EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MODEL TUTOR SEBAYA
UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA
DITINJAU DARI KELENGKAPAN FASILITAS BELAJAR
SISWA KELAS VIII MTsN WALEN
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1
Pendidikan Matematika
Oleh :
DINI AGUSTINE KUSUMANING EKASARI
NIM: 410 050 065
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat
penting dalam pembinaan sumber daya manusia. Oleh karena itu bidang
pendidikan harus mendapatkan perhatian, penanganan dan prioritas secara
sungguh-sungguh baik dari pemerintah, masyarakat pada umumnya dan para
pengelola pendidikan pada khususnya.
Proses pendidikan di sekolah selalu mengalami suatu penyempurnaan
yang pada akhirnya menghasilkan suatu produk atau hasil pendidikan yang
berkualitas. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. Langkah ini merupakan langkah awal
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Seiring dengan
perkembangan zaman penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas
sangat diperlukan.
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan bagian penting dari usaha
untuk maningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam segala aspek.
Proses pendidikan yang diselenggarakan bagi penyempurnaan di sekolah di
mulai dari pendidikan formal yang paling dasar yaitu sekolah dasar (SD)
sampai perguruan tinggi (PT).
Dalam meningkatkan mutu pendidikan perlu ditunjang adanya
peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dengan pembaruan pembelajaran atau
peningkatan relevansi model mengajar. Model mengajar dikatakan relevan
jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan melalui
pembelajaran tersebut, sehingga mampu meningkatkan kualitas SDM. Namun
dalam kenyataannya masih banyak lembaga pendidikan yang belum mampu
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Hal ini disebabkan salah
satunya oleh model pembelajaran yang digunakan guru. Banyak guru yang
mengajar secara monoton yaitu hanya menggunakan satu model pembelajaran
saja. Misalnya model konvensional. Padahal belum tentu setiap pokok
bahasan suatu materi pelajaran cocok dan efektif diajarkan dengan model
konvensional. Bahkan pembelajaran konvensional sering dianggap
membosankan oleh siswa, sehingga tidak jarang siswa mengalami kejenuhan
dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Masalah seperti ini akan
berdampak buruk dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Model pembelajaran konvensional lebih banyak menitik baratkan pada
kegiatan pengajaran dengan ceramah dan menempatkan guru sebagai pelaku
utama dalam pembelajaran. Guru berkuasa penuh terhadap kelas, sedangkan
siswa dianggap sebagai obyek penerima materi yang disampaikan. Masih
diterapkannya model pembelajaran konvensional disebabkan karena model
pembelajaran ini dianggap lebih mudah dilaksanakan, sederhana dan tidak
memerlukan perlakuan yang rumit. Dengan harapan guru dapat menyelesaikan
materi ajar sesuai waktu yang ditetapkan tanpa harus menyusun strategi baru.
sering menjadikan siswa enggan dan jenuh dalam menerima materi pelajaran
sehingga tujuan yang ditetapkan tidak dapat tercapai secara optimal. Selain
kejenuhan, realita guru matematika yang tegas dan identik galak memberi
kesan menakutkan bagi siswa, sehingga berdampak siswa mengalami takut
berlebihan ketika akan mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam keadaan
takut, siswa tidak akan dapat menerima materi yang disampaikan guru
walaupun guru menguasai materi dan memberi panjelasan secara menyeluruh.
Matematika adalah bahasa simbol yang memungkinkan manusia
berfikir dan mengkomunikasikan berbagai gagasan tentang elemen dan
berbagai hubungan kuantitatif. Ini berarti bahwa matematika dapat digunakan
sebagai barometer bangsa untuk melihat kemampuan bangsanya. Hal ini
dikarenakan matematika mempunyai peranan yang paling penting sebagai
ilmu atau alat bantu pembimbing pola berfikir maupun dalam pembentukan
sikap, sehingga dengan matematika dapat mengantarkan suatu bangsa untuk
dapat menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang selalu berkembang
pesat.
Dalam mencapai tujuan ini, pengajaran matematika tidaklah mungkin
terlepas dari masalah. Rendahnya prestasi belajar matematika merupakan
salah satu bukti permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika.
Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan
untuk menyelesaikan soal-soal matematika yang berkaitan dengan lingkaran.
Kesulitan-kesulitan tersebut harus segera mendapatkan penyelesaian secara
menjadi faktor penyebab kesulitan secara terstruktural dan sistematis sehingga
diharapkan siswa bisa menyelesaikan belajarnya secara tuntas atau
meminimalkan kesulitan yang dialaminya.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut berkelanjutan, maka sebagai
salah satu alternatif adalah pemberian program bimbingan dengan sebaya
sebagai pelaku bimbingan belajar tersebut untuk menggantikan peran guru.
Karena bagi siswa yang memiliki perasaan takut atau enggan bertanya kepada
guru, mereka dapat bertanya langsung tentang kesulitan yang dialami dan
mereka dapat mengutarakan tentang apa yang mereka rasakan secara leluasa
tanpa ada rasa takut ataupun enggan. Hal ini dapat mempererat hubungan
antar sesama siswa sehingga mempertebal rasa sosial dan memudahkan guru
mengetahui kesulitan-kesulitan siswa melalui perantara temannya sendiri.
Adapun tujuan bimbingan tutor sebaya (teman sebaya) adalah dapat
mengatasi kesulitan belajar siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dan membangkitkan motivasi belajar mereka sehingga
memenuhi kriteria keberhasilan yang diharapkan.Menurut Sawali (2007:1),
tutor sebaya adalah siswa sebaya yang ditunjuk atau ditugaskan oleh guru
dalam membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar. Karena
hubungan antara teman sebaya pada umumnya lebih dekat dibandingkan
hubungan antar guru dengan siswa, penunjukan dan pemilihan tutor sebaya
merupakan alternatif bimbingan belajar karena memiliki keuntungan.
Keuntungan bagi tutor adalah program ini merupakan program bimbingan
bimbingan ini merupakam program perbaikan. Keuntungan lain tutor sebaya
adalah merupakan kesempatan untuk melatih tanggungjawab dalam
mengemban tugas serta melatih kesabaran.
Selain pengaruh metode pembelajaran, persyaratan untuk mencapai
prestasi yang optimal adalah kelengkapan fasilitas belajar. Fasilitas belajar
merupakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mempermudah dan
memperlancar kegiatan belajar. Kelengkapan fasilitas belajar sangat
diperlukan dalam pembelajaran karena dapat membantu proses belajar
menjadi lebih efektif dan efisien. Fasilitas tersebut dapat berupa buku
pelajaran, alat peraga, ruang belajar, alat tulis menulis atau perpustakaan.
Semakin lengkap fasilitas belajar siswa, maka akan membantu mempermudah
memahami materi pelajaran, perpustakaan akan menunjang keberhasilan
belajar karena sebagai penyedia sumber belajar yang akan memotivasi siswa
untuk menyelesaikan persoalan yang diberikan oleh guru. Kelengkapan buku
yang disediakan di perpustakaan membantu keberhasilan belajar siswa.
Dengan demikian fasilitas belajar memegang peranan penting sebagai
alat bantu untuk menciptakan proses belajar yang efektif. Setiap proses belajar
ditandai dengan adanya beberapa unsur yang tidak bisa dipisahkan dari unsur
lainnya yang berfungsi sebagai cara atau tekhnik untuk mengantarkan belajar
sampai pada tujuannya. Dengan adanya kelengkapan fasilitas belajar tersebut,
bahan pelajaran dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Berdasarkan uraian
tersebut, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Belajar Matematika Ditinjau Dari Kelengkapan Fasilitas Belajar Siswa Kelas
VIII MTsN Walen-Simo-Boyolali”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :
1. Kesulitan yang dialami siswa mempengaruhi prestasi belajar.
2. Pemilihan program bimbingan tutor sebaya (teman sebaya) sebagai
alternatif untuk mengatasi kesulitan belajar siswa serta penigkatan
prestasu belajar siswa.
3. Adanya siswa yang mengalami kesulitan belajar untuk bertanya kepada
guru dikarenakan malu, enggan atau takut.
4. Fasilitas belajar memegang peranan yang penting sebagai alat bantu untuk
menciptakan proses belajar yang mudah, efektif dan efisien. Dengan
adanya fasilitas belajar yang lengkap, maka bahan pelajaran dapat dengan
mudah diterima oleh siswa.
5. Kelengkapan fasilitas yang dimiliki siswa berbeda, kemungkinan ada
perbedaan prestasi belajar matematika ditinjau dari kelengkapan fasilitas
belajar yang dimiliki siswa antara fasilitas lengkap dan kurang lengkap.
C. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas agar
permasalahan yang dikaji terarah, maka penulis berusaha untuk membatasi
1. Penanganan kesulitan belajar siswa dikhususkan pada materi pelajaran dan
ditujukan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
2. Identifikasi kesulitan belajar siswa berdasarkan hasil tes formatif / evaluasi
yang dilakukan oleh peneliti.
3. Fasilitas belajar yang dimaksud adalah sarana dan prasarana yang dapat
mempermudah dan memperlancar di dalam kegiatan belajar, sehingga
dapat menunjang keberhasilan belajar.
4. Model pembelajaran yang dipakai untuk mengatasi kesulitan belajar siswa
adalah bimbingan tutor sebaya.
5. Kesulitan belajar dapat teratasi dengan meningkatnya hasil belajar siswa.
6. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa MTsN Walen kelas VIII semester
genap pada pokok bahasan lingkaran.
D. Perumusan Masalah
Setelah ditentukan Identifikasi masalah dan pembatasan masalah
selanjutnya dalam penelitian ini dikemukakan perumusan masalah yaitu:
1. Apakah penggunaan model tutor sebaya dapat mengatasi kesulitan belajar
siswa?
2. Apakah fasilitas belajar mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa?
3. Apakah terdapat interaksi pengajaran matematika dengan model tutor
sebaya dan kelengkapan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan masalah yang dikemukakan diatas, maka penelitian
ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model tutor sebaya terhadap
kesulitan belajar siswa,
2. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa ditinjau dari
kelengkapan fasilitas belajar siswa.
3. Untuk mengetahui interaksi penggunaan model pembelajaran matematika
dan kelengkapan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar matematika
siswa.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada
pembelajaran matematika dengan penggunaan pengajaran model tutor
sebaya dan kelengkapan fasilitas yang ada untuk menunjang kelancaran
pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru khususnya guru bidang studi matematika bahwa model tutor
sebaya dapat digunakan dalam proses pembelajaran dan
memperhatikan kelengkapan fasilitas belajar siswa.
pendidikan.
c. Sedangkan bagi murid penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan
mengembangkan daya fikir dan tumbuh kompetisi terhadap prestasi
belajar matematika siswa.
d. Untuk Sekolah penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan budaya
kerjasama dan meningkatkan kualitas pembelajaran, kualitas guru dan