• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta."

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI

PADA MATA PELAJARAN IPA SD BOPKRI GONDOLAYU YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

Debora Nareswari Widya Pramudhita NIM: 091134036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI

PADA MATA PELAJARAN IPA SD BOPKRI GONDOLAYU YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

Debora Nareswari Widya Pramudhita NIM: 091134036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini Penulis persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan kasih-Nya dalam kehidupan ini.

2. Bapak dan Ibuku yang senantiasa mendukung, mendoakan, serta melimpahkan kasih sayangnya sampai saat ini.

3. Keluarga besar yang telah mendukungku.

(6)

v

MOTTO

Roma 12:12

“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam

kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”

“Love the life you live, and live the life you love”

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

Pramudhita, Debora Nareswari Widya. 2013. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengingat Dan Memahami Pada Mata Pelajaran IPA SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: inkuiri, kemampuan mengingat, kemampuan memahami, mata pelajaran IPA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya terhadap kemampuan kognitif mengingat dan memahami pada siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2012/2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu, dan sampel penelitiannya yaitu siswa kelas V.1 sebagai kelompok kontrol dan siswa kelas V.2 sebagai kelompok eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan memberi soal pretest dan posttest yang terdiridari 2 soal essai, yaitu soal pertama untuk kemampuan mengingat dan soal kedua untuk kemampuan memahami. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for windows dengan 5 tahap uji yaitu uji perbedaan skor pretest, uji perbedaan skor pretest ke posttest,uji selisih skor pretest dan posttest, uji besar pengaruh, dan uji retensi.

(10)

ix

ABSTRACT

Pramudhita, Debora Nareswari Widya. 2013. The Effect of Using Inquiry Method to Teach Science to Students at BOPKRI Gondolayu Yogyakarta Primary School on the Ability to Remember and Understand. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Keywords: inquiry, remember ability, understand ability, science

This research aims to know the influence of the use of the inkuiri method on the subjects of natural science material properties of light to remember and understand the cognitive ability in students of class V BOPKRI Gondolayu elementary school year 2012/2013. The kind of research used is research quasi-experimental design non-equivalent type control group design. Population in this research is all graders v elementary bopkri gondolayu, and samples his research namely graders v.1 as a control group and graders v.2 as a group of experiments. Data done by giving about pretest and posttest that terdiridari 2 about essai, namely first problem for the ability remember and about second to the ability understand. Engineering analysis of data used is to use a computer program ibm spss statistics 20 for windows with 5 the step of experiment namely test score pretest differences, test scores pretest difference to posttest, test scores pretest difference and posttest, test large influence, test retention.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengingat Dan Memahami

Pada Mata Pelajaran IPA SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta” dengan baik dan

lancar. Skripsi ini ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. G. Ari Nugrahanta, S.J, S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar sekaligus dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Agnes Herlina Dwi H, S.Si., M.T., M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

5. Ester Markis Sarwo Rini, S.Pd., selaku kepala SD BOPKRI Gondolayu yang telah memberikan ijin melakukan penelitian di SD BOPKRI Gondolayu.

6. Agnita Kristi Purnaningtyas, S.Si., selaku guru mitra yang telah mau bekerja sama dengan baik sehingga penelitian dapat berjalan lancar.

7. Listina Sri Kirnowati, S.Pd., selaku wali kelas V.1 yang telah memberi ijin untuk menggunakan kelas V.1 sebagai kelas penelitian.

(12)

xi

9. Siswa kelas V.1 dan V.2 SD BOPKRI Gondolayu yang mau bekerja sama dengan baik sehingga penelitian berjalan dengan lancar.

10.Kedua orangtua terkasih Sumaos Widyo Prasetyo dan Elokingtyas Widyo Andani yang selalu mendampingi, memberikan dukungan serta doanya kepada penulis.

11.Kakak dan adik terkasih, Dwi Anggoro W.S., Euodia Pramesthi W.K., Amd.Kep., Citraningtyas Widya F., Suryo Kusumo, Bayu Pamungkas S., serta keluarga besar Heri Leksono dan Ardiningtyas W.U yang telah memberikan dukungan dalam segala bentuk kepada penulis.

12.Teman-teman penelitian kolaboratif payung IPA (Shiro, Pram, Rita, Ica, Yuni, Ika, Paulin, Berek, Danang, Sri, Erming, Lia, Era, Santi) yang selalu bekerja sama, berbagi pengetahuan dan semangat kepada penulis.

13.Sahabat terkasih (Yoga, Reta, Ndaru, Agnes, Arifah, Esti, Lilin, Octisa, Mediana, Prima) yang banyak membantu dalam melaksanakan penelitian dan selalu memberikan dukungan serta motivasi dalam mengerjakan karya ilmiah ini.

14.Teman-teman kos Sang Lebun I (Denok, Tina, Wulan, Rita, Chatrin, Anik, Danik, Erris, Sintia, Sri) yang telah membantu menyelesaikan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritikan maupun saran dari semua pihak. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang akan melakukan penelitian ilmiah.

(13)

xii

DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... viii

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

BAB IILANDASAN TEORI ... 5

2.1 Kajian Pustaka ... 5

2.1.1 Teori yang Relevan ... 5

2.1.1.1 Metode Inkuiri ... 5

2.1.1.2 Proses Kognitif Benjamin S. Bloom ... 12

2.1.1.3 Sifat-sifat cahaya ... 15

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 19

2.2.1 Penelitian yang berhubungan dengan metode inkuiri ... 19

2.2.2 Penelitian yang berhubungan dengan kemampuan proses kognitif ... 20

2.2.3 Literature Map ... 22

(14)

xiii

2.4 Hipotesis Penelitian ... 24

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Setting Penelitian ... 26

3.2.1 Lokasi ... 26

3.2.2 Waktu Penelitian ... 27

3.3 Populasi dan Sampel ... 28

3.4 Variabel Penelitian... 28

3.5 Definisi Operasional ... 29

3.6 Instrumen Penelitian ... 30

3.7 Validitas dan Reliabilitas ... 31

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.9 Teknik Analisis Data ... 34

3.9.1 Uji normalitas distribusi data ... 34

3.9.2 Analisis statistik ... 34

3.9.2.1 Menguji perbedaan skor pretest ... 34

3.9.2.2 Menguji perbedaan skor Pretest dan Posttest ... 35

3.9.2.3 Menguji perbedaan selisih skor pretest dan posttest ... 36

3.9.2.4 Menguji Besar Pengaruh Metode Inkuiri ... 37

3.9.2.5 Menguji Retensi Pengaruh ... 38

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1 Hasil Penelitian ... 40

4.1.1 Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengingat ... 40

4.1.1.1 Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mengingat ... 42

4.1.1.2 Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengingat ... 43

4.1.1.3 Uji selisih skor Pretest-Posttest Kemampuan Mengingat ... 44

4.1.1.4 Uji besar pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat ... 46

4.1.1.5 Uji Retensi Pengaruh ... 47

4.1.2 Pengaruh Penggunaan Inkuiri Terhadap Kemampuan Memahami ... 49

4.1.2.1 Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Memahami ... 51

4.1.2.2 Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Memahami ... 52

4.1.2.3 Uji selisih skor Pretest-Posttest Kemampuan Memahami ... 54

4.1.2.4 Uji besar pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan memahami .... 56

4.1.2.5 Uji Retensi Pengaruh ... 56

(15)

xiv

4.2 Pembahasan ... 61

4.2.1 Kemampuan Mengingat ... 61

4.2.2 Kemampuan Memahami ... 62

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Kesimpulan... 63

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 64

5.3 Saran ... 64

(16)

xv

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 1. Waktu Pengambilan Data ... 27

Tabel 2. Matriks Pengembangan Instrumen ... 30

Tabel 3. Validitas Instrumen ... 32

Tabel 4. Validitas Instrumen Aspek Mengingat dan Memahami ... 32

Tabel 5. Reliabilitas Instrumen ... 32

Tabel 6. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 34

Tabel 7. Hasil Uji Nomalitas Kemampuan Mengingat ... 41

Tabel 8. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mengingat ... 43

Tabel 9. Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengingat ... 44

Tabel 10. Hasil uji normalitas skor selisih ... 45

Tabel 11. Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kemampuan Mengingat ... 46

Tabel 12. Uji Besar Pengaruh terhadap Kemampuan Mengingat ... 47

Tabel 13. Uji Retensi Skor Posttest I ke Posttest II Kemampuan Mengingat ... 48

Tabel 14. Hasil Uji Nomalitas Kemampuan Memahami ... 50

Tabel 15. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Memahami ... 52

Tabel 16. Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Memahami ... 53

Tabel 17. Uji Normalitas Selisih Skor ... 54

Tabel 18. Uji selisih skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kemampuan Memahami ... 55

Tabel 19. Uji Besar Pengaruh terhadap Kemampuan Memahami ... 56

Tabel 20. Uji Retensi Skor Posttest I ke Posttest II Kemampuan Memahami ... 57

Tabel 21. Rangkuman hasil uji normalitas kemampuan mengingat ... 59

Tabel 22. Rangkuman Perbedaan Skor Pretest Aspek Kemampuan Mengingat ... 59

Tabel 23. Rangkuman Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Aspek Kemampuan Mengingat ... 59

Tabel 24. Rangkuman uji normalitas selisih skor kemampuan mengingat ... 59

Tabel 25. Rangkuman Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Aspek Kemampuan Mengingat ... 59

Tabel 26. Rangkuman Uji Besar Pengaruh Aspek Kemampuan Mengingat ... 59

Tabel 27. Rangkuman Uji Retensi Aspek Kemampuan Mengingat ... 60

Tabel 28. Rangkuman hasil uji normalitas kemampuan memahami ... 60

Tabel 29. Rangkuman Perbedaan Skor Pretest Aspek Kemampuan Memahami ... 60

Tabel 30. Rangkuman Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Aspek Kemampuan Memahami ... 60

Tabel 31. Rangkuman uji normalitas selisih skor kemampuan memahami 60

Tabel 32. Rangkuman Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Aspek Kemampuan Memahami ... 60

Tabel 33. Rangkuman Uji Besar Pengaruh Aspek Kemampuan Memahami ... 61

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 1. Cahaya Merambat Lurus ... 16

Gambar 2. Anak dengan bayangan yang dibentuk. ... 16

Gambar 3. Pemantulan Teratur & Pemantulan Baur ... 17

Gambar 4. Cermin Datar ... 18

Gambar 5. Cermin Cembung ... 18

Gambar 6. Cermin Cekung ... 18

Gambar 7. Cahaya Dapat Dibiaskan ... 19

Gambar 8. Variabel Penelitian ... 29

Gambar 9. Diagram Selisih Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Mengingat ... 46

Gambar 10. Skor Pretest, Posttest I, dan Posttest II... 49

Gambar 11. Diagram Selisih Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Memahami ... 56

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1. Silabus Kelompok Kontrol ... 68

Lampiran 2. Silabus Kelompok Eksperimen ... 73

Lampiran 3. RPP Kelompok Kontrol... 76

Lampiran 4. RPP Kelompok Eksperimen ... 79

Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 84

Lampiran 6. Instrumen Penelitian ... 87

Lampiran 7. Rubrik Penilaian Pretest dan Posttest ... 88

Lampiran 8. Kunci Jawaban ... 91

Lampiran 9. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Mengingat ... 93

Lampiran 10. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Memahami ... 101

Lampiran 11. Hasil Analisis Data dengan SPSS Kemampuan Mengingat ... 109

Lampiran 12. Hasil Analisis Data dengan SPSS Kemampuan Memahami ... 115

Lampiran 13. Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen ... 121

Lampiran 14. Foto kelas Kontrol ... 124

Lampiran 15. Foto kelas eksperimen ... 125

Lampiran 16. Surat Ijin Penelitian ... 126

Lampiran 17. Surat Keterangan Telah melakukan Penelitian ... 127

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I ini akan dibahas latar belakang peneltian, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian ini dilaksanakan.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kemampuan mengingat dan memahami merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh anak. Kemampuan ini memiliki peran penting dalam proses tumbuh kembang anak. Menurut Piaget (dalam Gredler, 2011:341) anak dengan rentang usia 7-8 hingga 12-14 tahun termasuk ke dalam kategori periode operasional konkret yang memiliki karakteristik penalaran atau cara berpikir yang logis dan berhubungan dengan objek konkret/nyata. Anak juga mulai mengembangkan beberapa kemungkinan pemikiran yang digunakan dalam situasi pemecahan masalah dan cara untuk mengesampingkannya secara sistematis. Piaget (dalam Suparno, 2001:69), anak pada tahap operasi konkret dikategorikan dalam rentang usia 7-11 tahun. Rentang usia tersebut dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis atau berdasarkan hal-hal yang kelihatan nyata/konkret dan belum bersifat abstrak apalagi hipotesis. Dalam proses mengingat, anak sedapat mungkin menyimpan informasi yang diterima walau berupa informasi sederhana. Jika proses mengingat ini dapat dilalui oleh anak dengan baik, dalam menyampaikan kembali informasi yang diterima anak dapat menjelaskan secara sederhana kepada orang lain tentang maksud dari informasi tersebut dengan menggunakan bahasa anak itu sendiri atau dapat disebut dengan bahasa sederhana. Penyampaian kembali informasi yang diterima dalam ingatan anak dengan menggunakan bahasa sederhana atau pengkonstruksian makna dari pesan-pesan pembelajaran ini dapat kita sebut sebagai proses memahami (Anderson, 2010:105).

Kedua alasan inilah yang menjadi dasar mengapa kemampuan mengingat dan memahami berperan penting dalam proses tumbuh kembang seorang anak. Jika

(20)

2 Dalam fakta yang ada sekarang ini, melalui pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya di Sekolah Dasar (SD) BOPKRI Gondolayu, proses belajar yang dilalui oleh anak belum terlaksana dengan baik. Dalam mengolah informasi yang mereka terima dari guru maupun sumber belajar yang lain, masih mereka olah dengan mentah. Dikatakan demikian karena dalam penyampaian kembali informasi tersebut, mereka masih samaatau dapat dikatakan terbatas karena masih berdasarkan sesuatu yang konkret. Jika proses mengingat dan memahami mereka berjalan dengan baik maka anak dapat menjelaskan dengan bahasa mereka sendiri informasi yang telah mereka terima, bisa jadi penjelasan mengenai informasi yang diterima tersebut menjadi lebih bermakna dan dicerna oleh teman yang lain. Sehingga mereka tidak hanya belajar untuk diri mereka sendiri melainkan mereka juga berbagi ilmu dengan teman yang lain. Kurangnya kemampuan mengingat dan memahami anak ini menjadi masalah yang penting jika dilihat dari realitas

pembelajaran yang terjadi saat ini pada nilai yang mereka peroleh dalam suatu mata pelajaran.

Dilihat dari hasil belajar siswa di SD BOPKRI Gondolayu tahun ajaran 2009/2010 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sebanyak 29 % siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Pada tahun 2010/2011 sebanyak 31 % siswa belum mencapai kkm. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru, diketahui bahwa pada saat pembelajaran di dalam kelas atau pada saat guru menjelaskan materi kepada siswa, dapat dilihat ada beberapa siswa yang memperhatikan penjelasan guru dan ada siswa yang tidak terlalu memperhatikan penjelasan dari guru. Proses mengingat siswa menjadi kurang karena perhatiannya tidak fokus kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Jika pada saat proses mengingat tidak berjalan denganbaik, maka berimbas pada proses memahami siswa.

Untuk menjembatani kesenjangan yang terjadi antara kurangnya kemampuan mengingat dan memahami anak dengan proses pembelajaran yang dilakukan,

(21)

3 data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan. Langkah-langkah ini akan dijelaskan secara rinci pada bab II. Metode inkuiri ini dipilih sebagai jembatan antara kemampuan mengingat dan memahami siswa pada mata pelajaran IPA karena terdapat beberapa keuntungan jika metode ini diterapkan. Keuntungan tersebut antara lain mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang serta memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan gaya belajar siswa.

Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi siat-sifat cahaya siswa kelas V semester genap di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta dengan kompetensi dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dan 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Penelitian ini bertujuan mencari apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami siswa.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V.2 SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta pada mata pelajaran IPA semester genap tahun ajaran 2012/2013?

1.2.2 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami siswa kelas V.2 SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta pada mata pelajaran IPA semester genap tahun ajaran 2012/2013?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V.2 SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta semester

genap tahun ajaran 2012/2013.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan memahami siswa kelas V.2 SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta semester

(22)

4

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Siswa

Dapat memberikan pengalaman baru dalam cara belajar siswa serta membantu pengembangan kreativitas yang dimiliki oleh siswa.

1.4.2 Bagi Guru

Dapat menambah daftar metode pembelajaran yang baru dan menarik dalam mengajar. Guru dapat menerapkan metode ini dalam mata pelajaran yang lain.

1.4.3 Bagi Sekolah

Dapat menambah sumber bacaan serta referensi bagi warga sekolah serta dapat meningkatkan wawasan tentang metode pembelajaran.

1.4.4 Bagi Peneliti

(23)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas teori-teori yang relevan, hasil penelitian sebelumnya, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Teori-teori yang relevan meliputi metode inkuiri, karakteristik inkuiri, jenis-jenis inkuiri, materi sifat-sifat cahaya. Hasil penelitian sebelumnya berisi penelitian-penelitian yang berkaitan dengan metode inkuiri atau kemampuan mengingat dan memahami. Selanjutnya dirumuskan kerangka berpikir yang berkaitan dengan penggunaan metode inkuiri dengan kemampuan kognitif mengingat dan memahami. Hipotesis penelitian yang berisi dugaan sementara dari rumusan masalah.

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori yang Relevan 2.1.1.1Metode Inkuiri

Inkuiri merupakan salah satu metode pembelajaran yang digunakan untuk mengasah kemampuan anak untuk bersikap ilmiah. Ada beberapa teori yang mengungkapkan bagaimana sebenarnya metode inkuiri tersebut. Berikut ini dijabarkan pengertian metode inkuiri oleh beberapa ahli.

1. Pengertian Metode Inkuiri

(24)

6 kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

inkuiri berasal dari bahasa Inggris „inquiry‟ yang berarti pernyataan, pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri dapat diartikan sebagai proses pemikiran yang dialami oleh siswa melalui kegiatan belajar yang dilakukan dan melibatkan siswa untuk berpikir aktif dan kreatif. Strategi pembelajaran inkuiri menekankan proses mencari dan menemukan tetapi materi pembelajaran tidak diajarkan secara langsung.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inkuiri bertujuan untuk membantu perkembangan anak dalam berpikir aktif serta kreatif dan mengembangkan sikap ilmiah dari anak tersebut di dalam kegiatan belajar atau menemukan informasi baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan sekitar siswa tersebut.

2. Karakteristik Inkuiri

Gulo (dalam Trianto, 2010:166) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan inkuiri adalah keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan mengembangkan sikap percaya diri pada siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa adalah :

a. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi

b. Inkuiri berfokus pada hipotesis c. Penggunaan fakta sebagai informasi.

Untuk menciptakan kondisi tersebut, Trianto (2010:166) mengungkapkan beberapa peranan guru dalam proses pembelajaran inkuiri antara lain:

(25)

7 2) Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan. 3) Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat. 4) Administrator, bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan kelas.

5) Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

6) Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.

7) Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai oleh siswa. Sanjaya (2006:196) mengelompokkan beberapa hal yang menjadi ciri utama inkuiri:

a) Menekankan aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, serta menempatkan siswa sebagai subjek belajar.

b) Mengarahkan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari sesuatu yang menjadi masalah sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri.

c) Mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau kemampuan intelektual siswa sebagai bagian dari proses mental. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, strategi pembelajaran atau pendekatan pembelajaran inkuiri ini dapat diketahui sebagai salah satu bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa atau student centered approach.

3. Jenis-jenis inkuiri

Ada beberapa jenis metode inkuiri. Sund and Trowbridge (dalam Mulyasa, 2006:109) mengemukakan tiga macam metode inkuiri, yaitu:

a. Inkuiri terpimpin (Guided Inquiry)

(26)

8 yang memancing siswa untuk berpikir. Hal ini dilakukan agar siswa berkembang sesuai dengan kemampuannya.

b. Inkuiri bebas (Free Inquiry)

Pada jenis inkuiri ini, siswa melakuan penelitian sendiri layaknya seorang ilmuwan. Siswa juga harus dapat mengidentifikasi serta merumuskan sendiri topik permasalahan yang akan diselidiki. Metode yang digunakan adalah Inquiry Role Approach yang melibatkan siswa dalam peran tertentu, misalnya sebagai

koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data, dan pengevaluasi proses.

c. Inkuiri bebas yang dimodifikasi (Modified Free Inquiry)

Merupakan jenis metode campuran dari metode inkuri terpimpin dan metode inkuiri bebas. Pada metode ini guru memberikan suatu pertanyaan atau masalah yang harus diselesaikan oleh siswa melalui tahap pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

4. Proses Inkuiri

Gulo (dalam Trianto, 2010:168) menyatakan bahwa inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emos. Keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Inkuiri juga merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan yang didapat siswa merupakan hasil dari kegiatan siswa merumuskan sendiri pengetahuan yang dimilikinya. Siklus inkuiri terdiri dari:

a. Observasi b. Bertanya

(27)

9 Langkah-langkah kegiatan inkuiri seperti yang dikemukakan oleh Trianto (2010:114) adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan masalah.

2) Mengamati atau melakukan observasi.

3) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya.

4) Mengomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiensi lainnya.

Pembelajaran inkuiri identik dengan pertanyan-pertanyaan. Karena itu peran guru sangat penting dalam memfasilitasi serta memotivasi siswa saat membangun pengetahuannya dan merencanakan pembelajaran yang kreatif dan menarik sehingga siswa mampu berproses dalam membangun pengetahuannya.

Langkah-langkah inkuiri yang dikemukakan oleh Trianto (2010:114) berbeda dengan Sanjaya (2006:200-203). Sanjaya mengungkapkan bahwa dalam proses inkuiri terdapat 6 langkah, antara lain:

a) Orientasi

Merupakan langkah pembelajaran dengan tujuan untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru memiliki tugas untuk mengondisikan siswa agar siap belajar atau tahap ini dapat disebut sebagai tahap persiapan. Perbedaan tahap persiapan dalam pembelajaran ekspositori dengan pembelajaran inkuiri adalah pada tahap inkuiri guru merangsang siswa dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan pada suatu masalah. Tujuannya adalah siswa menjadi terbiasa berpikir untuk memecahkan masalah.

b) Merumuskan Masalah

(28)

10 c) Mengajukan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji atau diteliti. Sebagai jawaban sementara, kebenaran dari hipotesis itu sendiri perlu untuk diuji. Tujuan proses merumuskan atau menetukan hipotesis dari suatu permasalahan adalah mengembangkan kemampuan untuk menebak. Salah satu cara untuk mengembangkannya pada siswa adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara atau berbagai kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan. Kemampuan siswa untuk berpikir logis dipengaruhi oleh kedalaman wawasan serta keluasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.

d) Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data merupakan suatu aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan oleh peneliti untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam proses inkuiri, proses ini juga memiliki peran penting dalam mengembangkan kemampuan intelektual seseorang. Peran dan tugas guru dalam proses ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Proses ini bukan hanya membutuhkan motivasi yang kuat tetapi juga ketekunan serta kemampuan menggunakan kemampuan berpikir.

e) Menguji Hipotesis

Proses ini merupakan proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Hal terpenting adalah tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Kebenaran jawaban bukan hanya berdasarkan argumentasi, melainkan juga didukung oleh data-data yang dapat dipertanggungjawabkan.

f) Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan merupakan proses mendeskripsikan hasil penemuan yang diperoleh berdasarkan pengujian hipotesis. Guru memiliki peran untuk menunjukkan kepada siswa data-data yang relevan.

(29)

11 merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi.

1. Orientasi

Pada tahap ini siswa dikenalkan pada suatu masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Tahap ini disebut juga tahap persiapan yang digunakan untuk mempersiapkan siswa agar siap dalam belajar serta melatih siswa agar terbiasa berpikir untuk memecahkan setiap masalah yang ditemui ataupun yang diajukan oleh orang lain, termasuk oleh guru.

2. Merumuskan Masalah

Setelah dikenalkan dengan masalah, siswa diajak untuk merumuskan masalah yang berupa suatu pertanyaan yang dimulai dengan kata tanya

“Apakah…?” melalui bimbingan guru dan jawabannya “Ya atau Tidak”. Tahap ini berpengaruh terhadap metode inkuiri yang digunakan oleh siswa dalam pembelajaran. Pengaruh tersebut terlihat dari cara berpikir siswa dalam merumuskan pertanyaan-pertanyaan

3. Merumuskan Hipotesis

Dalam merumuskan hipotesis siswa diajak untuk melihat rumusan masalah yang sudah dibuat. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah. Dari belajar membuat hipotesis, siswa juga belajar untuk memperkirakan kemungkinan jawaban dari setiap permasalahan yang diajukan oleh guru. Semakin terasahnya kemampuan menebak siswa (berhipotesis) maka siswa juga dapat memperluas wawasannya serta pengalamannya dan hal inilah yang mempengaruhi siswa untuk berpikir logis. Akan tetapi, setiap perkiraan yang diajukan oleh siswa harus memiliki landasan berpikir yang kokoh.

4. Melakukan Eksperimen

(30)

12 5. Membuat Kesimpulan

Kesimpulan ini merupakan hasil dari kegiatan eksperimen sehingga dapat diketahui apakah hipotesis yang sudah dibuat benar atau tidak. Dalam menyusun kesimpulan, siswa masih dibantu atau diberi arahan oleh guru. Penyusunan kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh siswa dan mengulang dari perumusan hipotesis, atau ditambah kata “Tidak” jika hipotesis ditolak.

6. Mempresentasikan Hasil

Setelah melakukan kegiatan, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil yang sudah diperolehnya. Tujuannya adalah agar siswa terbiasa menyampaikan pendapat maupun hasil apapun yang diperoleh siswa dari percobaan yang telah dilakukan.

7. Mengevaluasi

Pada langkah ini siswa diberi suatu soal lalu dikerjakan sesuai dengan langkah yang ditentukan yaitu: merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang percobaan sederhana, membuat kesimpulan lalu mempresentasikan hasil pekerjaan. Tujuan tahap ini adalah agar siswa menjadi terasah dalam kemampuan berpikir dengan menggunakan landasan pemikiran yang logis serta mencerminkan sikap ilmiah.

langkah inilah yang diterapkan dalam penelitian. Langkah-langkah ini disusun dengan melihat Langkah-langkah-Langkah-langkah metode inkuiri yang dirumuskan atau dikemukakan oleh beberapa ahli.

2.1.1.2Proses Kognitif Benjamin S. Bloom

(31)

13 1. Mengingat

Proses mengingat merupakan suatu proses mendapatkan pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Proses ini dibagi menjadi 2 aspek, yaitu mengenali dan mengingat kembali.

2. Memahami

Proses ini merupakan suatu proses membangun pengertian dari pesan pembelajaran di antaranya oral, tulisan, komunikasi grafik. Proses ini dibagi menjadi 7 aspek, yaitu: mengartikan, memberikan contoh, mengklasifikasi, menyimpulkan, menduga, membandingkan, menjelaskan.

3. Mengaplikasikan

Merupakan suatu proses berpikir yang menggunakan prosedur dalam situasi yang diberikan. Proses ini dibagi menjadi 2 aspek, yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan.

4. Menganalisis

Proses ini merupakan salah satu proses berpikir yang memecah materi menjadi bagian-bagian pokok dan mendeskripsikan bagaiman bagian-bagian tersebut dihubungkan satu sama lain maupun menjadi sebuah struktur keseluruhan atau tujuan. Proses ini dibagi menjadi 3 aspek, yaitu membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.

5. Mengevaluasi

Merupakan salah satu proses berpikir yang membuat penilaian yang didasarkan pada kriteria standar. Proses ini dibagi menjadi 2 aspek, yaitu memeriksa dan mengritik.

6. Mencipta

Merupakan proses berpikir yang menempatkan bagian-bagian secara bersama-sama ke dalam suatu ide, semuanya saling berhubungan untuk membuat hasil yang baik. Proses ini dibagi menjadi 3 aspek, yaitu merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

(32)

14 1. Kemampuan Mengingat

Proses mengingat merupakan suatu proses mendapatkan pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang (Kuswana, 2012:111). Anderson (2010:99) mengingat merupakan mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Proses ini merupakan tingkat kemampuan berpikir dari ranah kognitif Bloom yang paling rendah atau dapat diartikan bahwa kemampuan mengingat adalah kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa. Proses mengingat ini dibagi menjadi dua aspek, yaitu:

a. Mengenali merupakan proses mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang untuk membandingkannya dengan informasi yang baru saja diterima. Pengetahuan mengingat memiliki peran penting sebagi bekal untuk belajar bermakna. Mengenali disebut juga dengan mengidentifikasi. Contoh: tanggal-tanggal penting sejarah negara

b. Mengingat kembali merupakan proses mengambil kembali pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang berdasarkan keinginan soal. Dalam proses ini siswa mencari informasi di memori jangka panjang kemudian membawa informasi tersebut ke memori kerja untuk diproses. Mengingat kembali juga disebut dengan mengambil. Contoh: mengingat kembali tanggal-tanggal penting sejarah Negara

2. Kemampuan Memahami

Anderson (2010:105) mengungkapkan proses memahami adalah proses mengonstruksi makna atau pesan dari pembelajaran siswa baik bersifat lisan, tulisan, maupun grafis. Kuswana (2012:111) juga mengungkapkan bahwa kemampuan memahami adalah kemampuan untuk membangun pengertian dari pesan pembelajaran di antaranya oral, tulisan, komunikasi grafik. Siswa dikatakan memahami jika dapat menggabungkan pengetahuan baru yang diterimanya dengan pengetahuan lama yang ada di dalam memori siswa. Proses kognitif kategori memahami meliputi:

(33)

15 suara musik, dan sebagainya. Menafsirkan dapat disebut juga menerjemahkan, memparafrasakan, menggambarkan, dan mengklarifikasi. b. Mencontohkan merupakan proses menemukan contoh atau ilustrasi

tentang suatu konsep atau prinsip. Pada proses ini siswa mengidentifikasi ciri-ciri khas suatu konsep atau prinsip. Mencontohkan disebut juga mengilustrasikan dan memberi contoh.

c. Mengklasifikasi merupakan suatu proses kognitif yang melengkapi proses mencontohkan. Dalam proses ini siswa diharuskan menemukan konsep atau prinsip umum yang dimulai dengan contoh tertentu. Mengklasifikasi disebut juga mengategorikan dan mengelompokkan.

d. Merangkum merupakan salah satu proses kognitif yang terjadi saat siswa mengemukakan satu kalimat yang mempresentasikan informasi yang diterima atau mengabstraksikan sebuah tema. Merangkum disebut juga menggeneralisasi dan mengabstraksi.

e. Menyimpulkan merupakan salah satu proses kognitif yang terjadi saat siswa dapat mengabstraksikan sebuah konsep atau prinsip yang menerangkan contoh-contoh dengan mencermati ciri-ciri setiap contohnya kemudian menghubungkannya. Menyimpulkan disebut juga mengekstrapolasi, menginterpolasi, memprediksi, dan menyimpulkan. f. Membandingkan merupakan proses kognitif yang melibatkan proses

mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide, masalah, atau situasi. Membandingkan disebut juga dengan mengontraskan, memetakan, dan mencocokkan.

g. Menjelaskan merupakan suatu proses kognitif dengan membuat model sebab akibat dalam sebuah sistem. Menjelaskan disebut juga dengan membuat model.

2.1.1.3Sifat-sifat cahaya

(34)

16 bahwa cahaya berasal dari sumber cahaya. Sumber cahaya adalah benda-benda yang dapat memancarkan cahaya. Haryanto (2007:141-150) menyebutkan bahwa sifat-sifat cahaya antara laincahaya merambat lurus, cahaya menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan, cahaya putih terdiri dari berbagai warna.

1. Cahaya merambat lurus

Gambar 1. Cahaya Merambat Lurus (Sumber: Azmiyawati, 2008:118)

Pada saat pagi hari saat cahaya matahari masuk ke kamar kita melalui celah jendela kamar, kita dapat melihat berkas cahaya matahari merambat lurus dari celah tersebut. Cahaya matahari yang masuk melalui celah tersebut akan tampak seperti garis putih yang lurus. Sifat cahaya yang merambat lurus ini dimanfaatkan manusia pada lampu senter dan lampu kendaraan bermotor.

2. Cahaya menembus benda bening

Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda. Ketika cahaya mengenai tubuh, cahaya tidak dapat menembus tubuh sehingga terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai rumah dan pohon yang besar. Gambar di bawah ini memperlihatkan foto seorang anak dan bayangan yang dibentuknya. Bayangan adalah daerah gelap yang terbentuk akibat cahaya tidak dapat menembus suatu benda.

(35)

17 3. Cahaya dapat dipantulkan

Gambar 3. Pemantulan Teratur dan Pemantulan Baur Sumber: Rositawaty, 2008:70

Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan difus) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada pemantulan ini, sinar pantul arahnya tidak beraturan. Sementara itu, pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengkilap. Permukaan yang mempunyai sifat seperti ini misalnya cermin. Pada pemantulan ini sinar pantul memiliki arah yang teratur. Bayangan anak di awal bab ini terjadi karena pemantulan teratur. Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya. Cermin dibagi menjadi 3 bagian, yaitu cermin datar, cermin cembung, dan cermin cekung.

a. Cermin datar

Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya datar dan tidak melengkung. Cermin datar biasa digunakan untuk bercermin. Cermin datar mempunyai sifat-sifat berikut.

1) Ukuran (besar dan tinggi) bayangan sama dengan ukuran benda. 2) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.

3) Kenampakan bayangan berlawanan dengan benda. Misalnya tangan kiri akan menjadi tangan kanan bayangan.

4) Bayangan tegak seperti bendanya.

(36)

18  Bagian belakang cermin

Gambar 4. Cermin Datar (Sumber: Azmiyawati, 2008:119) b. Cermin cembung

Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung ke arah luar. Cermin cembung biasa digunakan untuk spion pada kendaraan bermotor. Bayangan pada cermin cembung bersifat maya, tegak, dan lebih kecil (diperkecil) daripada benda yang sesungguhnya.

 Bagian belakang cermin

Gambar 5. Cermin Cembung (Sumber: Azmiyawati, 2008:120) c. Cermin cekung

Cermin cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam. Cermin cekung biasanya digunakan sebagai reflektor pada lampu mobil dan lampu senter. Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat bergantung pada letak benda terhadap cermin.

1. Jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat tegak, lebih besar, dan semu (maya).

2. Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda bersifat nyata (sejati) dan terbalik.

 Bagian belakang cermin

(37)

19 4. Cahaya dapat dibiaskan

Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan. Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara. Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air. Pensil tersebut akan tampak patah.

Gambar 7. Cahaya Dapat Dibiaskan (Sumber: Azmiyawati, 2008:122) 5. Cahaya putih terdiri dari berbagai warna

Cahaya matahari jika diuraikan akan menjadi berbagai macam warna. Contohnya pada saat siang hari terjadi hujan kemudian setelah hujan reda sinar matahari menyinari bumi. Pada saat itu akan terjadi pelangi yang terdiri dari berbagai macam warna. Adanya warna-warna tersebut berasal dari penguraian cahaya oleh sisa-sisa air hujan di langit.

2.2Hasil Penelitian Sebelumnya

2.2.1 Penelitian yang berhubungan dengan metode inkuiri

(38)

20 Zee (2009) meneliti perlunya pengembangan profesional yang meliputi pengembangan berbicara dalam hal menganalisis dan membimbing di sekolah dasar. Subjek penelitian ini adalah seorang anak laki-laki bernama Oliviera. Hasil dari penelitian ini yaitu beliau mempertimbangkan apakah kapan, bagaimana, dan mengapa pengembangan profeisonal tersebut perlu dimasukkan pada suatu fokus cara berbicara selama instruksi atau langkah-langkah inkuiri yang berdasarkan pengetahuan. Dasar pemikiran atau pokok yang mendasari pembelajaran adalah persoalan dari cara berbicara, oleh sebab itu cara berbicara guru dapat dan harus menjadi suatu fokus dari pengembangan profesional yang dirancang untuk membantu guru-guru membuat instruksi atau langkah-langkah inkuiri yang berbasis pengetahuan.

Sriningsih (2011) meneliti pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori afektif umum pada mata pelajaran IPA SDK Wirobrajan. Hasil penelitian tersebut adalah penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pembentukan tanah akibat pelapukan batuan berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas V SDK Wirobrajan. Hasil yang lainnya yaitu penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pembentukan tanah akibat pelapukan batuan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis pada kategori afektif umum siswa kelas V SDK Wirobrajan. Analisis data prestasi belajar pada kelompok eksperimen menunjukkan harga signifikansi (2-tailed) 0,000 < 0,05. Hasil ini tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kenaikan harga signifikansi (2-tailed) 0,485 > 0,05 pada kelompok kontrol.

2.2.2 Penelitian yang berhubungan dengan kemampuan proses kognitif

(39)

21 penilaian dan kurikulum dalam pendidikan formal nantinya berdasarkan hasil pembelajaran biologi di tahap-tahap awal perkembangan anak. Sebagai guru,kita memiliki tugas untuk mendukung, mengembangkan, serta mendorong penelitian lebih lanjut tentang pemahaman perkembangan biologi kepada anak-anak dan implikasinya untuk mengajar.

Zohar dan Dori (2003) meneliti perbandingan antara tingginya kemampuan berpikir dengan rendahnya tingkat pencapaian siswa. Latar belakang penelitian ini yaitu banyak guru yang sering mengkualifikasikan sikap guru terhadap murid, seperti mengabaikan keragaman di antara anak-anak serta mengkategorikan siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi dan lemah. Tujuan dari penelitian ini adalah menitikberatkan pada pokok persoalan dengan mempersembahkan empat pembelajaran dan mendiskusikan implikasi tersebut untuk mengajar kemampuan berpikir bagi siswa yang tingkat pencapaiannya rendah.

Hasil dari penelitian ini:

1. Pengembangan pertanyaan, kemampuan yang positif melalui sebuah kasus berdasarkan metode pengajaran/pembelajaran dalam kualitas modul. Tujuannya adalah memperlihatkan kepada siswa tentang permasalahan yang terbaru untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam bertanya yang positif serta untuk mengajari mereka tentang bagaimana membaca serta mengktitisi suatu artikel.

2. Pengembangan kemampuan berargumentasi siswa melalui pilihan genetik yang pantas. Tujuannya adalah mentransfer penilaian kemampuan berargumentasi dari konteks genetik ke konteks kehidupan sehari-hari. 3. Mempertinggi kemampuan berpikir melalui masalah pembelajaran di

teknologi biologi.

4. Pengajaran yang kritis dan pemikiran yang ilmiah.

(40)

22 serta membandingkan tingginya kemampuan berpikir dengan rendahnya tingkat pencapaian hasil siswa.

2.2.3 Literature Map

Berikut ini gambar Literature Map dari penelitian sebelumnya.

(41)

23 Dari literature map penelitian sebelumnya, belum ada yang melakukan penelitian mengenai metode inkuiri dan kemampuan kognitif mengingat dan memahami. Dalam penelitian ini peneliti akan menggabungkan kedua aspek tersebut karena belum ada yang membahas pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif mengingat dan memahami mata pelajaran IPA kelas V.

2.3 Kerangka Berpikir

Penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif yang saat ini mulai dikembangkan oleh guru-guru di Sekolah Dasar. Metode inkuiri ini membagi kegiatan belajar siswa ke dalam beberapa langkah pembelajaran sehingga dapat memudahkan siswa dalam belajar. Metode ini bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, serta psikomotorik siswa tetapi juga menambah pengalaman siswa dalam belajar. Jika pengalaman siswa bertambah menjadi luas, siswa dapat mengungkapkan gagasan dalam pikirannya dengan landasan yang logis.

Proses kognitif yang paling dasar yang dikemukakan oleh Bloom adalah mengingat dan memahami. Mengingat merupakan proses kognitif meretensi karena pada saat mengajar, guru memiliki tujuan agar siswa dapat mempelajari suatu materi pembelajaran dan mengingatnya untuk waktu jangka panjang. Siswa dikatakan mengingat jika siswa dapat menempatkan pengetahuan dari memori jangka panjang yang dibutuhkan untuk suatu pengetahuan. Sedangkan memahami termasuk ke dalam proses kognitif mentransfer. Dikatakan mentransfer karena pada proses ini siswa mengkonstruksi pesan atau makna dari pembelajaran baik dalam bentuk tulisan, grafik, serta lisan. Siswa dikatakan memahami jika dapat menghubungkan pengetahuan baru atau pengetahuan yang belum ada di memori jangka panjang siswa dengan pengetahuan lama mereka.

(42)

24

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu semester genap tahun pelajaran 2012-2013 pada mata pelajaran IPA untuk kompetensi dasar sifat-sifat cahaya.

(43)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini akan diuraikan jenis penelitian, populasi, sampel, jadwal pengambilan data, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan teknik analisi data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian eksperimental merupakan salah satu jenis penelitian yang di dalamnya terdapat minimal satu variabel yang dimanipulasi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental tipe nonequivalent control group design (Sugiyono, 2010:114). Penelitian ini menggunakan penelitian quasi

experimental karena tidak semua variabel dapat dikendalikan secara ketat seperti

dalam penelitian eksperimental murni. Populasi diambil dari kelas-kelas yang sudah terbentuk sebelumnya. Tiap anggota dalam sampel tidak dipilih secara random. Meskipun demikian penentuan kelas mana yang menjadi sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditentukan dengan cara diundi. Kedua kelompok ini pada tahap awal diberi soal pretest dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal dari masing-masing kelompok serta untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan dari kedua kelompok tersebut. Kelompok eksperimen diberi perlakuan atau treatment yaitu dengan menggunakan metode inkuri terbimbing selama pembelajaran berlangsung, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing. Setelah diberi perlakuan, masing-masing kelompok diberi posttest. Posttest ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan atau treatment yang telah dilakukan pada kelompok eksperimen. Pengaruh perlakuan dapat dihitung dengan cara: (O2-O1) – (O4-O3)

O1 x O2

………

(44)

26 Keterangan :

Garis putus-putus = kelompok kontrol dan eksperimen jelas terpisah O1 = hasil pretest kelompok eksperimen

O2 = hasil posttest kelompok eksperimen O3 = hasil pretest kelompok kontrol O4 = hasil posttest kelompok kontrol

x = perlakuan atau treatment metode inkuiri terbimbing

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi

Penelitian ini dilakukan di SD BOPKRI Gondolayu yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman 24, Gowongan, Jetis, Yogyakarta dengan kode pos 55232.

SD BOPKRI Gondolayu memiliki 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang laboratorium IPA, 1 ruang laboratorium bahasa, 1 ruang laboratorium komputer, 10 ruang kelas :

1. Ruang kelas I.1 berisi 30 siswa 2. Ruang kelas I.2 berisi 24 siswa 3. Ruang kelas II.1 berisi 26 siswa 4. Ruang kelas II.2 berisi 26 siswa 5. Ruang kelas III.1 berisi 30 siswa 6. Ruang kelas III.2 berisi 29 siswa 7. Ruang kelas IV.1 berisi 26 siswa 8. Ruang kelas IV.2 berisi 24 siswa 9. Ruang kelas V.1 berisi 37 siswa 10.Ruang kelas V.2 berisi 38 siswa

(45)

27

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada awal-pertengahan bulan Februari 2013 antara tanggal 2-18. Berikut ini tabel waktu pengambilan data.

Tabel 1 . Waktu Pengambilan Data

Kelompok Hari, tanggal Pertemuan Kegiatan Alokasi Waktu

III Percobaan sifat cahaya dapat dibiaskan.

2x35 menit Kamis, 14 Februari 2013

(46)

28

3.3 Populasi dan Sampel

Margono (2007:118) mengungkapkan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian seseorang dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan. Sugiyono (2010:117) juga mengungkapkan populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Semua benda, orang, serta karakteristik yang dimiliki oleh siswa itu sendiri dapat digolongkan menjadi populasi. Populasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu yang berjumlah 75 siswa. Pemilihan populasi disesuaikan dengan tempat Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan oleh peneliti di SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

Sampel merupakan bagian dari populasi (Margono,2007:121). Sugiyono (2010:118) menjelaskan pengertian sampel yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Peneliti menggunakan sampel siswa kelas V.1 yang berjumlah 37 siswa sebagai kelompok kontrol dan siswa kelas V.2 yang berjumlah 38 siswa sebagai kelompok eksperimen. Pemilihan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan cara diundi.

Pembelajaran dilakukan oleh satu guru mitra yang sama baik untuk kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen untuk mengurangi faktor bias. pembelajaran di kelompok eksprimen menggunakan treatment dengan metode inkuiri dan pembelajaran di kelompok kontrol menggunakan metode ceramah.

3.4 Variabel Penelitian

(47)

29 yang menjadi variabel bebasnya adalah penggunaan metode inkuiri. Variabel yang selanjutnya adalah variabel dependen. Variabel ini disebut juga variabel terikat, merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu kemampuan kognitif mengingat dan memahami.

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 8 . Variabel Penelitian

3.5 Definisi Operasional

Definisi yang dipakai dalam penelitian antara lain:

3.6.1 Metode inkuiri adalah salah satu metode pembelajaran yang membantu siswa dalam belajar dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengembangkan cara berpikir siswa serta menggunakan langkah-langkah pembelajaran seperti orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi.

3.6.2 Metode inkuiri terbimbing adalah salah satu jenis metode inkuiri yang menempatkan guru sebagai pembimbing dan pengarah bagi siswa dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.

3.6.3 Proses kognitif adalah langkah-langkah berpikir seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru dengan menggunakan kemampuan berpikir yang paling rendah sampai yang tinggi sesuai dengan ranah kognitif pada taksonomi Bloom yang meliputi mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

3.6.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-pristiwa yang terjadi di alam.

3.6.5 Materi sifat-sifat cahaya adalah salah satu materi dalam mata pelajaran IPA kelas V yang mempelajari karakteristik cahaya.

Penggunaan metode inkuiri

Kemampuan Mengingat

(48)

30 3.6.6 Kemampuan mengingat adalah kemampuan dalam diri seseorang untuk mengambil pengetahuan yang ada dalam memori baik jangka panjang atau jangka pendek.

3.6.7 Kemampuan memahami adalah kemampuan dalam diri seseorang untuk membangun pengetahuan yang telah diterima oleh siswa atau menyampaikan kembali informasi yang telah diterima oleh siswa dengan menggunakan bahasa sederhana.

3.6.8 Siswa SD adalah siswa kelas V semester genap di SD BOPKRI Gondolayu yang terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas V.1 dengan jumlah 37 siswa dan kelas V.2 dengan jumlah 38 siswa.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6 soal essai (Lampiran 6). Berikut ini tabel matriks pengembangan instrumen dengan:

Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

Kompetensi Dasar : 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya

Tabel 2 . Matriks Pengembangan Instrumen

No Variabel Aspek Indikator No.

Soal

1 Mengingat

Mengenali Menyebutkan sifat-sifat cahaya yang diketahui

1 Mengidentifikasi Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya

Mengambil Menyebutkan sifat-sifat cahaya yang diketahui Mengingat

kembali

Mengingat kembali sifat-sifat cahaya yang diketahui

2 Memahami

Menjelaskan Menjelaskan contoh peristiwa berdasarkan sifat cahaya

4 Menafsirkan Menafsirkan peristiwa cahaya dapat masuk ke

gudang berdasarkan sifat cahaya

Memberi contoh Memberi contoh peristiwa berdasarkan sifat cahaya

(49)

31

3.7 Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur (Surapranata, 2004:50). Menurut R.L. Thorndike dan H.P. Hagen (dalam Arifin, 2009:247), ada dua unsur dalam validitas. Pertama, validitas menunjukkan suatu derajat ada yang sempurna, ada yang sedang, dan ada pula yang rendah. Kedua, validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan yang spesifik.

Masidjo (1995:243) mengungkapkan bahwa valditas dibagi menjadi 3 macam, yaitu validitas isi, validitas konstruksi, dan validitas kriteria. Validtas isi yaitu suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur. Validitas konstruksi dapat disebut juga validitas konsep yaitu validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai dengan konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat pengukur tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes tersebut. Validitas kriteria yaitu suatu validitas yang memperhatikan hubungan yang ada antara tes atau alat pengukur dengan pengukur lain yang berfungsi sebagai kriteria atau pembanding.

(50)

32

Tabel 3 . Hasil Uji Validitas

No. Variabel Pearson

Correlation Sig.(2-tailed) Keputusan

1. Mengingat .677** .000 Valid

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel mengingat dan memahami. Harga probabilitas (r) yang terungkap dalam (sig.2-tailed) di bawah 0,05 (p<0,05), konstrak tersebut dinyatakan valid.

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Kemampuan Mengingat dan Memahami

No. Variabel Aspek Pearson Mengidentifikasi 1.000** .000 Valid Mengingat kembali 1.000** .000 Valid Mengambil 1.000** .000 Valid

2. Memahami

Menafsirkan .900** .000 Valid Mencontohkan .917** .000 Valid Mengklasifikasikan .852** .000 Valid Menjelaskan .811** .000 Valid

Selain uji validitas instrumen dilakukan juga uji reliabilitas instrumen untuk mengetahui keajegan suatu instrumen. Suatu tes dikatakan konsisten bila hasilnya tidak dipengaruhi waktu, yang diuji dan pengujinya. Suatu tes dikatakan reliabel, jika menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Dalam hal ini, penentuan reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach. (Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada

lampiran 5b)

Tabel 5. Uji Reliabilitas Instrumen

Alpha Cronbach Kategori

.645 Reliabel

Variabel Alpha Cronbach Kesimpulan

Mengingat 1.000 Reliabel

(51)

33

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat rendah (Sumber: Masidjo, 1995:209)

Hasil pengujian reliabilitas di SDK Sorowajan adalah dengan kriteria menurut Nunnally (dalam Ghozali, 2009:46) yaitu suatu konstruk dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60. Dari hasil pengujian menggunakan Alpha Cronbach untuk variabel mengingat didapatkan hasil sebesar 1,000 dan

variabel memahami sebesar 0,89. Harga Alpha Cronbach untuk variabel mengingat dan memahami menunjukkan nilai > 0,60 sehingga instrumen tersebut

dinyatakan valid dan reliable serta mempunyai kualifikasi cukup.

Setelah melalui uji validitas dan reliabilitas diperoleh kesimpulan bahwa instrumen yang digunakan untuk penelitian dinyatakan valid dan reliabel.

Penelitian ini bersifat kolaboratif dengan penelitian payung yang diselenggarakan oleh dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yaitu G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., dan Agnes Herlina D H, S.Si., M.T., M.Sc., sehingga yang digunakan oleh peneliti hanya bagian kognitif mengingat dan memahami saja.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

(52)

34

Tabel 6. Teknik Pengumpulan Data No. Kelompok Variabel Data yang

1. Kontrol Mengingat Skor pretest Pretest Soal essai (nomor 1) Skor posttest Posttest Soal essai (nomor 1) 2. Eksperimen Mengingat Skor pretest Pretest Soal essai (nomor 1) Skor posttest Posttest Soal essai (nomor 1) 3. Kontrol Memahami Skor pretest Pretest Soal essai (nomor 4) Skor posttest Posttest Soal essai (nomor 4) 4. Eksperimen Memahami Skor pretest Pretest Soal essai (nomor 4) Skor posttest Posttest Soal essai (nomor 4)

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan oleh peneliti merupakan teknik analisis data dengan menggunakan program komputer IBM SPSS 20 for Windows yang meliputi beberapa langkah, yaitu:

3.9.1 Uji normalitas distribusi data

Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Penggunaan teknik ini memiliki tujuan untuk mengetahui data dalam penelitian memiliki distribusi normal atau tidak. Kriteria yang digunakan dalam teknik ini antara lain:

a. Jika harga sig. (2-tailed) atau p > 0,05, distribusi data normal. Jika distribusi data normal maka langkah selanjutnya menggunakan statistik parametrik uji t atau t-test.

b. Jika harga sig. (2-tailed) atau p < 0,05, distribusi data tidak normal. Jika distribusi data tidak normal maka langkah selanjutnya menggunakan statistik non-parametrik Mann-Whitney atau Wilcoxon.

3.9.2 Analisis statistik

3.9.2.1Menguji perbedaan skor pretest

(53)

35 Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor Pretest kelompok

kontrol dengan Pretest kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan yang terjadi antara skor Pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor Pretest kelompok

kontrol dengan skor Pretest kelompok eksperimen. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan yang terjadi antara skor Pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

Kriteria untuk menilai perbedaan data yaitu:

1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan kata lain antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama.

2. Jika harga sig.(2-tailed)<.0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain

antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak memiliki kemampuan awal yang sama.

Jika distribusi data bersifat normal maka pengujian data ini menggunakan statistik parametrik independent samples t-test, sedangkan untuk distribusi data tidak normal maka pengujian data menggunakan statistik non-parametrik Mann-Whitney.

3.9.2.2Menguji perbedaan skor Pretest dan Posttest

Uji beda pretest ke posttest digunakan untuk memastikan apakah ada kenaikan skor yang signifikan atau tidak pada kelompok kontrol dan eksperimen dengan membandingkan hasil skor pretest ke postest. Pengujian ini dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% (Prayitno, 2008:101). Hipotesis statistik yang digunakan:

Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan

posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan

(54)

36 Hi :Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest.

Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan antara skor pretest ke posttest

Perbedaan tersebut menggunakan kriteria sebagai berikut :

1. Jika harga sig.(2-tailed)> 0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest ke posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara nilai pretest ke posttest.

2. Jika harga sig.(2-tailed)< 0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest ke posttest. Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan yang

terjadi antara nilai pretest ke posttest.

Analisis statistik yang digunakan jika distribusi data dalam kategori normal adalah paired samples t-test, sedangkan analisis data dengan Wilcoxon digunakan untuk distribusi data dalam kategori tidak normal.

3.9.2.3Menguji perbedaan selisih skor pretest dan posttest

Perhitungan selisih skor dilakukan dengan cara mengurangkan hasil skor posttest dengan pretest pada masing-masing kelompok. Kemudian selisih skor

dari kedua kelompok tersebut diuji statistik. Jika data yang diperoleh merupakan data yang berdistribusi normal maka data dianalisis dengan menggunakan parametrik uji t atau t-test. Sedangkan, jika distribusi data tersebut tidak normal maka data dianalisis dengan menggunakan analisis non-parametrik Mann-Whitney. Johnson & Christensen (2008:312,330) menekankan bahwa analisis

yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif adalah analisis statistik dengan membandingkan selisih skor pretest ke posttest baik dari kelompok eksperimen maupun kontrol dengan tujuan

untuk mengetahui apakah skor kedua kelompok tersebut berbeda secara signifikan atau tidak. Hipotesis statistik yang digunakan:

Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest

Gambar

Gambar 2. Anak dengan bayangan yang dibentuknya
Gambar 3. Pemantulan Teratur dan Pemantulan Baur
Gambar 5. Cermin Cembung
Gambar 7. Cahaya Dapat Dibiaskan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebaiknya dalam memilih sepeda motor yang baik perlu memperhatikan hal- hal seperti bobot motor yang ringan, kestabilan motor dalam kecepatan tinggi, teknologi fuel injection ,

Karakteristik dadih sebelum penyimpanan Setelah fermentasi lanjutan sampai jam ke- 48, hampir semua dadih susu sapi yang terbentuk pada penggunaan berbagai jenis kemasan

Saya menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya Khususnya kepada Para Pejabat yang mewakili Kementerian Keuangan dan juga seluruh Peserta Rekonsiliasi, Para

[r]

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Hasil belajar siswa mata pelajaran gambar teknik masuk dalam kategori tinggi 57 siswa

dengan judul “ Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada Karyawan Hotel Bintang Dua di Yogyakarta) ”.. Semoga skripsi

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa diperlukan basis data yang digunakan untuk menyimpan data barang masuk, barang keluar, dan data permintaan barang yang akan

K[ltrrAlAN UJr