• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema 2 Bermain di Rumah Teman mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema 2 Bermain di Rumah Teman mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar - USD Repository"

Copied!
204
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM SUB TEMA 2 BERMAIN DI RUMAH TEMAN

MENGACU KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Herlin Nur Susiawati NIM : 151134247

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

ALLAH SWT

Kedua orang tua tercinta

Bapak Saryadi dan Ibu Riyanti yang sanantiasa memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada henti-hentinya

Kakak tercinta, Andika Yusi Yanto dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan.

Sahabat-sahabatku tercinta pinti, tika yang sanantiasa memberikan bantuan, dukungan, motivasi untuk setiap hari. Kalian sungguh luar biasa dan terbaik.

(5)

v

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.

(QS. Ar Ra’d: 11)

“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka”

(QS. Ath-Thalaq: 2-3)

“Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan) mu, dan agar tentram hatimu karenanya.

Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

(Ali Imran, 3: 126)

Darinya, aku mengambil filosofi bahwa belajar adalah sikap berani menantang segala ketidakmungkinan, bahwa ilmu yang tak dikuasai akan

menjelma di dalam diri manusia menjadi sebuah ketakutan. (Andrea Hirata)

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Februari 2019 Peneliti

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Herlin Nur Susiawati

Nomor Mahasiswa : 151134247

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema 2 Bermain di Rumah Teman Mengacu Kurikulum 2013 untuk

Siswa Kelas II Sekolah Dasar

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 28 Februari 2019 Yang menyatakan

(8)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM SUB TEMA 2 BERMAIN DI RUMAH TEMAN

MENGACU KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR

Herlin Nur Susiawati Universitas Sanata Dharma

2019

Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang menunjukkan perlunya contoh perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013 . Tujuan utama penelitian ini untuk mengetahui kualitas produk yang telah dikembangkan yaitu perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema 2 bermain di rumah teman mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

Peneliti menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Borg and Gall. Ada 10 (sepuluh) langkah pengembangan penelitian menurut Borg and Gall namun peneliti membatasi sampai 7 (tujuh) langkah yaitu 1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, 2) perencanaan, 3) pengembangan format produk awal, 4) uji coba awal, 5) revisi produk, 6) uji coba lapangan, 7) revisi produk, sampai menghasilkan produk akhir berupa perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013. Peneliti menggunakan dua model pembelajaran inovatif yaitu model Problem Based Learning (PBL) dan Quantum Teaching.

Berdasarkan validasi perangkat pembelajaran inovatif dari kedua validator pembelajaran inovatif yang dikembangkan dengan model Problem Based

Learning (PBL) dan Quantum Teaching diperoleh skor rerata 4,18 dengan

kategori “baik”. Sedangkan berdasarkan uji coba terbatas oleh satu guru kelas II dan teman sejawat diperoleh skor rerata 4,38 dengan kategori “sangat baik”. Peneliti mendapatkan skor rerata dari validasi dan uji coba terbatas 4,28 dengan kategori “sangat baik”. Skor tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran inovatif untuk siswa kelas II Sekolah Dasar yang dikembangkan memiliki kualitas “sangat baik”.

Kata Kunci: Pembelajaran inovatif, perangkat pembelajaran, model pembelajaran

Problem Based Leaning (PBL), model pembelajaran Quantum

(9)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF INNOVATIVE LEARNING DEVICE ON SUB THEME 2 BERMAIN DI RUMAH TEMAN

REFFERING TO CURRICULUM 2013

FOR SECOND GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS

Herlin Nur Susiawati Sanata Dharma University

2019

This reseach is based on the analysis of the need that shows how important the examples of innovative learning device referring to the curriculum 2013. The purpose of this study is to find out the quality of products that have

been developed namely innovative learning device on sub theme 2 bermain di

rumah teman reffering to curriculum 2013 for second grade elementary school students.

Researcher uses the research steps and development of the Borg and Gall. There are 10 (ten) research developments according to Borg and Gall but researcher limits it only 7 (seven) steps, they are 1) begining research and collecting information, 2) planning, 3) developing the first form product , 4) first trial, 5) product revision, 6) field trial, 7) product revision, then produce the final product as an innovation learning device which refers to curricullum 2013. Researcher uses two innovative learning models, they are Problem Based Learning (PBL) model and Quantum Teaching model.

Based on the validation of the innovative learning device from both expert validator of innovative learning which is developed by Problem Based Learning

(PBL) and the Quantum Teaching got score 4.18 in category "good”. While,

based the limited testing product by the second grade elementary school teacher and peers gave, got score 4,38 in category "very good." The researcher got average score from validation result and limited trial 4.28 with "very good" category. This score showed that the innovative learning device for second grade

elementary school has “very good” quality.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema 2 Bermain di Rumah Teman Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dan dukungan dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka dari itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD 3. Kintan Liminasih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi PGSD 4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing

dan memberi dukungan sehingga peneliti menyelesaikan skripsi ini.

5. Sutrisno, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN Bhaktikarya yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD tersebut. 6. Rr. Eni Nurhayati, S.Pd. selaku guru kelas II SDN Bhaktikarya yang telah

memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk dan memberi nilai uji coba produk.

7. Dwi Astuti, S.Pd., selaku validator pakar pembelajaran inovatif yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk. 8. Bernadetta Pinti Yulianti selaku penilai teman sejawat yang telah membantu

(11)

xi

9. Saryadi dan Riyanti selaku orang tua peneliti yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada peneliti.

10.Andika Yusi Yanto kakakku yang telah membantu dan memberikan semangat setiap harinya dalam penyelesaian skripsi ini.

11.Sahabatku Bernadetta Pinti Yulianti dan Fransiska Aprilia Tika Permatasari yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

12.Teman-teman mahasiswa payung perangkat pembelajaran inovatif yang selalu memberi bantuan dan motivasi kepada peneliti.

13.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuan dan dukunganya.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangan, maka peneliti membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini berguna bagi pihak pembaca.

Yogyakarta, 28 Februari 2019 Peneliti

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Oprasional ... 7

F. Spesifikasi Produk ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

A. Kajian Pustaka ... 12

1. Karakteristik Kurikulum SD 2013 ... 12

a. Pembelajaran Terpadu ... 13

b. Pendekatan Scientific ... 14

c. Pendidikan Karakter ... 17

d. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 17

(13)

xiii

2. Keterampilan Dasar Belajar Abad 21 ... 19

a. Pengertian Keterampilan Dasar Belajar Abad 21 ... 19

b. Karakteristik Keterampilan Dasar Belajar Abad 21 ... 20

c. Model Keterampilan Dasar Belajar Abad 21 ... 20

3. Perangkat Pembelajaran ... 22

a. Program Tahunan (PROTA) ... 22

b. Program Semester (PROMES)... 23

c. Silabus ... 23

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 25

4. Pembelajaran Inovatif ... 28

a. Pengertian Pembelajaran Inovatif ... 28

b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Inovatif ... 29

c. Karakteristik Pembelajaran Inovatif ... 29

d. Model Pembelajaran Inovatif ... 30

1) Model Problem Based Learning ... 31

a) Pengertian Problem Based Learning ... 31

b) Karakteristik Problem Based Learning ... 32

c) Langkah-langkah Problem Based Learning ... 33

d) Kelebihan Problem Based Learning... 35

e) Kekurangan Problem Based Learning ... 36

2) Model Quantum Teaching ... 37

a) Pengertian Quantum Teaching ... 37

b) Karakteristik Quantum Teaching... 38

c) Langkah-langkah Quantum Teaching ... 39

d) Kelebihan Quantum Teaching ... 40

e) Kekurangan Quantum Teaching ... 41

B. Penelitian yang Relevan ... 42

C. Kerangka Berpikir ... 45

(14)

xiv

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

A. Jenis Penelitian ... 50

B. Setting Penelitian ... 53

C. Prosedur Pengembangan ... 54

D. Uji Coba Terbatas ... 58

1. Subjek Uji Coba Terbatas ... 58

2. Instrumen Penelitian... 58

a. Pedoman Wawancara ... 58

b. Lembar Observasi ... 60

c. Lembar Kuesioner ... 62

3. Teknik Pengumpulan Data ... 66

a. Wawancara ... 66

b. Observasi ... 67

c. Kuesioner ... 67

4. Teknik Analisis Data ... 68

a. Data Kualitatif ... 68

b. Data Kuantitatif ... 68

E. Jadwal Penelitian ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72

A. Analisis Kebutuhan ... 72

B. Deskripsi Produk Awal ... 85

C. Validasi Ahli dan Revisi Produk ... 90

1. Data Validasi Ahli ... 90

2. Revisi Produk ... 98

D. Uji Coba Terbatas dan Revisi Produk ... 100

1. Data Uji Coba Terbatas ... 100

2. Revisi Produk ... 107

E. Kajian Produk Akhir ... 109

F. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 112

1. Hasil Penelitian ... 112

(15)

xv

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN

SARAN ... 120

A. Kesimpulan ... 120

B. Keterbatasan Pengembangan ... 120

C. Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 122

LAMPIRAN ... 125

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman wawancara ... 59

Tabel 3.2 Kisi-kisi observasi guru ... 60

Tabel 3.3 Kisi-kisi observasi siswa ... 62

Tabel 3.4 Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran Inovatif ... 62

Tabel 3.5 Instrumen Uji Coba Guru Perangkat Pembelajaran Inovatif (RPP) ... 65

Tabel 3.6 Instrumen Uji Coba Siswa Perangkat Pembelajaran Inovatif (RPP) ... 66

Tabel 3.7 Konversi Nilai Skala Lima ... 69

Tabel 3.8 Konversi Skala Lima ... 70

Tabel 3.9 Jadwal Penelitian ... 71

Tabel 4.1 Saran Validator Ahli dan Revisi Perangkat Pembelajaran Inovatif model Problem Based Learning dan Quantum Teaching 95

Tabel 4.2 Saran Guru Kelas II dan Revisi Uji Coba Perangkat Pembelajaran Inovatif model Problem Based Learning dan Quantum Teaching ... 103

Tabel 4.3 Saran Mahasiswa PGSD USD angkatan 2015 dan Revisi Uji Coba Perangkat Pembelajaran Inovatif model Problem Based Learning dan Quantum Teaching ... 106

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literature Map ... 45 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 48 Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Borg

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara ... 126

Lampiran 2 Rangkuman Hasil Wawancara ... 127

Lampiran 3 Lembar Observasi Guru ... 133

Lampiran 4 Rangkuman Hasil Observasi Guru ... 135

Lampiran 5 Lembar Observasi Siswa ... 139

Lampiran 6 Rangkuman Hasil Observasi Siswa ... 140

Lampiran 7 Pernyataan validasi produk perangkat pembelajaran inovatif ... 141

Lampiran 8 Pernyataan validasi produk perangkat pembelajaran inovatif ... 144

Lampiran 9 Pernyataan validasi produk perangkat pembelajaran inovatif ... 156

Lampiran 10 Pernyataan uji coba produk perangkat pembelajaran inovatif ... 168

Lampiran 11 Pernyataan uji coba produk perangkat pembelajaran inovatif ... 169

Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian ... 179

Lampiran 13 Surat Wawancara dan Observasi ... 180

Lampiran 14 Surat pernyataan Kepala Sekolah ... 181

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman menuntut setiap orang melakukan sebuah perubahan tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Dunia pendidikan di Indonesia sering mengalami perubahan kurikulum. Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan”. Pemerintah Indonesia mempunyai tujuan dalam melakukan perubahan atau penyempurnaan kurikulum, yaitu untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas serta siap berperan aktif dalam mengisi kehidupan di masa mendatang.

Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan kebijakannya bahwa Kurikulum 2013 mampu meningkatakan kualitas pendidikan di Indonesia. Mulyasa (2014: 4) menyatakan bahwa Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dan karakter yang diharapkan dapat membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan sesuai tuntutan zaman, perkembangan teknologi, dan seni guna menjawab tantangan arus globalisasi, berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan kesejahteraan sosial, lentur, serta dapat menyesuaikan terhadap berbagai perubahan.

(20)

komponen penunjang keberhasilan proses pembelajaran. Guru dituntut mempersiapkan perangkat pembelajaran jauh-jauh hari sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik, terarah, dan mengantisipasi kesenjangan sehingga mampu mencapai tujuan. Program-program pembelajaran yang perlu direncanakan oleh guru sebagai pedoman dalam menyelenggarakan proses pembelajaran yaitu (1) Program Tahunan (Prota), (2) Program Semester (Promes), (3) Silabus, dan (4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Sebagaimana tertuang dalam Pemendikbud nomor 22 tahun 2016 bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Shoimin (2014: 21) mengatakan bahwa pembelajaran inovatif merupakan bentuk kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran yang semula monoton, membosankan, menjenuhkan menuju pembelajaran yang menyenangkan, variatif, dan bermakna.

(21)

mempraktikkan. Sehingga melalui pembelajaran inovatif ini dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan, variatif, dan bermakna bagi siswa dikarenakan membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman. Pelaksanaannya di lapangan guru hanya menggunakan perangkat pembelajaran yang sudah ada tanpa mengembangkan atau mengubahnya sedikit pun sehingga pembelajaran yang dilakukan guru belum mendorong siswa untuk berperan aktif dalam membangun pengetahuan berpikir mereka sendiri. Kondisi ini dapat diketahui peneliti saat melakukan wawancara dan observasi pada bulan April 2018 di 2 (dua) SD di Kecamatan Depok yang menerapkan Kurikulum 2013.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan dua orang guru kelas II sekolah dasar yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 di Kecamatan Depok. Pemahaman guru mengenai Kurikulum 2013 hanya sebatas mengetahui bahwa Kurikulum 2013 menekankan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dan sering melakukan komunikasi bersama orang tua mengenai perkembangan belajar siswa. Saat peneliti bertanya mengenai cara merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran guru mengatakan bahwa tidak pernah merumuskan sendiri dan hanya mengkutip dari silabus atau buku guru karena sudah sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) apabila dirasa kurang baru menambahkan.

(22)

pembelajaran inovatif namun belum melaksanakan dengan optimal dikarenakan mengalami kendala atau kesulitan dalam penggunaan teknologi. Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut guru meminta tolong kepada guru lain untuk membantu membuatkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan tak jarang mengambil dari internet atau vcd yang disediakan sekolah.

Guru sudah pernah menggunakan model pembelajaran inovatif seperti inkuiri dan PjBL (Project Based Learning) di mana siswa waktu itu diminta untuk membuat Kincir Angin. Guru melakukan pembelajaran tersebut karena dituntut oleh “Titian Foundation” dari Qatar. Kemudian ketika diberi pertanyaan mengenai pentingnya penggunaan model pembelajaran inovatif guru mengatakan bahwa pembelajaran inovatif sangat penting dilakukan dalam proses pembelajaran dewasa ini karena mampu membuat pembelajaran menjadi aktif, menyenangkan, kreatif, dan tidak membosankan bagi siswa. Tetapi dalam melakukan kegiatan pembelajaran sehari-hari guru tidak menggunakan model pembelajaran yang menuntut siswa menjadi aktif. Guru hanya mengandalkan langkah-langkah pembelajaran yang terdapat pada buku guru. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa cenderung kurang aktif karena hanya mendengarkan penjelasan guru yang menerangkan. Kegiatan pembelajaran pun tidak melibataktifkan siswa untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis.

(23)

interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang bagi siswa kelas II Sekolah Dasar.

Melihat kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru Sekolah dasar membutuhkan referensi atau contoh dalam membuat perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013 agar pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, terarah, dan melibataktifkan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Dengan demikian peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yang berjudul “Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema 2 Bermain di Rumah Teman Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar”. Produk perangkat pembelajaran inovatif yang dikembangkan peneliti sebagai sarana penunjang guru mengajar yaitu berupa program tahunan, program semester, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan dua model pembelajaran inovatif Problem Based Learning dan

Quantum Teaching yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran sub tema 2

bermain di rumah teman.

Peneliti memilih model pembelajaran Problem Based Learning dan

Quantum Teaching. Dikarenakan model Problem Based Learning merupakan

model pembelajaran yang mengkaitkan permasalahan nyata kehidupan sehari-hari dengan pengetahuan yang akan dipelajari untuk memberikan kesempatan kepada siswa membangun pengetahuan berpikir mereka sendiri dalam menyelesaikan masalah. Hal tersebut sesuai dengan tuntutan abad 21 dimana siswa dituntut untuk menjadi seorang individu yang mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya di kemudian hari. Sedangkan model Quantum Teaching merupakan strategi pembelajaran dilakukan guru untuk meningkatkan proses belajar siswa melalui pembelajaran yang meriah dan menyenangkan. Selain itu, model pembelajaran ini sangat menekankan usaha siswa dalam melakukan proses pembelajaran.

(24)

keingintahuan dan keaktifan siswa yang senang bergerak untuk membangun pengetahuan mereka sendiri melalui kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Selain itu, siswa kelas II berada pada masa peralihan dari Taman Kanak-kanak (TK) dan kelas I sekolah dasar yang masih senang untuk bermain. Siswa masih senang bermain bersama dikarenakan keinginan untuk bersosialisasi dengan orang lain terutama dengan teman sebaya tinggi. Maka dari itu peneliti memilih sub tema tersebut dikarenakan sesuai dan relevan dengan keadaan peserta didik yang cenderung aktif dan masih suka bermain. Perangkat pembelajaran inovatif yang dikembangkan dapat membantu guru untuk kreatif membuat pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Selain itu dapat menciptakan pembelajaran yang variatif, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, aktif, kreatif, dan bermakna bagi siswa.

B.Rumusan Masalah

Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub Tema 2 Bermain di Rumah Teman Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar?

C.Tujuan

Untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub Tema 2 Bermain di Rumah Teman Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak diantaranya yaitu:

1. Bagi Peneliti

(25)

2. Bagi Guru

Guru dapat menjadikan penelitian ini sebagai referensi untuk membuat perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013. Penelitian ini juga memberikan pengetahuan dan wawasan baru mengenai pembelajaran inovatif.

3. Bagi Sekolah

Sekolah mendapatkan referensi contoh perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013.

4. Bagi Prodi PGSD

Menambahkan pustaka bagi prodi PGSD Universitas Sanata Dharma untuk pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema 2 Bermain di Rumah Teman mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II sekolah dasar.

E.Definisi Oprasional

1. Pembelajaran inovatif adalah langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dikemas secara kreatif oleh guru untuk memberikan pengalaman belajar siswa dalam membangun pengetahuan berpikir mereka sendiri melalui pengalamannya.

2. Perangkat pembelajaran adalah program pembelajaran yang harus dipersiapkan guru sebagai pedoman untuk menyelenggarakan proses pembelajaran meliputi Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes), Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Kurikulum 2013 adalah kurikulum penyempurna dari sebelumnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang lebih menekankan soft skill

dan hard skill peserta didik yang meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan

keterampilan dalam proses pembelajaran.

(26)

5. Model Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang mengkaitkan permasalahan nyata kehidupan sehari-hari dengan pengetahuan yang akan dipelajari untuk memberikan kesempatan kepada siswa membangun pengetahuan berpikir mereka sendiri dalam menyelesaikan masalah. Terdapat 5 tahapan dalam model Problem Based Learning (PBL) yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individu/kelompok, menyajikan hasil karya, dan menganalisis atau mengevaluasi proses pemecahan masalah.

6. Model Quantum Teaching adalah strategi pembelajaran yang dilakukan guru untuk meningkatkan proses belajar siswa melalui pembelajaran yang meriah dan menyenangkan. Tardapat 6 tahapan dalam model Quantum

Teaching yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasi, ulangi, dan rayakan.

F. Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan dari hasil pengembangan ini adalah perangkat pembelajaran inovatif yang berupa buku. Spesifikasi produk dalam pengembangan ini sebagai berikut :

1. Cover

Cover depan produk terdiri dari judul pengembangan perangkat

pembelajaran inovatif yaitu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema 2 Bermain di Rumah Teman Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar; nama penulis; logo Universitas, keterangan yang berisi Program Studi yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan yaitu Ilmu Pendidikan, Fakultas yaitu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas yaitu Sanata Dharma Yogyakarta. Cover belakang berisi biodata singkat penulis.

2. Ukuran kertas

Produk dicetak menggunakakan ukuran kertas A4 dengan berat 70 gram sedangkan sampul dicetak dengan kertas ivory 230 supaya terlihat kokoh. 3. Format tulisan

(27)

4. Kata pengantar

Terdiri dari ucapan syukur kepada Allah SWT; penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran inovatif; ucapan terima kasih kepada pihak yang membantu dan terlibat dalam penyusun produk; dan ketersediaan penulis dalam menerima kritik dan saran terkait dengan produk yang dikembangkan.

5. Daftar isi

Terdiri dari garis besar isi buku beserta nomor halaman.

6. Produk yang dikembangkan dalam perangkat pembelajaran inovatif terdiri dari Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes), Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

7. Program Tahunan (Prota)

Rencana umum pelaksanaan pembelajaran muatan pelajaran berisi antara lain rencana penetapan alokasi waktu satu tahun pembelajaran. Program tahunan dibuat sesuai dengan kalender pendidikan tahun ajaran 2018/2019. Komponen-komponen dalam menyusun Program Tahunan: Identitas (antara lain satuan pendidikan, kelas/semester, tahun pelajaran) dan Format isian (antara lain tema, sub tema, pembelajaran ke-, dan alokasi waktu). 8. Program Semester (Promes)

Merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program tahunan. Program semester dilihat melalui kalender pendidikan dari semester gasal tahun ajaran 2018/2019. Program Semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Komponen-komponen dalam menyusun Program Semester: Identitas (antara lain satuan pendidikan, kelas/semester, tahun pelajaran) dan Format isian (antara lain tema, sub tema, pembelajaran ke-, alokasi waktu, bulan, keterangan). Program semester berbentuk landscape.

9. Silabus

(28)

penilaian. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus berbentuk landscape.

10.Perangkat pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Disusun lengkap terdiri dari 1) identitas sekolah; 2) tujuan pembelajaran; 3) kompetensi inti (KI); 4) kompetensi dasar (KD) dan indikator; 5) materi pembelajaran; 6) pendekatan, model, metode, dan teknik pembelajaran; 7) langkah-langkah pembelajaran; 8) media, alat, dan sumber belajar; 9) penilaian, 10) daftar lampiran; 11) lampiran yang berisi bacaan literasi, materi pembelajaran, media pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), kisi-kisi dan soal evaluasi, instrument penilaian, lembar refleksi format remedial dan pengayaan, soal pengayaan, dan sintaks model pembelajaran Problem Based Learning dan Quantum Teaching.

11.Mengandung karakteristik Kurikulum 2013

Karakteristik pembelajaran terpadu memuat unsur keterpaduan antara mata palajaran yang akan diajarkan, saintifik yang dikembangkan adalah 5M yaitu : mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan yang akan diaplikasikan di dalam kegiatan inti. Kemudian adanya penilaian autentik yaitu penilaian proses dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kurikulum 2013 terdapat pendidikan karakter pada siswa dan kemampuan berpikir tinggi yaitu menerapkan Taksonomi Bloom mulai dari C4 sampai C6.

12.Mengembangkan keterampilan dasar belajar abad 21

Mengembangkan empat ketrampilan 4C yaitu berpikir kritis (critical

thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kerjasama (collaborative),

dan komunikasi (communicative)

13.Sesuai dengan karakteristik setiap model pembelajaran inovatif yang digunakan.

Adanya 2 (dua) model yang dikembangkan yaitu Model pembelajaran

(29)

model Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran ke- 1,3, 6 dan model Quantum Teaching pada pembelajaran ke- 2, 4, 5 dalam penyusunan Rencana Pelaksananaan Pembelajaran (RPP).

14.Post Test mengacu pada panduan penilaian untuk Sekolah Dasar

Terpadat enam set post test untuk setiap satu sub tema yang diberikan pada akhir pembelajaran.

15.Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

(30)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Kajian Pustaka

1. Karakteristik Kurikulum SD 2013

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dakir (2004: 3) kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan, dan dirancangkan secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku untuk dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan.

Sedangkan menurut Widyastono (2014: 11) Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari pemaparan ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana yang menjadi pedoman guru untuk menyelenggarakan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi siswa dalam mencapai tujuan pendidikan.

(31)

pengetahuan (knowledge). Sesuai dengan pendapat Hidayat tersebut, Rusman (2017: 420) menuturkan bahwa kurikulum 2013 merupakan peningkatan dan keseimbangan antara soft skills dan hard skills dari peserta didik yang meliputi aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Berdasarkan pengertian Kurikulum 2013 yang telah disampaikan ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum penyempurna dari kurikulum sebelumnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di mana lebih menekankan soft skill dan hard skill peserta didik yang meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran Kurikulum 2013 terdapat karakteristik yang menjadi ciri khusus dibandingkan dengan kurikulum yang ada di Indonesia sebelumnya. Karakteristik Kurikulum 2013 sebagai berikut:

a. Pembelajaran Terpadu

Kurniawan (2014: 59) menjelaskan pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang pembahasan materinya saling mengkaitkan berbagai bidang studi atau mata pelajaran secara terpadu dalam suatu fokus tertentu. Murfiah (2017: 21) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu yang dilaksanakan dalam Kurikulum 2013 SD/MI disebut dengan pembelajaran tematik terpadu merupakan pembelajaran yang mengintergrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema, dengan penekanan pada keterkaitan, dan keterpaduan antara Kompetensi Dasar (KD), materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian. Sedangkan menurut Majid dan Rochman (2014: 106) pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran intergratif (intergrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukkan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik.

(32)

beberapa kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam satu fokus tertentu yaitu tema. Pembelajaran melalui sebuah tema mampu memberikan kesempatan kepada siswa baik secara individu atau kelompok untuk menggali atau menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik.

Trianto (dalam Murfiah, 2017: 20-21) mengemukakan bahwa karakteristik pembelajaran terpadu, antara lain:

1) Holistik

Pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengamati dan mengkaji suatu gejala atau peristiwa dari segala sisi tidak dari sudut pandang terkotak-kotakan.

2) Bermakna

Pembelajaran yang mengkaji suatu fenomena dari berbagai aspek akan memungkinkan terbentuknya jalinan antar konsep yang dimiliki siswa, sehingga hasil belajar akan lebih bermakna dan nyata. Kegiatan belajar mengajar yang lebih fungsional memungkinkan siswa menerapkan hasil belajar untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata di dalam kehidupan.

3) Autentik

Pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk menghubungkan atau mengkaitkan fakta dan peristiwa yang telah ditemukan secara langsung melalui hasil pemikiran sendiri bukan pemberitahuan dari guru.

4) Aktif

Pembelajaran yang menekankan siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.

b. Pendekatan Scientific

(33)

dan akal pikiran sendiri sehingga siswa mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Melalui pendekatan

scientific, siswa mampu memecahkan masalah yang dihadapi dengan

baik. Sundayana (2014: 28) mengatakan bahwa Implementasi Kurikulum 2013 memfokuskan lima tahap pembelajaran mulai dari mengamati

(observing), menanya (questioning), melakukan percobaan

(experimenting), mengumpulkan dan menghubungkan informasi

(collecting and associating), dan mengomunikasikan (communicating).

Mulyasa (2014:99) menuturkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik ini menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka untuk secara aktif mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengomunikasikan dan membangun jejaring.

Sejalan dengan pernyataan Mulyasa tersebut, Hosna (2014: 37-76) memaparkan bahwa dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik) meliputi:

a) Mengamati (Observing)

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media untuk memberikan pembelajaran bermakna bagi siswa. Metode observasi mampu menantang siswa mengeksplorasi rasa keingintahuannya untuk mendapatkan fakta berbentuk data objektif yang kemudian dianalisis sesuai tingkat perkembangan siswa.

b) Menanya (Questioning)

(34)

c) Mengumpulkan informasi

Kegiatan pembelajaran dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar, dan belajar sepanjang hayat.

d) Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/ Menalar (Associating)

Kegiatan pembelajaran dengan melakukan proses bepikir secara logis dan sistematis berdasarkan fakta yang telah didapat untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur, dan kemampuan untuk menyimpulkan. Pada kegiatan ini siswa akan menalar, yaitu menghubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang ada dikehidupan nyata.

e) Membentuk Jejaring (Networking)

Kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainya. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat, mengembangkan kemampuan berbahasa. Pada kegiatan ini siswa mempresentasikan kemampuan mereka mengenai apa yang telah dipelajari sementara siswa lain menanggapi.

(35)

c. Pendidikan Karakter

Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pendidikan karakter, khususnya pada tingkat Sekolah Dasar yang mana menjadi fondasi untuk jenjang berikutnya. Pendidikan karakter akan menjadi bekal hidup yang sukses untuk menghadapi abad 21. Barkowitz and Bier (dalam Yaumi, 2016: 9) menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan usaha yang dilakukan oleh pemerintah dan sekolah (pusat atau daerah) untuk menanamkan nilai-nilai yang baik seperti kejujuran, kepedulian, tanggung jawab, keadilan, dan penghargaan diri sendiri atau orang lain. Daryanto dan Damiatun (2013: 43) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Sedangkan Samani dan Hariyanto (2011: 46) mengatakan bahwa pendidikan karakter dapat pula dimaknai sebagai upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil.

Dari ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan usaha yang dilakukan oleh pemerintah dan sekolah untuk mengarahkan karakter atau perilaku peserta didik kearah yang baik seperti kejujuran, kepedulian, tanggung jawab, keadilan, dan penghargaan diri sendiri atau orang lain.

d. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Rusman (2017: 5) menyatakan bahwa berkenaan dengan Implementasi Kurikulum 2013 pemerintah mengharapkan guru dapat menerapkan kegiatan berpikir tingkat tinggi ( High Order Thinking Skill) dalam kegiatan belajar dan pembelajaran mulai dari tingkat SD, SMP, sampai SMA dan SMK. Sani (2016: 53) Taksonomi belajar dalam domain kognitif yang paling umum dikenal adalah Taksonomi Bloom. Benjamin S. Bloom membagi taksonomi hasil belajar dalam enam kategori, yakni: 1) pengetahuan (knowledge); 2) pemahaman

(36)

6) evaluasi. Tingkat pemahaman peserta didik dianggap berjenjang dengan tingkat paling rendah (C1): pengetahuan atau mengingat, sampai tingkat paling tinggi (C6): evaluasi.

Palupi (2016: 107) menjelaskan bahwa kemampuan berpikir merupakan kemampuan menggunakan daya pemikiran untuk memecahkan masalah. Kemampuan berpikir Taksonomi Bloom yang telah direvisi dibagi menjadi 6 tingkatan antara lain 1) mengingat, 2) memahami, 3) menerapkan, 4) menganalisis, 5) mengevaluasi, 6) menciptakan. Dari keenam tingkatan diidentifikasi ke dalam 2 jenis tingkatan berpikir yaitu berpikir tingkat rendah (low order thinking skill) dimulai dari tingkatan 1 sampai 3, sedangkan berpikir tingkat tinggi (high

order thinking skill) dimulai dari tingkatan 4 sampai 6. Sedangkan Wina

Sanjaya (dalam Prastowo 2015: 132) menyatakan pendapat dari Anderson dan Krathwohl mengenai hasil revisi Taksonomi Bloom dimulai dari 1) mengingat, 2) memahami, 3) menerapkan, 4) menganalisis, 5) mengevaluasi, 6) menciptakan.

(37)

e. Penilaian Autentik

Proses penilaian pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan penilaian autentik (authentic assessment). Fadlillah (2014: 179) menjelaskan bahwa penilaian autentik adalah penilaian secara utuh meliputi kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar dalam mencapai kompetensi peserta didik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sunarti dan Rahmawati (2014: 27) mengatakan bahwa penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh siswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Kunandar ( dalam Prastowo, 2015: 366-367) menuturkan bahwa penilaian autentik merupakan kegiatan menilai siswa yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Berdasarkan penjelasan teori di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penilaian autentik adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai pencapaian belajar siswa dari mulai kesiapan, proses, dan hasil belajar mencakup aspek sikap, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan kompetensi yang ada di Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

2. Keterampilan Dasar Belajar Abad 21

a. Pengertian Keterampilan Dasar Belajar Abad 21

(38)

perkembangan abad 21. Untuk mempersiapkan siswa yang mampu bersaing di abad 21 guru harus kreatif dan inovatif dalam melakukan proses belajar menjadi interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, aktif, kreatif, dan bermakna bagi siswa (Hosnan, 2014:2).

b. Karakteristik Keterampilan Dasar Belajar Abad 21

Hosnan (2014: 85) mengatakan bahwa strategi pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas harus mempunyai beberapa karakteristik, antara lain: (1) pembelajaran berpusat pada peserta didik (student

centered); (2) mengembangkan kreativitas peserta didik. (3) menciptakan

suasana yang menarik, bermakna, dan menyenangkan; (4) mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan makna; (5) belajar melalui berbuat yakni peserta didik aktif berbuat; (6) menekankan pada penggalian, penemuan, dan penciptaan serta menciptakan; (7) menciptakan pembelajaran yang nyata dan konteks sebenarnya yakni melalui pendekatan kontekstual.

c. Model Keterampilan Dasar Belajar Abad 21

Daryanto dan Karim (2017: 13) menjelaskan bahwa learning and

innovation skill (keterampilan belajar dan berinovasi) meliputi berpikir

kritis dan mengatasi masalah (critical thinking and problem solving), komunikasi dan kolaborasi (communications skill and collaboration), kreativitas dan inovatif (creativity and innovations skill). Senada dengan Daryanto dan Karim, Hosnan (2014: 87) menegaskan bahwa, dunia masa depan menuntut anak untuk memiliki kecakapan berpikir dan belajar. Berikut ini beberapa model pembelajaran yang diharapkan untuk dikembangkan pada abad 21 sebagai berikut.

1) Communication skill (Kemampuan berkomunikasi)

(39)

berdiskusi dengan teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah dari gurunya.

2) Collaboration skill (Kemampuan berkerjasama)

Siswa menunjukkan kemampuannya dalam kerjasama kelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggung jawab, bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan empati pada tempatnya, menghormati perspektif berbeda. Siswa juga menjalankan tanggung jawab pribadi dan fleksibel secara pribadi, pada tempat belajar dan hubungan masyarakat, menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain, memaklumi kerancuan.

3) Critical thinking and problem solving skill (Kemampuan berpikir

kritis dan memecahan masalah)

Siswa berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami interkoneksi antar sistem. Siswa menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan permasalahan dengan mandiri. Selain itu, siswa memiliki kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah.

4) Creativity and innovation skill (Keterampilan kreativitas dan inovatif)

Model dan metode serta keterampilan yang akan digunakan dalam pembelajaran masa kini dituntut untuk lebih bersifat multimodel, multimetode, dan real world problem sehingga model pembelajaran berbasis proyek lebih banyak dituntut. Proses pembelajaran lebih berpusat pada siswa serta meninggalkan perlakuan yang bersifat menyamakan semua siswa, tetapi lebih bersifat individual. Kecakapan yang bersifat multiintelegensi menuntut guru untuk mampu mengakomodasi semua perbedaan yang dimiliki siswa. Pembelajaran yang kompetitif bergeser menjadi pembelajaran yang kolaboratif. Kondisi anak sekarang adalah sebagai

(40)

Berdasarkan pemaparan tersebut, pembelajaran abad 21 adalah pembelajaran yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki kecakapan dalam pemecahan masalah, berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi serta kreativitas agar siap bersaing dikehidupan yang akan datang.

3. Perangkat Pembelajaran

Sanjaya (2009: 49) menjelaskan bahwa perencanaan adalah proses menerjemahkan kurikulum berlaku menjadi program-program pembelajaran. Ada beberapa program yang harus dipersiapkan guru sebagai proses penerjemah kurikulum yakni program menyusun alokasi waktu, program tahunan, program semester, silabus dan program harian atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Senada dengan penjelasan Sanjaya tersebut, Akbar (2013: 2) menyatakan bahwa praktik pembelajaran dan pendidikan yang efektif memerlukan perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Perangkat pembelajaran diantaranya adalah silabus, buku ajar, sumber dan media pembelajaran, model pembelajaran, instrumen penilaian, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Dari pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa perangkat pembelajaran adalah program pembelajaran yang harus dipersiapkan guru sebagai pedoman untuk menyelenggarakan proses pembelajaran meliputi Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes), Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

a. Program Tahunan (PROTA)

(41)

dan kesinambungan program pembelajaran atau topik pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam dua semester tetap terjaga. Program tahunan memuat nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, tahun pelajaran, Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), materi pokok, dan alokasi waktu.

Menurut penjelasan kedua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa program tahunan adalah program yang telah direncanakan atau dikembangkan secara utuh oleh guru untuk menyusun topik pembelajaran yang akan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran. b. Program Semester (PROMES)

Kunandar (2014: 03) mengartikan bahwa program semester adalah program yang berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanaan dan dicapai oleh guru dalam satu semester. Sedangkan Marno dan Idris (2014: 166) menyatakan program semester merupakan penyusunan program semester didasarkan pada hasil analisis hari efektif dan program pembelajaran tahunan.

Berdasarkan kedua teori di atas, dapat dikatakan bahwa program semester merupakan program yang dibuat berdasarkan hasil analisis hari efektif untuk membuat program yang berisikan hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai oleh guru dalam satu semester.

c. Silabus

(42)

kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Suyono (2015: 240) mengartikan bahwa silabus merupakan bagian dalam proses pembelajaran terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses, komponen silabus paling sedikit memuat :

a) identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan); b) identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; c) kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai

kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran;

d) kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;

e) tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);

f) materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;

g) pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;

h) penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik; i) alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur

kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan

j) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

(43)

Komponen silabus mencakup identitas mata pelajaran, identitas sekolah, kompetensi inti, kompetensi dasar, tema, materi, pembelajaran, penilaian, dan alokasi waktu. Tetapi, pengembangan komponen tersebut diserahkan satuan pendidikan masing-masing dengan menyesuaikan peraturan yang berlaku dan kebutuhan daerah setempat

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Daryanto dan Dwicahyono (2014: 87) menjelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada dasarnya merupakan suatu bentuk prosedural dan manajemen pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam standar isi. Majid dan Rochman (2014: 60) mengatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. Ginting (dalam Fadillah 2014: 144) menyebutkan bahwa RPP merupakan skenario pembelajaran yang menjadi pegangan bagi guru untuk menyiapkan, menyelenggarakan, dan mengevaluasi hasil kegiatan belajar dan pembelajaran. Sedangkan Pemendikbud Nomor 22 tahun 2016 menegaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.

Sesuai dengan pemaparan tersebut, rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana kegiatan pembelajaran tatap muka yang menjadi pedoman guru untuk menyiapkan dan menyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses, komponen RPP terdiri atas:

a) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; b) identitas mata pelajaran atau tema/sub tema; c) kelas/semester;

(44)

e) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

f) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja oprasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

g) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

h) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

i) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;

j) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;

k) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

l) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan

m)penilaian hasil pembelajaran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan penjabaran dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai Kompetensi Dasar (Kunandar, 2014: 6). Kompetensi Dasar (KD) yaitu kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai panduan penyusunan indikator dalam pembelajaran (Rusman, 2011: 6). Setiap KD dalam mata pelajaran dapat dijabarkan menjadi satu atau lebih indikator.

(45)

penilaiannya. Indikator merupakan perilaku yang dapat diukur atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian Kompetensi Dasar (KD) tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja oprasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Rusman, 2011: 6). Maka dari itu, dalam membuat indikator pembelajaran perlu melihat kata kerja oprasional untuk menentukan ketercapaian pembelajaran.

Kata kerja oprasional dapat dilihat dari tingkatan kemampuan berpikir yang dipaparkan oleh Benjamin S. Bloom atau sering disebut Taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom sebelumnya, dikembangkan atau direvisi oleh Anderson dan Krathwohl dengan mengubah tingkatan dalam domain kognitif yang asalnya dari kata benda menjadi kata kerja. Palupi (2016: 107) mengatakan bahwa kemampuan berpikir dibagi menjadi 6 tingkatan dari rendah ke tinggi: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, menciptakan. Pemerintah berharap guru dapat menerapkan High Order Thinking Skill (berpikir tingkat tinggi) pada kegiatan belajar dan pembelajaran Kurikulum 2013.

(46)

Metode pembelajaran adalah proses pembelajaran yang menyenangkan, mengaktifkan, efektif, dan efisien dalam mencapai tujuan, dan sesuai kebutuhan siswa, keberadaan pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang tepat menjadi suatu keniscayaan (Prastowo, 2015: 238).Sedangkan Rusman (2011: 6) menyatakan bahwa metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan.

Majid dan Rochman (2014: 262) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran merupakan langkah-langkah yang telah direncanakan guru dalam membuat siswa aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir, di mana masing-masing disertai alokasi waktu yang dibutuhkan. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari kegiatan yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Akan tetapi, dalam seluruh rangkaian kegiatan disesuaikan dengan karakteristik model yang dipilih menggunakan sintaks yang sesuai dengan modelnya.

4. Pembelajaran Inovatif

a. Pengertian Pembelajaran Inovatif

(47)

mandiri (self directed) dan dimediasi oleh teman sebaya (peer mediated instruction).

Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran inovatif merupakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dikemas secara kreatif oleh guru untuk memberikan pengalaman belajar siswa dalam membangun pengetahuan berpikir mereka sendiri melalui pengalamannya.

b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Inovatif

Suyatno (2009: 7) mengatakan bahwa paradigma pembelajaran inovatif diyakini mampu memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kecakapan hidup dan siap terjun di masyarakat. Dengan begitu, pembelajaran inovatif ditandai dengan prinsip-prinsip berikut: (1) pembelajaran, bukan pengajaran; (2) guru sebagai fasilitator bukan instruktur; (3) siswa sebagai subjek, bukan objek; (4) multimedia bukan monomedia; (4) sentuhan manusiawi bukan hewani; (5) pembelajaran induktif, bukan deduktif; (6) materi bermakna bagi siswa bukan sekedar dihafalkan; (7) keterlibatan siswa partisipatif, bukan pasif.

c. Karakteristik Pembelajaran Inovatif

Asas pembelajaran inovatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan segala kompetensi yang akan dicapai dalam mata pelajaran sebagai berikut: Suyatno (2009: 8-12)

1) Berpusat pada Siswa

Student centered yaitu strategi pembelajaran yang mengorientasikan

siswa kepada situasi yang bermakna, nyata, kontekstual, dan menyediakan sumber belajar, bimbingan, petunjuk bagi pembelajaran ketika mereka mengembangkan pengetahuan tentang materi pembelajaran yang dipelajarinya sekaligus keterampilan memecahkan masalah.

2) Berbasis Masalah

(48)

masalah, siswa belajar suatu konsep dan prinsip sekaligus memecahkan suatu masalah. Kemampuan memecahkan masalah merupakan hasil belajar yang paling tinggi di mana siswa berpikir untuk memikirkan cara menyelesaikan sehingga menghasilkan solusi penyelesaian masalah secara bermakna.

3) Terintergrasi

Materi pembelajaran siswa dilakukan secara utuh dengan cara mengkaitkan mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain dalam satu fokus tertentu.

4) Berbasis Masyarakat

Masyarakat merupakan sumber belajar yang paling kaya. Melalui lingkungan masyarakat siswa dapat mengambil masalah-masalah yang terjadi sebagai bahan untuk belajar. Selain itu siswa mampu mengimplemantasikan materi pembelajaran yang telah di pelajari dalam konteks kelas ke konteks masyarakat. Sehingga pembelajaran menjadi bermakna, karena siswa belajar berdasarkan pengalaman nyata.

5) Tersistem

Suatu pengetahuan yang disusun secara berurutan. Setiap langkah pengetahuan prosedural merupakan prasyarat bagi langkah berikutnya.

6) Berkelanjutan

Pembelajaran inovatif berorientasi pada pembelajaran yang berkelanjutan sampai pada tingkat kedalaman dan keluasan materi. d. Model Pembelajaran Inovatif

(49)

inovatif merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik untuk mampu berbuat dan melakukan sesuatu.

Mengacu pada teori di atas, model pembelajaran inovatif merupakan strategi pembelajaran yang disusun secara sistematis oleh guru untuk mengorganisasikan atau memfasilitasi peserta didik dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Berikut ini model pembelajaran inovatif yang digunakan peneliti untuk mengembangkan perangkat pembelajarain inovatif berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengacu Kurikulum 2013:

1) Model Problem Based Learning

a) Pengertian Problem Based Learning

Mulyasa (2014:144-145) menjelaskan bahwa Problem Based

Learning merupakan model pembelajaran yang bertujuan

merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, dihubungkan dengan pengetahuan yang dipelajarinya. Majid (2014: 153) mengatakan bahwa Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Sedangkan Ward dan Dasna (dalam, Mudlofir 2016: 72) mengatakan bahwa Problem

Based Learning adalah suatu strategi pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

(50)

kesempatan kepada siswa membangun pengetahuan berpikir mereka sendiri dalam menyelesaikan masalah.

b) Karakteristik Problem Based Learning

Problem Based Learning merupakan model pembelajaran

yang mengembangkan keterampilan berpikir siswa dalam memecahkan masalah. Melalui model pembelajaran mampu menjadikan peserta didik yang kritis dengan kreativitas yang sangat tinggi dan tingkat keterampilan berpikir yang tinggi. Sehingga siap bersaing untuk menghadapi tuntutan abad 21.

Rusman (2011: 232) memaparkan bahwa Problem Based

Learning memiliki karakteristik. Berikut karakteristik model

pembelajaran Problem Based Learning.

(1) Permasalahan sebagai starting point dalam belajar.

(2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur.

(3) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar. (4) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah

sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan.

Mudlofir (2016:73) mengemukakan bahwa Problem Based

Learning memiliki karakteristik. Berikut karakteristik model

pembelajaran Problem Based Learning.

(1) Belajar dimulai dengan suatu masalah dan masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata peserta didik. (2) Mengorganisasikan pelajaran di seputar masalah, bukan di

seputar disiplin ilmu (interdispliner).

(51)

(4) Menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja.

Berdasarkan penjelasan dua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik model Problem Based Learning yaitu pembelajaran yang mengkaitkan permasalahan nyata kehidupan sehari-hari dengan pengetahuan yang akan dipelajari untuk memberikan kesempatan kepada siswa secara penuh membangun pengetahuan berpikir mereka sendiri dalam menyelesaikan masalah.

c) Langkah-langkah Problem Based Learning

Problem Based Learning merupakan salah satu alternatif

model pembelajaran yang memberikan pengalaman kepada siswa untuk belajar menyelesaikan suatu permasalahan. Melalui model pembelajaran Problem Based Learning siswa secara aktif dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah yang diberikan secara mandiri, melalui langkah-langkah pembelajaran.

Hosnan (2014:302) menjelaskan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah terdiri atas 5 langkah utama. Berikut 5 langkah model pembelajaran Problem Based Learning (1) Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

(2) Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. (3) Membimbing penyelidikan individual dan kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

(52)

Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video, dan model serta membantu berbagai tugas dengan temanya.

(5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses yang mereka gunakan. Nurdyansyah (2016: 89-90) memaparkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah terdiri atas 5 langkah utama . Berikut 5 langkah model pembelajaran Problem Based Learning (1) Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran secara jelas, memotivasi pelajaran, dan menjelaskan apa yang diharapkan untuk dilakukan siswa. Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang proses dan prosedur pembelajaran secara rinci. (2) Mengorganisasi siswa untuk belajar

Pembelajaran ini membutuhkan pengembangan keterampilan siswa. Oleh karena itu, mereka juga membutuhkan bantuan untuk merencanakan penyelidikan mereka dan tugas-tugas kelompok.

(3) Membimbing penyelidikan individual/ kelompok

Membimbing proses penyelidikan dapat dilakukan secara mandiri maupun kelompok.

(4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil pemecahan masalah dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil pemahaman dan penguasaan siswa terhadap masalah yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.

Gambar

Gambar 2.1  Literature Map ...........................................................................
Gambar 2.1 Literature Map
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Gambar 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

PT Perkebunan Tambi Wonosobo merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri perkebunan yang mengolah produk teh hitam. Proses produksi dilakukan secara massa atau

Terbanding 3, agama Islam, Pendidikan SD, Pekerjaan Tani, bertempat tinggal di Kabupaten Barito Timur, Selanjutnya disebut sebagai Turut Tergugat I/Turut

NANI dan APEL dirujuk dua kali (makna referensial), tetapi untuk membentuk struktur gramatikal yang benar, kita juga harus tahu apakah makna konteks linguistis itu mencakup hanya

Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu sistem dapat mempersingkat waktu yang diperlukan dalam pemeriksaan setiap mahasiswa yang akan masuk ke ruang ujian dan pencatatan

Profesi sebagai polisi dalam dunia hukum tidak dapat dipisahkan dengan etika profesi polisi sebagai aparat penegak hukum dan aparat negara terkait dengan fungsi dari

Pada penelitian Kania (2013) tentang Determinan Pilhan Karir Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Diponegoro menghasilkan kesimpulan bahwa tingkatan mahasiswa dan

Pemberian air pada tanaman cabai merah besar dilakukan dengan cara menimbang selisih berat antara berat tanah hari pertama dan berat tanah hari ke dua, dan seterusnya

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat