• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Gerakan Seratus Buku Dalam Mengembangkan Pengetahuan Sejarah Kebuyaan Islam Siswa Ma An-Nur Kalibaru Banyuwangi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Program Gerakan Seratus Buku Dalam Mengembangkan Pengetahuan Sejarah Kebuyaan Islam Siswa Ma An-Nur Kalibaru Banyuwangi"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

Mohammad Anwari NIM. 084 131 499

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

2018

(2)
(3)
(4)









































“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang- lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

(Qs. Al-Mujadilah 11)1

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Al-Jumanatul ‘Ali), (CV J-ART, 2005), 544.

(5)

S.A.W., kupersembahkan sebuah kebahagian dalam perjalanan dan perjuangan hidupku teririg rasa terima kasihku yang terdalam kepada:

1. Ayahanda H. Romli dan Ibunda tercinta Hj. Farida terimakasih atas doa, semangat, dukungan dan kasih sayang yang selalu diberikan;

2. Teman-teman A-11, A-las Club, Kontrakan perjaka sejati, dan forum komunikasi mahasiswa kalibaru (FKMK), danUmatusSholihahyang selalu mendoakan, membantu, dan memberi semangat, serta selalu merangkai momen-momen indah selama masa perkuliahan.

3. Teman-teman PAI angkatan 2013.

(6)

NurKalibaruBanyuwangi” dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM. Rektor IAIN Jember,

2. Bapak Dr. H. Abdullah, M.H.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember,

3. Bapak Dr. H. Mundir, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam IAIN Jember yang telah membimbing kami.

4. Bapak Drs. H. Mursalim, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Agama Islam IAIN Jember yang telah membimbing kami.

5. Bapak Dr. Dr. Hadi Purnomo, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi, 6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh civitas Akademik IAIN Jember yang

telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis.

7. Seluruh dosen, karyawan dan staf Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan , khususnya yang berada di Jurusan Pendidikan Islam yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak ternilai harganya serta pelayanan akademik yang baik selama ini bagi penulis.

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Aamiin

Jember, Juni 2018

Mohammad Anwari

NIM. 084 131 499

(7)

mengkhawatirkan. Kegiatan membaca buku saat ini, ironisnya tidak lagi menjadi kewajiban di sekolah-sekolah. Membaca turun derajatnya dengan sekadar menjadi anjuran. Kegiatan seratus buku merupakan kegiatan yang dilakukan alumni dalam meningkatkan budaya gemar membaca siswa, kegiatan ini dilakukan setahun sekali dengan mewajibkan satiap alumni menyumbangkan buku minimalnya satu buku untuk diberikan kepada MA An-Nur, kegiatan ini bertujuan untuk menambah koleksi buku yang ada diperpustakaan, dengan demikian minat baca siswa lebih meningkat.

Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana strategi yang digunakan dalam mengembangkan pengetahuan sejarah kebudayaan Islam MA An-Nur melalui program gerakan 100 buku Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru? 2) Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam mengembangkan pengetahuan Sejarah Kebudayaan Islam MA An-Nur melalui program gerakan 100 buku Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru ?

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan strategi yang digunakan dalam mengembangkan pengetahuan sejarah kebudayaan Islam MA An-Nur melalui program gerakan 100 buku Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru. 2) Untuk mendeskripsikan apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam mengembangkan pengetahuan Sejarah Kebudayaan Islam MA An-Nur melalui program gerakan 100 buku Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru.

Penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat kualitatif dengan jenis penelitiannya adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumenter. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, teknik atau metode.

Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Strategi yang digunakan dalam mengembangkan pengetahuan sejarah kebudayaan Islam MA An-Nur melalui program gerakan 100 buku Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru dilakukan melalui: Pertama, Analisis kebutuhan buku, Kedua, Keterlibatan guru dalam program gerakan seratu buku, Ketiga, Menetapkan tujuan gerakan seratus buku, Keempat, Pemberian reward kepada siswa yang rajin membaca dan Kelima, Evaluasi program gerakan seratus buku. 2) Faktor penghambat dan pendukung dalam mengembangkan pengetahuan Sejarah Kebudayaan Islam MA An-Nur melalui program gerakan 100 buku Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru diantaranya: (A) Faktor Penghambat: 1. Minimnya minat baca siswa, 2.

Kurangnya buku bacaan. (B) Faktor Pendukung: 1. Tersedianya sarana dan prasarana, 2. Motivasi Membaca

(8)

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

E. Definisi Istilah ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 13

A. Penelitian Terdahulu ... 13

B. Kajian Teori ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 24

B. Lokasi Penelitian ... 25

C. Subyek Penelitian ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Analisis Data ... 30

F. Keabsahan Data ... 31

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 35

A. Gambaran Objek Penelitian ... 35

B. Penyajian Data dan Analisis ... 41

C. Pembahasan Temuan ... 61

(9)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana dalam rangka memanusiakan manusia, pengertian ini merupakan pengertian terdasar dan paling umum bagi kalimat Pendidikan, pendidikan sendiri merupakan satu sata yang multi tafsir, telah banyak para pakar yang mencoba merumuskan pengertian dari pendidikan itu sendiri, hal ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia.

Pendidikan merupakan faktor yang berperan dalam mencerdaskan bangsa. Hal ini sejalan dengan perumusan tujuan dan fungsi pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-undang tentang system pendidikan nasional yaitu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 dalam Bab II pasal 3 Yang berbunyi:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada tuhan yang maha esa, berahlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara demokratis serta bertanggung jawab.1

Dalam Pasal tersebut jelas disebutkan bahwa salah satu fungsi dan tujuan pendidikan adalah membentuk watak, kepribadian, akhlak atau karakter peserta didik. Sedangkan pendidikan menurut Frederick J.

Mc. Donald dalam bukunya Educational Psychology mengatakan:

1Sekretariat Negara RI, Undang—undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Bandung: Fokus Media, 2003), 94.

(11)

"Education is a process or an activity which is directed at producing desirable changes into the behavior of human beings". Pendidikan adalah suatu process atau aktivitas yang menunjukkan perubahan yang layak pada tingkah laku manusia.2 Akan tetapi, selama ini kelemahan

Pendidikan di Indonesia ditafsirkan terlalu menekankan aspek kognitif dan mengabaikan aspek afektif serta psikomotorik. Akibatnya banyak individu intelektual dan cerdas tapi miskin nurani kemanusiaan, Berbagai wacana pun disebarkan. Salah satunya adalah wacana pendidikan karakter yang dianggap mampu memberikan jawaban atas kebuntuan dalam sistem pendidikan.

Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhori, Rosulullah bersabda:

ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ

،ُمَدآ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ُﻦْﺑا ﻲِﺑَأ

، ٍﺐْﺋِذ ِﻦَﻋ

،ﱢيِﺮْﻫﱡﺰﻟا ْﻦَﻋ ﻲِﺑَأ ِﻦْﺑ َﺔَﻤَﻠَﺳ ِﺪْﺒَﻋ

،ِﻦَﻤْﺣﱠﺮﻟا ْﻦَﻋ

ﻲِﺑَأ َةَﺮْـﻳَﺮُﻫ َﻲِﺿَر ﷲا

ُﻪْﻨَﻋ َلﺎَﻗ ﻲِﺒﱠﻨﻟا َلﺎَﻗ

:

َﻰﻠَﺻ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ﷲا

َو َﻢﱠﻠَﺳ ﱡﻞُﻛ ٍدﻮُﻟْﻮَﻣ ُﺪَﻟﻮُﻳ ﻰَﻠَﻋ ِةَﺮْﻄِﻔ ْﻟا ِﻪِﻧاَدﱢﻮَﻬُـﻳ ُﻩاَﻮَـﺑَﺄَﻓ ْوَأ

ِﻪِﻧاَﺮﱢﺼَﻨُـﻳ ْوَأ

ﻪِﻧﺎَﺴﱢﺠَﻤُﻳ (ىرﺎﺨﺒﻟا

)

Artinya: Diceritakan oleh Adam, Diceritakan oleh Ibn Abi Dhinb, dari Zuhry dari Abi Salamah bin ‘Abdi Rohman dari Abi Hurairoh r.a. Dia berkata bahwa Nabi SAW bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orang tualah yang menjadikan Yahudi, Nasrani, Majusi” (HR. Bukhori).3

Hal ini jelas bahwa awal dilahirkannya manusia adalah suci. Adapun anak tersebut nantinya menjadi anak yang berakhlaq atau tidak itu tergantung bagaimana dia mendapatkan pendidikan di sekitar kehidupannya. Untuk

2 Frederick J. Mc. Donald, Educational Psychology (Tokyo: Overseas Publication Ltd, 1959), 4.

3Muhammad bin Ismail abu Abdillah, Shahih Bukhori, Juz.9 (Daaru Annajah, 1422 H), 100.

(12)

merealisasikan pendidikan karakter dengan baik di suatu lembaga sekolah diperlukan adanya suatu manajemen atau pengelolaan sekolah. Manajemen yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter tersebut direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan di sekolah secara memadai. Meskipun perencanaan sudah dirumuskan, pekerjaan sudah dilaksanakan dan disertai dengan pengawasan yang ketat, namun belum tentu orang-orang yang berada dalam lingkup organisasi akan otomatis bekerja dengan baik.4

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengamini pentingnya pendidikan bagi rakyatnya terbukti dengan intennya lembaga pendidikan yang ada di indonesia, baik yang berupa formal maupun non forma. Suatu hal yang tidak terlepas dalam wacana pendidikan di Indonesia adalah Pondok Pesantren. Ia adalah model sistem pendidikan pertama dan tertua di Indonesia. Keberadaannya mengilhami model dan sistem-sistem yang ditemukan saat ini. Ia bahkan tidak lapuk dimakan zaman dengan segala perubahannya. Karenanya banyak pakar, baik lokal maupun internasional melirik Pondok Pesantren sebagai bahan kajian. Tidak jarang beberapa tesis dan disertasi menulis tentang lembaga pendidikan Islam tertua ini. Di antara sisi yang menarik para pakar dalam mengkaji lembaga ini adalah karena

“modelnya”

Pondok pesantren merupakan salah satu contoh pendidikan non formal yang eksistensinya masih diakui masyarakat Indonesia sampai saat

4 Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan Berbasis Madrasah, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2011), 16

(13)

ini, pondok pesantren juga merupakan lembaga pendidikan Islam yang berfungsi sebagai pusat pendalaman ilmu-ilmu agama Islam dalam upaya mendidik dan mempersiapkan kader-kader yang berkualitas sehingga nantinya akan dibutuhkan di masyarakat. Salah satu ciri khas pondok pesantren adalah penyelenggaraan program kajian ilmu-ilmu agama Islam yang bersumber pada kitab-kitab berbahasa Arab. Program kajian ini bertujuan mendidik dan menanamkan nilai- nilai agama kepada para santri.

Istilah pondok sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu “ fundug “ yang berarti hotel atau asrama, sedangkan pesantren berasal dari kata santri yang diberi awalan pe- dan akhiran –an, yang berarti tempat tinggal santri.

Sedangkan menurut Profesor Haidar, pesantren berarti tempat orang berkumpul untuk menimba ilmu agama Islam. Pengertian pesantren sendiri dapat berubah seiring dengan perkembangan zaman, dahulu pesantren diartikan sebagai lembaga non formal yang di gunakan orang untuk menimba ilmu pengetahuan agama Islam saja, tetapi pada kenyataannya sekarang banyak pesantren yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam saja, tetapi juga ketrampilan, pengetahuan umum sampai pada perkembangan teknologi sekalipun sudah masuk pada pendidikan pesantren.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Profesor Haidar pondok pesantren sekarang mendidik santrinya dengan tiga “ H“ yaitu head, heart, hand.

Pertama adalah head yang berarti kepala, maknanya mengisi otak santri dengan ilmu pengetahuan, kedua heart yang berarti hati, maknanya mengisi hati santri dengan iman dan taqwa, yang ketiga hand yang berarti tangan,

(14)

maknanya kemampuan bekerja. Berdasarkan kemampuan ketiga “H “ tersebut pesantren saat ini akan berperan sebagai lembaga pendidikan Islam yang mencetak kader ulama, bangsa, dan negara.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan, pesantren harus mempunyai tujuan yang dirumuskan sebagai acuan dari program-program yang diselenggarakan. Karena pesantren mempunyai peranan penting bagi pembentukan akhlak santrinya serta membentuk pribadi yang mampu bersosialisasi dengan perkembangan yang ada dan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam. Sebuah pesantren tidak lepas dari elemen elemennya seperti pondok, masjid, pengajaran kitab. Pereturan peraturan santri serta kyai. Sebagai lembaga pendidikan Islam pesantern tidak hanya bertugas mentranfer ilmu pengetahuan semata.

Di era modern ini sudah saatnya santri yang mondok di pondok pesantren tidak hanya bertatap dengan kitab kitab kuning ala santri, akan tetapi buku buku karya negeri yang juga menuguhkan berbagai sajian ilmu yang beragam juga perlu di hidangkan kepada para santri, hal ini akan sangat bermanfaat bagi khazanah keilmuan yang lebih universal kan up to date, sehingga karakter yang didapat adalah karakter muslim indonesia.

Di salah satu pondok pesantren di kecamatan kalibaru ada sebuah kegiatan yang menurut penulis layak untuk di teliti, yakni adanya sebuah program aksi gerakan seratus buku yang objeknya adalah para santri yang mondok di Pondok pesantren tepatnya di MA An-Nur kalibaru kecamatan kalibaru, namun yang menjadikannya menarik adalah kegiatan ini

(15)

direalisikan atas inisiatif dari para alumni muda MA An-Nur sendiri, dengan menggunakan biaya mereka sendiri.5

Hal menarik lainnya dari MA An-Nur kalibaru kecamatan kalibaru ini adalah; pertama kepedulian alumni terhadap almamaternya. Alumni melakukan bebrbagai inisiatif dengan cara mengadakan gerakan 100 buku untuk para siswa yang ada di MA An-Nur kalibaru kecamatan kalibaru, kedua, siswa MA An-Nur kalibaru kecamatan kalibaru memiliki prestasi dalam olimpiade matematika juara 2 pada tahun 2017 tingkat Kabupaten.

Ketiga, siswa MA An-Nur kalibaru kecamatan kalibaru berprestasi dalam seni hadrah dengan meraih juara 3 pada tahun 2017.6

Para alumni muda yang bergabung dalam organisasi Ikatan Ma An- Nur atau yang lebih dikenal dengan sebutan Insani adalah pencetus gerakan seratus buku ini, bentuk kegiatannya adalah memberikan bantuan kepada pondok pesantren An Nur berupa ratusan buku bacaan, mulai dari yang berbentuk buku ilmiyah sampai pada buku humor ringan juga disumbangkan para alumni. Hal ini sebenarnya sedikit menjelaskan adanya sebuah kepedulian dari para alumni kepada para santri yang ada di pondok pesantrean yang pernah mereka tempati, meskipun mereka secara struktural telah keluar dari Ma An-Nur. Hal ini kemudian menjadi alasan penulis untuk meneliti kontribusi para alumni terhadap pengembangan keilmuan Ma An- Nur kalibaru banyuwangi.

5 Observasi pada 4 Mei 2017

6 Observasi pada 4 Mei 2017

(16)

B. Fokus Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui proses penelitian. Fokus penelitian harus disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya.7

Adapun masalah-masalah dalam penelitian ini difokuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi yang digunakan dalam mengembangkan pengetahuan sejarah kebudayaan Islam MA An-Nur melalui program gerakan 100 buku Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru?

2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam mengembangkan pengetahuan Sejarah Kebudayaan Islam MA An-Nur melalui program gerakan 100 buku Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu pada konsisten dengan masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah sebelumnya.8 Tujuan penelitian ini untuk :

1. Mendiskripsikan strategi Program Gerakan 100 buku dalam mengembangkan pengetahuan Sejarah Kebudayaan Islam MA An-Nur Desa Kalibaru Wetan Kec. Kalibaru.

7 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IAIN Jember (Jember: IAIN Jember Press, 2017), 44-45.

8 Ibd, 45.

(17)

2. Mendiskripsikan factor penghambat dan pendukung dalam mengembangkan Pengetahuan Sejarah Kebudayaan Islam MA An-Nur melalui program gerakan 100 buku Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sesuatu yang dapat digunakan oleh pihak- pihak lain untuk meningkatkan apa yang telah ada. Manfaat penelitian berisi tantang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis,seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruhan.9

Adapun manfaat yang diharapkan dari peneliti ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis.

Dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang khazanah keilmuan dalam mengembangkan Sejarah Kebudayaan Islam sehingga pengetahuannya bertambah luas

2. Manfaat praktis.

a. Bagi peneliti

Penelitian ini sebagai salah satu bahan untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang penelitian dan penulisan karya ilmiah dari penelitian,khususnya yang berkaitan

9IAIN Jember, Pedoman Karya Ilmiah (Jember:IAIN Jember, 2017), 44-45.

(18)

dengan skripsi tentang mengembangkan Sejarah Kebudayaan Islam.

Dan penelitian ini menjadi bahan evaluasi tersendiri untuk selalu melakukan proses perbaikan kualitas diri dibidang akademis sebagai acuan proses selanjutnya.

b. Bagi MA An-Nur.

Penelitin ini diharapkan menjadi tambahan referensi bagi lembaga MA An-Nur dalam mengembangkan Sejarah Kebudayaan Islam santri terhadap lembaga MA An-Nur kedepannya.

c. Bagi IAIN Jember.

Penelitian ini diharapkan sebagai sumbangsih ilmu pengetahuan guna sebagai inovasi ilmiah dan rujukan yang dapat menambah koleksi khazanah ilmu pengetahuan yang fungsional dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang lebih baik.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah yang menjadi fokus perhatian peneliti dalam judul penelitian. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kerancuan maupun kesalah pahaman dalam memahami makna istilah yang ada.10

Adapun tujuannya tidak lain adalah memudahkan para pembaca dalam memahami secara komprehensif terhadap maksud kandungan serta alur pembahasan bagi judul karya ilmiah ini, yang terlebih dahulu akan dijabarkan

10 Ibid, 45.

(19)

mengenai beberapa istilah pokok yang terdapat dalam judul ini, yaitu sebagai berikut:

1. Gerakan seratus buku.

Gerakan seratus buku adalah perubahan yang dilakukan untuk melakukan kegiatan dengan cara mengumpulkan buku dengan jumlah kurang lebih seratus yang diperuntukan kepada para siswa atau santri An- Nur Kalibaru Banyuwangi.

2. Sejarah kebudayaan Islam (SKI)

Sejarah kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awal sampai ahir zaman, sehingga siswa dapat mengenal dan meneladani tokoh-tokoh Islam serta mencintai agama. Adapun peneknannya yaitu pada kemampuan mengambil ibrah dan peristiwa- peristiwa bersejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasi dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, IPTEK, dan seni untuk mengembangkan kebudayaan dan pradaban Islam.

Jadi, gerakan seratus buku dalam mengembangkan Sejarah Kebudayaan Islam adalah suatu usaha untuk mengembangkan pemahaman atau pengetahuan materi Sejarah Kebudayaan Islam santri melalui kegiatan dengan cara mengumpulkan buku dengan jumlah kurang lebih seratus.

(20)

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif, bukan seperti daftar isi.11 Penelitian ini akan dicetak dalam bentuk skripsi yang membahas beberapa pokok bahasan yang terdiri dari lima bab dan setiap bab memiliki beberapa sub bab, antara bab satu dan yang lainnya saling berhubungan bahkan merupakan pendalaman pemahaman dari bab sebelumnya. Untuk lebih mudah dibawah ini akan dikemukakan gambar umum secara singkat dari pembahasan skripsi ini.

BAB I, Pendahuluan

Memuat komponen dasar penelitian yaitu latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan metode penelitian serta sistematika pembaahasan.

BAB II, Kajian Kepustakaan

Pada bagian ini berisi tentang kajian ringkasan kajian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan pada saat ini serta memuat kajian teori.

BAB III, Metode Penelitian

Dalam bab ini membahas tentang metode yang digunakan peneliti meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi peneliti, sumber data, metode pengumpulan data, keabsahan data yang terakhir tahap-tahap penelitian.

11 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IAIN Jember, 48.

(21)

BAB IV, Penyajian Data dan Analisis

Pada bagian ini berisi tentang data atau hasil penelitian, yang meliputi latar belakang objek penelitian, penyajian data, analisis dan pembahasan temuan.

BAB V, Penutup

Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan penelitian yang dilengkapi dengan saran-saran dari peneliti/penulis dan diakhiri dengan penutup.

(22)

pustaka-pustaka yang terkait (review of related literature). McMillan dan Schumacher menyatakan bahwa tinjauan kepustakaan yang interprelatif adalah yang berbentuk sebuah rangkuaman dan sintesis dari daftar-daftar kepustakaan yang relevan dengan masalah yang akan dibahas.12

A. Penelitian Terdahulu

Pada bagiam ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang disajikan untuk mengetahui bagaimana singkronisasi antara penelitian yang dilakukan saat ini dengan penelitian sebelumnya, guna mengukur sejauh mana orisinilitas dan posisi penelitian yang menjadi tolak ukur perbedaan dan persamaan.13

1. Penelitian Rifatul Hasanah 2014 IAIN Jember, dengan judul “Upaya orang tua dalam menumbuhkan minat membaca pada anak sejak dini di TK Al-Furqan Jember Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Dalam penelitian ini masalah yang dimunculkan adalah: a) Bagaimana upaya orang tua dalam memberikan fasilitas untuk menumbuhkan minat membaca pada anak sejak dini di TK Al-furqan Jember Tahun Pelajaran 2014/2015? b) bagaimana upaya orang tua dalam memberikan motivasi untuk menumbuhkan minat membaca pada anak sejak dini di TK Al-furqan Jember Tahun Pelajaran 2014/2015?. Metode

12 Tukiran Taniredja dan hidayat Mustafidah, penelitian kuantitatif: sebuah pengantar (Bandung:

Afabeta, 2011), 20.

13 IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember Press, 2015), 45.

(23)

yang digunakan pada metode ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, perbedaan dan persaman penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah penelitian dahulu dan penelitian sekarang sama-sam membahas tentang aktifitas membaca, dan sama menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Sedangkan perbedaannya adalah peneliti terdahulu obyek dalam penelitiannya di TK A-furqan, dan peneliti sekarang obyek penelitiaanya di SMP An-Nur Kalibaru Banyuwangi.

Hasil penelitian ini adalah peran guru dan orang tua dalam meningkatkan membaca di TK Al-Furqan Jember Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah upayamenumbuhkan minat membaca siswa dengan cara memberikan motivasi, memberikan fasilitas, untuk menumbuhkan minat membaca.14

2. Penelitian Laelatul Hotimah tahun 2010 berupa skripsi yang berjudul Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam Mengembangkan Potensi Peserta Didik di Mts Nurul Islam Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2009/2010.15

Yang menjadi fokus dalam penelitian ini lebih menekankan pada strategi pembelajarannya yang ada di sebuah lembaga pendidikan tergantung bagaimana seorang guru mampu mengaktifkan dan mengembangkan mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam dalam proses

14Rifatul Hasanah, Upaya Orang Tua Dalam Menumbuhkan Minat Membaca Pada Anak Sejak Dini Di TK Al-Furqan Jember Tahun Pelajaran 2013/2014 (Skripsi, Jember, 2014).

15 Laelatul Hotimah, Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam Mengembangkan Potensi Peserta Didik di Mts Nurul Islam Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2009/2010 (Jember: Skripsi).

(24)

pembelajarannya. Dalam penelitian ini terdapat perbedaan dan persamaan.

Adapun perbedaannya terletak pada fokus penelitian yaitu implementasi interaksi edukatif dalam belajar mengajar mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam, sedangkan peneliti menggunakan fokus penelitian dalam program gerakan 100 buku dalam mengembangkan SKI santri, persamaanya terletak pada metode yang digunakan yaitu metode kualitatif.

3. Penelitian Sakinah Alkaf H.F tahun 2013 berupa skripsi yang berjudul Implementasi Interaksi Edukatif dalam Belajar Mengajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember 1 Tahun Pelajaran 2012/2013.16

Dalam penelitian ini lebih difokuskan pada interaksi edukatif untuk meningkatkan hubungan pendidikan dengan peserta didik agar mampu mengarah pada tujuan pendidikan yang lebih efektif dan inovatif dalam proses pembelajarannya. Dalam penelitian ini terdapat perbedaan dan persamaan. Adapun perbedaannya terletak pada fokus penelitian implementasi strategi pembelajaran aktif dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, sedangkan peneliti menggunakan fokus penelitian dalam mengembangkan Sejarah Kebudayaan santri melalui Program Gerakan 100 Buku. Adapun persamaannya adalah sama-sama menggunakan penelitian kualitatif.

16 Sakinah Alkaf, Implementasi Interaksi Edukatif dalam Belajar Mengajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jember 1 Tahun Pelajaran 2012/2013(Jember: Skripsi)

(25)

B. Kajian Teori

1. Gerakan Seratus Buku

Sejatinya pendidikan tidak terlepas dari literasi. Karena sebagian besar dari kegiatan belajar dan mengajar adalah kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan. Dengan membaca kita dapat mengetahui berbagai pengetahuan, tanpa harus melihatnya secara langsung. Seperti ungkapan “buku adalah jendela dunia”, dengan membaca buku secara sadar atau tidak ilmu pengetahuan, wawasan, dan perkembangan dunia telah masuk ke dalam pikiran kita dengan mudahnya semudah udara dan cahaya yang masuk melalui jendela.

Minat baca Indonesia benar-benar berada pada posisi titik mengkhawatirkan. Kegiatan membaca buku saat ini, ironisnya tidak lagi menjadi kewajiban di sekolah-sekolah. Membaca turun derajatnya dengan sekadar menjadi anjuran. Diperkuat hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) menyebutkan, budaya literasi masyarakat Indonesia pada 2012 terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Indonesia menempati urutan ke-64 dari 65 negara tersebut.17

Kegiatan seratus buku merupakan kegiatan yang dilakukan alumni dalam meningkatkan budaya gemar membaca siswa, kegiatan ini dilakukan setahun sekali dengan mewajibkan satiap alumni menyumbangkan buku minimalnya satu buku untuk diberikan kepada MA

17 https://www.selasar.com/jurnal/40458/Gerakan-Indonesia-Membaca-untuk-Sustainable- Development-Goals diakses pada 23 Mei 2018 jam 20.31

(26)

An-Nur, kegiatan ini bertujuan untuk menambah koleksi buku yang ada diperpustakaan, dengan demikian minat baca siswa lebih meningkat.

Dalam setiap kegiatan pelaksanaan kegiatan tentu ada perencanaan.

Ada empat perencanaan. Langkah-langkah dalam melakukan kegiatan atau program diantaranya adalah:

a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.

b. Merumuskan keadaan saat ini.

c. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.

d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan.18

2. Pembelajaran Materi Sejarah Kebudayaan Islam

Pembelajaran merupakan suatu upaya mengarahkan aktifitas peserta didik kearah aktifitas belajar.19 Materi adalah bahan ajar yang disajikan dalam proses belajar. Sejarah kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awal sampai ahir zama.

Dari definisi di atas dapat dipahami, bahwa pembelajaran materi sejarah kebudayaan Islam adalah aktif belajar siswa terhadap bahan ajar tentang sejarah pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dalam proses pembelajaran.

Dengan keadaan di atas,seorang guru harus mampu memancing naluri belajar peserta didiknya, sehingga membuat mereka mempunyai

18T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 2000), 78.

19 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasi dan Kompetensi), (Jakarta: Rajawali Pers: 2011), 8.

(27)

rasa ingin tahu dan memahami yang mendalam dalam proses pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

3. Perencanaan Pembelajaran

Dilihat dari terminologinya, perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni perencanaan dan pembelajaran. Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.20 Perencanaan pada dasarnya adalah suatu proses dan cara berfikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diterapkan.21

Pembelajaran merupakan proses kerja sama antara guru dengan sisiwa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.22 Dari uraian di atas di simpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses memilih, menetapkan dan mengembangkan pendekatan dan teknik pembelajran, menawarkan bahan ajar, menyediakan pengalaman belajar yang bermakna, menawarkan bahan ajar, menyediakan pengalaman belajar yang bermakna, serta mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajran dalam mencapai pembelajaran.23

20 Wina Sanjaya, Perencanaan & Desain System Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), 23.

21 Sanjaya, Perencanaan, 24.

22 Sanjaya, Perencanaan, 26.

23 Zulaicha Ahmad, Perencanaan Pembelajaran PAI (Jember: Madania Center Press, 2008), 10.

(28)

4. Faktor-faktor Penghambat Dan Pendukung

Banyak faktor yang mempengaruhi aktifitas atau kegiatan sebagai permulaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan untuk kualitas diri adalah sebagai berikut:

a. Faktor pendukung.

Faktor pendukung adalah suatu peristiwa atau keadaan yangmendorong seseorang atau kelompok dalam meningkatkan kualitas kinerjanya.Faktor pendukung di bagi menjadi dua macam yaitu: Faktor internaldan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri seseorang, dan secara sadar mereka akan melakukan suatuhal tanpa ada paksaan dari orang lain. Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an.

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa manusia telah diberi kesempatan oleh Allah SWT. untuk menentukan sendiri jalan mana yang akan dipilih, serta aktivitas apa yang harus dilakukan dalam hidupnya, guna memenuhi sebagai kholifah di muka bumi. Dan tergantung pada manusia itu sendiri, apakah ia akan menjadi orang yang berilmu dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya atau menjadi orang yang tidak tahu apa-apa dan hanya menjadi orang yang merugi.

Faktor internal adalah sebagai berikut:

(29)

1) Minat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonsia (KBBI), minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah, dan keinginan.

Minat juga dapat diartikan sebagai suatu kesuksesan, kegemaran, atau kesenangan akan sesuatu.

Minat adalah dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu obyek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.24

a) Macam-macam minat.

(1) Minat bawaan lahir.

Artinya, minat yang ada pada dirinya timbul dengan sendirinya dari setiap individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor bawaan, keturunan, dan bakat alamiah.

(2) Minat karena pengaruh dari luar.

Artinya, minat seseorang timbul karena proses perkembangan individu yang bersangkutan, minat ini dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan, orang tua, dan kebiasaan atau adat.25

24Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Global Pustaka Utomo, 2001), 48.

25Ahmad Susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), 68.

(30)

b) Ciri-ciri minat.

(1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan minat dalam hubunganny dengan perubahan usia.

(2) Minat tergantung pada kegiatan belajar. Kesiapan belajar merupakan salah satu penyebab meningkatnya minat membaca.

(3) Minat tergantung pada kesempatan belajar.kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat berharga, sebab tidak memungkinkan.

(4) Perkembangan minat mungkin terbatas. Keterbatasan ini mungkin dikarenakan keadaan fisik yang tidak memungkinkan

(5) Minat dipengaruhi budaya. Budaya sangat mempengaruhi, sebab jika budaya sudah mulai luntur mungkin minat juga ikut luntur.

(6) Minat berbobot emosional.minat berhubungan dengan perasaan, maksudnay bila suatu obyek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka akan timbul perasaan senang yang akhirnya dapat diminatinya.26

26Oemar Malik, Psikologi Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), 173.

(31)

2) Motivasi.

a) Pengertian motivasi.

Motivasi berasal dari kata “movere” dalam bahasa lain, yang artinya bergerak. Kata motivasi lalu diartikan sebagai usaha menggerakkan. Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tersebut.27

Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang di tandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.28

(1) Macam-macam motivasi.

(a) Motivasi ekstrinsik.

Adalah keadaan yang datang dan timbul dari luar individu yang ikut mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, contoh motivasi ekstrinsik adalah, pujian, guru orangtua, tata tertib.

27Sondang P Siagan, Teori Motivasi Dan Aplikasinya, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2004), 142.

28SyifulBahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2002), 114.

(32)

(b) Motivasi instrinsik,.

Adalah motivasi yang datang dan timbul dari dalam diri seseorang, motivasi ini lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan dari orang lain. 29

b. Faktor penghambat.

Faktor penghambat adalah suatu peristiwa atau keadaan yang memperlambat, bahkan tidak adanya dukungan seseorang atau kelompok dalam meningkatkan kualitas kinerjanya.

Faktor-faktor penghambat peningkatan anatara lain adalah sebagai berikut:

1) Sarana-dan prasarana yang kurang memadai.

2) Tidak ada motivasi dalam diri seseorang.

3) Kurangnya pemahaman tentang manfaat membaca.

4) Gangguan pada alat indera, misalnya dalam penglihatan dan pendengaran.

5) Latar belakang seseorang di rumah.

6) Lingkungan.

7) Penyesuaian diri.

8) Kurang adanya kemauan.30

29Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, 134.

30Mary Leonardrt. 99 Cara Anak Keranjingan Membaca (Bandung: Rosda Karya, 2005), 24.

(33)

kualitatif. Artinya penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, tindakan dll.31

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.32 Pendekatan penelitian ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui permasalahan yang kompleks dari objek yang diteliti, mengetahui yang terjadi secra mendalam dengan menggambarkan secara sistematis dan berdasarkan fakta dilapangan dan sajikan dalam bentuk deskripsi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.33 Sesuai dengan penelitian deskriptif maka langkah awal penelitian ini adalah mendeskripsikan obyektif program gerakan 100 buku dalam mengembangkan pengetahuan sejarah kebudayaan Islam (SKI) MA An-nur desa kalibaru wetan kecamatan kalibaru kabupaten banyuwangi.

31 Lexi J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007) , 6.

32 Ibd, 4.

33 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,2015), 7

(34)

B. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah pondok An-nur desa kalibaru wetan kecamatan kalibaru kabupaten banyuwangi. Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut oleh beberapa pertimbangan atas dasar kekhasan, kemenarikan, keunikan dan sesuai dengan topik dalam penelitian ini yaitu, karena Pondok Pesantren An-Nur merupakan lembaga formal yang melaksanakan program gerakan 100 buku dalam mengembangkan pengetahuan sejarah kebudayaan Islam (SKI) santri.

C. Subyek Penelitian

Pada bagian ini dilaporkan jenis data dan sumber data. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang ingn diperoleh, siapa yang hendak dijadikan informan atau subjek penelitian, bagaimana data akan dicari dan dijaring sehingga validitasnya dapat dijamin.34

Penentuan subyek penelitian menggunakan purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.35 Berdasarkan uraian diatas maka yang dijadikan subjek penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah MA An-nur kalibaru 2. WAKA Kurikulum MA An-nnur kalibaru 3. Peserta didik

4. TU

5. Pengurus perpus

34Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IAIN Jember ,47

35Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 299

(35)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai macam data yang diperlukan adalah:

1. Observasi

Metode observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat.36 Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiawa, objek, kondis atau suasana tertentu.

Bagian mengemukakan beberapa bentuk observasi yaitu: observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok. Berikut penjelasanya:

a. Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data peneliti melalui pengamatan dan penginderaan dimana peneliti terlibat dalam sesehariannya informan.

b. Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti menggunakan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi dilapangan.

c. Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh kelompok tim penelitian terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.

36Sugiyono, Memahami penelitian kualitatif (Bandung: CV Alfabeta, 2014), 64.

(36)

Peneliti akan menggunakan observasi partisipatif, yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.

Metode observasi ini digunakan oleh peneliti sebagai cara untuk mengungkapakan data-data sebagai berikut:

a. Lokasi atau tempat MA An-nur kalibaru.

b. Sarana dan Prasarana yang digunakan untuk program gerakan 100 buku.

c. Aktifitas Guru saat Melaksanakan program gerakan 100 buku.

2. Wawancara (interview)

Menurut Esterberg wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.37 Dengan demikian wawancara merupakan usaha untuk menggali informasi secara lisan dengan cara berinteraksi langsung yang dilakukan dua orang atau lebih. Esterberg juga mengemukaan beberapa wawancara yaitu wawancara terstruktur,wawancara semi struktur dan tidak terstruktur:

a. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,

37 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&, 317.

(37)

pengumpulan data telah menyiapkan instrumen peneliti berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapakan

b. Wawancara semi struktur

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan wawancara dari jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Dalam melakukan wawancara peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang telah dikemukaan oleh informan.

c. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawanacra bebas dimana peneliti todak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkapa untuk mengumpulkan datanya.38

Jenis interview yang di gunakan dalam penelitian adalah interview semi struktur. Interview digunakan untuk memperoleh data berupa:

1) Bagaimana cara mengembangkan sejarah kebudayaan Islam MA An-Nur melalui program gerakan 100 buku Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru?

38Ibid., 233.

(38)

2) Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam mengembangkan sejarah kebudayaan Islam MA An-Nur Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru?

Beberapa informan yang akan berpartisipasi dalam penelitian ini antara lain:

1) Kepala Sekolah 2) WAKA Kurikulum 3) Peserta didik 4) Pengurus Perpus 3. Dokumenter

Dokumenter merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.39 Studi dokumen merupakan pelengkap dari pengguna metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Data yang ingin diperoleh dari bahan dokumen adalah:

a. Sejarah berdirinya MA An-Nur Kalibaru b. Struktur organisasi MA An-Nur Kalibaru c. Data tenaga pendidik di MA An-Nur Kalibaru d. Visi dan Misi MA An-Nur Kalibaru

e. Dokumen lain yang relevan diperoleh dari berbagai sumber yang dilakukan validitasnya dalam memperkuat analisis objek pembahasan.

39 Ibid., 329.

(39)

E. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.40 Teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles and Huberman, dimana aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data, yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari tema polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah diresduksi akan memberikan gambaran lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.

Namun yang sering digunakan dalam penyajian data kualitatif yaitu dengan teks naratif.

40 Ibid., 334.

(40)

3. Penarikan kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data yaitu penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan saat mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

F. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep yang menunjukkan kesahihan dan keadaan data dalam suatu penelitian. Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, peneliti menggunakan trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.41 Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan adalah trianggulasi sumber dan metode. Karena berdasarkan jenis penelitiannya yaitu penelitian kualitatif.

Langkah yang akan dilakukan dengan triangulasi sumber adalah peneliti akan membandingkan atau mengecek baik informasi yang telah diperoleh dengan sumber lainnya. Sedangkan triangulasi metode, yang akan dilakukan peneliti adalah dengan cara mengecek data pada sumber yang sama dengan metode yang berbeda.

41 Sugiyono, Kuantitatif & Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2013), 241.

(41)

1. Tahapan Tahapan Penelitian

Tahap-tahap penelitian ini merupakan rencana pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, mulai dari penelitian pebdahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, dan sampai pada penulisan laporan.42

a. Tahap pra penelitian lapangan.

Tahap penelitian lapangan terdapat enam tahapan. Tahapan tersebut juga dilalui oleh peneliti sendiri, adapun enam tahapan penelitian tersebut ialah:43

1) Penyusunan rancangan penelitian

Pada tahapan ini peneliti membuat rancangan penelitian terlebih dahulu, dimulai dari pengajuan judul, penyusunan matrik, penelitian yang selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan dilanjutkan penyusunan proposal penelitian hingga presentasi.

2) Memilih lapangan penelitian

Sebelum melakukan penelitian seorang peneliti harus terlebih dahulu memilih lapangan penelitian. Lapangan penelitian yang dipilih peneliti adalah Desa Kali Baru Wetan Kec. Kalibaru.

3) Mengurus perizinan

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti mengurus perizinan terlebih dahulu yakni meminta surat permohonan penelitian kepada

42 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IAIN Jember 48.

43 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), 127.

(42)

pihak kampus. Setelah meminta surat perizinan, peneliti menyerahkan kepada Kepala Sekolah MA An-Nur untuk mengetahui apakah diizinkan mengadakan penelitian atau tidak.

4) Menjajaki dan menilai lapangan

Setelah diizinkan meneliti, peneliti mulai melakukan penjajakan dan menilai lapangan untuk lebih mengetahui latar belakang objek penelitian. Hal ini dilakukan agar memudahkan peneliti dalam menggali data.

5) Memilih dan memanfaatkan informan

Pada tahap ini peneliti mulai memilih informan untuk mendapatkan informasi. Informan yang dipilih dalam hal ini ialah Kepala Sekolah MA An-Nur Kalibaru, Guru, Waka Kurikulum, Siswa, Pengurus Perpus.

6) Menyiapkan perlengkapan penelitian

Setelah semua selesai mulai dari rancangan penelitian hingga memilih informan maka peneliti menyiapkan perlengkapan penelitian sebelum terjun ke lapangan.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Pada tahap ini peneliti mulai mengadakan kunjungan langsung ke lokasi penelitian dan mulai mengumpulkan data-data yang diperlukan yaitu dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

(43)

c. Tahap analisi data

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari proses penelitian. Pada tahap ini pula peneliti mulai menyusun laporan hasil penelitian dengan menganalisis data yang telah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing karena mungkin ada revisi untuk mencapai hasil penelitian maksimal. Laporan yang sudah selesai dan siap dipertanggung jawabkan di depan penguji yang kemudian digandakan untuk diserahkan kepada pihak terkait.

(44)

A. Gambaran Obyek Penelitian

1. Sejarah singkat MA. An-Nur Kec. Kalibaru Kab. Banyuwangi.

2. Lokasi Lembaga Pendidikan MA. An-Nur Kec. Kalibaru Kab.

Banyuwangi.

3. Profil Sekolah MA. An-Nur Data Umum Madrasah

NSM : 131235100031

NPSN : 20579396

Nama Madrasah : MA An-Nur Kalibaru Status Madrasah : Swasta

Waktu Belajar : Pagi dan Siang

Jurusan/Program : IPA, IPS, Bahasa, Keagamaan Kategori Madrasah : Madrasah Akademik

NPWP : 31. 532. 711. 4-627. 000

Kabupaten/Kota : Banyuwangi

Provinsi : Jawa Timur

Kode Pos : 68467

Nomor Telepon : 0333-897939

Alamat Website Madrasah : http://maannurkalibaru.wordpress Alamat E-mail : annurkalibaru@yahoo.com

No. SK Ijin Operasional : KW.14.4/4/PP.00.6/1337/2011

(45)

No. SK Akreditasi Terakhir : 300/BAP-SM/SK/XI/2014 Status Akreditasi : B44

4. Sarana dan Prasarana MA. An-Nur Kepemilikan Tanah

1. Luas Tanah

No. Status Kepemilikan

Luas Tanah (m2) Menurut Status Sertifikat

Bersertifikat Belum Sertifikat Total

1. Hak Milik Sendiri 3.690 3.690

2. Wakaf

3. Hak Guna

Bangunan

4. Sewa/Kontrak

5. Pinjam/Menumpang

2. Penggunaan Tanah

N o.

Penggunaa n Tanah

Luas Tanah Menurut

Status Sertifikat (m2) Status Kepemili

kan

1)

Status Penggu naan

2)

Bersertifi kat

Belum Sertifi

kat

Total

1. Bangunan 3.690 3.690 1

2. Lapangan

Olahraga 30 30 1

3. Halaman 12 12 1

4. Kebun/Tam an

44 Dokumen MA. An-Nur Kec. Kalibaru Kab. Banyuwangi

(46)

5. Belum

Digunakan 3.270 3.270 1

1). Status Kepemilikan: 1: Milik Sendiri 2: Bukan Milik Sendiri 2). Status Penggunaan: 1: Hanya Digunakan Sendiri

2: Digunakan Bersama Lembaga 3. Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran

No

. Jenis Sarpras

Jumlah Sarpras Menurut Kondisi

Jumla h Ideal Sarpra

s

Status Kepemilika

n Baik Rusa 1)

k

1. Kursi Siswa 80 31 150 1

2. Meja Siswa 80 31 150 1

3. Loker Siswa

4. Kursi Guru di

Ruang Kelas 6 1

5. Meja Guru di

Ruang Kelas 6 1

6. Papan Tulis 6 1

7. Lemari di Ruang

Kelas 6

8. Komputer/Laptop

di Lab. Komputer

9. Alat Peraga PAI

10. Alat Peraga Fisika

11. Alat Peraga

Biologi

12. Alat Peraga Kimia

13. Bola Sepak 1 2 3 1

14. Bola Voli 1 2 3 1

15. Bola Basket

16. Meja Pingpong

(Tenis Meja) 1 3 1

17. Lapangan

Sepakbola/Futsal

18. Lapangan

Bulutangkis

(47)

19. Lapangan Basket 20. Lapangan Bola

Voli 1

4. Sarana dan prasarana pendukung lainnya

No

. Jenis Sarpras

Jumlah Sarpras Menurut Kondisi

Status Kepemilika

n 1) Baik Rusak

1. Laptop (di luar yang ada di

Lab. Komputer) 3 1

2. Komputer (di luar yang ada

di Lab. Komputer) 1 1

3. Printer 1 2 1

4. Televisi 2 1 1

5. Mesin Fotocopy

6. Mesin Fax

7. Mesin Scanner 1 1

8. LCD Proyektor 2 1

9. Layar (Screen) 2 1

10. Meja Guru & Pegawai 6 1

11. Kursi Guru & Pegawai 6 1

12. Lemari Arsip 2 1

13. Kotak Obat (P3K)

14. Brankas

15. Pengeras Suara

16. Washtafel (Tempat Cuci

Tangan)

17. Kendaraan Operasional

(Motor)

18. Kendaraan Operasional

(Mobil)

19. Mobil Ambulance

20. AC (Pendingin Ruangan)

(48)

5. Data guru dan Data siswa Kondisi Siswa

No. Uraian Siswa &

Rombel

Tingkat 10

Tingkat 11

Tingkat 12 Lk. Pr. Lk. Pr. Lk. Pr.

1. Jumlah Siswa Awal

TP 2015/2016 24 45 15 26 15 23 2. Jumlah Siswa Pindah

Masuk

3. Jumlah Siswa Pindah

Keluar

4. Jumlah Siswa Drop-

out Keluar

5. Jumlah Siswa Drop-

out Kembali

6. Jumlah Siswa Akhir

TP 2015/2016 24 45 15 26 15 23 7. Jumlah Siswa Naik

Tingkat

8. Jumlah Siswa Lulus

9. Jumlah Rombel

Struktur organisasi seratus buku.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN GERAKAN SERATUS BUKU

No Nama Jenis

kelamin

Alamat

1. Qoyyimatus sholihah P Lekap, Kalibaru, Banyuwangi

2. Rizkiyana P Lekap, kalibaru,

Banyuwangi

3. Siti raudlah P Lekap, kalibaru,

(49)

Banyuwangi

4. Afif abdillah L Lekap, kalibaru,

Banyuwangi

5. Siti aminah P Genteng, Banyuwangi

6. Abdullah L Sempolan, Jember

7. Ainul izza P Garahan, Jember

8. Imam Baihaki L Rogojampi, Banyuwangi

9. Anas Maliki L Jajag, Banyuwangi

10. Annadifatul Khuluq P Ambulu, Jember

11. Miftahul Anwar L Maesan, Bondowoso

12. Isma Fitria P Kalibaru, Banyuwangi

13. Anis Sulala P Wonosari, Bondowoso

14. Sofyan Sauri L Negara, Bali

15. Amir setiawan L Bangorejo, Banyuwangi

16. Syaiful Bahri L Bangorejo, Banyuwangi

17. Anwari L Bangorejo, Banyuwangi

18 Fathor Rohman L Bangorejo, Banyuwangi

19 Nur Khalida P Bangorejo, Banyuwangi

20 Afifah Nur Diana P Mayang, Jember

(50)

21 Nurul Halima P Mayang, Jember

22 Antika Qurrota A’yun P Candi Pura, Lumajang

6. Visi dan Misi MA. An-Nur a. Visi

Menjadi lembaga yang menghasilkan lulusan yang beriman, berilmu dan beramal shaleh serta mampu bersaing dalam bidang iptek.

b. Misi

a) Menumbuhkembangkan sikap, perilaku, dan amaliah di Madrasah.

b) Menumbuhkembangkan semangat keunggulan secara intensif dan daya saing yang sehat dalam prestasi akademik dan non akademik.

c) Melaksanakan bimbingan dan pembelajaran sehingga siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

d) Menumbuhkembangkan semangat belajar.

e) Mengembangkan life skill dalam setiap aktifitas pembelajaran.

f) Menciptakan lingkungan Madrasah bersih, sehat dan indah.

g) Menjadikan Madrasah yang mendapatkan kepercayaan masyarakat.

B. Penyajian Data dan Analisis

Pembahasan ini akan membahas tentang penyajian dan analisis data, sebagaimana yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa peneliti menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi

(51)

sebagai alat untuk memperoleh data ataupun hal-hal yang mendukung dalam penelitian ini. Setelah melalui berbagai proses penelitian dalam pengumpulan data yang sesuai dengan metode yang digunakan peneliti, maka peneliti menganggap sudah cukup dan bisa dihentikan. Karena menurut peneliti, data yang diperoleh sudah sesuai dengan tujuan penelitian dan sudah dapat menjawab dari berbagai permasalahan yang menjadi kajian dalam penelitian ini.

1. Strategi yang digunakan dalam mengembangkan pengetahuan sejarah kebudayaan Islam MA An-Nur melalui program gerakan 100 buku Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru.

a. Perencanaan

Program gerakan seratus buku diadakan, karena adanya inisiatif para alumni MA. An-Nur Kalibaru Banyuwangi untuk membantu para pengasuh dan guru dalam mengembangkan pengetahuan peserta didik.

Alumni setiap tahunnya menyumbang buku-buku yang dibutuhkan terhadap lembaga untuk memudahkan jalannya kegiatan program seratus buku tersebut, seperti buku-buku pelajaran dan buku-buku yang bermanfaat lainya. Hal ini dipaparkan oleh Husni Mubarok selaku ketua Alumni, bahwa:

“Adanya program ini, karena kita selaku alumni punya tujuan untuk membantu para pengasuh dan guru dalam mengembangkan pengetahuan peserta didik agar lebih semangat dalam belajar. Dalam melancarkan program ini para alumni menyumbang buku-buku yang diperlukan oleh lembaga

(52)

setiap tahunnya, entah buku pelajaran maupun buku-buku islami.”45

Hal ini juga dipaparkan oleh Bapak Ahmad Nuruddin selaku pengurus perpus, bahwa:

“Dulunya buku diperpus tidak sebanyak ini mas, semenjak ada kerjasama antara alumni dan guru dalam mengembangkan pengetahuan peserta didik melalui program seratus buku akhirnya buku-bukupun bertambah, dan itu semua membuat para peserta didik sedikit demi sedikit suka membaca”.46

Adanya program ini, para Alumni mengadakan rapat dengan para guru setiap semester untuk membahas masalah jadwal, seperti waktu, materi dan konsep kegiatan program gerakan seratus buku.

Rapat ini diadakan di kantor MA. An-Nur Kalibaru dan dipimpin oleh Kepala Sekolah, jika Kepala Sekolah tidak dapat menghadiri rapat maka diwakilkan oleh WAKA Kurikulum. Hal ini dikemukakan oleh Bapak Muhammad Isbad selaku Kepala Sekolah, bahwa:

“Program gerakan seratus buku ini, dibahas setiap semmester mas. Kami mengadakan rapat untuk membahas masalah jadwal, seperti waktu, materi dan konsep. Rapat ini dihadiri oleh beberapa guru, alumni namun sebagian dan pengurus perpus. Kalau saya ada kegiatan lain di luar Lembaga biasanya yang menjadi ketua rapat saya wakilkan ke WAKA Kurikulum”.47

Hal ini juga dipaparkan oleh Husni Mubarok selaku ketua Alumni, bahwa:

“Kita pasti mengadakan rapat mas, tapi setiap semester untuk membahas masalah yang berkaitan dengan Program seratus buku. Pembentukan jadwal seperti waktu, materi dan konsepnya. Rapatnya biasanya diadakan di Kantor pas pulang

45 Husni Mubarok, Wawancara, Banyuwangi 5 Pebruari 2018

46 Ahmad Nuruddin, Wawancara, Banyuwangi 6 Pebruari 2018

47 Muhammad Isbad, Wawancara, Banyuwangi 5 Pebruari 2018

(53)

sekolah. Kalau kepala sekolah tidak bisa hadir, biasanya diwakilkan WAKA Kurikulum yang menjadi ketua rapat”.48 Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan pelaksanaan rapat dilakukan pada setiap sementer, pada hakikatnya membahas pelbagai persoalan terkait dengan kebutuhan lembaga. Dan tidak terlepas pembahasan gerakan seratus buku juga berada dalam rapat tersebut.49

Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Program Gerakan seratus buku sudah terjadwal. Pembuatan jadwal dilakukan dalam rapat yang diadakan setiap semester dan dihadiri oleh beberapa alumni, guru dan pengurus perpus. Kepala sekolah menjadi ketua rapat, rapat dilaksanakan di Kantor setelah kegiatan sekolah selesai.

Tujuan dari kegiatan program gerakan seratus buku untuk mengurangi waktu kosong peserta didik yang dibuang sia-sia, agar bisa memanfaatkan waktu kosong untuk membaca buku-buku yang ada di Perpustakaan salah satunya buku yang berhubungan dengan materi SKI, membiasakan peserta didik untuk membaca, dan memberi motivasi peserta didik senang membaca buku-buku termasuk SKI. Hal ini dipaparkan oleh Husni Mubarok selaku ketua Alumni, bahwa:

“Tujuan dari diadakannya gerakan seratus buku ini adalah banyak waktu yang kita buang sia-sia ketika jadi santri dulu, mau ke perpustakaan buku yang kami baca itu-itu saja, jadi

48 Husni Mubarok, Wawancara, Banyuwangi 10 Pebruari 2018

49 Observasi pada 14 Pebruari 2018

Referensi

Dokumen terkait

(tidak sesuai) Unit lahan memiliki lebih dari 3 pembatas (Azis et al ., 2006) Setelah ditentukan bahwa pada penelitian ini terdapat tiga kelas kesesuaian lahan maka berikut

Dengan ini diberitahukan kepada sudara, apabila dikuasakan harus disertai dengan surat kuasa atau surat tugas dari direktur kepada penerima kuasa atau penerima tugas dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa hal meliputi besaran biaya medik langsung pasien Diabetes Melitus dilihat dari perspektif RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta,

Hasil Pengujian Hardness Vickers Sampel NdFeB Terhadap Pengaruh Waktu Milling. Flakes NdFeB dengan waktu milling

think aloud para pengguna menemukan permasalahan usability pada web FILKOM APPS untuk mahasiswa seperti kendala-kendala yang dihadapi saat melakukan suatu aksi/tugas

Material processes, Imperative mood, temporal conjunction, Generalized human

9) Mengevaluasi hasil belajar ( evaluation of performance ).. Kegiatan belajar adalah interaksi antara pengajar dan siswa, interaksi antara siswa dan media instruksional.

Suatu metode untuk menentukan tegangan permukaan dari cairan adalah dengan mencari gaya yang diperlukan untuk menarik cincin platina dari permukaan seperti pada gambar 1.12. Gambar