• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rizky Fajar prasetyo 15010110130100.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rizky Fajar prasetyo 15010110130100.pdf"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

HYPNOTHERAPY

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Psikoterapi

Disusun oleh:

Rizky Fajar Prasetyo 15010110130100

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam dunia penyembuhan mental, psikoterapi menjadi sangat berkembang hingga saat ini. Banyak jenis psikoterapi yang ada dan masing-masing berkembang sesuai cara dan fungsinya sendiri-sendiri, seperti terapi kognitif, terapi kognitif behavioral, terapi keluarga, NLP, terapi humanistik. Namun yang

paling lambat berkembang adalah hipnoterapi.

Saat ini hipnosis sudah menjadi populer di Indonesia dengan banyaknya tayangan di televisi baik dalam dan luar negeri mengenai hipnosis. Termasuk dalam kategori yang paling banyak adalah segmen hiburan yang banyak membuat orang menjadi penasaran bahkan timbul pertanyaan, apakah tayangan tersebut sungguhan atau rekayasa sehingga banyak bermunculan pro dan kontra mengenai hipnosis itu sendiri.

Ada yang bilang bahwa hipnosis adalah suatu proses mempengaruhi orang dengan kesaktian seorang penghipnosis. Di Indonesia, khususnya hipnosis, sering dihubungkan dengan hal yang berbau mistik, sejalan dengan semakin banyaknya kasus kejahatan kriminalitas, seperti terlihat di tayangan berita televisi, makin banyak pula kasus masyarakat yang terkena hipnosis jahat/ gendam baik di jalanan, angkutan umum, halte dan tempat-tempat umum yang lain. Oleh karena itu, masyarakat banyak yang menjadi takut akan hipnosis. Asosiasi ini jelas

berdampak negatif pada terapi yang menjadikan hipnosis sebagai bagiannya yang terpenting. Sudah sejak awal pediriannya, hipnotisme selalu terjepit antara penerimaan dan penolakan.

(3)
(4)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Hipnoterapi

Banyak orang masih salah dalam mempersepsi kata hipnoterapi dan hipnotis, banyak juga yang salah dalam menggunakan kedua istilah tersebut.

Persepsi dan penggunaan yang salah ini muncul tentunya dari pengalaman atau informasi yang didapat dari koran, majalah, acara TV yang menampilkan hipnoterapi, atau mungkin Anda sendiri pernah mengalami "kejahatan yang menyerupai hipnoterapi".

Kata hipnoterapi, menurut Kamus Encarta memiliki dua makna: Suatu kondisi yang menyerupai tidur yang dapat secara sengaja dilakukan kepada orang, di mana mereka akan memberikan respons pada pertanyaan yang diajukan dan sangat terbuka dan reseptif terhadap sugesti yang diberikan oleh hipnotis.

Teknik atau praktik dalam mempengaruhi orang lain untuk masuk ke dalam kondisi hipnosis. Para pakar hipnoterapi juga memberikan definisi masing-masing untuk kata hipnoterapi. Beberapa definisi itu, antara lain:

a. hipnoterapi adalah suatu kondisi di mana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga tingkat sugestibilitas meningkat sangat tinggi,

b. hipnoterapi adalah seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadarannya, yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak,

c. hipnoterapi adalah seni eksplorasi alam bawah sadar, d. hipnoterapi adalah kondisi kesadaran yang meningkat,

e. hipnoterapi adalah suatu kondisi pikiran yang dihasilkan oleh sugesti, f. hipnotisme adalah keadaan yang menyerupai trance (keadaan setengah

sadar) di mana seseorang menjadi lebih sadar, lebih fokus, dan terbuka kepada sugesti.

(5)

hipnoterapi, seperti yang terjadi pada bahasa sehari-hari masyarakat indonesia. Kata “Hypnosis“ adalah kependekan dari istilah yang dikemukakan pertama kali oleh James Braiel ( 1843 ) yaitu ‘Neuro-hypnotism‘, yang berarti “tidurnya sistem saraf“. Bagi Braid, hipnotisme hanyalah akibat dari tidurnya sistem saraf karena perhatian visual yang terfokus dan terkonsentrasi pada satu objek.

Sigmund Freud melihat hipnosis sebagai keadaan tidur yang memiliki tingkat trans yang bervariasi mulai dari ringan sampai ekstrem. Pada keadaan ringan, klien akan mengalami penurunan dalam kemampuan indra untuk menangkap stimulus eksternal; sementara pada tingkat yang ekstrem, klien mengalami somnambulisme atau berjalan di saat tidur. Freud juga menekankan perlunya pembedaan antara tidur hipnotik, proses-proses mental tertentu yang tetap bekerja.

Gill Boyne memandang hipnotis sebagai pikiran normal yang dicirikan sebagai :

1. Relaksasi yang dalam.

2. Keinginan mengikuti sugesti yang berjalan dengan system kepercayaannya. 3. Pengaturan diri dan normalisasi system saraf pusat.

4. Sensitivitas yang meningkat dan selektif terhadap stimuli eksternal. 5. Mekanisme pertahanan psikis yang melemah.

Adapun YF La Kahija dalam bukunya hipnoterapi mendefinisikan bahwa hipnosis sebagai keadaan terfokusnya perhatian pada objek fisik atau gambaran mental tertentu yang ditandai dengan meningkatnya sugestibilitas sebagai efek dari sikap kooperatif dengan orang lain.

Perbedaan hipnotisme dan hipnosis terletak pada, bila hipnotisme berupa teori atau praktik yang menyebabkan hipnosis, sementara hipnosis lebih pada keadaan seperti tidur yang dimunculkan secara arhfisial dimana seseorang menjadi sangat responsif terhadap sugesti yang diucapkan hipnotis.

(6)

Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran menggunakan hipnotis.

Hipnotis pada prinsipnya adalah membuka gerbang dengan mengistirahatkan pikiran sadarnya sehingga sugesti-sugesti yang diberikan tidak diolah pikiran sadar. Dengan terbukanya gerbang kesadaran ini berarti seseorang akan mudah sekali dipengaruhi dan diperintahkan sesuai dengan apa yang dimasukkan dalam alam bawah sadarnya. Ketika seseorang berada dalam keadaan terhipnotis dia bukannya tidak sadar, dia tetap sadar namun kesadarannya berada dalam kondisi bawah sadar. Kalau seseorang dalam kondisi tidak sadar

keadaannya seperti tidur, pingsan, atau koma, namun kalau kondisi alam bawah sadar (berarti masih sadar) seseorang akan mengalami keadaan remang-remang, suasana sadar tetapi tidak mampu lagi untuk mengolah pikiran secara lebih detil.

Hipnoterapi menggunakan sugesti atau pengaruh kata-kata yang disampaikan dengan teknik-teknik tertentu. Satu-satunya kekuatan dalam hipnoterapi adalah komunikasi. Terapis akan mampu menghipnotis klien apabila klien memahami bahasa yang digunakan oleh terapis. Cara kerja hipnoterapi berbeda jauh dari hipnotisme hiburan atau panggung diatas, bahkan lebih sulit. Dalam hipnoterapi, terapis bekerja tanpa penonton. Siapa saja yang datang harus diterima sebagai orang yang membutuhkan bantuan profesional. Hipnoterapis menghadapi klien yang berlatar belakang psikologis dengan rentang sugestibilitas yang berbeda. Oleh karena itu, menjadi hipnoterapis punya tuntutan yang tidak mudah.

Sugesti

a. Pengertian

Sugesti secara umum bisa diartikan sebagai ucapan yang ditujukan untuk

(7)

Sugesti merupakan kemampuan terapis untuk mengantar klien ke dalam tidur hipnotik dan berbicara dengannya selama trans, maka kemampuan seseorang untuk merespon sugesti disebut sugestibilitas.

Sugesti selanjutnya bisa dibagi menjadi dua ,yaitu :

- Sugesti sederhana. Umumnya ditemukan dalam percakapam biasa, seperti teknik sugesti yang dilakukan tenaga penjual dalam memengaruhi para calon pembelinya.

- Sugesti Hipnotik. Sugesti dalam praktek hipnosis. Ketika pintu bawah sadar klien terbuka, maka ada banyak reaksi yang akan ditunjukkan klien. Terapis memberi sugesti pada klien dalam ketiga level trans (ringan, medium, dan dalam). Sebelum masuk ke trans yang dalam, klien biasanya mengalami keadaan hipopompik yaitu transisi dari keadaan tidur dan terjaga.

B. Enam tipe sugesti yang umum, yaitu:

1. Sugesti untuk Relaksasi

Hal ini dimaksudkan untuk membuat klien berada dalam keadaan reseptif dan mampu mengarahkan konsentrasinya pada bagian-bagian tubuh tertentu. Klien masuk ke dalam proses mentalnya sendiri sembari mengabaikan situasi luar dirinya. Sugesti ini sangat perlu dipahami oleh terapis kaena menjadi dasar bagi sugesti-sugesti lain.

2. Sugesti untuk Memperdalam

Klien diajak masuk lebih dalam lagi ke bawah sadarnya. Perhatian klien dibuat makin terfokus pada dunia batinnya dan perlahan-lahan digiring ke dalam tidur hipnotik.

3. Sugesti Tidak Langsung

Terapis berusaha menemukan pengalaman-pengalaman klien yang

(8)

imajinatif dan asosatif yang baik sehingga gambaran mental yang diberikan menjadi lebih hidup.

4. Sugesti Langsung

Diberikan bila klien mengalami kesuliatan melakukan imajinasi, jadi diberikan langsung tanpa perumpamaan atau analogi dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Klien cukup diminta merespon kata-kata yang diucapkan terapis.

5. Sugesti Gambaran Mental

Sugesti ini bertujuan membuat gambaran mental klien menjadi lebih hidup. Ini bisa dicapai apabila klien sudah berada pada keadaaan santai. Gambaran mental sangat baik untuk membawa klien ke tempat yang aman dan nyaman. Tempat seperti ini sangat dibutuhkan klien ketika terapis ingin

membawanya menemui isi-isi ketidaksadarannya.

6. Sugesti Posthipnotik

Sugesti ini diberikan selama klien dalam keadaan trans atau tidur hipnotik. Sugesti ini digunakan untuk memodifikasi berbagai perilaku, seperti meningkatkan konsentrasi, mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok, menjalin hubungan antar pribadi yang lebih harmonis, atau meningkatkan kepercayaan diri. Dalam tidur hipnotik, sugesti ini ditujukan untuk bawah sadar klien. Sugesti posthipnotik adalah pilar utama yang menopang keberhasilan dalam memodifikasi perilaku klien.

Trans

a. Taraf Kesadaran / Level Trans

1. Sadar

- Fungsi intelektual normal

- Fungsi reflek dan gerak normal

(9)

- Tubuh menjadi rileks

- Nafas melambat dan ritmis

- Perhatian kepada diri sendiri

- Perhatian terarah pada kegiatan yang dibayangkan, pembicaraan, atau kejadian apapun yang mungkin maupun tidak mungkin.

- Contoh : Anda santai dan mulai membayangkan sedang bermain futsal 3. Trans sedang

- Kesadaran kepada dunia berkurang

- Mata menutup

- Kesadaran internal meningkat, misal nafas dan denyut jantung

- Bayangan mental semakin intensif

- Kata-kata dipahami secara harafiah

- Contoh: Anda membayangkan sedang bermain futsal 4. Trans Dalam

- Perhatian terpusat/memyempit

- Sugestibilitas meningkat

- Kontraksi kelompok otot tertentu sesuai dengan imajinasi yang berlangsung

- Ilusi pengindraan dan halusinasi

- Penerimaan rangsang dari sekitar menurun

- Fungsi kreatif meningkat

- Gambaran mental dialami sebagai kenyataan

(10)

C. Sejarah Hipnoterapi a. Hipnotisme Klasik

Dalam kebudayaan “primitive” dan shaman, sering kali dijumpai para penyembuh bekerja menggunakan prosedur menyerupai hipnotis. Kadang-kadang mereka menggunakan iringan musik, tarian, atau obat dengan dosis tertentu.

Penggunaan terapi ”tidur” di temui di kuil-kuil Mesir. Teknik penyembuhan ini sering kali dikaitkan dengan imhotep, seorang arsitek, pemikir, dan penyembuh di masa pemerintahan faraoh Zoser ( sekitar 2980-2900 SM).

Di Asia, pengobatan dengan teknik serupa dijumpai di China dan India. Di

tahun 1600 SM, bapak kedokteran China Wong Tai dikenal sebagai dokter yang menggunakan pembacaan mantra dan menumpangkan tangan pada para pasiennya. Orang-orang suci di India disebut Fakir, kerap meyembuhkan orang-orang sakit dengan membawa mereka ke dalam tidur mirip trans.

b. Hipnotisme Modern

Pada saat itu istilah yang umum digunakan hipnotisme, tapi magnetisme dan mesmerisme. Sesudah James Braid tampil istilah hipnotisme. Dari istilah ”hipnotisme” inilah berkembang macam-macam turunan kata yang digunakan dalam banyak literatur hipnotisme sampai saat ini, seperti hipnosis, hipnotik, hipnotis, otohipnosis atau hipnosis diri, hipnotisme medis atau hipnoterapi, hipnotisme hiburan, hipnotisme eksperimental, hipnoanalisis, dan hipnotisme forensik.

Fanz Anton Mesmer (1734-1815)

Fanz Anton Mesmer yang bernama latin Franciscus Atonius Mesmer dinobatkan sebagai bapak hipnotisme modern. Ia dilahirkan pada tanggal 23 Mei 1734 di Iznang, dekat danau Konztanz, Austria.

Dalam tesisnya, Mesmer mengemukakan kenyakinannya akan cairan misterius yang berasal dari bintang-bintang. Mesmer menyebut cairan itu dengan gravitasi animal, yang dalam tulisan-tulisan selanjutnya diganti dengan istilah magnetisme animal. Cairan ini mengisi alam semesta termasuk tubuh manusia.

(11)

Mesmer berhasil menyembuhkan pasien dengan meletakan magnet-magnet pada tubuh. Selain itu Mesmer tidak hanya berhasil melakukan megobatan individual tetapi juga pengobatan secara kelompok.

Marquis de Puyèsgur (1751-1825)

Marquis de Puysègur adalah pengikut Mesmer yang paling terkenal. Pada saat Puysègur memberi perlakuan mesmerik pada petani muda bernama viktor. Ia terkejut yang melihat viktor masuk ke dalam trans bisa bangun dan berbicara dengan cara yan berbeda. Setelah terjaga viktor tidak teringat dengan apa yang terjadi saat trans. Puysègur memopulerkan kejadian ini dengan istilah

somnambulisme artifial.

Pengalaman ini membuat Puysègur tidak sepakat lagi dengan Mesmer. Menurutnya penyebab trans adalah energi elektrik yang ada pada setipa pasien.

Abbè Faria (1756-1819)

Faria adalah seorang Portugal yang bernama lengkap Jose Custodio Faria berasal dari Goa, sebelah barat India yang pada wakru itu menjadi wilayah jajahan Portugal.

Faria tifak setuju dengan Mesmer yang menyatakan bahwa kesembuhan pasien disebabkan oleh cairan magnetik. Menurutnya, fakri utama kesembuhan pasien adalah konsentrasi.

John Ellitson (1791-1868)

Mesmeris Perancis bernama Baron Dutet de Sennevoy memperkenalkan John Ellitson mengenai mesmerisme ketika sedang memberikan kuliah.

Dalam praktiknya Ellitson menggunakan Mesmerisme untuk anastesi (menghilangkan rasa sakit atau nyeri) dan penanganan gangguan saraf. Dalam karirnya, Ellitson juga mengalami hal yang serupa dengan Mesmer yaitu

dicemburui oleh teman-teman seprofesinya.

James Esdaile (1808-1859)

Tulisan-tukisan Elliot yang dipublikasikan dalam Jurnal The Zoits dibaca oleh James Esdaile. Esdaile berhasil melakukan eksperimenya dan sejak saat itu ia

(12)

kematian cukup tinggi, karena pada saat itu belum ditemukannya nobat bius sehingga dokter-dokter bedah mengandalkan kecepatan tangan.

James Braid (1795-1860)

Saat Lafontaine seorang mesmerisme mengadakan pertujukan, Braid mengamati betul bagaimana kerja Lafontaine. Setelah itu Braid mencoba memprakatikanya kepada istri, teman dan pembantunya dan tenyata berhasil. Sehingga membuat Braid mengakui beberapa kebenaran dari Mesmer, tetapi menolak tentang pengaruh kekuatan luar (energi magnetik).

James Braid adalah seseorang yang mencetuskan istilah ”hipnotisme” pertama kali. Hipnotisme berasal dari kata Yunani Hynos yang diambil dari nama dewa tidur dalam mitologi Yunani. Hipnotisme itu sendiri diartikan sebagai keadaan trans. Menurutnya keberahasilan hipnotisme ditetukan oleh pikiran yang ditanamkan pada subyek lewat sugesti.

Ambroise-Auguste Liebeault (1823-1904)

Ambroise-Auguste Liebeault berasal dari keluarga sederhana di Provinsi Lorraine Prancis. Liebeault sebagai tokoh awal yang berpandangan bahwa hipnosis sebagai fenomena yang normal dan alamiah. Bersama sahabatnya Bernheim, Liebeault beranggapan bahwa faktor penting yang menyebabkan hipnotisme adalah harapan. Harapan inilah yang meningkatkan sugestibitas pada pasien. Jadi pengaruh hipnosis pada pasien pada dasarnya adalah pengaruh mental.

Jean Martin Charcot (1825-1893)

Jean Martin Charcot neurolog Perancis, hipnotisme yang mulai mendapat penerimaan di kalangan professional medis. Dalam praktiknya, dia menggunakan hipnotisme untuk menangani para pasien yang mengalami histeria. Charot

berpendapat bahwa dalam hipnosis, fungsi mental tertentu terkesan hilang dalam kesadaran dan menyebabkan munculnya gangguan-gangguan pengindraan (senssasi) dan gerakan muskular. Fungsi mental tadi sebenarnya hanya berpindah tempay ke level lebih bawah dari kesadaran.

(13)

menyatakan bahwa fungsi-fungsi hipnosis terkesan hilang tetapi sebenarnya mengalmi disosiasi (keterpisahan) dari kesadaran untuk sementara berada di luar kehendak dan kontrol sadar. Kehilangan fungsi mental sadar inilah yang menyebabkan munculnya simtom-simtom histeria. Menurutnya hipnosis adalah histeria. Tetapi pendapatnya tersebut ditolak, karena jumlah sampelnya yang kecil.

Pirre Janet (1859-1947)

Janet menolak bahwa histeria adalah masalah murni fisik. Histeria adalah efek dari pengalaman traumatis di masa lalu. Pengalaman itu tidak hilang dari

kesadaran, melainkan terpisah dan masuk ke alam bawah-sadar. Karena disosiasi juga terjadi dalam hipnotisme, janet memilih menggunakanya untuk menangani pasien-pasien histeria.

Emile Coue (1857-1926)

Emile Coue berjasa besar dalam memperkenalkan sugesti diri atau otosugesti dan kekuatan imajinasi. Ada dua prinsip yang mendasari pemikirnya. Pertama, bilakehendak sadar mengalami konfik, maka imajinasi akan menang. Dan kedua, imajinasi dapat dilatih lebih cepat daripada kehendak sadar.

Coue peryaca bahwa kekuatan imajinasi dapat digunakan untuk tujuan baik dan buruk. Imajinasi dan kepercayaan yang positif dapat membuat seseorang menjadi baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Sebaliknya, imajinasi dan kepercayaan yang buruk dan negatif dapat menumbuhkan gangguan mental dan fisik.

D. Jenis-jenis Hipnoterapi

1. Hipnotisme panggung atau hiburan

Hipnotisme yang digunakan sebagai sarana hiburan publik. Sebagai sarana hiburan publik. Hipnotisme ini mempertontonkan bagaimana partisipan

seolah-olah dikontrol oleh hipnotis. Orang yang dihipnotis seolah-olah menjadi robot yang dikontrol sepenuhnya, dan ini disebut efek Svengalii.

(14)

Hipnotisme yang digunakan sebagai sarana untuk memberikan sugesti terhadap diri sendiri dan masuk ke dalam bawah sadar pribadi untuk tujuan terapeutik dan pengembangan diri.

3. Hipnotisme forensik

Hipnotisme yang digunakan sebagai sarana merangkai kembali ingatan-ingatan korban kejahatan atau saksi mata dalam persidangan. Hipnotisme ini berkaitan dengan penerapan hipnotisme dalam penegakan hukum, khususnya dalam mengumpulkan informasi dari saksi mata dan korban untuk membantu mengungkap kasus kriminal. Hipnotis forensik bekerja dengan cara memanggil

kembali ingatan yang sudah tidak jelas dan terkikis oleh perjalanan waktu. Hasil rekonstruksi ingatan itu disebut Hypnotically refreshed memory (ingatan yang disegarkan dengan hipnosis) dan bila dilaporkan harus disertai dengan hasil rekaman audiovisual.

4. Hipnotisme eksperimental

Hipnotisme yang digunakan sebagai saran untuk melakukan penelitian-penelitian eksperimental.

5. Hipnoterapi atau hipnotisme medis

Hipnotisme yang digunakan sebagai sarana terpeutik. Melalui hipnotisme ini, klien perlahan-lahan dan lembut diantar menuju dunia bawah sadarnya. Pikiran dan tubuh klien dibuat santai terlebih dahulu sebelum masuk ke dunia bawah-sadarnya. Ketika mengalami trans, klien tetap bisa menolak sugesti yang diberikan. Tidak bijaksana memaksa mereka berekspresi sebelum ada kesiapan mental.

E.Persiapan Hipnoterapi

Sebagai profesional, setiap hipnoterapis perlu mengakui keterbatasan dirinya dalam menangani klien karena hipnoterapi bukanlah terapi untuk segala penyakit atau gangguan psikologis. Apabila terapis memaksakan diri, hal tersebut

(15)

tuntutan-tuntutan moral dan etis yang dibebankan kepada terapis dalam menjalankan praktiknya.

Menciptakan iklim yang nyaman bagi klien ialah merupakan hal wajib yang harus dilakukan oleh terapis. Hal ini dilakukan sampai pada kesembuhan atau perubahan perilaku. Terdapat banyak hal yang perlu dipersiapkan dan siantisipasi sehingga kecemasan, ketakutan, dan resistensi klien bisa diatasi sebelum membawanya ke dalam trans. Oleh karena itu, perhatikanlah hal-hal berikut ini:

a. Miskonsepsi tentang hipnosis

b. Persiapan terapis

c. Persiapan menghadapi klien d. Penataan iklim kerja

e. Etika profesional

f. Latihan kerja hipnoterapis

a. Miskonsepsi tentang hipnosis

Pengetahuan klien tentang hipnotisme banyak bersumber dari hipnotisme panggung. Kebanyakan kecemasan klien dalam sesi awal bersumber dari pengalamannya menyaksikan atau mendengar kisah tentang “sang hipnotis” hiburan yang seolah-olah bisa mengontrol perilaku seseorang atau kasus-kasus kejahatan yang menggunakan teknik menyerupai hipnosis.

Hal ini menjadikan terapis untuk memiliki pengetahuan yang memadai tentang hipnotisme panggung dan dari berbagai miskonsepsi tentang hipnotisme sehingga ketika klien mengungkapkan kekhawatirannya, terapis bisa menjelaskan dan menenangkannya. Berikut ini adalah beberapa miskonsepsi tentang hipnosis yang tentu saja akan terus bertambah dalam pengalaman praktis:

Miskonsepsi Penjelasan

Hipnosis hanya dialami orang berpikiran lemah

(16)

terhipnosis. Sulit dihindari bahwa semua orang menggunakan imajinasi, emosi, perhatian, dan konsentrasi mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Hipnotis bisa mengontrol orang lain menurut kemauannya.

Dalam mengikuti sesi hipnoterapi, segala sesuatu tetap tergantung pada keinginan klien. Ini bisa dibandingkan dengan orang yang mendengarkan suatu argumen. Dia tetap berhak menerima/ menolaknya. Hipnoterapi hanya membantu perjalanan ke dunia bawah sadar. Itulah dunia yang menjadi hak milik pribadi setiap klien.

Klien bisa kehilangan kontak dengan terapis.

Miskonsepsi ini muncul pada orang-orang yang menyamakan hipnosis dengan tidur. Klien sebenarnya hanya mengalami penurunan dalam kepekaan akan lingkungan sekitar. Hal ini terjadi karena ia masuk ke bawah sadarnya. Dalam keadaan ini, perhatian tidak lagi diarahkan ke luar, tetapi diarahkan ke

dalam.

Klien tidak bisa dibangunkan. Hal ini mustahil terjadi. Khayalan apa pun pasti memiliki batas maksimal. Klien pasti bisa dibangunkan kembali.

(17)

tidak kuat menghadapi isi bawah sadarnya.

b. Persiapan terapis

Dalam melakukan hipnoterapi, sangat penting adanya profesionalitas dan latar belakang keilmuan dalam bekerja. Dengan memiliki pengetahuan tentang bawah-sadar, seorang hipnoterapis akan lebih nyaman mengembangkan teknik-teknik hipnotik. Oleh sebab itu, hipnotis tidak hanya menuntut pengetahuan, tetapi juga kreativitas. Artinya, dalam berpraktik, hipnoterapis sedapat mungkin mampu mengimprovisasi dan mengembangkan segala pengetahuannya secara kreatif. Terdapat beberapa syarat yang menjadi bekal penting dalam membentuk rapport yang baik antara terapis dan klien, antara lain:

- Kepercayaan diri

Kepercayaan diri sangat penting bagi terapis untuk membangun rapport atau iklim saling mempercayai antara terapis dan klien. Terdapat sesuatu hal yang keliru apabila beranggapan bahwa terapis adalah pengamat, penilai, dan penentu berjalannya terapi. Seharusnya lebih tepat

apabila terapis berpikir bahwa klien juga mempunyai kemampuan mengamati, menilai, dan menentukan proses terapi. Klien juga memiliki kemampuan membaca terapis yang tidak percaya diri dalam memberi terapi.

- Keinginan membantu orang lain

(18)

- Kesabaran

Bertemu klien berarti menemui individu yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Terkadang ada klien yang kooperatif, tetapi ada juga yang gelisah, serba tahu, dan menyebalkan. Di sinilah pentingnya keterbukaan terapis tentang sesi yang akan dijalani klien.

- Kerendahan hati

Sikap rendah hati dan selalu ingin belajar dari pengalaman adalah modal yang baik dalam mengembangkan karier sebagai hipnoterapis.

- Penghargaan akan keunikan

Baik terapis maupun klien adalah manusia yang unik. Dengan keunikan masing-masing, keduanya berinteraksi dan bekerja sama untuk

keberhasilan terapi. Maka, terapis harus memiliki pemahaman tentang teknik komunikasi dan cara memperlakukan klien menurut latar belakang sosial dan budaya.

- Penelusuran historisitas klien

Sejarah atau riwayat penyakit klien perlu ditelusuri. Ini bisa dilakukan dengan mewawancarai klien atau orang-orang lain yang mengenal dekat klien atau orang-orang lain yang mengenal dekat klien, seperti orangtua, kakek, nenek, saudara, atau kerabat. Sebagai contoh, klien histeria kadang-kadang tidak bisa langsung diterapi pada sesi awal karena suasana hatinya perlu diamati terlebih dahulu.

- Introspeksi dan refleksi

Ketika klien dan terapis bertemu, maka keduanya secara tidak

(19)

selalu belajar mengenal bawah-sadarnya sendiri lewat introspeksi dan refleksi diri.

- Pengetahuan tentang psikoterapi

Hipnoterapi pada dasarnya adalah terapi yang berorientasi pada dunia ketidaksadaran klien. Oleh sebab itu, hipnoterapis sangat dianjurkan untuk memiliki pengetahuan yang memadai tentang psikodinamika atau

psikologi dalam (depth psikologi). Psikologi ini kebanyakan bersumber dari ajaran-ajaran psikoanalitis.

b. Persiapan menghadapi klien

Ditekankan kembali mengenai adanya perbedaan individual dalam responsivitas klien terhadap instruksi dan sugesti dari hipnoterapis. Terdapat berbagai upaya untuk membuat orang yang sulit disugesti dapat disugesti. Berikut adalah beberapa alasan yang umum untuk berbagai kesulitan tersebut, yaitu:

- Kecemasan dan ketakutan akan hipnosis

Klien yang pertama kali menjalani hipnoterapi akan merasa cemas dan takut. Oleh karena itu, setiap klien perlu dijelaskan tentang macam-macam miskonsepsi tentang hipnotisme sehingga ia merasa nyaman dalam mengikuti sesi.

- Kesulitan untuk relaksasi

Tidak semua orang bisa mengikuti relaksasi. Meski sudah diminta untuk diam dan santai, ada beberapa orang yang tetap menggerakkan

tangan atau kakinya. Gerakan ini mungkin saja disebabkan kecemasan dan masalah hormonal. Klien seperti iniperlu terlebih dahulu diajarkan cara untuk santai lewat macam-macam teknik relaksasi yang bisa diadopsi dan tradisi meditasi, seperti teknik pernapasan.

(20)

Klien yang tidak percaya pada terapis akan membuat trans sulit tercapai. Ini terjadi karena klien yang kurang nyaman membuat bawah sadarnya selalu dalam keadaan waspada. Praktisi yang profesional dan berlatar belakang psikologi atau psikiatri biasanya lebih dipercaya.

- Masalah postur

Posisi yang tidak nyaman akan membuat klien mudah kembali ke

keadaan terjaga, meski sebelumnya sudah masuk ke dalam trans. Masalahnya, tempat yang nyaman itu sangat subjektif. Ada klien yang nyaman dengan berbaring, ada juga yang nyaman dengan duduk atau berdiri. Terapis perlu peka dengan kebutuhan ini.

- Sikap argumentatif dan analitis

Hipnoterapis kadang-kadang menemui kesulitan dalam menghadapi orang yang bterlalu argumentatif dan banyak berpendapat tentang hipnosis. Klien seperti ini sebenarnya ingin lebih banyak didengarkan terlebih dahulu dan diberi penjelasan ilmiah mengani hipnosis. Setelah itu, mereka bisa menjadi terbuka untuk pengalaman hipnotik.

- Perasaan gugup

Klien yang merasa gugup juga akan menghambat lancarnya proses hipnotik. Kadang-kadang klien menunjukkannya dengan cara yang mengua, gelisah, atau bersikap tidak acuh saat berhadapan dengan terapis.

Terapis yang terbuka, komunikatif, dan perhatian akan membantu mengurangi perasaan gugup itu.

- Perasaan kebal terhadap hipnosis

(21)

menjelaskan bahwa hipnosis bukan disebabkan oleh daya tahan psikis yang lemah, tetapi oleh imajinasi.

- Kesulitan berimajinasi

Terapis harus mengetahui daya imajinasi klien. Ada klien yang sangat analitis, kaku, argumentatif, dan rasional sehingga mengalami kesulitan dalam berimajinasi. Hambatan ini bisa diatasi dengan terlebih

dahulu melatih klien melakukan relaksasi, mengolah pernapasan atau bermeditasi. Dalam proses itu, terapis membantunya menciptakan imajinasi yang hidup dan konsentrasi yang baik.

- Keadaan terpaksa

Di awal sesi, terapis juga perlu mengathui motivasi awal klien datang menemuinya. Jika klien datang karena keinginan pribadi untuk sembuh, itu baik. Tapi, jika klien datang karena dipaksa oleh orang lain (krabat atau teman dekat), maka terapi kemungkinan berjalan sulit. Uktuk itu, sesi awal bisa dijadikan sebagai sarana berbagi. Apabila klien sudah menyadari perlunya menjalankan terapi, kemudian hipnoterapi bisa dijalankan.

- Insomnia

Ketika orang yang mengalami insomnia diminta tidur, maka dia akan menganggap permintaan itu sebagai tugas yang sangat sulit dilakukan. Dalam menghadapi kasus seperti ini, terapis juga perlu merancang beberapa sesi awal untuk membuat klien menjadi santai dan siap untuk menjalani hipnoterapi.

- Neurosis atau psikosis

(22)

khususnya ketika diminta mengingat kejadian traumatis tertentu di masa lalu.

Keadaannya akan semakin parah apabila terapis berhadapan dengan klien yang psikotis. Untuk itu, terapis perlu menanyakan kepada klien atau keluarganya apakah klien pernah atau sedang mengalami penanganan medis atau terapeutik yang lain. Jika pertanyaan itu dikonfirmasi, terapis sebaiknya tidak mengambil resiko untuk menjalankan hipnoterapi.

c. Penataan Iklim Kerja

Penataan iklim kerja berarti mempersiapkan tempat dan iklim yang nyaman baik bagi terapis maupun klien dalam menjalankan sesi hipnoterapi. Iklim yang baik umumnya ditunjang oleh faktor-faktor berikut ini:

- Sikap dan penampilan terapis

Keramahan dan keterbukaan membuat klien merasa nyaman. Sikap itu juga banyak ditentukan oleh penampilan terapis. Beberapa klien mungkin cukup moderat terhadap penampilan, namun perlu juga diakui bahwa kesan pertama begitu kental mewarnai persepsi dalam perjumpaan dengan orang lain.

- Temperatur ruang

Temperatur yang terlalu dingin adalah masalah utama dalam membawa klien ke dalam trans. Apabila menggunakan air conditioning (AC), terapis bisa mengobservasi reaksi klien terhadap temperatur ruangan dan menanyakan apakah temperaturnya terasa sangat dingin.

- Pencahayaan

(23)

pencahayaan yang remang-remang. Lampu ditempatkan di belakang klien sehingga konsentrasinya bisa terarah pada terapis.

- Kelengangan ruang

Ruangan sebaiknya terhindar dari kebisingan orang dan kendaraan yang lalu lalang. Ini penting karena ketenangan membantu klien untuk lebih berkonsentrasi pada ucapan terapis.

- Peralatan

Peralatan yang umum disediakan adalah meja, sofa, atau kursi.

Peralatan ditata agar tidak memberi kesan sempit dan sesak. Kondisi peralatan ini haruslah membuat klien bisa merasa nyaman ketika bersandar.

d. Etika Profesional

Hipnoterapis juga diikat dengan etika. Etika ini diaplikasikan salam bentuk kode etik (code of conducts).

Etika bersumber dari suara hati dan nilai-nilai moral yang bersemayam dalam diri setiap orang. Oleh karena itu, perlu siingatkan kembali “cara terapis melakukan bawah sadar klien mencerminkan bagaimana dia memperlakukan bawah sadarnya sendiri”. Etika sangat penting untuk mempertanggungjawabkan kerja terapis terhadap klien, keluarga, dan masyarakat.

e. Latihan kerja hipnoterapis

Bebrapa klien yang datang meminta bantuan mungkin memiliki kasus yang sama, namun terapis sebaiknya tidak terburu-buru menerapkan memperlakukan satu format untuk semua klien. Diperlukan fleksibilitas dalam memperlakukan klien. Hipnotisme bukan pengetahuan semata, tapi juga seni.

(24)

F. Prosedur Hipnoterapi

Pengalaman hipnotik harus selalu dilihat sebagai efek dari kerjasama antara terapis dan klien. Lewat jalinan kepercayaan (rapport) klien membuka diri untuk menerima batuan profesional.

1. Persiapan

Seperti yang umum dijumpai dalam konseling dan psikoterapi, pengumpulan data adalah langkah awal yang menopang berjalannya keselurahan proses terapi. Terapis perlu mengetahui sebanyak mungkin informasi baik dan klien sendiri maupun dari kerabat atau orang-orang lain yang berperan penting

bagi kehidupan klien.

Teknik pengumpulan data atau informasi bisa dilakukan lewat wawancara dan observasi. Tujuan utanya adalah memperoleh gambaran dari klien tentang:

1. Alasan memilih hipnoterapi.

Terapi perlu mengatahui keinginan untuk menjalani hipnoterapi bersumber dari diri sendiri atau orang lain, mengungkapkan pengetahuan dan kekhawatiran tentang hipnoterapi. Setelah itu klien diberi penjelasan mengenai hipnosisdan pelbagai miskonsepsi yang berkembang.

2. Harapan.

Terapis diharapkan sudah mendapatkan gambaran tentang apa saja yang diharapkan klien dari terapi. Klien juga membutuhkan ketegasan dari terapis apakah ia perlu menjalankan hipnoterapi atau tidak.

3. Riwayat gangguan atau penyakit.

Ada baiknya juga terapis mengetahui riwayat gangguan dan terapi saja yag sudah dijalani klien.

4. Kebiasaan sehari-sehari.

Terapis juga perlu mengetahui kebiasaan klien berhubungan dengan gangguan yang ingin diterapi.

5. Kesepakatan tentang jumlah sesi.

Jumlah sesi bervariasi tergantung pada sugestibilitas klien dan jenis

(25)

Wawancara Prahipnosis dan Kuesioner

Terapis perlu memiliki gambaran teoritis mengenai gangguan atau penyakit yang akan ditangani. Pengalaman pribadi ini bisa digali lewat wawancara maupun kuesioner. Data-data yang dikumpulkan lewat kedua instrumen ini diharapkan bisa memberi gambaran tetang:

1. Penyebab gangguan. Penyebab gangguan disini berarti alasan yang mendorong klien untuk berperilaku tertentu.

2. Situasi yang mensimulasi gangguan. Situasi dibagi menjadi aspek, yaitu waktu dan tempat. Artinya, terapis perlu mengetahui kapan dan dimana

klien klien terdorong berperilaku tertentu.

Secara singkat pengumpulan data berorientasi pada tiga kunci yaitu: (1) alasan(mengapa), (2) tempat (di mana),(3) wakru (kapan).

Observasi

Pengumpulan data perlu dosertai data observasi karena bagian terbesar dari komunikasi adalah nonverbal. Terapis dan klien akan saling bertukar pesan lewat gerakan tubuh itu.

Dalam proses membawa klien ke tarans, klien kadang-kadang sulit berinteraksi secara mental terhadap sugesti yang diberikan. Bila menghadapi masalah seperti ini, induksi sebaiknya ditunda dulu untuk sementara menengakan dan menyakinkan klien.

2. Induksi

Induksi adalah proses yang ditempuh terapis dalam membawa klien menuju tidur hipnotik dari kesadaran menuju ketidak sadaran. Lewat induksi terapis berperan sebagai pemandu jalan menuju trans. Tujuan adalah mengasingkan klien dari banyaknya stimulus disekitarnya. Sebelum melakukan

induksi, terapis kadang-kadang perlu memberikan sugestibilatas. Lewat tes ini, terapis bisa teknik induksi akan digunakan.

Elemen-Elemen Induksi

Induksi atau proses mengantar klien kedalam tidur hipnotik (trans) bisa

(26)

1. Permulaan. Teknik awal yang biasa digunakan adalah teknik pernapasan karena oksigen dibawa ke otak akan membuat pikiran dan tubuh menjadi lebih santai

2. Relaksasi Sistematis. Terapis melakukan relaksasi sitemaris pada titik-titik tertentu mulai dari kepala sampai kaki.

3. Pengaktifan rasa dan emosi. Terapis perlu menghindari ucapan yang mengajak klien berpikir. Klien cukup diajak merasakan sugesti yang diberikan.

4. Pengaktifan gambaran mental. Terapis bisa menciptakan gambaran

mental dengan membawa klien ke tempat yang disukainya. Ketika mengaktifkan gambaran mental, terapis perlu meningkatkan kepekaan indra klien.

Terminasi Induksi

Ada begitu banyak teknik induksi yang sudah umum digunakan dan seiring pengalaman terapis nantinya akan mampu mengembangkan secara kreatif induksinya. Berikut ini adalah beberapa teknik induksi yang umum digunakan :

a. Relaksasi Progresif

Dengan teknik relaksasi progresif, terapis berkonsentrasi pada bagaimana membuat klien menjadi relaks. Alur relaksasi biasanya dimulai dari kepala sampai ujung kaki.

b. Induksi Langsung

Induksi langsung biasanya menggunakan bahasa yang sederhana dan umum dugunakan dalam percakapan sehari-hari. Induksi ini bermaksut membuat klien memberi respons yang diingikan terapis. Berikut ini adalah dua jenis induksi langsung yang umum digunakan:

1. Induksi otoriter. Dengan teknik ini, terapis memberikan instruksi dalam bentuk kalimat-kalimat perintah yang sederhana.

2. Visualisasi terarah (guide visualization). Terapis memberi sugesti tentang gambar atau situasi tertentu yang sebaiknya diambil dari tempat-tempat

(27)

Ada juga beberapa teknik induksi langsung yang bisa berjalan cepat (rapid induktion). Induksi-induksi ini bercorak otoriter. Teknik ini biasanya ditemui dalam hipnosis panggunguntuk menimbulkan kesan luar biasa. Teknik yang paling digunakan adalah:

1. Fiksasi pada mata. Hipnotis biasanya mengawali induksi dengan mengatakan ”lihat mata saya” atau ”kosentrasi pada kedua mata saya”. Teknik memiliki efek yang kurang baik pasca hipnosis karena klien mereasa tidak nyaman bila mengingat tatapan terapis.

2. Fiksasi pada obyek. Kerjanya hampir sama dengan fiksasi mata, bedanya

fokus klien digeser pada benda aau gerakan yang membantu konsentrasi. 3. Kebingungan mental. Teknik ini digunaka untuk membuat kesadaran

menjadi bingung, sehingga lebih cocok digunakan untuk partissipan yang telalu analitis.

4. Sentuhan. Banyak klien yang merasa nyaman dan santai bila disentuh dengan lembut. Biasanya terapis menyentuh dahi, bahu, pundeak atau pergenlangan tangan klien.

5. Keterkejutan. Teknik induksi ini sering kali digunakan oleh hipnosis untuk memberikan perintah tiba-tiba sehingga membuat pertisipannya merasa terkejut.

c. Induksi Tidak Langsung

Induksi tidak langsung ini baik digunakan untuk klien yang resisten atau tidak terbuka untuk disugesti. Induksi ini biasanya berupa analogi, metafora, dan pernyataan asosiatif. Hipnoterapis menggunakan perbandingan yang bisa membantu klien santai. Disamping membuat perbandingan, terapis juga menyajikan cerita atau dialog yang mungkin panjang.

3. Memperdalam Trans

Ketika induksi dilakukan, terapis mungkin menemukan bahwa level klien bisa berbeda-beda. Di sinilah perlunya teknik memperdalam trans. Dalam memperdalam trans terdapat tiga poin yang perlu diperhatikan:

(28)

2. Lokasi yang nyaman. Lokasi yang nyaman itu sangat subyektif, tergantung pada tempat yang menyenangkan bagi klien.

3. Pergerakan ke bawah. Terapis juga memperdalam trans dengan menggambarkan pergerakan ke level yang semakin dalam.

4. Sugesti Posthipnotik

Sugesti posthipnotik adalah sugesti yang diberikan subyek masuk dalam tidur hipnotik atau mengalami trans. Sugesti ini berisi ucapan.ucapan yang bertujuan memodifikasi kebiasaan atau mengubah kepercayaan-kepercayaan yang negatif.

Sebelum memberikan sugesti posthipnotik, terapi harus benar-benar yakin dengan kedalaman trans klien. Berikut ini adalah ciri-ciri trans dalam yang bisa diamati:

1. Postur yang lunglai

2. napas yang santai 3. Suhu tubuh yang hangat 4. Kedipan mata

5. Mata yang memerah. 6. Lakramasi

7. Putaran bola mata

Semua gejala fisik ini harus terjadi pada setiap klien. Namun klien biasabta mengalami sedikitnya satu dari ciri-ciri di atas.

5. Membangunkan Klien

Sesudah sugesti posthipnotik diberikan, terapis membangunkan terapis dari trans. Lakukan secara bertahap, karena membangunkan klien dalam keadaan tiba-tiba bisa berdampak pada perasaan diorientasi yang meyebabkan klien merasa

pusing.

(29)

Setelah mengakhiri tidurhipnotik dan klien merasa segar, terapis perlu melakukan wawacara posthipnotik. Wawancara ini bertujuan untuk memdengarkan pengalaman klien.

Menggunakan Skrip

Skrip atau naskah hipnoterapi berarti panduan tertulis yang dibacakan terapis sebagai sugesti. Skrip umunya memiliki elemen-elemen induksi dengan struktur yang mnyerupai relaksasi progresif. Seiring dengan bertambahnya pengalaman, terapis akan menjadi lebih lancar dalam memberi sugesti tanpa mengandalkan skrip.

G.Manfaat Hipnoterapi

Di bawah ini, beberapa manfaat dari penggunaan hipnoterapi, antara lain :

Hipnoterapi Kecantikan

Menurunkan berat badan 1-5 kg / Minggu tanpa diet dan tanpa olah raga.

Mendapatkan berat badan ideal. Menambah berat badan secara alami.

Awet muda dengan pemrograman pikiran, memunculkan inner beauty,

keanggunan, dan pribadi yang menawan.

Mengatasi perasaan selalu tidak puas dengan penampilan fisik yang dimiliki.

Menyembuhkan jerawat berlebihan yang sulit disembuhkan.

Mengecilkan perut, lengan, paha, atau betis tanpa operasi. Anda hanya perlu memprogram pikiran bawah sadar Anda.

Hipnoterapi Untuk Kesehatan dan Kedokteran

Mind Power & Hypnosis Healing. Penyembuhan dengan Kekuatan

Pikiran.

Mengobati Psikosomatis, yaitu penyakit fisik yang disebabkan atau

diperparah oleh masalah psikologis.

Masalah tidur, kesulitan tidur, insomnia, mimpi buruk, terbayang hal yang

menyeramkan ketika menutup mata.

Menghilangkan sakit kepala dan migren yang sering kambuh.

(30)

Melahirkan Tanpa Rasa Sakit

Mengatasi masalah kehamilan seperti mual, pusing, dan takut melahirkan. Menyembuhkan alergi dan asma.

Melenyapkan rasa nyeri yang sering kambuh pada bagian tubuh tertentu. Menambah nafsu makan.

Menghilangkan rasa mual ketika makan.

Memprogram pikiran untuk menyukai nasi, ikan laut, daging, dsb.

Hipnoterapi Untuk Masalah Psikologis

Mengubah rasa minder menjadi percaya diri.

Menyembuhkan fobia atau rasa takut yang berlebihan dan tidak wajar.

Menyembuhkan gagap.

Menghilangkan latah.

Mengatasi Depresi (Selalu murung, tidak punya semangat hidup).

Bangkit dari kesedihan akibat ditinggal orang yang dicintai.

Trauma (Post Traumatic Stress Disorder)

Kecemasan (Anxiety Disorder)

Menghilangkan kecanduan, seperti kecanduan belanja, perjudian, alkohol,

rokok, dsb.

Menghilangkan berbagai kebiasaan buruk.

Kesulitan merasa bahagia padahal kebutuhan hidup selalu tercukupi.

Membangun penghargaan diri untuk yang merasa dirinya tidak berguna.

Stress karena patah hati ditinggal pacar.

Putus Cinta, membantu menghilangkan perasaan terikat, cinta, sayang, suka pada seseorang yang seharusnya tidak perlu dipikirkan lagi.

Trauma jatuh cinta, kesulitan menjalin hubungan, cemas setiap kali ada yang mendekati, atau takut jatuh cinta lagi karena tidak takut disakiti hati.

Mengatasi kebosanan pada pasangan.

(31)

Masalah Anak dan Remaja

Prestasi belajar buruk.

Anak-anak atau remaja yang minder, merasa rendah, dan sulit bergaul.

Menumbuhkan kepercayaan diri anak dalam segala bidang.

Kecemasan, tegang, grogi, atau tidak bisa konsentrasi ketika ujian.

Anak mogok sekolah atau tidak semangat sekolah.

Anak-anak yang selalu bertengkar atau membuat keributan.

Anak kurang nafsu makan atau hanya mau makanan tertentu.

Remaja yang tidak bisa mandiri, selalu bergantung pada orang tua.

Anak dan remaja korban orang tua yang bercerai.

Konsultasi hypnoparenting. Bagaimana membentuk anak yang cerdas

Bagaimana mempengaruhi anak Anda agar menjadi lebih baik. bagaimana cara mengubah anak bandel menjadi berprestasi, dan bagaimana menyampaikan saran yang bisa diterima oleh remaja.

Mengatasi anak yang pemalu, penakut, manja, cengeng, dan masih banyak masalah anak maupun remaja yang bisa dibantu dengan hipnoterapi.

Catatan: Hipnoterapi formal hanya bisa dilakukan kepada anak di atas 12 tahun atau anak yang sudah bisa berkomunikasi dengan lancar dengan orang yang baru dikenal dan bisa diajak untuk bisa fokus dalam pembicaraan. Jika anak Anda belum bisa berkomunikasi dengan lancar atau usia anak Anda dibawah 12 tahun, maka Anda bisa datang untuk berkonsultasi dan belajar cara mengubah anak Anda. Tentu saja, untuk bisa mengubah anak, orang tua juga harus mau berubah.

Karena cara orang tua mengasuh anak sangat berpengaruh pada anak itu sendiri.

Hipnoterapi Dalam Bidang Pengembangan Diri

Meningkatkan konsentrasi, daya ingat, dan kreativitas.

Kemampuan menghafal cepat.

Mampu fokus mengerjakan sesuatu dalam waktu yang lama.

Mengatasi kecemasan atau grogi ketika mengikuti ujian atau tes.

(32)

Mengatasi rasa bosan belajar atau bekerja.

Menghilangkan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan.

Memunculkan motivasi yang sangat kuat untuk meraih cita-cita.

Meningkatkan kepercayaan diri. Mengatasi rasa malu atau minder.

Public Speaking, menjadi percaya diri berbicara di depan umum.

Kemampuan mengendalikan diri dan mengendalikan emosi.

Membangun kepribadian seperti yang Anda inginkan.

Membangun filter mental yang kuat agar tidak terpengaruh lingkungan.

Percaya diri dan berani dalam mencari pasangan.

Manfaat Hipnosis Lainnya

Memasuki coma state, kondisi meditasi yang dalam.

Age Regression – Mengalami kembali masa kecil Anda.

Mencoba Fenomena Past Live Regression

Eksperimen Meninggikan Badan

Menemukan barang hilang karena lupa atau terjatuh di suatu tempat. Membongkar memori yang terlupakan, misalnya untuk mengingat

password.

(33)

BAB III

CONTOH KASUS DALAM PENERAPAN HIPNOTERAPI DAN

PEMBAHASANNYA

Contoh kasus

Sudah sebelas tahun saya menjadi perokok, saya pernah mengikuti berbagai macam terapi untuk menghentikan kebiasaan buruk ini termasuk salah satu diantaranya hipnoterapi (terapi dengan hipnotis). Saya menjalani hipnoterapi untuk berhenti merokok 2 tahun yang lalu. Faktanya sampai hari ini saya masih menikmati memenuhi paru-paru saya dengan nikotin.

Masalahnya bukan di terapinya, atau metode terapinya. Terapinya tidak berhasil karena ternyata saya belum benar-benar ingin menghentikan kebiasaan buruk merokok.

Pembahasan

Proses hipnoterapi hendaknya diawali dari kerjasama yang baik antara klien – terapis. Klien bersedia menerima bantuan dari tenaga profesional. Mungkin pada awalnya klien sudah berkeinginan untuk berhenti merokok, maka ia meminta bantuan terapis untuk membantu menghilangkan kebiasaan buruknya tersebut. Dalam kasus di atas

ketidakbulatan keyakinan klien untuk berenti merokok menghalangi tujuan yang ingin dicapai, berhenti merokok.

(34)
(35)

BAB IV

KESIMPULAN

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung : PT. Refika Aditama

LaKahija,Yf.2007. Hipnoterapi Prinsip-Prinsip Dasar Praktik Psikoterapi. Jakarta: Gramedia

Rafael, Romy.2010. Menghilangkan Fobia dan Masalah Emosional dengan Hypnotherapy. Jakarta : BIP

Referensi

Dokumen terkait

Pada akhirnya, tuntutan yang lebih penting dari suatu relasi yang sepadan antara negara, masyarakat, dan modal adalah bahwa proses tawarmenawar kepentingan dari

Contohnya untuk impor Limbah Non B3- Plastik... Jurnal Administrasi Bisnis

Berdoalah agar kita selalu kuat dan teguh berjalan dalam iman dan tetap percaya bahwa Tuhan tidak pernah ingkar janji dalam keadaan apapun hidup kita.. Berdoa

Sedangkan menurut Pulungan (2006), perbedaan ikan jantan dan ikan betina dapat dilihat dari gonad yang dimiliki dengan cara membedah tubuh ikan (seksual primer)

"asien yang berada pada stage ini adalah yang memiliki resiko nggi untuk mengalami gagal jantung, tetapi dak memiliki penyakit jantung structural atau gejala gagal

+an@ang LeKatan #ada %am$ungan Tulangan olom <terior lantai 1 %am$ungan kolom "ang diletakkan di tenga... kekuatan lentur mungkin kom#onen struktur dengan

Karakteristik adalah ciri khas seseorang dalam meyakini bertindak ataupun merasakan. 10 Syari’ah Marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses

P Oh iya om, sekarang tong langsung masuk pada pertanyaan penelitian mengenai keluhan kesehatan, sejak kapan mengalami keluhan tersebut, berapa kali di rasakan, tindakan apa