• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETERMINAN PEMILIHAN KB PADA WANITA USIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DETERMINAN PEMILIHAN KB PADA WANITA USIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

JNH Vol 1 No.1 Maret 2017 17

DETERMINAN PEMILIHAN KB PADA WANITA USIA REPRODUKSI

DI INDONESIA (ANALISIS DATA SUSENAS 2012)

Risky Kusuma Hartono

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM) Email : risky_kusuma@yahoo.com , telp: +6285646814814

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan pemilihan metode Keluarga Berencana (KB) pada wanita usia reproduksi. Kerangka analisis penelitian ini merujuk kepada hasil penelitian BKKBN yang menjelaskan bahwa pentingnya memilih metode kontrasepsi jangka panjang dengan menambahkan analisis keluhan efek samping yaitu diare akibat penggunaan KB dan kondisi lingkungan sekitar. Analisis dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ekonometri secara multinomial logit dari data SUSENAS tahun 2012. Hasilnya membuktikan bahwa variabel jumlah anak, usia, dan penolong persalinan dari tenaga kesehatan mempengaruhi pemilihan metode KB wanita usia reproduksi di Indonesia. Implikasi hasil temuan ini, sulitnya menahan laju pertumbuhan penduduk karena metode KB masih lebih banyak digunakan secara hilir. Melalui temuan penelitian ini diharapkan pemerintah meningkatkan gerakan penyuluhan kesehatan kepada wanita usia reproduksi agar bersedia untuk ber KB. Selain itu, meningkatkan upaya promosi pada penggunaan KB steril untuk meningkatkan pengguna kontrasepsi jangka panjang pada wanita usia reproduksi.

Kata Kunci: Wanita Usia Reproduksi, metode KB, BKKBN, Multinomial Logit

ABSTRACT

This study is aimed to analyze the determinants of the selection method of family planning (FP) in women of reproductive age. The analytical framework of this study refers to the research results from BKKBN that explaining the importance of choosing long-term contraceptive methods by adding analysis complaints of side effects of diarrhea due to the use of family planning and environmental conditions. Analysis was conducted using econometric approach with multinomial logit estimation from data SUSENAS 2012. The results of this study prove that a variable number of children, age, and birth attendants to the health personnel influence the selection of family planning methods in Indonesia especially to women of reproductive age. This condition implies the difficulty restrain the rapid rate of population growth due to family planning methods still begun from downstream. Through the findings, increasing the movement of health counseling from government to the women of reproductive age in order to be willing implementing family planning. In addition, increasing promotion on the use of sterile Family Planning method is needed to improve the long-term contraception in women of reproductive age.

Key Words: Women of Reproductive Age, Family Planning method, BKKBN, Multinomial Logit

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak posisi keempat di dunia menyimpan berbagai permasalahan kependudukan, kemiskinan, dan kesehatan. Salah satu penyebabnya berasal dari laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang meningkat cukup pesat. Berdasarkan lampiran Laporan Konvensi Negara (2007) jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2005 kurang lebih sebanyak 213 juta jiwa15. Namun berdasarkan data BPS (2015) jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan pesat menjadi lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 20144. Peningkatan penduduk yang pesat ini tidak diikuti dengan peningkatan

(2)

JNH Vol 1 No.1 Maret 2017 18 Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Berdasarkan laporan UN (2014) IPM Indonesia kenyataannya bernilai 0.684 pada tahun 2013 yang posisinya masih di bawah negara-negara seperti Singapura dan Thailand untuk tingkat ASEAN13.

Program Keluarga Berencana (KB) untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk Indonesia masih perlu mendapat perhatian. Esensi awal KB sesuai dengan UU No. 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera yaitu untuk menurunkan fertilitas16. Pelaksanaan KB dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan rakyat Indonesia16. Namun berdasarkan data Riskesdas (2013) hanya 10,2% saja yang menggunakan kontrasepsi jangka panjang9. Apabila

pemilihan metode KB untuk jangka panjang menjadi pilihan, dapat mencegah laju pertumbuhan penduduk secara signifikan17.

Terdapat beberapa pilihan metode ber KB. Berdasarkan laporan BKKBN pada bulan Februari 2015 persentase pengguna kontrasepsi berdasarkan jenis antara lain IUD (6.87%), implant (9,73%), suntikan (52,21%), pil (24,36%), dan kondom (5,25%)2. Berdasarkan laporan tersebut, propors penduduk yang tidak memberikan laporan penggunaan kontrasepsi tentu masih menggunakan metode KB secara tradisional. Metode KB tradisional secara kalender misalnya memiliki kelemahan yaitu tidak cocok untuk wanita dengan siklus menstruasi tidak teratur dan butuh kerjasama intensif antara suami dan istri untuk keberhasilan pelaksanaannya14. Penduduk Indonesia yang tidak melaporkan jenis penggunaan KB lebih memilih untuk belum melakukan KB.

Terdapat beberapa faktor yang mendasari pemilihan metode ber KB penduduk Indonesia. Diantaranya laporan Badan Penelitian BKKBN (2011) kondisi demografi seperti usia Pasangan Usia Subur (PUS), jumlah anak, lama pernikahan; faktor sosial seperti pendidikan, wilayah tempat tinggal, tujuan berKB; serta faktor sarana seperti ketersediaan sumber pelayanan kesehatan menjadi faktor yang mendasarinya3. Selain kondisi kesehatan

individu terhadap pilihan alat kontrasepsi seperti efek samping pemilihan alat untuk metodenya maupun kondisi lingkungan juga turut berpengaruh terhadap pemakaian KB8. Semestinya memang dapat dianalisis berbagai macam karakter atau ciri dari masing-masing faktor tersebut untuk dapat diketahui cara meningkatkan penggunaan KB jenis-jenis modern.

Secara khusus wanita usia reproduksi yang berusia 20-35 tahun masih memiliki fungsi reproduksi yang baik2. Hal ini memicu keengganan untuk ber KB. Secara nasional

permasalahan dihadapkan pada laju pertumbuhan penduduk yang pesat, namun secara individu terutama wanita usia reproduksi lebih cenderung untuk bagaimana menjaga dan memperbaiki keturunannya. Disinilah peran pemerintah untuk mendorong wanita usia reproduksi agar dapat memulai menggunakan berbagai metode KB yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

(3)

JNH Vol 1 No.1 Maret 2017 19

METODA

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan sumber data pada penelitian adalah survei rumah tagga BPS yaitu Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2012. Populasi pada penelitian adalah seluruh perempuan yang ikut dalam survei rumah tanggal SUSENAS tahun 2012 yaitu sebanyak 140.240 orang. Sampel penelitian adalah seluruh wanita usia reproduksi berumur 20-35 tahun dan telah menikah yang ikut dalam kegiatan SUSENAS tahun 2012. Sampel penelitian yaitu sebanyak 17.574 orang.

Independent variable yang menjadi outcome dalam penelitian ini adalah pemilihan metode KB. Sedangkan indepndent variable penelitian ini sesuai dengan kajian yang dilaksanakan oleh BKKBN yaitu dengan memperhatikan jumlah anak, lama tahun pendidikan, usia dalam tahun, status bekerja atau tidak bekerja, penolong kelahiran oleh tenaga kesehatan, dan kepemilikan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)3. Selain itu beberapa kondisi kesehatan dan lingkungan antara lain kondisi diare, kepemilikan aset8 dalam penelitian ini dipilih lantai keramik di rumah, kepemilikan toilet pribadi, dan disposal yang menggunakan septic tank juga ditambahkan sebagai independent variable penelitian.

Independent

Gambar 1 menjelaskan variabel dependen yaitu pemilihan KB terbagi menjadi 4 kelompok. Kelompok tersebut yaitu wanita usia reproduksi yang masih belum menggunakan KB, kelompok pengguna KB tradisional, kelompok pengguna KB steril (seperti tubektomi dan vasektomi), dan pengguna KB jenis lainnya. Pengguna KB jenis lainnya yaitu wanita usia reproduksi yang sedang menggunakan KB suntik, KB susuk, KB pil, KB tisu, atau KB jenis kondom.

(4)

JNH Vol 1 No.1 Maret 2017 20 terpilih sebagai kategori pembanding (base outcome) dengan kelompok lainnya. Perhitungan dasar model multinomial logit yang ditampilkan adalah sebagai berikut.

Kode pemilihan KB adalah Tidak berKB = 0, pemilihan KB jenis tradisional = 1, pemilihan KB steril = 2, dan pemilihan KB tipe lainnya berkode 3. Kategori yang menjadi base outcome daam penelitian ini adalah kelompok yang berkode 3 yaitu pemilihan KB tipe lainnya. Maka berdasarkan pengkodean tersebut dihasilkan fungsi logit untuk kelompok 0, 1, dan 2, yakni :

γ 0 = α + β0a + β0b+ β0c + β0d+ β0e + β0f+ β0g+ β0h+ β0i +β0j

γ 1= α + β1a + β1b+ β1c + β1d+ β1e + β1f+ β1g+ β1h+ β1i + β1j

γ 2= α + β2a + β2b+ β2c + β2d+ β2e + β2f+ β2g+ β2h+ β2i + β2j

Keterangan fungsi simbol: a = juml_anak f = diare b = h_educyr g = h_floor1

c = h_age h = h_toilet1

d = h_work i = h_septic1 e = lhr_nakes j = jp_jkn α = Konstata

Maka perhitungan peluang atau keofisien beta dari masing-masing kelompok adalah sebagai berikut:

Prob(kel0) = e γ0 / (1 + e γ0 + e γ1 + e γ2) Prob(kel1) = e γ1 / (1 + e γ0 + e γ1 + e γ2) Prob(kel2) = e γ0 / (1 + e γ0 + e γ1 + e γ2)

Prob(kel3) = 1 – Prob(kel0) – Prob(kel1) – Prob(kel2)

Sedangkan nilai RRR dapat dihasilkan melalui eksponensial koefisien beta pemodelan multinomial logit tersebut. Penelitian ini juga melakukan penilaian asumsi independence of irrelevant alternatives (IIA) small dan shiao. Hasil uji IIA mendukung Ho, yaitu odds masing-masing kategori pilihan metode ber KB.

Data dianalisis secara univariat dengan menampilkan jumlah (N) variabel penelitian, rata-rata masing-masing variabel yang mana pada setiap data kategorik nilai rata-rata tersebut mewakili proporsi yang menjelaskan persentase variabel. Selain itu terdapat besaran standar deviasi (SD), nilai minimum dan maksimum setiap variabelnya. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan antar-kelompok dilaksanakan dengan menampilkan jumlah dan rata-rata (mean) setiap kategori. Beberapa jenis tes dilakukan untuk melihat perbedaan tersebut. Uji chi-square dilakukan untuk melihat perbedaan proporsi atau persentase untuk variabel berskala kategorik. Tes ANOVA dilakukan untuk variabel independen berskala kontinyu .

(5)

JNH Vol 1 No.1 Maret 2017 21 HASIL PENELITIAN

Tabel 1. menggambarkan distribusi faktor yang mempengaruhi pemilihan KB pada wanita usia reproduksi. Jumlah wanita usia reproduksi yang mengikuti SUSENAS tahun 2012 ini berjumlah 17.574 orang. Terdapat 3 variabel numerik dan 7 variabel kategorik yang digambarkan nilai minimum = 0 dan nilai max = 1 dalam penelitian.

Tabel 1. Distribusi Faktor yang Pemilihan KB pada Wanita Usia Reproduksi

Variabel N Rerata SD Min Max

h_age 17.574 28,21 4,134 20 35

juml_anak 17.574 2,145 1,113 1 10

h_educyr 17.574 7,783 3,781 0 22

h_work 17.574 0,434 0,496 0 1

h_floor1 17.574 0,246 0,431 0 1

h_toilet1 17.574 0,623 0,485 0 1

h_septic1 17.574 0,572 0,495 0 1

Diare 17.574 0,0110 0,104 0 1

jp_jkn 17.574 0,374 0,484 0 1

lhr_nakes 17.574 0,776 0,417 0 1

Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa rata-rata usia wanita usia reproduksi Indonesia tahun 2012 adalah 28 tahun. Setiap individu masing-masing rata-rata memiliki 2 anak dengan lama pendidikan ibu adalah 7 tahun atau setara dengan lulusan Sekolah Dasar. Sedangkan 43% wanita tersebut merupakan pekerja. Terdapat sekitar 24% yang lantai rumahnya telah berkeramik. Selain itu sebanyak 62% telah memiliki toilet pribadi. Namun diketahui pada data di atas bahwa sebanyak 1,1% pengguna KB tersebut menderita diare. Hanya 3,7% yang telah menjadi peserta JKN. Namun sebanyak 77,6% persalinannya telah ditolong oleh tenaga kesehatan. Gambar 1 menunjukkan proporsi pilihan ber-KB wanita usia reproduksi Indonesia tahun 2012.

30,29%

1,44% 0,69% 67,58%

Tidak Ber KB

KB Tradisional

KB Steril

KB Lainnya (suntik, susuk, pil, tisu, kondom)

(6)

JNH Vol 1 No.1 Maret 2017 22

Tabel 2. merupakan distribusi rata-rata variabel yang mempengaruhi penggunaan KB pada wanita usia reproduksi berdasarkan jenis penggunaan KB tahun 2012. Berdasarkan tabel terlihat bahwa jumlah wanita usia reproduksi yang tidak berKB yaitu 5.322 orang. Sedangkan pengguna KB tradisional 252 orang dan pengguna KB steril 123 orang. Pengguna KB jenis lainnya terbanyak dengan jumlah 11.877 orang. Hal yang menaraik disini yaitu pengguna KB steril di sini memiliki rata-rata usia 31 tahun dan setelah mempunyai 3 anak. Hal ini berarti pengguna KB steril belum seperti yang ditargetkan dalam program keluarga berencana yaitu dua anak lebih baik.

Tabel 2. Distribusi Rata-Rata Berdasarkan Penggunaan KB

Variabel Tidak Ber KB Tradisional KB Steril KB Lainnya

N mean N mean N mean N mean

h_age 5.322 28,35 252 29,34 123 31,21 11.877 28,09 juml_anak 5.322 2,252 252 2,381 123 3 11.877 2,084 h_educyr 5.322 7,669 252 7,790 123 8,089 11.877 7,831 h_work 5.322 0,449 252 0,659 123 0,569 11.877 0,421 h_floor1 5.322 0,230 252 0,210 123 0,398 11.877 0,252 h_toilet1 5.322 0,583 252 0,635 123 0,675 11.877 0,641 h_septic1 5.322 0,536 252 0,591 123 0,675 11.877 0,586 diare 5.322 0,0128 252 0,0039 123 0 11.877 0,010 jp_jkn 5.322 0,386 252 0,452 123 0,447 11.877 0,366 lhr_nakes 5.322 0,723 252 0,663 123 0,927 11.877 0,800

Dalam kaitannya dengan lingkungan, wanita usia reproduksi yang memiliki toilet dan septic tank pribadi justru lebih cenderung untuk menggunakan KB. Hal lain yang menarik disini pengguna KB lainnya justru terbebas dari diare atau pengguna KB ini terhindar dari efek samping dari penggunaan KB. Selain itu, persalinan yang telah ditolong oleh tenaga kesehatan, rata-rata untuk tidak ber KB nya masih tinggi yaitu 72%. Hal ini memerlukan peran khusus pada para tenaga kesehatan penolong persalinan agar dapat menekankan program KB kepada masyarakat terutama wanita usia reproduksi.Setelah dilakukan uji chi square dan ANOVA pada analisis bivariat, secara derajat kemaknaan dengan p value < 0,05, hanya satu variabel yang tidak signifikan secara statistik dalam hubungan dengan penggunaan KB, yaitu variabel diare dengan p value sebesar 0,221. Sedangkan hasil perhitungan p value pada variabel lainnya bernilai kurang dari 0,05 atau berhubungan secara statistik. Semua independent variable pada penelitian ini tetap dimasukkan pada uji selanjutnya dalam analisis multivariat metode multinomial logit.

(7)

JNH Vol 1 No.1 Maret 2017 23

Tabel 3. Analisis Multivariat Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan KB

VARIABEL

OLS

(Robust)

Tdk KB Tradisional Steril Tdk KB Tradisional Steril

Mlogit Parameter nilai signifikan standar eror *** p<0,01, ** p<0,05, * p<0,1

Secara keseluruhan hasil uji chi square menunjukkan nilai 464,7 prob = 0,000 serta pseudo R2 sebesar 0,0183. Hal ini menjelaskan bahwa pengaruh gabungan dari variabel-variabel independen di atas adalah signifikan untuk menjelaskan keragaman penggunaan KB pada wanita usia reproduksi. Kontribusi dari variabel-variabel independen di atas untuk menjelaskan keragaman sebesar 1,83%.

PEMBAHASAN

(8)

JNH Vol 1 No.1 Maret 2017 24

estimasi ini bisa terjadi karena variabel dependen yaitu pemilihan KB merupakan variabel kategorik yang tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu, analisis selanjutnya dilaksanakan dengan menggunakan pemodelan multinomial logit dengan mengukur besaran koefisien beta atau RRR nya.

Hasil analisis secara pemodelan multinomial logit menunjukkan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan KB pada wanita usia reproduksi dalam setiap kategori penggunaan KB. Pada kelompok peluang tidak menggunakan KB cenderung memiliki jumlah anak lebih banyak, merupakan pekerja, kebanyakan persalinan tidak ditolong tenaga kesehatan, dan memiliki toilet pribadi dibandingkan dengan pengguna jenis KB lainnya. Bila dilihat secara teoritis terdapat tahap keputusan individu untuk mengubah sikap dari kepuusan sebelumnya mulai dari transfer pengetahuan, persuasi, dan pengambilan keputusan12. Keberhasilan tahap tersebut yang menentukan individu untuk memutuskan menggunakan KB atau memutuskan untuk menggunakan KB jenis tertentu. Padahal sasaran utama dari pelayanan KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu berkisar dari 20-35 tahun. Rentang usia ini optimal untuk wanita hamil dan melakukan persalinan sehingga Pelayaan KB yang diberikan secara optimal pada rentang usia ini dapat menekan laju pertumbuhan penduduk1. Oleh karena itu, diperlukan peran tenaga kesehatan yang lebih besar untuk memberikan penyuluhan terkait KB terutama dapat dilakukan di tempat-tempat kerja.

Pada kelompok pengguna KB tradisional cenderung berpeluang memiliki jumlah anak lebih banyak, usia yang lebih tua, kebanyakan persalinan tidak ditolong tenaga kesehatan dibandingkan dengan pengguna KB lainnya. Determinan ini disebabkan karena terlambatnya pemberian pengetahuan mengenai pentingnya KB. Pengetahuan yang memadai tentang KB maupun alat kontrasepsi dapat memotivasi dapat juga diberikan kepada suami untuk menganjurkan istrinya memakai alat kontrasepsi7. Dengan demikian, istri dapat memiliki pengetahuan lebih sejak dini dan dapat segera memulai untuk menggunakan KB.

Kelompok pengguna KB steril cenderung semakin memiliki banyak anak dan usia yang lebih tua jika dibandingkan dengan pengguna KB jenis lainnya. Hal ini menjelaskan bahwa penggunaan KB jenis lainnya telah digunakan oleh wanita usia reproduksi namun penggunaan KB steril kurang menyentuh wanita usia reproduksi. Sebaiknya perlu adanya penyuluhan yang lebih banyak terkait manfaat dan kegunaan penggunaan KB steril ini pada wanita usia reproduksi. Selain pendekatan penyuluhan, peran keluarga juga dapat dioptimalkan untuk mendorong perilaku peningkatan kesehatan termasuk kesadaran ber KB6.

Efek samping diare berdasarkan tabel 3 hasil penelitian ini tidak bernilai secara signifikan. Sedangkan penelitian lain menyebutkan terdapat efek samping penggunaan KB antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala, atau diare yang dapat berlangsung hingga berbuan-bulan10. Berdasarkan hasil temua ini fokus utama untuk meningkatkan

(9)

JNH Vol 1 No.1 Maret 2017 25

KESIMPULAN

Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pemilihan KB wanita usia reproduksi di Indonesia berdasarkan analisis data SUSENAS Tahun 2012 dapat dijelaskan a) Kelompok tidak ber KB memiliki jumlah anak lebih banyak, merupakan pekerja, kebanyakan persalinan tidak ditolong tenaga kesehatan, dan memiliki toilet pribadi. b) Kelompok pengguna KB Tradisional memiliki jumlah anak lebih banyak, usia yang lebih tua, kebanyakan persalinan tidak ditolong tenaga kesehatan. c) Kelompok Pengguna KB Steril memiliki jumlah anak yang lebih banyak, usia lebih tua, pekerja, persalinan ditolong tenaga kesehatan, yang lantai rumahnya belum berkeramik. d) Metode KB lainnya memiliki jumlah anak yang lebih sedikit, usia penggunanya lebih muda, kebanyakan bukan pekerja, dan proses persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan. Penelitian ini menyarankan kepada pemerintah agar mendorong wanita usia reproduksi untuk dapat meningkatkan pemakaian KB sebagai upaya untuk menurunkan kelahiran di Indonesia. Misalnya dengan mengadakan penyuluhan lebih banyak mengenai KB steril kepada generasi muda (wanita usia reproduksi beserta pasangan), memotivasi wanita usia reproduksi yang telah memiliki 2 anak masih hidup untuk segera menggunakan KB jangka panjang misalnya KB steril, membuat program-program penyuluhan yang menarik untuk lebih memikat perhatian gengerasi muda serta memberikan pelatihan tenaga persalinan agar dapat meningkatkan upaya penyuluhan ber KB secara lebih efektif dan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2007). Lampiran Data Konvensi Negara sesuai Pasal 44 Tahun 2007. http: //www.kla.or.id/dokumen/laporankha/lampiran KHA3dan4.pdf. 26 Desember 2015.

Anonim. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan MKJP di Enam Wilayah Indonesia. Jakarta: BKKBN.

Anonim. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013.

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil Riskesdas 2013. 26 Desember 2015.

Anonim. (2014). Human Development Report 2014. http://jikti.bakti.or.id/updates/laporan-pembangunan-manusia-2014-peluncuran-global-implikasi-loka. 26 Desember 2015.

Anonim. (2015). Laporan Umpan Baik Pelayanan Kontrasepsi Februari 2015. Jakarta: BKBN.

Anonim. (2015). Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Propinsi 2014. http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1268. 26 Desember 2015.

(10)

JNH Vol 1 No.1 Maret 2017 26

Friedman, M.M, V.R. Bowden, dan E.G. Jones . (2010). Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, & Praktik. Diterjemahkan oleh Yani, A. dan S. Hamid. EGC. Jakarta.

Tedjo, L.I.K. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Pada Keluarga Miskin. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.

Johnson S, Pion C, dan Jennings V. (2013). Current Methods and Attitudes of Women

Towards Contraception in Europe and America.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23384291. 26 Desember 2015.

Kusumaningrum, R. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.

Hosmer dan Lemeshow. (2015). Applied Logistic Regresion, Second Edition. http://stats.idre.ucla.edu/stata/examples/alr2/applied-logistic-regression-second-edition-by-hosmer-and-lemeshowchapter-1-introduction-to-the-logistic-regression-model. 26 Desember 2015

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Puspitasari, N. (2008). Metode Kontrasepsi. FKM Universtas Airlangga. Surabaya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1992. Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. 16 April 1992. Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta.

Winner B, Peipert J.F., Zhao Q, Buckel C, Madden T, Allsworth J.E., dan Secura GM. (2012).

Effectiveness of long-acting reversible contraception.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22621627. 26 Desember 2015.

Gambar

Gambar 2. Pilhan KB Responden,
Tabel 2. Distribusi Rata-Rata Berdasarkan Penggunaan KB
Tabel 3. Analisis Multivariat Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan KB

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Turnover Intention Melalui Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Mediasi.. (Studi Empiris di Kantor Akuntan

1. Kegiatan pembelajaran materi mufrodat dengan menggunakan metode kartu bergambar pada siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Raudatusshibyan Kabupaten BanjarTahun

Kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/i sangat diharapkan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini (± 1 hari). Bila masih ada hal – hal yang belum jelas menyangkut penelitian ini, setiap

Dwi Setyaningsih (2010) menyatakan bahwa analisis sensori atau uji organoleptik merupakan suatu proses identifikasi, pengukuran ilmiah, analisis,, dan interpretasi

Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Perusahaan Terhadap Kepuasan Pelanggan ”, maka terdapat beberapa variabel

Usaha ini dipilih karena prospek pengolahan kedelai menjadi susu kedelai sekarang ini cukup menjanjikan, kandungan gizi yang terkandung didalamnya memiliki kandungan gizi

Berdasarkan analisis data mengenai pemakaian deiksis dalam cerpen siswa SMA Negeri 1 Karanganyar dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk deiksis yang terdapat dalam cerpen

Sebagai seorang yang beragama islam, islam menjadi hendaknya menjadi dasar dalam menata kehidupan, baik ekonomi, politik, maupun budaya sehingga kehidupannya menjadi prilaku