• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Bimbingan Konseling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Program Bimbingan Konseling"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Kata Pengantar

Dengan penuh kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat rahmatNya dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan program kerja bimbingan dan konseling yang akan dijadikan pedoman bagi pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Kesamben, sehingga diharapkan program ini dapat berhasil untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah out put peserta didik.

Dalam setiap satuan pendidikan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam setiap kegiatan belajar,karena memiliki peranan yang sangat penting untuk memberikan layanan yang prima bagi segenap peserta didik memerlukan bantuan untuk mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam proses pembelajaran.

Agar kegiatan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Kesamben dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka perlu landasan pacu yang baik untuk mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling tersebut, untuk itulah penulis menyadari perlunya program kerja bimbingan dan konseling, maka sedikit demi sedikit penulis menyusun program kerja ini dari awal hingga terselesaikannya program ini secara keseluruhan.

Segenap personal sekolah lainnya, terutama kepala sekolah, guru mata pelajaran dan wali kelas diharapkan dapat bekerjasama untuk membantu kelancaran tugas–tugas guru bimbingan dan konseling sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

Sebagai manusia biasa penulis tentu memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan pengetahuan dalam menyusun program ini, sehingga penulis menyadari bahwa program ini masih jauh dari kesempurnaan, sebagai upaya penyempurnaan program bimbingan dan konseling ini, maka penulis secara terbuka menerima saran dan masukan dari semua pihak demi perbaikan program bimbingan dan konseling ini.

Tak lupa penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih kepeda semua pihak yang telah membantu memberikan data,masukan dan saran dalam kaitannya dengan penyusunan program kegiatan bimbingan dan konseling ini

Kes amben, 14 Juli 2014

(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

1. LANDASAN REGULASI 2. LANDASAN KEILMUAN 3. LANDASAN FILOSOFIS 4. LANDASAN PSIKOLOGIS 5. LANDASAN SOSIAL BUDAYA 6. LANDASAN RELEGIUS

7. LANDASAN PEDAGOGIK

B. DASAR HUKUM BIMBINGAN DAN KONSELING C. TUJUAN

D. MANFAAT

E. UNSUR-UNSUR PENYUSUNAN PROGRAM BAB II BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

A. VISI DAN MISI BIMBINGAN DAN KONSELING 1. . VISI SEKOLAH

2. MISI SEKOLAH B. TUJUAN KHUSUS C. PERMASALAHAN

D. RENCANA KEGIATAN DAN OPERASIONAL E. BIDANG BIMBINGAN

F. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING G.. JENIS-JENIS LAYANAN

(3)

BAB III PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH A. JENIS JENIS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

1. PROGRAM HARIAN 2. . PROGRAM MINGGUAN 3. . PROGRAM BULANAN 4. PROGRAM SEMESTERAN 5. PROGRAM TAHUNAN B. . PENYUSUNAN PROGRAM

C. . KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING D. . PENILAIAN BIMBINGAN DAN KONSELING E. TAHAP-TAHAP PENILAIAN

F. PENJADWALAN

G. PENGAWASAN KEGIATAN

H. PEMBAGIAN TUGAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING I. TINDAK LANJUT

J. LAPORAN K. ANGGARAN BAB IV PENUTP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(4)

A.LATAR BELAKANG

1. LANDASAN REGULASI

Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah tentunya harus mengikuti garis-garis besar yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan sebagai landasan regulasi yaitu Undang Undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir (1) menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,ahlak mulia,serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan negara. Pasal 3 pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap,kreatif,mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. LANDASAN KEILMUAN

1) Pengertian Bimbingan dan Konseling

Adapun pengertian dari bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan terjemahan dari guidance and counseling dalam bahasa inggris, secara harfiyah istilah guidance itu diambil dari akar kata guide yang berarti .

1. Mengarahkan (to direct). 2. Memandu (to pilot ) 3. Mengelola (to manage) 4. Menyetir (to steer)

(5)

dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,keluarga,masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dian akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya,dan dapt memberikan sumbangan yang berarti pada kehidupan masyarakat pada umumnya sehingga bimbingan dapat membantu individu untuk mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.

Dari definisi diatas dapat diangkat makna sebagai berikut:

Bimbingan merupakan suatu proses,yang berkesinambungan bukan kegiatan yang seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan.

(6)

melakukan pilihan dan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri. Diketahui sebagai kondisi dinamik, karena kemampuan yyang disebutkan diatas akan berkembang terus dan hal ini terjadi karena individu berada didalam lingkungan yang terus berubah dan berkembang.

2). Prinsip-Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling

Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling ada bebrapa prinsip dasar yang dipandang sebgai pondasi dalam memberikan layanan. Prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar dalam pemberian layanan bantuan atau bimbingan baik di sekolah maupun diluar sekolah. Prinsip-prinsip tersebut adalah :

a. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu ( guidance is for all individuals). Prinsip ini berarti bimbingan diberikan kepad semua individu atau peserta didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah, baik pria maupun wanita, baik anak-anak,remaja maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat prefentif dan pengembangan daripada penyembuhan(kuratif) dan lebih diutamakan teknik kelompok daripada perseorangan (individual). b. Bimbingan bersifat individualisasi. Setiap individu bersifat

unik(berbeda satu lain),dan melalui bimbingan individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikkannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah individu meskipun teknik layanan bantuannya menggunakan kelompok.

(7)

e. Pengambilan keputusan adalah hal yang esensial dalam bimbingan. Bimbingan diarahkan untuk membantu individu agar dapat menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada individu, yang itu semuanya merupakan hal yang penting sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. Kehidupan individu diarahkan oleh tujuannya, sedangkan bimbingan hanya memfasilitasi individu

untuk mempertimbangkan,menyesuaikan diridan menyempurnakan tujuan

melalui pengambilan keputusan yang tepat. Jones.et.al (1970) berpendapat bahwa kemampuan untuk membuat keputusan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan individu untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.

f. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting(adegan) kehidupan.pemberia layanan bimbingan tidak harus di sekolah,tetapi juga dilingkungan keluarga, perusahaan/industri,lembaga pemerinta/swasta,dan masyarakat pada umumnya. Bidang layanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan,dan pekerjaan.

3). Asas Asas Bimbingan dan Konseling

Untuk mencapai hasil bimbingan yang maksimal tentunya diperlukan banyak informasi dari konseli, untuk menjamin itu semua diperlukan cara asas yang dapat meyakinkan konseli agar tidak memiliki keraguan lagi dalam memberikan informasi kepada konselor, hal itu diwujudkan dalam bentuk asas bimbingan dan konseling sebagai berikut:

a. Kerahasiaan. Yaitu menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini konselor berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.

(8)

c. Keterbukaan. Yaitu menghendaki peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan. Bersikap terbuka dan tidak berpura-pura,baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima informasi dan materi dari luar yang berguna dalam pengembangan dirinya. Dalam hal ini konselor berkewajiban mengambangkan keterbukaan peserta didik (konseli) . keterbukaan ini amat erat kaitannya dengan terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik(konseli) yang menjadi sasaran layanan kegiatan. Agar pesrta didik dapat terbuka, konselor terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.

d. Kegiatan. Yaitu menghendaki pesrta didik(konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif dalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini konselor perlu mendorong peserta didik(konseli) untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukkan baginya.

e. Kemandirian, yaitu menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: peserta didik(konseli) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu Yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya,mampu mengambil keputusan,mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Konselor dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.

f. Kekinian, yaitu menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan pesrta didik ( konseli) dalam kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampaupun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan konddisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.

g. Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan(konseli) Yang terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu. h. Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

(9)

antara konselor dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap layanan /kegiatan bimbungan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

i. Keharmonisan, yaitu menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada nilai dan norma yang ada, tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama,hukum dan peraturan,adat istiadat,ilmu pengetahuan,dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggung jawabkan dan apabila isi dan pelaksanaannya tidak benrdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik(konseli) memahami,meanghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.

j. Keahlian, yaitu menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan konselor harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.

k. Alih tangan kasus, yaitu menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik(konseli) mengalih tangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Konselor dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua,guru-guru lain,atau ahli lain: dan demikian pula konselor dapat mengalih tangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.

(10)

diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun suasana pengayoman, keteladanan dan dorongan seperti itu.

4) Bidang Bimbingan

Bidang-bidang bimbingan dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah adalah sebagai berikut :

a. Bimbingan akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Yang tergolong masalah-masalah akademik yaitu, pengenalan kurikulum,pemilihan jurusan, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain. Bimbingan akademik dilakukan dengan cara menegmabangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membentuk individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif,membantu individu agar sukses dalam belajar dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tutntutan program/pendidikan dalam bimbingan akademik para pembimbingan berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yamg diharapkan.

(11)

c. Bimbingan karir yaitu, bimbingan yang membantu individu dalam perencanaan pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir yang dihadapi. Bimbingan karir juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan. Bimbingan karir terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif,afektif, maupun ketrampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan,maupun perolehan pengetahuan dalam ketrampilan yang akan membantu dirinya memasuki sistem kehidupan sosial budaya yang terus menerus berubah.

5).JENIS-JENIS LAYANAN

a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.

b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima danmemahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.

c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok

d. belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.

e. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

(12)

g. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.

h. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

i. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

j. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.

3. LANDASAN FILOSOFIS

John J. Pietrofesa et.al. (1980.30.31) mengemukakan bahwa terdapat beberapa prinsip yang terkait dengan landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling yaitu,

1. Objective viewing, dalam hal ini konselor membantu klien agar memperoleh perspektif tentang masalah khusus yang dihadapinya, dan membantunya untuk menilai atau mengkaji berbagai alternatif atau strategi kegiatan yang menungkinkan klien mampu merespon interes, minat atau keinginannya secara konsruktif. Seseorang akan berada dalam dilema apabila dia merasa tidak memiliki pilihan . melalui bimbingan seseorang akan dapat menggali atau menemukan potensi dirinya dan kemampuan untuk beadaptasi dengan peristiwa-peristiwa kehidupan baru yang dialaminya.

2. The counselor must have the best interest of the client at heart. Dalam hal ini konselor harus merasa puas dalam membantu klien dalam mengatasi masalahnya.

Sedangkan James Cribbin dalam Jhon J. Pietrofesa (1980) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan adalah sebagai berikut:

(13)

b. Bimbingan merupakan proses pendidikan yang berkesinambungan. Artinya bimbingan merupakan bagian integral dalam pendidikan.

c. Bimbingan harus respek terhadap hak-hak klien yang minta bantuan.

Dari uraian diatas dapat diringkas sebagai berikut :

a) Landasan filosofis bimbingan terkait dengan cara pandang para ahli berdasarkan olah pikirnya tentang hakikat manusia tujuan hidup di dunia ini serta upaya-upaya untuk mengembangkan,mengangkat, atau memlihara nilai-nilai kemanusiaan manusia

b) Bimbingan merupakan kegiatan manusiawi yang terkait dengan upaya mengembangkan potensi insaniayah manusia, sehingga manusia berada dalam alur kehidupan yang bermartabat dan beradab.

c) Konselor seyogyanya memiliki pemahaman yang mendalam tentang filasafat manusia (filsafat antropologi) agar memiliki pedoman yang akurat dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada konseli kearah kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki.

4. LANDASAN PSIKOLOGIS

Landasan psikologis merupakan orientasi layanan bimbingan dan konseling yang menitik beratkan pada aspek kejiwaan dengan menerima segala keunikannya masing-masing, sehingga proses layanan yang terjadi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Masing- masing individu memiliki karakteristik pribadi yang unik. Dalam arti

terdapat perbedaan individual diantara mereka seperti yang menyangkut aspek kecerdasan,emosi,sosialitas, sikap, kebiasaan dan penyesuaian diri.

b) Setiap individu memiliki kebutuhan dan senantiasa dinamik dalam interaksinya dengan lingkungannya,disamping itu individu senantiasa mengalami berbagai perubahan baik dalam sikap maupun tingkah lakunya.

(14)

diharapkan atau norma yang dijunjung tinggi), tetapi berlangsung secara fluktuatif dan bahkan terjadi stagnasi atau diskontinuitas perkembangan. Dalam proses pendidikan, tidak jarang peserta didik mengalami stagnasi perkembangan sehingga menimbulkan masalah-masalah psikologis, seperti perilaku menyimpang(deliquency) atau bersifat infantilitas.

d) Agar perkembangan peserta didik dapat berlangsung dengan baik dan terhindar dari munculnya masalah-masalah psikologis maka kepada mereke perlu diberikan bantuan yang bersifat pribadi.

e) Bagi konselor memahami aspek-aspekpsikologis klien merupakan tuntutan yang mutlak, karena pada dasarnya layanan bimbingan dan konseling merupakan upaya untuk memfasilitasi perkembangan aspek-aspek pskologis,pribadi atau prilaku klien,sehingga mereka memiliki pencerahan diri dan mampu memperoleh kehidupan yang bermakna, baik bagi dirinya maupun orang lain.

5. LANDASAN SOSIAL BUDAYA

Landasan sosial budaya adalah merupakan bentuk kebutuhan akan bimbingan yang timbul dari masalah-masalah yang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam kehidupan masyarakat, semakin rumit struktur nasyarakat dan keadaannya semakin rumit dan banyak pula masalah yang dihadapi oleh individu dalam masyarakat itu. Dalam suatu penelitian terhadap masyarakat barat dikemukakan bahwa akibat sampingan dari gaya hidup modern, seperti di negara-negara industri adalah munculnya berbagai problem sosial dan personal yang cukup kompleks. Problema tersebut seperti: (1) ketegangan fisik dan psikis,(2) kehidupan yang serba rumit,(3) kekhawatiran atau kecemasan akan masa depan,(4) makin tidak manusiawinya hubungan antar individu,(5) rasa tersaing dari anggota keluarga dan anggota masyarakat lainnya,(6) renggangnya hubungan kekeluargaan,(7) terjadinya penyimpangan moral dan sistem nilai, dan (8) hilangnya identitas diri (Rusdi Muslim, Suara pembaharuan, 9 oktober 1993).

Masalah lain sebagai dampak negatif dari kehidupan modern ini adalah semakin kompleknya jenis-jenis dan syarat-syarat pekerjaan, jenis dan pola kehidupan, jenis dan kesempatan pendidikan, persaingan antar individu, dan sebagainya. Dengan demikian individu dituntut untuk lebih mampu mengahadapi berbagai masalah seperti masalah

(15)

pendidikan, masalah-masalah hubungan sosial, masalah keluarga, masalah keuangan,dan masalah-masalah pribadi. Dapat dimaklumi bahwa tiap individu dapat berhasil dengan sebaik-baiknya mengatasi masalah- masalah yang diahdapinya dalam hal ini individu-individu tertentu perlu mendapatkan bantuan yang memadai dalam usaha mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh masalah-masalah yang dihadapinya itu. Dari uraian diatas dapat maka, landasan sosial budaya bimbingan dan konseling dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Kebutuhan akan bimbingan timbul karena adanya masalah-masalah yang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam kehidupan masyarakat. Semakin rumit struktur masyarakat dan keadaanya semakin banyak dan rumit pulalah masalah yang dihadapi oleh individu yang terdapat dalam masyarakat itu.

2) Ketidak berfungsian keluarga melahirkan dampak negatif bagi kehidupan moralitas anak. Bagi keluarga yang mengalami kondisi disfungsional seperti diatas, seringkali

dihadapkan kepada kebuntuhan atau kesulitan mencari jalan keluar atau pemecahan masalah yang dihadapinya, sehingga apabila tidak segera mendapatkan bantuaqn dari luar maka, masalah yang dihadapinya akan semakin parah, salah satu bantuan yang dapat memfasilitasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi adalah bimbingan dan konseling.

3) Demokrasi dalam bidang kenegaraan menyebabkan demokratisasi dalam kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Hal ini berarti pemberian kesempatan kepada setiap orang untuk menikmati pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun swasta. Dari kesempatan yang terbuka ini menyebabkan berkumpulnya murid-murid dari berbagai kalangan yang berbeda-beda latar belakangnya antara lain: agama, etnis, keadaan sosial, adat istiadat, dan ekonomi. Hal ini menimbulkan berbagai macam maslah yang dihadapi oleh pesrta didik yang terlibat dalam kelompok campuran tersebut.

6.LANDASAN RELEGIUS

(16)

hewan dan juga yang mengangkat harkat dan martabatnya atau kemiliaannya disisi Tuhan. Adapun alasan yang menjadikan agama sebagai landasan bimbingan dan konseling adalah;

a) Agama merupakan pedoman hidup bagi manusia dalam rangka mencari kebahagiaan yang hakiki di dunia ini dan di akhirat kelak. Karena agama sebagai

pedoman hidup, maka dalam semua kegiatan kehidupan manusia harus merujuk kepada nilai-nilai agama.

b) Manusia adalah makhluk yang mempunyai fitrah beragama (homo religius) yang berpotensi untuk dapt memahami dan mengamalkan nilai-nilai agama.

c) Hakikat manusia adalah makhluk Alloh yang berfungsi sebagai hamba dan khalifahnya. Sebagai hamba, manusia mempunyai tugas suci untuk beribadah kepadanya. Sebagai khalifah, manusia mempunyai kewajiban atau amanah untuk menciptakan dan menata kehidupan yang bermakna bagi kesejahteraan hidup bersama (rahmatan lil alamiin).

d) Berdasarkan pendapat para ahli dan temuan-temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa agama sangat berperan ( berkontribusi sangat signifikan) terhadap pencerahan diri dan kesehatan mental individu. Bertitik tolak dari hal ini maka pengintegrasian atau penerapan nilai-nilai agama dalam layanan bimbingan dan konseling merupakan suatu keniscayaan yang harus ditumbuh kembangkan.

e) Agar penerapan nilai-nilai agama dalam layanan bimbingan dan konseling berlangsung secara baik, maka konselor dipersyaratkan untuk memiliki pemahaman dan pengamalan agama yang dianutnya dan menghormati agama konseli.

7. LANDASAN PEDAGOGIK

Dewey (1958:62) menekankan bahwa pendidikan itu merupakan suatu proses pertumbuhan (growth). Dalam hal ini dia menulis: Karena pertumbuhan merupakan ciri khas dari kehidupan, maka pendidikan menjadi satu dengan pertumbuhan, tanpa akhir. Tolok ukur mutu pendidikan di sekoplah adalah sampai dimana sekolah itu dapat menciptakan suasana untuk pertumbuhan dan menyajikan cara-cara untuk membuat pertumbuhan itu terlaksana dengan baik.

B. DASAR HUKUM

(17)

4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

2 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 5 s.d Pasal 18 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

3 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat pengembangan diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan pendidikan.

4 Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2004 yang memberi arah pengembangan profesi konseling di sekolah dan di luar sekolah.

5 Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan ( SKL ) yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah kopetensi kemandirian untuk mewujudkan diri ( self actualization ) dan pengembangan kapasitasnya ( capacity development ) yang dapat mendukung pencapaian kelulusan.

6 Dirjen PMPTK Depdiknas tahun 2007 tentang Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam jalur Pendidikan Formal.

7 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negera Nomer 16 Tahun 2009 tentang Salah satu pilar utama penyelenggara proses pendidikan di tingkat mokro sekolah hendaknya mampu melaksanakan tugasnya secara professional, baik dalam mengiplementasikan perencanaan , pelaksanaan, penilaian, pelaporan, dan menindaklanjutin pelayanan bimbingan konseling di sekolah.

8 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 27 Tahun 2008 tentang Guru Bimbingan dan Konseling diharapkan mampun melaksanakan tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan bimbingan konseling sesuai dengan kompetensinya sebagai konselor diantaranya Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial dan Profesional.

(18)

10 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2009 tentang Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan.

11 SK Kepala SMP Negeri 1 Kesamben tentang Pembagian Tugas Guru BK dan Jumlah Siswa Asuh tahun pelajaran 2014/2015

C. TUJUAN

Adapun tujuan penyusunan program Bimbingan dan Konseling ini adalah :

1. Sebagai pedoman yang jelas terhadap arah pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah,

2. Memudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan

3. Agar kegiatan BK di sekolah dapat terlaksana dengan lancar, efisien dan efektif serta hasil-hasilnya dapat dinilai

D. MANFAAT

Program bimbingan konseling yang baik akan membawa manfaat kepada peserta didik. Adapun manfaat program bimbingan konseling :

1. Memungkinkan Guru BK untuk menghemat waktu, usaha, biaya, dengan menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, dan usaha coba-coba yang tidak menguntungkan.

2. Siswa asuh akan menerima pelayanan bimbingan dan konseling secara seimbang dan menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, bidang bimbingan dan jenis-jenis layanan bimbingan yang diperlukan.

3. Setiap Guru BK mengetahui peranannya masing-masing dan mengetahui pula bilamana dan dimana harus bertindak, dalam pada itu Guru BK akan menghayati pengalaman yang sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan siswa-siswa asuhnya.

E. UNSUR-UNSUR PENYUSUNAN PROGRAM

Unsur yang harus diperhatikan dalam program bimbingan konseling adalah :

1. Kebutuan siswa

DESKRIPSI KEBUTUHAN SISWA a. Penanaman nilai keagamaan

(19)

c. Pemahaman pola hubungan yang baik dengan teman sebaya sebagai pria dan wanita.

d. Pemahaman terhadap nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan social yang lebih luas

e. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni.

f. Pengembangan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat

g. Pemahaman dan pengembangan sikap hidup mandiri baik secara emosional, sosial maupun ekonomi.

h. Pengembangan etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masayarakat dan warga negara serta sebagai umat manusia.

2. Jumlah siswa yang dibimbing Jumlah Guru BK dan Jumlah Murid

a. Jumlah guru BK : 3 orang b. Pembantu administrasi BK : - orang

c. .Jumlah kelas : 21 kelas d. Jumlah siswa : 655 siswa

1. Kelas 7 : 221 siswa .2. Kelas 8 : 222 siswa 3. Kelas 9 : 211 siswa

3. Format kegiatan (di dalam/di luar)

a. Aplikasi Instrumentasi

b. Himpunan Data

c. Home Visit

d. Alih Tangan Kasus

e. Koverensi Kasus

f. Kepustakaan

4. Bidang Bimbingan

a. Bimbingan Belajar

b. Bimbingan Pribadi

c. Bimbingan Sosial

d. Bimbingan Karir

e. Bimbingan Keluarga

f. Bimbingan Budi Pekerti

(20)

a. Layanan Orientasi b. Layanan Informasi

c. Layanan Penempatan/Penyaluran

d. Penguasaan Konten e. Konseling Individu f. Konseling kelompok g. Bimbingan kelompok h. Konsultasi

i. Mediasi j. Advokasi 6. Volume kegiatan

Sesuai Kalender Pendidikan 7. Frekwensi layanan

(21)

BAB II

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

A. VISI DAN MISI

1. VISI

Terampil, berilmu berdasarkan iman dan takwa 2. MISI

1) Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif

2) Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien 3). Mewujudkan lulusan yang cerdas, terampil dan kompetitif

4). Mewujudkan sumber daya manusia pendidikan yang mampu dan tangguh

5). Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan standart Nasional Pendikaan

6). Mewujudkan kelembagaan dan manajemen sekolah yang tangguh 7). Mewujudkan pengembangan standart penilaian

B. TUJUAN KHUSUS

1. Siswa mempunyai rasa keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Siswa memahami dan dapat menyikapi perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada dirinya

3. Siswa mempunyai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya sebagai pria dan wanita serta kematangan social

4. Siswa berkepribadian santun sesuai dengan nilai yang ada di masyarakat

5. Siswa memahami kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki serta mengembangkannya

6. Siswa mempunyai gambaran tentang studi lanjut dan pengetahuan yang harus dikembangkan

7. Siswa mempunyai kesadaran tanggung jawab intelektual yang tinggi

8. Siswa mampu mengembangkan dirinya dengan berbudi pekerti luhur sebagai pribadi, anggota masayarakat dan warga Negara.

C. PERMASALAHAN

(22)

a. Ceramah dari tokoh berkarir

b. Penanganan yang belum tuntas karena kurangnya tenaga

c. Kurangnya keterbukaan dari siswa dalam mengungkap masalahnya pada petugas BK

d. Evaluasi pada program BK, alat penelitiannya masih sulit disusun

e. Kurangnya buku penunjang tentang materi BK 2. Tingkat Keberhasilan Layanan BK

Tingkat keberhasilan BK tahun lalu di sekolah SMP Negeri 1 Kesamben adalah:

1. Layanan Data

Dari data yang masuk dapat diolah dalam bentuk grafis, sosiogram dan lain-lain

2. Layanan Konseling

Dari layanan konseling 80% klien menunjukkan perubahan tingkah laku yang positif

3. Layanan Bimbingan Karir

Dari layanan ini sebanyak 82% siswa dapat memahami dirinya, mampu merencanakan masa depannya sehubungan dengan cita-citanya

4. Layanan Bimbingan Kelompok

Dari layanan ini sebanyak 90% siswa dapat memilih sekolah sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya.

3. Dampak Layanan BK secara aktif

1. Anak dapat memahami keberadaan dirinya

2. Anak lebih dapat memilih/menentukan sekolah/karir yang diinginkan

3. Keberadaan BK merupakan kebutuhan bagi siswa

D. RENCANA KEGIATAN OPERASIONAL

(23)

dan mengetahui peranannya secara tepat. Penyusunan program BK tidak terlepas dari unsur perencanaan yang sistematis yang disesuaikan dengan keadaan atau kondisi sekolah yaitu: fasilitas yang ada, waktu dan biaya yang tersedia serta kebutuhan siswa akan layanan bimbingan. Program BK yang kami rencanakan untuk tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut:

1. PERSIAPAN

a. Penyusunan program

b. Pembagian tugas guru BK

c. Konsultasi program kegiatan BK

Bila kegiatan BK sudah tersusun maka langkah-langkah berikutnya konsultasi dengan kepala sekolah untuk mendapatkan pengarahan dan persetujuan program.

d. Penyediaan fasilitas BK

2) Pembenahan dan pengadaan alat-alat administrasi BK

3) Buku piket BK 4) Buku lembar siswa

2. PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA DATA

a. Tujuan

Memperoleh data atau keterangan yang selengkap-lengkapnya tentang data siswa yang diperoleh untuk bantuan kepada siswa.

b. Jenis data yang diperlukan

1) Identitas pribadi siswa

Nama, nomor induk, kelas, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, agama, suku bangsa, alamat dan lain-lain.

2) Keluarga dan lingkungan sosial

a) Susunan keluarga dan lingkungan sosial b) Nama ayah, ibu, wali, pekerjaan, agama

dan lain-lain

c) Anggota keluarga, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, agama, alamat dan lain-lain.

3) Data psikis siswa

(24)

a) Lingkungan otoriter, demokratis dan komunikatif b) Lingkungan pedagogis

c) Kebiasaan sehari-hari seperti kebiasaan belajar, bekerja, bergaul, tata tertib dan hobby.

d) Aspirasi dan cita-cita

5) Data pendidikan dan prestasi belajar

a) Nama sekolah di TK, SD dan tahun lulus b) Pernah tidak naik kelas/naik kelas

c) Prestasi belajar yang pernah dicapai d) Aktivitas sosial

6) Data kesehatan

a) Tinggi badan, berat badan, kelengkapan anggota badan b) Kesehatan jasmani

7) Alat/teknik pengumpulan data a) Dokumentasi

b) Angket siswa dan orang tua c) Sosiometri

d) Observasi e) Wawancara f) Home Visite 8) Sumber data

a) Siswa

b) Kawan-kawanya c) Orang tua

d) Saudara-saudaranya e) Guru dan staf lainnya

f) Instansi lain misalnya: rumah sakit, organisasi kemasyarakatan dan lain-lain

E. BIDANG LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.

(25)

efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.

d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir

F. FUNGSI LAYANAN

a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya.

b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya. c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik

mengatasi masalah yang dialaminya.

d. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.

e. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.

G. JENIS-JENIS LAYANAN

a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.

b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima danmemahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.

(26)

penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.

d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya. f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang

membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.

g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.

Implementasi Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum 2013 mengamanahkan layanan peminatan peserta didik. Bukan berarti bahwa layanan BK hanya memuat layanan peminatan tetapi layanan peminatan merupakan bagian dari pelayanan Bimbingan dan Konseling secara utuh. Peminatan di SMP/MTs : diberikan pada peserta didik SMP/MTs yang akan melanjutkan ke SMA/MA dan SMK mereka dibantu untuk memperoleh informasi yang cukup , lengkap tentang jenis dan penyelenggaraan masing-masing SMA/MA dan SMK. Pilihan peminatan kelompok mata pelajaran, Peminatan lintas mata pelajaran, Peminatan pendalaman materi mata pelajaran , dan arah karir yand ada dan kemungkinan study lanjut

H. Kegiatan Pendukung

a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

(27)

berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.

c. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.

d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.

e. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.

f. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

I. FORMAT KEGIATAN

a. Individual, yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara perorangan.

b. Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.

c. Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas.

d. Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.

(28)

BAB III

PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING A. JENIS-JENIS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Program bimbingan dan konseling yang perlu dibuat guru pembimbing guna merencanakan kegiatan bimbingan antara lain:

1. Program harian, yaitu program yang langsung diadakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu.

2.Program mingguan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu satu minggu tertentu dalam satu bulan. 3.Program bulanan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara

penuh untuk kurun waktu satu bulan tertentu dalam satu catur wulan.

4.Program semester, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu satu semester tertentu dalam satu tahun ajaran.

5.Program Tahunan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu satu tahun tertentu dalam satu jenjang sekolah.

Kelima jenis program tersebut satu sama lain saring terkait. Program tahunan didalamnya meliputi program semester, program semester didalamnya meliputi program bulanan, program bulanan didalam meliputi agenda mingguan, dan agenda mingguan didalamnya meliputi agenda harian. Agenda harian ini merupakan jabaran dari agenda mingguan guru pembimbing pada kelas yang diasuhnya. Agenda ini dibuat secara tertulis pada buku agenda yang berupa satuan layanan dan atau satuan pendukung. lebih jelasnya lihat di lampiran.

B. Penyusunan Program

Penyususnan program Bimbingan dan Konseling memerluhkan langkah-langkah yang menyeluruh dan integral menurut Harold J Burback dan Larry e Deker ( 1977 : 198 ) mengemukakan langkah-langkah dalam suatu perencanaan sebagai berikut :

a. Menentukan tujuan yang

(29)

b. Menganalisis tentang sumber-sumber dan kendala

c. Menganalisis tentang

kebutuhan-kebutuhan

d. Menentukan tujuan-tujuan

yang lebih spesifik dan dapat di ukur

e. Menentukan Prioritas

f. Menentukan

strategi-strategi dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tujuan – tujuan yang spesifik

g. Mengadakan evaluasi

terhadap perencanaan

h. Mengadakan beberapa

perubahan –perubahan yang perlu untuk perbaikan Sedangkan menurut Yosep W. Holis ( 1965;23-24 )

a. Mengidentifikasi

kebutuhan

b. Study mengenal

layanan bimbingan yang telah adad dan mengembangkan pedoman kegiatan untuk layanan yang baru atau layanan yang diperbaiki lagi

c. Menetapkan

cara-cara untuk mengumpulkan data dan menyebarkan data

d. Memodifikasi

program

e. Seleksi tipe

organisasi Bimbingan dan Konseling dan menetapkan peranan tenaga pelaksana

f. Menyeleksi

koordinatordan pimpinan masing-masing bimbingan program layanan bimbingan dan konseling

g. Menetapkan

fasilitas yang memadai

h. Pemeliharaan

catatan dan dan laporan yang memadai dalam seluruh kegiatan layanan bimbingan dari setiap individu

a. Pe

ndidikan In-Survice bagi rekan sekerja ( Sejawat )

j. Memanfaatkan sumberdaya masyarakat dan referral

(30)

Mencermati proses perencanaan program Bimbingan dan Konseling diatas, maka dalam penyusunan program Bimbingan dan Konseling ada beberapa aspek yang seharusnya mendapatkan penekanan :

a. Tujuan

b. Kebutuhan-kebutuhan

siswa

c. Materi dan kegiatan

layanan yang diberikan

d. Kegiatan evaluasi

e. Sumber daya manusia

f. Sarana dan prasarana

Jadi dari beberapa pendapat di atas dalam penyusunan program menimal mencakup hal sebagai berikut:

1) Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.

2) Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.

C. kegiatanBimbingan dan Konseling

1. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.

2. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah.

3. Program pelayanan konseling yang direncanakan dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.

4. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling

a. Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah:

(31)

2. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 1 (satu) jam per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal

3. Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.

b. Di luar jam pembelajaran sekolah:

1. Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan,, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.

2. Satu kali kegiatan

layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas.

3. Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madras

4. Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program (LAPELPROG).

5. Volume dan waktu untuk

pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di dalam kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan sekolah/madrasah.

D. Penilaian Bimbingan dan Konseling

1. Defenisi penilaian

Sebagai upaya pendidikan, khususnya dalam rangka pengembangan kompetensi siswa, hasil-hasil layanan bimbingan dan konseling harus dinilai, baik melalui penilaian terhadap hasil layanan maupun proses pelaksanaannya. Penilaian ini selanjutnya dapat dipakai untuk melihat keefektifan layanan di satu sisi, dan sebagai dasar pertimbangan bagi pengembangannya di sisi lain.

(32)

bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk menilai sejauh mana kegiatan layanan itu mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Penilaian

Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian. Dengan penilaian ini dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan membawa dampak positif terhadap siswa yang mendapatkan layanan. Penilaian ditujukan kepada perolehan siswa yang menjalani layanan. Perolehan ini diorientasikan pada :

a. Pengentasan masalah siswa : sejauh manakah perolehan siswa menunjang bagi pengentasan masalahnya? Perolehan itu diharapkan dapat lebih menunjang terbinanya tingkah laku positif, khususnya berkenaan dengan permasalahan dan perkembangan diri siswa.

b.Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, motivasi, kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar, konsep diri, kemampuan berkomunikasi, kreatifitas, apresiasi terhadap nilai dan moral.

3. Fokus Penilaian

Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya:

a.Pemahaman baru; yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengan masalah yang dibahas.

b.Perasaan positif; sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan.

Rencana kegiatan;yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang dialaminya.

Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara jelas mengacu kepada kompetensi yang diaplikasikan siswa untuk pengentasan permasalahan yang dihadapinya dalam rangka kehidupan sehari-hari yang lebih efektif.

E. Tahap-tahap penilaian

(33)

1. . Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.

2. .Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta didik.

3. .Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.

Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan.

Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam LAPELPROG

Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.

F. Penjadwalan

(34)

G. Pengawasan Kegiatan

1. Kegiatan pelayanan konseling di sekolah dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui kegiatan pengawasan.

2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara: a. interen, oleh kepala sekolah.

b. eksteren, oleh pengawas sekolah bidang konseling.

3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional konselor dan implementasi kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban dan tugas konselor di sekolah.

4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di sekolah.

H. Pembagian Tugas Guru Bimbingan dan Konseling

(LIHAT Lampiran)

I. TINDAK LANJUT

Dari evaluasi program akan diketahui program mana yang sudah dan belum dilaksanakan. Program yang belum dilksanakan akan dicarikan solusinya agar dapat dilaksanakan.

J. LAPORAN

Akhirnya seluruh kegiatan program akan dilaporkan sebagai

pertanggungjawaban program. Laporan program meliputi Laporan bulanan, semester/tahunan.

K. ANGGARAN

Anggaran program bimbingan konseling diajukan sebagai upaya

menunjang proses pelaksanaan program. Adapun anggaran terperinci sebagai berikut:

No PROGRAM RINCIAN JUMLAHANGGARANSUMBER Managemen  ATK

 Kegiatan rapat

(35)
(36)

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Program bimbingan dan konseling mempunyai tujuan untuk membantu siswa dalam usaha pengembangan kehidupan pribadi, sosial, belajar dan bidang karir. Dalam pelayanan dan konseling diharapkan siswa mampu untuk mencapai pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal.

Dalam pelaksanaan program yang ada pada layanan bimbingan dan konseling diharapkan partisipasi dan dukungan pihak yang terkait antara lain :

1. Pihak sekolah, bantuan dan dukungan material dan spritual demi tercapainya suasana pendidikan yang menyenangkan.

2. Guru dan wali kelas dapat kontribusi dalam penanganan membantu permasalahan yang dialami oleh siswa.

3. Tenaga kependidikan yang ada di sekolah agar turut berperan serta dalam pelaksanaan dibidang administrasi yang dibutuhkan. 4. Peran serta siswa dan seluruh unsur-unsur yang ada disekolah

Referensi

Dokumen terkait

Teks Cerpen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kasihan Bantul

[r]

Gears menghubungkan poros kecepatan tinggi di poros kecepatan rendah dan meningkatkan kecepatan sekitar 30-60 rotasi per menit (rpm), sekitar 1000-1800 rpm, kecepatan rotasi

debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan menggunakan turbin air dan generator... 05/18/18 PS S1 Teknik

Untuk mengetahui besarnya penghematan biaya dan prosentase terhadap keseluruhan bangunan yang didapat dalam pekerjaan pasangan dinding, dan atap pada Proyek

Hasil analisis regresi logistik ganda dengan duduk <2 jam sebagai pembanding didapatkan lama duduk 4-6 jam memiliki hubungan yang kuat dengan nilai OR 8,579, artinya orang

Bagian tanaman yang biasa digunakan untuk membuat preparat dengan metode squash adalah ujung akar yang bersifat meristematik.. Menurut Parjanto et

Namun, jagung di Indonesia sebagaimana umumnya komoditas pangan lainnya merupakan hasil produksi petani-petani skala kecil.Komoditas jagung dapat dikonsumsi oleh