (PPR) dan Quantum Learning mengacu kurikulum 2013 untuk kelas I SD dikembangkan dengan kualitas sangat baik dan layak digunakan berdasarkan hasil validasi pakar pembelajaran inovatif dan guru kelas I. Hasil validasi dari pakar pembelajaran inovatif dengan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Refleksi (PPR) diberikan skor "4,18" dengan kategori "baik", sedangkan untuk model Quantum Learningdiberikan skor "4,42" dengan kategori "sangat baik". Hasil validasi dari guru kelas I SD terhadap model pembelajaran Paradigma Pedagogi Refleksi (PPR) diberikan skor "4,16" dengan kategori "baik", sedangkan untuk model Quantum Learning diberikan skor "4,35" dengan kategori "sangat baik".

(10)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF INNOVATIVE LEARNING DEVICES IN SUB THEMES OF FAMILY ACTIVITIES REFERRING 2013 CURRICULUM

FOR FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS

Mia Wijayanti

Sanata Dharma University

2019

This research was conducted based on needs analysis which showed that important to need for giving examples of innovative learning devices that refer to the 2013 Curriculum for first grade students of Elementary School. The purpose of this study is to produce a product in the form of an innovative learning device referring to the 2013 curriculum for first grade elementary school students using the learning model of the Pedagogy Reflection Paradigm (PPR) and Quantum Learning.The researcher used the research steps derived from Borg and Gall. The purpose of this study is to determine the quality of the product with the steps of research development (1) problem potential, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, (5) design revision, (6) product testing, (7) product revision.

The innovative learning tool with the Pedagogical Reflection Paradigm (PPR) and Quantum Learning models referring to the 2013 curriculum for first grade in elementary school was developed with very good quality and appropriate to use based on the results of innovative learning expert validation and teachers in first grade. Pedagogy Reflection (PPR) is given a score of "4.18" in the "good" category, while the Quantum Learning model is given a score of "4.42" in the "very good" category. The results of the validation of first grade elementary school teachers on the Pedagogy Reflection Paradigm (PPR) learning model were given a score of "4.16" in the "good" category, while the Quantum Learning model was given a score of "4.35" in the "very good" category.

Keywords: Learning Tools, innovative learning models Pedagogy Reflection

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub TemaKegiatan KeluargakuMengacu Kurikulum 2013untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar dengan baik. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan ujian guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penulisan skripsi, peneliti selalu mendapatkan bimbingan, dorongan, motivasi, serta semangat dari banyak pihak. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung ikut andil dalam proses penyusunan dan penelitian skripsi ini.

Ucapan terima kasih peneliti berikan kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Albertus Hartana, S.J., M.Pd., yang telah membantu dalam menggali informasi model pembelajaran pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang dibuat oleh peneliti.

(12)

xi

7. Riswati, S.Pd., selaku validator pakar pembelajaran inovatif yang telah membantu peneliti dengan melakukan validasi terhadap produk yang dikembangkan dalam skripsi ini.

8. Sarinem, S.Pd., selaku guru kelas I SD N Kentungan yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan uji coba produk dan memberikan nilai dalam uji coba produk.

9. Tri Mardanila Novita Sari, selaku teman sejawat yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan uji coba produk dan memberikan nilai dalam uji coba produk.

10.MM. Suyatini, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SD N Kentungan yang telah memberikan izin peneliti dalam melakukan observasi dan wawancara juga melaksanakan uji coba produk penelitian.

11.Sumardi dan Sri Sunarti selaku orang tua yang telah memberikan dorongan, motivasi dan doa dalam penelitian ini.

12.Dara Pelangi Paramitasari dan Anugrah Ningrum Saputri selaku sahabat yang telah memberikan dorongan, motivasi dan penyemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Akbar Wahyu Fahriza yang selalumemberikan semangat dan motivasi dalam penyusunan skripsi.

14.Teman payung kecil skripsi yang selalu meluangkan waktunya untuk berdiskusi dan sharing mengenai skripsi yang telah dibuat.

15.Teman payung besar skripsi yang selalu kompak dalam berdiskusi dan bersama musyawarah dalam menyelesaikan skripsi ini.

16.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

(13)
(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH DEMI KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional... 6

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Karakteristik Kurikulum SD 2013 ... 10

2. Keterampilan Dasar Abad 21 ... 19

3. Perangkat Pembelajaran ... 21

4. Pembelajaran Inovatif ... 27

(15)

xiv

C. Kerangka Pikir ... 41

D. Pertanyaan Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A. Jenis Penelitian ... 45

B. Prosedur Pengembangan ... 48

C. Setting Penelitian ... 52

D. Uji Coba Terbatas ... 52

E. Jadwal Penelitian ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65

A. Analisis Kebutuhan ... 65

B. Deskripsi Produk Awal ... 76

C. Validasi Ahli dan Revisi Produk ... 79

D. Uji Coba Terbatas ... 86

E. Kajian Produk Akhir ... 93

F. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 96

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, SARAN ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Keterbatasan Pengembangan ... 103

C. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 105

LAMPIRAN ... 108

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keterkaitan 5M antara Langkah dengan Kegiatan Pembelajaran

dan Maknanya ... 16

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ... 53

Tabel 3.2 Lembar Observasi ... 55

Tabel 3.3 Lembar Validasi ... 57

Tabel 3.4 Konversi Nilai Skala Lima ... 62

Tabel 3.4 Konversi Nilai Skala Lima ... 63

Tabel 3.5 Jadwal Penelitian... 64

Tabel 4.1 Komentar Pakar dan Revisi Perangkat Pembelajaran Model Paradigma Pedagogi Refleksi ... 82

Tabel 4.2 Komentar Pakar dan Revisi Perangkat Pembelajaran Model Quantum Learning ... 84

Tabel 4.3 Komentar Guru SD Kelas 1 Perangkat Pembelajaran Model Paradigma Pedagogi Refleksi dan Quantum Learning ... 84

Tabel 4.4 Komentar Guru SD Uji Coba dan Revisi Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Refleksi ... 89

Tabel 4.4 Komentar Guru SD Uji Coba dan Revisi Model Pembelajaran Quantum Learning ... 90

Tabel 4.5 Komentar Teman Sejawat Uji Coba dan Revisi Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Refleksi ... 90

Tabel 4.5 Komentar Teman Sejawat Uji Coba dan Revisi Model Pembelajaran Quantum Learning ... 91

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Pedoman Wawancara ... 109

Lampiran 2: Rangkuman Hasil Wawancara ... 111

Lampiran 3: Pedoman Observasi Guru dan Siswa ... 130

Lampiran 4: Pernyataan Validasi Produk Perangkat Pembelajaran ... 132

Lampiran 5: Pernyataan Uji Coba Produk Perangkat Pembelajaran ... 136

Lampiran 6: Hasil Validasi Produk PPR Pakar... 137

Lampiran 6: Hasil Validasi Produk Quantum Learning Pakar ... 144

Lampiran 7: Hasil Validasi Produk PPR Guru SD ... 151

Lampiran 7: Hasil Validasi Produk Quantum Learning Guru SD ... 158

Lampiran 8: Hasil Uji Coba Produk PPR Guru SD ... 165

Lampiran 8: Hasil Uji Coba Produk Quantum Learning Guru SD ... 167

Lampiran 9: Hasil Uji Coba Produk PPR teman sejawat ... 169

Lampiran 9: Hasil Uji Coba Produk Quantum Learning teman sejawat 171 Lampiran 10: Surat Observasi dan Wawancara ... 173

Lampiran 11: Surat Izin Penelitian ... 174

Lampiran 12: Surat Pernyataan Kepala Sekolah ... 175

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya.

Pada tahun 2013, pemerintah telah mencanangkan dan mulai menerapkan sistem pendidikan yang baru. Sistem yang baru tersebut merupakan kurikulum 2013. Shoimin (2014: 7) menyatakan bahwa, kurikulum 2013 adalah perubahan yang hampir kompleks dari kurikulum yang sebelumnya, baik dari segi cara guru mengajar, cara guru menilai, mengamati, dan cara guru berinovasi dalam pembelajaran. Model pembelajaran inovatif dirasa penting dalam implementasi Kurikulum 2013, karena kurikulum ini lebih komperhensif dan lebih kompleks. Berdasarkan hal tersebut guru dituntut untuk dapat mengembangkan cara mengajarnya dengan beragam model, metode dan pendekatan yang ada. Guru harus bisa membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan dinamis. Dinamis dalam arti pembelajaran siswa tidak hanya monoton.

(20)

2

yang asyik dan menyenangkan. Pembelajaran inovatif bermanfaat dilakukan pada kurikulum 2013 ini, dengan keterpaduan dari berbagai mata pelajaran dan mempunyai berbagai model pembelajaran, pembelajaran akan menjadi dinamis dan siswa dapat memperoleh berbagai keterampilan baru yang dibutuhkan. Dalam pembelajaran inovatif terdapat perangkat yang terdiri dari program tahunan, program semester, silabus, RPP, penilaian, LKS, rangkuman materi, media, dan lembar refleksi. Perangkat pembelajaran ini bersifat melengkapi pembelajaran yang dilakukan, sehingga SD mempunyai referensi atau acuan dalam membuat pembelajaran yang inovatif bagi siswa.

(21)

3

rendah, (3) guru masih mengalami kesulitan dalam membuat pembelajaran inovatif atau pembelajaran yang tidak monoton bagi siswa dikarenakan dalam kurikulum 2013 mata pelajaran terintegrasi, (4) guru masih sering mengunduh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari internet, sehingga daya kreativitas guru untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan tidak terasah.

Ketika peneliti menanyakan mengenai bagaimana rencana mengembangkan pembelajaran inovatif untuk meningkatkan prestasi siswa, guru mengungkapkan bahwa belum ada gambaran mengenai pembelajaran inovatif seperti apa dan guru cenderung ceramah dengan menggunakan pembelajaran yang statis. Guru lebih menekankan pada aspek kognitif daripada aspek afektif dan psikomotorik, sehingga minat dan bakat siswa kurang diperhatikan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan juga hanya mengunduh dari internet saja dan dari situ guru belum begitu memahami isi atau komponen dari RPP.

(22)

4

Model pembelajaran Quantum Learning dikenal dengan sintaksnya yaitu TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, Rayakan).

Alasan peneliti memilih Paradigma Pedagogi Refleksi ( PPR ) karena model ini menekankan pada pendidikan karakter dan lebih kepada refleksi, kegiatan yang dilakukan berpengaruh atau tidak terhadap hasil belajar siswa, dan guru juga dapat mengevaluasi pembelajaran hari itu juga apakah pembelajaran tersebut berhasil atau tidak. Jadi, tidak hanya siswa yang berefleksi namun guru juga ikut berefleksi. Proses pembelajaran Paradigma Pedagogi Refleksi (PPR) dibuat sedemikian rupa, sehingga siswa menjadi pusat dari proses belajar, ditandai dengan kemampuan siswa yang mampu menemukan diri dan menggali pengetahuan dengan penuh tanggungjawab.

(23)

5 B. Rumusan Masalah

Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub Tema Kegiatan Keluargaku Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub Tema Kegiatan Keluargaku Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

Peneliti memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru dalam menyusun dan mengembangkan perangkat pembelajaran inovatif untuk siswa kelas I SD mengacu kurikulum 2013 yang telah teruji kualitasnya.

2. Bagi guru

Memberi pengetahuan baru dan inspirasi dalam membuat pembelajaran di kelas menjadi inovatif dan tidak monoton dengan model Quantum Learning dan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

3. Bagi sekolah

Sekolah mendapatkan contoh konkret berupa sebuah perangkat pembelajaran inovatif untuk siswa kelas 1 SD mengacu kurikulum 2013 dengan model Quantum Learning dan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

4. Bagi Prodi PGSD

(24)

6 E. Definisi Operasional

1. Pembelajaran Inovatif adalah pembelajaran yang dilakukan guru memvariasi cara mengajar dengan menggunakan pendekatan, model dan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri.

2. Perangkat pembelajaran inovatif adalah pegangan guru atau pedoman guru untuk melaksanakan pembelajaran yang meliputi program tahunan, program semester, silabus, RPP, penilaian, LKS, rangkuman materi, media, lembar refleksi secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. 3. Kurikulum SD 2013 adalah kurikulum yang mengembangkan tidak

hanya pengetahuan siswa namun aspek sikap dan keterampilan juga dilibatkan, kurikulum 2013 juga menekankan pada pendidikan karakter yang diletakkan pada KI 1 dan KI 2 yang berupa pembiasaan pada saat kegiatan belajar mengajar.

4. Model pembelajaran inovatif adalah model pembelajaran yang digunakan dalam menyusun pembelajaran inovatif. Dalam model pembelajaran inovatif, siswa dilibatkan secara aktif dan bukan hanya dijadikan sebagai objek.

5. Quantum Learning adalah model pembelajaran yang menekankan untuk memberikan manfaat yang bermakna dan juga menekankan pada tingkat kesenangan dari peserta didik atau siswa. Dalam praktik quantum learning bersandar pada asas utama "Bawalah dunia mereka ke dalam dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dalam dunia mereka" dengan kerangka belajar yang dikenal sebagai TANDUR: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan.

(25)

7

berkembang menjadi pribadi yang peka pada kebaikan dan kebutuhan orang lain. Unsur utama dari PPR adalah refleksi atas apa yang dipelajari dengan karakteristik 3C yaitu compassion, conscience dan competence.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan 1. Cover

Cover depan produk terdiri dari judul pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yaitu pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema Kegiatan Keluargaku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar; nama penulis; logo universitas, keterangan yang berisi program studi yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar, jurusan yaitu ilmu pendidikan, fakultas yaitu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, niversitas yaitu Sanata Dharma Yogyakarta. Cover belakang berisi biodata singkat penulis.

2. Ukuran kertas

Produk dicetak dalam ukuran kertas A4 dengan berat 70 gram sedangkan sampul dicetak dengan kertas ivory 230 supaya terlihat kokoh.

3. Format tulisan

Produk ditulis menggunakan theme font Times New Rowman” dengan spasi 1,5 supaya terlihat jelas.

4. Kata pengantar

Kata pengantar terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa; penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran inovatif; ucapan terima kasih kepada pihak yang membantu dan terlibat dalam penyusun produk; dan kesediaan penulis dalam menerima kritik dan saran terkait dengan produk yang dikembangkan.

5. Daftar isi

(26)

8

6. Produk yang dikembangkan dalam perangkat pembelajaran terdiri dari Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes), Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

7. Program tahunan (Prota)

Rencana umum pelaksanaan pembelajaran muatan pelajaran berisi antara lain rencana penetapan alokasi waktu satu tahun pembelajaran. Prota dibuat sesuai dengan kalender tahun pelajaran baru. Komponen-komponen dalam menyusun Program Tahunan: Identitas (antara lain muatan pelajaran, kelas, tahun pelajaran) dan Format isian (antara lain tema, subtema, dan alokasi waktu).

8. Perangkat pembelajaran program semester (Promes)

Merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga program tersebut tidak dapat disusun sebelum tersusun program tahunan. Program semester dilihat kalender dari semester gasal. Program Semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.

9. Perangkat pembelajaran silabus

Merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan rancangan penilaian. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

(27)

9

11.Mengandung karakteristik Kurikulum SD 2013

Karakteristik pembelajaran terpadu memuat unsur keterpaduan antara mata pelajaran yang akan diajarkan, saintifik yang dikembangkan adalah 5M yaitu : mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan yang akan diaplikasikan di dalam kegiatan inti. Kemudian adanya penilaian otentik yaitu penilaian proses dari pengetahuan, sikap dan keterampilan. Kurikulum 2013 terdapat pendidikan karakter pada siswa dan kemampuan berpikir tinggi yaitu menerapkan Taksonomi Bloom mulai dari C4 sampai C6.

12.Mengembangkan keterampilan dasar abad 21

Mengembangkan empat keEtrampilan 4C yaitu berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kerjasama (collaborative), dan komunikasi (communicative).

13.Sesuai dengan karakteristik setiap model pembelajaran inovatif yang digunakan.

Adanya dua model yang dikembangkan yaitu Model Pembelajaran Quantum Learning dan Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi

Reflektif (PPR). Tiga RPP menggunakan Model Pembelajaran Quantum Learning dan tiga model menggunakan Model

Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

14.Post Test mengacu pada panduan penilaian untuk sekolah dasar Terdapat enam set post test untuk setiap satu subtema yang diberikan pada akhir pembelajaran.

15.Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

(28)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Karakteristik Kurikulum SD 2013

Kurikulum adalah suatu tanggapan pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya Daryanto (2014: 1). Menurut Kurg (dalam Kurniasih & Sani, 2014: 5) kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah.Arifin (2011: 1) kurikulum merupakan salah satu alat ukur untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis jenjang pendidikan.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan Indonesia sekaligus menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran diberbagai jenis jenjang pendidikan.

(29)

11

berfokus kepada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan dan pengetahuan. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis karakter dan kompetensi. Mulyasa (2013: 7) kurikulum 2013 tidak hanya menekankan kepada penguasaan kompetensi siswa melainkan juga dalam pembentukan karakter. Sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) yang telah ditentukan oleh Kemendikbud, KI 1 dan KI 2 berkaitan dengan tujuan pembentukan karakter siswa sedangkan KI 3 dan KI 4 berkaitan dengan penguasaan kompetensi siswa.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mengembangkan tidak hanya pengetahuansiswa namun aspek sikap dan keterampilan juga dilibatkan. Kurikulum 2013 juga menekankan pada pendidikan karakter yang diletakkan pada KI 1 dan KI 2 yang berupa pembiasaan pada saat kegiatan belajar mengajar.

Berikut ini merupakan karakteristik kuikulum 2013 : a. Pembelajaran Terpadu

(30)

12

pembelajaran terpadu yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan belajar anak, maka pembelajaran terpadu menjadi bermakna.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu adalah sebuah komponen yang terpadu, antara materi satu dengan yang lain disatukan menjadi satu kesatuan, sehingga dapat menghasilkan kompetensi lulusan yang membuat siswa dapat menggali dan mencari informasi yang ada baik secara individu maupun kelompok.

Karakteristik dalam pembelajaran terpadu menurut Trianto (dalam Murfiah, 2017: 20) adalah sebagai berikut.

1. Holistik

Suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu yang diamati dan diuji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terpisah- pisah. Hal ini membuat siswa akan menjadi bijaksana dalam menyikapi suatu kejadian yang dihadapinya.

2. Bermakna

Mengkaji dari suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang akan membentuk jalinan antar skemata yang dimiliki siswa. Diharapkan siswa akan memaknai materi yang dipelajari dan mampu menerapkan hasil belajarnya untuk memecahkan masalah yang ada dalam kehidupannya.

(31)

13

Siswa secara langsung memahami konsep dan prinsip yang ingin dipelajari. Mereka memahami hasil dari proses belajar dan interaksi dengan fakta dan peristiwanya sendiri. Guru hanya bersifat fasilitator, yang artinya guru hanya memberikan bimbingan mengenai arah yang dilalui dan memberikan fasilitas secara maksimal untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Aktif

Pembelajaran terpadu dikembangkan berdasarkan pendekatan diskoveri inkuiri. Dilakukan dengan cara siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai kepada proses evaluasi.

b. Pengembangan Karakter Siswa

Fitri (2012) mengemukakan pendidikan karakter dapat dimasukkan dalam sebuah pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma dan nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan dan dikaitkan dalam kegiatan sehari- hari. Oleh karena itu, pendidikan karakter diarahkan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain itu, dikaitkan dalam konteks nyata di kehidupan sehari- hari di sekolah maupun masyarakat. Menurut Retno (2012: 4) menyatakan bahwa pendidikan karakter sesungguhnya bukan sekedar mendidik benar dan salah, namun meliputi proses pembiasaan mengenai perilaku yang baik sehingga siswa dapat memahami, merasakan, dan mau berperilaku baik sehingga terbentuklah tabiat yang baik.

(32)

14

yang memiliki karakter unggul seperti kejujuran, kerja keras, berakhlak mulia, percaya diri, memiliki kreativitas dalam berpikir, dan tanggung jawab. Oleh sebab itu, pendidikan karakter berguna untuk generasi selanjutnya guna memilah pengaruh yang datang dari luar dalam konteks pendidikan maupun pergaulan yang mempengaruhi sikap atau perilaku siswa

c. Menggunakan Pendekatan Saintifik

Daryanto (2014: 51), pendekatan saintifik merupakan proses dimana pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dari berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang "ditemukan". Menurut Yani (2014: 121) pendekatan sainifik merupakan pembelajaran keterampilan proses sains yang dapat mengembangkan sikap ilmiah dan membina keterampilan belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk keterampilan individu dalam mengembangkan dirinya secara mandiri.

(33)

15

Karakteristik pendekatan saintifik (Daryanto, 2014: 53) yaitu berpusat pada siswa, melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep dan hukum, melibatkan proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, dan dapat mengembangkan karakter siswa. Langkah- langkah pendekatan saintifik (Daryanto, 2014: 59)meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba yang kemudian dari semua itu membentuk jejaring atau networking. Dalam Yani, (Hosnan, 2014: 38) menyatakan

bahwa pendekatan saintifik mempunyai kriteria proses pembelajaran (1) materi pembelajaran berbasis pada fakta yang dapat dijelaskan dengan logika, (2) mendorong siswa untuk berpikir ilmiah (kritis, analitis dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, menyelesaikan masalah dan mengaplikasikan atau menerapkan dalam materi pembelajaran), (3) berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan, (4) tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas namun menarik dalam sistem penjelasannya, (5) interaksi antara guru dengan siswa, penjelasan serta respons siswa dapat tersampaikan dengan baik tanpa menimbulkan presepsi yang berbeda, (6) mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik (saling ketergantungan antara satu dengan yang lain) dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lainnya dari materi pembelajaran.

(34)

16

mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Berikut adalah tabel keterkaitan langkah pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran serta maknanya.

Tabel 2.1 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya

(35)

17

dengan narasumber

dipelajari Mengasosiasikan Mengolah

informasi yang

Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil

(36)

18

Menurut Grant Wiggins (dalam Sani, 2016: 23) Penilaian otentik merupakan bentuk penilaian yang melibatkan siswa dalam persoalan yang berguna atau pertanyaan penting sehingga peserta didik harus menggunakan pengetahuan untuk menunjukkan kinerja secara efektif dan kreatif.

Penilaian atau asesmen hasil belajar oleh pendidik dimaksudkan untuk mengukur kompetensi atau kemampuan peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, sedangkan observasi adalah penilaianyang bertujuan untuk mengetahui ranah sikap dari siswa.Penilaian ini juga diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar- benar belajar atau tidak, apakah pengalaman siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap pengembangan, baik intelektual ataupun mental siswa.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian yang berdasarkan penguasaan kemampuan peserta didik yang telah dipelajari sebelumnya untuk menunjukkan kinerja secara efektif dan kreatif.

e. Keterampilan berfikir tingkat tinggi/ High Order Thinking Skill(HOTS )

Dalam Anugrah, (Gunawan, 2012: 171) menyatakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi/ High Order Thinking Skill(HOTS )adalah proses berpikir yang

(37)

19

didalamnya, cara berpikir yang dibutuhkan adalah cara berpikir integralistik dengan analisis, sintesis, mengasosiasi hingga membuat kesimpulan menuju kedalam penciptaan ide- ide yang kreatif dan produktif.

Dari paparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi/ High Order Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir yang mengajak peserta didik atau siswa untuk menggali informasi dan ide- ide secara mendalam atau memaknainya sehingga terciptanya sesuatu yang kreatif dan inovatif.

2. Keterampilan Dasar Abad 21

Framework pembelajaran abad ke-21 menurut Yani &

Mamat (2018: 41) adalah salah satu gagasan diadaptasi dalam pengembangan kurikulum 2013. Keterampilan belajar pada pembelajaran abad 21 mempunyai 3 ruang lingkup yaitu keterampilan informasi dan komunikasi, keterampilan berpikir dan memecahkan masalah dan keterampilan interpersonal dan pengarahan diri sendiri (self-directional skills) dengan 4 keterampilan yang dikenal dengan istilah 4C (critical thinking, communication, collaboration, dan creativity) dan keterampilan

ICT.

a. Critical Thinking

(38)

20 b. Communication

Komunikasi adalah kemampuan seseorang dalam berkomunikasi. Kemampuan komunikasi meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang sesuai dalam mengelola pertukaran pesan verbal dan non verbal berdasarkan patokan-patokan tertentu. Menurut William Howel dalam Griffin (Yani & Mamat, 2018: 49) indikator dalam mengukur kompetensi komunikasi antara lain adanya unsur self-disclosure, empathy, social relaxation, assertiveness,

interaction management, altercentrism, expressiveness,

supportiveness, immediacy, dan environmental control.

c. Collaboration

Kolaborasi adalah bentuk interaksi sosial yaitu aktivitas kerja sama yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami tugasnya masing- masing. Dalam kolaborasi melibatkan pembagian tugas, dilakukan dengan cara setiap orang memperoleh pekerjaannya sesuai dengan tanggung jawab demi mencapai tujuan bersama. Dalam mengembangkan kompetensi kolaboratif, pembelajaran yang disarankan melalui belajar aktif, konstruktif, kontekstual dan bersifat sosial.

d. Creativity

(39)

21

masalah yang membingungkan, dan menghargai sesama di lingkungan sekitar.

3. Perangkat Pembelajaran

Dalam melaksanakan pembelajaran di SD guru mempunyai perangkat pembelajaran yang digunakan agar tujuan dan kompetensi dari pembelajaran tersebut dapat dicapai secara maksimal. Devi dkk( 2009: 1) menjelaskan bahwa perangkat pembelajaran merupakan pegangan guru untuk melaksanakan pembelajaran pada setiap kompetensi dasar (KD) baik di ruang kelas, laboratorium, atau lapangan yang meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Perangkat pembalajaran yang digunakan adalah program tahunan (prota), program semester (promes), silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

a. Program Tahunan (prota)

Prota (Program Tahunan) berdasarkan kurikulum 2013 adalah program umum tematik terpadu untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru. Program Tahunan menjadi rencana umum dari pelaksanaan pembelajaran semua mata pelajaran setelah diketahui jumlah jam pelajaran efektif dalam satu tahun. Program tahunan perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru diawal tahun pelajaran, karena merupakan acuan bagi pengembangan program-program berikutnya, yaitu Program Semester, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Komponen prota menurut Kunandar (2013: 4) adalah identitas satuan pendidikan, semester, kelas, tahun pelajaran, tema, subtema, pembelajaran ke-, bulan.

b. Promes (Program Semester)

(40)

22

Program Semester ini berisi garis besar mengenai hal – hal yang akan dilaksanakan dan dicapai dalam sebuah semester.

Komponen promes menurut Kunandar (2013: 4) adalah identitas satuan pendidikan, semester, kelas, tahun pelajaran, tema, subtema, pembelajaran ke-, bulan.

c. Silabus

Fadillah (2014: 135) mengemukakan silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penlaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Sejalan dengan Departemen Pendidikan Nasional (dalam Akbar, 2008: 16) memaparkan bahwa silabus adalah rencara pembelajaran dalam satu atau lebih mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

Ruang lingkup silabus dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Kompetensi Inti

Kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan dalam mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang siswa pada setiap tingkat kelas atau program.

2) Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.

3) Materi pembelajaran

(41)

23

kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Hal tersebut dilakukan karena, materi pembelajaran dibuat untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

4) Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah proses belajar mengajar atau interaksi antar siswa, antara siswa dengan pendidik dan sumber belajar suatu lingkungan belajar. Substansi kegiatan pembelajaran sesungguhnya adalah pengalaman dari siswa itu sendiri. Kegiatan pembelajaran harus mengacu dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya guna untuk mencapai standar kompetensi yang ditentukan.

5) Penilaian

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi atau hasil dalam belajar siswa. Penilaian ini berfungsi untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan atau berlanjut. Penilaian ini dapat dilakukan dengan berbagai teknik, meliputi: tes tertulis, observasi, praktik, penugasan perseorangan atau kelompok.

6) Alokasi waktu

Alokasi waktu adalah beban waktu yang diberikan untuk setiap kompetensi yang akan dicapai. Alokasi waktu ditentukan berdasar keluasan materi yang diajarkan.

7) Sumber belajar

(42)

24

belajar ini dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, lingkungan fisik, budaya, sosial dan alam.

Berkaitan dengan pengembangan silabus, terdapat beberapa prinsip yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Prinsip-prinsip tersebut meliputi: ilmiah, relevan, fleksibel, kontinuitas, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, serta efektif dan efisien. Prinsip-prinsip tersebut dikutip dari buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan karya Mulyasa.

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan sebuah perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai acuan guru dalam mengajar. Dalam Fadillah (Mulyasa, 2007: 212) memaparkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang sudah ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Berbeda halnya menurut Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.

Mengacu pada Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah encana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup:

1. Identitas

Identitas ini memuat satuan pendidikan kelas, semester, mata pelajaran atau tema, dan jumlah pertemuan.

(43)

25

Kompetensi inti adalah tingkat kemampuan yang disusun untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik.

3. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran.

4. Indikator

Indikator mengacu pada kompetensi dasar yang ada. Indikator memuat aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Indikator dirancang berdasar kegiatan yang akan dilakukan peserta didik atau siswa dalam kegiatan pembelajaran.

5. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dirumuskan mengacu pada rumusan indikator dalam bentuk pernyataan yang operasional. Jumlah rumusan tujuan pembelajaran dapat sama atau lebih daripada indikator. Tujuan pembelajaran mengandung unsur Audience (A), Behaviour (B), Condition (C), dan Degree (D). Audience adalah peserta didik atau siswa menjadi subjek tujuan pembelajaran tersebut. Behaviour adalah kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan audience setelah pembelajaran. Condition adalah situasi pada saat tujuan pembelajaran diselesaikan. Terakhir Degree adalah standar yang harus dicapai oleh Audience sehingga dinyatakan telah mencapai tujuan. Biasanya Degree dinyatakan dengan angka atau quanty.

6. Materi pembelajaran

(44)

26

secara rinci bahkan jika perlu guru mengembangkannya lagi menjadi buku siswa.

7. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu cara maupun strategi yang digunakan untuk menyampaikan suatu materi tertentu dalam kegiatan belajar mengajar sehingga yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

8. Model pembelajaran

Model pembelajaran memuat langkah-langkah yang akan digunakan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Model tersebut dimasukkan ke dalam langkah-langkah pembelajaran meliputi kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir. Masing-masing kegiatan disesuaikan dengan alokasi waktu yang dibutuhkan. Kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik model yang dipilih, menggunakan sintaks yang sesuai dengan modelnya.

9. Media pembelajaran

Media pembelajaran berupa alat bantu dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran. 10.Sumber belajar

Sumber belajar adalah bahan yang dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran. Dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau seumber belajar lainnya yang relevan sehingga dapat dijadikan referensi dalam kegiatan pembelajaran.

11.Penilaian

(45)

27

jenis atau teknik penilaian, bentuk instrumen dan instrumen, kunci jawaban, dan pedoman penskoran.

4. Pembelajaran Inovatif

a. Hakikat Pembelajaran Inovatif

Kita sering mendengar kata inovasi (innovation) yang sering digunakan untuk menyatakan penemuan hal yang baru yang diciptakan oleh manusia sehingga bermanfaat bagi kehidupannya. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas pendidikan. Shoimin (2014: 20) mengemukakan bahwa inovasi pembelajaran merupakan upaya penemuan atau pembaharuan dalam sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan kualitas pendidikan yang lebih baik agar lebih efektif dan efisien. Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru. Pembelajaran ini berpusat pada siswa jadi siswa dituntut untuk dapat menemukan inovasi-inovasi baru dalam belajar. Pembelajaran inovatif juga dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri.

Dalam jurnal Dasna berjudul Hakikat Pembelajaran Inovatif dan Interaktif (1.6) mengemukakan bahwa dalam membelajarkan siswa, siswa harus berperilaku aktif untuk membangun konsep dan pemahaman dari tahapan-tahapan belajarnya. Siswa akan mengamati fakta di dalam kehidupan sehari-hari yang kemudian menggabungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan fakta tersebut.

b. Karakteristik Pembelajaran Inovatif

(46)

28

1. Siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan mereka.

2. Guru menggunakan berbagai media dan model, pendekatan serta metode yang beragam untuk membangkitkan semangat siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan, menarik, dan cocok bagi peserta didik. 3. Guru menerapkan pembelajaran secara kooperatif dan

interaktif.

4. Guru mendorong peserta didik untuk menemukan cara sendiri dalam penyelesaian masalah, menyampaikan gagasan, dan melibatkan siswa dalam lingkungannya. c. Keunggulan Pembelajaran Inovatif

Keunggulan dari pembelajaran inovatif menurut Mifullah (2018: 9 )adalah sebagai berikut.

1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. 2. Menuntut kreativitas guru dalam mengajar.

3. Hubungan antara siswa dengan guru menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun.

4. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.

5. Membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan.

6. Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa belajar.

d. Kelemahan pembelajaran inovatif menurut Mifullah (2018:11) adalah sebagai berikut:

(47)

29

2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. 3. Kurangnya kreativitas guru.

e. Berbagai model pembelajaran inovatif yang digunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran (model sesuai dengan pilihan mahasiswa) Paradigma Pedagogi Refleksi dan Quantum Learning.

a) Paradigma Pedagogi Refleksi

Pedagogi Reflektif adalah salah satu pedagogi untuk membantu kebutuhan pendidikan yang utuh dan menyeluruh. Pedagogi Reflektif diharapkan dapat membantu perkembangan siswa, bukan hanya menjadi lebih cerdas dalam bidang pengetahuannya tetapi berkembang menjadi pribadi yang peka pada kebaikan, peka pada kebutuhan orang lain.

Menurut Suparno (2015: 6) menyatakan bahwa PPR adalah salah satu pedagogi untuk membantu kebutuhan pendidikan yang utuh dan menyeluruh. PPR dapat dikatakan model pembelajaran karena merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. PPR juga dapat dikatakan sebagai metode pembelajaran karena PPR mempunyai prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.

(48)

30

sisi baik dan tidak baik, dan akhirnya dapat mengambil keputusan dalam hidup yang lebih baik, kemudian Compassion atau bela rasa dan kepekaan pada orang

lain dan alam lingkungan ditandai dengan perilaku peserta didik yang menjadi peka pada kebutuhan orang lain, masyarakat, bangsa bahkan alam semesta.

Langkah- langkah Pembelajaran Pedagogi Reflektif : 1. Konteks

Dalam mengajar guru perlu mengerti konteksnya, terutama konteks siswa yang dibantu atau dididik, kelas yang diampu, mata pelajaran dan lingkungan dimaan guru memberikan materi. Jika pembelajaran kita sesuai dengan konteks maka peserta didik akan semakin mudah menangkap dan mengerti apa yang kita ajarkan. Untuk menggali konteks siswa bisa dengan menggunakan tanya jawab, pretest, atau pengamatan.

2. Pengalaman

(49)

31

sehingga pembelajaran mempunyai makna bagi kehidupan peserta didik.

Tugas guru adalah menyediakan pengalaman itu bagi siswa, sehingga siswa sungguh mengalami sendiri dan pengalaman itu menjadi miliknya. Pengalaman sendiri meliputi pengalaman langsung, pengalaman tidak langsung, menyangkut aspek kognitif, afektif, psikomotorik; menyangkut pribadi, menggunakan imaginasi; perasaan; pikiran; afeksi.

3. Refleksi

Langkah penting berikutnya dalam PPR adalah refleksi. Dalam tahap ini, siswa dibantu untuk menggali pengalaman mereka sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, dan mengambil makna bagi hidup pribadi, bersama, dan hidup kemsyarakatan. Dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan.

4. Aksi

(50)

32

keluar yang dapat dilihat dan dirasakan orang lain. Hal yang terpenting adalah siswa menuju Competence yaitu mampu menguasai bahan

(menjelaskan dengan mendalam termasuk nilai yang ada didalamnya), Conscience yaitu siswa mampu menilai materi yang dialami dari sisi baik dan tidak baik, dan akhirnya dapat mengambil keputusan dalam hidup yang lebih baik, dan Compassion atau bela rasa dan kepekaan pada orang lain dan alam lingkungan ditandai dengan perilaku siswa yang menjadi peka pada kebutuhan orang lain, masyarakat, bangsa bahkan alam semesta.

5. Evaluasi

Evaluasi dimaksudkan untuk melihat secara keseluruhan proses PPR itu terjadi dan berkembang. Evaluasi lebih diperlukan bagi guru untuk melihat bantuan guru kepada siswa dalam proses PPR memang jalan atau tidak. Jadi, lebih untuk melihat program dan pelaksanaan sesuai dengan tujuannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan evaluasi program PPR antara lain :

a. Terdapat aksi yang siswa lakukan setelah dilakukannya pembelajaran dengan menggunakan model PPR.

b. Karakter siswa muncul setelah selesai melakukan pembelajaran dengan model PPR.

(51)

33

menjadi gembira dan bangga saat mempelajari suatu pelajaran.

d. Apakah siswa menemukan makna dari pembelajaran yang telah dilakukan. e. Apakah kegiatan yang siswa lakukan

sudah menerapkan 3C (Competence, Conscience, dan Compassion).

Gambar 2.1 Skema Dinamika PPR

Menurut Suparno (2015: 66-67), manfaat Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) diuraikan sebagai berikut.

1. Manfaat bagi peserta didik

Manfaat Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) untuk peserta didik adalah :

a. Siswa berkembang secara utuh. Siswa menjadi kompeten dalam bidang ilmu pengetahuan, kesadaran suara hati, dan juga kepekaan dan

KONTEKS PENGALAMAN COMPETENCE

CONSIENCE COMPASSION

REFLEKSI AKSI

(52)

34

bela rasanya bagi orang lain. Siswa juga mengembangkan ciri 3C yaitu Competence, consience, dan Compassion. Siswa mengembangkan segi kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam belajar.

b. Siswa berkembang menjadi pribadi yang kritis, analitis terhadap hal yang sedang dihadapi dan dialami.

c. Siswa sungguh menguasai materi, karena menggali sendiri secara aktif, merefleksikannya dalam hidup masing- masing.

d. Siswa memperoleh makna dari apa yang dipelajari bagi hidupnya dan hidup orang lain. Siswa belajar bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan namun mengembangkan kehidupan kedepan yang lebih baik dan maju. e. Siswa pandai memilah informasi dan

mengambil keputusan secara tepat. f. Karakter siswa menjadi berkembang.

g. Siswa dapat menemukan makna dari pembelajaran yang tidak baik, kegagalan dalam belajar karena mereka merefleksikan dan mengambil makna bagi langkah selanjutnya dalam arti belajar dari kesalahan dan diharapkan untuk tidak mengulanginya. h. Siswa dibantu dalam realistik dalam

kehidupan. Terus bersemangat dan tidak putus asa.

(53)

35 2. Manfaat bagi guru

Adapun beberapa manfaat yang diperoleh untuk guru menggunakan model ini.

a. Guru merasa gembira karena pembelajaran bukan hanya menambah pengetahuan siswa namun mengembangkan seluruh pribadinya terutama suara hati dan kepekaan siswa terhadap orang lain dan lingkungannya.

b. Guru dapat melihat dampak positif maupun negatif dari bahan yang diajarkan.

c. Guru tidak perlu menjelaskan secara rinci, hanya mengambil garis besar atau secara keseluruhan dari bahan ajar kemudian siswa yang menggalinya, entah itu secara individu maupun kelompok.

d. Guru dapat melihat dan mendengarkan refleksi dari siswa.

b) Quantum Learning

Quantum teaching adalah penggubahan belajar yang

meriah, dengan segala nuansanya. Quantum teaching juga menyertakan segala kaitan antara, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Dalam praktik Quantum Teaching bersandar pada asas utama "bawalah dunia mereka ke dalam dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dalam dunia mereka". Setiap bentuk interaksi dengan pembelajar, setiap rancangan kurikulum, dan setiap metode pembelajaran harus dibangun prinsip utama tersebut.

Quantum Teaching mempunyai kerangka belajar yang

(54)

36

2004: 8-9). Berikut ini akan dijelaskan pengertian tersebut.

1. Tumbuhkan

Tumbuhkan minat dengan

memuaskan “Apakah Manfaatnya BagiKu

(AMBAK)”, dan manfaatkan kehidupan belajar. Tahap tumbuhkan bisa dilakukan untuk menggali permasalahan terkait dengan materi yang akan dipelajari, menampilkan suatu gambaran atau benda nyata, cerita pendek atau video. Tahap ini menumbuhkan keingin tahuan, ketertarikan juga rasa penasaran terhadap materi yang akan diajarkan.

2. Alami

(55)

37 3. Namai

Sediakan kata kunci, konsep, model,

rumus, strategi, sebuah “masukan”. Tahap

penamaan memacu struktur kognitif siswa untuk memberikan identitas, menguatkan, dan mendefinisikan atas apa yang telah dialaminya. Pemberian nama setelah pengalaman akan menjadi sesuatu lebih bermakna dan berkesan bagi siswa. Untuk membantu penamaan dapat digunakan susunan gambar, warna alat bantu, kertas tulis, dan poster dinding.

4. Demonstrasi

Sediakan kesempatan bagi peserta didik untuk “menunjukkan bahwa mereka

tahu”. Tahap ini menyediakan kesempatan

kepada peserta didik untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui. Tahap ini bisa dilakukan dengan penyajian di depan kelas, permainan, menjawab pertanyaan, dan menunjukkan hasil pekerjaan.

5. Ulangi

(56)

38

untuk mengulang pelajaran dengan teman lain atau melalui latihan soal.

6. Rayakan

Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Perayaan dalam pembelajaran kuantum sangat diutamakan atau sangat penting. Perayaan dapat membangun keinginan untuk sukses dalam pembelajaran. Menurut Bobbi DePorter,et al., (2004:31-34), terdapat beberapa bentuk

perayaan menyenangkan yang biasa digunakan yaitu tepuk tangan, jentikan jari, poster umum, dan catatan pribadi.

(57)

39

waktu yang cukup panjang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain, fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik, dalam metode ini terdapat perayaan untuk menghargai usaha seorang siswa biasanya berupa tepuk tangan, nyanyian hal ini dapat mengganggu kelas lain, banyak memakan waktu dalam hal persiapan, memerlukan keterampilan guru secara khusus.

B. Penelitian yang Relevan

1. Tyas Susilowati 2017 melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded Untuk Siswa Kelas IV SD Mengacu Kurikulum 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan atau Research & Development (RnD), menggunakan prosedur pengembangan dari Borg & Gall dan Dick & Carey. Tempat penelitian di SD Joannes Bosco Baciro Yogyakarta, waktu penelitian berlangsung selama 9 bulan dari bulan April 2017 sampai bulan Januari 2018, subjek penelitian adalah guru kelas IV Musikal 1 dan kelas IV 3 SD Joannes Bosco Baciro. Kualitas perangkat pembelajaran terpadu Tipe Threaded untuk siswa kelas IV SD menurut pakar pembelajaran terpadu dinilai „‟A‟‟ artinya sangat baik, sedangkan kualitas perangkat pembelajaran menurut guru SD melalui uji coba terbatas di dua SD dikatakan „‟baik‟‟. 2. Ibadullah Malawi, Dewi Tryanasari, Edy Riyanto 2013 melakukan

(58)

40

baik oleh tujuh guru SD di Magetan Jawa Timur dengan buku model tersebut guru terbantudan memudahkan guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kurikulum 2013. 3. Mijahamuddin Alwi 2013 meneliti mengenai Pengembangan

Perangkat Pembelajaran Inovatif Berbasis Kontekstual Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V Sekolah Dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan atau Research & Development (R&D), dengan subyek penelitian siswa kelas IV SD

N 4 Tebaban Lombok Timur, tempat di SD N 4 Tebaban. Pengembangan perangkat pembelajaran inovatif berbasis kontekstual ini memudahkan guru dalam proses belajar mengajar dan efektif diterapkan pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.

(59)

41

Gambar 2.2 literatur Map

C. Kerangka Pikir

Hal yang disoroti dalam kurikulum 2013 baru- baru ini adalah pembelajaran inovatif dimana pembelajaran ini tidak muncul saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di Sekolah Dasar. Guru hanya berpaku pada buku guru dan buku pegangan yang lain dengan menggunakan metode ceramah. Media pembelajaran, model pembelajaran maupun pendekatan tidak pernah guru gunakan atau manfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru memerlukan model pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran agar pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan membuat siswa

Susilowati (2017)

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam

Sub Tema Kegiatan Keluargaku Mengacu Kurikulum 2013

untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar

(60)

42

tidak bosan, diantaranya adalah model Pedagogi Reflektif dan Quatum Learning. Model Pedagogi Reflektif merupakan model pembelajaran

yang dibutuhkan peserta didik juga guru karena dalam model ini peserta didik diberikan pengalaman langsung yang dapat menambah informasi yang berguna untuk peserta didik, sedangkan guru dapat mengevaluasi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik, apakah pembelajaran membuat peserta didik memaknai materi yang diajarkan atau pembelajaran masih perlu diperbaiki. Dalam model Pedagogi Reflektif ini guru dapat mengevaluasi kegiatan pembelajaran dengan tes atau dengan soal evaluasi yang diberikan kepada peserta didik mencakup kegiatan selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan model Quatum Learning adalah model pembelajaran yang berfokus pada hubungan dinamis pada lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru perlu mempersiapkan perangkat pembelajaran inovatif. Sekolah Dasar (SD) sebagai tempat menuntut ilmu untuk peserta didik juga memerlukan perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu kurikulum 2013 untuk memenuhi kebutuhan pendidikan. Fakta dalam lapangan berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi guru tidak begitu memahami model-model pembelajaran inovatif dan membutuhkan perangkat pembelajaran inovatif. Faktor penyebabnya adalah keterbatasan guru mengenai pemahamannya terhadap model-model pembelajaran khususnya model Pedagogi Reflektif dan Quatum Learning.

Perangkat pembelajaran inovatif yang konkret sangat dibutuhkan oleh guru sebagai acuan dalam kegiatan belajar mengajar dengan mengambil model pembelajaran inovatif Pedagogi Reflektif dan Quatum Learning mengacu kurikulum 2013. Perangkat pembelajaran

(61)

43

diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar. Dalam hal ini, guru diharapkan mampu memilih, mengembangkan, mendesain dan merevisi perangkat pembelajaran inovatif yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Gambar 2.3 Kerangka Pikir Dasar dari pendidikan di tingkat

satuan pendidikan

Sekolah Dasar (SD)

Kurikulum baru (Kurikulum 2013)

Pembelajaran Inovatif

Perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu pada kurikulum 2013 untuk memenuhi kebutuhan model PPR dan

Quantum Learning

Pedagogi Reflektif adalah salah satu pedagogi untuk membantu kebutuhan pendidikan yang utuh dan menyeluruh.Sedangkan, Quantum Learning dapat dikatakan sebagai model pembelajaran yang menekankan untuk memberikan manfaat yang bermakna dan juga menekankan pada tingkat kesenangan dari peserta didik atau siswa.

Pembelajaran Inovatif Model Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan Quantum

Learning

Fakta dilapangan yaitu guru masih kesulitan dalam

mengembangkan dan menerapkan perangkat

pembelajaran inovatif

Contoh konkret berupa perangkat pembelajaran inovatif dengan

Model Paradigma Pedagogi Reflektif dan Quantum Learning Peneliti mengembangkan perangkat

pembelajaran inovatif dalam Sub Tema Kegiatan Keluargaku Mengacu Kurikulum 2013 untuk SiswaKelas I

Sekolah Dasar dengan Model Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

(62)

44 D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

(63)

45 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan atau Research Development (R&D). Borg dan Gall (1989: 772) mengemukakan educational research and development is a process used to develop and validate educational

product. Artinya adalah penelitian pengembangan pendidikan (R&D)

merupakan sebuah proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Research Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah- langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung jawabkan, Trianto (2010: 206). Penelitian pengembangan dilakukan berdasarkan suatu model pengembangan berdasarkan berbasis industri, yang temuannya digunakan untuk mendesain produk dan prosedur, kemudian secara sistematis dilakukan uji lapangan, evaluasi, disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan, kualitas dan standar tertentu.

Penelitian dan pengembangan yang dilakukan adalah untuk menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran inovatif model Paradigma Pedagogi Refleksi dan Quantum Learning. Secara lengkap menurut Borg dan Gall (Sugiyono, 2015: 408-426) ada 10 langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan, yaitu:

1. Potensi Masalah

(64)

46

pola dan penanganan yang efektif dan efisien. Namun masalah juga dapat menjadi potensi apabila didayagunakan dengan baik. 2. Mengumpulkan Data/ Informasi

Setelah potensi dan masalah ditemukan maka selanjutnya perlu dikumpulkan menjadi data yang akan menjadi bahan untuk merencanakan produk untuk mengatasi masalah yang ada. 3. Desain Produk

Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah suatu produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai pakah rancangan produk rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi yang dilakukan dikatakan rasional karena validasi ini masih bersifat penilaian yang berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta di lapangan.

5. Revisi Desain

Revisi desain dilakukan setelah mengetahui kekurangan produk yang dibuat. Peneliti kemudian memperbaiki berdasarkan kritik dan saran yang telah diberikan oleh pakar. Hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil produk yang lebih baik.

6. Uji Coba Produk

Langkah ke enam adalah melakukan uji coba dengan cara eksperimen untuk mengetahui kefektifan dan keefisienan produk yang dibuat. Uji coba ini juga dilakukan untuk membandingkan keadaan sebelum produk diterapkan.

7. Revisi Produk

Setelah uji coba tahap awal, peneliti mendapatkan hasil apakah produk perlu direvisi atau tidak. Apabila masih direvisi maka hasil revisi perlu diuji cobakan secara lebih luas.

(65)

47

Setelah perbaikan produk, maka produk tersebut di uji cobakan secara lebih luas. Produk yang telah dibuat harus dinilai kekurangan atau hambatan agar dapat diperbaiki lebih lanjut.

9. Revisi Produk

Revisi ini dilakukan apabila dalam pemakaian terdapat kekurangan dan kelemahan produk yang dihasilkan. Revisi ini didahului dengan evaluasi kinerja untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan produk tersebut.

10. Pembuatan Produk Massal.

Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk baru telah diuji cobakan dalam beberapa kali pengujian dan dinyatakan efektif serta layak untuk diproduksi masal.

Berikut ini adalah bagan dari langkah-langkah R&D yang dikemukakan oleh Borg &Gall (dalam Sugiyono, 2015: 408-426).

Gambar 3.1 Langkah- langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Borg & Gall

(66)

48 B. Prosedur Pengembangan

Borg and Gall ( 1983 : 772) mengemukakan bahwa prosedur penelitian pengembangan dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: (a) Pengembangan produk; dan (b) Menguji kefektifan produk dalam mencapai tujuan. Tujuan pertama sebagai fungsi pengembangan dan tujuan kedua sebagai validasi. Prosedur yang dipakai oleh peneliti dalam mengembangkan produknya adalah sebagai berikut.

1. Potensi Masalah

Peneliti mencari potensi masalah mengenai perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Data kebutuhan dan tujuan produk melalui wawancara kepada wali kelas I SD Negeri Puren dan SD N Kentungan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman guru mengenai pembelajaran inovatif, pengimplementasian pembelajaran inovatif dan analisis kebutuhan akan perangkat pembelajaran inovatif model Quantum Learning dan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

kelas I SD mengacu Kurikulum 2013. 2. Pengumpulan Data

Setelah peneliti mengetahui analisis kebutuhan dan tujuan dari produk yang dikembangkan dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti melakukan pengumpulan data melalui hasil wawancara dan observasi. Hasil wawancara dan observasi digunakan untuk bahan pertimbangan perencanaan produk berupa perangkat pembelajaran inovatif model Quantum Learning dan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

kelas I SD mengacu kurikulum 2013. 3. Desain Produk

Gambar

Gambar 3.1 Langkah- langkah penelitian dan Pengembangan Borg&Gall
Tabel 2.1 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan
Gambar 2.3 Kerangka Pikir
Gambar 3.1 Langkah- langkah Penelitian dan Pengembangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dapat memperoleh inspirasi terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013 pada sub tema aku bangga dengan daerah tempat tinggalku untuk

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru membutuhkan contoh produk berupa perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013. Penelitian ini adalah

Dengan demikian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013 sudah layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.. Kata kunci : Kurikulum

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema

Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang dirancang sendiri oleh guru yang sifatnya baru, oleh karena itu pembelajaran inovatif harus diterapkan pada pendidikan

Pembelajaran terpadu mengadopsi prinsip belajar PAKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.. Dari buku di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran

1.4.2 Bagi Guru Dapat memeberikan inspirasi dan memiliki perangkat pembelajaran bagi guru lain dalam mengembangkan perangkat pembelajaran dengan pendidikan karakter melalui

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat