LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN
PENGENALAN ALAT, PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP OPTILAB
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
NAMA : FAHRUDIN JAIM
GRACE ANGEL WUATEN IDOLA D. YOKU N.
INDRA FAUZI SABBAN
LABORATORIUM STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2013
BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13 Berlaku Sejak
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi LABORATORIUM STRUKTUR
ACARA I
PENGENALAN ALAT, KETEPATAN DAN KETELITIAN PENGUKURAN
I. TUJUAN
Ada pun tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengenal, menyebutkan dan memperagakan penggunaan peralatan laboratorium terutama untuk pengukuran di laboratorium.
2. Mahasiswa mampu melaporkan secara ringkas pengukuran secara teliti dan tepat untuk mendapatkan hasil yang akurat, serta melakukan kalibrasi mikropipet.
3. Mahasiswa mampu melaporkan secara tertulis hasil dari praktikum dan diskusi tentang ketelitian dan ketepatan.
II. DASAR TEORI
A. Mengukur, Akurasi dan Ketelitian
Mengukur merupakan kegiatan untuk membandingkan sesuatu dengan sesuatu lainnya yang digunakan sebagai standar acuan dengan menggunakan alat ukur, maka hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat ukur adalah 1) batas ukur dan batas kerja alat, yaitu nilai minimum dan nilai maksimum yang dapat diukur dengan alat itu.
Sebelum menggunakan
Akurasi (ketepatan) adalah tingkat dalam pengukuran untuk mendekati nilai yang sebenarnya. Seorang peneliti yang baik akan berusaha mendapatkan pengukuran yang akurat dan kemudian mendolahnya dengan cara yang benar sehingga diperoleh data yang bermakna.
Sebuah sistem pengukuran dapat akurat dan tepat, atau akurat tetapi tidak tepat, atau tepat tetapi tidak akurat atau tidak tepat dan tidak akurat. Akurasi menunjukkan kedekatan hasil pengukuran dengan nilai sesungguhnya, presisi menunjukkan seberapa dekat perbedaan nilai pada saat dilakukan pengulangan pengukuran (Chang, n.d; Martha, 2009).
Penelitian di laboratorium hampir selalu melibatkan suatu bentuk pengukuran. Semua data pengukuran karena berbagai alasan biasanya rentan terhadap kesalahan. Kesalahan dalam pengukuran dapat digolongkan menjadi tiga hal. Hal pertama, kecerobohan peneliti. Kecerobohan peneliti dapat dihindari dengan bekerja secara hati-hati dan menguasai metode penelitian dengan baik. Untuk pengukuran yang menggunakan alat yang diberikan oleh pabrik pembuat alat tersebut dengan teliti. Kedua, alat yang tidak akurat. Untuk mengatasi alat yang tidak akurat, alat harus dikalibrasi secara berkala. Ketiga, kesalahan acak adalah variasi hasil atau data antara ulangan satu dengan yang lain yang disebabkan oleh berbagai macam sebab. Kesalahan ini dapat diketahui ketika seseorang melakukan percobaan dengan sampel dalam jumlah banyak tetapi hasil yang diperoleh menunjukkan hasil yang sedikit berbeda pada setiap pengukurannya, walaupun sampel-sampel tersebut diperlakukan pada kondisi yang sama (identik). Kesalahan acak ini sulit dihindari akan tetapi dapat dikurangi dengan melakukan pengukuran dengan jumlah sampel yang banyak dan diambil rata-rata hasil yang diperoleh.
B. Pembuatan Larutan (Pengenceran)
Konsentrasi
Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan banyaknya zat yang terlarut dalam suatu larutan atau menyatakan perbandingan antara banyaknya zat terlarut dengan banyaknya pelarut dalam larutan.
1.Persen Berat
Banyaknya zat terlarut dalam gram yang terdapat pada 100 gram larutan disebut persen berat.
%bb= %massa zat terlarutmassa larutan
2.Persen Volume
Menyatakan besarnya volume (mL) zat terlarut yang terdapat pada 100 mL larutan.
%VV=vo lume zat terlarutvolume larutan x100 %
Menyatakan jumlah mol suatu zat terlarut dalam 1 liter (L) larutan. Satuan dari molaritas dilambangkan dengan M.
Rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya molaritas suatu larutan sebagai berikut :
M= mol V(L)=
mmol
V(ml)atau M=mol X
1000
V atau M=gramMr x100V
4.Normalitas
Menyatakan banyaknya grek (gram ekuivalen) zat terlarut dalam 1 lite larutan. Besarnya satu grek sama dengan hasil kali mol dengan valensinya. Satuan dari normalitas adalah Normal diberi simbol N dan dirumuskan sebagai berikut :
5.Molalitas
Menyatakan jumlah mol zat terlarut per kilogram (kg) pelarut. Satuan molalitas diberi simbol m.
Ket: m = molalitas gr = massa zat terlarut
5.Fraksi Mol
Merupakan perbandingan antara banyaknya mol komponen tersebut dengan mol total dari semua komponen yang ada.
a. Fraksi mol A =
b. Fraksi mol B =
c. Fraksi mol C =
Dengan demikian, jumlah fraksi mol total adalah satu. XA + XB + XC = 1
Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
M1V1 = M2V2
M1: Molaritas larutan sebelum pelarutan
V1: Volume larutan sebelum pelarutan
M2: Molaritas larutan sesudah pelarutan
V2: Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan
III. METODE
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 19 November 2013 pukul 08.00 WIB- selesai bertempat di Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.
B. Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Pengenalan Alat
Pada proses penimbangan alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Neraca semianalitik
b. Kertas sebagai wadah penimbangan c. Sampel A (Pakan)
3. Penggunaan Mikropipet
Pada proses penggunaan Mikropipet alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Mikropipet
b. Pipet Tip ukuran 1000-20 µl c. Akuades
4. Pengenceran
Pada proses pengenceran alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Pipet gondok
b. Pipet tetes c. Pipet pump
d. Larutan X e. Akuades
Alat pelengkap: kamera (dokumentasi).
C. Prosedur kerja
1. Cara penggunaan alat dengan benar.
Asisten memberikan penjelasan tentang fungsi, ketelitian, dan peragaan penggunaan alat di laboratorium. Perhatikan perbedaan antara alat yang satu dengan yang lain, didokumentasikan dan catat spesifikasi dari setiap alat yang diterangkan.
2. Pengenceran
a. Dipipet larutan X sebanyak 2 ml lalu dimasukkan ke labu takar yang berukuran 100 ml, kemudian ditambahkan aquadest sampai garis tanda dan larutan digojog, amati hasilnya dan di catat
sampai garis tanda, larutan tersebut digojog dan lihat perubahan yang terjadi dan dicatat hasilnya.
3. Menimbang
a. Masing-masing bahan yang telah disiapkan, ditimbang terlebih dahulu pada timbangan semianalitik, hasil yang diperoleh di catat.
4. Pemakaian pipet mikro
a. Mikropipet yang telah disediakan dengan ukuran 1000-20 µl
b. Setelah itu, akuades yang tersedia dipipet dengan banyak 2,5; 5; 8,5; 11; 13,5; 225 µl dan dipindahkan ke gelas beker.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
1. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Laboratorium Biokimia
Percobaan Hasil
1. Pengenalan Alat
No Nama Alat Fungsi Merek Gambar
1 Lemari Asam Sebagai tempat untuk
mereaksikan suatu bahan kimia yang mudah
menguap dan berbahaya
2 Spektafotomete
5 Centrifius Untuk
memisahkan campuran dari larutan
berdasarkan berat molekul.
6 Gelas Ukur Untuk mengukur volume larutan atau reagen.
7 Labu Ukur Untuk membuat dan atau
8 Gelas Beker Tempat untuk menyimpan dan membuat
larutan. Beaker glass memiliki takaran namun jarang bahkan tidak
diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat ciar.
9 Erlenmeyer Tempat membuat larutan, mereaksikan reagen, dan penbuatan medium. Dalam membuat
10 Gelas Arloji 1. Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia
2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia untuk satu kali timbang
3. Untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.
11 Botol Timbang Untuk menimbang bahan-bahan atau sampel dengan skala berkala.
12 Tabung Reaksi Untuk
pembuatan medium bidang miring atau medium cair
13 Penjepit Kayu Untuk menjepit tabung reaksi saat tabung reaksi mau dipanaskan.
15 Pipet Ukur Pengambilan reagen dengan tingkat ketelitian tinggi.
16 Pipet Gondok Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian pada bagian yang menggembung.
misalnya mikropipet yg dapat diatur volume
pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yg tidak bisa diatur
volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya
mikropipet 5 µl. dlm
18 Spatula Untuk
pengambilan bahan.
19 Batang pengaduk
Untuk mengaduk reagen.
20 Pipet pump Alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur.
2. Pengenceran Skema Kerja
Larutan X diambil 2 ml lalu di tambahkan akuades hingga volume mancapi 100 ml, setelah itu diambil
1. Larutan X berwarna Merah tua 2. Larutan 0,02X Berwarna Merah
lagi 10 ml lalu di
Ket: Sampel A (Pakan), Sampel B (Gula Pasir), Sampel C (Cabai). lalu di pindahkan ke gelas beker.
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat ukur adalah 1) batas ukur dan batas kerja alat, yaitu nilai minimum dan nilai maksimum yang dapat diukur dengan alat itu. Sebelum menggunakan alat-alat, kita harus membaca dahulu batas kerja alat itu; 2) ketelitian alat (akurasi alat ukur), yaitu nilai terkecil yang dapat diukur dengan teliti oleh alat tersebut; 3) kesalahan titik nol (zero error), yaitu penunujukan skala awal ketika alat belum digunakan; 4) kesalahan kalibrasi alat, yaitu kesalahan teknik pada pembuatan skala dari alat itu sendiri. 5) kesalahan penglihatan (paralaks), yaitu kesalahan yang disebabkan oleh cara mengamati yang kurang tepat. Bisa saja karena kedudukan mata pengamat tidak tepat. Untuk menghindarinya, maka kedudukan mata pengamat harus tegak lurus pada tanda yang dibaca.
Berdasarkan hasil praktikum tentang pengenalan alat labolatorium. Alat yang dijelaskan antara lain sebagai berikut:
a. Lemari Asam
Lemari asam merupakan suatu alat yang digunakan untuk mereaksikan bahan-bahan yang berbahaya atau memiliki kosentrasi tinggi sehingga dapat meracuni atau beracun bagi tubuh.
Neraca semianalitik merupakan alat yang digunakan untuk mengukur berat suatu sampel dengan ketelitian dua angka di belakang koma (0,00) dalam gram.
Cara penggunaan neraca semianalitik. Pertama hidupkan neraca semianalitik dengan menekan tombol on, kemudian letakan wadah, setelah itu tekan Tare untuk melakukan kalibrasi, kemudian letakan sampel di atas wadah tersebut dan dilihat berat sampel tersebut.
Neraca analitik merupakan alat yang digunakan untuk mengukur berat suatu sampel dengan ketelitian empat angka di belakang koma (0,0000) dalam gram.
e. Centrifuge
Centrifuge merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan campuran dari larutan berdasarkan berat molekul, contohnya mengambil serum darah.
f. Gelas Ukur
Gelas ukur merupakan alat yang digunakan untuk pembuatan medium, memanaskan medium, dengan volume mulai dari 10 ml sampai 1 L
g. Labu Ukur
Labu ukur merupakan alat yang digunakan untuk pembuatan reagen atau pengenceran dengan tingkat ketelitian tinggi.
h. Gelas Beker
Gelas beker merupakan alat yang digunakan untuk pengambilan reagen dan bisa juga digunakan untuk reaksi yang membutuhkan pemanasan.
i. Erlenmeyer
Erlenmeyer merupakan alat yang digunakan untuk mereaksikan bahan dan pembuatan medium, contohnya medium untuk kultur jaringan.
j. Gelas Arloji
Gelas arloji merupakan wadah untuk melakukan proses penimbangan bahan dalam sekali timbang, misalnya menimbang glukosa, cabe, dan sebagainya
k. Botol Timbang
Botol timbang merupakan wadah untuk penimbangan yang sifatnya berkala, selain itu bisa untuk pengeringan
l. Tabung Reaksi
Tabung reaksi merupakan alat yang digunakan untuk mereaksikan bahan, pembuatan medium, dan kultur mikrobia
m. Penjepit Kayu
Penjepit kayu merupakan alat untuk menjepit tabung reaksi saat dipanaskan n. Pipet Tetes
o. Pipet ukur
Pipet ukut merupakan alat yang digunakan untuk pengambilan reagen dengan ketelitian tinggi, dengan volume dari 0,1 ml sampai 25 ml
p. Pipet Gondok
Pipet gondok merupakan alat yang digunakan untuk pengambilan satu volume larutan atau reagen dan memiliki tingkat akurasi lebih tinggi dibandingkan pipet ukur
q. Mikropipet
Mikropipet merupakan pipet yang memiliki tingkat akurasi paling tinggi dibandingkan pipet yang lain, dan memiliki volume dari 0 sampai 1000 µl
r. Spatula
Spatula digunakan untuk pengambilan bahan s. Batang Pengaduk
Batang pengaduk memiliki fungsi untuk menghomogenkan larutan secara manual t. Pipet Pump
Pipet pump merupakan alat bantu dalam memompa larutan untuk pipet gondok maupun pipet ukur
u. Pipet Tip
Pipet tip merupakan alat bantu dalam penggunakan mikropipet sebagai tempat menampung larutan untuk dipindahkan
2. Penimbangan
Neraca Merupakan alat ukur yang presisi dimana keakurasiannya dapat mudah terbaca mulai dari 10 mikrogram sampai dengan 1 miligram. Jenis timbangan ini sangat cocok digunakan pada laboratorium karena kapasitasnya rendah dan lebih spesifik dalam menampilkan data sehingga penggunaan untuk aplikasinya dapat berjalan dengan baik dan sempurna. Selain perhitungan yang sangat presisi keakurasian data sangat terjamin sehingga penggunaanya lebih sempurna.
tingkat keakuran lebih tinggi, empat angka dibelakang koma dibandingkan neraca semianalitik.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut gula pasir: 0.88 gr; Cabe 0.57 gr; dan sampel A 0.07 gr. Angka yang terbaca pada neraca semianalitik seperti gula pasir dengan berat 0.88 gr menunjukan kemampuan neraca semianalitik yang memiliki tingkat akurasi dua angka di belakang koma (0,00) gr.
3. Penggunakan Mikropipet
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.
Cara Penggunaan :
1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan lancarnya mikropipet.
3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi.
4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip.
6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.
8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.
Kalibrasi
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasanya dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional mau pun international dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Kalibrasi diperlukan untuk:
perangkat baru,
suatu perangkat setiap waktu tertentu,
ketika suatu perangkat mengalami tumbukkan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi,
ketika hasil observasi dipertanyakan
pada bagian belakang memiliki warna kuning, biru, dan putih. Warna biru memiliki kemampuan maksimal sampai 1000 µl dalam pengambilan sampel dan tip yang digunakan juga berwarna biru, seperti halnya pipet berwarna kuning dengan kemampuan maksimal sampai 200 µl sedangkan pipet yang berwarna putih mempunyai kemampuan maksimalnya sampai 20 µl.
4. Pengenceran dan Pelarutan
Pengenceran adalah menurunkan atau memperkecil konsentrasi larutan dengan menambahkan pelarut. Pada proses pengenceran, volume dan molaritas berubah sedangkan jumlah molnya tetap.
Pelarutan adalah membuat larutan dari padatan murni dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu, sehingga konsentrasinya tetap. Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Khopkar,1990).
pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan. Pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Berdasarkan hasil yang didapatkan kosentrasi larutan X yaitu 0,0008X dengan perhitungan seperti dibawah ini.
M1 V1 = M2 V2
X 2 2 = M2 100
M2 = 2/100X
M2 = 0,02X
Dari kosentrasi ke dua ini dibuat lagi pengenceran sebagai berikut
M2 V2 = M3 V3
0,02X 10 = M3 250
M3 = 0,2/250X
M3 = 0,0008X
V. SIMPULAN
1. Pada laboratorium biokima terdapat beberapa jenis alat yang memiliki fungsi dan kinerja masing-masing, seperti alat untuk menimbang, mengukur, dan mereaksikan suatu sampel bahan percobaan.
2. Pada proses pengukuran dan penggunaan mikropipet yang dilakukan didapatkan hasil yaitu:
Proses penimbangan.
a. Sampel A = 0,07 gr b. Sampel B = 0,88 gr c. Sampel C = 0,57 gr
Ket: Sampel A , Sampel B (Gula Pasir), Sampel C (Cabai).
Proses penggunaan mikropipet
Pada penggunaan mikropipet disesuaikan dengan volume yang diambil untuk mentukan mikropipet yang mau digunakan agar hasil yang didapatkan bisa akurasi dan tepat.
3. Pengukuran secara teliti dan akurat didukung oleh penguasaan teknik dan metode penggunaan alat, serta menggunaan alat yang berkualitas baik.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. N. D. Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti Edisi Jilid 1
Gunawan, A. 2004. Tangkas Kimia. Kartika:Surabaya
Martha, Sukendra. n.d Peta Kamasurta (Anda Perlu Tau Tentang Kejadian Menarik Seputar Survei dan Pemetaan). Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog Dalam Terbitan