• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

3. Perangkat Pembelajaran

Sanjaya (2009: 49) menjelaskan bahwa perencanaan adalah proses menerjemahkan kurikulum berlaku menjadi program-program pembelajaran. Ada beberapa program yang harus dipersiapkan guru sebagai proses penerjemah kurikulum yakni program menyusun alokasi waktu, program tahunan, program semester, silabus dan program harian atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Senada dengan penjelasan Sanjaya tersebut, Akbar (2013: 2) menyatakan bahwa praktik pembelajaran dan pendidikan yang efektif memerlukan perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Perangkat pembelajaran diantaranya adalah silabus, buku ajar, sumber dan media pembelajaran, model pembelajaran, instrumen penilaian, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Dari pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa perangkat pembelajaran adalah program pembelajaran yang harus dipersiapkan guru sebagai pedoman untuk menyelenggarakan proses pembelajaran meliputi Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes), Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

a. Program Tahunan (PROTA)

Kunandar (2014: 3) menjelaskan bahwa program tahunan adalah program umum yang berisikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran yang akan dilakukan guru selama satu tahun pelajaran dan dikembangkan oleh guru sebagai pedoman bagi pengembangan program-program selanjutnya. Sedangkan Marno dan Idris (2014: 165) mengatakan bahwa program tahunan merupakan penyusunan program pembelajaran selama satu tahun pelajaran dimaksudkan agar keutuhan

dan kesinambungan program pembelajaran atau topik pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam dua semester tetap terjaga. Program tahunan memuat nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, tahun pelajaran, Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), materi pokok, dan alokasi waktu.

Menurut penjelasan kedua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa program tahunan adalah program yang telah direncanakan atau dikembangkan secara utuh oleh guru untuk menyusun topik pembelajaran yang akan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran. b. Program Semester (PROMES)

Kunandar (2014: 03) mengartikan bahwa program semester adalah program yang berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanaan dan dicapai oleh guru dalam satu semester. Sedangkan Marno dan Idris (2014: 166) menyatakan program semester merupakan penyusunan program semester didasarkan pada hasil analisis hari efektif dan program pembelajaran tahunan.

Berdasarkan kedua teori di atas, dapat dikatakan bahwa program semester merupakan program yang dibuat berdasarkan hasil analisis hari efektif untuk membuat program yang berisikan hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai oleh guru dalam satu semester.

c. Silabus

Dalam Kurikulum 2013, salah satu administrasi pembelajaran yang harus dipenuhi dan dibuat oleh seorang pendidik yaitu silabus. Fadlillah (2014: 135) menjelaskan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Majid dan Rochman (2014: 243-244) mengatakan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Suyono (2015: 240) mengartikan bahwa silabus merupakan bagian dalam proses pembelajaran terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses, komponen silabus paling sedikit memuat :

a) identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan); b) identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; c) kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai

kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran;

d) kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;

e) tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);

f) materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;

g) pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;

h) penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik; i) alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur

kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan

j) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat dikatakan bahwa silabus merupakan pedoman bagi tenaga pendidik untuk merencanakan pembelajaran pada bahan ajar mata pelajaran atau tema tertentu.

Komponen silabus mencakup identitas mata pelajaran, identitas sekolah, kompetensi inti, kompetensi dasar, tema, materi, pembelajaran, penilaian, dan alokasi waktu. Tetapi, pengembangan komponen tersebut diserahkan satuan pendidikan masing-masing dengan menyesuaikan peraturan yang berlaku dan kebutuhan daerah setempat

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Daryanto dan Dwicahyono (2014: 87) menjelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada dasarnya merupakan suatu bentuk prosedural dan manajemen pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam standar isi. Majid dan Rochman (2014: 60) mengatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. Ginting (dalam Fadillah 2014: 144) menyebutkan bahwa RPP merupakan skenario pembelajaran yang menjadi pegangan bagi guru untuk menyiapkan, menyelenggarakan, dan mengevaluasi hasil kegiatan belajar dan pembelajaran. Sedangkan Pemendikbud Nomor 22 tahun 2016 menegaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.

Sesuai dengan pemaparan tersebut, rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana kegiatan pembelajaran tatap muka yang menjadi pedoman guru untuk menyiapkan dan menyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses, komponen RPP terdiri atas:

a) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; b) identitas mata pelajaran atau tema/sub tema; c) kelas/semester;

e) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

f) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja oprasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

g) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

h) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

i) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;

j) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;

k) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

l) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan

m)penilaian hasil pembelajaran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan penjabaran dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai Kompetensi Dasar (Kunandar, 2014: 6). Kompetensi Dasar (KD) yaitu kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai panduan penyusunan indikator dalam pembelajaran (Rusman, 2011: 6). Setiap KD dalam mata pelajaran dapat dijabarkan menjadi satu atau lebih indikator.

Prastowo (2015: 163) menjelaskan bahwa indikator dirumuskan dengan kata kerja oprasional yang bisa diukur dan dibuat instrumen

penilaiannya. Indikator merupakan perilaku yang dapat diukur atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian Kompetensi Dasar (KD) tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja oprasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Rusman, 2011: 6). Maka dari itu, dalam membuat indikator pembelajaran perlu melihat kata kerja oprasional untuk menentukan ketercapaian pembelajaran.

Kata kerja oprasional dapat dilihat dari tingkatan kemampuan berpikir yang dipaparkan oleh Benjamin S. Bloom atau sering disebut Taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom sebelumnya, dikembangkan atau direvisi oleh Anderson dan Krathwohl dengan mengubah tingkatan dalam domain kognitif yang asalnya dari kata benda menjadi kata kerja. Palupi (2016: 107) mengatakan bahwa kemampuan berpikir dibagi menjadi 6 tingkatan dari rendah ke tinggi: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, menciptakan. Pemerintah berharap guru dapat menerapkan High Order Thinking Skill (berpikir tingkat tinggi) pada kegiatan belajar dan pembelajaran Kurikulum 2013.

Rusman (2011: 6) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Majid dan Rochman (2014: 262) menuturkan bahwa tujuan pembelajaran memuat penguasaan kompetensi yang bersifat oprasional yang ditargetkan/dicapai dalam RPP. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada rumusan yang terdapat dalam indikator, dalam bentuk pernyataan yang oprasional. Dengan demikian, jumlah rumusan tujuan pembelajaran dapat sama atau lebih banyak dari pada indikator. Kosasih (2014: 146) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran mengandung unsur ABCD, rumusan harus jelas dan lengkap yakni meliputi unsur siswa (audiens), perilaku yang diharapkan (behavior), kondisi atau belajar siswa (condition), dan tingkat pencapaiannya, baik secara kualitatif ataupun kuantitatif (degree).

Metode pembelajaran adalah proses pembelajaran yang menyenangkan, mengaktifkan, efektif, dan efisien dalam mencapai tujuan, dan sesuai kebutuhan siswa, keberadaan pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang tepat menjadi suatu keniscayaan (Prastowo, 2015: 238).Sedangkan Rusman (2011: 6) menyatakan bahwa metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan.

Majid dan Rochman (2014: 262) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran merupakan langkah-langkah yang telah direncanakan guru dalam membuat siswa aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir, di mana masing-masing disertai alokasi waktu yang dibutuhkan. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari kegiatan yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Akan tetapi, dalam seluruh rangkaian kegiatan disesuaikan dengan karakteristik model yang dipilih menggunakan sintaks yang sesuai dengan modelnya.