Tekanan Intrapleura Menignkat 1. Kata Kunci
a. Ny. K usia 28 tahun b. Susah bernapas c. Sianosis
d. Dada yang asimetrik e. Nyeri
f. Nadi 130x/menit g. Hipersonor
h. Deviasi trakea i. Kavum pleura
2. Klarifikasi Kata Kunci a. Ny. K usia 28 tahun
Termasuk dalam masa dewasa awal yaitu dengan usia 26-35 tahun.
b. Susah bernapas c. Bibir Sianosis
Karena kurangnya oksigen sehingga menyebabkan warna kebiruan bibir pada Ny. K
d. Dada yang asimetrik
e. Nyeri dada
f. Nadi 130x/menit g. Hipersonor h. Deviasi trakea i. Kavum pleura
ANATOMI PENGKAJIAN
PENGERTIAN DIAGNOSA
ETIOLOGI INTERVENSI ASKEP
MANIFESTASI KLINIS IMPLEMENTASI
PATOFISIOLOGI EVALUASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG PENATALAKSANAAN
FARMAKO NON-FARMAKO 4. Pertanyaan Penting
5. Jawaban Penting
6. Anatomi
bergerak selama pernafasan dan untuk mencegah pemisahan toraks dan paru-paru.
Karena tidak ada ruangan yang sesungguhnya memisahkan pleura parietalis dan pleura viseralis, maka apa yang disebut rongga pleura atau kavitas pleura hanyalah suatu ruangan potensial saja. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, mencegah kolaps paru. Bila terserang penyakit, pleura mungkin mengalami peradangan, atau udara atau cairan dapat masuk ke dalam rongga pleura, menyebabkan paru-paru tertekan atau kolaps
7. Pengertian
Pneumothorak ialah rongga pleura yang berisi udara atau gas yang menyebabkan sebagian atau seluruh paru menjadi kolap atau tertekan.
Pneumotoraks merupakan keadaan dimana terdapat udara di dalam kavum pleura, yang mengakibatkan kolaps(tertekan) paru pada daerah tersebut. Udara dapat masuk akibat adanya hubungan antara ruang intrapleural dengan dinding dada akibat trauma, atau adanya lubang yang melintasi parenkim paru dan pleura viseral 8. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya Pneumotoraks diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
1. Pneumotoraks spontan
Terjadi tanpa penyebab yang jelas. Pneumotoraks spontan primer terjadi jika pada penderita tidak ditemukan penyakit paru-paru. Pneumotoraks ini diduga disebabkan oleh pecahnya kantung kecil berisi udara di dalam paru-paru yang disebut bleb atau bulla. Penyakit ini paling sering menyerang pria berpostur tinggi-kurus, usia 20-40 tahun. Faktor predisposisinya adalah merokok sigaret dan riwayat keluarga dengan penyakit yang sama. Pneumotoraks spontan sekunder merupakan komplikasi dari penyakit paru-paru (misalnya penyakit paru obstruktif menahun, asma, fibrosis kistik, tuberkulosis, batuk rejan).
2. PneumothoraksTraumatik
Terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bisa bersifat menembus (luka tusuk, peluru) atau tumpul (benturan
pada kecelakaan kendaraan bermotor).
Pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi dari tindakan
medis tertentu
(misalnya torakosentesis).
Terjadi jika paru-paru mendapatkan tekanan berlebihan sehingga paru- paru mengalami kollaps. Tekanan yang berlebihan juga bisa menghalangi pemompaan darah oleh jantung secara efektif sehingga terjadi syok.
9. Manifestasi klinik
Tanda dan gejala pada klien pneumotoraks yaitu: 1. Klien datang dengan kondisi susah bernapas
2. Bibir sianosis
3. Dada yang asimetris
4. Klien juga menyatakan bahwa terasa nyeri pada bagian dada sebelah kiri
5. Nadi yang cepat (130x/menit)
6. Ditemukan suara hipersonor pada dada sebelah kiri saat melakukan perkusi
7. Terjadinya deviasi trakea ke sebelah kanan 8. Serta ditemukannya udara dalam kavum pleura.
10. Patofisiologi
11. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Photo toraks
Pada saat melakukan photo toraks ditemukan adanya udara dalam kavum pleura
Terjadi juga pergeseran trakea ke arah paru yang sehat, kemungkinan besar telah terjadi pneumotoraks ventil dengan tekanan intrapleura yang tinggi.
b. Pemeriksaan fisik toraks
Pada saat melakukan perkusi, suara pada sisi sakit dengan hipersonor Nadi 130x/menit
12. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pneumothoraks tergantung dari jenis pneumothoraks antara lain dengan melakukan :
1. Tindakan medis
Tindakan observasi, yaitu dengan mengukur tekanan intra pleura menghisap udara dan mengembangkan paru. Tindakan ini terutama ditunjukan pada pneumothoraks tertutup atau terbuka,sedangkan untuk pneumothoraks ventil tindakan utama yang harus dilakukan dekompresi tehadap tekanan intra pleura yang tinggi tersebut yaitu dengan membuat hubungan udara ke luar.
2. Tindakan dekompresi
Membuat hubungan rongga pleura dengan dunia luar dengan cara :
negatif kerena udara yang positif dorongga pleura akan berubah menjadi negatif karena udara yang keluar melalui jarum tersebut.
b. Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra ven il. 1) Dapat memakai infus set
2) Jarum abbocath
3) selang WSD ( Water Sealed Drainage )
c. Pipa khusus ( thoraks kateter ) steril, dimasukan kerongga pleura dengan perantara thoakar atau dengan bantuan klem penjepit ( pean ). Pemasukan pipa plastik( thoraks kateter ) dapat juga dilakukan melalui celah yang telah dibuat dengan insisi kulit dari sela iga ke 4 pada baris aksila tengah atau pada garis aksila belakang. Swelain itu data pula melalui sela iga ke 2 dari garis klavikula tengah. Selanjutnya ujung sela plastik didada dan pipa kaca WSD dihubungkan melalui pipa plastik lainya,posisi ujung pipa kaca yang berada dibotol sebaiknya berada 2 cm dibawahpermukaan air supaya gelembung udara dapat dengan mudah keluar melalui tekanan tersebut.
d. Penghisapan terus – menerus ( continous suction ).
Penghisapan dilakukan terus – menerus apabial tekanan intra pleura tetap positif, penghisapan ini dilakukan dengan memberi tekanan negatif sebesar 10 – 20 cm H2O dengan tujuan agar paru cepat mengembang dan segera teryjadi perlekatan antara pleura viseralis dan pleura parentalis.
Apabila paru telah mengembang maksimal dan tekanan intrapleura sudah negative lagi, drain drain dapat dicabut, sebelum dicabut drain ditutup dengan cara dijepit atau ditekuk selama 24 jam. Apabila paru tetap
mengembang penuh, maka drain dicabut. 3. Tindakan bedah
a. Dengan pembukaan dinding thoraks melalui operasi, dan dicari lubang yang menyebabkan pneumothoraks dan dijahit.
b. Pada pembedahan, apabila dijumpai adanya penebalan pleura yang
menyebabkan paru tidak dapat mengembang, maka dilakukan pengelupasan atau dekortisasi.
c. Dilakukan reseksi bila ada bagian paru yang mengalami robekan atau ada fistel dari paru yang rusak, sehingga paru tersebut tidak berfungsi dan tidak dapat dipertahankan kembali.
d. Pilihan terakhir dilakukan pleurodesis dan perlekatan antara kedua pleura ditempat fistel.
4. Pengobatan tambahan :
a. Apabila terdapat proses lai diparu, maka pengobatan tambahan ditujukan terhadap penyebabnya ;
Terhadap proses tuberkolosis paru, diberi obat anti tuberkolosis.
Untuk mencegah obstipasi dan memperlancar defekasi, penderita diberi laksan ringan ringan, dengan tujuan supaya saat defekasi, penderita tidak dapat perlu mengejan terlalu keras.
b. Istirahat total
ASKEP 1. PENGKAJIAN
a. Data objektif
1. Nadi 130x/menit 2. Susah napas
3. Dada yang asimetris 4. Bibir sianosis
5. Suara hipersonor saat perkusi 6. Terjadi deviasi trakea
7. Adanya udara dalam kavum pleura b. Data subjektif
1. Klien merasa nyeri pada dada sebelah kiri, namun tidak ada luka terbuka pada bagian dada.
14. DIAGNOSA
1. Pola nafas tidak efektif
2. Resiko tinggi penghentian napas 3. Gangguan rasa nyaman
4. Nyeri 15. INTERVENSI
1. Pola Nafas tidak
efektif berhubungan
dengan :
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway patency Vital sign Status
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ………..pasien
menunjukkan keefektifan pola nafas, dibuktikan dengan kriteria hasil:
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih,
NIC:
Membuka jalan napas
Memposisikan pasien untuk mendaptkan ventilasi maksimal Mengeluarkan sekret dengan
batuk efektif atau suction Mengajarkan batuk efektif Auskultasi suara napas
Memonitor status respiratori daan oksigenasi
Terapi oksigen
Memebersihkan sekresi pada mulut, hidung dan trakea
Memelihara kepatenan jalan napas
Memberikan suplemen oksigen Memonitor aliran oksigen
Neuromuskuler
pertukaran udara per menit
mengeluarkan sputum, mampu bernafas dg Mengobservasi tanda terjadinya
hipoventilasi
Memonitor kecemasan pasien Mngajarkan pada pasoen dan
keluarga bagaimana
menggunakan oksigen dirumah Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika
Berikan bronkodilator :
-……….. Monitor respirasi dan status O2
Bersihkan mulut, hidung dan
Monitor vital sign
untuk memperbaiki pola nafas Ajarkan bagaimana batuk efektif