• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran subtema kegiatan sore hari mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran subtema kegiatan sore hari mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar."

Copied!
208
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

SUBTEMA KEGIATAN SORE HARI MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

Oleh :

Rahayu Lisa Margareta

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas satu Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter dan penilaian otentik pada kegiatan pembelajarannya.

Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang diusulkan oleh Borg and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, dan (5) revisi desain. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan pada guru kelas I SD Bopkri Gondolayu, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh pakar kurikulum 2013, pada dua guru kelas I SD.

Berdasarkan validasi oleh dua pakar Kurikulum 2013 memberikan skor 4,64 (sangat baik) dan 4,48 (sangat baik). Dua guru kelas I SD memberikan skor 4,02 (baik); dan 3,95 (baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rata-rata skor 4,22 yang termasuk dalam

kategori “sangat baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, 1) identitas RPP, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) langkah-langkah pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa/ LKS, dan 11) bahasa yang digunakan. Dengan demikian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013 sudah layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

(2)

A DEVELOPMENT OF LEARNING DEVISE WITH SUBTHEME AFTERNOON ACTIVITIES REFERING TO ELEMENTARY SCHOOL CURRICULUM 2013 FOR FISRT

GRADE (1) OF ELEMENARY SCHOOL

By:

Rahayu Lisa Margareta

This research is a development research. The main purpose of this research is to produce a learning tools that refer to the 2013 Curriculum, for first grade (1) of Elementary School. This research employed an integrative thematic approach, scientific approach, character education, scientific approach, character education and authentic assessment on the learning process.

To develop this learning tools, the researcher used the Jerold E Kemp development procedure and research development procedure proposed by Bord and Gall. Both development procedures are adapted into a simpler model of development, which is served as a basis for this research. The development procedur used in the study includes of five steps such as: (1) the potency and problems, (2) data collection, (3) the product design, (4) validation expert, and (5) the design revision. The instruments in this study are a list of interview question regarding needs analyzing and questionnaire. Interview was employed in order to analyse the need of first grade classroom teacher at Bopkri Gondolayu Elementary School, while the questionnaire is served to validate the quality of learning tools by the expert of 2013 Curriculum on the two teachers of the first grade elementary school.

The result of this research after being validated by expert of 2013 Curriculum showed a score of 4.64 (very good) and 4.48 (very good), while the two teachers from first grade of elementary school presentwd a score of 4.02 (good), and 3.95 (good). This learning tools obtains a mean score of 4.01 which is come under the category of good. This result was viewed from the aspect of validation instruments namely; 1) the identity of the lesson plan, 2) formulation of indicator, 3) formulation of learning objectives, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning steps, 9) grade system, 10) student Worksheet / LKS, and 11) the language used. Therefore this developed learning tools referring to the 2013 Curriculum is worth used in learning activities.

(3)

SUBTEMA KEGIATAN SORE HARI MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Rahayu Lisa Margareta NIM : 111134154

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

Karya ini saya persembahkan untuk :

Tuhan Yesus dan Bunda Maria

Yang telah setia selalu melimpahkan berkat dan karunia-Nya.

Orang tua saya

Bapak Alexander Suharyanto H.P dan Ibu Cicilia Sinem

Yang telah membantu secara materiil dan selalu memberikan doa serta dukungannya kepada saya.

Kakak saya Rona Marsita dan Popo Hartopo

Keponakan saya Natasya Putri Nabila dan Kevin Raditya Putra .N.

Terimakasih atas segala bantuan dan penghiburan bagi saya.

Sahabat yang berjuang bersama Cahya, Fella, Tere, dan Andika

Terimakasih atas segala perhatian, motivasi, dukungan dan doanya.

Para Dosen dan Staf Prodi PGSD

Teman-teman PGSD angkatan 2011 yang selalu memberikan dukungan dan semangat

Teman-teman payung PGSD kelas A

Terimakasih atas semangat kalian, bantuan dan kerjasama selama ini.

(7)

Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru

yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik

(Evelyn Underhill)

Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu

seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia

(Kolose 3:23)

(8)
(9)
(10)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

SUBTEMA KEGIATAN SORE HARI MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

Oleh :

Rahayu Lisa Margareta

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas satu Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter dan penilaian otentik pada kegiatan pembelajarannya.

Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang diusulkan oleh Borg and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, dan (5) revisi desain. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan pada guru kelas I SD Bopkri Gondolayu, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh pakar kurikulum 2013, pada dua guru kelas I SD.

Berdasarkan validasi oleh dua pakar Kurikulum 2013 memberikan skor 4,64 (sangat baik) dan 4,48 (sangat baik). Dua guru kelas I SD memberikan skor 4,02 (baik); dan 3,95 (baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rata-rata skor 4,22 yang termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, 1) identitas RPP, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) langkah-langkah pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa/ LKS, dan 11) bahasa yang digunakan. Dengan demikian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013 sudah layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

(11)

A DEVELOPMENT OF LEARNING DEVISE WITH SUBTHEME AFTERNOON ACTIVITIES REFERING TO ELEMENTARY SCHOOL CURRICULUM 2013 FOR FISRT

GRADE (1) OF ELEMENARY SCHOOL

By:

Rahayu Lisa Margareta

This research is a development research. The main purpose of this research is to produce a learning tools that refer to the 2013 Curriculum, for first grade (1) of Elementary School. This research employed an integrative thematic approach, scientific approach, character education, scientific approach, character education and authentic assessment on the learning process.

To develop this learning tools, the researcher used the Jerold E Kemp development procedure and research development procedure proposed by Bord and Gall. Both development procedures are adapted into a simpler model of development, which is served as a basis for this research. The development procedur used in the study includes of five steps such as: (1) the potency and problems, (2) data collection, (3) the product design, (4) validation expert, and (5) the design revision. The instruments in this study are a list of interview question regarding needs analyzing and questionnaire. Interview was employed in order to analyse the need of first grade classroom teacher at Bopkri Gondolayu Elementary School, while the questionnaire is served to validate the quality of learning tools by the expert of 2013 Curriculum on the two teachers of the first grade elementary school.

The result of this research after being validated by expert of 2013 Curriculum showed a score of 4.64 (very good) and 4.48 (very good), while the two teachers from first grade of elementary school presentwd a score of 4.02 (good), and 3.95 (good). This learning tools obtains a mean score of 4.01 which is come under the category of good. This result was viewed from the aspect of validation instruments namely; 1) the identity of the lesson plan, 2) formulation of indicator, 3) formulation of learning objectives, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning steps, 9) grade system, 10) student Worksheet / LKS, and 11) the language used. Therefore this developed learning tools referring to the 2013 Curriculum is worth used in learning activities.

(12)

Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Kegiatan Sore Hari Mengacu Kurikulum

2013 untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi

ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyusunan skripsi ini, telah melibatkan banyak pihak mulai dari proses awal hingga akhir penyusunan, baik dalam hal bimbingan,bantuan dan dukungan secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini, peneliti dengan rasa syukur ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd, selaku pembimbing akademik 6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani dengan baik.

7. Bapak V.Siswoyo B.U, M.Pd. yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

8. Ibu MDP yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian. 9. Ibu Suparmi, S.Pd. selaku guru SD Negeri Nogopuro Yogyakarta yang telah

membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

10.Ibu Murtini NS, S.Pd.SD guru SD Negeri I Bareng Klaten yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

(13)

13.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangannya, dengan demikian peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhirnya peneliti mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 10 Februari 2015 Peneliti

(14)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Batasan Istilah ... 6

1.6 Spesifikasi Produk ... 8

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori ... 9

2.1.1 Kurikulum 2013 ... 9

2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 10

2.1.1.2 Pendidikan Karakter dan Berpikir Tingkat Tinggi ... 18

2.1.1.3 Pendekatan Tematik Integratif ... 23

2.1.1.4 Pendekatan Saintifik ... 24

(15)

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 49

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 50

3.2 Prosedur Pengembangan ... 53

3.2.1 Potensi dan Masalah ... 54

3.2.2 Pengumpulan Data ... 55

3.2.3 Desain Produk ... 55

3.2.4 Validasi Desain ... 55

3.2.4.1 Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 56

3.2.4.2 Validasi Guru SD Kelas 1 Pelaksanaan Kurikulum 2013 ... 56

3.2.5 Revisi Desain ... 57

3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 57

3.4 Instrumen Penelitian ... 59

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 59

3.6 Teknik Analisis Data ... 60

3.6.1 Data Kuantitatif ... 60

3.6.2 Data Kualitatif ... 61

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Analisis Kebutuhan ... 64

4.1.1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 64

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 68

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 68

4.2.1 Silabus ... 69

4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 70

4.3 Data Validasi dan Revisi Produk ... 71

4.3.1 Data Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ... 72

4.3.2 Data Validasi Guru Kelas 1 SD yang Sudah Melaksanakan Kurikulum 2013 dan Revisi Produk ... 73

4.4 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 75

(16)

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 83

5.1.1 Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 83

5.1.2 Kualitas Produk Perangkat Pembelajaran ... 83

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 84

5.3 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(17)

Halaman

Tabel 1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ... 11

Tabel 2 Alasan Pengembangan Kurikulum ... 14

Tabel 3 Kerangka Berpikir ... 48

Tabel 4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 56

Tabel 5 Konversi Nilai Skala Lima ... 61

Tabel 6 Kriteria Skor Skala Lima ... 63

Tabel 7 Komentar Pakar Kurikulum dan Revisi ... 73

Tabel 8 Komentar Guru Kelas Satu (1) SD dan Revisi ... 74

(18)

Halaman

Gambar 1 Revisi Taksonomi Bloom... 20

Gambar 2 Model Pengembangan Menurut Kemp ……...35

Gambar 3 Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D...51

(19)

Halaman

Lampiran 1 Surat Penelitian... 90

Lampiran 2 Surat dari SD ... 91

Lampiran 3 Instrumen Analisis Kebutuhan ... 92

Lampiran 4 Data Mentah Validator Ahli Kurikulum 2013 ... 95

Lampiran 5 Data Mentah Validasi Guru ... 105

Lampiran 6 Silabus ... 115

(20)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perencanaan adalah bagian paling penting dalam pendidikan bertujuan

untuk menentukan arah yang akan dicapai. Perencanaan yang dilakukan

dengan baik maka hasil atau pengaruh yang dicapai akan terarah, berkaitan

dengan penentuan yang akan dilakukan (Daryanto, 2013: 108). Perencanaan

yang dibuat sebelum melaksanakan kegiatan merupakan proses untuk

menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasi persyaratan yang

diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Setiap melaksanakan

kegiatan harus ada proses perencanaan yang disiapkan secara matang dan

baik.

Perencanaan pendidikan merupakan penentu untuk melaksanakan usaha

manusia yang dapat membentukan fondasi manusia seutuhnya sehingga

membutuhkan sistem pendidikan yang komprehensif. Proses pendidikan

sendiri diselenggarakan untuk anak-anak yang dalam hal ini sudah menginjak

usia 7 (tujuh) tahun dengan anggapan anak seusia tersebut sudah memiliki

tingkat pemahaman dan kebutuhan pendidikan yang sesuai. Penyelenggaraan

pendidikan dasar tidak lain adalah untuk membekali dasar pengetahuan, sikap

serta keterampilan kepada siswa. Acuan dalam penyelenggaraan kegiatan

(21)

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan

memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan

lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta kesenian sesuai dengan jenjang pendidikan

(Oemar, 2011: 18). Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dan

perkembangan, untuk penyempurnaan kurikulum sebelumnya yaitu KTSP

2006. Pemerintah mengeluarkan kurikulum pendidikan yang baru yaitu

Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menekankan nilai-nilai karakter yang

diharapkan dapat menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas,

dengan tujuan menjawab berbagai masalah dan tantangan yang semakin rumit

dan kompleks (Mulyasa, 2013: 8).

Kurikulum SD 2013 yang diimplementasikan di SD melaksanakan

pembelajaran tematik integratif dan prosesnya menggunakan pendekatan

saintifik. Pembelajaran tematik integratif yang dimaksud merupakan

pendekatan pembelajaran yang memadukan berbagai kompetensi dari berbagai

mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pendekatan saintifik adalah

pendekatan yang diarahkan untuk mendorong siswa dalam mencari tahu dari

berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu, bertanya, bernalar, dan

mempresentasikan apa yang mereka peroleh setelah menerima materi

pembelajaran.

Selain kreatif dan inovatif pendidikan karakter maupun budi pekerti luhur

dalam Kurikulum 2013 diterapkan dalam semua bidang studi. Implementasi

(22)

media atau sarana digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran di

kelas. Perangkat pembelajaran yang dipersiapkan adalah Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) dan lampirannya terdiri dari bahan

ajar/LKS, media pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan

kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian. Perangkat pembelajaran

menjadi kebutuhan untuk membantu suksesnya proses pembelajaran dan

sebaiknya perangkat pembelajaran dibuat dan dirancang oleh guru sesuai

dengan kebutuhan siswa. Pada kenyataannya banyak guru yang mampu dan

mengalami kesulitan dalam penyusunan perangkat pembelajaran. Mengingat

pentingnya sebuah penyusunan perangkat pembelajaran maka peneliti

melakukan wawancara menggunakan instrumen analisis kebutuhan untuk

mengidentifikasi kebutuhan perangkat pembelajaran yang saat ini dibutuhkan

di sekolah sesuai dengan tuntutan Kurikulum SD 2013.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu KS guru kelas 1 SD Bopkri

Gondolayu, pada hari Selasa, tanggal 15 April 2013, pukul 20.00 WIB,

diperoleh informasi bahwa guru sudah paham dengan perangkat pembelajaran

yang mengacu kurikulum 2013 tetapi membutuhkan pelatihan untuk

pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum 2013.

Kesulitan yang sangat dirasakan guru yaitu dalam pembuatan penilaian

khususnya penilaian non tes. Guru sangat membutuhkan contoh nyata serta

pelatihan yang lebih mendetail tentang pembuatan serta pengembangannya.

Dari segi waktu serta karakter siswa juga sangat berpengaruh dalam perangkat

(23)

mengimplementasikan kurikulum ini sangat mengolah karakter dari

masing-masing siswa dan dituntut untuk lebih kreatif dalam melakukan kegiatan

pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan perangkat pembelajaran sangatlah

penting dibuat dan dikembangkan untuk membantu dalam perencanaan

kegiatan pembelajaran. Guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan

perangkat pembelajaran tersebut.

Guru menyadari bahwa pemahamannya untuk mengembangkan perangkat

pembelajaran masih sangat terbatas karena kurang adanya pelatihan atau

sosialisasi dari dinas pendidikan atau pemerintah maupun sekolah.

Pemahaman guru terhadap pengembangan perangkat pembelajaran hanya

sebatas pembuatan RPPTH yang sama dengan kurikulum sebelumnya.

Berdasarkan hasil wawancara dan melihat fakta-fakta tersebut, peneliti

akan mencoba untuk mengembangkan perangkat pembelajaran subtema

kegiatan sore hari mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1)

Sekolah Dasar, guna membantu guru dalam mengembangkan perangkat

pembelajaran yang lengkap, jelas, baik, benar, serta membentuk karakter

dalam diri siswa.

1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema kegiatan

sore hari mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah

(24)

1.2.2 Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema kegiatan sore

hari mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah

Dasar ?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran subtema kegiatan sore

hari mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah

Dasar.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran

subtema kegiatan sore hari mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas

satu (1) Sekolah Dasar.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi mahasiswa

Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman melakukan pengembangan

perangkat pembelajaran subtema kegiatan sore hari mengacu kurikulum

SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

1.4.2 Bagi guru

Guru dapat memiliki perangkat pembelajaran (RPPTH) mengacu

kurikulum SD 2013 dengan subtema kegiatan sore hari untuk siswa kelas

(25)

1.4.3 Bagi siswa

Siswa dapat memahami kegiatan sore hari melalui belajar mengacu pada

kurikulum 2013

1.4.4 Bagi sekolah

Sekolah dapat menambah bahan bacaan khususnya perangkat

pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 subtema kegiatan sore hari

untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Prodi PGSD dapat menambah acuan untuk mengembangkan produk

berupa modul perangkat pembelajaran (RPPTH), instrumen penilaian,

lembar kerja siswa (LKS).

1.5Batasan Istilah

1.5.1 Kurikulum SD 2013 adalah kurikulum baru yang mulai diterapkan pada

tahun pelajaran 2013/2014 dengan mengembangkan kurikulum yang telah

ada untuk meningkatkan dan menyeimbangkan soft skill dan hard skill

yang meliputi aspek kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

1.5.2 Pendidikan karakter adalah pendidikan yang berkaitan tiga bagian pokok

yaitu pengetahuan moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeling),

dan perilaku moral (moral behavior) bahwa karakter yang baik didukung

oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan

(26)

1.5.3 Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir seseorang pada

ranah kognitif, ranah kognitif yang menjadi bagian dari kemampuan

berpikir tingkat tinggi adalah aspek analisa, aspek evaluasi dan aspek

mencipta.

1.5.4 Pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga

dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

1.5.5 Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruk konsep, hukum

atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi

atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,

menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep,

hukum atau prinsip yang ditemukan.

1.5.6 Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan melalui mengumpulkan,

pelaporan dan pengunaan informasi mengenai hasil belajar siswa dengan

menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan dan

bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten.

1.5.7 Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian

(RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media

pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban

(27)

1.6Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1.6.1 Komponen RPPTH yang disusun lengkap meliputi identitas RPPTH,

perumusan indikator, perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan materi

ajar, pemilihan sumber belajar, pemilihan media belajar, metode

pembelajaran, skenario pembelajaran, penilaian, Lembar Kerja Siswa

(LKS), dan bahasa.

1.6.2 RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi

siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang

nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

1.6.4 RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif yaitu mengkaitkan

mata pelajaran.

1.6.3 RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan

saintifik 5M, antara lain : mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan

mengkomunikasikan.

1.6.4 Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik meliputi

penilaian pengetahuan, penilaian keterampilan, penilaian sosial, dan

penilaian spiritual.

(28)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum SD 2013

Kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia, telah mengalami

beberapa kali perubahan. Pada Tahun 2013 Kemendikbud mengeluarkan

kurikulum baru, yakni kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah kurikulum

baru yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum

2013 bentuk pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya,

baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada

tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun

2006. Penekanan pada Kurikulum 2013 adalah adanya peningkatan dan

keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi

sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Fadlillah, 2014: 16). Kurikulum

2013 dapat diterapkan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan dan pada

berbagai ranah pendidikan. Pengembangan kurikulum 2013 adalah bagian

dari strategi untuk meningkatkan ketercapaian pendidikan. Perkembangan

kurikulum akan mengalami banyak tantangan karena adanya pengaruh

globalisasi terutama tantangan internal dan eksternal.

Kurikulum 2013 menghasilkan sumber daya manusia yang

produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan berbagai aspek sikap,

(29)

siswa difokuskan dalam penerapan kurikulum ini untuk menghadapi

perubahan jaman yang mengutamakan kompetensi dan nilai-nilai karakter.

2.1.1.1Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013

Pendidikan mengalami perubahan, perkembangan dan tantangan

jaman. Perubahan dan perkembangan harus dilakukan secara sistematis

dan terarah, tidak asal berubah tetap pada konteks sistem pendidikan

nasional dan memiliki visi-misi yang jelas. Rasionalisasi pengembangan

kurikulum 2013 yaitu tantangan eksternal dan internal, pola pikir

pengembangan kurikulum 2013, pendalaman dan perluasan materi,

penguatan proses dan penyesuaian beban. Kurikulum 2013 dikembangkan

berdasarkan faktor tantangan internal terkait dengan tuntutan pendidikan

yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang

terdiri dari Standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Tantangan yang lain muncul dari sistem perkembangan penduduk

Indonesia dapat dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif yang

jumlahnya lebih banyak. Sumber daya manusia usia produktif yang

melimpah dapat dijadikan sumber daya menusia yang berkompeten dan

memiliki keterampilan melalui pendidikan.

Tantangan eksternal terkait arus globalisasi yang berhubungan

dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,

(30)

Penyempurnaan pola pikir yang berkaitan dengan pembelajaran yang

berpusat pada guru (satu arah), terisolasi, dan pasif menjadi pembelajaran

interaktif, jejaring, aktif dan kritis. Pelaksanaan kurikulum 2013 dilakukan

penguatan tata kelola yang meliputi tata kerja guru, manajemen sekolah,

serta sarana-prasarana yang digunakan untuk kepentingan peningkatan

proses pembelajaran. Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman

dan perluasan materi yang relevan bagi siswa sesuai dengan tingkatannya

(Kemendikbud No 67, 2013: 2).

Perubahan dan pengembangan diperlukan adanya kesenjangan

kurikulum yang telah digunakan sebelumnya. Hal ini menimbulkan

kesenjangan kurikulum sebagai berikut :

Tabel 1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum

(Ahmadi, 2014: 80)

Kondisi saat ini Konsep Ideal

A. Kompetensi Lulusan A. Kompetensi Lulusan

1. Belum sepenuhnya

menekankan pendidikan

karakter

1. Berkarakter mulia

2. Belum menghasilkan

keterampilan sesuai kebutuhan

2. Keterampilan yang relevan

3. Pengetahuan-pengetahuan

lepas

3. Pengetahuan-pengetahuan

(31)

B. Materi Pembelajaran B. Materi Pembelajaran

1. Belum relevan dengan

kompetensi yang dibutuhkan

1. Relevan dengan materi yang

dibutuhkan

2. Beban belajar terlalu berat 2. Materi esensial

3. Terlalu luas, kurang

mendalam

3. Sesuai dengan tingkat

perkembangan

C. Proses Pembelajaran C. Proses Pembelajaran

1. Berpusat pada guru 1. Berpusat pada siswa

2. Proses pembelajaran

berorientasi pada buku teks

2. Sifat pembelajaran yang

kontekstual

3. Buku teks hanya memuat

materi bahasan

3. Buku teks memuat materi dan

proses pembelajaran, sistem

penilaian serta kompetensi

yang diharapkan

D. Penilaian D. Penilaian

1. Menekankan aspek kognitif 1. Menekankan aspek kognitif,

afektif, psikomotorik secara

proporsional

(32)

saja profesi, pedagogi, sosial, dan

personal

2. Fokus pada ukuran kinerja

PTK

2. Motivasi mengajar

F. Pengelolaan Kurikulum F. Pengelolaan Kurikulum

1. Satuan pendidikan

mempunyai pembebasan

dalam pengelolaan kurikulum

1. Pemerintah pusat dan daerah

memiliki kendali kualitas

dalam pelaksanaan kurikulum

di tingkat satuan kurikulum

2. Masih terdapat kecenderungan

satuan pendidikan menyusun

kurikulum tanpa

mempertimbangkan kondisi

satuan pendidikan, kebutuhan

siswa dan potensi daerah

2. Satuan pendidikan mampu

menyusun kurikulum dengan

mempertimbangkan kondisi

satuan pendidikan, kebutuhan

siswa, dan potensi daerah

3. Pemerintah hanya menyiapkan

sampai standar isi mata

pelajaran

3. Pemerintah menyiapkan

semua komponen kurikulum

sampai buku teks dan

pedoman

Pengembangan Kurikulum 2013 juga mendapatkan tantangan masa

depan yang dipengaruhi oleh globalisasi dari segi kehidupan masyarakat

(33)

Tabel 2. Alasan Pengembangan Kurikulum

(Ahmadi, 2014: 81)

Tantangan Masa Depan Kompetensi Masa Depan

 Globalisasi: WTO,

ASEAN, Community,

APEC, CAFTA

 Masalah Lingkungan

hidup

 Kemajuan teknologi

informasi

 Konvergensi ilmu dan

teknologi

 Ekonomi berbasis

pengetahuan

 Kebangkitan industri

kreatif dan budaya

 Pergeseran kekuatan

ekonomi dunia

 Pengaruh dan imbas

teknosains

 Mutu, investasi dan

transformasi pada sektor

 Kemampuan berkomunikasi

 Kemampuan berpikir jernih dan

kritis

 Kemampuan

mempertimbangkan segi moral

suatu permasalahan

 Kemampuan menjadi warga

negara yang efektif

 Kemampuan mencoba untuk

mengerti dan toleran terhadap

pandangan yang berbeda

 Kemampuan hidup dalam

masyarakat yang mengglobal

 Memiliki minat luas mengenai

hidup

 Memiliki kesiapan untuk

bekerja

 Memiliki kecerdasan sesuai

(34)

pendidikan

 Hasil TIMSS dan PISA

Fenomena Negatif yang Mengemuka

Persepsi Masyarakat

 Perkelahian pelajar

 Narkoba

 Korupsi

 Plagiarisme

 Kecurangan dalam ujian

 Gejolak masyarakat

 Terlalu menitikberatkan pada

aspek kognitif

 Beban siswa terlalu berat

 Kurang bermuatan karakter

Kurikulum sebelumnya sangat berorientasi pada pencapaian tujuan

berimplikasi pada penguasan kognitif, tetapi kurang dalam penguasaan

keterampilan sehingga lulusan pendidikan kurang memiliki kemampuan

yang memadai secara holistik. Kemampuan secara holistik sejalan dengan

perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Dalam

perkembangan tersebut, diadakan perubahan yang menuntut perbaikan

sistem pendidikan nasional yang dilakukan secara menyeluruh yang

mencakup pengembangan dimensi serta aspek-aspek untuk mewujudkan

siswa yang mampu bersaing. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan

bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan. Pengembangan ini

(35)

terpadu. Terdapat tujuh elemen perubahan Kurikulum SD 2013 dalam

Kurikulum (Fadlillah, 2014: 31).

Tujuh elemen perubahan dimaksud yang masuk dalam bahan Uji Publik

Kurikulum 2013 :

1. Kompetensi Lulusan

Peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yaitu aspek

kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan menjadi landasan

pengembangan kompetensi dasar pada setiap kelas.

2. Kedudukan Mata Pelajaran

Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi

mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.

3. Pendekatan Isi

Kompetensi dikembangkan melalui tematik integratif dalam semua mata

pelajaran.

4. Struktur Kurikulum

Holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya), jumlah mata pelajaran

dari 10 menjadi 6, dan jumlah jam bertambah 4 jam pelajaran per-minggu,

akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

5. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran untuk semua jenjang pendidikan standar proses yang

semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi

dengan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan

(36)

lingkungan sekolah dan masyarakat. Guru bukan satu-satunya sumber

belajar. Sikap tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh

dan teladan, guru hanya sebagai fasilitator. Penyampaian materi

pembelajaran disampaikan melalui tematik dan terpadu .

6. Penilaian Hasil Belajar

Proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur

pencapaian hasil belajar siwa. Terkait dalam Kurikulum 2013, penilaian

mengukur semua kompetensi yaitu dengan penilaian otentik (mengukur

semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan

proses dan hasil), memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan), yaitu

pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperoleh

terhadap skor ideal (maksimal). Penilaian tidak hanya pada level

Kompetensi Dasar (KD), tetapi juga Kompetensi Inti (KI) dan Standar

Kompetensi Lulusan (SKL). Selain itu mendorong pemanfaatan portofolio

yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.

7. Ekstrakurikuler

Kegiatan yang berada di luar program tertulis di dalam kurikulum atau

berada di luar jam pembelajaran sekolah antara lain : Pramuka (wajib),

UKS, PMR, dan Bahasa Inggris.

Berdasarkan rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013 dapat

disimpulkan bahwa proses perubahan kurikulum yang baru harus melewati

proses yang panjang. Komponen pengembangan pembelajaran yang baik,

(37)

menantang untuk memenuhi tujuan tercapainya pembelajaran. Tujuan dari

Kurikulum 2013 untuk memperbaiki standar nasional pendidikan,

menjadikan sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas dalam

menghadapi perubahan jaman yang semakin meningkat.

2.1.1.2Pendidikan karakter dan Berpikir Tingkat Tinggi 2.1.1.2.1 Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah sebuah proses sadar dan terencana untuk terus

mendorong perubahan serta pembaharuan individu dan sosial untuk

mencapai mutu kehidupan yang lebih baik, dengan cara memaksimalkan

kemerdekaan pribadi siswa, serta membela kondisi kemanusiaan dalam

lingkungan sosialnya (Winarno, 2013: 30). Pendidikan adalah upaya sadar

dan terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi

individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri,

bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak atau berkarakter

mulia (UU No. 20 Tahun 2003).

Karakter terdiri dari tiga bagian yang berhubungan yaitu

pengetahuan moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeling), dan

perilaku moral (moral behavior) sebagai usaha yang dapat membentuk

atau mempengaruhi kedewasaan moral (Thomas Lickona, 2012: 82).

Karakter dapat disebut dengan temperamen atau kepribadian yang

berkaitan dengan pendidikan dan konteks lingkungan (Koesoema, 2010:

79). Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti

(38)

Bahasa Indonesia (dalam Muchlas, 2012: 42). Karakter adalah kualitas

atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang

merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak,

serta yang membedakan dengan individu lain (Furqon, 2010: 12).

Dari beberapa pengertian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa karakter adalah kualitas mental atau moral individu yang

membedakan setiap individu yang satu dengan yang lain.

2.1.1.2.2 Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah suatu usaha untuk mendidik anak-anak

supaya dapat mengambil keputusan dengan cakap dan mempraktikan

dalam kehidupan setiap hari, sehingga mereka dapat membawa dampak

yang positif pada lingkungannya (Megawati, 2004: 95). Pendidikan

karakter adalah pendidikan yang dapat membentuk karakter terpuji, akhlak

mulia, dan budi mulia bagi siswa (Darmiyanti, 2012: 211)

Pendidikan karakter memiliki tujuan yaitu untuk menguatkan dan

mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang penting dan perlu sehingga

menjadi milik dan ciri khas bagi siswa, mengkoreksi perilaku siswa yang

tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah, dan

membangun hubungan yang harmonis dengan keluarga, masyarakat

sebagai wujud nyata bertanggung jawab dalam pendidikan karakter secara

bersama (Kesuma, 2011: 9).

(39)

perbuatan atau tindakan dalam mengembangkan kualitas diri (Koesoema,

2012: 81).

Tujuan pendidikan karakter adalah sebagai sarana pembentukan

pedoman perilaku, pengayaan nilai individu dengan cara menyediakan

ruang bagi figure teladan bagi siswa dan menciptakan sebuah lingkungan

yang kondusif bagi proses pertumbuhan berupa kenyamanan, keamanan

yang membantu suasana pengembangan diri satu sama lain dalam

keseluruhan dimensinya.

Dari dua pengertian tentang pendidikan karakter peneliti dapat

menyimpulkan, bahwa pendidikan karakter adalah suatu proses untuk

menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai kualitas mental pada

individu, dan mewujudkannya atau menerapkan tanggung jawab dalam

kehidupan setiap hari sehingga berdampak positif pada lingkungan sekitar.

Kurikulum 2013 menekankan bahwa siswa yang memiliki karakter

juga diimbangi dengan kemampuan untuk berpikir. Benyamin Bloom

menggolongkan dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Ranah kognitif adalah ranah atau kawasan yang membahas

tujuan pembelajaran berkaitan dengan proses berpikir siswa mulai dari

tingkat yang paling sederhana yaitu mengingat sampai pada tahap yang

paling tinggi yaitu mencipta (Uno, 2012: 61). Benyamin S Bloom dalam

(Wendie, 2013: 17) mengemukakan bahwa berpikir tingkat tinggi adalah

(40)

Taksonomi Bloom menggolongkan tujuan pendidikan menjadi tiga ranah

yaitu :

a. Ranah kognitif (berkaitan dengan kognisi atau

penalaran/pemikiran–dalam bahasa pendidikan Indonesia disebut

“cipta”),

b. Ranah afektif (berkaitan dengan afeksi atau “rasa”),

c. Ranah psikomotor (berkaitan dengan psikomotor atau gerak

jasmani-jiwani, gerak-gerik jasmani yang terkait dengan jiwa;

mirip dengan “karya”–walau sebenarnya tidak sama persis.

Gambar 1. Revisi Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom (dalam Anderson 2013: 43) memuat dimensi proses

kognitif yaitu:

(1) Tahap Mengingat

Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang

(2) Tahap Memahami

(41)

(3) Tahap mengaplikasikan

Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan

tertentu

(4) Tahap menganalisis

Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan

menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan

hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan

struktur atau tujuan

(5) Tahap Mengevaluasi

Mengambil keputusan berdasarkan kriteria

(6) Tahap mencipta

Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang

baru atau untuk membuat suatu produk

Terdapat 3 aspek yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir

tinggi yaitu aspek analisis, aspek evaluasi, dan aspek mencipta sebagai

pedoman dalam kemampuan berpikir (Suparman, 2014: 149).

Dari beberapa pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa

kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah tahapan proses berpikir yang

mendalam bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan siswa,

pemikiran yang baru, mampu menemukan solusi dalam penyelesaian

masalah dalam situasi apapun serta menciptakan sesuatu dari apa yang

(42)

2.1.1.3Pendekatan Tematik Integratif

2.1.1.3.1 Pengertian pendekatan tematik integratif

Perubahan kurikulum 2013 juga mempengaruhi perubahan

pendekatan dalam pembelajaran menggunakan pendekatan tematik

integratif yang memiliki ciri khas pembelajaran. Pendekatan ini di

sempurnakan dengan melihat pembelajaran siswa yang mampu dan mau

belajar serta menerapkan apa yang sudah mereka dapat. Majid (dalam

Poerwadarminta, 2014: 80). Pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat

memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pendekatan ini

bertujuan agar siswa dapat melakukan observasi dengan baik, bertanya,

bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan ,apa yang mereka

peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan

lebih kreatif, inovatif serta lebih produktif. Pendekatan tematik merupakan

satu usaha untuk mengintregasikan pengetahuan, kemahiran, dan nilai

pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema

(Hidayat, 2013: 147).

(Ahmadi, 2014: 192) menjelaskan prinsip dasar yang diperhatikan

dalam menerapkan dan melaksanakan pembelajaran Tematik Integratif

yaitu : (1) bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan, (2)

bentuk belajar harus dirancang agar siswa bekerja secara sungguh-sungguh

serta pengaplikasiannya, dan (4) efisien dalam mencapai ketuntasan

(43)

2.1.1.3.2 Ciri-ciri Pembelajaran Tematik

Pembelajaran Tematik Integratif (Ahmadi, 2014: 192) memiliki

ciri-ciri yang dapat dilihat dari gambaran tentang karakteristiknya yaitu

sebagai berikut : (1) berpusat pada siswa yang mampu memberikan

pengalaman belajar, (2) memberikan pengalaman langsung kepada siswa

sehingga pembelajaran lebih bermakna, (3) pemisahan mata pelajaran

tidak terlalu jelas atau mendalam karena adanya keterkaitan, (4)

menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses

pembelajaran, (5) bersifat fleksibel yaitu pelaksanaan pembelajaran tidak

terjadwal secara ketat antar mata pelajaran, (6) hasil pembelajaran dapat

berkembang sesuai minat, dan kebutuhan siswa. Pembelajaran dengan

pendekatan tematik integratif dapat melatih keterampilan siswa dari

berbagai aspek yang kompetensinya akan dicapai melalui pengalaman

belajar.

Dari beberapa pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa

pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan yang

mengintegrasikan atau mengkaitkan mata pelajaran ke dalam berbagai

tema dan menghasilkan keterpaduan yang bertujuan untuk meningkatkan

hasil pembelajaran.

2.1.1.4Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan tematik integratif yang

menekankan 5M yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan

(44)

pengetahuan melalui pengalaman. Berproses dari pengalaman yang

menemukan banyak permasalahan, siswa mampu untuk mencari problem

solving atau penyelesaian masalah yang dihadapi dengan melakukan

pencobaan. Pendekatan saintifik adalah pendekatan pada kegiatan

pembelajaran melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar dan

mengkomunikasikan melalui proses ilmiah (Fadlillah, 2014: 176). Hosnan

(2014: 34) menjelaskan bahwa pendekatan saintifik adalah proses

pemahaman kepada siswa untuk mengenal, memahami materi melalui

pendekatan ilmiah dengan tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,

menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,

hukum atau prinsip yang ditemukan. Informasi yang diperoleh bisa sumber

mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah atau dari

guru.

Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan

saintifik merupakan pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran

melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,

menyimpulkan dan mencipta agar individu mampu menemukan sendiri hal

yang dipelajari dari berbagai sumber belajar.

Prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

dalam kurikulum 2013 (Hosnan, 2014: 37) antara lain : (1) pembelajaran

(45)

atau konsep siswa sendiri, (3) pembelajaran terhindar dari verbalisme, (4)

pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi

dan mengakomodasi konsep, (5) pembelajaran mendorong terjadinya

peningkatan kemampuan berpikir siswa, (6) pembelajaran meningkatkan

motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru, (7) memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi,

(8) adanya proses penilaian dalam aspek kognitifnya.

2.1.1.1.4.1Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Tujuan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik adalah

untuk meningkatkan kemampuan intelektual khususnya kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa, membentuk kemampuan siswa dalam

menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, dan menciptakan kondisi

atau situasi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar merupakan

suatu kebutuhan untuk masa depan (Hosnan, 2014: 37). Banyak hal yang

didapat, selain itu untuk mengembangkan karakter siswa, melatih siswa

dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel

ilmiah. Dengan demikian siswa mampu memahami pembelajaran,

berkembang menjadi individu yang berkualitas serta memperoleh hasil

belajar yang tinggi.

2.1.1.4.2 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Langkah-langkah pendekatan saintifik atau ilmiah dalam pembelajaran

pada kurikulum 2013 antara lain : menggali informasi melalui kegiatan

(46)

menyajikan data, menganalisis, menalar, menyimpulkan, mencipta, dan

membentuk jejaring. Berikut adalah paparan pendekatan saintifik (Hosnan,

2014: 58) :

1. Mengamati

Pembelajaran yang mengutamakan kebermaknaan proses pendidikan

dengan mengeksplorasi rasa keingintahuannya siswa melalui

pengamatan langsung untuk memperoleh fakta yang berbentuk data

yang objektif.

2. Mencoba

Kegiatan untuk menghasilkan data atau informasi untuk menjawab

suatu masalah atau menguji suatu hipotesis secara terencana. Kegiatan

ini dapat dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber selain buku,

mengamati objek atau kejadian, wawancara dengan narasumber.

Kompetensi yang dikembangkan adalah: sikap teliti dan jujur, sopan,

menghargai pendapat orang lain, kemampuan untuk berkomunikasi.

3. Menanya

Menanya dilakukan dengan mengajukan pertanyaan untuk

mendapatkan informasi dari apa yang telah diamati. Bertujuan untuk

mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.

4. Mengumpulkan informasi

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan menanya. Kegiatan

ini dapat dilakukan melalui penggalian dan pengumpulan informasi

(47)

memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti atau eksperimen.

Kompetensi ini bertujuan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai

pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, mengembangkan

kebiasaan belajar sepanjang hayat.

5. Menalar

Kegiatan proses berpikir logis dan sistematis atas fakta-fakta yang

dapat diamati untuk memperoleh informasi atau pengetahuan.

Pengolahan informasi bersifat untuk mencari solusi dari berbagai

sumber yang memiliki pendapat berbeda atau yang bertentangan untuk

menemukan keterkaitan antara informasi yang satu dengan informasi

yang lainnya dan untuk menemukan pola dari keterkaitan tersebut.

Kegiatan ini menuntut siswa untuk menghubungkan apa yang sedang

terjadi dengan apa yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

6. Mengkomunikasikan pembelajaran

Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan

apa yang telah ditemukan dari kegiatan mencari informasi,

mengasosiasikan, dan membentuk pola.

7. Membentuk Jejaring

Kegiatan yang dilakukan siswa bersama dengan temannya yang berada

di kelas. Kegiatan belajarnya adalah: menyampaikan hasil pengamatan,

kesimpulan berdasarkan hasil yang telah dianalisis secara lisan

(48)

Dari penjelasan diatas peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan

saintifik adalah pendekatan melalui kegiatan 5M antara lain: mengamati,

menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan yang dilakukan

untuk mengembangkan serta meningkatkan kemampuan siswa dalam

berpikir tingkat tinggi.

2.1.1.5Penilaian Otentik

Penilaian merupakan proses pemberian nilai berdasarkan hasil

pengukuran dengan kualitas nilai tertentu (Akbar, 2013: 88). Penilaian

merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar siswa (Kurinasih, 2014: 47).

Kemendikbud dalam (Fadlillah, 2014: 202) penilaian adalah proses

mengumpulkan informasi atau bukti melalui pengukuran, menafsirkan,

mendeskripsikan, dan menginterprestasi bukti-bukti hasil pengukuran.

Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penilaian adalah

sebuah proses mengumpulan dan pengolahan data atau informasi untuk

mengukur hasil atau kemampuan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Penilaian otentik adalah penilaian yang melibatkan siswa dalam

tugas otentik yang bermanfaat, penting dan bermakna (Husamah, 2013:

126). Stiggins dan Mueller (dalam Burhan, 2011: 23), penilaian otentik

merupakan penilaian kinerja (performansi) yang meminta pembelajaran

untuk mendemostrasikan keterampilan dan kompetensi tertentu yang

(49)

adalah penilaian yang dilakukan secara komperhensif untuk menilai mulai

dari masukan, proses, dan keluaran pembelajaran yang meliputi 3 ranah

aspek yaitu ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kurinasih, 2014:

48). Penilaian otentik adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan

penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dengan

menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan,

bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik, Pusat

Kurikulum dalam (Majid, 2014: 236).

Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penilaian otentik

adalah penilaian yang dilakukan secara kompherensif untuk mengukur atau

menilai kegiatan yang dilakukan oleh siswa mulai dari masukan, proses,

dan keluaran mengenai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam

pembelajaran.

Tujuan Penilaian Otentik adalah untuk mengukur berbagai

keterampilan dan kompetensi dalam berbagai konteks yang

menggambarkan situasi di dunia nyata dimana keterampilan-keterampilan

tersebut digunakan. Menekankan pada pengukuran kinerja, melakukan

sesuatu, menuntun mendemostrasikan pengetahuan, keterampilan, strategi

dengan mengkreasikan jawaban atau produk, dan melengkapi penilaian

tradisional yang berbentuk objektif. Penilaian otentik bertujuan

mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata yaitu cara

siswa mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya ke dalam

(50)

ketercapaian standar nasional yang memuat tiga kompetensi utama, yaitu

kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, dan materi pokok.

Penilaian yang dilakukan memberi cakupan terhadap aspek pengetahuan

(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) secara

seimbang. Menurut Hibbart dalam (Husamah, 2014: 126) macam-macam

penilaian otentik adalah : (1) penilaian kinerja, (2) observasi dan

pertanyaan, (3) presentasi dan diskusi, (4) proyek dan investigasi, (5)

portofolio dan jurnal.

Macam-macam penilaian otentik tersebut dapat diuraikan teknik

penilaiannya menurut tiga ranah aspek pada KI 1, KI 2, KI 3, KI 4 yaitu :

1. Penilaian KI 1 Spiritual dan KI 2 Sosial (Sikap/Afektif)

Penilaian ini mengembangkan hubungan antara Tuhan dan sesama

manusia yaitu sikap spiritual dan sosial. Penilaian sikap tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan secara

berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara

langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman

observasi atau pengamatan yang berisi sejumlah indikator perilaku

yang diamati. Hasil pengamatan dijadikan umpan balik siswa di

sekolah.

b. Penilaian diri adalah teknik penilaian dengan cara meminta siswa

untuk mengemukakan kekurangan dan kelebihan diri dalam

(51)

terhadap perkembangan kepribadian. Instrumen yang digunakan

berupa lembar penilaian diri yang terdiri dari pernyataan dan

alternatif jawaban (ya/tidak).

c. Penilaian antar teman atau siswa adalah teknik penilaian dengan

cara meminta siswa untuk saling menilai terkait dengan sikap dan

perilaku keseharian siswa dalam pencapaian kompetensi. Bentuk

instrumen penilaian berupa lembar penilaian antar siswa dan sama

dengan lembar penilaian diri.

d. Jurnal adalah catatan guru di dalam dan di luar kelas yang berisi

informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan siswa

yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Bentuk instrumen

penilaian ini sama dengan lembar penilaian observasi.

2. Penilaian KI 3 Pengetahuan (Kognitif)

Penilaian ini berhubungan dengan kompetensi pengetahuan atau

kognitif. Penilaian pengetahuan atau kognitif tersebut dapat berupa:

a. Tes tulis adalah tes yang berisikan soal dan jawaban dapat berupa

soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar salah,

menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman

penskoran.

b. Tes lisan adalah tes yang dapat dilakukan dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan dari guru kepada siswa secara lisan

(52)

Untuk jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf

yang diucapkan dan instrumen berupa daftar pertanyaan.

c. Penugasan adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh guru

dengan memberikan pekerjaan rumah dan proyek baik yang dapat

dikerjakan secara individu ataupun kelompok sesuai dengan

karakteristik tugasnya.

3. Penilaian KI 4 Keterampilan (Psikomotorik)

Penilaian ini berhubungan dengan kompetensi keterampilan siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran. Penilaian kompetensi

keterampilan tersebut melalui :

a. Penilaian Kinerja adalah penilaian yang menuntut siswa untuk

melakukan tugas pada situasi sesungguhnya, mengaplikasikan

pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Instrumen yang

digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi

dengan rubrik.

b. Penilaian Produk adalah teknik penilaian yang dilakukan untuk

menilai kemampuan praktik langsung siswa dalam membuat

produk tertentu. Penilaian pengembangan produk meliputi tiga

tahap : (1) tahap persiapan yang menilai kemampuan siswa dan

merencanakan, menggali dan mengembangkan gagasan dan

mendesain produk, (2) tahap pembuatan menilai kemampuan siswa

(53)

tepat, (3) tahap akhir yaitu penilaian produk yang dihasilkan siswa

sesuai dengan kriteria yang dihasilkan.

c. Penilaian Proyek adalah penilaian terhadap suatu tugas yang harus

diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Penilaian ini dilakukan

terhadap tugas yang berupa suatu investigasi sejak dari

perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan,

dan penyajian data. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui

pemahaman mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan, dan

kemampuan menginformasikan siswa pada mata pelajaran tertentu

secara jelas (Fadlillah, 2014: 219).

d. Penilaian Portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang

didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan

perkembangan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi

tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran yang

dianggap terbaik oleh siswa. Penilaian ini dilakukan dengan cara

menilai seluruh karya siswa dalam bidang tertentu untuk

mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas

dalam kurun waktu tertentu.

Dari pemaparan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa proses

pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan penilaian otentik yang

kegiatan pembelajarannya dinilai setiap aspek yang dikembangkan yaitu

K1 Spiritual (hubungan dengan Tuhan), KI 2 Sosial (Hubungan dengan

(54)

(Psikomotorik). Pada setiap aspek disesuaikan dengan kegiatan

pembelajaran dan rubrik penilaiannya.

2.1.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Mengembangkan sebuah perangkat pembelajaran dibutuhkan

model pengembangan yang disesuaikan dengan sistem pendidikan.

Peneliti menggunakan model pengembangan perangkat pembelajara

menurut Jerold E Kemp. Kemp (dalam Trianto, 2013: 179) menguraikan

bahwa pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang

kontinum. Langkah-langkah dalam pengembangannya sangat berhubungan

dengan aktivitas revisi. Selain itu pengembangan perangkat dapat diawali

dari sudut manapun Kemp, et., 1994 (dalam buku Trianto 2010: 81).

Gambar 2. Model pengembangan perangkat Menurut Jerold E Kemp

(55)

Unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp (Ahmadi,

2014: 69) yaitu:

1. Instructional Problems (Masalah Pembelajaran)

Tahapan ini dilakukan analisis tujuan berdasarkan masalah

pembelajaran yang terdapat di dalam kurikulum yang berlaku untuk bahan

kajian yang akan dikembangkan perangkatnya.

2. Leaner Characteristic (Karakteristik Siswa)

Analisis karakteristik siswa yang akan menjadi tempat

implementasi perangkat. Karakteristik yang dimaksud meliputi ciri,

kemampuan, dan pengalaman baik sebagai individu maupun sebagai

kelompok. Sumber untuk memperoleh karakteristik siswa antara lain guru,

kepala sekolah atau dokumen yang relevan. Ciri pribadi misalnya umur,

sikap, ketekunan terhadap pelajaran.

3. Task Analysis (Analisis Tugas)

Tahap analisis tugas merincikan isi mata ajar dalam bentuk garis

besar untuk menguasai isi bahan kajian atau mempelajari keterampilan

yang mencakup keterampilan kognitif, keterampilan psikomotor, dan

keterampilan sosial.

4. Instructional Objectives ( Merumuskan Tujuan Pembelajaran)

Rumusan tujuan pembelajaran adalah tujuan pembelajaran khusus

(indikator hasil belajar) yang diperoleh dari hasil analisis tujuan yang

dilakukan pada tahap masalah pembelajaran. Perumuskan indikator

(56)

kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan

sebagai panduan siswa dalam belajar.

5. Content Sequencing (Urutan Isi)

Tahap ini isi pokok bahasan yang akan diajarkan diurutkan terlebih

dahulu dari pengetahuan, prasyarat, familiaritas, kesukaran, minat, dan

perkembangan siswa setelah diurutkan langkah selanjutnya menentukan

strategi awal pembelajaran.

6. Instructional Strategies ( Strategi Pembelajaran )

Strategi Pembelajaran yang digunakan menggambarkan urutan dan

metode pembejaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

7. Designing the Message (Pemilihan Media atau Sumber Belajar)

Alat dan bahan harus disesuaikan dengan tujuan agar dapat

membantu keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Sumber belajar

yang dipilih harus disiapkan dengan baik, untuk memenuhi tujuan

pembelajaran antara lain, memotivasi siswa dengan menarik dan

menstimulasi perhatian pada materi pelajaran, melibatkan siswa,

menjelaskan, dan menggambarkan isi materi dengan lebih jelas.

8. Development of Instruction (Pengembangan Instruksi)

Setelah melengkapi proses analisis, mendesain media dan sumber

belajar, langkah selanjutnya adalah menyiapkan semua bahan ajar seperti

(57)

9. Evaluation Instruments (Instrumen Penilaian)

Instrumen Penilaian (tes hasil belajar) disusun berdasarkan

tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. Kriteria penilaian

yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan sehingga tes hasil belajar

yang dikembangankan harus dapat mengukur tingkat pencapaian tujuan

pembelajaran khusus.

10.Formative Evaluation (Evaluasi Formatif)

Penilaian formatif adalah penelitian yang digunakan setiap satu

unit proses pembelajaran. Penelitian ini berguna untuk menemukan

kelemahan dalam perencanaan pembelajaran sehingga berbagai

kekuarangan ini dapat dihindari sebelum program digunakan secara luas.

11.Summative Evaluation (Penilaian Sumatif)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian

tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama

kemungkinan besar didapatkan baik dari hasil posttes dan uji akhir unit,

dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

12.Confirmative Evaluation (Evaluasi Penegasan)

Proses evaluasi penegasan merupakan proses untuk menentukan

hasil desain yang telah dirancang tetap sesuai dari waktu ke waktu.

13.Planning ( Perencanaan) dan Project Management (Manajemen Proyek)

Aspek teknis perencanaan sangat berpengaruh dengan keberhasilan

rancangan suatu pengembangan. Merencanakan pembelajaran merupakan

Gambar

Tabel 1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
Tabel 2. Alasan Pengembangan Kurikulum
Gambar 1. Revisi Taksonomi Bloom
Gambar 2. Model pengembangan perangkat Menurut Jerold E Kemp
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk yakni perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik Integratif

skripsi yang berjudul “ Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 pada Subtema Kebersamaan dalam Keberagamaan untuk Siswa kelas IV Sekolah

Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru membutuhkan contoh produk berupa perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013. Penelitian ini adalah

Penelitian ini dilakukan karena guru masih membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013.. Oleh karena itu, pengembangan perangkat pembelajaran

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRAK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA PEKERJAAN ORANG

Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh dua pakar Kurikulum SD 2013, dan dua guru pelaksana kurikulum SD 2013 kelas I dan kelas IV SD diperoleh skor rerata produk 4,32