• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakterisitik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kontekstual Melalui Pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dalam Upa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakterisitik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kontekstual Melalui Pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dalam Upa"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Pada bab ini berisi tentang waktu, tempat dan subjek penelitian yang akan dilakukan dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi peserta didik laki-laki dan perempuan, latar belakang dan siapa saja yang terlibat dalam penelitian ini.

3.1.1. Seting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri Kalicacing 02. Lokasi sekolah berada di pinggiran kota dan dekat jalan raya. Beralamatkan di Jalan LMU Adi Sucipto no 06 kelurahan Kalicacing kecamatan Sidomukti Salatiga.

Penelitian dilaksanakan selama empat bulan yaitu bulan September hingga bulan Desember 2016. Bulan September persiapan membuat proposal penelitian, bulan Oktober hingga November minggu kedua merupakan perencanaan tindakan dalam melakukan penelitian dan pada bulan November minggu ketiga dan keempat pelaksanaan penelitian siklus I dan siklus II. Bulan Desember dan Januari minggu pertama hingga minggu kedua merupakan pengolahan data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi laporan serta persiapan ujian skripsi.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Keterangan

Waktu

September Oktober November Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Perencanaan

3 Pelaksanaan I II

(2)

3.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 pada tahun pelajaran 2016/2017, jumlah siswa sebanyak 18 siswa, yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki. Banyak siswa yang kurang terpantau dalam perkembangan belajarnya dikarenakan banyak siswa yang memiliki latar belakang dari keluarga yang sama yaitu kurangnya perhatian dari pihak orang tua. Secara umum karakteristik taraf kognitif siswa masih rendah. Siswa yang taraf kognitifnya tinggi dengan siswa yang taraf kognitifnya rendah terpaut jauh.

Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif yaitu bekerja sama dengan guru kolabor. Peneliti sebagai pelaksana pembelajaran dan rekan sejawat yang ditunjuk sebagai observer. Pelaksanaan penelitian direncanakan dengan dua sikus dalam dua minggu. Setiap satu siklus dua pertemuan dan akan dilaksanakan siklus ketiga jika pada pelaksanaan siklus pertama dan kedua belum mencapai indikatorkeberhasilan.

3.2. Jenis dan Desain Penelitian

Pada sub judul jenis penelitian dan desain penelitian ini akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu jenis penelitian dan desain penelitian. Jenis penelitian akan membahas mengenai jenis penelitian yang akan peneliti lakukan, sementara desain penelitian lebih kepada model atau rancangan penelitian yang akan di jadikan acuan oleh peneliti di dalam melaksanakan tindakan penelitian.

3.2.1. Jenis Penelitian

(3)

3.2.2. Desain Penelitian

Desain Penelitian ini direncanakan minimal dua siklus dengan menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart dalam Arikunto (2010:17) yang menggambarkan adanya tiga langkah, meliputi: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan dan pengamatan, dan 3) refleksi. Desain penelitian di gambarkan pada gambar 3.1 berikut:

3.3. Rencana Tindakan

Kemmis dan Taggart dalam (Arikunto, 2010:17) yang menggambarkan adanya tiga langkah, meliputi: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan dan pengamatan, dan refleksi. Rencana tindakan penelitian ini dilaksanakan pada siklus I yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, dan siklus II juga dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, dengan dikenai tindakan yang sama. Namun jika tidak terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada siklus satu dan dua maka akan dilaksanakan siklus tiga.

Gambar 3.1

Tahapan PTK Kemmis dan Taggart

Perencanaan

Perencanaan

Pengamatan Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi

Hasil Siklus I

Siklus II

dan

(4)

Pada siklus I melakukan perencanaan meliputi :

a. Tahap perencanaan yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator. Indikator kemudian dikembangkan menjadi tujuan pembelajaran. Merumuskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan guru dengan pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS), menetapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran yang sesuai dengan materi. Dalam penelitian ini dibuat sebanyak dua RPP yang akan digunakan selama dua siklus dan setiap siklus terdapat dua kali pertemuan. Membuat lembar observasi guru dan membuat evaluasi pembelajaran.

b. Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan dan observasi, pelaksanaan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Serta observasi merupakan kegiatan pembelajaran dilakukan oleh observer. Observasi dilakukan terhadap kegiatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas, kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan SETS dan hasil belajar peserta didik dalam evaluasi pembelajaran.

(5)

Siklus II dirancang berdasarkan refleksi pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus I.

3.4. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu istilah yang tidak dapat dipisahkan di dalam sebuah penelitian. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tesebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012:38) Dalam penelitian tindakan kelas terdapat 2 variabel yang digunakan yaitu:

3.4.1. Variabel Bebas

Variabel independent atau variabel bebas “merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat) (Sugiyono, 2012:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kontekstual melalui pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society (SETS) yaitu pendekatan pembelajaran yang mengaitkan ilmu pengetahuan dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat serta menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society (SETS) merupakan Hubungan yang tidak terpisahkan antara sains, lingkungan teknologi dan masyarakat ialah suatu hubungan timbal balik yang semuanya memiliki keterkaitan didalam kehidupan nyata, dan dapat kaji melalui manfaat-manfaat serta kerugian yang dapat ditimbulkan.

3.4.2. Variabel Terikat

(6)

yang diukur dengan penilaian observasi selama pembelajaran. Nawawi (2007 : 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Dalam penelitian ini hasil belajar yang digunakan adalah aspek kognitif berdasarkan hasil yang diperoleh dari skor evaluasi pada akhir setiap siklus. Hasil belajar IPA diukur menggunakan tes formatif. Nilai keberhasilan siswa dianalisis menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan rata-rata nilai kelas. Sehingga dapat diketahui keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan.

3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data disertai instrumennya. Teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik tes. Sedangkan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan butir soal tes dengan bentuk pilihan ganda.

3.5.1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam PTK ini, teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan observasi dan tes.

a) Observasi

“Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data dalam penelitian

(7)

b) Tes

“Tes merupakan seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Hamzah 2011:104)”. Penilaian dilakukan dengan bentuk soal pilihan ganda pada setiap siklus untuk mengukur perkembangan hasil belajar siswa sesudah menerapkan pembelajaran IPA dengan pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS)

3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi untuk mengukur aktivitas guru dan aktivitas siswa, dan butir soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

a) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dari awal sampai akhir pembelajaran. Pengisian lembar observasi ini dengan memberikan tanda checklist

(√) sesuai hasil yang diamati observer terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa

pada setiap pertemuan. Observer mengisi lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan memberikan tanda checklist (√) pada keterangan “Ya” atau

“Tidak” pada aspek yang diamati.. Adapun kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa disajikan dalam tabel 3.2 dan table 3.3.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

No Aspek Indikator Nomor

Item

Jumlah Item 1. Pra

Pembelajaran

a. Mempersiapkan perlengkapan dan media pembelajaran

b. Membuka pembelajaran: dengan salam, doa, dan ucapan terimakasih. a. Menanyakan presensi dan keadaan

siswa.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

1

2

3

4

(8)

2. Inisiasi c.Melakukan inisiasi berupa apersepsi dan pertanyaan-pertanyaan yang memunculkan gagasan atau ide tentang materi. (Science)

d. Memberikan pertanyaan terbuka tentang materi dengan kehidupan sehari-hari. (Science)

e. Melakukan tanya jawab untuk menggali gagasan awal dan mengaitkan materi dalam kehidupan sehari-hari. (Science)

5

6

7

3

3. Pembentukan Konsep

a. Memberi simulasi dan pertanyaan dengan gambar untuk siswa melengkapi keterangan pada gambar yang telah disediakan. (Science) b. Meminta siswa membentuk sebuah

kelompok. (Society)

c. Meminta siswa berdiskusi untuk memahami materi. (Society)

d. Meminta siswa menyampaikan gagasan mengenai materi. (Society) e. Meminta siswa mendiskusikan

teknologi apa yang dapat dibuat dan dimanfaatkan berdasarkan materi. (Society)

a. Meminta siswa membuat teknologi. (Technology)

b. Meminta siswa mendemonstrasikan teknologi yang telah dihasilkan serta pemanfaatannya. (Society)

c. Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. (Environmen)

a. Meminta siswa menganalisis fenomena lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi. (Environmen)

b. Membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.(Science) c. Melakukan refleksi

16

17

18

3

6 Penilaian a. Memberikan soal-soal evaluasi kepada siswa guna mengetahui keberhasilan dalam belajar

b. Memberikan angket guna mengetahui keaktivan dan antusias siwa dalam mengikuti pembelajaran.

19

20

(9)

7 Penutup a. Memberikan tindak lanjut

b. Menutup pelajaran dengan salam dan doa.

21 22

2

22

(sumber: dikembangkan dari sintak pendekatan SETS)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek Indikator Nomor

a. Menyiapkan perlengkapan pembelajaran.

b. Membuka pembelajaran: dengan salam, doa, dan menanggapi ucapan terimakasih guru.

c. Menyampaikan presensi dan keadaan siswa.

d. Memerhatikan guru ketika sedang membacakan tujuan pembelajaran

1 dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memunculkan gagasan atau ide tentang materi. (Science)

b. Menjawab pertanyaan terbuka tentang materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. (Science)

c. Menyusun gagasan atau pendapat dari pertanyaan yang telah diberikan dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. (Science)

5

6

7

5

3. Pembentukan Konsep

a. Melengkapi keterangan pada gambar yang telah disediakan. (Science)

b. Membentuk sebuah kelompok belajar. (Society)

c. Berdiskusi untuk memahami materi. (Society)

d. Menyampaikan gagasan mengenai materi. (Society)

e. Mendiskusikan teknologi apa yang dapat dibuat dan dimanfaatkan berdasarkan materi. (Society)

(10)

4 Aplikasi Konsep

a. Membuat teknologi. (Technology) b. Mendemonstrasikan produk yang telah

dihasilkan serta pemanfaatannya. (Society)

c. Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. (Environment)

13 14

15

3

5 Pemantapan Konsep

a. Menganalisis fenomena lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi. (Environment)

b. Membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari. (Science)

c. Merespon refleksi yang diberikan oleh guru.

16

17

18

3

6 Penilaian a. Mengerjakan soal-soal evaluasi yang diberikan oleh guru.

b. Mengisi angket keaktivan yang diberikan guru.

19

20

2

7 Penutup a. Merespon tindak lanjut yang diberikan guru.

b. Menutup pelajaran dengan salam dan doa.

21

22

2

22

(sumber: dikembangkan dari sintak pendekatan SETS)

b) Butir Soal

(11)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Soal Tes Siklus I dan II

Standar Kompetensi Kompetensi dasar Indikator. No. Item Jumlah item Siklus I

1. Mengidentifikas i fungsi organ tubuh manusia

(12)

3.6. Uji Validitas dan Uji Reabilitas Instrumen

Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu peneliti menguji instrumen soal yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen yang akan digunakan sebelumnya harus diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukarannya. Uji validitas dan reabilitas ini di ujikan kepada siswa kelas 6 SD Negeri Kalicacing 02 yang berjumlah 12 siswa. Pengujian validitas dilakukan dikelas 6 karena kelas 6

Siklus II 1. Mengidentifikas

i fungsi organ tubuh manusia

 Mengidentifikasi zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.

 Mengidentifikasi fungsi dari zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.

 Menunjukan berbagai macam vitamin.

 Mengkategorikan fungsi dari setiap vitamin.

 Menunjukan macam-macam makanan bergizi yang

dibutuhkan oleh tubuh.

 Mengidentifikasi cara mengolah makanan atau penyakit yang disebabkan

kekurangan atau kelebihan zat gizi.

(13)

3.6.1. Uji Validitas Instrumen

Sebelum dilakukan tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa dengan menyelasaikan soal maka dilakukan uji validitas sehingga nantinya akan didapatkan

butir soal yang valid. “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur” (Sugiyono, 2012:121). Uji validitas dihitung dengan cara mengkorelasikan antara nilai yang diperoleh dari setiap item instrumen dengan nilai keseluruhan yang diperoleh. Besar rtabel sangat bergantung kepada jumlah peserta (N) dan taraf kesalahannya (a) pada N yang lebih besar maka kemungkinan kesalahan kesimpulan yang dibuat mengenai hubungan X dan Y lebih kecil sehingga semakin kecil rtabel yang diperlukan. Sebaliknya bila N lebih kecil maka diperlukan rtabel yang lebih besar (Purwanto, 2013:116).

Uji validitas dilakukan menggunakan acuan toleransi kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95%. Pelaksanaan uji validitas dilakukan dikelas 6 SD Negeri Kalicacing 02 dengan jumlah peserta tes adalah 12 siswa, dengan jumlah responden (N) = 12, maka nilai rtabel = 0,576 dengan taraf signifikan 5% (Sugiono, 2010:455). Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai corrected item to total correlation menggunakan aplikasi Statistical Package For the Social Science (SPSS) versi 22. Sebelum tindakan jumlah soal dibuat sebanyak 30 butir soal pilihan ganda tiap siklus. Hasil uji validitas siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.5 dan tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus I

Indikator

Nomer Soal Sebelum

Uji Validitas

No. Item Evaluasi Hasil Belajar Siklus I

Bentuk Soal Instrumen

Valid

Instrumen Tidak Valid  Menunjukan alat

pencernaan makanan pada manusia.

8, 9, 18, 21

8, 9, 18 21 Pilihan

(14)

 Mengurutkan fungsi setiap alat pencernaan pada

(15)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus II

Indikator

No. Item Evaluasi Hasil Belajar Siklus I

Bentuk Soal Instrumen

Valid

Instrumen Tidak Valid  Mengidentifikasi zat

gizi yang diperlukan oleh tubuh.

fungsi dari zat gizi yang diperlukan fungsi dari setiap vitamin. atau penyakit yang disebabkan

kekurangan atau kelebihan zat gizi.

15, 16, 17,

(16)

3.6.2. Uji Reabilitas Instrumen

Arikunto (2009:178) menyatakan bahwa “apabila data benar-benar sesuai dengan kenyataannya, maka beberapa kali pun diambil tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi

dapat diandalkan“. Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS 22. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Marley dalam Wardani, N. S. (2010:35) pada table 3.3 sebagai berikut :

Tabel 3.7 Kriteria Reliabilitas

No Indeks Interprestasi

1 α ≤ 0,7 tidak dapat diterima

2 0,7 ≤ α ≤ 0,8 dapat diterima 3 0,8 ≤ α ≤ 0,9 reliabilitas bagus 4 α > 0,9 reliabilitas memuaskan

Hasil perhitungan uji reliabilitas pada siklus I dan siklus II dapat dilihat dari tabel 3.8 dan tabel 3.9 sebagai berikut:

Cronbach's Alpha N of Items

,930 26

(Sumber: hasil olahan SPSS)

Cronbach's Alpha N of Items

,914 21

(Sumber: hasil olahan SPSS)

Tabel 3.8 menunjukan bahwa pada siklus I dari 26 butir soal yang valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,930. Hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya memuaskan, sehingga soal valid dan reliabel sebanyak 26 butir soal dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Tabel 3.9 menunjukan bahwa pada siklus II dari 21 butir soal yang valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,914.

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II Tabel 3.8

(17)

Hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya memuaskan, sehingga soal valid dan reliabel sebanyak 21 butir soal dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian

3.7.Uji Taraf Kesukaran Instrumen

Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reabilitas juga harus mempertimbangkan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Menurut Sudjana (2014:137) cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal;

B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal;

N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan. Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soaal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai tersebut:

a. 0,0 – 0,30 = soal kategori sukar; b. 0,31 – 0,70 = soal kategori sedang; c. 0,71 – 1,00 = soal kategori mudah.

Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal siklus I dan II dapat dilihat hasil indeks kesukaran intrumen pada table 3.10 sebagai beriku :

Tabel 3.10

Hasil Aalisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,0 – 0,30 Sukar 10, 13, 24, 26, 27 5 0,31 – 0,70 Sedang 2, 4, 6, 7, 8, 11, 12, 14, 16, 17, 20, 30 12 0,71 – 1,00 Mudah 1, 3, 5, 9, 18, 19, 22, 23, 29 9

Total

I=

𝐵

(18)

Dari data tabel 3.10 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran item soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 26 soal terdapat 5 soal dengan kategori sukar, 12 soal dengan kategori sedang, dan 9 soal dengan kategori mudah.

Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.11

Hasil Aalisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,0 – 0,30 Sukar 2, 3, 13, 19, 22 5

0,31 – 0,70 Sedang 4, 5, 9, 16, 17, 18, 20, 21, 24, 27, 29, 30 12

0,71 – 1,00 Mudah 7, 14, 23, 28 4

Total 21

Dari data tabel 3.11 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran item soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 21 soal terdapat 5 soal dengan kategori sukar, 12 soal dengan kategori sedang, dan 2 soal dengan kategori mudah.

Mendasarkan dari uji validitas, reliabilitas dan kesukaran instrumen maka pada penelitian ini ditetapkan 25 butir soal pada siklus I dan 20 butir soal pada siklus II yang digunakan sebagai instrumen penelitian.

3.8.Teknik Analisis Data

Data kualitatif yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa dan refleksi dari tiap-tiap siklus, sedangkan data kuantitatif menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan kondisi sebelum tindakan, nilai tes setelah siklus I, nilai tes setelah siklus II

3.8.1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. “Langkah pertama dalam proses pengolahan hasil belajar adalan pengskoran dari data mentah

(19)

penilaian diubah menjadi nilai-nilai untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai hasil belajar siswa.

Cara pemberian skor terhadap tes hasil belajar pada penelitian ini dengan memberikan skor pada soal bentuk pilihan ganda.

a. Penskoran soal bentuk pilihan ganda

Cara penskoran tes bentuk pilihan ganda menurut Zaenal Arifin (2009:229)

ada tiga macam yaitu “penskoran tanpa koreksi, penskoran ada koreksi, dan pengskoran dengan butir beda bobot”. Peneliti menggunakan teknik penskoran

tanpa koreksi yaitu penskoran dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar mendapat nilai satu (tergantung pada bobot butir soal). Menurut Zaenal Arifin (2009:229) skor peserta didik diperoleh dengan cara menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

B = jumlah jawaban benar N = jumlah soal

Skala = 0-100

b. Menghitung rata-rata hasil belajar menggunakan rumus menurut (Sudjana, 2014):

keterangan :

X = rata-rata (mean).

∑X = jumlah seluruh skor.

N = banyaknya subjek.

c. Menentukan batas minimal ketuntasan belajar

Dalam penelitian ini setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya jika proporsi

jawaban benar siswa ≥ 70.

Skor =

𝐵

𝑁

X 100

X =

∑ 𝑋

(20)

3.8.2. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data hasil observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pengolahan data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pelaksanaan siklus I dan II. Observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa digunakan untuk mengukur apakah guru dan siswa sudah baik dalam menerapkan pembelajaran IPA dengan pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS). Lembar observasi aktivitas guru terdiri dari 22 penyataan yang terbagi dalam kegiatan pra pembelajaran, inisiasi, pembentukan konsep, aplikasi konsep, pemantapan konsep, penilaian dan lembar aktivitas siswa terdiri dari 22 pernyataan yang terbagi dalam kegiatan pra pembelajaran inisiasi, pembentukan konsep, aplikasi konsep, pemantapan konsep, serta penilaian. Observer mengamati aktivitas guru selama 2 siklus. Setelah itu skor yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus menurut (Purwanto, 2013):

Keterangan :

S = skor yang dicari

R = skor mentah yang diperoleh

N = skor maksimum-ideal dari tes yang bersangkutan

SM = Standard Mark (besarnya skala penilaian yang dikehendaki) 1-100 (%)

3.9.Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 dengan penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) pada pembelajaran IPA meliputi indikator aktivitas dan hasil. Indikator aktivitas dan hasil dijabarkan sebagai berikut:

3.9.1. Indikator Aktivitas Belajar

Indikator aktivitas merupakan indikator keberhasilan dari aktivitas pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui

S =

𝑅

(21)

penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS). Pada penelitian ini aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dapat dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan secara signifikan minimal 10%.

3.9.2. Indikator Hasil

Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu peningkatan aktivitas belajar IPA dengan penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar IPA apabila siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 secara signifikan

mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil belajar IPA ≥ 70 dan

mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar IPA meningkat minimal 75 nilai dari KKM ≥ 70 yang ditentukan oleh sekolah atau

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
gambar 3.1 berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
gambar untuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tesis yang berjudul: “PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) DILENGKAPI COLLABORATIVE MIND MAPPING UNTUK MEMBERDAYAKAN

Hasil penelitian mampu menjawab rumusan masalah, mencapai tujuan penelitian dan menjawab hipotesis penelitian yaitu: pendekatan pembelajaran SETS (science environment technology

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) TERHADAP SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV (Studi

Sehingga dapat simpulkan bahwa model pembelajaran SETS ( Science, Environment, Technology and Society) efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains peserta

Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi “penerapan pendekatan Science, Environment, Technology and Society (SETS) dapat meningkatkan prestasi

pembelajaran biologi berbasis IMTAQ dengan siswa yang tidak diajar dengan pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, Society) dan tidak berbasis IMTAQ pada konsep

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan model pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society (SETS)

Berdasarkan rumusan masalah yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Untuk menganalisis pengaruh pendekatan Science, Environment, Technology, Society (SETS)