• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH UNSUR KOMUNIKASI PERSEPSI LABEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH UNSUR KOMUNIKASI PERSEPSI LABEL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH UNSUR KOMUNIKASI, PERSEPSI LABEL HALAL DAN

MINAT BELI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK

Oleh:

Ira Raudhatul Jannah

1

, Roni Jayawinangun

2

, Qoute Nuraini

3

.

Abstract

This research is aimed to find out: 1) consumer characteristic of halal product, 2) consumer perception, halal label, purchase intention and decision of buying product. 3) the influence of the elements of communication, Halal label, purchase intention toward decision of buying product. This research obtains causal assosiation research by using quantitative approach. The population of this research is bogor citizen. The sample is determined by solving formula with the amount of 102 respondent at least. The writer collects the data by giving question list to the respondent; bogor citizen about the influence of halal label and purchase intention toward the decision of buying product. This research uses data analysis method Structural Equation Modeling (SEM). The result of this research shows that 1) the influence of purchase intention toward the decision of buying product,. it shows that purchase intention has the significant influence on the decision of buying product. 2) the influence of halal label perception toward purchase intention, it shows that halal label perception has the significant influence on the intention of buying product. 3) the influence of the elements of communication toward purchase intention, It shows that the elements of communication has the significant influence on the purchase intention. 4) the influence of the elements of communication toward halal label perception, It shows that the elements of communication has the significant influence on halal label perception.

Keyword : The element of communication, Halal label, Purchase intention, Desicion of buying.

(2)

2 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kesadaran masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sangat bervariasi dan semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin bervariasinya produk-produk kebutuhan hidup yang dijual di pasaran. Beragamnya produk yang ada di pasaran dapat dipengaruhi oleh semakin majunya teknologi informasi di bidang pangan, sehingga masyarakat atau konsumen lebih sadar terhadap segala perubahan yang ada. Perubahan-perubahan ini ternyata secara tidak langsung mengubah selera dan kebiasaan masyarakat akan produk pangan yang dikonsumsinya.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk dengan mayoritas beragama Islam terbesar produk. Produk halal merupakan kebutuhan umat Islam yang tidak bisa ditawar-tawar di dunia,” kata Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Lukmanul Hakim4. Sehingga produk pangan yang

dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia harus memiliki sertifikasi halal dan label halal pada suatu kemasan.

Label halal juga bertujuan untuk membantu konsumen terutama konsumen muslim untuk mengevaluasi produk dan meyakinkan mereka akan kualitas produk tersebut. Jumlah penduduk muslim di Indonesia sangat besar. Menurut Data statistik Sensus Penduduk Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan bahwa penduduk yang beragama Islam di Indonesia mencapai 207.176.162 juta jiwa atau 87,21% dari total populasi di Indonesia yang berjumlah 237.641.326 juta jiwa. Banyaknya penduduk muslim di Indonesia tentu membawa pengaruh yang besar bagi budaya yang berkembang di Indonesia, tak terkecuali budaya konsumsi pangan. Menurut ajaran Islam, seorang muslim diajarkan untuk mengonsumsi makananan yang halal. Dengan perkembangan zaman banyak masyarakat yang sadar terhadap produk

4 Kurnia, 2014, Ketua MUI: Produk Halal

Jadi Trend Global :

http://mirajnews.com/2014/09/ketua-mui-produk-halal-jadi-trend-global.html/52283, (diakses pada tanggal 03 Januari 2017).

halal sebagai kualitas hidup dalam mengkonsumsi makanan.

Untuk menciptakan dan memelihara niat baik dan pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya (Ardianto, 2014: 8) dan LPPOM MUI melakukan berbagai kegiatan seperti Sosialisasi dan Promosi Halal serta Informasi Halal. Sosialisasi dan Promosi Halal diperlukan untuk memberikan edukasi bagi masyarakat dan pelaku usaha, melalui kegiatan masyarakat dan pelaku usaha dapat mengerti dan memahami tentang pentingnya produk halal. Ada program kegiatan Sosialisasi dan Promosi Halal antara lain adalah INDHEX (Indonesia International Halal Expo), Olimpiade Halal, Halal Food Goes To School, Wisata Halal, Fasilitas Sertifikasi Halal Gratis, Sosialisasi Halal Kepada UKM/Perusahaan Besar, Sosialisasi Halal Melalui Media dan Sosial Media, dan Merchandise. Sedangkan Informasi Halal LPPOM MUI memiliki media komunikasi untuk memudahkan masyarakat ataupun pelaku usaha dalam mencari informasi mengenai produk halal melalui website resmi LPPOM MUI ke www.halalmui.org, Halal Certification Online (Cerol-SS23000), HaLo LPPOM MUI/ E-Training, SMS Info Halal 98555, Halal MUI Mobile Apps, Autentifikasi Resto Halal via QR Code, dan Sosial Media. Kegiatan tersebut adalah bagian dari peran humas yang menghubungkan antara organisasi/lembaga dengan publiknya.

(3)

3 dibuktikan dengan pencantuman logo halal dalam kemasan produk5.

Secara teknis tentang pencantuman label ‘’halal’’ Departemen Kesehatan telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: 82/Menkes/SK/I/1996 tentang Pencantuman Tulisan Halal pada Label Makanan. Ketetapan tersebut kemudian dirubah menjadi Surat Keputusan Nomor: 924/Menkes/SK/VIII/1996 tentang perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan RI No 82/Menkes/SK/I/1996 tentang Pecantuman Tulisan ‘’halal’’ pada Label Makanan, dimana pada Pasal 8 disebutkan Produsen atau importir yang akan mengajukan permohonan pencantuman tulisan ‘’halal’’ wajib siap diperiksa oleh petugas Tim Gabungan dari Majelis Ulama Indonesia dan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan yang ditunjuk Direktur Jenderal. Tahun 2001 Departemen Agama juga mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 518 Tahun 2001 tentang Pedoman dan Tatacara Pemeriksaan dan Penetapan Pangan Halal, Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 519 Tahun 2001 tentang Lembaga Pelaksana Pemeriksaan Pangan Halal, adalah Majelis Ulama Indonesia melalui LPPOM MUI.

Banyak makanan saat ini diberi label halal, namun seberapa besar respon masyarakat terhadap produk halal berlabel halal tersebut. Apakah masyarakat memperhatikan label halal tersebut dan apakah faktor label halal menjadi acuan utama permintaan suatu produk. Agar dapat memperoleh informasi yang lebih jelas serta disertai bukti ilmiah mengenai bagaimana pengaruh label halal terhadap minat beli pembelian suatu produk tertentu, perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Unsur Komunikasi, Persepsi Label Halal dan Minat Beli Terhadap Keputusan

Pembelian Produk”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

5 http://www.halalmui.org, (diakses pada

tanggal 03 Januari 2017).

1. Bagaimana karakteristik konsumen produk halal?

2. Bagaimana persepsi konsumen terhadap unsur-unsur komunikasi, label halal, minat beli, dan keputusan pembelian produk?

3. Bagaimana pengaruh unsur-unsur komunikasi, label halal dan minat beli terhadap keputusan pembelian produk?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui karakteristik konsumen produk halal.

2. Mengetahui persepsi konsumen terhadap unsur-unsur komunikasi, label halal, minat beli, dan keputusan pembelian produk.

3. Mengetahui pengaruh unsur-unsur komunikasi, label halal dan minat beli terhadap keputusan pembelian produk.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoretis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan mejadi referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya di bidang public relations terutama yang berkaitan dengan perilaku konsumen.

2. Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta informasi yang dapat dijadikan bahan informasi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang serupa dan dapat dijadikan sarana informasi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh label halal dan minat beli terhadap keputusan pembelian produk, bagi seluruh konsumen yang ada di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi

(4)

4 mempengaruhi pikiran orang lainnya (Riswandi, 2009: 2). Menurut Lasswell (Riswandi, 2009: 4) ada beberapa unsur-unsur komunikasi yaitu diantaranya: 1) Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau

mempunyai kebutuhan untuk

berkomunikasi. 2) Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau non-verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tersebut. 3) Saluran atau media, yaitu alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. 4) Penerima sering juga disebut sasaran atau tujuan yaitu orang yang menerima dari sumber. 5) Efek, yaitu apa yang terjadi kepada penerima setelah ia menerima pesan tersebut.

Label Halal

Menurut Girindra (2008: 86), menyatakan salah satu alat komunikasi antara produsen dan konsumen adalah melalui label. Label adalah tulisan, gambar, atau kombinasi keduanya yang disertakan pada wadah atau kemasan suatu produk dengan cara dimasukkan ke dalam, ditempelkan atau dicetak dan merupakan bagian dari kemasan tersebut. Tujuannya untuk memberikan informasi menyeluruh dan secara utuh dari isi wadah/kemasan produk tersebut. Keberadaan label pada suatu produk sangatlah penting. Hal ini dikarenakan label merupakan identitas dari sebuah produk. Dengan adanya label, konsumen bisa membedakan antara produk satu dengan yang lainnya. Selain itu, konsumen juga dapat memperoleh produk sesuai dengan yang diinginkannya. Adanya label juga dapat menghilangkan keraguan konsumen dalam membeli suatu produk.

Minat Beli

Minat merupakan salah satu aspek psikologi yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perilaku dan minat juga merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang dalam melakukan seseorang sesuatu. Pengertian minat beli konsumen menurut Durianto dkk (2003: 104), adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian

sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan niat beli sangat diperlukan pemasaran untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan penolakan konsumen dimasa mendatang. Minat beli dapat didefinisikan melalui indikator-indikator sebagai berikut (Ferdinand, 2006: 129) : 1. Minat transaksional, yaitu

kecenderungan seseorang untuk membeli produk

2. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain

3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensial utama pada produk tersebut, preferensial ini dapat berubah bila terjadi sesuatu dengan produk preferensial

4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat

Persepsi

(5)

5 yang hadir dari lingkungannya. 2) Registrasi, seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut. 3) Interpretasi, proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang.

Keputusan Pembelian

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013: 37), keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli produk. Biasanya keputusan pembelian konsumen (purchase desicion) adalah pembelian merek yang paling disukai. Proses pengambilan keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Proses tersebut sebenarnya merupakan proses pemecahan masalah dalam rangka memenuhi keinginan atau kebutuhan kosumen. Menurut Simamora (2002: 15), ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu: 1) pengenalan masalah, pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan yang dapat dipicu oleh stimulus internal atau eksternal. 2) pencarian informasi, seorang konsumen yang bergerak oleh stimulus akan berusaha untuk mencari lebih banyak informasi. 3) evaluasi alternatif, proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan memilihnya sesuai dengan keinginan konsumen. 4) keputusan pembelian, pembelian akan menentukan sikap dalam pengembalian keputusan apakah membeli atau tidak. Jika memilih untuk membeli produk, dalam hal ini konsumen dihadapkan pada beberapa alternatif pengambilan keputusan seperti produk, merek, penjual, kuantitas, dan waktu pembelian. dan 5) perilaku pascapembelian, tahap ini dapat memberikan informasi yang penting bagi perusahaan apakah produk dan pelayanan yang telah dijual memuaskan konsumen atau tidak (Simamora, 2002: 15).

Kerangka berfikir

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini difokuskan pada pengaruh label halal dan minat beli terhadap keputusan pembelian suatu produk. Berdasarkan landasan teori di atas, maka diperlukan analisa mengenai karakteristik konsumen terhadap label halal dan minat beli dalam keputusan pembelian

suatu produk. Adapun kerangka pemikiran yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Berfikir Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibuat sebelumnya, maka dapat diperoleh hipotesis sebagai berikut :

H1 : Terdapat pengaruh unsur-unsur komunikasi terhadap persepsi label halal.

H2 : Terdapat pengaruh unsur-unsur komunikasi terhadap minat beli. H3 : Terdapat pengaruh persepsi label halal

terhadap minat beli.

H4 : Terdapat pengaruh minat beli terhadap keputusan pembelian produk.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah teknik penelitian survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer. Unit analisis dalam penelitian ini adalah responden, yakni masyarakat/konsumen yang mengkonsumsi produk yang sudah bersertifikasi halal atau sebaliknya, khususnya masyarakat muslim.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) di Jalan Pemuda No. 5 Kota Bogor. LPPOM MUI merupakan lemabaga dibawah Majelis Ulama Indonesia (MUI)

X1 Unsur Komunikasi

X2 Persepsi Label Halal

X3 Minat

Beli

(6)

6 dan pusat sertifikasi halal dunia yang berdiri di kota Bogor. LPPOM MUI bertugas mengawasi produk makanan berlabel halal yang beredar di pasaran. Peneliti melakukan penelitian dengan pertimbangan ingin mengetahui konsumen dalam pembelian produk berlabel halal, karena produk halal sudah menjadi kewajiban dilingkungan masyarakat. Dengan adanya produk yang sudah memiliki label halal apakah label halal akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk. Peneliti melakukan penelitian di Kota Bogor terdiri dari tiga tempat yaitu, Pagentongan, Padjajaran, dan Masjid Raya Bogor.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Bogor yang berumur 18 tahun keatas. Populasi berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) 2015, umur 18 tahun keatas ada 610.226 penduduk kota Bogor. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Ardianto, 2014: 170). Responden yang dipilih adalah konsumen yang mengonsumsi produk yang bersertifikasi halal. Penentuan ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan ketentuan rumus Slovin. Jumlah populasi yang akan diteliti telah ditentukan dengan jumlah banyak 610.226 penduduk yang berada di kota Bogor, dari perhitungan untuk mengetahui ukuran sampel dengan tingkat kesalahan 10% adalah minimal sebanyak 100 responden. Berdasarkan jenis kelamin perempuan dengan jumlah 75 orang, responden dengan usia 18 tahun – 24 tahun berjumlah 55 orang, dan esponden yang berprofesi karyawan dengan jumlah 47 orang.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Pada penelitian ini setiap nilai pada kolom rhitung dibandingkan dengan nilai rtabel dengan derajat bebas n-2 dimana n adalah jumlah responden (n=30) dan nilai yang digunakan dalam kasus ini adalah nilai rtabel dengan derajat bebas 28 dan diperoleh nilai 0,374. Nilai rhitung dibandingkan dengan nilai rtabel, dimana pernyataan valid adalah yang mempunyai nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel. Untuk uji validitas yang telah dilakukan, seluruh item pernyataan 43 butir pertanyaan baik untuk variabel

Unsur-unsur Komunikasi pada Label Halal (12 butir pernyataan), variabel Persepsi Label Halal (7 butir pernyataan), variabel Minat Beli (12 butir pertanyaan), dan variabel Keputusan Pembelian Produk (12 butir pertanyaan) dinyatakan valid sehingga layak untuk dijadikan kuesioner dalam penelitian ini. Dari hasil perhitungan Reliabilitas dengan menggunakan SPSS untuk masing-masing variabel Unsur-unsur Komunikasi 0,787, variabel Persepsi Label Halal 0,660, variabel Minat Beli 0,881, dan variabel Keputusan pembelian Produk 0,843 lebih besar dari 0,6 sehigga dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian ini reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian ini.

Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dengan melihat kerangka pemikiran teoritis, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan model SEM (Structural Equation Modeling) atau Model Persamaan Struktural dengan metode alternatif Partial Least Square (PLS) menggunakan software SmartPLS 3.2.6. Menurut Ghazali (2008: 1), metode Partial Least Square (PLS) dijelaskan sebagai model persamaam struktural berbasis variance (PLS) mampu menggambarkan variabel laten (tak mengukur langsung) dan diukur menggunakan indikator-indikator (variabel manifest). Metode Analisis Jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan : (1) inner model yang menspesifikasikan hubungan antar variabel laten (structrual model), (2) outer model yang menspesifikasikan hubungan antara variabel laten dengan indikator atau variabel manifestnya (mea surement model), dan (3) weight relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi (Ghazali, 2008: 22).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

(7)

7 Usia 18 tahun – 24 tahun berjumlah 55 orang (53,94%), rentan masih mudah dipengaruhi oleh penawaran produk dengan berbagi jenis dan rata-rata sudah memiliki penghasilan tetap. Jenis profesi responden adalah karyawan karena karyawan di kota Bogor lebih banyak dibandingkan dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan para karyawan merupakan orang-orang yang terlibat langsung dalam keputusan pembelian. Melihat dari faktor umur yang menunjukan bahwa para karyawan lebih konsumtif karena mereka diharuskan memenuhi berbagai kebutuhan hidup.

Hasil Persepsi/Skor Rataan

Skor rataan digunakan untuk mengelompokkan jawaban responden terhadap masing-masing kriteria (skala 1 s/d 5). Penilaian terhadap variabel unsur-unsur komunikasi dalam kategori dengan skor rataan tertinggi 4,41 dan 4,36 dengan keterangan sangat tinggi ada dua dari indikator sumber dan efek, penilaian terhadap variabel persepsi label halal dalam kategori dengan skor rataan tertinggi 4,42 dengan keterangan sangat tinggi dari indikator interpretasi, penilaian terhadap variabel minat beli produk dalam kategori dengan skor rataan tertinggi 4,21 dan 4,32dengan keterangan sangat tinggi ada dua dari indikator minat transaksional dan minat preferensial, dan penilaian terhadap variabel keputusan pembelian produk dalam kategori dengan skor rataan tertinggi 4,29 dan 4,31 dengan keterangan sangat tinggi ada dua dari indikator keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.

Pengujian Model Pengukuran (Outer Model)

Model pengukuran outer model adalah menganalisis hubungan antara setiap blok indikator dengan variabel latennya (konstruk) (Ghazali, 2008: 23). Outer model dinilai dengan cara melihat convergent validity (besarnya loading factor untuk masing-masing konstruk). Loading factor 0,7 sangat direkomendasikan, namun demikain loading factor 0,5 – 0,6 masih dapat ditolelir sepanjang model masih dalam tahap pengembangan (Ghazali, 2008: 111). Composite reliability menunjukan konsisten internal dengan standar nilai di atas 0,6. AVE menunjukan validitas konstruk dengan nilai standar nilai lebih besar dari 0,5. Sedangkan AVE kuadrat dan cross loading menunjukan validitas diskriminasi di mana nilai standar untuk akar kuadrat AVE harus lebih besar dari nilai korelasi antar variabel, sedangkan cross loading setiap indikator harus memiliki loading lebih tinggi untuk setiap variabel laten yang diukur dibandingkan dengan indikator untuk variable laten lainnya. Dapat diketahui bahwa dari hasil penelitian pengaruh unsur komunikasi, label halal dan minat beli terhadap keputusan pembelian produk nilai loading 0,50 sampai 0,60 masih dapat diterima (Ghazali, 2008: 40). Sekarang hasilnya telah memenuhi convergent validity karena semua factor loading berada di atas 0.60.

(8)

8 Setiap variabel laten memiliki indikator utama yang memiliki loading factor terbesar, yaitu indikator yang paling merefleksikan variabel latennya. Hal ini berarti dari variabel laten yang memiliki nilai loading factor terbesar merupakan faktor yang dianggap paling penting oleh konsumen atau responden dalam memutuskan pembelian produk dengan minat dan persepsi konsumen. Tabel 1 menunjukan kekuatan indikator merefleksikan variabel dalam pengaruh label halal dan minat beli.

Tabel 1 Nilai Loading Factor Tertinggi Interelasi Refleksi Indikator

Variabel Laten Indikator Loading

Factor

UK2.2 Pesan 0,681

PLH3.1 Interprestasi 0,806

MB1.1 Minat Transaksional 0,784

KPP4.2 Keputusan Pembelian 0,838

Sumber : Data Diolah, (2017)

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa pada model pengaruh label halal indikator yang paling merefleksikan variabel unsur-unsur komunikasi adalah pesan yang baik. Hal ini menunjukan bahwa unsur-unsur komunikasi LPPOM MUI menyampaikan pesan yang baik. Pada variabel persepsi label halal indikator yang paling merefleksikan adalah interpertasi yang memberikan motivasi kepada masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa persepsi label halal memberikan motivasi kepada masyarakat dalam keputusan pembelian produk. Pada variabel minat beli indikator yang paling merefleksikan adalah minat transaksional yang menggambarkan cenderung seseorang membeli produk.

Hal ini menunjukan bahwa minat beli seseorang dapat berubah dalam keputusan pembelian produk halal. Pada variabel keputusan pembelian produk indikator yang paling merefleksikan adalah keputusan pembelian yang menentukan sikap seseorang dalam melakukan pembelian. Hal ini menunjukan bahwa keputusan pembelian dapat menentukan sikap seseorang dalam pemilihan produk halal.

Pengujian Model Pengukuran (Inner Model)

Model struktural atau disebut juga inner model menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada substantive theory. Menilai inner model dapat dilakukan dengan cara melihat model struktural yang terdiri dari hubungan yang dihipotesiskan di antara konstruk-konstruk laten dalam model penelitian. Dengan menggunakan metode Bootstrapping pada SmartPLS, dapat diperoleh koefisien jalur (path coefficients/S), dan nilai T Statistic. Dengan teknik ini, peneliti dapat menilai signifikansi statistik model penelitian dengan menguji hipotesis untuk tiap jalur hubungan. Dalam model variabel-variabel yang mempunyai pengaruh yang signifikan ditunjukan dengan syarat nilai T hitung > T tabel = 1,96. Lebih jelas nilai signifikansi jalur pada model gabungan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 3.

Tabel 2 Hasil Path Coefficients

Jalur Original

Sample (O)

T Statistic

(|O/STDEV|)

Hasil Uji Hipotesis

MB -> KPP 0,774 20,368 Terima H1

PLH -> MB 0,518 5,415 Terima H2

UK -> MB 0,296 3,614 Terima H3

UK-> PLH 0,520 6,231 Terima H4

Sumber : Data Diolah, (2017)

(9)

9 Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 3, diketahui bahwa pada variabel unsur-unsur komunikasi label halal terdapat pengaruh positif dan signifikan di antara variabel-variabel yang ada dengan melihat nilainya pada tabel original sample (O) dan nilai siginifikansi pada T Statistics. Selain itu juga dapat diketahui jalur optimal adalah bahwa unsur-unsur komunikasi (UK) dapat mempengaruhi persepsi label halal (PLH), unsur-unsur komunikasi (UK) dapat menarik masyarakat dalam minat beli (MB) produk halal, dari persepsi label halal (PLH) akan membuat masyarakat lebih minat beli (MB) produk halal asli, sehingga adanya minat beli (MB) masyarakat melakukan keputusan pembelian produk (KPP) dengan memilih produk yang tepat sudah bersertifikat halal asli.

Hipotesis

1. Pengaruh Minat Beli Terhadap Keputusan Pembelian Produk

Pada hasil penelitian ini karakteristik responden memberikan penilaian terhadap variabel minat beli (x3) memiliki nilai original sample 0,774. Hal ini menunjukan bahwa minat beli berpengaruh signitifikan terhadap keputusan pembelian produk. T - statistic sebesar 20,368, menunjukan bahwa variabel minat beli berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk. Semakin tinggi minat beli maka akan semakin tinggi keputusan pembelian produk dan sebaliknya semakin rendah minat beli maka keputusan pembelian produk akan semakin rendah. Hipotesis 1 : Hasil penelitian ini menunjukan minat beli berpengaruh positif dan signifkan terhadap keputusan pembelian produk, sebagian masyarakat memutuskan untuk membeli produk karena adanya minat untuk membelinya. Dengan adanya minat beli masyarakat dapat melakukan tindakan terhadap keputusan pembelian. Masyarakat memutuskan pembelian karena minat label halal atau karena minat terpengaruh oleh individu lain. Theory Planned Behavior (TPB) menjelaskan bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul karena adanya niat untuk berperilaku, faktor lingkungan sosial khususnya orang-orang yang berpengaruh bagi kehidupan individu (significant others) dapat mempengaruhi keputusan individu (Azwar, 2013: 13).

Hal-hal itu membentuk minat beli pada keputusan pembelian produk.

2. Pengaruh Persepsi Label Halal Terhadap Minat Beli Produk

Karakteristik responden memberikan penilaian terhadap variabel persepsi label halal memiliki nilai original sample 0,518. Hal ini menunjukan bahwa persepsi label halal berpengaruh signitifikan terhadap minat beli produk. T - statistic sebesar 5,415, menunjukan bahwa variabel persepsi label halal berpengaruh positif terhadap minat beli produk. Semakin tinggi persepsi label halal maka akan semakin tinggi minat beli produk dan sebaliknya semakin rendah persepsi label halal maka minat beli produk akan semakin rendah. Hipotesis 2 : Hasil penelitian ini menunjukan persepsi label halal berpengaruh positif dan signifkan terhadap minat beli produk, karena persepsi label halal sangat beragam dimata masyarakat. Dengan adanya label halal pada kemasan produk yang beredar di pasaran membuat masyarakat memiliki pandangan yang berbeda, di satu sisi masyarakat menggunakan produk berlabel halal karena suatu kebutuhan dan disisi lain masyarakat menggunakan produk halal karena kewajiban sebagai muslim. Menurut Simamora (2002: 2), bahwa perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang atau jasa. Hal-hal itu membentuk persepsi konsumen pada label halal untuk minat beli. 3. Pengaruh Unsur-unsur Komunikasi

Terhadap Minat Beli

(10)

10 signifkan terhadap minat beli produk, karena LPPOM MUI memiliki media komunikasi untuk masyarakat agar memudahkan masyarakat untuk bertanya atau memberi saran mengenai produk halal atau berita tentang halal lainnya. Dengan adanya komunikasi, LPPOM MUI menyampaikan pesannya melalui simbol logo halal pada kemasan produk, melalui iklan televisi dan lain sebagainya. Peran Humas sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya, fungsi komunikasi merupakan bentuk penyampaian informasi, dilain pihak komunikasi berlangsung dalam bentuk penyampaian pesan dan menciptakan opini publik (public opinion) (Ruslan, 2005: 10). Hal-hal itu membentuk unsur komunikasi pada label halal untuk minat beli sebagai bentuk tindakan perilaku konsumen dalam memutuskan pembelian produk. 4. Pengaruh Unsur-unsur Komunikasi

Terhadap Persespsi Label Halal

Karakteristik responden memberikan penilaian terhadap variabel unsur-unsur komunikasi memiliki nilai original sample 0,520. Hal ini menunjukan bahwa persepsi label halal berpengaruh signitifikan terhadap persepsi label halal. T - statistic sebesar 6,231, menunjukan bahwa variabel unsur-unsur komunikasi berpengaruh positif terhadap persepsi label halal. Semakin tinggi unsur-unsur komunikasi maka akan semakin tinggi persepsi label halal dan sebaliknya semakin rendah unsur-unsur komunikasi maka persepsi label halal akan semakin rendah. Hipotesis 4 : Hasil penelitian ini menunjukan unsur-unsur komunikasi berpengaruh positif dan signifkan terhadap persepsi label halal. LPPOM MUI melakukan kerjasama dengan pelaku usaha agar masyarakat peduli terhadap produk halal. Dengan adanya peduli masyarakat terhadap label halal LPPOM MUI Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak (Ruslan, 2012: 19), dengan memberikan informasi mengenai produk-produk yang sudah bersertifikasi halal melalui website LPPOM MUI, iklan televisi, logo pada kemasan produk, media sosial,

SMS tanya halal, dan lain sebagainya. Dengan adanya berbagai komunikasi, LPPOM MUI memberikan persepsi yang baik terhadap masyarakat. Hal-hal itu membentuk unsur komunikasi pada persepsi label halal.

Hasil Koefisien Determinasi (R – square)

Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R – square yang merupakan uji goodness-fit model (Ghazali, 2008: 43). Hasil R – square dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3 Nilai R –square

Variabel R Square Penjelasan

PLH 0,271 Moderat

MB 0,515 Baik

KPP 0,599 Baik

Sumber: Data Diolah, (2017)

Berdasarkan Tabel 3, menunjukan perubahan variabel laten unsur-unsur komunikasi (UK) dapat dijelaskan oleh variabel laten persepsi label halal (PLH) sebesar 27,1% sedangkan sisanya sebesar 72,9% dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti. Perubahan variabel unsur-unsur komunikasi (UK) dan persepsi label halal (PLH) menjelaskan dengan variasi minat beli (MB) sebesar 51,5% sedangkan sisanya 48,5% dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti. Perubahan variabel minat beli (MB) dapat menjelaskan variasi keputusan pembelian produk (KPP) sebesar 59,9% sedangkan sisanya 40,1% dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Karateristik konsumen produk halal berdasarkan jenis kelamin mayoritas yang paling banyak adalah perempuan dengan usia yang paling banyak adalah usia 18 tahun sampai 24 tahun dan memiliki jenis profesi yang paling banyak adalah karyawan.

(11)

11 3. Pengaruh minat beli terhadap

keputusan pembelian produk, menunjukan bahwa minat beli berpengaruh signitifikan dan positif terhadap keputusan pembelian produk. Pengaruh persepsi label halal terhadap minat beli, menunjukan bahwa persepsi label halal berpengaruh signitifikan dan positif terhadap minat beli produk. Pengaruh unsur-unsur komunikasi terhadap minat beli, menunjukan bahwa persepsi label halal berpengaruh signitifikan dan positif terhadap minat beli. Dan pengaruh unsur-unsur komunikasi terhadap persepsi label halal, menunjukan bahwa persepsi label halal berpengaruh signitifikan dan positif terhadap persepsi label halal.

Saran

1. LPPOM MUI lebih mengoptimalkan dalam mensosialisasikan mengenai produk-produk yang sudah bersertifikasi halal kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat menengah bawah agar mereka mengerti akan pentingnya untuk mengkonsumsi produk halal, terutama bagi kaum Muslim.

2. LPPOM MUI lebih memperhatikan lagi dan meningkatkan produk berlabel halal untuk masyarakat agar mengutamakan membeli produk dengan label halal tersebut. Khususnya dalam cara menyampaikan informasi produk karena beberapa indikator komunikasi dapat dimaksimalkan akan mendukung minat beli dan keputusan pembelian calon konsumen dalam memilih produk yang dibeli, demi memberikan rasa aman dan nyaman untuk dikonsumsi. Maksimalkan media yang dimiliki oleh LPPOM MUI untuk memberikan informasi terbaru kepada konsumen agar mereka dapat lebih mengenal produk apa saja yang sudah mendapatkan sertifikasi halal, memberikan sosialisasi kepada masyarakat / konsumen agar bisa membedakan label halal asli dari LPPOM MUI dengan yang palsu di pasaran, khususnya masyarakat menengah ke bawah tidak semua masyarakat memahami akan

pentingnya mengkonsumsi produk halal.

3. Lebih ditingkatkan kembali dengan adanya label halal agar masyarakat lebih peduli mengenai kehalalan suatu produk, dan lebih ditingkatkan sadar akan pentingnya produk halal aman dikonsumsi oleh masyarakat / konsumen dan diperluas kembali produk – produk halal agar masyarakat terbiasa selalu menggunakan produk yang berlabel halal asli dari LPPOM MUI.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar. 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Durianto, Sugiarto, Widjaja dan Supraktino. 2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ferdinand, Augusty. 2006. Structural

Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Ghozali, Imam. 2008. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Girindra, Aisjah. 2008. Dari Sertifikasi Menuju Labelisasi Halal. Jakarta: Pustaka Jurnal Halal. Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Jakarta:

Graha Ilmu.

Ruslan, Rosady. 2005. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.

. 2012. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

(12)

12 Praktis. Edisi satu. Yogyakarta: Andi.

Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedian Pustakan Utama.

Toha, Miftah. 2003. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Grafindo Persada. Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Sosiologi

Umum. Yogyakarta: Andi. Sumber Lain:

1. www.halalmui.org

2. Arsip Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

3. Indonesia, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 82 Menkes/SK/I/1996 yang direvisi No. 92/Menkes/SK/VII/1996 Tentang Pencantuman Tulisan Halal pada Label Makanan.

Gambar

Gambar 1 Kerangka Berfikir
Gambar 2 Model Akhir Pengaruh Unsur Komunikasi, Persepsi Label Halal dan  Minat Beli Terhadap Keputusan Pembelian
Tabel 2 Hasil Path Coefficients

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pertanyaan ini pastinya akan sering muncul ketika Anda tengah menjalani sesi wawancara Pertanyaan ini pastinya akan sering muncul ketika Anda tengah menjalani sesi wawancara kerja.

Peneliti menemukan ada usia 2 tahun dan 10 tahun yang menderita Batu Saluran Kemih di RS Martha Friska.Berdasarkan kondisi tersebut penulis tertarik untuk melakukan

Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup F katup, dan pompa yang memba0a air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman, perkantoran dan

 75% 75% batu batu empedu empedu   berasal berasal dari dari

Schoorl.Dimana dalam men dalam menganalisa ganalisa gula gula nabati y nabati yang ang termasuk termasuk sukrosa sukrosa yang yang merupakan rasa manis dasar

There are some tips to choose games which are suitable in langguage learning process according to Tyson as follow; (1) Game should be more than just fun; (2)

dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD. Dari ketentuan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : berkaitan dengan MA. MA merupakan puncak