BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu ilmu yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran ilmu pengetahuan. Kerjasama antar siswa sangat dibutuhkan agar pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik dan materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan tanpa adanya pembelajaran yang inovatif akan mengakibatkan pembelajaran matematika kurang berhasil. Secara umum tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar (SD) adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika serta dapat memberi tekanan penataran nalar dalam penerapan matematika (Ibrahim & Suparni, 2008).
Keberhasilan dalam proses pembelajaran matematika tidak lepas dari siswa dan kesiapan guru dalam mengajar. Menanggapi permasalahan yang terjadi inilah, maka berbagai upaya dilakukan oleh para guru agar pembelajaran matematika dapat mencapai hasil yang maksimal seperti pemilihan pengembangan metode pembelajaran dan pendekatan yang bervariatif dalam mengajar sehingga siswa akan lebih senang dalam mengikuti pelajaran dan berupaya mengembangkan beberapa kompetensi umum pembelajaran matematika di Sekolah Dasar. Saat ini kurikulum 2013 diterapkan di Sekolah Dasar, selain menuntut para guru untuk menjelaskan materi pelajaran di lain pihak juga menghendaki guru untuk dapat mendorong siswa untuk harus aktif mencari dan bertanya tentang materi pelajaran yang disajikan.
pembelajaran di kelas, yaitu seperti tidak mendengarkan penjelasan dari guru, berbicara dengan temannya dan siswa masih kurang konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung. Pada beberapa penyampaian materi seringkali siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disajikan selama proses belajar mengajar berlangsung. Kesulitan dalam memahami materi ini terjadi pada siswa-siswi kelas IV di SD N 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan.
Hasil pengamatan guru dan hasil wawancara dengan observasi sebanyak dua kali terhadap beberapa siswa, peneliti mendapati nilai siswa yang kurang dan bahkan rendah, hal tersebut dikarenakan siswa malas berlatih dan merasa bosan apabila mereka sudah tidak bisa memecahkan soal matematika. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru matematika yang mengajar di kelas IV diketahui bahwa rata-rata skor prestasi belajar matematika siswa masih di bawah KKM, sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk pelajaran matematika kelas IV di sekolah tersebut adalah 60. Hal ini menunjukkan prestasi belajar siswa masih tergolong rendah sehingga perlu adanya upaya peningkatan hasil belajar matematika.
pembelajaran kooperatif adalah untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai kelompok orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. Siswa didorong untuk mendengarkan penjelasan dari guru maupun teman sebaya dengan lebih kritis, maupun memahami dan menjelaskan konsep-konsep dengan kata-kata sendiri, serta mampu menunjukan bukti klarifikasi dari penjelasan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.
Belajar kooperatif terdapat struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan di antara anggota kelompok. Model ini diharapkan siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru serta dapat mengerti pentingnya kerjasama dalam pembelajaran matematika. Peneliti mengaplikasikan tipe Make A Match karena pendekatan ini dapat diterapkan sebagai solusi dalam pengajaran matematika yang kreatif dan efektif. Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match merupakan model yang tepat untuk membantu siswa memahami konsep-konsep dan dapat diterapkan berdasarkan kondisi siswa, fasilitas sekolah, dan keterbatasan dana. Tipe ini dapat membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar karena melibatkan siswa untuk diskusi dan kerjasama dalam kelompok dengan cara guru berusaha meningkatkan kerja sama diantara siswa, membuat siswa sangat antusias dan semangat dalam menerima pelajaran, membantu siswa untuk berdiskusi secara aktif, dan memotivasi siswa untuk meningkatkan kualitas belajar.Tujuan dilakukan penelitian tindakan kelas sebagai upaya peningkatan hasil belajar dengan menerapkan suatu model pembelajaran secara cepat dan akurat.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan.
1.2. Identifikasi Masalah
Latar belakang di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas IV SD N 3 Tanjungrejo pada mata pelajaran matematika dapat dikatakan kurang maksimal. Hal ini terlihat pada hasil observasi sebelum penelitian, sehingga diperlukan adanya metode pembelajaran yang efektif dan efisien agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ada beberapa identifikasi masalah terkait dengan pembelajaran matematika antara lain:
1. Siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru.
2. Siswa berbicara dengan temannya pada saat pelajaran berlangsung. 3. Siswa masih kurang konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung. 4. Pada beberapa penyampaian materi matematika seringkali siswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disajikan selama proses belajar mengajar berlangsung.
5. Nilai siswa yang kurang dan bahkan rendah, karena siswa malas berlatih dengan metode mengajar yang kurang menyenangkan dan merasa bosan apabila mereka sudah tidak bisa untuk memecahkan soal matematika.
1.3. Batasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar lebih efektif, efesien, dan terarah. Adapun yang membatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu peneliti hanya meneliti model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
dan psikomotorik.
1.4. Rumusan Masalah
Uraian latar belakang masalah terkait dengan pengajaran matematika maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa Kelas IV SD N 3 Tanjungrejo?
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N 3 Tanjungrejo?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk dapat mengetahui bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa Kelas IV SD N 3 Tanjungrejo.
2. Untuk dapat mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa Matematika Siswa Kelas IV SD N 3 Tanjungrejo.
1.6. Manfaat penelitian
Tujuan di atas manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2. Manfaat Praktis
lembaga maupun peneliti. Adapun manfaat penelitian secara praktis dalam penelitian ini antara lain:
a. Hasil penelitian ini bagi siswa diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan untuk mata pelajaran matematika dan siswa lebih dapat memahami serta mengerti pembelajaran yang diberikan oleh guru.
b. Peneliti atau Guru diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa yatu untuk mempermudah dalam proses kegiatan belajar mengajar sebagai pedoman bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk tahun ajaran yang berikutnya. Guru dapat mengidentifikasi permasalahan pembelajaran di kelas terkait dengan pengembangan pendekatan dalam proses belajar mengajar sekaligus mencari solusi yang tepat.
c. Sekolah diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman untuk meningkatkan kualitas sekolah dan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk pembelajaran matematika, khususnya penerapan metode pembelajaran kooperatif