MAKALAH
PENGEMBANGAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN
DAN
PERAN & TANGGUNG JAWAB MAHASISWA
DISUSUN OLEH :
NAMA : FITRIYATUN
DEVISI : SRIWIJAYA
FAKULTAS : FKIP - IPA
UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. Wb
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta
hidayahnya hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.selain itu kami
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah membantu saya untuk
menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.saya sebagai
penulis ingin membuat makalah ini lebih banyak diminati oleh mahasiswa dan memberikan
motivasi kepada pembaca. Terima kasih
Wassalamu’alaikum wr. Wb
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………
KATA PENGANTAR………..
DAFTAR ISI………
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……… B. Rumusan masalah……….. C. Tujuan………. D. Manfaat………..
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengembangan Organisasi Kemahasiswaan……… a. Tujuan pendidikan tinggi……….. b. Organisasi kemahasiswaan………. c. Unit kegiatan mahasiswa………. d. Badan eksekutif mahasiswa………... B. Peran dan tanggung jawab mahasiswa……….
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan……….
DAFTAR PUSTAKA………
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Organisasi adalah sebuah wadah untuk para mahasiswa mengekspresikan aspirasi mereka .organisasi sangat penting ada di dalam setiap perguruan tinggi karena dengan adanya organisasi di setiap perguruan tinggi akan banyak menampung kreatifitas mahasiswanya,Sehingga setiap aspirasi dan kreatifitas setiap mahasiswa tidak ada yang terbuang sia-sia.setiap organisasi di atur oleh sebuah aturan yang telah dibuat oleh semua anggota organisasi tersebut dan peraturan itu akan dijalankan oleh setiap anggotanya dan bagi pelanggar aturan akan dikenakan sanksi yang telah disepakati oleh setiap anggota dan didalam sebuah organisasi ada pengurus yang memimpi organisasi agar sebuah organisasi dapat menjalankan tugas-tugasnya
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi Sedangkan organisasi mahasiswa yaitu organisasi yang berisikan mahasiswa. Kemudian organisasi mahasiswa dibedakan menjadi 2 yaitu internal dan eksternal kampus. Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetatman, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional.
Artinya dengan definisi tersebut kita memahami betapa besarnya tanggung jawab dari organisasi mahasiswa yang secara perlahan harus kita penuhi sebagai beban moral dalam memperjuangan apa yang digariskan para pendahulu republik Indonesia. Menjawab pertanyaan seberapa penting organisasi mahasiswa terdapat berbagai metode. Dalam kesempatan ini penulis mencoba menggunakan 3 pisau analisa singkat, yang pertama secara yuridis, filosofis, dan terakhir sosiologis.
Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.
MENGAPA ORGANISASI PENTING BAGI MAHASISWA
Mahasiswa yang aktif ber-organisasi secara konsisten semata-mata memiliki pemahaman
bahwa organisasi kemahasiswaan merupakan sebuah sarana yang efektif dalam
meng-kader dirinya sendiri untuk ke depan. Sebagian di antaranya masih mempunyai keyakinan
pandangan bahwa kampus merupakan tempat menimba ilmu yang tidak terbatas hanya
kepada pelajaran semata.
Dengan bergabung aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang bersifat intra ataupun
eksra kampus berefek kepada perubahan yang signifikan terhadap wawasan, cara
berpikir, pengetahuan dan ilmu-ilmu sosialisasi, kepemimpinan serta menajemen
kepemimpinan yang notabene tidak diajarkan dalam kurikulum normatif Perguruan
Tinggi. Namun, dalam ber-organisasilah dapat diraih dengan memanfaatkan statusnya
sebagai mahasiswa.
Pemahaman arti penting sebuah organisasi dan aktivitas organisasi mahasiswa adalah
salah satu persoalan yang pertama-tama harus diluruskan. Adanya anggapan bahwa
ber-organisasi berarti berdemonstrasi, atau ber-ber-organisasi khusunya di kampus tidak lebih
dari sekadar membuang sebagian waktu, energi, ajang mencari kawan atau mencari jodoh
merupakan bukti adanya kesalapahaman tentang presepsi sebagian mahasiswa tentang
organisasinya sendiri.
Berdasarkan hal tersebut maka organsiasi mahasiswa dituntut untuk terus meningkatan
kualiatas dirinya. Dan peningkatan pelayanan terhadap masyarakat mahasiswa. Sebagai
miniatur pemerintahan negara dalam penyelenggaraan negara yang semestinya dilakukan
pemerintahan layaknya dalam sebuah negara dan dikolaborasikan dengan prinsip sebagai
organisasi pengkaderan dan perjuangan.
Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di
perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh
citra diri sebagai insan religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari
identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial
kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun
sebagai warga bangsa dan negara. Bagaimana bentuk peran mahasiswa?
• Peran dalam Memperdalam dan mengembangkan diri di dalam pembidangan keilmuan
yang ditekuninya sehingga dapat memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab
intelektualnya.
• Merupakan jembatan antara dunia teoritis dan dunia empiris dalam arti pemetaan dan
pemecahan masalah-masalah kehidupan sesuai dengan bidangnya.
• Merupakan dinamisator perubahan masyarakat menuju perkembangan yang lebih baik.
(agen perubahan).
• Sekaligus merupakan kontrol terhadap perubahan sosial yang sedang dan akan
berlangsung.
Potret peran Mahasiswa dalam pentas sejarah Indonesia
Peran dan posisi mahasiswa dalam perspektif kehidupan berbangsa dan bernegara,
menjadi kenyataan yang lazim bahwa gerakan mahasiswa terutama di dunia ketiga
memainkan peran yang sangat aktif pada posisi sentral di dalam perubahan sosial-politik,
dan hampir tak satupun penguasa di negara-negara berkembang yang mengabaikan posisi
sosial dan pentingnya representasi politik serta dampak aspirasi dari golongan muda
berpendidikan tinggi ini. Sehingga para pemerhati sosial tidak mengabaikan fungsi
mereka dalam sistem sosial politik baik di negeri maju maupun berkembang, termasuk di
Indonesia.
C. TUJUAN
Melatih Leadership
Ketika ikut organisasi, pastinya akan ada banyak hal yang harus kamu urus seperti
acara-acara organisasi, yang tentunya melibatkan banyak orang, baik itu sesama mahasiswa
anggota organisasi ataupun orang-orang di luar organisasi. Mahasiswa yang ikut
organisasi kampus umumnya memiliki sikap dan karakter yang lebih aktif dibanding
mereka yang tidak ikut organisasi. Mereka lebih banyak terlatih dalam mengutarakan
sesama anggota ketika organisasi sedang mengadakan suatu acara. Jika saat ini belum
terbayang seperti apa rasanya mengarahkan teman-teman sendiri, jika nanti sudah
berpartisipasi dalam organisasi, sadar atau tidak sadar, kamu akan terperangah bahwa
sesungguhnya kamu mampu melakukannya. Di dunia kerja, keterampilan leadership ini
pasti bermanfaat sekali. Seringkali di lowongan-lowongan kerja memasukkan leadership
sebagai salah satu kriteria untuk calon karyawan barunya, meskipun untuk posisi level
staf yang sebenarnya tidak memiliki bawahan. Kamu yang mengikuti organisasi
mahasiswa dipandang lebih memiliki inisiatif serta dapat memotivasi dan mengarahkan
diri sendiri dan rekan dalam bekerja. Atasan juga lebih senang karena tidak harus
mengarahkan kamu terus menerus.
D. MANFAAT
Potensi kita tau adalah sesuatu yang tersimpan, sesuatu yang perlu untuk digali dan dikembangkan, baik itu yang baik maupun yang buruk. Potensi mahasiswa sebagai pemuda antara lain adalah kritis. Kritis itu adalah tanggap terhadap masalah dan berusaha
menyelesaikan masalah dengan pemikiran-pemikiran yang benar. Selain kritis mahasiswa juga punya potensi idealis, idealis disini karena mahasiswa sebagai manusia-manusia yang dididik dalam suasana kampus yang ideal. Masyarakat sekitar mereaka yang idealis ataupun sejak kecil mereka belum pernah merasakan realism kehidupan. Mahasiswa juga memiliki potensi sebagai penggerak yang independen. Independen maksudnya mahasiswa mampu bergerak sendiri, mahasiswa sebagai memiliki ilmu-ilmu yang variatif bisa saling
berkoordinasi membentuk sebuah gerakan yang mandiri tanpa campur tangan oknum lain termasuk pemerintahan. Selain itu juga mahasiswa memiliki kreatifitas, daya juang yang tinggi dan lain-lain.
dicapai. Yang kedua mmahasiswa memiliki peran sebagai Iron stock( persedian besi), maksudnya bahwa pemuda memiliki potensi ilmu, memiliki kreatifitas, bakat kepemimpinan adalah asset buat masa depan sebagai generasi yang akan meneruskan pergerakan
pemerintahan. Selain itu pemuda mempunyai peran juga sebagai Agen of Change (pembawa perubahan). Ini dikarenakan mahasiswa mempunyai kombinasi-kombinasi potensi seperti kritis, idelais, kreatif dan independen maka gerakan mereka membawa sebuah perubahan ke arah yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengembangan organisasi kemahasiswaan a. Tujuan pendidikan tinggi
- Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memilik kemampuan akademi atau professional menerapkan IPTEK dan kesenian - Mengembangkan IPTEK dan kesenian untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional b. Organisasi kemahasiswaan
Orgaisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa yang diharapkan dapat meningkatkan penalaran dan keilmuan serta arah profesi mahasiswa menampung kebutuhan, menyalurkan minat, dan kegemaran serta meningkatkan kesejahteraan.
Berfungsi sebagai wahana dan sarana pengembangan kegiatan ekstra-kurikuler ditingkat universitas, terutama yang berkaitan dengan pengembangan bakat dan minat.
UKM yang di sahkan : - Mapala wirasta
- LDK ( lembaga dakwa kampus) - KSR ( Korps suka relawan) - Pramuka
- Panca silat
d. Badan eksekutif mahasiswa (BEM)
Berfungsi sebagai organisasi pelaksanaan kegiatan pengemangan kemahasiswaan di tingkat universitas dan merupakan coordinator kegiatan pengembangan kemahasiswaan lingkungan uiversitas.
Klasifikasi BEM : BEM universitas BEM fakultas B. Peran dan tanggung jawab mahasiswa
A. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) Mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di Perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh
statusnya karena ikatan dengan Perguruan Tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon
intelektual.
Dari pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang nantinya
diharapkan menjadi calon-calon intelektual.
mencoba menyederhanakan peran mahasiswa dengan mengambil definisi ‘setiap orang yang belajar di perguruan tinggi’, definisi itu akan mempersempit makna atau esensi dari mahasiswa itu sendiri. Mengingat sejarah panjang mahasiswa dalam peranannya membangun bangsa, seorang Indonesianis, Ben Anderson menyatakan bahwa, “sejarah Indonesia adalah sejarah pemudanya”.
Fenomena mahalnya biaya pendidikan, menuntut mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat waktu. Sehingga segala energi dikerahkan untuk mendapat gelar sarjana atau diploma sesegera mungkin. Tak ayal lagi tren study oriented mewabah di kalangan mahasiswa. Pertanyaan adalah, apakah cukup dengan bekal ilmu yang dipelajari dari bangku kuliah dan indeks prestasi yang tinggi untuk mengarungi kehidupan pasca wisuda? Ternyata tidak. Dunia kerja yang akan digeluti oleh
alumnus perguruan tinggi tidak bisa diarungi dengan dua modal itu saja. Ada elemen yang harus dipertimbangkan, yakni kemampuan soft skill. Kemampuan ini terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan bahasa, bekerja dalam satu team, serta kemampuan memimpin dan dipimpin. [3]
B. Peran dan posisi mahasiswa
1. Peran moral
Mahasiswa yang dalam kehidupanya tidak dapat memberikan contoh dan keteladanan yang baik berarti telah meninggalkan amanah dan tanggung jawab sebagai kaum terpelajar . Jika hari ini kegiatan mahasiswa berorientasi pada hedonisme (hura – hura dan kesenanggan) maka berarti telah berada persimpangan jalan . Jika mahasiswa hari ini lebih suka mengisi waktu luang mereka dengan agenda rutin pacaran tanpa tahu dan mau ambil tahu tentang perubahan di negeri ini maka mahasiswa semacam ini adalah potret “generasi yang hilang “yaitu generasi yang terlena dan lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda dan mahasiswa.
2. Peran social
Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau dengan kata lain solidaritas sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat sekat kelompok, namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan
memberikan bantuan baik moril maupun materil bagi siapa saja yang memerlukannya.
3. Peran Akademik
Sesibuk apapun mahasiswa, turun kejalan, turun ke rakyat dengan aksi sosialnya, sebanyak apapun agenda aktivitasnya jangan sampai membuat mahasiswa itu lupa bahwa adalah insan akademik. Mahasiswa dengan segala aktivitasnya harus tetap menjaga kuliahnya. Setiap orang tua pasti ingin anaknya selesai kuliah dan menjadi orang yang berhasil. Maka sebagai seorang anak berusahalah semaksimal mungkin untuk dapat mewujudkan keinginan itu, untuk mengukir masa depan yang cerah dan membahagiakan orang tua.
4. Peran politik
Peran politik adalah peran yang paling berbahaya karena disini mahasiswa berfungsi sebagai presseur group ( group penekan ) bagi pemerintah yang zalim. Oleh karena itu pemerintah yang zalim merancang sedemikian rupa agar mahasiswa tidak
mengambil peran yang satu ini. Pada masa ordebaru di mana daya kritis rakyat itu di pasung, siapa yang berbeda pemikiran dengan pemerintah langsung di cap sebagai makar dan kejahatan terhadap negara. Mahasiswa adalah kaum terpelajar dinamis yang penuh dengan kreativitas. Mahasiswa adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rakyat. Sekarang mari kita pertanyakan pada diri kita yang memegang label Mahasiswa, sudah seberapa jauh kita mengambil peran dalam diri kita dan lingkungan.
Oleh karena itu Mahasiswa harus tetap menjaga idealismenya sebagai agen kontrol sosial (agent of social control) dan agen perubahan sosial (agent of social change). Sejak era pra kemerdekaan sampai era reformasi, mahasiswa mampu mengambil peran strategis bagi perubahan sosial, politik dan ekonomi.
C. Tanggung jawab sosial mahasiswa
Proses pembelajaran disekolah-sekolah maupun diperguruan tinggi ditujukan untuk membekali diri pelajar untuk dapat menjawab tuntutan yang ada dimasyarakat pada umumnya yakni melalui transformasi keilmuan dapat tercipta pemberdayaan
masyarakat, partisipasi aktif dalam proses pembangunan dan peningkatan taraf hidup berbangsa dan bernegara.
Yang menjadi tugas sahabati adalah mengamalkan ilmu yang sahabat-sahabati dapatkan dikampus nantinya untuk kepentingan dalam bermasyarakat. Baik dalam hal ikut andil dalam memberikan tawaran solusi dari sebuah masalah yang dihadapi, peningkatan SDM, ataupun yang lain.
Sebagai mahasiswa kita mempunyai peran double, pertama sebagai kaum terpelajar yang kedua sebagi anggota dari masyarakat. Oleh karena itu dengan sendirinya tanggung jawabnya juga menjadi lebih besar karena memainkan dua peran sekaligus. Mahasiswa mempunyai kekuatan dalam daya nalar dan keilmuannnya dalam
menyelesaikan permasalahan bangsa. Namun, unsur penting dari ilmu dan daya pikir itu adalah entitas nilai moral yang harus dijunjung tinggi. Seperti yang disampaikan oleh KH. Idham Cholid, bahwa ilmu bukan untuk ilmu, tapi ilmu untuk diamalkan. Perguruan tinggi adalah sebuah institusi yang tidak sekedar untuk kuliah, mencatat pelajaran, pulang dan tidur. Tapi harus dipahami bahwa perguruan tinggi adalah tempat untuk penggemblengan mahasiswa dalam melakukan kontempelasi dan penggambaran intelektual agar mempunyai idealisme dan komitmen perjuangan sekaligus tuntutan perubahan.
Penggagasan terhadap terminologi perguruan tinggi tidak akan bisa dilepaskan dari suplemen utama, yaitu mahasiswa. Stigma yang muncul dalam diskursus perguruan tinggi selama ini cenderung berpusat pada kehidupan mahasiswa. Hal ini sebagai konsekuensi logis agresitivitas mereka dalam merespon gejala sosial ketimbang kelompok lain dari sebuah sistem civitas akademika.
Akan tetapi fenomena yang berkembang menunjukkan bahwa derap modernisasi di Indonesia dengan pembangunan sebagai ideologinya telah memenjarakan mahasiswa dalam sekat institusionalisasi, transpolitisasi dan depolitisasi dalam kampus.
Keberhasilan upaya dengan dukungan penerapan konsep NKK/BKK itu, pada sisi lain mahasiswa dikungkung dunia isolasi hingga tercerabut dari realitas sosial yang melingkupinya. Akibatnya, mahasiswa mengalami kegamangan atas dirinya maupun peran-peran kemasyrakatan yang semestinya diambil. Mahasiswapun tidak lagi memiliki kesadaran kritis dan bahkan sebaliknya bersikap apolitis.
Melihat realitas seperti itu maka perlu ditumbuhkan kesadaran kritis mahassiwa dalam merespon gejala sosial yang dihadapinya, karena di samping belum tersentuh kepentingan praktis, mahasiswa lebih relatif tercerahkan (well informed) dan potensi sebagai kelompok dinamis yang diharapkan mampu mempengaruhi atau menjadi penyuluh pada basis mayarakat baik dalam lingkup kecil maupun secara luas. Dengan tataran ideal seperti itu, semestinya mahasiswa dapat mengambil peran
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://intelektualmoeda.blogspot.com/2011/11/pentingnya-organisasi-bagi-mahasiswa.html http://www.binuscareer.com
http://tkampus.blogspot.com/2012/04/pentingnya-organisasi-bagi-mahasiswa.html http://zaldym.wordpress.com/2010/07/13/peran-dan-fungsi-organisasi-mahasiswa/ sumber:http://windidwifirlyani.blogspot.com/2011/09/organisasi-dan-metode.html
http://cl512.wordpress.com/2012/07/03/identitas-dan-peranan-mahasiswa-dalam-kehidupan-sosial/