• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Lanskap Kompleks Masjid AI-Hurriyyah Sebagai Pusat Kegiatan Keislaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Lanskap Kompleks Masjid AI-Hurriyyah Sebagai Pusat Kegiatan Keislaman"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN LANSKAP

KOMPLEKS MASJID AL-HURRIYYAH

SEBAGAI PUSAT KEGIATAN KEISLAMAN

MIFTAHUL JANNAH

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengelolaan Lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah sebagai Pusat Kegiatan Keislaman” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

MIFTAHUL JANNAH. Pengelolaan Lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah sebagai Pusat Kegiatan Keislaman. Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH.

Mesjid adalah tempat yang tidak dapat dipisahkan dari komunitas Muslim. Selain fungsi utamanya sebagai tempat ibadah (salat), mesjid juga memiliki fungsi lainnya yang berkaitan dengan kegiatan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan aktivitas, menganalisis faktor yang berkaitan dengan kondisi pengelolaan, dan menyusun strategi pengelolaan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah sebagai pusat kegiatan keislaman. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini meliputi aspek fisik dan biofisik, aspek sosial, dan aspek pengelolaan. Analisis data dilakukan secara deskriptif, statistika deskriptif, dan menggunakan metode SWOT. Berdasarkan hasil dari analisis SWOT, terdapat tujuh poin strategis untuk pengelolaan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah, mencakup optimalisasi sistem pengelolaan Kompleks Masjid Hurriyyah di bawah tanggung jawab DKM Al-Hurriyyah. Dari hasi penelitian ini, direkomendasikan juga rencana pengelolaan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah di bawah tanggung jawab Direktorat Fasilitas dan Properti IPB.

Kata kunci: Al-Hurriyyah, manajemen lanskap, mesjid, pusat kegiatan keislaman. SWOT

ABSTRACT

MIFTAHUL JANNAH. Landscape Management of Kompleks Masjid Al-Hurriyyah as an Islamic Center. Supervised by WAHJU QAMARA MUGNISJAH.

Mosque is a place that cannot be separated from Muslim society. Besides its primary function as a place for pray, mosque also has other functions related to community activities. The purpose of this research is to determine activities, analyze factors related to management condition, and arrange a management strategy for Kompleks Masjid Al-Hurriyyah as an Islamic Center. The data needed in this research include physical and biophysical aspects, social aspects, and management aspects. Analysis of data is performed using descriptive analysis, descriptive statistics, and SWOT analysis. The result of SWOT analysis shown that there are seven point strategies for landscape management on Kompleks Masjid Al-Hurriyyah, including optimizing the management system of Kompleks Masjid Al-Hurriyyah under the responsibility of DKM Al-Hurriyyah. The result of this research also recommends to arrange a landscape management plan under the responsibility of Direktorat Fasilitas dan Properti IPB.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Arsitektur Lanskap

PENGELOLAAN LANSKAP

KOMPLEKS MASJID AL-HURRIYYAH

SEBAGAI PUSAT KEGIATAN KEISLAMAN

MIFTAHUL JANNAH

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)
(8)

Judul Skripsi : Pengelolaan Lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah Sebagai Pusat Kegiatan Keislaman

Nama : Miftahul Jannah NIM : A44090024

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M. Agr. Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA Ketua Departemen

(9)

ii

PRAKATA

Assalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengelolaan Lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah sebagai Pusat Kegiatan Keislaman”. Selawat dan salam semoga tercurah kepada Sang Suri Tauladan, Muhammad Rasulullah Saw. beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr selaku pembimbing skripsi dan Bapak Dr. Ir. Setia Hadi, MS selaku pembimbing akademis, serta Ibu Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA selaku Kepala Departemen Arsitektur Lanskap yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Agus Amperanto, SH dan jajaran staf bagian Taman, Lahan, dan Kebersihan Direktorat Fasilitas dan Properti IPB serta Bapak Dr. Syamsudin dan jajaran pengurus DKM Al-Hurriyyah yang telah membantu selama proses pengumpulan data dan analisis. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak, Ibu, seluruh keluarga, teman-teman ‘lingkaran cahaya’, pengurus FORKOM Alims dan pejuang dakwah sekolah lainnya, teman-teman ‘lima bintang’ dan seluruh mahasiswa Arsitektur Lanskap angkatan 46, mahasiswa Pascasarjana Arsitektur Lanskap 2012, serta berbagai pihak lainnya atas segala doa dan bantuannya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai penerapan ilmu yang telah dipelajari untuk mengoptimalisasi Kompleks Masjid Al-Hurriyyah sebagai sebuah pusat kegiatan keislaman.

Wassalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh.

(10)

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

PENDAHULUAN

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Kerangka Berpikir 2

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA

Pusat Kegiatan Keislaman (Islamic Center) 4

Lanskap Masjid dan Fungsinya 4

Pengelolaan Lanskap 5

METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Penelitian 7

Alat dan Bahan 7

Jenis Data 7

Tahapan Penelitian 8

HASIL

Kondisi Umum 13

Konsep Pengembangan Lanskap 20

Analisis Lanskap 24

Analisis Struktur dan Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan 35

Analisis SWOT 40

Strategi Pengelolaan 46

PEMBAHASAN

Kondisi Umum 46

Konsep Pengembangan Lanskap 48

Analisis Lanskap 49

Analisis Struktur dan Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan 55

Analisis SWOT 58

(11)

iv

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan 72

Saran 73

DAFTAR PUSTAKA 73

(12)

v

DAFTAR TABEL

1. Spesifikasi jenis, sumber, dan cara pengumpulan data penelitian 8 2. Contoh penilaian bobot strategis faktor internal 11 3. Contoh Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 11

4. Contoh Matriks Internal-Eksternal 12

5. Matriks SWOT 12

6. Data suhu dan intensitas penyinaran matahari 16

7. Daftar vegetasi 16

8. Daftar kegiatan di Kompleks Masjid Al-Hurriyyah 18

9. Pembagian area Kompleks Masjid Al-Hurriyyah 20

10. Analisis lokasi dan aksesibilitas tapak 30

11. Pembagian aktivitas pada kompleks mesjid berdasarkan area 30 12. Daya dukung optimum Kompleks Masjid Al-Hurriyyah untuk

kegiatan bersama 32

13. Daya dukung optimum area parkir Kompleks Masjid Al-Hurriyyah 32 14. Rincian aktivitas dan frekuensi kegiatan pemeliharaan 37

15. Pembagian tugas pemeliharaan lanskap 37

16. Perbandingan kapasitas kerja literatur dan lapang 38

17. Kesesuaian jadwal kegiatan pemeliharaan 38

18. Rincian biaya pemeliharaan tahunan keseluruhan taman kampus IPB

Darmaga tahun 2013 39

19. Anggaran dana gaji pekerja lapang 40

20. Alokasi dana pemeliharaan lanskap oleh BPRT Al-Hurriyyah 40 21. Tingkat kepentingan faktor internal Kompleks Masjid Al-Hurriyyah 40 22. Tingkat kepentingan faktor eksternal Kompleks Masjid Al-Hurriyyah 41

23. Penilaian bobot faktor strategis internal 42

24. Penilaian bobot strategis faktor eksternal 42

25. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 43

26. Matriks External Factor Evaluation (EFE) 43

27. Matriks Internal-Eksternal 44

28. Matriks SWOT 45

29. Peringkat alternatif strategi 46

30. Rekomendasi jadwal pemeliharaan 63

31. Pembagian kerja tenaga kerja tetap dan tenaga kerja lepas 64 32. Perhitungan HOK tim pemelihara lanskap harian selama satu tahun 65 33. Perhitungan HOK tim pemangkas rumput selama satu tahun 66 34. Perhitungan HOK tim pemelihara vegetasi selama satu tahun 67 35. Kebutuhan alat tim pekerja rutin dan khusus 68 36. Kebutuhan bahan pemeliharaan selama satu tahun 68 37. Penghitungan anggaran biaya beban kerja tahunan tim pekerja rutin 69 38. Penghitungan anggaran biaya beban kerja tahunan tim pemangkas rumput 69 39. Penghitungan anggaran biaya beban kerja tahunan tim pemelihara vegetasi 70 40. Anggaran penggunaan alat tim pekerja rutin dan khusus 71

(13)

vi

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka berpikir 3

2. Lokasi penelitian 7

3. Bangunan pertama (kiri) dan kedua (kanan) dari Masjid Al-Hurriyyah 13 4. Proses pembangunan Masjid Al-Hurriyah, tahun 1997 (kiri), dan

bangunan Masjid Al-Hurriyyah (kanan) 14

5. Kompleks Masjid Al-Hurriyyah IPB Darmaga 15

6. Preferensi pengunjung dalam mengakses Kompleks Masjid Al-Hurriyyah 15 7. Grafik usia (kiri) dan tingkat pendidikan pengunjung (kanan) 17 8. Grafik pekerjaan (kiri) dan tempat tinggal pengunjung (kanan) 18 9. Kegiatan yang memanfaatkan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah 19 10. Pembagian area Kompleks Masjid Al-Hurriyyah 20 11. Peta kondisi eksisting Kompleks Masjid Al-Hurriyyah 21

12. Konsep segitiga pada bangunan mesjid 22

13. Beberapa jalur sirkulasi pada tapak 23

14. Lapangan parkir, bangunan instalasi air, dan shelter sepeda 24 15. Parkir A (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan (kanan) 24 16. Parkir B (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan (kanan) 25 17. Parkir C (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan (kanan) 25 18. Masjid Al-Hurriyyah (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan

(kanan) 26

19. Halaman sebelah tenggara mesjid (kiri) dan preferensi responden

terhadap keindahan (kanan) 26

20. Halaman sebelah utara mesjid (kiri) dan preferensi responden terhadap

keindahan (kanan) 27

21. Pepohonan di halaman sebelah barat laut (kiri) dan preferensi responden

terhadap keindahan (kanan) 27

22. Aula Al-Hurriyyah (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan

(kanan) 28

23. Asrama pengelola mesjid (kiri) dan preferensi responden terhadap

keindahan (kanan) 28

24. Rumah Ketua DKM Al-Hurriyyah (kiri) dan preferensi responden

terhadap keindahan (kanan) 29

25. Kebun Al-Hurriyyah (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan

(kanan) 29

26. Preferensi pengunjung terhadap kebersihan 33

27. Preferensi pengunjung terhadap keamanan 33

28. Preferensi pengunjung terhadap ketersediaan fasilitas 34 29. Preferensi pengunjung terhadap pelayanan dari pihak pengelola 34

30. Preferensi pengunjung terhadap kenyamanan 35

31. Struktur organisasi Direktorat Fasilitas dan Properti IPB 35

32. Struktur organisasi DKM Al-Hurriyyah 36

(14)

vii 37. Penggunaan alat, yaitu penyapuan (kiri) dan pemangkasan (kanan) 57 38. Salah satu permainan outbond, yaitu spider web 61

39. Kegiatan Islamic Camp 61

(15)
(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mesjid merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat muslim. Meskipun fungsi utamanya adalah sebagai tempat menegakkan salat, di masa Rasulullah Saw. mesjid pun memiliki berbagai fungsi lainnya. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang tercantum dalam tafsir beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits. Salah satu ayat Al-Qur’an yang membahas mengenai mesjid adalah QS Al-Baqarah/2 Ayat 114 yang artinya, “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang di dalam mesjid-mesjid Allah untuk menyebut nama-Nya, dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat mendapat azab yang berat.” (Depag 2002). Berdasarkan ayat tersebut dan beberapa ayat lainnya, fungsi mesjid adalah sebagai tempat yang di dalamnya banyak disebut nama Allah (berzikir), tempat beriktikaf, tempat beribadah (salat), serta pusat pertemuan umat Islam untuk membicarakan urusan hidup dan perjuangan. Jika diartikan lebih lanjut, maka mesjid seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai tempat salat saja, melainkan mengakomodasi berbagai kegiatan keislaman lainnya.

Dewasa ini, telah terdapat berbagai variasi kegiatan keislaman yang dilakukan, tidak hanya kegiatan yang bersifat indoor (diselenggarakan di dalam ruangan) melainkan juga kegiatan yang bersifat outdoor (diselenggarakan di luar ruangan). Sebagai tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan keislaman, tentunya akan sangat baik jika keseluruhan bagian dari lanskap mesjid dapat dimanfaatkan, tidak hanya bangunannya saja. Oleh karena itu, sekalipun tidak secara spesifik, Rukmana (2009) menjelaskan bahwa keberadaan ruang luar, antara lain, taman dan area parkir perlu dipertimbangkan dalam membangun suatu mesjid.

Salah satu contoh mesjid yang memiliki pemanfaatan ruang luar yang cukup signifikan adalah Mesjid Shalahuddin Al-Ayyubi di Nurul Fikri Boarding School Lembang, Bandung. Mesjid yang memiliki lapangan luas di sekitarnya ini sering digunakan untuk berbagai aktivitas outdoor, bahkan menjadi lokasi pelaksanaan apel dan beberapa simulasi pada kegiatan Silaturrahim Rohis Nasional, tanggal 29 – 30 Maret 2013 lalu (NFBS 2013). Contoh lainnya adalah Kompleks Masjid Al-Hurriyyah di Kampus IPB Darmaga, Bogor. Pada kompleks mesjid yang didominasi area terbuka ini, beragam kegiatan outdoor yang melibatkan fisik seperti training dan olahraga sering dilakukan, bahkan hingga beberapa kegiatan pada waktu yang sama di beberapa area terbuka yang berbeda.

(17)

2

Perumusan Masalah

Kompleks Masjid Al-Hurriyyah terletak di Kampus IPB Darmaga dan berfungsi sebagai mesjid kampus bagi sivitas akademika pada lokasi tersebut. Selain fungsi utamanya untuk beribadah, mesjid kampus ini juga kerap dimanfaatkan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial yang melibatkan sivitas akademika dan tenaga kependidikan IPB, serta masyarakat sekitar. Akan tetapi, hingga saat ini masih terlihat bahwa pengelolaan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah belum optimal sehingga tidak semua area dapat termanfaatkan dengan baik. Untuk mengakomodasi penggunaan tapak yang intensitasnya tinggi ini, diperlukan sebuah usulan pengelolaan lanskap agar Kompleks Masjid Al-Hurriyyah dapat menjadi pusat kegiatan keislaman (Islamic Center) yang berfungsi optimal tetapi tetap ramah lingkungan.

Tujuan Penelitian

Tujuan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. menganalisis penggunaan ruang untuk kegiatan-kegiatan keislaman yang dilaksanakan pada Kompleks Masjid Al-Hurriyyah,

b. menganalisis lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah sebagai pusat kegiatan keislaman dengan menggunakan metode SWOT, dan

c. menyusun rekomendasi pengelolaan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah untuk mengoptimalkan fungsinya sebagai pusat kegiatan keislaman.

Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi pengelolaan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah dalam rangka menunjang keberlangsungan mesjid tersebut sebagai pusat kegiatan keagamaan bagi sivitas akademika dan tenaga kependidikan IPB serta masyarakat sekitar.

Kerangka Berpikir

(18)

3

Gambar 1 Kerangka berpikir

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi hanya pada ruang lingkup berikut:

a. menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengelolaan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah, dan

b. menyusun strategi pengelolaan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah sbagai pusat kegiatan keislaman.

Mengakomodasi banyak fungsi sebagai pusat kegiatan keislaman kampus (Islamic Center): ibadah, muamalah, tarbiyah, dan dakwah

Inventarisasi: kondisi umum

Kompleks Masjid Al-Hurriyyah, IPB Darmaga

Rekomendasi pengelolaan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah sebagai pusat kegiatan keislaman

Penggunaan lanskap tergolong intensif tetapi pengelolaan belum optimal

Sintesis Analisis SWOT Analisis Lanskap: a. Kondisi fisik dan biofisik tapak

b. Lokasi dan aksesibilitas tapak

c. Pembagian ruang dan aktivitas yang dapat dilakukan pada tapak d. Daya dukung pengunjung

e. Persepsi pengunjung terhadap kegiatan pengelolaan

(19)

4

TINJAUAN PUSTAKA

Pusat Kegiatan Keislaman (Islamic Center)

Fauzi (2010) menginformasikan bahwa Islamic Center (pusat kegiatan keislaman) memiliki pengertian sebagai sebuah fasilitas publik yang diperuntukkan bagi masyarakat umum untuk mendapatkan informasi, pendidikan, dan pengajaran tentang agama Islam yang disinergikan dengan kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, peraturan yang diterapkan akan disesuaikan dengan konsep agama Islam itu sendiri. Tujuan umum didirikannya pusat kegiatan keislaman (Islamic Center) adalah

a. meningkatkan ukhuwah antarumat Islam,

b. menjadi sarana komunikasi antarumat Islam baik skala regional, nasional, maupun internasional,

c. menjadi sarana informasi bagi setiap kalangan,

d. menjadi nuansa dan cakrawala agama Islam sebagai way of life, landasan, dan pedoman kehidupan, serta

e. mengenalkan dan membiasakan masyarakat untuk selalu menggunakan agama Islam sebagai pedoman kehidupan.

Lubis (2011) menerangkan beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya pusat kegiatan keislaman (Islamic Center):

a. pemahaman yang berbeda antarulama dalam penyampaian ajaran agama, terkadang kurang sesuai dengan perkembangan zaman,

b. arus informasi yang telah banyak mengubah pandangan masyarakat muslim menjadi jauh dari agama, sehingga pembinaan kehidupan masyarakat beragama merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat ditawar lagi, c. kinerja lembaga-lembaga dakwah Islam yang ada belum dapat melayani

masyarakat secara maksimal akan keingintahuan mereka mengenai Islam, dan d. penyampaian dakwah yang tidak terlalu menarik minat masyarakat sehingga perlu adanya gagasan baru mengenai alternatif penyampaian dakwah sesuai dengan perkembangan zaman.

Oleh karena itu, sebuah pusat kegiatan keislaman (Islamic Center) diharapkan dapat mengakomodasi berbagai fungsi kehidupan masyarakat muslim, yaitu fungsi ibadah, muamalah, tarbiyah, dan dakwah.

Lanskap Masjid dan Fungsinya

Departemen Agama RI dalam Syahidin (2004) mendefinisikan mesjid sebagai bangunan tempat ibadah (salat) yang bentuk bangunannya dirancang khusus dengan berbagai atribut mesjid seperti ada menara yang cukup megah, memiliki kubah, bangunannya cukup besar, kapasitasnya dapat menampung ratusan bahkan ribuan jamaah dan biasanya dipakai melaksanakan ibadah shalat jum’at atau perayaan hari-hari besar Islam. Ayub et al. (1996) menerangkan bahwa fungsi utama mesjid adalah sebagai tempat sujud kepada Allah Swt., tempat salat, dan tempat beribadah kepada-Nya. Selain itu, Ayub (1996) dalam Rukmana (2009) menjelaskan beberapa fungsi mesjid lainnya, yaitu:

(20)

5 b. tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian,

c. tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat,

d. tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan,

e. tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotongroyongan di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama,

f. wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin dengan keberadaan majelis taklimnya,

g. tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pimpinan umat, h. tempat mengumpulkan dana, menyimpan, dan membagikannya, serta i. tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial.

Senada dengan hal tersebut, Bachrun et al. (2005) dalam Ajahari (2009) pun menyebutkan bahwa terdapat dua fungsi masjid, yaitu fungsi primer dan sekunder. Secara keseluruhan, terdapat beberapa fungsi inti masjid, antara lain,

a. fungsi peribadatan ritual seperti shalat, dzikir, dan i’tikaf, b. fungsi sosial dan kemasyarakatan,

c. fungsi pendidikan dan dakwah,

d. fungsi pemberdayaan ekonomi ummat, e. fungsi politik,

f. fungsi pengembangan seni dan budaya.

Untuk mengoptimalkan keseluruhan fungsi tersebut, dibutuhkan tidak hanya bangunan mesjid yang sesuai, tetapi juga lanskap yang dapat mengakomodasi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan di luar ruangan.

Rukmana (2009) menerangkan jika dilihat dari sumber dana dan proses pembangunan, mesjid dapat dikategorikan menjadi beberapa golongan, yaitu, mesjid keluarga (biasanya berlokasi di kawasan rumah pemiliknya), mesjid pemerintah (sumber dananya berasal dari dana pemerintah dan memiliki cakupan jamaah tertentu, misalkan mesjid nasional dan mesjid kota), mesjid kampus (lokasinya berada di kawasan kampus dan mayoritas jamaahnya adalah mahasiswa), mesjid perkantoran (lokasinya berada di kawasan perkantoran), serta mesjid komplek perumahan (umumnya dana pembangunan berasal dari swadaya masyarakat pada komplek tersebut).

Pengelolaan Lanskap

Kraus dan Cutris (1982) menyatakan bahwa pengelolaan atau manajemen merupakan suatu proses dari konsep, teori, dan analisis tujuan, yang dengannya seorang manajer merencanakan, mengatur, memimpin, dan menjalankan tujuan tersebut melalui usaha manusia secara sistematis, koordinatif, dan saling kerja sama. Terdapat empat fungsi utama proses manajemen seperti dijelaskan berikut. a. Perencanaan (Planning)

(21)

6

kebijaksanaan dan tata cara pelaksanaan dibuat, dan perencanaan jangka pendek dan panjang dirumuskan.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan tahapan setelah perencanaan, saat struktur organisasi dan tanggung jawab masing-masing bagian dibentuk. Selain itu, garis komunikasi, koordinasi, dan wewenang ditetapkan, serta sumber daya dialokasikan.

c. Pengaturan (Directing)

Pengaturan merupakan proses koordinasi dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan, berkaitan erat dengan upaya memotivasi para pekerja untuk mencapai tujuan organisasi.

d. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan mencakup pemantauan terhadap standar kerja dan metode pelaksanaan yang dilakukan, juga mengawasi apakah semua berjalan sesuai dengan tujuan dan kebijakan yang telah ditetapkan. Fungsi ini juga mencakup pelaporan, evaluasi yang berkelanjutan, serta pengambilan langkah-langkah yang tepat dalam melakukan perbaikan atau antisipasi program.

Arifin dan Arifin (2005) menyatakan pengelolaan lanskap sebagai upaya manusia untuk mendayagunakan, memelihara, dan melestarikan lanskap atau lingkungan agar memperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan kontinuitas kelestariannya. Pengelolaan ini merupakan upaya terpadu yang terdiri atas penataan dan pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pemeliharaan merupakan salah satu bagian yang krusial dalam pengelolaan lanskap. Sternloff dan Warren (1984) menerangkan bahwa tujuan kegiatan pemeliharaan adalah menjaga tapak beserta fasilitasnya supaya tetap dalam keadaan awal atau desain semula. Untuk itu, perlu diperhatikan beberapa hal berikut: (a) menetapkan prinsip-prinsip operasi, (b) memelihara fasilitas dengan standar yang telah ditentukan, dan (c) melakukan pegawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan. Organisasi pemeliharaan dapat dibagi dalam tiga tipe berikut:

a. sistem pemeliharaan unit yang didasarkan pada unit-unit taman yang ada sehingga setiap unit taman mempunyai tim pemeliharaan sendiri,

b. sistem pemeliharaan khusus yang didasarkan pada keahlian tertentu dari pegawainya, seperti pegawai khusus potong rumput atau pekerja khusus lainnya yang berpindah dari satu unit ke unit taman lainnya menurut jadwal, dan

(22)

7

METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilakukan di Kompleks Masjid Al-Hurriyyah pada Jln. Tanjung No. 2 Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Kegiatan penelitian secara keseluruhan dilakukan selama enam belas minggu, yaitu pada bulan Maret – Juli 2013. Lokasi kegiatan penelitian secara spesifik terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Lokasi penelitian (Kompleks Masjid Al-Hurriyyah IPB Darmaga) (sumber: wikimapia.com)

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah kamera digital, alat ukur berupa meteran, dan laptop dengan software AutoCAD, Google SketchUp, Adobe Photoshop, Microsoft Word, dan Microsot Excel. Alat-alat tersebut digunakan untuk menunjang seluruh proses penelitian, mulai dari pengambilan, pengolahan, hingga penyajian akhir data.

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah data fisik, biofisik, sosial, dan manajemen pada tapak. Selain itu, dokumentasi kondisi tapak saat ini (existing condition) juga merupakan bahan yang diperlukan.

Jenis Data

(23)

8

tiga orang. Data sekunder merupakan studi pustaka mengenai teori pengelolaan dan konsep manajemen mesjid yang digunakan dalam penelitian, serta literatur mengenai rekaman sejarah dan kondisi tapak. Tabel 1 menyajikan jenis, sumber, dan cara pengumpulan data yang digunakan pada penelitian.

Tabel 1 Spesifikasi jenis, sumber, dan cara pengumpulan data penelitian

Spesifikasi Jenis Sumber Cara

1. Fisik dan Biofisik

b. Iklim dan topografi DKM Al-Hurriyyah, BMKG, dan lapangan

Studi literatur dan survey c. Tata guna lahan Lapangan Survei dan wawancara d. Vegetasi saat ini DKM Al-Hurriyyah dan

lapangan

Lapangan Survei dan wawancara

3. Manajemen

DKM Al-Hurriyyah Studi literatur, survei, dan wawancara

DKM = Dewan Kemakmuran Mesjid (pihak pengelola) BMKG = Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Tahapan Penelitian

Persiapan

Tahap persiapan mencakup beberapa hal, yaitu pengumpulan informasi terkait tema penelitian dan penentuan tempat penelitian, penyusunan proposal penelitian, dan pengurusan izin penelitian. Pada tahap ini juga dilakukan pertemuan dengan pihak pengelola Kompleks Masjid Al-Hurriyyah untuk meminta izin melakukan kegiatan penelitian.

Inventarisasi

(24)

9 pihak pengelola (4 orang dari Direktorat Fasilitas dan Properti, 5 orang dari DKM Al-Hurriyyah) dan wawancara pengunjung dengan metode purposive sampling (16 orang pengunjung laki-laki dan 17 orang pengunjung perempuan).

Analisis Lanskap

Pada tahap ini, dilakukan analisis beberapa aspek yang diperlukan untuk menyusun rencana pengelolaan, sesuai dengan data yang telah diperoleh sebelumnya. Dasar analisis bagi setiap aspek adalah kondisi tapak saat ini (fisik, biofisik, dan sosial) dan kelima aspek manajemen tapak (biaya, jadwal, alat dan bahan, organisasi, dan ketenagakerjaan). Hasil dari analisis kemudian dijadikan pertimbangan untuk menyusun faktor-faktor strategis pada analisis SWOT. Beberapa analisis terkait lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Kondisi fisik dan biofisik tapak. Analisis ini dilakukan secara deskriptif melalui hasil pengamatan lapang, studi literatur, serta preferensi pengunjung melalui kuesioner. Pengunjung menilai keindahan area tapak pada skala 1 (tidak indah), 2 (kurang indah), 3 (cukup indah), 4 (indah), sampai dengan 5 (sangat indah). Hasil penilaian tersebut kemudian dirata-ratakan untuk mengetahui preferensi umum pengunjung terhadap keindahan suatu bagian tapak tertentu dengan ketentuan

1. kategori tidak indah berada pada rentang nilai 1 hingga 1,99, 2. kategori kurang indah berada pada rentang nilai 2 hingga 2,99, 3. kategori cukup indah berada pada rentang nilai 3 hingga 3,99, 4. kategori indah berada pada rentang nilai 4 hingga 4,99, dan 5. kategori sangat indah berada pada nilai 5.

b. Lokasi dan aksesibilitas tapak. Analisis ini dilakukan secara deskriptif melalui hasil pengamatan lapang dan hasil wawancara pengunjung berdasarkan lima hal yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi mesjid oleh Rukmana (2009).

c. Pembagian ruang dan aktivitas yang dapat dilakukan pada tapak. Analisis ini dilakukan secara deskriptif berdasarkan hasil pengamatan lapang, studi literatur, dan wawancara pengunjung. Acuan dari pembagian ruang dan aktivitas pada tapak adalah urgensi keberadaan mesjid oleh Yani (2000). d. Daya dukung pengunjung dan parkir. Analisis ini dilakukan melalui metode

Boulon dalam WTO dan UNEP (1992) dalam Nurisjah (2003) berdasarkan standar ruang kegiatan bersama (BNSP 2011) dan standar kebutuhan parkir mobil dan motor (Dephub 2007).

DD = A / S T = DD x K K = N / R

Keterangan:

DD = Daya dukung T = Total hari kunjungan yang diperkenankan A = Area yang digunakan wisatawan N = Jam kunjungan per hari area yang diijinkan S = Standar rata-rata individu R = Rata-rata waktu kunjungan

K = Koefisien rotasi

(25)

10

pada skala 1 (tidak baik), 2 (kurang baik), 3 (cukup baik), 4 (baik), sampai dengan 5 (sangat baik). Hasil penilaian tersebut kemudian dirata-ratakan untuk mengetahui preferensi umum pengunjung terhadap aspek pengelolaan tertentu dengan ketentuan

1. kategori tidak baik berada pada rentang nilai 1 hingga 1,99, 2. kategori kurang baik berada pada rentang nilai 2 hingga 2,99, 3. kategori cukup baik berada pada rentang nilai 3 hingga 3,99, 4. kategori baik berada pada rentang nilai 4 hingga 4,99, dan 5. kategori sangat baik berada pada nilai 5.

Analisis Pengelolaan Lanskap

Analisis pengelolaan lanskap dilakukan secara deskriptif sesuai hasil studi literatur, pengamatan lapang, dan wawancara. Terdapat lima aspek yang dianalisis, yaitu struktur organisasi pengelola, tenaga kerja, jadwal, alat dan bahan, serta rencana anggaran biaya dengan acuan pemeliharaan taman oleh Arifin dan Arifin (2005).

Analisis SWOT

Rangkuti (1998) menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi dengan menggunakan logika untuk memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), dan secara bersamaan meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyusun analisis SWOT:

a. analisis penilaian faktor internal dan faktor eksternal, dengan faktor internal yang terdiri atas kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal yang terdiri atas peluang dan ancaman,

b. penentuan bobot setiap variabel sesuai dengan kepentingan untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh, dengan pemberian nilai kepentingan dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan pihak pengelola menggunakan Skala Likert (Kinnear dan Taylor) pada kisaran bobot 4 (sangat penting), 3 (penting), 2 (cukup penting), dan 1 (tidak penting). Rangkuti (1998) menyebutkan bahwa nilai peringkat untuk faktor positif (kekuatan dan peluang) berbanding terbalik dengan faktor negatif (kelemahan dan ancaman),

c. menentukan setiap bobot strategis (Tabel 2) menggunakan metode paired comparison (Kinnear dan Taylor 1991) dengan ketentuan

1. bobot 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting dibandingkan faktor vertikal,

2. bobot 2 jika indikator faktor horizontal sama penting dibandingkan faktor vertikal,

3. bobot 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting dibandingkan faktor vertikal, dan

(26)

11 Tabel 2 Contoh penilaian bobot strategis faktor internal

Faktor

Sumber: Kinnear dan Taylor (1991) dengan penyesuaian

Keterangan:

(a) hingga (f) = nilai dari paired comparison

(g) Total = ∑ semua nilai pada satu baris (a) hingga (f) (h) Bobot = nilai pada setiap kolom total (g)

nilai keseluruhan kolom total (g)

d. pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External Factor Evaluation (EFE) (Tabel 3) untuk menentukan kekuatan kondisi internal dan eksternal dari tapak,

Tabel 3 Contoh Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

(a)

Sumber: David (2008) dengan penyesuaian

Keterangan:

(a) Simbol = simbol dari setiap faktor internal

(b) Faktor internal = kalimat yang menjelaskan setiap faktor internal

(c) Tingkat kepentingan = kalimat penilaian kepentingan setiap faktor (kurang penting hingga sangat penting)

(d) Rating = angka penilaian kepentingan setiap faktor

(e) Bobot = bobot setiap faktor sesuai paired comparison (Tabel 2) (f) Skor = nilai setiap rating (d) x nilai setiap bobot (e)

(g) Total = jumlah keseluruhan skor, merupakan nilai kekuatan kondisi internal tapak

(27)

12

f. penentuan alternatif strategi dengan Matriks SWOT (Tabel 5), g. pembuatan tabel peringkat analisis strategi, serta

h. penyusunan sintesis sebagai hasil dari analisis strategi. Tabel 4 Contoh Matriks Internal-Eksternal

Sumber: David (2008) dengan penyesuaian

Dengan menggabungkan kedua faktor internal (strengths dan weaknesses) dan kedua faktor eksternal (opportunities dan threats), akan diperoleh sebuah Matriks SWOT yang kemudian mengarahkan kepada empat jenis strategi untuk mengatasi permasalahan (Tabel 5).

Berdasarkan Matriks SWOT tersebut, terdapat empat jenis strategi yang dapat dihasilkan untuk menyelesaikan permasalahan, dengan mempertimbangkan masing-masing faktor. Rangkuti (1998) menyebutkan keempat strategi tersebut: a. SO (strengths-opportunities), yaitu strategi dengan memanfaatkan seluruh

kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya,

b. ST (strengths-threats), yaitu strategi dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman,

c. WO (weaknesses-opportunities), yaitu strategi dengan meminimalisasi kelemahan untuk memanfaatkan peluang, dan

(28)

13 Penyusunan Rekomendasi Pengelolaan

Setelah kegiatan analisis dengan metode SWOT dilakukan, sebagai sintesis disusun rekomendasi pengelolaan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah sebagai pusat kegiatan keislaman dengan mengacu pada manajemen mesjid (Rukmana 2009) dan pemeliharaan taman (Arifin dan Arifin, 2005). Untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja, dilakukan perhitungan jam kerja perminggu dan kebutuhan tenaga kerja (KTK) dengan rumus sebagai berikut.

Jam kerja perminggu = HOK (hari orang kerja) 1 tahun x 8 orang/jam/hari Jumlah minggu dalam 1 tahun (52 minggu) KTK = Jam kerja/minggu x efektivitas kerja optimum

Jam kerja produkif/minggu efektivitas kerja lapang Sementara itu, untuk mengetahui kebutuhan gaji pegawai perbulan sesuai dengan beban kerjanya digunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut.

Gaji tenaga kerja/bulan = anggaran biaya tahunan .

jumlah tenaga kerja x jumlah bulan

Penyusunan Skripsi

Tahapan terakhir adalah penyusunan skripsi, dilakukan setelah keseluruhan proses sebelumnya selesai. Skripsi ini merupakan media untuk mendokumentasikan seluruh proses penelitian, mulai dari tahapan persiapan hingga tersusunnya sintesis, yaitu strategi pengelolaan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah sebagai pusat kegiatan keislaman.

HASIL

Kondisi Umum

Latar Belakang dan Sejarah Kompleks Masjid Al-Hurriyyah

Masjid Al-Hurriyyah IPB Darmaga pertama kali berdiri pada tahun 1965, di tengah hutan karet. Pada tahun 1992, di sebelah kiri mesjid pertama, didirikan mesjid baru yang lebih besar dan mampu menampung seribu jamaah (Gambar 3).

(29)

14

Hingga tahun 1997, pengelolaan masjid Al-Hurriyyah masih berada satu yayasan dengan Masjid Al-Ghifari yang terletak di Kampus IPB Gunung Gede.

Seiring dengan perkembangan Kampus IPB, semakin banyak fakultas pada strata pendidikan S-1 yang dipindahlokasikan ke Kampus Darmaga. Hal ini mengakibatkan semakin banyak jumlah mahasiswa yang beraktivitas di kampus tersebut dan meningkatkan kebutuhan ruang untuk beribadah serta berkegiatan keislaman. Untuk memenuhi kebutuhan tempat ibadah dan pusat kegiatan keislaman yang terus meningkat, direncanakanlah pembangunan mesjid baru yang lebih besar dan mampu menampung sekitar lima ribu jamaah (Gambar 4). Pembangunan Masjid Al-Hurriyyah baru ini selesai pada tahun 1998 dan pengelolaan mesjid mulai mandiri, dengan pihak DKM Al-Hurriyyah sebagai penanggungjawabnya. Pada saat yang sama, bangunan mesjid sebelumnya dialihfungsikan sebagai aula.

Gambar 4 Proses pembangunan Masjid Al-Hurriyah, tahun 1997 (kiri), dan bangunan Masjid Al-Hurriyyah (kanan)

Sumber: dokumentasi LDK DKM A-Hurriyyah

Dalam rangka menunjang kebutuhan sarana prasarana dan pengelolaan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah, di sekitar mesjid pun mulai dibangun fasilitas, antara lain, asrama marbot, lapangan 14ystem dan taman, serta penggunaan bangunan mesjid pertama sebagai rumah Ketua DKM Al-Hurriyyah. Beberapa tahun berselang, terus dilakukan evaluasi dan pengembangan terhadap 14ystem pengelolaan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah, hingga akhirnya sampai pada satu keputusan mengenai pemisahan pihak pengelola bangunan dan lanskap mesjid. Saat ini, pengelolaan bangunan mesjid dan pelaksanaan seluruh program keislaman di Kompleks Masjid Hurriyyah menjadi tanggung jawab DKM Al-Hurriyyah. Sementara itu, pengelolaan lanskap dan sarana prasarana di luar bangunan menjadi tanggung jawab utama Direktorat Fasilitas dan Properti IPB, lebih spesifiknya bagian Kebersihan, Taman, dan Lingkungan (TLK), tetapi tetap bekerja sama dengan Badan Pengurus Rumah Tangga (BPRT) DKM Al-Hurriyyah.

Lokasi dan Aksesibilitas

(30)

15 a. hutan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah di sebelah utara,

b. Perumahan Dosen IPB (dibatasi Jln. Bungur) di sebelah barat, c. Jalan Tanjung di sebelah timur, dan

d. Fakultas Perikanan IPB di sebelah selatan.

Gambar 5 Kompleks Masjid Al-Hurriyyah IPB Darmaga Sumber: wikimapia.org

Akses menuju tapak secara umum tidak cukup sulit bagi sivitas akademika dan tenaga kependidikan IPB karena Kompleks Masjid Al-Hurriyyah terletak di tepi salah satu jalan utama kampus, yaitu Jln. Tanjung dengan kondisi jalan yang baik. Posisi ini menjadikan Masjid Al-Hurriyyah berada di perbatasan antara area akademik dengan perumahan dosen. Perjalanan ke Kompleks Masjid Al-Hurriyyah dapat ditempuh menggunakan kendaraan pribadi (mobil, motor, juga sepeda), kendaraan umum (bus IPB, ojek, serta sepeda kampus), atau pun berjalan kaki (Gambar 6).

Gambar 6 Preferensi pengunjung dalam mengakses Kompleks Masjid Al-Hurriyyah

Topografi dan Jenis Tanah

(31)

16

jenis latosol coklat kemerahan, memiliki tekstur liat, kemampuan drainase sedang, serta lapisan tanahnya cukup dalam (Lidiawati 1998). Kompleks Masjid Al-Hurriyyah secara umum berlokasi sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan area sekitarnya. Lembah dengan kondisi cukup curam yang mengelilingi kompleks mesjid di sebelah barat dan timur menjadi batas fisik yang cukup jelas dengan area di sekelilingnya.

Iklim

Seperti kawasan Bogor pada umumnya, kawasan Kampus IPB Darmaga memiliki curah hujan yang cukup tinggi dan termasuk dalam golongan iklim A (klasifikasi Schmidt-Ferguson). Data suhu dan intensitas penyinaran matahari selengkapnya disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Data suhu dan intensitas penyinaran matahari

Bulan Suhu (

0

C) Intensitas penyinaran matahari (Cal/cm2)

Maks Min

Desember 2012 31,5 23,0 285

Januari 2013 29,4 22,8 228

Februari 2013 31,1 23,2 294

Maret 2013 32,4 23,0 330

Sumber: BMKG Stasiun Darmaga Bogor

Berdasarkan BMKG Stasiun Klimatologi dan Darmaga Bogor (2013), kawasan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah berada pada elevasi sekitar 200 mdpl, dan selama bulan Desember 2012 s.d. Maret 2013 memiliki suhu tertinggi 32,40C (di bulan Maret) dan suhu terendah 22,80C (di bulan Januari). Intensitas penyinaran matahari tertinggi berada pada bulan Maret, yaitu sebesar 330 cal/cm2 dan terendah berada pada bulan Januari, yaitu sebesar 228 cal/cm2.

Vegetasi

Jenis vegetasi yang umum terdapat pada tapak adalah pepohonan, sebagian besar telah mencapai usia dewasa dan berukuran maksimum. Menurut Lidiawati (1998), pohon-pohon yang tergolong dewasa tersebut telah berada di lokasi tapak sejak sebelum Masjid Al-Hurriyyah baru selesai dibangun pada tahun 1998. Selain itu, terdapat juga beberapa vegetasi penutup tanah dan estetik di lokasi taman dan lapangan parkir. Tabel 7 menyajikan jenis dan jumlah vegetasi yang terdapat di Kompleks Masjid Al-Hurriyyah.

Tabel 7 Daftar vegetasi

No Nama Latin Nama Lokal Jumlah Satuan

1. Ficus benjamina Beringin 2,00 pohon

2. Sapthodea campanulata Kecrutan 3,00 pohon

3. Lagerstomia speciosa Bungur 7,00 pohon

4. Pterocarpus indicus Angsana 2,00 pohon

5. Mimusops elengi Tanjung 11,00 pohon

6. Manilkara kauki Sawo 2,00 pohon

(32)

17 Tabel 7 Daftar vegetasi (lanjutan)

No Nama Latin Nama Lokal Jumlah Satuan

8. Polyalthia fragrans Glodogan bulat 12,00 pohon

9. Maniltoa grandiflora Sapu tangan 22,00 pohon

10. Veitchia merilii Palem putri 4,00 pohon

11. Psidium guajava Jambu biji 9,00 pohon

12. Samanea saman Ki hujan 1,00 pohon

13. Areca catehu Pinang 61,00 pohon

14. Acalypha macrophylla Teh-tehan 76,11 m2

15. Rhapis excelsa Palem wregu 2,00 rumpun

16. Cordyline sp Hanjuang 15,00 m2

17. Ixora sp Soka 73,00 m2

18. Sansivieria sp Lidah mertua 73,00 m2

19. Rhoeo discolor Adam hawa 17,50 m2

20. Iresine herbstii Simbang darah 62,25 m2

21. Althernantera sp Krokot 16,82 m2

22. Axonopus compressus Rumput paetan 9 127,85 m2

Sumber: hasil pengamatan lapang (Mei 2013)

Demografi Pengunjung

Dari segi usia, pengunjung Kompleks Masjid Al-Hurriyyah didominasi oleh kelompok usia 14-25 tahun (85%). Selain itu, terdapat pula kelompok usia 25-55 tahun (15%). Dari segi tingkat pendidikan pengunjung, hasil kuesioner menunjukkan bahwa 100% pengunjung Kompleks Masjid Al-Hurriyyah mengenyam pendidikan, dengan kelompok pendidikan terbanyak yang mengakses mesjid adalah strata S1 (79%) (Gambar 7).

Gambar 7 Grafik usia (kiri) dan tingkat pendidikan pengunjung (kanan) Berdasarkan Gambar 8, diketahui bahwa mayoritas pengunjung Kompleks Masjid Al-Hurriyyah adalah mahasiswa (81%). Selain itu, terdapat juga sivitas akademika lainnya, yaitu PNS yang merupakan dosen (10%) dan pelajar (6%). Selain sivitas akademika, ternyata Kompleks Masjid Al-Hurriyyah juga dikunjungi oleh golongan responden lainnya.

(33)

18

Gambar 8 Grafik pekerjaan (kiri) dan tempat tinggal pengunjung (kanan) Hingga saat ini, pihak pengelola Kompleks Masjid Al-Hurriyyah tidak pernah menghitung total pengunjung pada satu hari operasional tapak. Namun, jumlah pengunjung dapat diperkirakan berdasarkan aktivitas yang dilakukan pada tapak (Tabel 5).

Fungsi Kompleks Masjid Al-Hurriyyah

Secara umum, fungsi Kompleks Masjid Al-Hurriyyah tertuang dalam visi dan dari Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Hurriyyah selaku pihak pengelola, yaitu Islamic Center dalam peran tarbawi (pendidikan dan pembinaan), tsaqofy (wawasan dan pengetahuan), serta amal khidami (pelayanan sosial). Untuk menunjang visi tersebut, dibentuklah beberapa misi, yaitu

a. meningkatkan pemahaman pendidikan bagi para da'iyah, sivitas akademika, dan umat secara keseluruhan,

b. mengembangkan pusat informasi dunia Islam dan pengetahuan keislaman, serta

c. menyelenggarakan aktivitas pelayanan umat dalam bingkai dakwah Islam. Tabel 8 Daftar kegiatan di Kompleks Masjid Al-Hurriyyah

(34)

19 Tabel 8 Daftar kegiatan di Kompleks Masjid Al-Hurriyyah (lanjutan)

No Kegiatan Lokasi

Sumber: hasil wawancara, studi literatur, dan pengamatan lapang

Team building SALAM ISC Asistensi PAI

Bimbingan anak dan remaja Rohis building Pelatihan berkebun

Gambar 9 Kegiatan yang memanfaatkan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah Sumber: dokumentasi pribadi, LDK DKM Al-Hurriyyah, dan IMAGO Bogor

(35)

20

diselenggarakan oleh pihak di luar DKM Al-Hurriyyah, antara lain, gathering, team building, dan pesta pernikahan. Gambar 9 menunjukkan dokumentasi kegiatan-kegiatan yang memanfaatkan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah.

Konsep Pengembangan Lanskap

Konsep Tata Ruang

Kompleks Masjid Al-Hurriyyah terbagi atas 11 area (Tabel 9, Gambar 10 dan 11). Luas area terbangun adalah 5.654,92 m2 dan area hijau 12.811,93 m2. Tabel 9 Pembagian area Kompleks Masjid Al-Hurriyyah

No. Area Luas (m2) Presentase (%)

1. Parkir A 1 740,88 8,46

2. Parkir B 1 651,74 8,09

3. Parkir C dan area instalasi air 2 022,24 10,57 4. Bangunan Masjid Al-Hurriyyah 4 295,91 21,04 5. Halaman mesjid sebelah tenggara 2 223,12 10,88 6. Halaman mesjid sebelah utara 1 298,99 6,36 7. Halaman mesjid sebelah barat laut 1 399,96 6,89 8. Aula Al-Hurriyyah 2 538,56 12,49 9. Asrama pengelola mesjid (marbot) 1 974,08 9,66 10. Rumah Ketua DKM A-Hurriyyah 665,00 3,26 11. Kebun Al-Hurriyyah 470,36 2,30 Total 20 425,90 100,00

Sumber: Peta penyelesaian site plan (tidak bertahun) dan hasil pengamatan lapang (April–Juni 2013)

(36)

21

(37)

22

Konsep Arsitektural

Bangunan Masjid Al-Hurriyyah jika dilihat secara umum didominasi oleh nuansa segi tiga. Berdasarkan konsep perencanaan dan perancangan Masjid Al-Hurriyyah, konsep ini disesuaikan dengan ide dasar dari master plan Kampus IPB Darmaga. Bentuk atap berupa limas menggambarkan konsep tradisonal, serta bidang-bidang segi tiga yang ada dimanfaatkan untuk pencahayaan dan sirkulasi udara secara alami (Gambar 12). Konsep segi tiga ini juga memiliki arti dalam ajaran Islam, yaitu perwujudan dari konsep hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah), hablumminannas (hubungan manusia dengan sesama manusia), serta hubungan manusia dengan alam dan lingkungan. Selain itu, penggunaan bidang-bidang segi tiga yang diputar dan dikomposisikan dalam bangunan merupakan penerapan seni Islam yang berbentuk geometris dan telah banyak digunakan dalam tradisi bangunan Islam.

Gambar 12 Konsep segitiga pada bangunan mesjid Sumber: dokumentasi LDK DKM A-Hurriyyah Konsep Tata Hijau

Berdasarkan keterangan dari Kasi Taman, Lahan, dan Kebersihan Direktorat Fasilitas dan Properti IPB, tidak didapati suatu konsep tata hijau khusus untuk lanskap Al-Hurriyyah, secara umum mengikuti pengembangan tata ruang luar dan tata hijau Kampus IPB. Menurut Badan Pengembangan IPB dan PT Sangkuriang, dalam Master Plan IPB tahun 1989 yang dikutip oleh Lidiawati (1998), konsep tersebut meliputi hal berikut:

a. membantu membentuk karakter kampus yang mempunyai ciri 1. kampus sebagai suatu arboretum,

2. kampus sebagai suatu lingkungan hidup yang nyata dengan adanya keseimbangan ekosistem dan keindahan, dan

3. kampus sebagai tempat pendidikan di bidang pertanian, serta

b. membantu memberikan hal-hal yang meliputi pengarahan, orientasi, kenikmatan, dan keindahan kepada pengguna kampus.

Konsep Sirkulasi

(38)

23 manusia yang mengelilingi seluruh bangunan mesjid, serta kanopi yang menghubungkan bangunan mesjid dengan aula. Hal ini sangat memudahkan akses pengunjung ke seluruh bagian dari kompleks mesjid.

Gambar 13 menunjukkan beberapa jalur sirkulasi pada kompleks mesjid. Sesuai dengan ajaran agama Islam yang mengajarkan untuk tidak ikhtilat (bercampur) antara laki-laki dan perempuan, jalur sirkulasi pun dikonsep sedemikian rupa untuk mengurangi interaksi pengunjung laki-laki dan perempuan. Area Parkir B dan Parkir C lebih sering digunakan oleh pengunjung laki-laki, sedangkan area Parkir A lebih bersifat umum dan langsung terhubung dengan tempat pengunjung perempuan. Jalur sirkulasi sekunder di area barat daya lebih sering digunakan oleh pengunjung laki-laki, sedangkan jalur sirkulasi sekunder di area utara lebih sering digunakan oleh pengunjung perempuan.

Sirkulasi pada parkir A Sirkulasi pada sebelah utara tapak

Sirkulasi di utara Parkir B Sirkulasi pada Aula Al-Hurriyyah

Gambar 13 Beberapa jalur sirkulasi pada tapak Sumber: dokumentasi pribadi

Konsep Utilitas

Sistem utilitas tapak terdiri dari instalasi menara air, gardu listrik, dan area parkir. Kompleks Masjid Al-Hurriyyah telah memiliki sistem instalasi airnya sendiri, terutama untuk memenuhi kebutuhan air di toilet dan wastafel yang cukup banyak terdapat pada bangunan mesjid. Bangunan instalasi air ini terdapat di sebelah selatan, yaitu pembatas antara area Parkir B dan Parkir C, terdiri atas menara air, sumur tertutup, dan bangunan pompa air (Gambar 14).

Gardu listrik berupa sebuah bangunan di sebelah barat daya masjid (di samping Jln. Bungur), di sebelah pos satpam yang saat ini sudah tidak dapat digunakan lagi. Walaupun masih berfungsi dengan baik, kondisi dari instalasi menara air dan gardu listrik terlihat kurang terawat dan menjadi bad view pada tapak.

(39)

24

parkir, pihak kampus IPB Darmaga juga menyediakan shelter sepeda di dekat bangunan instalasi air dan masih berfungsi dengan baik (Gambar 14).

Parkir A Parkir B Parkir C

Bangunan instalasi air Shelter sepeda

Gambar 14 Lapangan parkir, bangunan instalasi air, dan shelter sepeda Sumber: dokumentasi pribadi

Analisis Lanskap

Analisis Aspek Fisik dan Biofisik

Pada analisis ini, tapak dibagi menjadi sebelas lokasi, yaitu Parkir A, Parkir B, Parkir C, bangunan Masjid Al-Hurriyyah, halaman sebelah tenggara mesjid, halaman sebelah utara mesjid, halaman sebelah barat laut mesjid, Aula Al-Hurriyyah, kebun Al-Al-Hurriyyah, Rumah Ketua DKM Al-Al-Hurriyyah, dan Asrama pengelola mesjid. Berikut adalah penjelasan dari setiap bagian tersebut.

1. Parkir A

Area Parkir A terletak di sebelah tenggara tapak dan merupakan salah satu akses utama untuk masuk ke dalam kompleks Mesjid Al-Hurriyyah dari Jln. Tanjung. Berikut adalah preferensi responden terhadap keindahan area Parkir A (Gambar 15).

(40)

25 Nilai terbanyak yang diberikan responden mengenai keindahan area Parkir A adalah 2 atau kurang indah (37%), disusul oleh 3 atau cukup indah (33%). Sementara itu, sebagian responden lainnya menilai area Parkir A dengan 4 atau indah (21%). Jika dirata-ratakan, responden menilai keindahan area Parkir A dengan poin 2,79 atau kurang indah.

2. Parkir B

Area Parkir B terletak di sebelah selatan hingga barat daya tapak dan merupakan salah satu akses utama untuk masuk ke dalam Kompleks Masjid Al-Hurriyyah dari Jln. Tanjung. Pada area Parkir B inilah terdapat signage ‘Masjid Al-Hurriyyah’. Berikut adalah preferensi responden terhadap keindahan area Parkir B (Gambar 16). Nilai terbanyak yang diberikan responden mengenai keindahan area Parkir B adalah 3 atau cukup indah (43%). Selanjutnya, cukup berimbang antara penilaian keindahan pada nilai 4 atau indah (27%) dan nilai 2 atau kurang indah (21%). Jika dirata-ratakan, responden menilai keindahan area Parkir B dengan nilai 3,12 atau berada pada kategori cukup indah.

Gambar 16 Parkir B (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan (kanan) Sumber: dokumentasi pribadi dan hasil wawancara

3. Parkir C

Area Parkir C terletak di sebelah barat tapak dan merupakan salah satu akses untuk masuk ke dalam kompleks Mesjid Al-Hurriyyah dari arah FPIK dan perumahan dosen. Berikut adalah preferensi responden terhadap keindahan area Parkir C (Gambar 17).

(41)

26

Nilai terbanyak yang diberikan responden mengenai keindahan area Parkir C adalah 3 atau cukup indah (46%), disusul oleh 2 atau kurang indah (36%). Jika dirata-ratakan, responden menilai keindahan area Parkir C dengan nilai 2,64 atau kurang indah.

4. Bangunan Masjid Al-Hurriyyah

Bangunan Masjid Al-Hurriyyah adalah focal point sekaligus pusat dari kompleks mesjid ini. Berikut preferensi responden terhadap keindahan bangunan Masjid Al-Hurriyyah (Gambar 18). Nilai terbanyak yang diberikan responden mengenai keindahan area bangunan Mesjid Al-Hurriyyah adalah 4 atau indah (49%). Selanjutnya, cukup berimbang antara penilaian keindahan pada angka 5 atau sangat indah (24%) dan 3 atau cukup indah (21%). Jika dirata-ratakan, responden menilai keindahan bangunan Masjid Al-Hurriyyah dengan nilai 3,88 atau cukup indah.

Gambar 18 Masjid Al-Hurriyyah (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan (kanan)

Sumber: bangkitkansemangat.wordpress.com dan hasil wawancara 5. Halaman di Sebelah Tenggara Mesjid

Halaman mesjid ini terletak di sebelah tenggara tapak, berlawanan dengan arah kiblat dan menjadi pemandangan pertama yang dilihat saat menuju Masjid Al-Hurriyyah. Berikut adalah preferensi responden terhadap keindahan area halaman sebelah tenggara mesjid (Gambar 19).

Gambar 19 Halaman sebelah tenggara mesjid (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan (kanan)

Sumber: dokumentasi pribadi dan hasil wawancara

(42)

27 responden yang memberi nilai 5 atau sangat indah dan nilai 3 atau indah adalah relatif sama (18%). Jika dirata-ratakan, responden menilai keindahan halaman sebelah tenggara mesjid dengan poin 3,70 atau cukup indah.

6. Halaman di Sebelah Utara Mesjid

Halaman mesjid ini terletak di sebelah utara tapak, dapat dilihat secara leluasa dari area akhwat atau jamaah perempuan di lantai dasar. Berikut adalah preferensi responden terhadap keindahan area halaman sebelah utara mesjid (Gambar 20). Nilai terbanyak yang diberikan responden mengenai keindahan area halaman utara adalah 2 atau kurang indah (47%). Selain itu, nilai cukup berimbang didapatkan diberikan oleh responden pada angka 3 atau cukup indah (28%) dan 4 atau indah (25%). Jika dirata-ratakan, responden menilai keindahan area halaman utara dengan poin 2,78 atau kurang indah.

Gambar 20 Halaman sebelah utara mesjid (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan (kanan)

Sumber: dokumentasi pribadi dan hasil wawancara 7. Halaman di Sebelah Barat Laut Mesjid

Halaman ini terletak di sebelah barat laut bangunan mesjid (searah kiblat), dapat dilihat dengan bebas dari pintu masuk area ikhwan yang terletak di bawah area mimbar imam. Berikut adalah preferensi responden terhadap keindahan halaman di sebelah barat laut mesjid (Gambar 21).

Gambar 21 Pepohonan di halaman sebelah barat laut (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan (kanan)

Sumber: dokumentasi pribadi dan hasil wawancara

(43)

28

cukup indah (24%). Selain itu, terdapat responden yang memberi penilaian pada angka 4 atau indah (18%). Jika dirata-ratakan, responden menilai keindahan halaman sebelah barat laut mesjid dengan nilai 2,61 atau kurang indah.

8. Aula Al-Hurriyyah

Aula Al-Hurriyyah yang terletak di sebelah selatan bangunan mesjid ini merupakan bangunan utama Kompleks Masjid Al-Hurriyyah sebelum dibangun mesjid yang saat ini dan dialihfungsikan sebagai aula pertemuan. Berikut adalah preferensi responden terhadap keindahan Aula Al-Hurriyyah (Gambar 22). Nilai terbanyak yang diberikan responden mengenai keindahan Aula Al-Hurriyyah adalah 2 atau kurang indah (49%). Selain itu, nilai cukup berimbang didapatkan diberikan oleh responden pada angka 3 atau cukup indah (24%) dan 4 atau indah (21%). Jika dirata-ratakan, responden menilai keindahan aula Al-Hurriyyah dengan nilai 2,61 atau kurang indah.

Gambar 22 Aula Al-Hurriyyah (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan (kanan)

Sumber: dokumentasi pribadi dan hasil wawancara 9. Asrama Pengelola Mesjid

Asrama pengelola mesjid terletak di sebelah timur laut tapak, berbatasan dengan pintu masuk di area Parkir A dan rumah ketua DKM Al-Hurriyyah. Berikut adalah preferensi responden terhadap keindahan asrama pengelola mesjid (Gambar 23).

Gambar 23 Asrama pengelola mesjid (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan (kanan)

(44)

29 Nilai terbanyak yang diberikan responden mengenai keindahan asrama pengelola mesjid adalah 2 atau kurang indah (40%), disusul 3 atau cukup indah (30%). Selain itu, terdapat responden yang memberikan nilai 4 atau indah (21%). Jika dirata-ratakan, responden menilai keindahan asrama pengelola mesjid dengan poin 2,64 atau kurang indah.

10. Rumah Ketua DKM Al-Hurriyyah

Rumah Ketua DKM Al-Hurriyyah terletak berbatasan dengan kebun Al-Hurriyyah dan merupakan bangunan tertua pada tapak yang dahulu difungsikan sebagai Masjid Al-Hurriyyah pertama. Berikut adalah preferensi responden terhadap keindahan rumah Ketua DKM Al-Hurriyyah (Gambar 24). Nilai terbanyak yang diberikan responden mengenai keindahan area Rumah Ketua DKM Al-Hurriyyah adalah 3 atau cukup indah (43%), disusul 4 atau indah (33%). Jika dirata-ratakan, responden menilai keindahan rumah Ketua DKM Al-Hurriyah dengan nilai 3,15 atau cukup indah.

Gambar 24 Rumah Ketua DKM Al-Hurriyyah (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan (kanan)

Sumber: dokumentasi pribadi dan hasil wawancara 11. Kebun Al-Hurriyyah

Area kebun Al-Hurriyyah terletak di sebelah utara tapak, berbatasan dengan halaman utara mesjid. Berikut adalah preferensi responden terhadap keindahan kebun Al-Hurriyyah (Gambar 25). Nilai terbanyak yang diberikan responden mengenai keindahan area Parkir C adalah 2 atau kurang indah (37%), disusul 3 atau cukup indah (36%). Jika dirata-ratakan, responden menilai keindahan kebun Al-Hurriyyah dengan poin 2,64 atau kurang indah.

Gambar 25 Kebun Al-Hurriyyah (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan (kanan)

(45)

30

Analisis Lokasi dan Aksesibilitas Tapak

Terdapat lima faktor yang harus diperhatikan dalam pertimbangan penentuan lokasi mesjid menurut Rukmana (2009). Analisis dari lima faktor tersebut disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Analisis lokasi dan aksesibilitas tapak

Aspek1 Standar1 Penilaian

a. Keadaan

b. Aksesibilitas Lokasi tapak mudah dijangkau dan jalur sirkulasinya baik.

Lokasi cukup sesuai dan kondisi jalur sirkulasi baik.

Berdasarkan manajemen mesjid oleh Rukmana (2009)

Analisis Pembagian Ruang dan Aktivitas yang Dapat Dilakukan pada Tapak Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, didapatkan beberapa lokasi yang dimanfaatkan sebagai tempat dilaksanakannya berbagai kegiatan pada Kompleks Masjid Al-Hurriyyah (Tabel 11). Berdasarkan kondisi eksisting, terlihat bahwa dari sebelas area pada Kompleks Masjid Al-Hurriyyah, terdapat lima area optimum digunakan untuk berbagai kegiatan, yaitu area Masjid Al-Hurriyyah, Aula Al-Al-Hurriyyah, halaman di sebelah tenggara, halaman di sebelah utara, dan Parkir A.

Tabel 11 Pembagian aktivitas pada kompleks mesjid berdasarkan area

Area Jenis Aktivitas Kegiatan Masjid

Al-Hurriyyah

1. Tarbawi a. Asistensi PAI

b. Dauroh dan pelatihan

2. Tsaqafy a. Ma’had Tarbawi Al-Hurriyyah b. Tahsin dan tahfidz Al-Qur’an 3. Amal khidami a. SALAM ISC

b. Paket Qiyam Ramadhan

c. Kegiatan insidental momen keislaman d. Perlombaan islami untuk anak

(46)

31 Tabel 11 Pembagian aktivitas pada kompleks mesjid berdasarkan area (lanjutan)

Area Jenis Aktivitas Kegiatan Aula

Al-Hurriyyah

1. Tarbawi a. Asistensi PAI

b. Bimbingan anak dan remaja c. Bimbingan haji

d. Islamic Youth Camp e. Dauroh dan pelatihan 2. Tsaqafy a. Kajian rutin

b. Ma’had Tarbawi Al-Hurriyyah

c. Tahsin dan tahfidz Al-Qur’an

3. Amal khidami a. Kegiatan insidental momen keislaman b. Perlombaan islami untuk anak

c. Walimatul ‘ursy Halaman

sebelah tenggara

1. Tarbawi a. Asistensi PAI

b. Bimbingan anak dan remaja c. Islamic Youth Camp d. Dauroh dan pelatihan e. Riyadhah (olahraga) 2. Amal khidami a. SALAM ISC

b. Kegiatan insidental momen keislaman c. Walimatul ‘ursy

Halaman sebelah utara

1. Tarbawi a. Dauroh dan pelatihan b. Riyadhah (olahraga)

2. Amal khidami Kegiatan insidental momen keislaman Parkir A 1. Tarbawi a. Bimbingan anak dan remaja

b. Islamic Youth Camp c. Dauroh dan pelatihan 2. Amal khidami a. SALAM ISC

b. Manasik haji TK

Sumber: hasil wawancara, studi literatur, dan pengamatan lapang

Keempat area lainnya lebih bersifat pendukung dengan fungsi masing-masing yang spesifik. Area Parkir B dan Parkir C sehari-hari lebih sering dimanfaatkan sebagai area parkir mobil dan motor bagi pengunjung. Rumah Ketua DKM Al-Hurriyyah dan Asrama pengelola mesjid sehari-harinya tentu digunakan sebagai tempat tinggal dan tempat beraktivitas penghuni yang bersangkutan. Di sisi lain, terdapat dua area yang belum termanfaatkan secara optimal, yaitu halaman di sebelah barat laut dan kebun Al-Hurriyyah. Kedua area ini cenderung kosong dan sepi dari berbagai aktivitas.

Analisis Daya Dukung Pengunjung

(47)

32

Tabel 12 Daya dukung optimum Kompleks Masjid Al-Hurriyyah untuk kegiatan bersama perkegiatan 1 jam dengan waktu aktif 24 jam/hari berdasarkan hasil kuesioner terhadap pengunjung

Area parkir adalah fasilitas penunjang yang sangat penting. Terdapat tiga area parkir mobil utama di Kompleks Masjid Al-Hurriyyah dan beberapa area parkir motor. Berdasarkan standar kebutuhan parkir dari Dephub (2011), satu mobil membutuhkan area seluas 11 m2, dan satu motor membutuhkan area seluas 1,5 m2 sehingga keseluruhan area parkir tersebut dapat menampung hingga 320 mobil dan 240 motor pada satu kali parkir dan total 2.560 mobil serta 1.920 motor dalam satu hari (Tabel 13).

Tabel 13 Daya dukung optimum area parkir Kompleks Masjid Al-Hurriyyah

(48)

33 Analisis Preferensi Pengunjung terhadap Pengelolaan Tapak

Berikut adalah hasil preferensi pengunjung Kompleks Masjid Al-Hurriyyah terhadap kelima aspek pengelolaan tapak, yaitu kebersihan, keamanan, ketersediaan fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan.

1. Kebersihan

Gambar 26 menunjukkan preferensi pengunjung terhadap kebersihan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah. Berdasarkan Gambar 26, terlihat bahwa sebagian besar pengunjung (53%) menyatakan kebersihan kompleks Masjid Al-Hurriyyah tergolong baik.

Gambar 26 Preferensi pengunjung terhadap kebersihan

Selain, itu, sebagian pengunjung lainnya menilai kebersihan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah sebagai sangat baik (19%) dan cukup baik (19%). Jika dirata-ratakan dari seluruh penilaian, preferensi pengunjung terhadap kebersihan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah adalah cukup baik, bahkan cenderung mendekati kategori baik (3,70).

2. Keamanan

Gambar 27 menunjukkan preferensi pengunjung terhadap keamanan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah. Berdasarkan Gambar 27, terlihat bahwa sebagian besar pengunjung (44%) menyatakan keamanan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah tergolong cukup baik.

Gambar 27 Preferensi pengunjung terhadap keamanan

(49)

34

penilaian, preferensi pengunjung terhadap keamanan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah adalah cukup baik (3,09).

3. Ketersediaan Fasilitas

Gambar 28 menunjukkan preferensi pengunjung terhadap ketersediaan fasilitas di Kompleks Masjid Al-Hurriyyah. Berdasarkan Gambar 28, terlihat bahwa sebagian besar pengunjung (53%) menyatakan ketersediaan fasilitas di kompleks Masjid Al-Hurriyyah tergolong baik.

Gambar 28 Preferensi pengunjung terhadap ketersediaan fasilitas

Selain, itu, sebagian pengunjung lainnya menilai Kompleks Masjid Al-Hurriyyah telah menyediakan fasilitas dengan cukup baik (28%) dan sangat baik (13%). Jika dirata-ratakan dari seluruh penilaian, preferensi pengunjung terhadap ketersediaan fasilitas di Kompleks Masjid Al-Hurriyyah adalah cukup baik (3,68).

4. Pelayanan

Gambar 29 menunjukkan preferensi pengunjung terhadap pelayanan dari pihak pengelola Kompleks Masjid Al-Hurriyyah. Pada gambar, terlihat bahwa sebagian besar pengunjung (63%) menyatakan pelayanan dari pihak pengelola kompleks Masjid Al-Hurriyyah tergolong baik. Selain, itu, sebagian pengunjung lainnya menilai pengelola Kompleks Masjid Al-Hurriyyah telah melayani mereka dengan cukup baik (22%). Jika dirata-ratakan dari seluruh penilaian, preferensi pengunjung terhadap pelayanan pengelola dari Kompleks Masjid Al-Hurriyyah adalah cukup baik (3,63).

Gambar 29 Preferensi pengunjung terhadap pelayanan dari pihak pengelola 5. Kenyamanan

(50)

35 30, terlihat bahwa sebagian besar pengunjung (56%) menyatakan kenyamanan di kompleks Masjid Al-Hurriyyah tergolong nyaman.

Gambar 30 Preferensi pengunjung terhadap kenyamanan

Selain, itu, sebagian pengunjung lainnya menilai Kompleks Masjid Al-Hurriyyah tergolong sangat nyaman (28%) dan cukup nyaman (13%). Jika dirata-ratakan dari seluruh penilaian, preferensi pengunjung terhadap kenyamanan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah adalah cukup baik/nyaman, bahkan sangat mendekati kategori baik/nyaman (3,93).

Analisis Struktur dan Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan

Struktur Organisasi Pengelola

Pengelolaan taman dan seluruh lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah saat ini menjadi tanggung jawab Direktorat Fasilitas dan Properti IPB, lebih spesifiknya pada Bagian Taman, Lahan, dan Kebersihan (Gambar 31).

(51)

36

Sementara itu, perawatan bangunan mesjid, aula, asrama, dan bangunan lainnya serta pengadaan kegiatan keislaman di lingkungan kompleks mesjid berada di bawah tanggung jawab DKM Al-Hurriyyah (Gambar 32).

Gambar 32 Struktur organisasi DKM Al-Hurriyyah Sumber: hasil wawancara

Tenaga Kerja Pengelolaan

Saat ini, terdapat tenaga kerja pengelolaan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah yang resmi bekerja di bawah Direktorat Fasilitas dan Properti IPB, lebih spesifiknya di bawah Bagian Taman, Lahan, dan Kebersihan (TLK). Pada awalnya, total tenaga kerja yang dipekerjakan rutin adalah 5 orang, tetapi karena dirasa kurang efektif (boros tenaga kerja), saat ini hanya terdapat 3 orang pekerja harian saja yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan lanskap Masjid Al-Hurriyyah. Rincian aktivitas dan frekuensi kegiatan pemeliharaan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah terdapat pada Tabel 14.

Jam kerja rutin harian adalah pukul 07.00 s.d. 15.00 dengan istirahat satu jam (pukul 12.00 s.d. 13.00), berarti 7 jam/hari, dengan jumlah hari kerja rutin 5 hari per minggu (hari Senin s.d. Jum’at). Jika pekerja diharuskan untuk lembur pada hari Sabtu atau Minggu, jam kerja lembur adalah pukul 08.00 – 12.00, lalu pekerja akan memperoleh insentif tambahan. Pekerja harian ini mengerjakan pemeliharaan lanskap yang bersifat rutin dan harian/mingguan, seperti penyapuan, pembersihan area, dan pemangkasan semak. Untuk pemangkasan rumput pada keseluruhan area (kecuali halaman sebelah tenggara) dan perawatan pohon (pemangkasan) menjadi tanggung jawab tim khusus lainnya di bawah Kasi TLK.

Gambar

Gambar 5 Kompleks Masjid Al-Hurriyyah IPB Darmaga
Tabel 7 Daftar vegetasi (lanjutan)
Gambar 8 Grafik pekerjaan (kiri) dan tempat tinggal pengunjung (kanan)
Gambar 9 Kegiatan yang memanfaatkan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang berhubungan nyata dengan persepsi petani terhadap kinerja penyuluh di wilayah BP3K Metro Barat yaitu tingkat pendidikan petani, dan tingkat interaksi

7 Penelitian ini akan melihat bagaimana strategi pengelolaan pemandian alam berbasis masyarakat di sumber maron, wisata yang memberikan nilai lebih,

• Pasal 42(3); Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan peningkatan layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan memanfaatkan sistem jejaring

Pada reaksi substitusi, atom atau gugus atom yang Pada reaksi substitusi, atom atau gugus atom yang terdapat dalam suatu molekul digantikan oleh.. terdapat dalam suatu

Maka apa yang dirasakan oleh Pandawa tersebut merupakan implementasi dari ajaran dalam budaya Jawa yang selalu mengajarkan kasih sayang terhadap saudara kandung..

alirkan dengan menggunakan pompa (P-05) diteruskan menuju Rotary Dryer ( RD-01 ) untuk memisahkan sebagian zat cair yang dimana hasil padatannya digunakan kembali untuk bahan bakar

Pendidikan Dokter Gigi S1 Sarjana Kedokteran Gigi (S.KG.) Bachelor of Dental Science Pendidikan Dokter Gigi Profesi Dokter Gigi (drg.) Doctor of Dental Surgery

itulah yang kemudian bergerak, mempromosikan seni lukis Bali, dan memperbaharui cara berpikir dan kreativitas seniman Bali. Peranan Tjokorde Agung Soekawati, Bonet