• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan prinsip good government governance dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban alokasi dana desa .Studi kasus desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan prinsip good government governance dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban alokasi dana desa .Studi kasus desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul."

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Kabupaten Bantul

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan NIM : 132114057

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis penerapan prinsip good government governance khususnya prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban alokasi dana desa di Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan terdiri dari wawancara, kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip transparansi dan akuntabilitas telah diterapkan dengan baik dalam perencanaan dan pelaksanaan alokasi dana desa. Sedangkan dalam pertanggungjawaban alokasi dana desa, meskipun prinsip transparansi akuntabilitas sudah diterapkan dengan baik, masih ditemukan kesulitan dalam proses administrasi. Kendala utamanya adalah peraturan yang berubah-ubah setiap tahunnya, sehingga Pemerintah Desa masih memerlukan pendampingan dari Pemerintah Daerah dalam penyesuaian perubahan peraturan.

(2)

APPLICATION OF GOOD GOVENRMENT GOVERNANCE PRINCIPS IN THE PLANNING, IMPLEMENTATION, AND RESPONSIBILITY OF VILLAGE FUND

ALLOCATION

A Case Study atDesa Wijirejo Kecamatan Kabupaten Bantul

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan Student Number: 132114057

Sanata Dharma University Yogyakarta

2017

This Research aims to describe and analyze the application of Good Government Governance principles in the planning, implementation, and responsibility process of village fund allocation at Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.

This research was a case study with descriptive analytical approach. The data collection techniques are interview, questionnaire, observation, and documentation. The analysis technique is descriptive qualitative analysis.

The result indicated that the principles of transparency and accountability have been well implemented in the planning and application process of the village fund allocation. While in the responsibility there was a difficulty in the administration process. The main constraint was the regulation that change annually, so that the Village Government still need assistance from the Local Government to respond to regulatory changes.

Keywords: village fund allocation, good government governance, transparency, accountability

(3)

ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan NIM : 132114057

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

(4)

i

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN

PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan NIM : 132114057

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

(5)

ii

S k r i p s i

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN

PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul

Oleh :

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan NIM : 132114057

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing,

(6)

iii SKRIPSI

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN

PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Maria Fransisca Vina F. M

NIM: 132114057

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal ... 2017

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua ...

Sekretaris ...

Anggota ...

Anggota ...

Anggota ...

Yogyakarta, 2017 Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Dekan

(7)

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

“Pertolonganku adalah dari Tuhan, yang menciptakan langit dan bumi”

[Mazmur 121:2]

Apa yang kau alami kini,

Mungkin tak dapat engkau mengerti.

Satu hal tanamkan dihati,

Indah semua yang Tuhan beri [Maria Shandi]

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah,

maka pintu akan dibukakan bagimu”. [Ulangan 31:6]

Ku persembahkan untuk:

(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA” Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul dan diajukan untuk diuji pada tanggal 14 Juni 2017 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja ataupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,

(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Fransisca Vina F. M

NIM : 132114057

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENERAPAN

PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE DALAM

PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN

ALOKASI DANA DESA” Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak

Kabupaten Bantul.

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2017

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dukungan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian di Universitas Sanata Dharma kepada penulis.

2. A. Yudi Yuniarto, S.E., MBA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., CA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma kepada penulis.

(11)

viii

5. Ilsa Haruti Suryandari, SE., SIP., M.Sc., AK., CA. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan studi. 6. Kepala Desa Wijirejo dan segenap pamong Desa Wijirejo yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Bapak, Ibu, kakak-kakak, keponakan beserta keluarga besar tercinta atas doa, kasih sayang, perhatian, masukkan dan pengorbanan yang begitu besar secara moral maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Sahabat dan teman seperjuanganku Mbak Karin, Alma, Tata, Siska, Lidya, Martin, Indah, Ensa, Mbak Agatha, Kak Aven, Kak Dita, Mbak Maria, Kak Stella, Mbak Fanny, dan teman-teman MPAT Kelas A terimakasih telah menemani, memberi motivasi dan berproses bersama sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 31 Juli 2017

(12)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

C. Good Government Governance ... 15

D. Prinsip Transparansi ... 16

E. Prinsip Akuntabilitas ... 18

F. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa ... 19

1. Perencanaan ADD ... 20

2. Pelaksanaan ADD ... 20

3. Pertanggungjawaban ADD ... 21

(13)

x

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 28

1. Prinsip Good Government Governance ... 28

2. Perencanaan Alokasi Dana Desa ... 28

3. Pelaksanaan Alokasi Dana Desa ... 28

4. Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 29

G. Kerangka Penelitian... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA WIJIREJO ... 40

A. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 40

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Deskripsi Data Responden ... 44

1. Responden Berdasarkan Usia ... 45

2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

3. Responden Berdsarkan Lama Jabatan ... 46

4. Responden Berdasarkan Pendidikan ... 47

B. Deskripsi Hasil Kuesioner ... 47

C. Penerapan Prinsip Good Government Governance dalam Perencanaan ADD di Desa Wijirejo ... 54

D. Penerapan Prinsip Good Government Governance dalam Pelaksanaan ADD di Desa Wijirejo ... 59

E. Penerapan Prinsip Good Government Governance dalam Pertanggungjawaban ADD di Desa Wijirejo ... 64

(14)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Prinsip Good Government Governance,

Perencanaan ADD, Pelaksanaan ADD,

dan Pertanggungjawaban ADD ... 29

Tabel 4.1 Pekerjaan Masyarakat Desa Wijirejo Tahun 2016 ... 41

Tabel 4.2 Jumlah Prasarana Pendidikan Desa Wijirejo Tahun 2016 ... 42

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Wijirejo Tahun 2016 ... 42

Tabel 4.4 Sarana/Prasarana Kesehatan Desa Wijirejo Tahun 2016 ... 43

Tabel 4.5 Sarana/Prasarana Ibadah Desa Wijirejo Tahun 2016 ... 43

Tabel 5.1 Data Profil Responden ... 44

Tabel 5.2 Data Responden berdasarkan Usia ... 65

Tabel 5.3 Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

Tabel 5.4 Data Responden berdasarkan Lama Jabatan ... 46

Tabel 5.5 Data Responden berdasarkan Pendidikan ... 47

Tabel 5.6 Data Hasil Kuesioner Transparansi ... 48

(15)

xii

DAFTAR GAMBAR

(16)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Ijin Penelitian ... 79

LAMPIRAN 2 Kuesioner Penelitian ... 80

LAMPIRAN 3 Daftar Pertanyaan Wawancara ... 85

(17)

xiv ABSTRAK

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN

ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Kabupaten Bantul

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan NIM : 132114057

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis penerapan prinsip good government governance khususnya prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban alokasi dana desa di Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan terdiri dari wawancara, kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip transparansi dan akuntabilitas telah diterapkan dengan baik dalam perencanaan dan pelaksanaan alokasi dana desa. Sedangkan dalam pertanggungjawaban alokasi dana desa, meskipun prinsip transparansi akuntabilitas sudah diterapkan dengan baik, masih ditemukan kesulitan dalam proses administrasi. Kendala utamanya adalah peraturan yang berubah-ubah setiap tahunnya, sehingga Pemerintah Desa masih memerlukan pendampingan dari Pemerintah Daerah dalam penyesuaian perubahan peraturan.

Kata Kunci : alokasi dana desa, good government governance, transparansi, akuntabilitas.

(18)

xv ABSTRACT

APPLICATION OF GOOD GOVENRMENT GOVERNANCE PRINCIPS IN THE PLANNING, IMPLEMENTATION, AND RESPONSIBILITY OF

VILLAGE FUND ALLOCATION

A Case Study at Desa Wijirejo Kecamatan Kabupaten Bantul

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan Student Number: 132114057

Sanata Dharma University Yogyakarta

2017

This Research aims to describe and analyze the application of Good Government Governance principles in the planning, implementation, and responsibility process of village fund allocation at Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.

This research was a case study with descriptive analytical approach. The data collection techniques are interview, questionnaire, observation, and documentation. The analysis technique is descriptive qualitative analysis.

The result indicated that the principles of transparency and accountability have been well implemented in the planning and application process of the village fund allocation. While in the responsibility there was a difficulty in the administration process. The main constraint was the regulation that change annually, so that the Village Government still need assistance from the Local Government to respond to regulatory changes.

Keywords: village fund allocation, good government governance, transparency, accountability

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

(20)

sumber daya yang dimiliki daerah tersebut untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

Sistem desentralisasi dan sistem otonomi daerah yang diterapkan pemerintah Indonesia sejak era reformasi ini telah menuntut pemerintah daerah untuk semakin mandiri dalam pembangunan daerah masing-masing dengan berdasar pada pemberdayaan potensi dan masyarakat setempat. Sistem desentralisasi diterapkan hingga pemerintahan tingkat desa.

Menurut UU nomor 6 tahun 2014 tentang desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(21)

Selanjutnya, untuk mendukung pembangunan desa, pemerintah pusat melalui pemerintah daerah memberikan dukungan dana bagi setiap desa, melalui adanya Alokasi Dana Desa.

Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah Kabupaten/Kota untuk Desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten atau kota untuk menunjang segala sektor di masyarakat, serta untuk memudahkan pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, khususnya dalam melakukan pemerataan dalam penataan keuangan dan akuntabilitasnya, serta untuk mendorong peningkatan swadaya gotong royong masyarakat. Alokasi Dana Desa (ADD) bersumber dari bagi hasil pajak dan sumber daya alam ditambah Dana Alokasi Umum (DAU) yang diterima oleh pemerintah kabupaten / kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK) paling sedikit 10 % diperuntukkan bagi desa dengan pembagian secara merata dan adil dengan penerapan rumus Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Proporsional (BPMPD, 2014 dalam Wida, 2016).

(22)

pertanggungjawabannya diharapkan dapat sesuai dengan prinsip Good Government Governance atau tata kelola pemerintahan yang baik, diantaranya adalah transparan dan akuntabel.

(23)

pemerintah sehingga akan menimbulkan kinerja pemerintah menjadi lebih baik. Apabila pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat diterapkan dengan baik oleh pemerintah kepada masyarakat, maka akan menimbulkan suatu kepercayaan yang tinggi dari masyarakat terhadap pemerintah sehingga akan menimbulkan kinerja pemerintah menjadi lebih baik.

Penelitian ini dilakukan di Desa Wijirejo dengan berfokus pada penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang dilakukan oleh pemerintahan desa dalam mengelola alokasi dana desa. Penelitian ini penting dilakukan karena hasil penelitian dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi pemerintah Desa Wijirejo dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa.Desa Wijirejo adalah salah satu dari empat desa yang ada di Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul. Desa Wijirejo terdiri dari 10 dusun, yaitu dusun Pandak, Bajang, Gesikan 3, Gesikan 4, Bergan, Ngeblak, Pedak, Kauman, Gedongsari, dan Kualangan. Desa Wijirejo termasuk salah satu desa maju di Kecamatan Pandak. Desa Wijirejo mendapatkan alokasi dana desa mulai dari tahun 2015 yaitu sebesar Rp1.178.378.000 sedangkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Desa tahun 2016, jumlah alokasi dana desa Wijirejo sebesar Rp1.223.300.000.

(24)

mendeskripsikan dan menjelaskan penerapan prinsip Good Government Governance dalam perencanaan hingga pertanggungjawaban pengelolaan Alokasi Dana Desa yang terdapat di Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah prinsip Good Government Governance telah diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo?

2. Apakah prinsip Good Government Governance telah diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo?

3. Apakah prinsip Good Government Governance telah diterapkan dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo?

C.Batasan Masalah

(25)

D.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah sebagaimana tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis penerapan prinsip Good Government Governance dalam perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo. 2. Mendeskripsikan dan menganalisis penerapan prinsip Good Government

Governance dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo. 3. Mendeskripsikan dan menganalisis penerapan prinsip Good Government

Governance dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat meberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain:

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti tentang penelitian dan tentang transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa.

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan bagi kemajuan akademisi dan dapat dijadikan acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya.

(26)

Sebagai masukan kepada Pemerintah Desa Wijirejo Kecamatan Panarukan dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa.

F. Sistematika Penulisan

Bab I: Pendahuluan

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah. batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II: Landasan Teori

Pada bab ini akan diungkapkan mengenai teori-teori yang menyangkut alokasi dana desa dan Good Government Governance yang akan dipakai penulis sebagai dasar untuk menganalisis data-data yang diperoleh dari Desa Wijirejo.

Bab III: Metode Penelitian

Pada bab ini terdiri dari jenis penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, lokasi penelitian, variabel penelitian, pengukuran variabel, keabsahan data, teknik analisis data, dan kerangka pemecahan masalah yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan.

Bab IV: Gambaran Umum Objek Penelitian

(27)

BabV: Analisis Data Dan Pembahasan

Pada bab ini akan diuraikan analisis data dan hasil penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang diteliti.

BabVI: Penutup

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Desa

1. Pengertian Desa

Menurut UU No. 6 Tahun 2014, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan dalam demokrasi penyelenggaraan pemerintah desa. Anggota BPD ialah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah. Anggota BPD terdiri dari ketua RW, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama atau tokoh masyarakat lainnya.

Menurut Paul H. Landis dalam Syachbrani (2012), Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri: pergaulan hidup yang saling kenal-mengenal antar penduduk; pertalian

(29)

perasaan yang sama tentang suatu kesukaan dan kebiasaan; kegiatan ekonomi yang pada umumnya agraris dan masih dipengaruhi oleh alam sekitar, seperti iklim dan keadaan serta kekayaan alam. Syarat dalam pembentukan sebuah desa, di antaranya sebagai berikut :

1. Batas usia desa induk paling sedikit 5 (lima) tahun terhitung sejak pembentukan;

2. Jumlah penduduk, yaitu:

a. Wilayah Jawa paling sedikit 6.000 (enam ribu) jiwa atau 1.200 (seribu dua ratus) kepala keluarga;

b. Wilayah Bali paling sedikit 5.000 (lima ribu) jiwa atau 1.000 (seribu) kepala keluarga;

c. Wilayah Sumatera paling sedikit 4.000 (empat ribu) jiwa atau 800 (delapan ratus) kepala keluarga;

d. Wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara paling sedikit 3.000 (tiga ribu) jiwa atau 600 (enam ratus) kepala keluarga;

e. Wilayah Nusa Tenggara Barat paling sedikit 2.500 (dua ribu lima ratus jiwa atau 500 (lima ratus) kepala keluarga;

f. Wilayah Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, SulawesiTenggara, Gorontalo, dan Kalimantan Selatan paling sedikit 2.000 (dua ribu) jiwa atau 400 (empat ratus) kepala keluarga;

(30)

h. Wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Maluku Utara paling sedikit 1.000 (seribu) jiwa atau 200 (dua ratus) kepala keluarga; dan

i. Wilayah Papua dan Papua Barat paling sedikit 500 (lima ratus) jiwa atau 100 (seratus) kepala keluarga.

3. Wilayah kerja yang memiliki akses transportasi antarwilayah;

4. Sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan hidup bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat Desa;

5. Memiliki potensi yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya ekonomi pendukung;

6. Batas wilayah Desa yang dinyatakan dalam bentuk peta Desa yang telah ditetapkan dalam peraturan Bupati/ Walikota;

7. Sarana dan prasarana bagi Pemerintahan Desa dan pelayanan publik; dan

8. Tersedianya dana operasional, penghasilan tetap, dan tunjangan lainnya bagi perangkat Pemerintah Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

2. Struktur Organisasi Desa

Menurut UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, dalam melaksanakan pemerintahan desa, terdapat tugas pemerintahan yang harus dilakukan oleh tiap desa. Tugas Pemerintah Desa adalah sebagai berikut :

(31)

b. Mengajukan Rencana Peraturan Desa c. Menetapkan Peraturan Desa

d. Mengajukan Rencana APBDes

e. Membina kehidupan Masyarakat Desa f. Membina perekonomian Desa

g. Mengkoordinasiakan Pembangunan Desa secara partisipatif dan Swadaya Masyarakat

h. Meningkatkan Kesejahteraan rakyat i. Ketentraman dan ketertiban

j. Menjalin hubungan kerja sama dengan mitra Pemdes k. Pengembangan Pendapatan Desa dan sebagainya

Struktur Organisasi Pemerintah di tiap Desa di seluruh Kabupaten Bantul dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:

Sumber : Peraturan Bupati Bantul Nomor 42 Tahun 2016

LURAH DESA BPD

SEKRETARIAT DESA

CARIK DESA

URUSAN

KEUANGAN

SEKSI PEMERINTAHAN

SEKSI PELAYANANAN SEKSI

KESEJAHTERAAN

PEDUKUHAN

URUSAN TATA USAHA

DAN UMUM

URUSAN PERENCANAAN

Keterangan:

: garis komando/tanggung jawab

(32)

B.Alokasi Dana Desa

(33)

Tujuan Alokasi Dana Desa adalah:

1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintah desa dalam pelaksanaan pembangunan dan kemasyarakatan sesuai dengan kewenangannya; 2. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara partisipastif sesuai dengan potensi desa;

3. Meningkatnya pemerataan pendapatan, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat desa;

4. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong. C.Good Government Governance

Good Government Governance merupakan proses penciptaan lingkungan atau atmosfir kelembagaan yang memungkinkan adanya interaksi antar strata pemerintahan dan antara pemerintah dan rakyatnya (masyarakat dan swasta/dunia usaha) dalam suatu tata nilai yang baik dan disepakati bersama (Soepomo, 2007, dalam Yudea, 2009).Organization for Economic Cooperation and Development menyebutkan 4 hal pokok yang menjadi prinsip dasar Good Government Governance, yaitu:

1. Keadilan (Fairness)

Melindungi segenap kepentingan dan stakeholder lainnya dari rekayasa-rekayasa dan transaksi-transaksi yang bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

(34)

Meningkatkan keterbukaan (disclosure) dari kinerja pemerintah daerah secara teratur dan tepat waktu (timely basis) serta benar (accurate) 3. Dapat dikontrol (Accountibility)

Menciptakan sistem pengawasan yang efektif didasarkan atas distribusi dan keseimbangan kekuasaan (distribution and balance of power) 4. Tanggungjawab (Responsibility)

Pemerintah memiliki tanggungjawab untuk mematuhi hukum dan ketentuan peraturan yang berlaku termasuk tanggap terhadap kepentingan masyarakat.

D.Prinsip Transparansi

Pada Pasal 4 ayat 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 37 Tahun 2007, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dikatakan transparan adalah prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah. Dengan adanya transparansi menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanannya, serta hasil-hasil yang dicapai.

(35)

untuk (1) membandingkan kinerja keuangan yang dicapai dengan yang direncanakan (realisasi v.s anggaran), (2) menilai ada tidaknya korupsi dan manipulasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran, (3) menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang terkait, (4) mengetahui hak dan kewajiban masing-masing pihak, yaitu antara manajemen organisasi sektor publik dengan masyarakat dan dengan pihak lain yang terkait (Mahmudi, 2010).

Setidaknya ada enam prinsip transparansi yang dikemukakan oleh Humanitarian Forum Indonesia (HFI) dalam Rahmawati (2014) yaitu:

1. Adanya informasi yang mudah dipahami dan diakses (dana, cara pelaksanaan, bentuk bantuan atau program)

2. Adanya publikasi dan media mengenai proses kegiatan dan detail keuangan.

3. Adanya laporan berkala mengenai pendayagunaan sumber daya dalam perkembangan proyek yang dapat diakses oleh umum.

4. Laporan tahunan

5. Website atau media publikasi organisasi 6. Pedoman dalam penyebaran informasi

Kristiantem (2006) dalam Rahmawati (2014) menyebutkan bahwa transparansi dapat diukur melalui beberapa indikator :

(36)

d. Kerangka regulasi yang menjamin transparansi E.Prinsip Akuntabilitas

(37)

Akuntabilitas adalah prinsip pertanggungjawaban publik yang berarti bahwa proses penganggaran mulai dari perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat. Masyarakat tidak hanya memiliki hak untuk mengetahui anggaran tersebut tetapi juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut (Mardiasmo, 2002: 105).

Menurut Solihin (2007) dalam Rahmawati (2014) indikator minimum akuntabilitas yaitu :

a. Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan

b. Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan atau kelalaian dalam pelaksanaan kegiatan

c. Adanya output dan outcome yang terukur

F. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa (ADD)

Perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban ADD berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 pasal 20, 24, dan 38 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

1. Perencanaan ADD

(38)

b. Sekretaris Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada Kepala Desa.

c. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Kepala Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk dibahas dan disepakati bersama.

d. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa disepakati bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.

2. Pelaksanaan ADD

a. Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa.

b. Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya maka pengaturannya ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

c. Semua penerimaan dan pengeluaran desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah. 3. Pertanggungjawaban ADD

(39)

b. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

c. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Desa.

d. Peraturan Desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilampiri:

a. format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran berkenaan;

b. format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran berkenaan; dan

(40)

G.Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran Penerapan Prinsip Good Government Governance Dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa dapat digambarkan dalam bagan kerangka pikir sebagaimana Gambar 2.2 berikut :

 UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa  UU Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah  Peraturan Bupati Bantul

Nomor 19 Tahun 2016

Pengelolaan Alokasi Dana Desa di tingkat Desa

Perencanaan ADD Pelaksanaan ADD Pertanggungjawaban ADD

Partisipasi

Transparansi

Transparansi

Akuntabilitas

Akuntabilitas

(41)

BAB III Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan analisis deskriptif. Teknik studi kasus adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dibutuhkan dengan cara menarik sampel dari unit sampel tertentu yang berhubungan dan dipelajari secara lebih mendalam (Wiyono, 2011:135).

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer menurut Sanusi (2014:104) adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti. Peneliti dapat mengontrol tentang kualitas data tersebut, dapat mengatasi kesenjangan waktu antara saat dibutuhkan data itu dengan yang tersedia, dan peneliti lebih leluasa dalam menghubungkan masalah penelitiannya dengan kemungkinan ketersediaan data di lapangan. Di dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara langsung, observasi, dan kuesioner yang ditujukan kepada pihak yang bersangkutan dengan pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo. Data primer dalam penelitian ini berupa penilaian para narasumber dan responden terhadap penerapan prinsip Good Government Governance dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa

(42)

Wijirejo yang tertuang dalam jawaban kuesioner dan wawancara, serta hasil observasi peneliti terhadap pengelolaan Alokasi Dana Desa Wijirejo dalam bentuk foto.

2. Data Sekunder

Menurut Sanusi (2014:104), data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Peneliti dapat memanfaatkan data tersebut menurut kebutuhannya. Data sekunder penelitian ini diperoleh dari data milik pemerintahan Desa Wijirejo dan data di Kecamatan Pandak. Data-data tersebut antara lain berupa data jumlah penduduk Desa Wijirejo, data wilayah Desa Wijirejo,laporan keuangan Desa Wijirejo, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Wijirejo tahun 2016. Selain itu, data sekunder dalam penelitian ini juga dapat berupa foto-foto yang tersedia berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan Alokasi Dana Desa Wijirejo.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Wawancara

(43)

Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa), Kepala Urusan Pemerintahan dan Sekretaris TPK (Tim Pengelola Kegiatan). Wawancara yang akan dilakukan berkaitan dengan bagaimana penerapan prinsip Good Government Governance yang dibatasi pada prinsip transparansi dan prinsip akuntabilitas berlangsung dalam pengelolaan ADD yang dibatasi pada proses perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban. Selain itu, wawancara ini dilakukan agar peneliti dapat memperoleh jawaban yang lebih mendalam dan lebih lengkap dari para narasumber. Dalam penelitian ini peneliti membuat 13 daftar pertanyaan wawancara (terlampir) yang akan diajukan kepada para pejabat desa Wijirejo yang akan menjadi narasumber dalam penelitian ini. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dibantu dengan alat perekam. Alat perekam ini digunakan untuk bahan cross check bila pada saat analisa terdapat data, keterangan atau informasi yang tidak sempat dicatat oleh peneliti.

2. Kuesioner

(44)

diterapkan pada proses pengelolaan Alokasi Dana Desa yang dibatasi pada proses perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban. Dalam penelitian ini terdapat 17 item pertanyaan yang ada pada kuesioner, dengan indikator pertanyaan mengenai penerapan prinsip transparansi dalam perencanaan ADD sejumlah 3 pertanyaan, penerapan prinsip transparansi dalam pelaksanaan ADD sejumlah 4 pertanyaan, penerapan prinsip transparansi dalam pertanggungjawaban ADD sejumlah 5 pertanyaan. Selanjutnya, indikator pertanyaan mengenai penerapan prinsip akuntabilitas dalam perencanaan ADD sejumlah 2 pertanyaan, penerapan prinsip akuntabilitas dalam pelaksanaan ADD sejumlah 1 pertanyaan, dan penerapan prinsip akuntabilitas dalam pertanggungjawaban ADD sejumlah 2 pertanyaan. Dalam penelitian ini terdapat 25 orang responden yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan Kesejahteraan dan 1 (satu) anggotanya, 2 (dua) orang pegawai kelurahan,Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan 3 (tiga) anggotanya, Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa) dan 3 (tiga) anggotanya, Sekretaris TPK 2016 (Tim Pengelola Kegiatan), serta 9 (sembilan) Kepala Dukuh di Desa Wijirejo.

3. Observasi

(45)

dibangun dari hasil pelaksanaan Alokasi Dana Desa tahun 2016 di Desa Wijirejo. Teknik observasi ini dilakukan dengan alat bantu yaitu kamera, agar peneliti dapat mengabadikan kegiatan dan melampirkan foto objek-objek yang menjadi hasil pelaksanaan Alokasi Dana Desa tahun 2016 di Desa Wijirejo. Selain itu peneliti akan menggunakan alat bantu lain yaitu catatan baik berupa daftar cek atau penilaian peneliti atas hasil observasi.

4. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan dengan mendokumentasikan data-data milik pemerintah Desa Wijirejo, yaitu data jumlah penduduk Desa Wijirejo, data profil Desa Wijirejo, laporan keuangan Desa Wijirejo tahun 2016, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Wijirejo tahun 2016. Dokumen-dokumen tersebut akan digunakan sebagai dokumen pendukung dalam penelitian ini.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

(46)

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang digunakan, yaitu :

1. Prinsip Good Government Governance

Variabel prinsip Good Government Governance yang akan diteliti dibatasi pada prinsip transparansi dan akuntabilitas.

2. Perencanaan Alokasi Dana Desa 3. Pelaksanaan Alokasi Dana Desa

4. Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa

Pengukuran semua variabel tersebut dilakukan dengan checklist penerapan prinsip Good Government Governance yaitu untuk prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban alokasi dana desa. Variabel-variabel tersebut akan diukur menggunakan skala nominal dengan pilihan jawaban ya dan tidak dengan disertai keterangan.

Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Prinsip Good Government Governance, Perencanaan ADD, Pelaksanaan ADD, dan Pertanggungjawaban ADD

Pilihan Jawaban

Kuesioner Kriteria

Ya

Prinsip Good Government Governance diterapkan dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa

Tidak

Prinsip Good Government Governance tidak diterapkan dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa

(47)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Dalam menjawab rumusan masalah tentang “Apakah prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo”, peneliti akan melakukan beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Menjumlah jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh responden sesuai dengan klasifikasi yang ditentukan.

Peneliti akan menjumlah jawaban “ya” pada kuesioner yang

berarti bahwa prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa, dan jawaban “tidak” yang

berarti bahwa prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa.

2. Mempersentasekan jumlah jawaban dari kuesioner.

(48)

dan 3 (tiga) anggotanya, Sekretaris TPK 2016 (Tim Pengelola Kegiatan), serta 9 (sembilan) Kepala Dukuh di Desa Wijirejo. Hasil dari pembagian tersebut akan dikalikan dengan 100% sehingga akanmenghasilkan persentase jumlah jawaban ya atau tidak dari setiap pertanyaan.

3. Menganalisis hasil dari kuesioner yang telah dipersentasekan.

Peneliti akan menganalisis total jawaban yang telah dipersentasekan. Total persentase akan menghasilkan pembahasan mengenai prinsip Good Government Governace yang diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo. Selain itu, keterangan yang ada dalam kuesioner akan membantu peneliti dalam menganalisis lebih mendalam tentang seberapa jauh penerapan prinsip Good Government Governace yang diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo atau alasan mengapa prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa.

4. Mendeskripsikan hasil wawancara yang telah dilakukan.

(49)

Masyarakat Desa), Kepala Urusan Pemerintahan dan Sekretaris TPK (Tim Pengelola Kegiatan) yang berkaitan dengan bagaimana penerapan prinsip Good Government Governace dalam perencanaan Alokasi Dana Desa Wijirejo.

5. Menganalisis hasil wawancara yang telah dideskripsikan.

Peneliti akan menganalisis jawaban para narasumberyakni Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa), dan Kepala Urusan Pembangunan mengenai penerapan prinsip Good Government Governace dalam perencanaan Alokasi Dana Desa. Selain itu, peneliti akan menganalisis keseuaian antara hasil jawaban wawancara tersebut dengan hasil jawaban kuesioner. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mendapatkan hasil pembahasan yang lebih mendalam mengenai penerapan prinsip Good Government Governace dalam perencanaan Alokasi Dana Desa Wijirejo.

6. Menarik kesimpulan dari hasil analisis jawaban kuesioner dan jawaban wawancara.

(50)

Government Governace diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa, dan alasan atau hambatan yang ada jika prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa.

Dalam menjawab rumusan masalah tentang “Apakah prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo”, peneliti akan melakukan beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Menjumlah jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh responden sesuai dengan klasifikasi yang ditentukan.

Peneliti akan menjumlah jawaban “ya” pada kuesioner yang

berarti bahwa prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa, dan jawaban “tidak” berarti

bahwa prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa.

2. Mempersentasekan jumlah jawaban dari kuesioner.

(51)

Kegiatan), serta 9 (sembilan) Kepala Dukuh di Desa Wijirejo. Hasil dari pembagian tersebut akan dikalikan dengan 100% sehingga akan menghasilkan persentase jumlah jawaban ya atau tidak dari setiap pertanyaan.

3. Menganalisis hasil dari kuesioner yang telah dipersentasekan.

Peneliti akan menganalisis total jawaban yang telah dipersentasekan. Total persentase akan menghasilkan pembahasan mengenai prinsip Good Government Governace yang diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo. Selain itu, keterangan yang ada dalam kuesioner akan membantu peneliti dalam menganalisis lebih mendalam tentang seberapa jauh penerapan prinsip Good Government Governace yang diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo atau alasan mengapa prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa.

4. Mendeskripsikan hasil wawancara yang telah dilakukan.

(52)

prinsip Good Government Governace dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa Wijirejo.

5. Menganalisis hasil wawancara yang telah dideskripsikan.

Peneliti akan menganalisis jawaban para narasumber yakni Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa), dan Kepala Urusan Pembangunan mengenai penerapan prinsip Good Government Governace dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa. Selain itu, peneliti akan menganalisis keseuaian antara hasil jawaban wawancara tersebut dengan hasil jawaban kuesioner. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mendapatkan hasil pembahasan yang lebih mendalam mengenai penerapan prinsip Good Government Governace dalam perencanaan Alokasi Dana Desa Wijirejo.

6. Menarik kesimpulan dari hasil analisis jawaban kuesioner dan jawaban wawancara.

(53)

Government Governace tidak diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa.

Dalam menjawab rumusan masalah tentang “Apakah prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo”, peneliti akan melakukan beberapa tahapan sebagai

berikut:

1. Menjumlah jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh responden sesuai dengan klasifikasi yang ditentukan.

Peneliti akan menjumlah jawaban “ya” pada kuesioner yang

berarti bahwa prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa, dan jawaban “tidak” berarti bahwa prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa.

2. Mempersentasekan jumlah jawaban dari kuesioner.

(54)

pembagian tersebut akan dikalikan dengan 100% sehingga akan menghasilkan persentase jumlah jawaban ya atau tidak dari setiap pertanyaan.

3. Menganalisis hasil dari kuesioner yang telah dipersentasekan.

Peneliti akan menganalisis total jawaban yang telah dipersentasekan. Total persentase akan menghasilkan pembahasan mengenai prinsip Good Government Governace yang diterapkan dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo. Selain itu, keterangan yang ada dalam kuesioner akan membantu peneliti dalam menganalisis lebih mendalam tentang seberapa jauh penerapan prinsip Good Government Governace yang diterapkan dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo atau alasan mengapa prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa.

4. Mendeskripsikan hasil wawancara yang telah dilakukan.

(55)

5. Menganalisis hasil wawancara yang telah dideskripsikan.

Peneliti akan menganalisis jawaban para narasumber yakni Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa), dan Kepala Urusan Pembangunan mengenai penerapan prinsip Good Government Governace dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa. Selain itu, peneliti akan menganalisis keseuaian antara hasil jawaban wawancara tersebut dengan hasil jawaban kuesioner. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mendapatkan hasil pembahasan yang lebih mendalam mengenai penerapan prinsip Good Government Governace dalam perencanaan Alokasi Dana Desa Wijirejo.

6. Menarik kesimpulan dari hasil analisis jawaban kuesioner dan jawaban wawancara.

(56)

G.Sistematika Penelitian

Berdasarkan uraian pendahuluan, landasan teori dan metode penelitian, peneliti mencoba memberikan gambaran umum mengenai kerangka penelitian pada Gambar 3.1 sebagai berikut:

Mulai

Selesai Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

Kesimpulan Pembahasan Wawancara

Kuesioner Observasi

Dokumen-dokumen terkait

Analisis Data Analisis Deskripstif

Kualitatif

(57)

BAB IV

Gambaran Umum Desa Wijirejo

A.Deskripsi Wilayah Penelitian

Desa Wijirejo merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, dibentuk pada tahun 1946, yang berjarak 1 km dari pusat pemerintahan Kecamatan, dan 6 km dari Ibukota Kabupaten Bantul.

Batas-batas wilayah Desa Wijirejo secara geografis adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Guwosari Kecamatan Pajangan

Sebelah Selatan : Desa Triharjo Kecamatan Pandak

Sebelah Barat : Desa Sendangsari Kecamatan Pajangan

Sebelah Timur : Desa Gilangharjo Kecamatan Pandak

Desa Wijirejo adalah desa dengan tipologi persawahan dan memiliki luas wilayah 4.679.559 Ha. Desa Wijirejo terdiri dari 10 (sepuluh) pedukuhan, yaitu pedukuhan Pandak, Bajang, Gesikan III, Gesikan IV, Bergan, Ngeblak, Pedak, Kauman, Gedongsari, dan Kwalangan. Jumlah penduduk Desa Wijirejo Tahun 2016 tercatat sebanyak 12.479 jiwa terdiri dari 6160 laki-laki dan 6319 perempuan. Jumlah penduduk suatu desa dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah desa dalam pelaksanaan pembangunan, karena penduduk adalah sumberdaya yang sekaligus menjadi subyek dan sasaran pembangunan. Berdasarkan data di Tahun 2015, jumlah penduduk Desa Wijirejo adalah

(58)

sebanyak 10.448 jiwa dan pada Tahun 2016 menjadi 12.479 jiwa sehingga dalam kurun waktu satu tahun telah terjadi pertambahan penduduk sebanyak 2.031 jiwa. Berdasarkan data monografi Desa Wijirejo, sebagai desa dengan tipologi persawahan, mayoritas pekerjaan atau mata pencaharian masyarakat adalah petani. Hal ini dibuktikan dengan jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani sebanyak 1386 orang dan buruh tani sebanyak 890 orang. Secara lebih rinci data pekerjaan masyarakat Desa Wijirejo dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Pekerjaan Masyarakat Desa Wijirejo Tahun 2016

No Pekerjaan Jumlah Satuan

1 Pegawai Negeri Sipil 455 Orang

2 TNI/Polri 65 Orang

3 Swasta 250 orang

4 Wiraswasta/Pedagang 590 orang

5 Petani 1386 orang

6 Tukang 450 orang

7 Buruh Tani 890 orang

8 Pensiunan 255 orang

9 Nelayan 0 orang

10 Peternak 60 orang

11 Jasa 2 orang

12 Pengrajin 197 orang

13 Pekerja Seni 0 orang

14 Lainnya 0 orang

15 Tidak Bekerja/Penganggur 0 orang

Sumber: Data Monografi Desa Wijirejo Tahun 2016

(59)

memiliki 21 buah bangunan sekolah dan dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat, Desa Wijirejo memiliki 4987 orang yang yang lulus sekolah. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.2 dan 4.3 berikut ini:

Tabel 4.2 Jumlah Prasarana Pendidikan Desa Wijirejo Tahun 2016

No Sarana/Prasarana Jumlah Satuan

1 Perpustakaan Desa 1 buah

2 Gedung Sekolah PAUD ada buah

3 Gedung Sekolah TK 8 buah

4 Gedung Sekolah SD 7 buah

5 Gedung Sekolah SMP 3 buah

6 Gedung Sekolah SMA 2 buah

7 Gedung Perguruan Tinggi 0 buah

Sumber: Data Monografi Desa Wijirejo Tahun 2016

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Wijirejo Tahun 2016

No Tingkat Pendidikan Masyarakat Jumlah Satuan

1 Taman Kanak-Kanak 315 orang

2 Sekolah Dasar/Sederajat 1696 orang

3 SMP 1849 orang

4 SMU/SMA 522 orang

5 Akademi/D1-D3 285 orang

6 Sarjana 265 orang

7 Pascasarjana S2 8 orang

8 Pascasarjana S3 0 orang

9 Pondok Pesantren 50 orang

10 Pendidikan Keagamaan 0 orang

11 Sekolah Luar Biasa 5 orang

12 Kursus Ketrampilan 0 orang

13 Tidak Lulus 0 orang

14 Tidak Sekolah 9 orang

Sumber: Data Monografi Desa Wijirejo Tahun 2016

(60)

melaksanakan kegiatan positif dan berguna bagi pembangunan desa. Menurut data monografi tahun 2016, Desa Wijirejo memiliki 1 buah puskesmas, 10 buah posyandu di setiap dusun, 15 buah masjid, 1 buah sarana olahraga (lapangan bola). Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.4, 4.5 dan 4.6 berikut ini:

Tabel 4.4 Sarana/Prasarana Kesehatan Desa Wijirejo Tahun 2016

No Sarana/Prasarana Jumlah Satuan

1 Puskesmas 1 buah

2 Poskesdes 0 buah

3 UKBM (Posyandu/Polindes) 10 buah

Sumber: Data Monografi Desa Wijirejo Tahun 2016

Tabel 4.5 Sarana/Prasarana Ibadah Desa Wijirejo Tahun 2016

No Sarana/Prasarana Jumlah Satuan

1 Masjid 15 buah

2 Mushola 17 buah

3 Gereja 2 buah

4 Pura 0 buah

5 Klenteng 0 buah

(61)

BAB V

Analisis Data Dan Pembahasan

A.Deskripsi Data Responden

Dalam penelitian ini, responden adalah orang – orang yang mempunyai pengetahuan tentang pengelolaan ADD dan memiliki tugas atau ikut berpartisipasi dalam pengelolaan ADD Desa Wijirejo tahun 2016. Oleh karena itu, peneliti telah menentukan responden dalam penelitian ini, yaitu perwakilan pamong desa, perwakilan dari tim pengelola ADD, perwakilan BPD (Badan Permusyawaratan Desa), dan perwakilan dari LKD (Lembaga Kemasyarakatan Desa). Dari hasil yang diperoleh, terdapat 25 orang responden yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan Kesejahteraan dan 1 (satu) anggotanya, 2 (dua) orang pegawai kelurahan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan 3 (tiga) anggotanya, Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa) dan 3 (tiga) anggotanya, Sekretaris TPK 2016 (Tim Pengelola Kegiatan), serta 9 (sembilan) Kepala Dukuh di Desa Wijirejo. Deskripsi karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari frekuensi dan persentase dari usia, jenis kelamin, dan lama jabatan.

Tabel 5.1 Data Profil Responden

No Nama Pendidikan

Jenis

Kelamin Jabatan Usia

1 Drs. H. Murtanda S1 Pria Kepala Desa 58 tahun

2

H. Fauzi Afnan,

S.P. S1 Pria Sekretaris Desa 48 tahun

3 Bintara, S.Pd. S1 Pria

Kepala Seksi

Kesejahteraan 48 tahun

4 Heri Sujoko, S.E. S1 Pria

Kepala Urusan

Keuangan 40 tahun

5 Danang Agus R. S1 Pria

Staf Honorer

Pembangunan 27 tahun

(62)

No Nama Pendidikan

Jenis

Kelamin Jabatan Usia

6 Budi Martanta S1 Pria Staf Keuangan 46 tahun

7 Ig. Widodo SMA Pria

Staf

Kesejahteraan 49 tahun

8 Agus Widodo SMA Pria

Kwalangan 43 tahun

20 H. Maryadi SMA Pria Dukuh Ngeblak 53 tahun

21 Siam SMP Wanita

Dukuh

Gedongsari 57 tahun 22 Tulus Sunardi SMA Pria Dukuh Bergan 60 tahun

1. Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.2 Data Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah (orang) Persentase (%)

(63)

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa jumlah responden tertinggi dalam penelitian ini berusia 51 – 60 tahun sebanyak 12 responden. Lainnya 8 responden berusia 41 – 50 tahun, 3 responden berusia 61 – 70 tahun, 1 responden berusia 20 – 30 tahun, dan 1 responden 31 – 40 tahun. 2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

Pria 24 96

Wanita 1 4

Total 25 1

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan tabel 5.3 dapat kita ketahui bahwa jumlah responden laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah responden perempuan. Dalam penelitian ini hanya terdapat 1 responden wanita dan sisanya sebanyak 24 orang responden laki-laki.

3. Responden Berdasarkan Lama Jabatan

Tabel 5.4 Data Responden Berdasarkan Lama Jabatan Lama Jabatan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 - 5 Tahun 6 24

6 - 10 Tahun 4 16

11 - 15 Tahun 7 28

16 - 20 Tahun 2 8

≥ Tahun 6 24

Total 25 100

Sumber: Data Diolah

(64)

dengan lama jabatan 1 – 5 tahun dan lebih dari 21 tahun masing-masing sebanyak 6 orang, 16 persen untuk responden dengan lama jabatan 6 – 10 tahun sebanyak 4 orang, dan terakhir 8 persen untuk responden dengan lama jabatan 16 – 20 tahun sebanyak 2 orang.

4. Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.5 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

SMP 1 4

SMA 8 32

D3 6 24

S1 10 40

Total 25 100

Sumber: Data Diolah

Berdasarakan tabel 5.5 dapat kita ketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir sebagian besar responden adalah strata 1 atau S1, yakni sebesar 40 persen atau sebanyak 10 orang. Lainnya sebanyak 8 responden berpendidikan SMA, 6 responden berpendidikan D3, dan 1 responden berpendidikan SMP.

B.Deskripsi Hasil Kuesioner

(65)

Tabel 5.6 Data Hasil Kuesioner Transparansi

Variabel Pertanyaan Ya

(66)
(67)

Variabel Pertanyaan Ya

Tabel 5.7 Data Hasil Kuesioner Akuntabilitas

Variabel Pertanyaan Ya

(68)

Variabel Pertanyaan Ya

(69)
(70)

masing-masing terdapat jawaban tidak yang berasal dari satu orang responden yang sama, yang juga merupakan seorang Dukuh. Responden tersebut berpendapat bahwa tidak ada keterbukaan mengenai hasil pelaksanaan ADD, dan tidak ada keterbukaan informasi mengenai dokumen hasil pelaksanaan ADD. Namun, karena sebagian besar responden menjawab ya pada pertanyaan nomor 8, 9, 10, 11, dan 12, maka masih bisa kita simpulkan bahwa sebagian besar reponden setuju prinsip transparansi telah diterapkan dalam proses pertanggungjawaban ADD.

(71)

tidak pada pertanyaan nomor 15. Namun, karena sebagian besar responden menjawab ya pada pertanyaan nomor 13, 14, 15, 16, dan 17, maka masih bisa kita simpulkan bahwa sebagian besar reponden setuju prinsip akuntabilitas telah diterapkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban ADD.

C.Penerapan Prinsip Good Government Governance dalam Perencanaan ADD di Desa Wijirejo

Dalam tahap perencanaan Alokasi Dana Desa, terutama untuk menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas, pemerintah desa Wijirejo mengutamakan adanya partisipasi dengan konsep pemberdayaan masyarakat. Hal ini sesuai dengan hasil jawaban kuesioner yang diperoleh peneliti. Dalam variabel perencanaan ADD, sebagian besar responden mengatakan bahwa ada musyawarah rencana penggunaan dana desa, dan masyarakat memperoleh akses terhadap informasi rencana penggunaan ADD. Selain itu, sebagian besar responden setuju bahwa ada laporan mengenai rincian dana dan kegiatan penggunaan ADD pada masyarakat, tim pelaksana turut hadir dalam rapat rencana penggunaan dana ADD. Pelaksanaan prinsip partisipasi dengan konsep pemberdayaan tersebut telah dibuktikan dengan beberapa hasil wawancara berikut:

“Kita untuk perencanaan tidak menggunakan sistem top-down tapi sistem buttom-up (dari bawah ke atas) sesuai dengan amanat di Undang-Undang No 6 yaitu bahwa penggalian gagasan itu dimulai dari bawah (dari RT/Dusun, dan lain-lain). Makanya kita dalam kegiatan penggalian usulan untuk 3 bidang yaitu pembangunan, pemberdayaan, dan pembinaan kita mulai dari bawah yaitu di tingkat dusun.”

(72)

“Dalam perencanaan jelas kita jaring aspirasi dari bawah, mulai dari rembug dusun/ rembug warga, setelah itu hasilnya kita bawa ke desa sebagai perencanaan desa. Lalu perencanaan desa kita susun dan hasilnya kita bawa ke masyarakat, nah kalo ada masukan misalnya ada yang belum pas, nanti masih bisa disesuaikan. Lalu hasil perencanaan yang sudah final kita rembug di Musdes, dan hasil Musdes ini adalah perencanaan yang akan kita laksanakan.”

(Hasil wawancara dengan B, pada tanggal 23 Januari 2017)

Mekanisme perencanaan ADD secara kronologis dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Masyarakat di setiap dusun mengadakan Musyawarah Dusun di masing-masing dusun. Musyawarah Dusun dihadiri oleh BPD (Badan Perwakilan Desa), TPK (Tim Pelaksana Kegiatan), POKGIAT LPMD (Kelompok Kegiatan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa) masing-masing dusun, perwakilan wanita dan panitia dusun (perwakilan dr dusun biasanya berjumlah 7 orang yang bertanggung jawab terhadap usulan di masing-masing dusun). Musyawarah Dusun bertujuan untuk mensosialisasikan jumlah dana yang dialokasikan ke setiap dusun dan menyerap serta menampung aspirasi atau usulan-usulan masyarakat yang diusulkan dan ditampung di setiap RT.

(73)

dan membentuk Tim Perumus (menyusun skala prioritas desa berdasarkan usulan prioritas tiap pedukuhan).

c. LPMD mengadakan MUSRENBANGDES (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa). Musrenbangdes dihadiri oleh Tokoh Masyarakat, pamong Desa, dan seluruh LKD. Musyawarah ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil pembangunan desa di tahun anggaran sebelumnya, mencermati dan menetapakan program tahun berjalan serta menentukan dan menetapkan program tahun anggaran selanjutnya (berdasarkan pada RPJMDes), membahas daftar (skala prioritas) usulan rencana kegiatan pembangunan, membahas RAPBDes, dan membentuk Tim Perwakilan Desa untuk Musyawarah Pembangunan Tingkat Kecamatan.

d. Sekretaris Desa membuat Rencana Anggaran Belanja (RAB) berdasarkan Rencana program atau usulan yang telah disepakati bersama dalam Musrenbangdes.

e. TIM RKPDes yang terdiri dari perwakilan Pamong Desa, perwakilan setiap LKD, perwakilan BPD, dan TPK menetapkan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (RKPDes) tahun berjalan. Selanjutnya, RAB yang telah dibuat dimasukkan ke dalam RKPDes.

f. RKPDes dimasukkan ke APBDes g. Penetapan TPK

(74)

tingkatan perencanaan. Hal ini membuat partisipasi masyarakat desa Wijirejo sangat tinggi dalam proses perencanaan ADD dan perencanaan program pembangunan desa. Hal ini didukung dengan pernyataan partisipan sebagai berikut:

“Semua warga bisa mengikuti proses perencanaan dengan antusias. Partisipasinya sangat tinggi. Bentuk partisipasinya berupa usulan lewat MusDus dan MusDes.”

(Hasil wawancara dengan FA, pada tanggal 20 Januari 2017)

Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan beberapa partisipan lain sebagai berikut:

“Partisipasi baik. Masyarakat antusias. Masyarakat mulai berperan dimulai dari MusDus di setiap pedukuhan dengan bentuk partisipasi berupa usulan.”

(Hasil wawancara dengan NTW, pada tanggal 20 Januari 2017)

“Partisipasi masyarakat sangat tinggi, karena perencanaan diambil dari masyarakat. Apa yang menjadi kebutuhan mereka itulah yang kita laksanakan. Tidak hanya partisipasi usulan saja, tapi mereka ikut berperan dalam pelaksanaan nantinya...”

(Hasil wawancara dengan B, pada tanggal 23 Januari 2017)

(75)

jumlah dana ADD yang dialokasikan untuk program pembangunan desa. Maka dari itu, dalam rangka mengakomodir segala usulan atau masukan dari masyarakat, dibuatlah skala prioritas. Skala prioritas merupakan cara yang digunakan pemerintah desa Wijirejo untuk menentukan program pembangunan desa berdasarkan kebutuhan masyarakat yang paling mendesak. Semua usulan yang diterima akan diseleksi bersama dalam musyawarah dan diurutkan berdasarkan persentase kegunaannya bagi masyarakat dan yang paling mendesak untuk segera dipenuhi. Pertama, skala prioritas dibuat pada saat Musyawarah Dusun di tiap-tiap dusun yang berguna untuk menentukan program pembangunan dusun. Skala prioritas tingkat dusun ini dibuat oleh Tim Dusun di masing-masing dusun. Skala prioritas yang dibuat di tiap dusun bertujuan untuk menyeleksi semua usulan dari masyarakat di tiap-tiap RT. Selanjutnya, hasil skala prioritas tiap-tiap dusun ini akan dibawa ke Musyawarah Desa. Usulan dari masing-masing dusun yang disalurkan oleh para peserta musyawarah desa lalu dibuat juga skala prioritasnya untuk menentukan program pembangunan desa. Dalam musyawarah desa, yang bertugas untuk menentukan skala prioritas adalah Tim Perumus. Tim Perumus bertugas untuk menentukan skala prioritas desa berdasarkan pada skala prioritas dari tiap-tiap dusun. Hal ini didukung dengan pernyataan beberapa partisipan sebagai berikut:

“Semua usulan kita terima dengan baik, lalu kita buat skala prioritas yang dibuat berdasarkan kebutuhan lalu diurutkan dari yang paling mendesak.”

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ....................................................................
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Prinsip Good Government Governance, Perencanaan ADD, Pelaksanaan ADD, dan Pertanggungjawaban ADD
Gambar 3.1 sebagai berikut:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Cost of Bank Loans

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Etika Profesi, Perilaku Organisasi, Sensitivitas, dan Pemahaman Good Governance

yang disajikan dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada PT PLN Distribusi

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Rasio

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan