• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

ANDRE FEBRIZAL NIM. 11820412975

PROGRAM S1

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 1444 H/ 2022 M

(2)
(3)
(4)
(5)

i

DI KELURAHAN SIMPANG BARU KOTA PEKANBARU MENURUT FIQH SIYASAH Skripsi ini dilatarbelakangi oleh keberadaan Satgas Covid-19 kelurahan Simpang Baru kota Pekanbaru sebagai sarana perpanjangan tangan dari pemerintah guna mengurangi angka Covid 19 yang kini menjadi wabah pandemi di kota Pekanbaru terutama kelurahan Simpang Baru. Keberadaan organisasi ini didasari oleh Keputusan Presiden no 7 tahun 2020 mengenai pembentukan gugus tugas percepatan penanganan Covid 19. Di kota Pekanbaru sendiri dibentuk berdasarkan keputusan walikota Pekanbaru yang tertuang pada Peraturan Daerah Walikota Pekanbaru no 5 Tahun 2021 tentang perlindungan masyarakat dari penyebaran dan dampak Covid 19. Namun kenyataannya di lapangan kinerja Satgas Covid 19 masih belum berjalan sebagaimana mestinya sehingga masih banyak masyarakat yang mengabaikan Covid 19. Sehubung dengan hal itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian di kelurahan Simpang Baru dengan tujuan mengetahui peran satgas dalam mengurangi keberadaan wabah pandemi ini terutama dalam memberikan perlindungan kepada asyarakat kelurahan Simpang Baru.

Penelitian yang dilakukan pada skripsi ini adalah penelitian lapangan (Research Field) yang dilakukan di kelurahan Simpang Baru, sementara subjek dari penelitian ini adalah Satgas kelurahan Simpang Baru, Bhabinkamtibmas, dan Ketua RW, sedangkan objek dari penelitian ini adalah peran Satgas berdasarkan peraturan daerah walikota Pekanbaru no 5 tahun 2021 tentang perlindungan masyarakat dari penyebaran dan dampak Covid 19 dalam perspektif fiqh siyasah.

Populasi dari penelitian ini ialah bagian dari Satgas kelurahan Simpang Baru.

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari Lurah, Bhabinkamtibmas, LPM dan FPKM kelurahan Simpang Baru serta 10 ketua RW yang keseluruhannya berjumlah 15 orang. Teknik sampel yang digunakan adalah “total sampling” dan menggunakan metode wawancara, obsservasi, dan dokumentasi sedangkan analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif.

Dari hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Satgas Covid 19 kelurahan Simpang Baru belum menjalankan perannya sebagaimana mestinya dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat di kelurahan tersebut. Adapun faktor yang mempengaruhi dalam menjalankan tugasnya ialah dari segi ketenagakerjaan dan dana yang dilontarkan terbilang sangat minim sehingga kinerja dari Satgas tidak maksimal. Tinjauan Fiqh Siyasah yang berkaitan dengan permasalahan ini yaitu Siyasah Dusturiyah, dimana seorang pemimpin harus bertanggung jawab dan menjamin kebaikan atas orang-orang yang dipimpinnya untuk kebaikan rakyat, dalam hal ini menurut penulis pihak Satgas Covid 19 kelurahan Simpang Baru belum berjalan sebagaimana semestinya

Kata Kunci: Peran, Covid 19, Fiqh Siyasah

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr.Wb.

Segala puji hanya milik Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada penulis. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam untuk teladan umat sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW yang telah berjasa besar dengan segenap pengorbanan, beliau berhasil mengantarkan ummat manusia kejalan yang di ridhoi Allah SWT.

Skripsi ini merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH) pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suska Riau. Dalam penulisan Skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil yang sangat berharga. Oleh karena itu selayaknya penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar- besarnya kepada :

1. Ayahanda Misrizal dan Ibunda Pobri Yenti

2. Bapak Prof. Dr. Khairunnas Rajab, M.Ag selaku Rektor UIN Suska Riau, Prof. Dr.Hj. Helmiati, M.Ag selaku Wakil Rektor I UIN Suska Riau, Dr. H.

Mas‟ud Zein, M.Pd selaku Wakil Rektor II UIN Suska Riau dan Bapak Prof.

Edi Irawan, S.Pt., M.Sc., Ph.D selaku Wakil Rektor III UIN Suska Riau.

3. Bapak Dr. H. Zulkifli, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suska Riau, Dr. H. Erman, M.Ag selaku Wakil Dekan I Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suska Riau, Dr. H. Mawardi, S.Ag., M.Si selaku Wakil Dekan II

(7)

iii

Siyasah dan Bapak Irfan Zulfikar, M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Hukum Tata Negara Siyasah.

5. Bapak Syafrinaldi, SH, M.A selaku dosen pembimbing dan Bapak Zainal Arifin, MA, M.Sy yang telah meluangkan waktu dan perhatian dengan penuh kesabaran dalam memberikan masukan, arahan, dukungan serta bimbingan kepada penulis.

6. Bapak Dr. Junaidi Lubis, M.Ag selaku dosen penasehat akademik (PA) yang telah banyak memberi nasehat dalam menjalani proses perkuliahan.

7. Seluruh Staf Dosen dan Pegawai Administrasi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suska Riau.

8. Keluarga besar Hukum Tata Negara (Siyasah), khususnya Hukum Tata Negara Kelas B angkatan 2018. .

9. Kepada sahabat juangku Muhammad Sobri, Rendy Hamid, Fauzan Pratama, Indah Sukma, Ellin Asming, Wiji Saniati, Rany Agnesia, Fahri, Aldo, Naufal, dan Rany Harti.

10. Kepada sahabat KKN ku Ardiansyah, Eko Irnanda, Febrianto Saputra.

11. Kepada sahabatku Rivan Fahajrin, Dwi Prasetyo, Satria, Fajar Fadilla Utama, Rocky Fernandes, Hemy Afrianto, Dinda Febrianti.

(8)

iv

12. Untuk semua keluarga, sahabat, inspirator dan semua pihak yang menjadi perantara kebaikan dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Harapan penulis, semoga Allah SWT menerima amal kebaikan mereka dan membalasnya dengan kebaikan yang jauh lebih baik. Semoga skripsi ini memberi manfaat dan bisa menambah khasanah ilmu pengetahuan. Aamiin.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

(9)

v

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tinjauan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Peraturan Daerah kota Pekanbaru No 5 tahun 2021 pasal 4 tentang Perlindungan Masyarakat dari Penyebaran dan Dampak Covid-19 di Kota Pekanbaru ... 10

a. Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ... 12

b. Pedoman Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di kota Pekanbaru ... ... 13

B. Satuan Tugas Covid-19 ... 18

a. Covid 19 ... 20

b. Ciri-ciri terinfeksi Covid 19 ... 21

C. Fiqh Siyasah ... 22

a. Ruang Lingkup Fiqh Siyasah ... 24

b. Fiqh Siyasah Tandfiziyyah ... 26

D. Tinjauan penelitian terdahulu ... 27

BAB III METODE PENELITIAN... 30

A. Metode Penelitian ... 30

B. Sistematika Penelitian ... 35

(10)

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Gambaran umum lokasi penelitian ... 37

B. Peran tim Satuan Tugas Covid-19 dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat ... 39

C. Tinjauan Fiqh Siyasah terhadap pelaksanaan peran Satgas Covid-19 dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat di kelurahan simpang baru ... 49

BAB V PENUTUP ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Satgas Covid-19 atau satuan tugas penanganan Covid-19 adalah suatu lembaga yang dibentuk setelah Pemerintah membubarkan gugus tugas percepatan penanganan Covid-19, saat ini Satgas Covid-19 berada dibawah komite penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional, hal ini tertuang di dalam peraturan presiden no 82 tahun 2020 tentang komite penanganan corona virus disease 2019 dan pemulihan ekonomi nasional.1

Sementara itu Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) merupakan sebuah penyakit baru, penyakit ini bersifat menular yang disebabkan oleh penyakit sebelumnya yaitu SevereAcute Respiratory Syndrome Coronavirus 2atau disebut juga (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan salah satu golongan jenis coronavirus yang sebelumnya belum pernah diidentifikasi menyerang manusia.

Sebelumnya terdapat dua jenis coronavirus yang menyebabkan penyakit dan dapat menimbulkan gejala berat, yaitu Middle East Respiratory Syndrome atau biasa disebut (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Infeksi COVID-19 mempunyai masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Tanda dan gejala yang umum ditemui dalam Covid-19 adalah gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan

1Akbar firdaus, dea apsari pramudana putri, arif farhan suroso. 2021. Peranan satgas dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) penanganan Covid-19 di kecamatan selawi kabupaten Garut. Jurnal pemerintah dan keamanan publik vol. 3 no.1 h.

52

(12)

2

sesak napas, hingga menyebabkan sindrom pernapasan akut, pneumonia , gagal ginjal, dan bahkan kematian, pada kasus Covid-19 yang berat.

Dilihat dari cara penularannya, transmisi atau penularan terjadi melalui percikan-percikan (droplet) dari hidung atau mulut seseorang yang terjangkit Covid-19 saat bernafas atau batuk. Percikan tersebut dapat masuk ke dalam tubuh secara langsung yaitu terhirupnya droplet seseorang yang terinfeksi. Penularan tidak langsung terjadi karena jatuhnya percikan dari penderita dan menempel pada permukaan benda di sekitar penderita. Apabila seseorang menyentuh permukaan benda yang sudah terkontaminasi oleh penderita Covid-19 lalu ia menyentuh mata, hidung ataupun mulut maka kemungkinan besar ia akan terkena Covid-19. 2 Oleh karena itu dalam mencegah penyebarannya, masyarakat dihimbau untuk selalu menjaga diri agar tidak tertular, diantaranya dengan melakukan berbagai macam pencegahan seperti mencuci tangan dengan benar, menggunakan masker, membatasi aktivitas di luar rumah, menghindari kerumunan, melakukan social distancing yang harus diterapkan diberbagai tempat umum seperti sekolah, tempat ibadah maupun tempat kerja serta melakukan disinfeksi benda/permukaan yang diduga terinfeksi oleh virus Corona.3

Awal mula pertama kali dijumpainya kasus Covid-19 ialah di Wuhan pada tanggal 31 Desember 2019 dengan pengumuman pemerintah sebagai bencana nasional tanggal 17 April 2020, maka respon pemerintah terbilang lambat karena

2Dina Indriyanti. 2020. Implementasi Protokol Kesehatan Pada Petugas Puskesmas di Masa Pandemi : Studi Kasus Puskesmas Cileungsi Kabupaten Bogor. Jurnal Inovasi Aparatur, Vol.2, No.2

3Athena, Eva laelasari, Tities puspita. 2020. Pelaksanaan Disinfeksi Dalam Pencegahan Penularan Covid-19 dan Potensi Risiko terhadap Kesehatan di Indonesia. Jurnal ekologi Kesehatan Vol. 19 No.1. h.2

(13)

membutuhkan waktu sekitar tiga bulan lebih baru membuat kebijakan, sementara pergerakan, interaksi, dan mobilitas manusia sebagai pembawa virus sangat cepat dan dinamis, sehingga penyebaran virus corona melalui manusia menjadi tidak bisa dibendung dan sulit dihentikan.

Kondisi ini tentunya akan menjadi masalah tersendiri karena virus corona sudah terlanjur menyebar ke dalam masyarakat, sementara tindakan dan kebijakan untuk membatasi dan menghentikan penularan dan penyebaran virus corona belum dibuat oleh pemerintah.4

Di Pekanbaru sendiri sudah diberlakukannya Peraturan daerah kota Pekanbaru No 5 tahun 2021 tentang perlindungan masyarakat dari penyebaran dan dampak Covid-19 dengan beberapa kebijakan yang tertuang didalamnya salah satunya mengenai Protokol Kesahatan dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau sekarang lebih dikenal dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatatan Masyarakat (PPKM).

Dalam mengatasi penyebaran Covid-19 Peraturan daerah kota Pekanbaru no 5 tahun 2021 menetapkan bagaimana pelaksanaan protokol kesehatan yang terdapat pada pasal 16 yang berbunyi :

a. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status kesehatannya.

b. Mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dengan air mengalir atau membawa hand sanitizer untuk menjaga kebersihan tangan.

4Darwin Tuwu, Bambang Shergi Lhaksmono, Abu Huraerah, Laode Harjudin. 2021.

Dinamika Kebijakan Penanganan Pandemi Covid-19 dalam perspektif kesejahteraan sosial. Sosia Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan kesejahteraan sosial. h 98

(14)

4

c. Pembatasan interaksi fisik (Physical Distancing).

d. Menghindari kerumunan.

e. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).5

Dari observasi peneliti beberapa waktu yang lalu pada saat PPKM diberlakukan di kota Pekanbaru sudah sering diadakannya razia namun di kelurahan Simpang Baru masih banyak masyarakat yang lalai terhadap pelaksanaan protokol kesehatan itu sehingga penyebaran Covid-19 tidak terkendali seperti banyaknya masyarakat yang tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak.

Peneliti juga mengamati bahwa beberapa waktu yang lalu pada saat PPKM diberlakukan pada masa Covid-19 di beberapa tempat seperti di toko-toko dijalan H.R. Soebrantas dan beberapa tempat umum di kelurahan Simpang Baru tidak menerapkan prokes sebagaimana semestinya yang diarahkan oleh pemerintah setempat untuk melakukan program 5M yaitu, mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Namun disini peneliti ingin meninjau dari sudut pandang fiqh siyasah , bagaimana tingkat keberhasilan perlindungan pemerintah oleh tim satgas pada masa Covid-19 sudah sesuai dengan yang tertera pada peraturan yang berlaku di kota pekanbaru

Beberapa waktu yang lalu di Indonesia sudah menerapkan beberapa peraturan dengan mengisolasi suatu daerah yang disebut dengan sebutan

5Peraturan Walikota Pekanbaru No.5 tahun 2021, Op.cit, pasal 16

(15)

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau sekarang lebih dikenal dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). PPKM sendiri memiliki beberapa tingkatan yaitu :

a) Level 1, pada level ini angka kasus positif Covid-19 kurang dari 20 orang per 1000 penduduk per minggu. Kejadian rawat inap di rumah sakit juga kurang dari lima orang per 100 ribu penduduk. Kemudian angka kematian juga kurang dari satu orang per 100 ribu penduduk.

b) Level 2, Angka kasus konfirmasi positif Covid-19 antara 20 dan kurang dari 50 orang per 100 ribu penduduk per minggu. Kejadian rawat inap di rumah sakit antara lima dan kurang dari 10 orang per 100 ribu penduduk per minggu. Angka kematian akibat Covid-19 kurang dari dua orang per 100 ribu penduduk

c) Level 3, Level 3 menunjukan suatu daerah memiliki angka kasus konfirmasi positif Covid-19 antara 50-100 orang per 100 ribu penduduk per minggu. Kejadian rawat inap di rumah sakit 10-30 orang per 100 ribu penduduk per minggu. Angka kematian akibat Covid-19 antara dua sampai lima orang per 100 ribu penduduk.

d) Level 4, Level 4 menandakan suatu daerah memiliki angka kasus konfirmasi positif Covid-19 lebih dari 150 orang per 100 ribu penduduk per minggu. Kejadian rawat inap di rumah sakit lebih dari 30 orang per

(16)

6

100 ribu penduduk per minggu. Serta, angka kematian akibat Covid-19 lebih dari lima orang per 100 ribu penduduk di daerah tersebut.6

Dalam peraturan daerah kota Pekanbaru no 5 tahun 2021 juga disebutkan mengenai penerapan PSBB atau PPKM yang tertera pada pasal 12 ayat 2 dan 3 yaitu :

a. PSBB bertujuan mencegah meluasnya penyebaran penyakit kedaruratan kesehatan masyarakat yang sedang terjadi antar orang di suatu wilayah tertentu.

b. PSBB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi:

1) Peliburan sekolah dan tempat kerja 2) Pembatasan kegiatan keagamaan

3) Pembatasan kegiatan ditempat atau fasilitas umum.7

Sebelum peraturan tersebut diberlakukan walikota sudah mengeluarkan peraturan walikota Nomor 85 tahun 2020 tentang pedoman pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar yang sudah diterapkan di kota Pekanbaru namun penyebaran Covid-19 tetap tidak terkendali. Adapun juga peraturan pemerintah Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 juga menjadi patokan untuk penerapan PPKM di kota Pekanbaru.

Dari peraturan tersebut kita mengetahui bahwa pentingnya menjalankan PSBB atau PPKM guna mengurangi penyebaran dampak Covid-19 sebagaimana dalam hadist berikut :

6https://www.suara.com/health/2021/07/28/132500/pengertian-ppkm-level-4-hingga-1- indikator-dan-cara-menentukan?page=all diakses pada 12 November 2021 pukul 17:48

7Peraturan Walikota Pekanbaru No.5 tahun 2021, Op.cit, pasal 12 ayat 2 dan 3

(17)

َلاَف اَهِب ْنُتْنَأَو ٍضْرَأِب َعَقَو اَذِإَو ،اَهىُلُخْدَت َلاَف ٍضْرَأِب ِىىُعاَّطلاِب ْنُتْعِوَس اَذإ اَهْنِه اىُجُر ْخَت

Artinya: Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu. “HR Bukhari”8

Di negara China sendiri telah berhasil melakukan kebijakan lockdown, namun di Indonesia disebut PSBB atau lebih dikenal dengan sebutan PPKM dan sedikit demi sedikit mereka bangkit dari keterpurukan dan kembali memulihkan kondisi ekonomi dan sosial di negaranya. Beberapa kebijakan pemerintah China yaitu:

1. Kebijakan pertama adalah dengan menghentikan wabah dan mencegah penyebaran Covid-19 keseluruh wilayah dengan tindakan kesehatan darurat yakni dengan memberlakukan karantina dan isolasi yang ketat.

2. Untuk mencegah penyebaran Covid-19 salah satunya dengan menyediakan sistem pelaporan informasi real time dan yang akurat guna mengatasi kesalahan informasi.

3. Adanya Dukungan bantuan yang diberikan pemerintah berupa bantuan fisikal, yang menciptakan kebijakan moneter dan keuangan untuk mencegah terjadinya resesi ekonomi makro.9

8Muhammad fuad abdul baqi, Shahih bukhari muslim, (Jakarta : PT. Elex media komputindo, 2017) h.719

9Posman Sariguna Johnson Kennedy, Timothy Wisnu Harya P.S, Emma Tapubolon, Muhammad Fakhriansyah, Analisis Strategi lockdown atau Pembatasan Sosial Dalam Menghambat Penyebaran Covid-19, Jurnal Image, Volume 9, no. 1, April 2020. h.60.

(18)

8

Menurut survey awal peneliti terdapat ada peraturan yang diterapkan di kelurahan Simpang Baru kota Pekanbaru untuk melindungi masyarakat dari Covid-19 yang masih kurang efektif dan peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ini

dengan judul : “PERAN SATGAS DALAM MEMBERIKAN

PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT DARI COVID-19 BERDASARKAN PERDA NO 5 TAHUN 2021 DI KELURAHAN SIMPANG BARU KOTA PEKANBARU MENURUT FIQH SIYASAH”

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari topik yang dipersoalkan, maka peneliti membatasi permasalahan peneliti ini pada tinjauan penerapan PPKM beberapa waktu yang lalu yang diimplementasikan oleh Peraturan daerah kota Pekanbaru No 5 Tahun 2021 tentang Perlindungan Masyarakat dari Penyebaran dan Dampak Covid-19 oleh tim Satuan Tugas di kelurahan Simpang Baru Kota Pekanbaru pada saat ini menurut perspektif Fiqh Siyasah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah di dikemukakan diatas, maka peneliti memberikan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa Peran Tim Satuan Tugas (Satgas) dalam penerapan PPKM berdasarkan Peraturan daerah kota Pekanbaru no 5 Tahun 2021 pasal 4 tentang Perlindungan Masyarakat dari Penyebaran dan Dampak Covid-19 di kelurahan Simpang Baru Kota Pekanbaru?

2. Bagaimana implementasi perda tersebut di kelurahan Simpang Baru Kota Pekanbaru?

3. Bagaimana tinjauan fiqh siyasah terhadap perda tersebut?

(19)

D. Tinjauan Penelitian dan Manfaat Penelitian a. Tinjauan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji di kemukakan tujuan penelitian:

1. Menganalisis peran tim satuan tugas (Satgas) dalam penerapan PPKM berdasarkan peraturan daerah kota Pekanbaru no 5 Tahun 2021 tentang perlindungan masyarakat dari penyebaran dan dampak covid-19 di kelurahan Simpang Baru kota Pekanbaru.

2. Untuk Mengetahui tinjauan fiqh siyasah tentang peraturan daerah kota Pekanbaru no 5 Tahun 2021 tentang perlindungan masyarakat dari penyebaran dan dampak Covid-19 di kelurahan Simpang Baru kota Pekanbaru

b. Manfaat Penelitian

1. Untuk menambah wawasan peneliti tentang kajian penelitian yang ingin dilakukan dan meningkatkan kemampuan berfikir melalui penelitian karya ilmiah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi peneliti selanjutnya.

2. Sebagai sumbangan pemikiran buat almamater dimana tempat peneliti menuntut ilmu.

3. Sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH) pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

(20)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peraturan daerah kota Pekanbaru no 5 tahun 2021 pasal 4 tentang perlindungan masyarakat dari penyebaran dan dampak Covid-19 di Kota Pekanbaru

Pada pasal 4 Peraturan daerah ini memuat berbagai macam peraturan tentang bagaimana cara menghentikan penyebaran Covid-19 dan memberikan perlindungan masyarakat di Kota Pekanbaru , Peraturan ini bertujuan untuk :

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

b. Melindungi masyarakat terdampak dalam memenuhi kebutuhan hidup selama melakukan kegiatan karantina kesehatan.

c. Membantu masyarakat agar tidak terjadi kesenjangan sosial.

d. Memberikan bantuan agar masyarakat kembali produktif dan dapat melanjutkan aktifitasnya.

e. Melakukan pemulihan ekonomi ditengah pandemi Covid-19.

f. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan.

g. Pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi untuk masyarakat dalam rangka perlindungan masyarakat dari pandemi Covid-19.

Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kelurahan simpang baru pemerintah kota pekanbaru memberlakukan suatu program yang bernama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau sekarang lebih dikenal dengan nama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pemberlakuan

(21)

Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) adalah istilah kekarantinaan kesehatan di Indonesia yang didefinisikan sebagai "Pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.” PPKM merupakan salah satu jenis penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan di wilayah, selain karantina rumah, karantina rumah sakit, dan karantina wilayah. Tujuan PPKM yaitu mencegah meluasnya penyebaran penyakit kedaruratan kesehatan masyarakat (KKM) yang sedang terjadi antar orang di suatu wilayah tertentu.

Pembatasan kegiatan yang dilakukan paling sedikit meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan/atau pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. PSBB dilakukan oleh pemerintah daerah tingkat provinsi maupun kabupaten/kota setelah mendapatkan persetujuan Menteri Kesehatan melalui Keputusan Menteri.10

PPKM sendiri memiliki beberapa tingkatan yaitu :

a) Level 1, pada level ini angka kasus positif Covid-19 kurang dari 20 orang per 1000 penduduk per minggu. Kejadian rawat inap di rumah sakit juga kurang dari lima orang per 100 ribu penduduk. Kemudian angka kematian juga kurang dari satu orang per 100 ribu penduduk.

b) Level 2, Angka kasus konfirmasi positif Covid-19 antara 20 dan kurang dari 50 orang per 100 ribu penduduk per minggu. Kejadian rawat inap di rumah sakit antara lima dan kurang dari 10 orang per 100 ribu penduduk

10Pemerintah Indonesia (2018), Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan (PDF), Jakarta: Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia

(22)

12

per minggu. Angka kematian akibat Covid-19 kurang dari dua orang per 100 ribu penduduk

c) Level 3, menunjukan suatu daerah memiliki angka kasus konfirmasi positif Covid-19 antara 50-100 orang per 100 ribu penduduk per minggu.

Kejadian rawat inap di rumah sakit 10-30 orang per 100 ribu penduduk per minggu. Angka kematian akibat Covid-19 antara dua sampai lima orang per 100 ribu penduduk.

d) Level 4, menandakan suatu daerah memiliki angka kasus konfirmasi positif Covid-19 lebih dari 150 orang per 100 ribu penduduk per minggu.

Kejadian rawat inap di rumah sakit lebih dari 30 orang per 100 ribu penduduk per minggu. Serta, angka kematian akibat Covid-19 lebih dari lima orang per 100 ribu penduduk di daerah tersebut.11

a. Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

Dalam penerapan PPKM sendiri sudah diatur yang dimana didalam peraturan tersebut penyebutannya masih dengan sebutan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Dasar hukum pengaturan PSBB/PPKMtersebut yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Untuk menangani penyakit Covid-19 yang telah menjadi pandemi di Indonesia pemerintah menerbitkan PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

11https://www.suara.com/health/2021/07/28/132500/pengertian-ppkm-level-4-hingga-1- indikator-dan-cara-menentukan?page=all diakses pada 12 November 2021 pukul 17:48 op.cit

(23)

Selain itu, pemerintah juga menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 9 Tahun 2020 sebagai pedoman untuk menjalankan PSBB. Dalam Permenkes ini dijelaskan bahwa PSBB dilaksanakan selama masa inkubasi terpanjang COVID-19 (14 hari) dan dapat diperpanjang jika masih terdapat bukti penyebaran. Namun Pada 3 juli 2021 istilah PSBB diganti sebutannya dengan istilah PPKM.

b. Pedoman Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota Pekanbaru

Untuk di Kota Pekanbaru sendiri sudah diberlakukannya PPKM dengan Peraturan Walikota Pekanbaru No 85 tahun 2020 sebagai pedoman terbaru dalam menjalankan PSBB/PPKM yang berisi tentang pembatasan aktivitas seperti :

1. Pembatasan pelaksanaan kegiatan di sekolah dan/atau institusi pendidikan

Pada masa pandemi ini pembatasan kegiatan di sekolah sangat dianjurkan agar penularan bisa dihentikan dan para murid melakukan pembelajaran melalui proses daring yaitu dengan melakukan pembelajaran dari jarak jauh atau rumah tempat tinggal masing-masing dengan menggunakan media yang telah disediakan oleh pihak sekolah, dan proses administrasi akan diatur lebih lanjut oleh perangkat daerah yang bertanggung jawab dibidang pendidikan berdasarkan kewenangan.

Penghentian sementara institusi pendidikan lainnya yaitu : lembaga pendidikan tinggi, lembaga pelatihan, lembaga penelitian, lembaga

(24)

14

pembinaan, dan lembaga sejenisnya. Namun terdapat pengecualian terhadap lembaga pendidikan, penelitian dan pelatihan yang berkaitan dengan kesehatan.12

Proses bekerja di tempat kerja dibatasi dan diganti dengan proses bekerja di rumah/tempat tinggal untuk menjaga produktivitas/kinerja pekerja. Peliburan dikecualikan bagi kantor atau instansi strategis yang memberikan pelayanan terkait pertahanan dan keamanan, ketertiban umum, kebutuhan pangan, bahan bakar minyak dan gas, pelayanan kesehatan, perekonomian, keuangan, komunikasi, industri, ekspor dan impor, distribusi, logistik, dan kebutuhan dasar lainnya, yang meliputi:

1) Di perusahaan Komersial dan swasta

Toko-toko atau kedai yang berhubungan dengan makanan dan minuman, bahan dan barang pangan atau kebutuhan pokok serta barang penting; toko-toko yang berhubungan dengan bahan pakan ternak; Bank, kantor asuransi, penyelenggara sistem pembayaran, dan ATM, termasuk vendor pengisian ATM dan vendor IT untuk operasi perbankan, dan Call center perbankan;

media cetak dan elektronik; telekomunikasi, layanan internet, penyiaran dan layanan kabel dan layanan yang diaktifkan dengan IT; pengiriman semua bahan pangan dan barang pangan dan termasuk bahan pokok serta barang penting termasuk makanan dan obat-obatan, peralatan medis; pompa bensin, LPG, outlet ritel, dan

12Pasal 7 Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 74 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Penaganan Corona Virus Disease 2019 (COVID_19) Di Kota Pekanbaru

(25)

penyimpanan minyak dan gas bumi; pembangkit listrik, unit dan layanan transmisi dan distribusi; layanan pasar modal; layanan ekspedisi barang, termasuk sarana angkutan roda dua berbasis aplikasi dengan batasan hanya untuk mengangkut barang dan tidak untuk penumpang; layanan penyimpanan dan pergudangan dingin, layanan binatu; layanan perbengkelan baik kendaraan roda dua maupun roda empat, dan alat berat termasuk toko-toko yang berhubungan dengan suku cadang/ alat kendaraan; layanan keamanan pribadi/satuan pengamanan.

2) Di tempat kerja/kantor yang berkategori

Kantor pemerintah terkait aspek pertahanan keamanan yaitu: Instansi Tentara Nasional Indonesia (TNI), Instansi Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI); kantor Instansi Pemerintah Kota Pekanbaru yang ditetapkan dengan surat keputusan walikota Pekanbaru; Bank Indonesia, lembaga keuangan dan perbankan; utilitas publik (termasuk pelabuhan, bandar udara, penyeberangan, pusat distribusi dan logistik, telekomunikasi, minyak dan gas bumi, listrik, air dan sanitasi); pembangkit listrik dan unit transmisi; kantor pos; pemadam kebakaran; pusat informatika nasional; lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan negara; bea cukai di pelabuhan/ bandara/ perbatasan darat;

karantina hewan, ikan, dan tumbuhan; kantor pajak;

lembaga/badan yang bertanggung jawab untuk manajemen bencana

(26)

16

dan peringatan dini; unit yang bertanggung jawab untuk mengoperasikan dan memelihara kebun binatang, pembibitan, margasatwa, pemadam kebakaran di hutan, menyiram tanaman, patroli dan pergerakan transportasi yang diperlukan; unit yang bertanggung jawab untuk pengelolaan panti asuhan/ panti jompo/

panti sosial lainnya; Kecuali untuk TNI/POLRI, kantor tersebut di atas harus bekerja dengan jumlah minimum karyawan dan tetap mengutamakan upaya pencegahan penyebaran penyakit (pemutusan rantai penularan) sesuai dengan protokol di tempat kerja.

3) Di perusahaan industri dan kegiatan produksi

Unit produksi komoditas esensial, termasuk obat-obatan, farmasi, perangkat medis atau alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga, bahan baku dan zat diantaranya; unit produksi yang membutuhkan proses berkelanjutan setelah mendapatkan izin yang diperlukan dari instansi yang berwenang; produksi minyak dan gas bumi, batubara dan mineral dan kegiatan yang terkait dengan operasi penambangan; unit manufaktur bahan kemasan untuk makanan, obat-obatan, farmasi dan alat kesehatan; kegiatan pertanian bahan pokok dan holtikultura; unit produksi barang ekspor; unit produksi barang pertanian, perkebunan, serta produksi usaha mikro kecil menengah (UMKM).

(27)

4) Di perusahaan logistik dan transportasi

Perusahaan angkutan darat untuk bahan dan barang pangan atau barang pokok serta barang penting, barang ekspor dan impor, logistik, distribusi, bahan baku, dan bahan penolong untuk industri dan usaha mikro kecil menengah; perusahaan pelayaran, penyebrangan dan penerbangan untuk angkutan barang;

perusahaan jasa pengurusan transportasi dan penyelenggara pos;

perusahaan jasa pergudangan termasuk gold chain.

2. Pembatasan terhadap kegiatan sosial dan budaya

Selama PPKM diberlakukan, maka dilakukan penghentian sementara atas kegiatan sosial dan budaya yang menimbulkan keramaian dan kerumunan orang antara lain : politik termasuk unjuk rasa dan kegiatan sejenis; olahraga ditempat umum/fasilitas umum dan terbuka;

hiburan, termasuk arena/ gelanggang permainan, taman rekreasi, bioskop, warnet gameonline, bilyard, kelab malam, diskotik, bar, karaoke, panti pijat, SPA dan tempat sejenis; pertunjukan meliputi konser musik, pawai, karnaval dan kegiatan sejenis; akademik; meliputi seminar, lokakarya, sarasehan dan kegiatan sejenis; budaya; meliputi pertemuan sosial, pekanraya, festival, bazar, pameran, pasar malam, resepsi dan kegiatan sejenis; dan tempat wisata. Pengercualian terhadap kegiatan Khitan, Pernikahan, dan Pemakaman/takziah.13

13Pasal 16 Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 85 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Penaganan Corona Virus Disease 2019 (COVID_19) Di Kota Pekanbaru

(28)

18

B. Satuan Tugas Covid-19

Sebelum beralih menjadi Satgas Covid-19 nama yang dipakai untuk mengurus pengendalian Covid-19 ialah gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 (GTPP), yang dibentuk secara resmi pada tanggal 13 maret 2020 dengan adanya Keppres no 7 tahun 2020. Meskipun telah beralih nama menjadi Covid-19 fungsi dan tugas dari lembaga ini masih tetap sama dengan yang sebelumnya tidak ada perubahan baik dari segi tugas maupun struktur organisasinya. Satuan tugas (Satgas) merupakan sebuah lembaga atau kelompok yang yang bekerja dibidang tertentu, yang dibentuk melalui peraturan presiden no 82 tahun 2020 yang berguna untuk membantu serta mendampingi suatu pekerjaan. Misalnya panitia, tim kerja, dan kelompok regu yang banyak bentuknya termasuk dalam kategori kelompok satuan tugas.

Dalam hal ini mengenai pola kerja pemerintahan dalam mengeluarkan regulasi berupa instrumen hukum sebagai solusi praktis terhadap permasalahan nasional yang saat ini dihadapi berupa Covid-19, perkembangan isu di tengah wabah pandemi, hingga pasal-pasal kontroversial yang dikeluarkan pemerintah saat ini. Pemerintah saat ini mengeluarkan beberapa instrumen hukum untuk menghadapi wabah Covid-19 yang berupa Peraturan Menteri, Keputusan Presiden, serta pembuatan beberapa undang-undang.

Dapat dibilang langkah pemerintah saat ini sudah tepat dikarenakan intstrumen hukum merupakan suatu terobosan yang praktis untuk dilakukan dan terbilang efektif dalam menyelesaikan berbagai masalah termasuk pemasalahan yang saat ini kita hadapi yaitu pandemi Covid-19. Dalam hal ini kita perlu

(29)

mengapresiasi pemerintah lebih jauh dalam melakukan berbagai upaya kebijakan dalam mitigasi, meminimalisir serta melakukan pencegahan yang tepat dalam mengurangi angka penyebaran Covid-19, yang realitanya belum mencapai target atau sasaran yang diinginkan.

Pemerintah Indonesia terus berupaya dengan mengeluarkan berbagai macam regulasi guna menghentikan penyebaran Covid-19 yang saat ini melanda Indonesia antara lain sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah (PP) No. 21/2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),

2. Keputusan Presiden (Keppres) No.11/2020 tentang Penetapan Darurat Kesehatan Masyarakat,

3. Peraturan pengganti Undang-undang (Perpu) No.1/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk penanganan pandemi Covid-19 dan dalam rangka ancaman yang membahayakan perekonomian Nasional dan Stabilitas Sistem Keuangan.

4. Peraturan Presiden (Perpu) No.82/2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional, sekaligus pengganti Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Pemerintah daerah memiliki peran penting untuk mengurangi penyebaran dan mengantisipasi dampak Covid-19, sehingga Pemerintah daerah didorong untuk terus melakukan peninjauan baik lapangan maupun virtual daerahnya

(30)

20

dengan organisasi masyarakat, dan tokoh masyarakat untuk menekan pengurangan angka Covid-19. Optimalisasi kegiatan pemerintah daerah didorong untuk meningkatkan kapasitas penanganan kesehatan, dampak ekonomi, dan pengamanan sosial. memastikan kebutuhan masyarakat, memastikan kecukupan sembako dan keberlangsungan industri di daerah. Penerapan inovasi daerah, penerapan inovasi daerah untuk menjaga kestabilan ekonomi di daerah.14

a) Covid 19

Virus Corona adalah suatu kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan pada manusia. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (Pneumonia), Middle-East Respirato6ry Syndrome (MERS), dan Servere Atuce Respiratory Syndrome (SARS). Virus ini pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China, pada tanggal 30 Desemb6er 2019. Virus ini menular dengan cepat bagian dan telah menyebar ke wilayah lain di China dan beberapa negara, termasuk Indonesia.15

Awal mula ditemukannya penyakit ini ialah sejak pertengahan 1960 dan dikenal sebagai virus yang menyebabkan gejala batuk dan pilek.

Virus Corona juga merupakan virus yang umum dijumpai di lingkungan kita. Dalam beberapa kasusditemukan beberapa gejala lain seperti, demam, nyeri sendi dan diare. Jenis virus ringan ini masuk kedalam kategori virus alfa Corona virus dan beta Corona virus. Lalu pada tahun 2002-2003,

14

15Idham Aziz, Buku Pedoman Polri Menghadapi Covid-19 , (Jakarta: Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, 2020), h.1

(31)

muncul sejenis virus Corona baru bernama SARS CoV yang termasuk dalam kelompok beta Corona virus.

Virus ini menyebabkan gejala berat pada organ pernapasan sehingga disebut denganpenyakit SARS (severe acute repiratory syndrome). Pada kasus ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa Covid-19 sudah lama muncul namun dalam beberapa waktu yang dekat ini ia menjadi ganas yang dimana sangat gampang bermutasi atau menular sehingga menimbulkan penyakit yang bisa memakan korban jiwa dan pada tanggal 9 Maret 2020 ditetapkan menjadi Pandemi.

b) Ciri-ciri terinfeksi Covid-19

Gejala infeksi Covid-19 sendiri cukup sulit di lihat karena hal ini tidak semua orang yang sudah terinfeksi akan langsung memperlihatkan gejala awal dari terinfeksi virus Tersebut. Butuh waktu 14 hari hingga orang tersebut mengeluarkan tanda atau ciri-ciri terinfeksi. bahkan mengisolasikan diri itu lebih penting terutama bagi orang yang baru saja berpergian keluar negri atau melakukan kontak dekat dengan pasien terjangkit virus Corona tersebut. Gejala Corona yang umum dialami mereka yang mengalami infeksi coronavirus adalah:

1. Demam tinggi disertai menggigil 2. Batuk kering

3. Pilek

4. Hidung berair dan bersin-bersin 5. Nyeri tenggorokan

(32)

22

6. Sesak napas

Gejala Covid-19 tersebut dapat bertambah parah secara cepat dan menyebabkan sesak nafas hingga kematian. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) gejala infeksi virus 2019-nCoV dapat muncul mulai dua hari hingga 14 hari setelah terpapar virus tersebut.16

Dari beberapa gejala infeksi Covid-19 diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa indikasi nya tidak jauh berbeda dengan penyakit harian yang dialami oleh kebanyakan orang sehingga kita tidak tahu bahwa seseorang benar-benar terkena Covid-19, alangkah baiknya jika seseorang sudah mengalami salah satu indikasi tersebut untuk berdiam diri dirumah dan melakukan pola hidup sehat agar virus tersebut tidak menular kemana-mana.

C. Fiqh Siyasah

Istilah Fiqh Siyasah merupakan tarkib idhafi atau kalimat majemuk yang terdiri dari dua kata, yakni fiqh dan siyasah. Secara etimologis, fiqh merupakan bentuk mashdar (gerund) dari tashrifan kata faqiha-yafqahu-fiqhan yang berarti Pemahaman yang mendalam dan akurat sehingga dapat memahami tujuan ucapan dan atau tindakan (tertentu). Sedangkan secara terminologis, Fiqh lebih populer didefinisikan sebagai berikut : ilmu tentang hukum-hukum syara‟ yang bersifat perbuatan yang dipahami dari dalil-dalilnya yang rinci.

Asal kata siyasah di kalangan para ahli fiqh siyasah terdapat dua pendapat.

Pertama, sebagaimana dianut al-Maqrizy menyatakan, siyasah berasal dari bahasa

16https://dinkes.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/84-penyebab-gejala-dan- pencegahan-virus-coronadiakses pada 11 desember 2021 pukul 13:06

(33)

Mongol, yakni dari kata yasah yang mendapat imbuhan huruf sin berbaris kasrah di awalnya sehingga dibaca siyasah.

Menurut Abu al-Wafa Ibn‟Aqil, Siyasah adalah berarti tindakan yang dapat mengantar rakyat lebih dekat kepada kemaslahatan dan lebih jauh dari kerusakan, dan Rasullah tidak menetapkan dan Allah menurunkan wahyu untuk mengaturnya.17

Dalam permasalahan kali ini, fiqh siyasah yang berkaitan adalah fiqh siyasah dusturiyah. Permasalahan di dalam fiqh siyasah dusturiyah yaitu adanya hubungan antara pemimpin di satu pihak dan rakyatnya di pihak lain serta kelembagaan-kelembagaan yang ada di dalam masyarakatnya. Sudah tentu ruang lingkup dan pembahasannya sangat luas.

Dengan demikian dapat disimpukan bahwa pengertian fiqh siyasah adalah suatu konsep yang berguna untuk mengatur hukum ketatanegaraan dalam bangsa dan negara yang bertujuan untuk mencapai kemaslahatan dan mencegah kemudharatan. Suyuti Pulungan dalam bukunya “Fiqh Siyasah”

mendefenisikannya sebagai ilmu yang mempelajari hal ihwal atau seluk beluk pengaturan urusan umat dan negara dengan segala bentuk hukum, peraturan, dan kebijaksanaan yang dibuat oleh pemegang kekuasaan yang sejalan dengan dasardasar ajaran dan ruh syari‟at untuk mewujudkan kemaslahatan umat. Bahwa fiqh siyasah dalam arti populer adalah ilmu tata negara, dalam ilmu agama Islam dikategorikan ke dalam pranata sosial Islam.

17Mujar Ibnu Syarif, dkk. FiqhSiyasah, Doktrin dan Pemikiran Politik Islam ( Penerbit Erlangga, 2008), h.2

(34)

24

Oleh karena itu, di dalam Fiqh Siyasah Dusturiyah biasanya dibatasi hanya membahas pengaturan dan perundang-undangan yang dituntut oleh hal ihwal kenegaraan dari segi persesuaian dengan prinsip-prinsip agama dan merupakan realisasi kemaslahatan manusia serta memenuhi kebutuhannya. 18

1. Ruang Lingkup Fiqh Siyasah

Salah satu ulama terkemuka di Indonesia T.M. Hasbi Ash- Shiddieqy malah membagi ruang lingkup di Fiqh Siyasah menjadi delapan bidang, yaitu:

a) Siyasah dusturiyah syar‟iyyah (Politik Pembuatan Perundang Undangan)

b) Siyasah Tasri‟iyyah Syar‟iyyah (Politik Hukum) c) Siyasah Qadha‟iyyah Syar‟iyyah (Politik peradilan)

d) Siyasah Maliyyah Syur‟iyyah (Politik Ekonomi dan Monenter) e) Siyasah Idar‟iyyah Syar‟iyyah (Politik Administrasi Negara) f) Siyasah Dauliya/Siyasah Kharijiyyah Syar‟iyyah (Politik

Hubungan Internasional)

g) siyasah Tanfidziyyah Syar‟iyyah (Politik pelaksanaan Perundang-Undangan)

h) Siyasah Harbiyyah Syar‟iyyah (Politik Peperangan).

Pembagian diatas menjadi tiga pokok yaitu :

a) Politik perundang-undangan, bagian ini meliputi pengkajian tentang penetapan hukum oleh lembaga legislatif. Peradilan oleh

18H. A. Djazuli, Prof. Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dan Rambu-rambu Syariah, ( Penerbit Kencana Perdana Media Grup, 2009), h. 47

(35)

lembaga yudikatif dan administrative pemerintahan oleh birokrasi atau eksekutif.

b) Politik Luar Negri, bagian ini mencangkup bagian hubungan keperdataan antara warga negara yang muslim dengan warga Non muslim yang berada kedalam kebangsaan tau disebut juga hukum perdata Internasional da hubungan diplomatik antara Negara Muslim dengan negara Non Muslim atau disebut juga dengan hubungan Internasional.

c) Politik Keuangan Moneter, antara lain membahas tentang sumber sumber keuangan negara, pos-pos pengeluaran dan belanja negara, perdagangan Internasional, kepentingan/hak/hak public, pajak, perbankan.

Dapat di simpulkan bahwa ruang lingkup Fiqh Siyasah dapat di peroleh menjadi kepentingan bernegara dan sesuai dengan apa yang telah di ajarkan dalam islam baik dalam bertransaksi dalam bentuk keuangan berkaitan tentang maslahat kehidupan bernegara.

Fiqh siyasah mempunyai sumber-sumber yang dapat dirujuk dan dijadikan pegangan. Sebagai salah satu cabang dari disiplin ilmu fiqh, secara garis besar sumber fiqh siyasah dapat dibagi menjadi sumber primer dan sumber sekunder. Fathiyah al-nabrawi membagi sumber-sumber fiqh siyasah kepada tiga bagian, yaitu al-qur‟an dan sunnah, sumber-sumber tertulis selain al-qur‟an dan sunnah, serta sumber-sumber yang berupa peninggalan kaum muslimin terdahulu. metode kajian fiqh siyasah juga

(36)

26

tidak jauh berbeda dengan metode yang digunakan dalam mempelajari fiqh umumnya, yaitu metode ushul fiqh dan kaidah-kaidah fiqh. Metode ushul fiqh antara lain adalah qiyas, istihsan, „urf, „adah, mashlahah mursalah, dan istishab.

Dengan metode ini umat Islam boleh menggunakan ijtihadnya untuk mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi sesuai dengan lingkungan, situasi dan kondisi yang mereka hadapi. Tentu saja penggunaan metode ini tidak boleh bertentangan dengan semangat nash al- qur‟an dan hadis nabi.19

2) Fiqh Siyasah Tanfidziyyah

Dalam perspektif islam tidak lepas dari al-quran, sunnah dan nabi serta praktik yang dikembangkan oleh khulafah serta pemerintahan islam sepanjang sejarah. Siyasah Tanfidziyah ini merupakan kajian yang sangat tidak asing dalam sejarah islam, terutama oleh nabi Muhammad SAW. Siyasah Tanfidziyyah adalah salah satu bagian terpenting dalam sistem pemerintahan Islam karena menyangkut tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan negara.

Tugas Al-Sulthah Tanfidziyyah adalah melaksanakan undang- undang. Disini negara memiliki kewenanganan untuk menjabarkan dan mengaktualisasikan perundang-undangan tersebut. Dalam hal ini negara melakukan kebijaksanaan baik yang berhubungan dengan

19J. Suyuti Pulungan, Fiqh Siyasah, (Jakarta: PT Raja grafindo Persada, 1999), h. 26

(37)

dalam negeri maupun yang menyangkut hubungan sesama negara (hubungan internasional).20

Dalam penelitian ini yang berhubungan dengan penelitian yaitu fiqh siyasah tanfidziyyah syar‟iyyah yang diorientasikan untuk kemaslahatan rakyat. Dikalangan masyarkat ada dua kelompok besar dalam suatu atau beberapa negara yang harus bekerja sama dan saling membantu antara orang kaya dan orang miskin, di dalam siyasah tanfidziyyah, dibicarakan bagaimana cara-cara kebijakan yang harus diambil untuk mengharmonisasikan dua kelompok ini, agar kesenjangan antara orang kaya dan miskin tidak semakin lebar.21

D. Tinjauan penelitian terdahulu

No Nama Judul

1. Juvano Bestman Aldi Rosadi

IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 74 TAHUN 2020 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR DALAM PENANGANAN CORONA VIRUS DESEASE (COVID-19) PADA RUMAH IBADAH DI KELURAHAN SUNGAI SIBAM

20Muhaammad Iqbal, M,Ag,”Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam”, (Prenada media Group, Jakarta 2014), h.53

21A. Dzajuli, Fiqh Siyasah, Implementasi Kemaslahatan Ummat dalam rambu-rambu Syariah, (Bandung: prenadia media, 2003), h.277

(38)

28

KECAMATAN PAYUNG SEKAKI DITINJAU DARI FIQH SIYASAH

2. Muhammad Gunawan Ginting

PENERAPAN KEBIJAKAN PSBB DI KOTA PEKANBARU DALAM PENANGANAN PANDEMI COVID-19 DI TINJAU DARI FIQH SIYASAH

3.

Odi Al Fikra PERAN SATGAS COVID 19 DALAM

MELAKUKAN PENCEGAHAN PENYEBARAN CORONA VIRUS DISEASE DI KECAMATAN TENAYAN RAYA KOTA PEKANBARU

(39)

4. Muhammad Jodi PENERAPAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 104 TAHUN 2020 TENTANG PEDOMAN HIDUP BARU MASYARAKAT PRODUKTIF DAN AMAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) STUDY KASUS PROTOKOL KESEHATAN DI MAL SKA PEKANBARU

Dari tabel hasil penelitian terdahulu diatas terdapat sebuah persamaan dan perbedaan antara penelitian yang diangkat penulis sekarang, adapun penjelasannya sebagai berikut

Juvano Bestman Aldi Rosadi dalam Skripsinya implementasi peraturan walikota pekanbaru nomor 74 tahun 2020 tentang pedoman pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar dalam penanganan corona virus desease (covid-19) pada rumah ibadah di kelurahan sungai sibam kecamatan payung sekaki ditinjau dari fiqh siyasah, dimana skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana penerapan perwako no 74 tahun 2020 tentang pedoman pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar dalam penanganan Covid-19. Perbedaan dalam penelitian yang dilakukan penulis ialah pada lokasi penelitian dan objek

(40)

30

penelitian, dalam penelitian ini menjelaskan bagaimana kurangnya relevansi dari penerapan yang ada.

Muhammad Gunawan Ginting dalam skripsinya penerapan kebijakan psbb di kota pekanbaru dalam penanganan pandemi covid-19 di tinjau dari fiqh siyasah , menjelaskan bagaimana penerapan kebijakan PSBB yang di laksanakan secara keseluruhan di Kota Pekanbaru. Terdapat perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu terletak pada lokasi penelitian, objek penelitian, dan subjek penelitian. Dalam penelitian ini menjelaskan bagaimana penerapan PSBB yang baru yang di sebut dengan PPKM.

Odi Al-fikra dalam skripsinya, peran satgas Covid-19 dalam melakukan pencegahan penyebaran Corona Virus disease di kecamatan tenayan raya kota Pekanbaru, menjelaskan bagaimana tim satgas dalam memberikan pencegahan penyebaran terhadap masyarakat di kecamatan tenayan raya kota pekanbaru.

Terdapat perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu terletak pada lokasi peneelitian yang dimana dia berada di kecamatan tenayan raya, sedangkan skripsi ini di kelurahan simpang baru, objek penelitiannya yang lebih mengarah ke peraturan daerah walikota no 5 tahun 2021 serta subjek penelitian yang berbeda

Muhammad jodi dalam skripsinya, penerapan peraturan walikota nomor 104 tahun 2020 tentang pedoman hidup baru masyarakat produktif dan aman dalam pencegahan dan pengendalian corona virus disease (COVID-19) studi kasus protokol kessehatan mal SKA Pekanbaru, menjelaskan tentang bagaimana

(41)

penerapan salah satu peraturan yang dimana masyarakat harus menjalani hidup produktif dengan aman di masa pandemi Covid-19 guna mencegah penyebarannya, terdapat perbedaan dalam skripsi yang ditulis oleh saudara muhammad jodi dengan penulisan karya ilmiah ini dimana terletak pada lokasi penelitian, objek penelitian serta subjek penelitiannya. Dalam penulisan karya ilmiah ini lebih menjelaskan bagaimana tim satgas memberikan perlindungan kepada masyarakat kelurahan simpang baru dengan memberikan beberapa pencegahan.

(42)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu prosedur atau langkah-langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu atau cara sistematis untuk menyusun ilmu pengetahuan. Metode penelitian biasanya mengacu pada bentuk-bentuk penelitian.22 Untuk menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini maka peneliti menyusun metode penelitian sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lokasi untuk menyelidiki gejala objek yang terjadi di lokasi tersebut, dan juga dilakukan untuk penyusunan laporan ilmiah. Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian lapangan merupakan penelitian yang bertujuan untuk meneliti suatu hal yang terjadi dalam masyarakat. Dalam hal ini lokasi yang akan diteliti berada di kelurahan Simpang Baru, kota Pekanbaru yang berada dekat dengan tempat tinggal peneliti.23

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan mengambil lokasi di kelurahan Simpang Baru kota Pekanbaru. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian karena adanya permasalahan yang menarik untuk

22Suaharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet ke-10, h.17

23Elta Mamang Sangadji & Shopia, Metode Penelitian Pendekatan Praktis Dalam Penelitian, (Yogyakarta: Andi, 2010), h.17

(43)

diselesaikan dengan mengangkatnya menjadi skripsi dan juga karena lokasinya dekat dengan tempat tinggal peneliti, sehingga dapat menghemat biaya dan mempercepat waktu penelitian.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Satuan Tugas Covid-19 kelurahan Simpang Baru, Babinkhamtibmas, dan ketua RW kelurahan Simpang Baru kota Pekanbaru. Sedangkan objek penelitian ini adalah bagaimana tinjauan fiqh siyasah terhadap Penerapan PPKM beberapa waktu yang lalu sesuai Peraturan daerah Pekanbaru no 5 tahun 2021 tentang perlindungan masyarakat dari penyebaran dan dampak Covid-19 di kelurahan Simpang Baru kota Pekanbaru.

4. Populasi dan Sampel a) Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.24 Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Tugas Covid-19 kelurahan Simpang Baru kota Pekanbaru.

b) Sampel

Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi.

Dalam suatu penelitian, pada umumnya observasi dilakukan tidak terhadap

24Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabet, 2010), h. 80

(44)

32

populasi, akan tetapi dilaksanakan pada sampel.25 Pengambilan sampel untuk penelitian menurut Suharsimi, jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya, jika subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25%.26

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu suatu teknik dalam pengambilan sampel yang dimana pada saat menentukan pengambilan penelitian sampel sama dengan jumlah populasi, dimana data sampel yang digunakan harus memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Teknik Random Sampling Sesuai dengan namanya model pengambilan sampel ini menentukan sampel berdasarkan kelompok wilayah atau area dari suatu populasi tertentu. Model pengambilan sampel ini mengelompokkan objek penelitian menurut suatu area tempat domisili populasi. Tujuannya antara lain untuk meneliti suatu hal yang ada hingga menjadi ciri khas dari satu wilayah tertentu.

Sampel dari penelitian ini adalah Lurah Simpang Baru, Babinkhamtibmas, LPM dan FPKM kelurahan Simpang Baru serta ketua RW kelurahan simpang baru.

5. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah asal darimana kita mengumpulkan data, Sumber data terbagi menjadi dua, yaitu :

25Bambang Sunggono, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rajawali Pres, 2009) h.121

26Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.112.

(45)

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan atau objeknya. Dalam penelitian ini sumber datanya adalah data yang diperoleh langsung dari responden wawancara yang berkenaan dengan yang diteliti.27

2. Data Sekunder, adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.28 6. Metode Pengumpulan Data

Untuk dapat menghimpun data yang diperlukan,maka digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi, adalah mengerahkan segenap alat indra terutama pengamatan mata untuk mengamati fokus objek yang diselidiki atau yang diteliti.

b. Wawancara yaitu situasi perantara pribadi betatap muka (face to face) Ketika sesorang pewawancara mengajukan pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada seorang responden.29

c. Dokumentasi ialah pendukung yang dikumpulkan sebagai penguat data dan observis dan wawancara.

27https://www.rumusstatistik.com/2016/08/data-primer-dan-data-sekunder.html diakses pada 2 November 2021 pukul 16:31.

28https://www.kanalinfo.web.id/pengertian-data-primer-dan-data-sekunder diakses pada 2 November 2021 pukul 16:38

29Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, tesis, Desertasi dan karya ilmiah, (Jakarta:kencana,2011), edisi ke-1, cet ke-1, h.138

(46)

34

d. Studi Pustaka, adalah teknik Pengumpulan Data dengan melakukan penelahaan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang dipecahkan.

7. Metode Analisis data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis yang dimanapeneliti gunakan untuk memberikan deskripsi mengenai objek penelitian berdasarkan data yang diperoleh dari subjek yang diteliti.

Proses analisis dimulai dengan meneliti kajian yang tersedia dari berbagai sumber observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian mengadakan reduksi data yaitu data-data yang pokok serta disusun lebih sistematis sehingga menjadi data yang benar-benar terkait dengan permasalahan yang diteliti.

8. Metode Penulisan

Setelah data-data terkumpul, selanjutnya data tersebut disusun dengan menggunakan metode sebagai berikut:

a. Metode Deduktif, yaitu menggambarkan dan menguraikan data- data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti secara umum dan kemudian dianalisa untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat khusus.

b. Metode Induktif, yaitu menggambarkan data-data yang bersifat khusus yang berkaitan dengan masalah yang di teliti sehingga memperoleh kesimpulan secara umum.

(47)

c. Metode Deskriptif, yaitu menggambarkan secara tepat dan benar masalah yang di bahas sesuai dengan data yang diperoleh kemudian analisa sehingga dapat ditarik kesimpulannya.30

B. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,Manfaat Penelitian.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian tentang kajian teori. Bab ini meliputi Peraturan Walikota no 5 tahun 2021 pasal 4 tentang perlindungan masyarakat dari penyebaran dan dampak Covid-19 di Kota Pekanbaru Covid-19, ciri-ciri terinfeksi Covid-19, definisi Fiqh Siyasah, serta tinjauan penelitian terdahulu.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang gambaran umum jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel, sumber data, tekhnik mengumpulkan data, metode analisis data, dan teknik penelitian.

BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang bagaimana peran tim Satuan Tugas (Satgas) dalam penerapan PPKM beberapa waktu yang lalu berdasarkan Peraturan daerah kota Pekanbaru no 5 Tahun 2021 tentang perlindungan masyarakat dari Penyebaran dan Dampak Covid-19 di kelurahan Simpang Baru

30Burhan Assofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.26

(48)

36

kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru, faktor yang mempengaruhi pelaksanaan PPKM di kelurahan Simpang Baru, dan tinjauan fiqh Siyasah terhadap peran Satgas dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat kelurahan Simpang Baru kota Pekanbaru.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini memuat kesimpulan yang merupakan rumusan singkat sebagai jawaban atas permasalahan yang ada dalam penelitian serta saran- saran yang berkaitan dengan topik pembahasan dalam penelitian ini.

DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA

(49)

53 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti tentang peran tim Satgas Covid-19 dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat kelurahan Simpang Baru dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Peran tim Satgas Covid-19 dalam penanganan pandemi Covid-19 sangatlah penting, karena dengan adanya tim ini maka dapat mempercepat mengurangi Covid-19 dengan diberlakukannya berbagai kebijakan seperti yang terdapat pada Perda Kota Pekanbaru no 5 tahun 2021, Perwako no 130 tahun 2020. Pihak Satgas juga memberlakukan beberapa sanksi tegas kepada masyarakat yang lalai terhadap peraturan yang telah di tetapkan sehingga dapat memberikan efek jera kepada masyarakat yang menyepelekan hal tersebut. Dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peran Satgas Covid-19 salah satunya banyak masyarakat yang kurang menyadari pentingnya menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 sehingga penerapan kebijakan ini terkadang dilanggar dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dari segi menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan. Tidak dari segi itu saja, tapi juga dari bagian ketenagaan kerja satgas covid-19 yang terbilang cukup kurang, dana subsidi yang terbilang cukup minim dan terlambat datang untuk melakukan suatu kegiatan.

(50)

54

2. Tinjauan fiqih siyasah terhadap peran tim Satgas Covid-19 Dalam hal ini tinjauan fiqh siyasah yang digunakan yaitu yang berkaitan dengan siyasah Tanfidziyyah. Karena hal ini berkaitan dengan bagaimana alat negara menjalankan suatu peraturan sebagaimana semestinya sehingga hubungan memberikan rasa aman dan kemaslahatan bagi rakyatnya dan harus sesuai dengan syariat. Dengan di libatkannya Tim Satgas Covid-19 dalam pencegahan Covid-19 ini akan memberikan keselamatan dan kenyamanan kepada masyarakat. Menurut penulis peran tim Satgas Covid-19 sudah sesuai yaitu untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat agar terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan dan tidak mengabaikan aturan-aturan yang telah dibuat dan hal tersebut sudah sejalan dan tidak bertentangan dengan hukum syariat.

B. Saran

Di akhir penelitian ini penulis ingin menyampaikan beberapa saran kepada beberapa pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini, berdasarkan uraian yang dari kesimpulan yang penulis kemukakan sebelumnya, antara lain:

1. Kepada pihak Satgas Covid-19 diharapkan agar terus melakukan monitoring ke lapangan guna memantau pandemi Covid-19 dan terus mengkampanyekan apa yang seharusnya dilakukan guna mengurangi kasus pasien yang terkena dampak. Selalu libatkan masyarakat untuk mempercepat penghentian pandemi saat ini, besar harapan saya supaya tim Satgas selalu melakukan yang terbaik, agar kedepannya tidak ada lagi pandemi Covid-19.

(51)

2. Kepada masyarakat agar selalu berkontribusi dalam melakukan pengehentian Covid-19 dengan menaati segala peraturan yang berikan oleh pemerintah dan jangan lupa mengurangi perkumpulan supaya transmisi Covid-19 bisa berhenti.

3. Sebagai penulis berharap kepada sarjana hukum di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau agar lebih meningkatkan keilmuan dan kemampuan keterampilan agar memberikan kontribusi terhadap perkembangan hukum Islam di tengah masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

GHS - Klasifikasi Kata Sinyal Tidak ada Bahaya Kesehatan Tidak diklasifikasikan pernyataan berbahaya Tidak berlaku.. pernyataan tindakan pencegahan Pencegahan Tidak berlaku

Hasil penelitian ini menurut Tokoh NU Desa Batursari bahwa penetapan awal bulan kamariah khususnya hari raya idul fitri berdasarkan pada rukyah al hilal (melihat hilal)

Perumusan masalah dalam penelitian skripsi ini adalah bagaimana pengawasan sebagai sarana penegakan hukum dalam Hukum Administrasi Negara, Bagaimana tugas pokok dan

Pengabdian masyarakat pada hakekatnya merupakan perwujudan dari salah satu dharma perguruan tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat, yang bersifat lintas disiplin

Sedangkan bagian permukaan dikendalikan oleh kehidupan jahat hingga terbawa telah melakukan beberapa hal yang buruk, ini dikarenakan terdapat keterikatan hati sehingga telah

Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Tarkalil sebagai Kepala Bagian Humas yang dilaksanakan pada 28 Oktober 2019 dan data

Kecamatan Pekanbaru Kota terdiri dari 6 kelurahan yaitu Kelurahan Simpang Empat, Kelurahan Sumahilang, Kelurahan Tanah Datar, Kelurahan Kota Baru, Kelurahan

Penggunaan Benzil Amino Purine pada Pertumbuhan Kalus Kapas secara In Vitro.. Embriogenesis Somatik Langsung Pada