• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA Topik Keterkaitan Antar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA Topik Keterkaitan Antar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Topik :

Keterkaitan Antara Penyelenggaraan Pelatihan Terhadap Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja

Penyelenggaraan Pelatihan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia tenaga kerja yang memiliki kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan dalam dunia kerja (siap pakai). Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam makalah tinjauan pustaka ini

akan diungkapkan beberapa kerangka teori yang merupakan acuan dari pokok permasalahan yang berkaitan dengan variable variable yang akan diteliti yaitu perencanaan pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan evaluasi pelatihan.

1. Perencanaan Pelatihan

Secara tradisional pelatihan adalah suatu usaha yang dilakukan suatu organisasi baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi swasta. Dalam hal ini perusahaan memfasilitasi pembelajaran tenaga kerja yang berhubungan dengan kompetensi untuk memenuhi standar kerja yang menunjang keberhasilan kinerja, dalam pencapaian tujuan organisasi. Pelatihan kompetensi yang dilakukan secara tradisional adalah peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan. Namun saat ini sudah berkembang sesuai dengan kebutuhan kemajuan teknologi, untuk itu perlu adanya suatu analisa kebutuhan pelatihan. (Raymond A. Noe 2002:73)

Perencanaan pelatihan akan melibatkan penilaian status saat ini dari departemen pelatihan, kemudian menjelaskan dan menentukan sebuah filosofi pelatihan, memprediksikan lingkungan di masa depan, menentukan tujuan, mengantisipasi masalah, perencanaan pelatihan dan kebutuhan pengembangan, pengaturan tujuan, mempersiapkan anggaran pelatihan, penjadwalan, pembentukan program khusus , dan secara umum, merancang suatu strategi yang akan mengatasi hambatan untuk mencapai hasil yang

diinginkan.(Williem R. Tracey 1974: 106)

Tugas perencanaan pelatihan dan pengembangan secara pilosofi dapat dijelaskan lebih lanjut. (Williem R. Tracey 1974: 109)

(2)

b. Kondisi (Conditions), memberikan maksud dan tujuan organisasi, faktual informasi yang berkenaan dengan peserta pelatihan dan kebutuhan, dan bantuan dari pelatih dan dukungan pelatihan dari setiap personil pegawai.

c. Criteria (Criterion), berdasarkan prinsip-prinsip dan prosedur yang ditetapkan dalam seksi dengan segera.

Kebutuhan akan perencanaan dan perancangan suatu program pelatihan dan pengembangan dapat di dilihat dari dua hal kejadian penting (Leslie Rae:2003) :

a. Adanya hasil penjajakan kebutuhan berdasarkan kecurigaan suatu masalah b. Pengenalan metode kerja dan operasi baru atau yang telah direvisi.

2. Pelaksanaan Pelatihan

Menurut Nawa Nurwahyudi (2001: 30) menjelaskan bahwa pekerjaan pertama kali yang harus dilakukan dalam merancang program pelatihan adalah menentukan semua isi dari program pelatihan tersebut. Hal ini berarti mengidentifikasikan tugas tugas yang harus diajarkan dan pengetahuan konseptual yang harus diberikan. Bila analisa tugas telah ditemukan dengan cukup dan baik, informasi tersebut akan dimasukan dalam data base. Selanjutnya mencari topic-topik utama yang akan menjadi urutan pertama dalam hirarki materi program dan merupakan topic yang mempunyai beberapa kaitan. Selain menentukan tugas tugas atau ketrampilan yang harus diajarkan, seorang analis harus mengidentifikasi seberapa luas masing masing tugas tersebut diberikan pada tingakt pelatihan tertentu. Selain dari itu juga harus diperhatikan materi-materi pendukung, seperti studi kasus, ilustrasi-ilustrasi dan sebgainya

Menurut Thomas M. Karmadi (1998: 42) menjelaskan tahapan pelaksanaan dimulai dengan penentuan metode diklat, penyiapan materi, peserta, pengajar, dan sasaran lainnya yang dibutuhkan dan selanjutnya pelaksanaan daripada program.

Menurut Leslie Rae (2005 : 74-75) menjelaskan pada saat dimulainya program adalah sasaran dapat juga digunakan saat program dimulai, dengan asumsi bahwa program

dimulai dengan pelatihan. pada tahap ini sasaran dapat digunakan paling tidak dalam lima cara :

a. Menyampaikan sasaran pelatihan kepada peserta.

b. Memberikan pandangan kepada peserta tentang tujuan pelatihan, memberikan pemahaman pembelajaran tentang sasaran

(3)

d. Sasaran, program dan personal dapat digunakan sebagai langkah langkah evaluasi program, dengan menjadi pandangan peserta tentang bagaiman seseorang tahu bahwa pada akhir program sasaran telah tercapai atau tidak.

e. Penggunaan sasaran secara langsung dengan program pelatihan membawa akibat bahwa semua tahapan dari siklus pelatihan/pembelajaran berkaiatan secara substansi, terutama terhadap tahap awal dari TNIA dan sasaran serta evaluasi program.

Untuk mendukung proses pelaksanaan pelatihan tentunya diperlukan bagian yang

terlibat didlamnya seperti instruktur sebagai pengajar, fsilitas yang digunakan dalam pelatihan, materi pelatihan yang digunakan dan metode pelatihan yang digunakan. Untuk itu

perlu dijelaskan teori teori tentang bagian tersebut.

3. Evaluasi Pelatihan

Menurut Kirkpatric dalam Stefanus Tupamahu (2005:12) menjelaskan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang harus dicermati secara hati-hati sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari suatu perencanaan dan implementasi program training yang efektif. Dengan kata lain, evaluasi perlu dilakukan untuk mengukur seberapa jauh keberhasilan pelatihan tersebut. Pencapaian tujuan training itu sendiri dapat diukur dari seberapa memuaskan hasil yang diperoleh sesuai indikator-indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

(4)

Yang dapat diartikan kira kira sebagai berikut: Evaluasi formatif dilakukan untuk meningkatkan proses pelatihan. Itulah sebabnya, evaluasi formatif digunakan untuk membantu memastikan bahwa : (1) pelatihan program terorganisasi dengan baik dan lancar. (2) siswa belajar dan puas dengan program. Evaluasi formatif menyediakan informasi tentang bagaimana untuk membuat program yang lebih baik. Evaluasi formatif biasanya melibatkan pengumpulan data kualitatif tentang program. Evaluasi Summative dilakukan untuk menentukan sejauh mana siswa telah berubah sebagai akibat dari keikut sertaan dalam

program pelatihan. Yang telah diperoleh peserta pelatihan adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku atau hasil lain dalam mengidentifikasi tujuan pelatihan.

evaluasi summative mungkin juga termasuk mengukur keuangan perusahaan sebgai penerimaan dari program. Pilot pengujian berdasarkan pandangan proses yang digunakan pada pengujian untuk melihat bagian dari program pelatihan dengan potensi peserta pelatihan dan manajer, atau pelanggan lain. Misalnya, sekelompok potensi peserta pelatihan dan manajer diminta untuk menampilkan atau uji coba berbasis web program pelatihan.

Menurut R. Spuratwi (2005:33) menjelaskan bahwa evaluasi program diklat bertujuan untuk mengetahui efektivitas program diklat dalam arti sejaumana keberhasilan program tersebut. Keberhasilan program diklat dapat diartikan bahwa para peserta yang telah mengikuti program tersebut diharapkan bertamabah pengetahuan, ketrampilan, dan perubahan sikap dari sebelum mengikuti diklat dan setelah mengikuti diklat terdapat perubahan untuk bekerja lebih produktif. Selanjutnay Bramley dalam R. Spuratwi menjelaskan bahwa evaluasi didefinisikan sebagai proses sistematik pengumpulan gambaran atau informasi penilaian yang dibuthkan untuk menilai efektifitas diklat dehubungkan dengan pemilihan, pengangkatan, nilai dan modifikasi dari berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan.

Menurut Smith dalam R. Spuratwi (2005:36) menjelaskan empat tujuan umum evaluasi meliputi :

a. Proving; adalah evaluasi yang dilakukan dengan tujuan untuk memperlihatkan / membuktikan bahwa telah terjadi suatu perubahan / peningkatan terhadap pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap peserta pelatihan sebagai akibat dari kegiatan pelatihan dan pengembangan. Hal ini juga berkaitan dengan penentuan terhadap nilai dari kegiatan

pelatihan tersebut, apakah program pelatihan telah dilaksanakan dengan benar, apakah materi yang ada di dalam pelatihan tersebut memang dibutuhkan oleh para peserta

(5)

b. Improving; kegiatan evaluasi yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki program pelatihan yang dilakukan saat ini sehingga pada masa mendatang program pelatihan yang dilaksanakan dapat menjadi lebih baik daripada yang dilaksanakan saat ini.

c. Learning; evaluasi pelatihan yang menganggap bahwa pelaksanaan evaluasi sebagai sebuah bagian yang integral dari proses belajar (learning) dan proses pengembangan itu sendiri.

d. Controlling; adalah sebuah tujuan yang sangat lazim dari sebuah kegiatan evaluasi dan

menggunakan data evaluasi untuk meyakinkan bahwa setiap pelatih telah berkinerja sesuai dengan standar, atau bahwa pelatihan yang telah mapan mencapai sasaran sesuai

dengna rencana yang telah ditentukan.

Apabila tujuan evaluasi telah ditentukan, maka langkah selanjutnya yang harus dipikirkan dalam melakukan suatu evaluasi adalah menentukan model evaluasi apa yang akan digunakan dan dianggap cocok. ditentukannya tujuan evaluasi akan mengarah evaluator agar taat asas mengikuti rancangan evaluasi yang telah disusun untuk mencapai tujuan evaluasi tersebut.

4. Kesimpulan

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Leslei Rae. 2005. Art Of Training and Development Perencanaan effektiv. PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.

Leslei Rae. 2005. Art Of Training and Development mengelolah ketrampilan manusia. PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.

Nawa Nurwahyudi. 2001. Analisis Faktor-Faktor Kebutuhan Pelatihan (Studi Kasus di Balai Latihan Kerja Industri Singosari – Malang). Perpustakaan UI, Depok.

Raymond A. Noe. 2002. Employee Training and development. McGraw-Hill, New York.

R. Sapuratwi. 2005. Evaluasi penilaian kebutuhan dan efektivitas pelaksanaan diklat teknis komunikasi niaga internasional di Departemen Perdagangan. Perpustakaan UI, Depok.

Stefan Tupamahu. 2005. Pengukuran Efektivitas dan Dampak Finansial Training. Perpustakaan UI, Depok.

Thomas M. Karmadi. 1998. Proses pendidikan dan pelatihan pegawai perum percetakan uang RI dan Kontribusinya pada efektivitas pelaksanaan tugas. Perpustakaan UI, Depok.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian tersebut pengalaman masa lampau pada sebuah perusahaan dioperasionalkan oleh dua variabel, yaitu tingkat kepuasan dari pembelian lampau dengan mengacu pada

 Kawasan rekreasi di kawasan pinggiran sungai ini perlulah disediakan dengan elemen-elemen landskap kejur seperti papan tanda, tempat duduk, siar kaki, jeti

1) Jumlah item latihan untuk yang singkat 6, normal 9, dan lama 12 item. 2) Total durasi latihan antara 10-30 menit dengan jumlah sirkuitn 3-6 per sesi. 3) Waktu recovery dan

Menurut model ini, bahwa konflik yang terjadi dalam organisasi karena adanya deferensi secara vertikal dan horizontal, yang mengarah kepada pembentukan subunit

Dalam teori kepemimpinan yang lain ada beberapa filsafat lagi yang banyak dipakai, agar setiap pemimpin (Khususnya dari Jawa) memiliki sikap yang tenang dan wibawa agar

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan ramat, hidayah , serta inaah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan

2) Term subyek dan predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis-premis. Artinya, term subyek dan predikat dalam kesimpulan tidak boleh universal,

Objek pada penelitian Hidayat (2008) bersumber pada media cetak yaitu surat kabar Jawa Pos,  sedangkan objek penelitian ini yaitu tuturan kru bus jurusan Solo-Semarang.  Alih