BUGIS : Journal of Business, Technology, & Social Science, Volume 01 Nomor 02 | 1
https://ojs.nitromks.ac.id/index.php/jurnal-bugis
Implementasi Metode PERT dan CPM pada Proyek
Integrasi Sistem Informasi Kontrol Pemantauan Kondisi Lalu Lintas
Muhammad Ikhwan Burhan 1, A. We Tenri Fatimah Singkeruang1, Nur Alam2
1 Program Studi Bisnis Digital, Institut Bisnis dan Keuangan Nitro
2 Program Studi Manajemen Retail, Institut Bisnis dan Keuangan Nitro
*Correspondent Email: ikhewan29@gmail.com Abstrak
Proyek merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi sumberdaya terbatas dan dimaksudkan untuk melaksanakan suatu tugas yang telah ditentukan.
Pengelolaan proyek memerlukan perencanaan, penjadwalan, dan pengoordinasian yang hati-hati dari berbagai aktivitas yang saling berkaitan. Studi Kasus dalam makalah ini mengangkat proyek Integrasi Sistem Informasi Kontrol Kondisi Lalu Lintas Menggunakan Pemantauan WLAN CCTV pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sinjai yang dikerjakan oleh CV. Gowtechno.
Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pengerjaan proyek ini adalah tersedianya pengamatan dan pengawasan dalam rangka memantau situasi dan kondisi kondisi lalu lintas serta keamanan sekitar (Ruang Publik, Jalan Utama, Pertokoan dan tempat-tempat strategis lainnya). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat kumungkinan 90 % bahwa proyek akan dapat diselesaikan dalam waktu 12 minggu, serta Critical Path memerlukan waktu 11 minggu pengerjaan, dengan project crashing waktu critical path dapat disingkat menjadi 7 minggu.
Abstract
The project is an activity that takes place within a certain period of time with limited resource allocation and is intended to carry out a predetermined task. Project management requires careful planning, scheduling and coordination of interrelated activities. The case study in this paper raises the Integration of Traffic Condition Control Information Systems project using CCTV WLAN Monitoring at the Sinjai Regency Communication and Information Service which was carried out by CV. Gowtechno. The targets/objectives to be achieved in the execution of this project are the availability of observation and supervision in order to monitor the situation and conditions of traffic conditions and surrounding security (Public Spaces, Main Streets, Shops and other strategic places). The research results show that there is a 90% probability that the project will be completed within 12 weeks, and the Critical Path takes 11 weeks to complete, with project crashing the critical path time can be shortened to 7 weeks with a project crashing cost of Rp. 3,500,000.
Keywords: Manajemen Proyek, PERT, CPM
1. Pendahuluan
Proyek merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi sumberdaya terbatas dan dimaksudkan untuk melaksanakan suatu tugas yang telah ditentukan.
Pengelolaan proyek memerlukan perencanaan, penjadwalan, dan pengoordinasian yang hati-hati dari berbagai aktivitas yang saling berkaitan. Perencanaan dan penjadwalan yang baik dari suatu proyek menentukan keberhasilan tahapan proyek berikutnya, yaitu pengendalian. Perencanaan dan
BUGIS : Journal of Business, Technology, & Social Science, Volume 01 Nomor 02 | 2 penjadwalan selalu menjadi isu dalam manajemen proyek karena akan berpengaruh pada keberhasilan sebuah proyek, terutama dalam memenuhi lingkup waktu, lingkup pekerjaan dan lingkup biaya.
Kesalahan seorang manajer program dalam perencanaan penjadwalan kegiatan dan aktivitas proyek akan mengakibatkan proyek berjalan molor dan secara tidak langsung mengakibatkan penambahan biaya. Sedangkan kesepakatan di awal terjadi karena adanya ketetapan tentang batasan yang harus dipenuhi baik dari sisi biaya, waktu maupun ruang lingkup pekerjaan. Terdapat banyak tools dan aplikasi pendukung yang bisa digunakan dalam perencanaan dan penjadwalan aktivitas-aktivitas sebuah proyek yang kesemuanya bertujuan untuk optimalisasi pekerjaan sebuah proyek sehingga akan ada efisiensi dari sisi biaya maupun waktu pelaksanaan, diantaranya adalah CPM dan PERT.
CV. Gowtechno merupakan badan usaha yang bergerak dalam sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) di Sulawesi Selatan, khususnya di bidang Sistem Integrasi Hardware, Software, dan Networking. Dalam beberapa proyek yang telah dikerjakan oleh CV. Gowtechno, tentunya memiliki berbagai kendala yang dihadapi, misalnya saja tentang perencanaan waktu. Perencanaan waktu yang matang sangat penting untuk keberhasilan proyek. Proyek yang diselesaikan melewati waktu yang ditargetkan biasanya juga menyebabkan peningkatan biaya melebihi biaya yang dianggarkan.
Oleh karena itu diperlukan analisis optimalisasi durasi proyek sehingga dapat diketahui berapa lama suatu proyek tersebut diselesaikan dan mencari adanya kemungkinan percepatan waktu pelaksanaan proyek. Program Evaluation And Review Technique (PERT) dan Critical Path Method (CPM) dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai efisiensi.
2. Metodologi
2.1 Studi Kasus
Studi Kasus dalam makalah ini mengangkat proyek Integrasi Sistem Informasi Kontrol Kondisi Lalu Lintas Menggunakan Pemantauan WLAN CCTV pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sinjai yang dikerjakan oleh CV. Gowtechno. Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pengerjaan proyek ini adalah tersedianya pengamatan dan pengawasan dalam rangka memantau situasi dan kondisi kondisi lalu lintas serta keamanan sekitar (Ruang Publik, Jalan Utama, Pertokoan dan tempat-tempat strategis lainnya).
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut adalah 12 (Dua Belas) Minggu terhitung tanggal ditandatanganinya Surat Perintah Kerja, dengan spesifikasi proyek; 12 titik kamera yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Kontrol Kondisi Lalu Lintas serta terhubung dengan pusat kontrol Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sinjai.
2.2 Daftar Aktivitas Proyek
Aktifitas proyek dalam studi kasus ini terdiri dari 3 kategori, yaitu; Persiapan, Pengembangan, dan Mobilisasi; Instalasi; Integrasi dan Pemeliharaan. Berikut perencanaan waktu proyek dengan metode PERT :
Tabel 1. Aktivitas Proyek
Aktivitas Deskripsi Predecessor a m b
Persiapan, Pengembangan, dan Mobilisasi
A Order Barang dari Luar Sulawesi - 1 2 3
BUGIS : Journal of Business, Technology, & Social Science, Volume 01 Nomor 02 | 3
B Survei dan Dokumentasi - 1 2 3
C Pengembangan Sistem Informasi - 1 2 3
D Pengiriman Barang Makassar-Sinjai A 1 2 3
Instalasi
E Pondasi dan Pemasangan Tiang B 2 4 5
F Pemasangan CCTV C 2 3 4
G Instalasi Jaringan Internet C 2 3 4
H Instalasi Jaringan Listrik E,F 2 3 4
I Instalasi Perangkat pada Pusat Kontrol D 2 4 5 Integrasi dan Pemeliharaan
J Integrasi Sistem dengan WLAN CCTV I 1 2 3
K Final Check dan Pemeliharaan H,G 1 2 3
Keterangan :
a = Optimistic time / waktu optimis m = Most Probable time / waktu realistis b = Pessimistic time/ waktu pesimis
Satuan waktu yang digunakan adalah minggu.
2.3 Jaringan Aktivitas dengan Estimasi Waktu
Setelah menentukan ketiga perkiraan waktu tersebut (a,m, dan b), selanjutnya dilakukan perhitungan waktu aktivitas yang diharapkan (Expected Timed) dan dengan rumus sebagai berikut:
𝑡𝑡𝑒𝑒 (𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝑡𝑡𝐸𝐸𝐸𝐸 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝐸𝐸) = 𝑎𝑎 + (4 𝑇𝑇) + 𝑏𝑏
Serta melakukan perhitungan varians waktu penyelesaian aktivitas dengan rumus : 6
var =�
𝑏𝑏−𝑎𝑎6�
2Dengan rumus diatas dilakukan perhitungan terhadap nilai waktu optimistic (a), waktu realistik (m) dan waktu pesimistik (b), pada table aktivitas proyek, sehingga dihasilkan table hasil perhitungan Expected Time dan Varians seperti berikut:
Tabel 2. Proyek Expected Time dan Varians
Aktivitas Predecessor a m b Expected Time (𝒕𝒕𝒆𝒆 ) Varians (var)
A - 1 2 3 2 0,11
B - 1 2 3 2 0,11
BUGIS : Journal of Business, Technology, & Social Science, Volume 01 Nomor 02 | 4
C - 1 2 3 2 0,11
D A 1 2 3 2 0,11
E B 2 4 5 4 0,25
F C 2 3 4 3 0,11
G C 2 3 4 3 0,11
H E,F 2 3 4 3 0,11
I D 2 4 5 4 0,25
J I 1 2 3 2 0,11
K H,G 1 2 3 2 0,11
Total 29
Dari tabel diatas dapat diketahui total waktu yang diharapkan (Expected Time) dalam pelaksanaan proyek adalah 29 minggu. Setelah nilai Expected Time dan Varians telah dihitung, langkah selanjutnya adalah membuat Diagram Jaringan Aktivitas dengan Waktu Aktivitas yang Diharapkan
Gambar 1. Diagram Jaringan Aktivitas dengan Waktu Aktivitas
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Critical Path Method (CPM)
Langkah selanjutnya setelah menggambar Diagram Jaringan Aktivitas dengan Waktu Aktivitas yang Diharapkan (expected time) adalah menentukan waktu bebas suatu aktivitas (Slack) dan jalur kritis (critical path). Sebelum dilakukan perhitungan slack terlebih dahulu dilakukan perhitungan EST, EFT dan LST,LFT.
BUGIS : Journal of Business, Technology, & Social Science, Volume 01 Nomor 02 | 5 3.1.1 Analisis dan Earliest Start Time (EST) dan Earliest Finish Time (EFT)
Untuk mencari nilai EST dan EFT digunakan perhitungan maju (forward computation) yang dimulai dari kegiatan awal (initial event) menuju kegiatan akhir (terminal event) dengan menggunakan rumus :
𝐸𝐸𝐸𝐸𝑇𝑇 = 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑇𝑇 + 𝑡𝑡𝑒𝑒 (𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝑡𝑡𝐸𝐸𝐸𝐸 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝐸𝐸) Terdapat tiga aturan pada forward computation :
1. Nilai EST Kegiatan awal (node 1) = 0. Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai.
2. Waktu mulai paling awal (EST) sama dengan waktu selesai paling awal (EFT) kegiatan terdahulu.
3. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (EST) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EFT) yang terbesar dari kegiatan terdahulu.
Contoh : Aktivitas A, D
Gambar 2. Contoh Perhitungan EST dan EFT
Kemudian dilakukan perhitungan menggunakan rumus tersebut pada semua aktivitas, sebagai berikut :
BUGIS : Journal of Business, Technology, & Social Science, Volume 01 Nomor 02 | 6 Gambar 3. Hasil Perhitungan EST dan EFT
Dari perhitungan EST dan EFT maka didapatkan hasil : Tabel 3. Hasil Perhitungan EST dan EFT
Aktivitas EST EFT
A 0 2
B 0 2
C 0 2
D 2 4
E 2 6
F 2 5
G 2 5
H 6 9
I 4 8
J 8 10
K 9 11
3.1.2 Analisis dan Latest Start Time (LST) dan Latest Finish Time (LFT)
Berbeda dengan EST dan EFT, untuk mencari nilai LST dan LFT digunakan perhitungan mundur (backward computation) yang dimulai dari kegiatan akhir (terminal event) menuju kegiatan awal (initial event) dengan menggunakan rumus :
𝐿𝐿𝐸𝐸𝑇𝑇 = 𝐿𝐿𝐸𝐸𝑇𝑇 − 𝑡𝑡𝑒𝑒 (𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝑡𝑡𝐸𝐸𝐸𝐸 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝐸𝐸)
BUGIS : Journal of Business, Technology, & Social Science, Volume 01 Nomor 02 | 7 Terdapat tiga aturan pada backward computation :
1. Nilai waktu mulai paling akhir (LFT) pada Kegiatan akhir (node terakhir) = waktu selesai paling awal (EFT) terbesar.
2. Waktu mulai paling akhir (LFT) sama dengan waktu mulai paling akhir (LST) kegiatan terdahulu.
3. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang menggabung, maka laktu mulai paling akhir (LFT) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu mulai paling akhir (LST) yang terbesar dari kegiatan terdahulu.
Contoh : Aktivitas J, I
Gambar 4. Contoh Perhitungan LST dan LFT
Kemudian dilakukan perhitungan menggunakan rumus tersebut pada semua aktivitas, sebagai berikut :
Gambar 5. Hasil Perhitungan LST dan LFT Dari perhitungan LST dan LFT maka didapatkan hasil :
BUGIS : Journal of Business, Technology, & Social Science, Volume 01 Nomor 02 | 8 Tabel 3. Hasil Perhitungan LST dan LFT
Aktivitas LST LFT
A 1 3
B 0 2
C 1 3
D 3 5
E 2 6
F 3 6
G 6 9
H 6 9
I 5 9
J 9 11
K 9 11
3.2 Penjadwalan dan Slack Time
Slack adalah waktu luang untuk suatu kegiatan atau lamanya waktu suatu kegiatan dapat ditunda tanpa menunda keseluruhan proyek. Slack didapatkan menggunakan rumus :
𝐸𝐸𝑆𝑆𝑎𝑎𝐸𝐸𝑆𝑆 = 𝐿𝐿𝐸𝐸𝑇𝑇 − 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑇𝑇 | atau | 𝐸𝐸𝑆𝑆𝑎𝑎𝐸𝐸𝑆𝑆 = 𝐿𝐿𝐸𝐸𝑇𝑇 − 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑇𝑇
Berdasarkan rumus-rumus diatas diatas maka dilakukan perhitungan ES, EF, LS danLF dengan hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. Perhitungan Slack Time
Aktivitas EST EFT LST LFT Slack Critical Path
A 0 2 1 3 1
B 0 2 0 2 0 Ya
C 0 2 1 3 1
D 2 4 3 5 1
E 2 6 2 6 0 Ya
F 2 5 3 6 1
G 2 5 6 9 4
H 6 9 6 9 0 Ya
I 4 8 5 9 1
J 8 10 9 11 1
K 9 11 9 11 0 Ya
Tabel tersebut menunjukkan aktivitas A,C,D,F,I,J masing-masing memiliki nilai 1 slack yang berarti aktivitas A,C,D,F,I,J memiliki waktu luang dan dapat ditunda
BUGIS : Journal of Business, Technology, & Social Science, Volume 01 Nomor 02 | 9 selama 1 minggu, serta aktivitas G memiliki nilai 4 slack yang berarti aktivitas G juga memiliki waktu luang dan dapat ditunda selama 4 minggu
3.3 Critical Path
Critical path adalah jalan terlama yang ditempuh bagi sebuah aktivitas untuk menyelesaikan tugasnya. Critical path adalah bagian kritis atau penting dalam suatu proyek dimana kegiatan ini tidak memiliki toleransi keterlambatan sedikit pun.
Untuk mengetahui Critical path cukup melihat slack yg telah dihitung, jika hasil slack
= 0 maka kegiatan ini termasuk critical path atau dengan kata lain kegiatan ini keterlambatan nya = 0 (tidak boleh terlambat). Dari hasil perhitungan slack aktivitas B – E – H – K merupakan Critical path, penundaan pada aktivitas tersebut akan mempengaruhi durasi waktu proyek secarakeseluruhan.
Gambar 6. Critical Path 3.3 Project Crashing With CPM
Tujuan dilaksanakannya percepatan (crashing project) adalah untuk dapat mengoptimalkan dua faktor penting yaitu alokasi waktu dan biaya. Dalam hal ini kemudian dilakukan perbandingan antara waktu, biaya, serta alokasi tenga kerja dalam proyek sebelum dan sesudah crashing.
Pada skenario dimana waktu pengerjaan proyek ingin dipercepatpengerjaannya dengan asumsi bahwa walaupun terjadi peningkatan biaya tetapi budget yang ada tetap dapat membiayai proyek tersebut, pihak manajemen setuju mengeluarkan budget yang melebihi budget normal asal proyek dapat dikerjakan lebih cepat, maka dilakukan crashing pada proyek. Perbandingan biaya proyek normal dan proyek crashing dapat dilihat pada tabel berikut :
BUGIS : Journal of Business, Technology, & Social Science, Volume 01 Nomor 02 | 10 Tabel 5. Perbandingan Biaya Project dan Proyek Crashing
Tabel diatas menjelaskan perbandingan antara waktu dan biaya yang dikeluarkan antara proyek yang dikerjakan secara normal dan crashing pada proyek, dari segi waktu pengerjaan, waktu normal memerlukan 29 minggu pengerjaan proyek hingga selesai biaya Rp. 292.300.000, sedangkan dengan melakukan crashing, maka waktu pengerjaan proyek dapat disingkat hingga menjadi 18 minggu dengan biaya yang tentu lebih besar dari biaya normal.
Kemudian diasumsikan penentuan aktivitas yang akan dilakukan crash, yaitu aktifitas yang berada pada critical path (B E H K). Dari hasil crashing project aktivitas tersebut, maka perubahan total waktu akselerasi dan biaya yang diperlukan dari proyek adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Perubahan Total dan Waktu Setelah Akselerasi PERT dan CPM
Tebel diatas menunjukkan perbandingan antara waktu dan biaya yang dikeluarkan project crashing yang dilakukan pada critical path, dari segi waktu pengerjaan, waktu normal pada critical path memerlukan 11 minggu pengerjaan sedangkan dengan melakukan crashing, Aktivitas Waktu (minggu) Normal Crash Normal Cost (Rp.) Crash Cost/Week Critical Path
A 2 2 200.100.000 200.100.000 -
B 2 1 1.500.000 2.000.000 500.000 Ya
C 2 1 31.000.000 40.000.000 9.000.000
D 2 1 2.500.000 3.000.000 500.000
E 4 3 22.800.000 24.800.000 2.000.000 Ya
F 3 2 2.400.000 3.000.000 600.000
G 3 2 3.600.000 4.100.000 500.000
H 3 2 2.400.000 2.900.000 500.000 Ya
I 4 2 12.000.000 15.000.000 1.500.000 J 2 1 12.000.000 14.000.000 2.000.000
K 2 1 2.000.000 2.500.000 500.000 Ya
Total 292.300.000 311.400.000
Aktivitas Waktu (minggu) Cost (Rp.)
Crash Cost Normal Setelah Crash Normal Setelah
Crash
B E 2 1 1.500.000 2.000.000 500.000
E H 4 3 22.800.000 24.800.000 2.000.000
H K 3 2 2.400.000 2.900.000 500.000
K Finish 2 1 2.000.000 2.500.000 500.000
Total Biaya Crash 3.500.000
BUGIS : Journal of Business, Technology, & Social Science, Volume 01 Nomor 02 | 11 maka waktu pengerjaan proyek dapat disingkat hingga menjadi 7 minggu dengan biaya project crashing sebesar Rp. 3.500.000.
4. Kesimpulan
Dari perhitungan Proyek Integrasi Sistem Informasi Kontrol Kondisi Lalu Lintas Menggunakan Pemantauan WLAN CCTV Oleh CV. Gowtechno dengan metode PERT/CPM, dapat diketahui :
1. 4 aktivitas (B – E – H – K) merupakan Critical path. Jika salah satu aktivitas tersebit tertunda karena alasan karena alasan apapun, maka akan mempengaruhi waktu pengerjaan proyek.
2. Aktivitas A,C,D,F,I,J masing-masing memiliki nilai 1 slack yang berarti aktivitas A,C,D,F,I,J memiliki waktu luang dan dapat ditunda selama 1 minggu, serta aktivitas G memiliki nilai 4 slack yang berarti aktivitas G juga memiliki waktu luang dan dapat ditunda selama 4 minggu.
3. Jadwal rinci dari aktivitas mulai sampai akhir telah tersedia.
4. Ada kumungkinan 90 % bahwa proyek akan dapat diselesaikan dalam waktu 12 minggu.
5. Critical path memerlukan waktu 11 minggu pengerjaan, dengan project crashing waktu critical path dapat disingkat menjadi 7 minggu dengan biaya project crashing sebesar Rp. 3.500.000.
5. Daftar Pustaka
Akob, R. A., Kausar, A., Dauda, P., Katti, S. W. B., Sudirman, & Qur’ani, B. (2022).
ANALISIS PENGARUH E-COMMERCE TERHADAP PENINGKATAN KINERJA UMKM (STUDI KASUS PADA UMKM DI KOTA MAKASSAR) Rezki. Jurnal Sains Manajemen Nitro, 1(2), 174–181. https://ojs.nitromks.ac.id/index.php/jsmn
Al Kausar, Bakri, S. W., Sudirman, Fajriansyah, & Agusta, R. (2022). Dampak Penerapan Manajemen Strategi Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Di Sulawesi Selatan. Jurnal Manajemen Perbankan Keuangan Nitro, 5(1), 20–32.
https://doi.org/10.56858/jmpkn.v5i1.45
Andi Haslindah, Aminuddin Hamdat, Mora, & Hafidz Hanafiah. (2021). Implementation Of Marketing Strategies In Increasing Sales Volume. International Journal of Science, Technology & Management, 2(5), 1449–1459. https://doi.org/10.46729/ijstm.v2i5.299 Bakri Katti, S. W., & Mutmainah, M. (2020). Penyuluhan Pentingnya Pembukuan Umkm
Sederhana Dan Tahapan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha. Jurnal Daya-Mas, 5(2), 58–60. https://doi.org/10.33319/dymas.v5i2.48
Caesaron, D., & (2017). Analisa Penjadwalan Waktu dengan Metode Jalur Kritis dan PERT pada Proyek Pembangunan Ruko (Jl. Pasar Lama No. 20 Glodok). JIEMS (Journal of Industrial Engineering and Management Systems), 8(2).
BUGIS : Journal of Business, Technology, & Social Science, Volume 01 Nomor 02 | 12 Dannyanti, E. 2010. Optimalisasi Pelaksanaan Proyek dengan Metode Pert dan CPM (Studi
Kasus Twin Tower Building Pascasarjana Undip). Skripsi, FT Undip. Semarang.
Didiharyono, A. K. (2022). Statistika Ekonomi, Konsep Dasar dan Penerapannya (1st ed.).
Nas MEdia.
Fajriansyah, Taufiq, M. I., Sasmita, H., Hamdat, A., & A We Tenri Fatimah Singkeruang.
(2022). PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAYA DI MASA COVID-19. Jurnal Sains Manajemen Nitro, I(2).
Kestabilan, A., Pemanenan, U., Predator, M., Tipe, P., Iii, H., & Didiharyono, K. M. (2019).
ANALISIS KESTABILAN DAN USAHA PEMANENAN MODEL PREDATOR
Universitas Andi Djemma Palopo , 2 UIN Alauddin Makassar Keywords : Equilibrium point , stability , harvesting effort and maximum profit . Paper ini menjelaskan tentang Analisis Kestabilan dan Usaha P. 2(2).
Listiawati, Karta Negara Salam, Retno Wulansari, & Pramudi Harsono. (2021). Promotion Costs Analysis To Increased Volume Sales In The Convection Companies. International Journal of Science, Technology & Management, 2(5), 1542–1551.
https://doi.org/10.46729/ijstm.v2i5.300
Lutfi, A., & Verawaty, V. (2020). Peran Kewirausahaan Sosial terhadap Pengembangan Usaha Sektor UMKM Saat Kondisi Pandemi Covid 19 di Kota Makassar. PARADOKS : Jurnal Ilmu Ekonomi, 3(2), 200–205. https://doi.org/10.33096/paradoks.v3i2.603
Raharja,Irwan. 2014. Analisa Penjadwalan Proyek dengan Metode PERT di PT.HASANA DAMAI PUTRA Yogyakarta Pada Proyek Perumahan Tirta Sana, Jurnal BENTANG vol.2 2014.
Soeharto, I., 1995, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional, Penerbit Erlangga: Jakarta
Sudipa, I. G. I., Rahman, R., Fauzi, M., Pongpalilu, F., Setiawan, Z., Huda, M., … Others.
(2023). PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI BERBAGAI BIDANG. Retrieved from https://books.google.co.id/books?id=xtKvEAAAQBAJ