• Tidak ada hasil yang ditemukan

PACER dan Integrasi Ekonomi di Pasifik B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PACER dan Integrasi Ekonomi di Pasifik B"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PACER (PACIFIC AGREEMENT ON CLOSER ECONOMIC RELATIONS) DAN PERANNYA DALAM MENGINTEGRASIKAN EKONOMI REGIONAL DI PASIFIK

BARAT DAYA

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Australia dan Pasifik Barat Daya

Oleh

Hendra Saktiono NPM 0806317211

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS INDONESIA

(2)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa makalah ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Indonesia.

Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan Plagiarisme, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas Indonesia kepada saya.

Depok, 5 Januari 2012

(3)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Sudah sejak lama sebenarnya wilayah Pasifik dikenal sebagai wilayah yang teduh, damai, dan indah dalam geografisnya. Namun di balik keteduhan, kedamaian, dan keindahan alamnya itu, wilayah Pasifik juga menyimpan bahaya yang tidak terlihat dan jarang sekali disentuh karena kurang terjangkaunya wilayah ini dan juga ketertutupan dari pergaulan internasional. Jaringan narkoba, penyelundupan manusia, obat terlarang dan lainnya masuk ke Pasifik bersamaan dengan era Globalisasi.1 Negara-negara pulau di Pasifik juga dalam hal sumber daya alam sangat terbatas dan seringkali mengalami bencana alam. Dengan kondisi infrastuktur yang seadanya dan juga jaringan telekomunikasi yang jauh dari memadai maka wilayah ini perlu untuk memperbaiki kekurangan tersebut agar mampu bertahan dalam globalisasi. Globalisasi membawa arus informasi yang sangat cepat dan itu membutuhkan jaringan komunikasi yang memadai. Globalisasi pun membutuhkan perjalanan yang cepat dan itu membutuhkan infrastruktur yang memadai.

Melihat kekurangan di negara pulau Pasifik maka semua hal itu tidak memenuhi syarat untuk bertahan dalam era globalisasi. Maka menghadapi hal tersebut, Forum Leaders

pada bulan April 2004 mengadopsi visi baru bagi wilayah Pasifik melalui Pacific Plan untuk menciptakan jaringan yang kuat dan mendalam bagi negara-negara Pasifik melalui upaya mendapatkan keuntungan dari berbagi sumber daya dan kerjasama antar pemerintah. Integrasi ke dalam ekonomi dunia dari region ini merupakan visi utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran negara pulau Pasifik. Para pemimpin dari negara pulau Pasifik menyadari bahwa dengan melalui pendekatan regional yang terintegrasi akan secara efektif masuk ke dalam ekonomi dunia. Harapannya banyak untuk negara pulau di Pasifik ini mengembangkan ekonominya bersama dengan Australia dan Selandia Baru. Bergeraknya ekonomi akan menggerakkan barang dan sumber daya sehingga harapan untuk mendapatkan nilai tambah barang tersebut akan menghasilkan pertumbuhan tenaga kerja dan juga ekonomi

(4)

PACER atau Pacific Agreement on Closer Economic Relations merupakan persetujuan payung yang disepakati oleh anggota dari Pacific Islands Forum bersama dengan Australia dan Selandia Baru. PACER pertama kali ditandatangani di Nauru pada tanggal 18 Agustus 2001 dan secara resmi bekerja pada tanggal 3 Oktober 2002. PACER menawarkan kerangka kerja untuk pembangunan perdagangan jangka penjang dan hubungan ekonomi antar anggota dari negara pulau Pasifik bersama dengan Australia dan Selandia Baru. Latar belakang diadakannya persetujuan PACER ini adalah kebutuhan dan kepentingan dari negara-negara pulau Pasifik dengan Australia dan Selandia Baru. PACER menawarkan sebuah kerangka kerjasama untuk menegosiasikan dan membantu negara pulau Pasifik untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.

Bantuan berupa fasilitas perdagangan ini datang dari Australia dan Selandia Baru sebagai dua negara kuat di wilayah Pasifik Barat Daya dan memiliki posisi tawar yang kuat di region ini. Melihat bahwa ketertutupan wilayah dari negara pulau Pasifik akan berimplikasi kepada bukan hanya aspek politik melainkan juga ekonomi, PACER ditujukan untuk membuka negara-negara tersebut dalam bantuan ekonomi. Hal ini tentu tidak dapat dilepaskan akan intervensi dari Australia dan Selandia Baru yang memiliki kepentingan di wilayah ini, sehingga banyak sekali lembaga yang menyuarakan akan fair trade dan bukannya free trade atau free trade yang berkeadilan.2 Namun akan sebenarnya dalam jangka waktu 8-10 tahun dari waktu ditekennya kerjasama ini, PACER boleh dikatakan sebagai wadah perdagangan bebas yang unik dalam bentuk bantuan dan kerjasama ekonomi3, karena ada PICTA (Pacific Island Countries Trade Agreement) waktu 8-10 digunakan sebagai pengurangan tarif sampai dengan nol persen.4

2 Di antara lembaga yang fasih bersuara mengenai keadilan perdagangan tersebut di antaranya adalah Oxfam, AidWatch, PANG (Pacific Network on Globalization), AFTINET (Australian Fair Trade and Investment Network)

3 World Bank: Pacific Islands Regional Economic Report: Embarking on a Global Voyage: Trade Liberalisation and Complementary Reforms in the Pacific, September 2002.

(5)

I.2 Rumusan Masalah

Makalah ini berusaha menjawab pertanyaan umum, “Bagaimana Peran Pacific Agreement on Closer Economic Relations (PACER) dalam upaya mengintegrasikan ekonomi regional di Pasifik Barat Daya?”, dengan pertanyaan spesifik sebagai berikut:

1. Bagaimana terbentuknya PACER dan hal yang melatar belakanginya? 2. Bagaimana posisi PACER dalam isu perdagangan di Pasifik?

3. Peran seperti apakah yang dimainkan PACER dalam integrasi ekonomi dan apa dampaknya bagi negara yang terlibat dalam PACER tersebut?

I.3 Pendekatan : Pendekatan Sejarah Ekonomi menurut Douglas C. North

Secara garis besar, sejarah ekonomi , mempunyai perhatian mengenai kegiatan ekonomi di masa yang lampau. Masalah-masalah yang ada hubungannya dengan sseorang sejarawan ekonomi luasnya sama dengan minatnya terhadap pertumbuhan., kemandekan atau merosotnya ekonomi; kemakmuran kelompok-kelompok individual dalam ekonomi senada dengan arah perubahan ekonomi dan kegiatannya.5 Untuk masalah yang terakhir ini perlu memusatkan kepada struktur masyarakat. Akibatnya sejarah ekonomi sering menumpahkan perhatiannya kepada perpaduan bidang-bidang sejarah sosial dan sejarah politk. Meskipun demikian, masalah besar dari sejarah ekonomi menitikberatkan kepada dua kategori: (1) keseluruhan pertumbuhan ekonomi sepanjang waktu dan faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan itu (atau bisa pula kemandekan/kemerosotan), dan (2) distribusi pendapatan dalam ekonomi tersebut bagi arah pertumbuhan atau kemunduran. Perhatian selanjutnya, meliputi seluruh bidang yang menyangkut masalah kemakmuran dari pelbagai kelompok dalam masyarakat selama terjadinya perubahan ekonomi pada masa lampau.

Perbedaan sifat sejarah ekonomi dibandingkan dengan disiplin ekonomi sendiri adalah bahwa sejarah ekonomi terutama memperhatikan masalah-masalah masa lampau daripada masa kini. Hal ini tentu berbeda dari penelitian sejarah pada umumnya yang tidak hanya dengan perhatian khusus terhadap aspek ekonomi masyarakat masa lampau, melainkan juga dengan melakukan pendekatan terhadap kerangka teori yang sistematis sebagai suatu sumber generalisasi serta dengan penggunaan metode kuantitatif sistematis yang sepadan dengan bukti-bukti yang terkumpul. Penggunaan jenis-jenis disiplin tersebut di atas untuk membedakan sejarah ekonomi dari penelitian sejarah pada umumnya, mengakibatkan

(6)

perubahan dalam disiplin tersebut pada masa-masa terakhir ini. Kerangka teori yang digunakan dalam sejarah ekonomi adalah ekonomi itu sendiri. Kerangka ekonomi ini telah dikenal dua abad yang lalu dalam arah yang terus-menerus berubah antara perkembangan generalisasi dan pengujian mereka terhadap bukti empiris yang memberikan model-model dasar tertentu pada tingkah laku ekonomi.6 Pengujian keterangan-keterangan di dalam sejarah ekonomi dapat dilakukan dengan beberapa bentuk. Dalam hal ini termasuk kepada pengujian: (1) kebenaran empiris dari latar belakang kondisi; (2) bentuk-bentuk ketetapan-ketetapan logika; (3) kebenaran empiris dari kegunaan yang berhubungan dengan latar belakang kondisi menuju kesimpulan-kesimpulan. Penegasan utama di mana untuk memberikan keterangan tergantung kepada hal-hal yang memerlukan pertimbangan dan adanya data. Dengan demikian, suatu keterangan tentang sebab musabab ketidakpuasan misalnya dalam kasus di Amerika mengenai kaum petani pada akhir abad kesembilan belas di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa sumber-sumber ketidakpuasan ini adalah jatuhnya harga hasil pertanian yang lebih cepat dari harga-harga barang-barang lain, dapat dibantah dengan adanya data-data empiris bahwa harga hasil pertanian jatuhnya tidak lebih cepat dibandingkan harga-harga lainnya. Suatu hipotesa yang mempertahankan bahwa perbudakan akan jatuh di bawah bebannya sendiri tanpa suatu perang saudara berdasarkan kemungkinan-kemungkinan ekonomi perbudakan sebagai suatu institusi. Hal ini dapat dibantah dengan hipotesa lain, apabila dalam pengujian yang demikian menunjukkan bahwa perbudakan merupakan institusi yang menguntungkan. Analisis sejarah ekonom juga dapat melakukan pengujian bantahan terhadap berbagai dalil. Dengan demikian argumentasi misalnya jalan kereta api tidak member pembebasan bagi perkembangan ekonomi Amerika Serikat pada abad kesembilan belas dapat dibantah dengan pengujian dalil sangggahan yang berdasakan, bahwa biaya pemindahan barang dengan transportasi yang baik tidak akan lebih tinggi daripada biaya pemindahan barang-barang melalui jalan kereta api. Pengujian semacam ini melibatkan penentuan fungsi penyediaan jalan kereta api dan pelayanan transportasi tidak dengan melalui kereta api.7

Teknik metodologi yang untuk sejarah ekonomi ini sebagai gambaran yang luas dapat menjelaskan seluruh proses penelitian dan pengujian yang melibatkan beberapa masalah. Hipotesa misalnya bahwa kebijaksanaan kerajaan Inggris menurunkan pendapatan koloni Amerika pada tahun 1763-1775 akan membantu untuk contoh ini. Hipotesa ini secara tidak langsung sebagai sautu pernyataan sanggahan bahwa tidak adanya kebijaksaaan pendapatan

6Ibid, hal. 175.

(7)
(8)

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Terbentuknya PACER (Pacific Agreement on Closer Economic Relations)

PACER atau Pacific Agreement on Closer Economic Relations pertama kali menjadi kesepakatan antara negara-negara FIC (Forum Island Country) yang berjumlah 14 negara FIC yakni Cook Islands, Federated States of Micronesia, Fiji, Kiribati, Marshall Islands, Nauru, Niue, Palau, Papua Nugini, Samoa, Solomon Islands, Tonga, Tuvalu dan Vanuatu dengan tambahan dua negara yakni Australia dan Selandia Baru.8 Diumumkan pada tanggal 18 Agustus 2001, PACER ditandatangani oleh 14 negara FIC menjadi titik tolak negara-negara di Kepulauan Pasifik memasuki era perdagangan baru lebih dekat lagi dengan Australia dan Selandia Baru. Selain ditandatangani oleh 14 negara FIC tersebut, juga turut diratifikasi. Hal ini bisa dilihat dalam table berikut ini:

Ratifikasi pada awal disepakatinya PACER:

Meliputi hal-hal sebagai berikut:

- create an enabling economic environment (through tackling issues including the provision of infrastructure services, public enterprises, commercial legal

(9)

environment, regulatory reform, competition policy, transportation and labour market reform);

- manage fiscal implications;

- establish and enhance trade facilitation programmes;

- develop internationally compliant financial systems; and develop private sector capacity to exploit trade opportunity.9

(10)

Melihat kepada hal-hal yang diratifikasi oleh 14 negara FIC ini menunjukkan bahwa PACER lebih ditujukan kepada langkah antisipasi terhadap globalisasi. Globalisasi di Pasifik Barat Daya telah banyak membawa perubahan. Perubahan tersebut di antaranya menyangkut perubahan iklim dan lingkungan ekonomi yang harus diantisipasi secara baik. Bila tidak maka akan membawa negara-negara di Pasifik Barat Daya tersebut tidak siap untuk menghadapi globalisasi. Bisa dilihat dalam tujuan pertama adalah penciptaan lingkungan ekonomi bukan hanya fisik tetapi menyangkut pula peraturan-peraturan yang terkait dengan kebijakan pemerintah. Adalah penting untuk digaris bawahi bahwa dengan kondisi lingkungan negara-negara FIC yang sebenarnya rawan, baik itu rawan bencana atau pula kejahatan dan lain sebagainya, dimasukannya unsur peraturan yang akan dikeluarkan pemerintah akan mendorong pemerintah untuk bertindak aktif sendiri mengatasnamakan negara FIC dan bukannya Australia ataupun Selandia Baru yang memungkinkan kedua negara besar di Pasifik itu masuk lewat perusahaan-perusahaannya. Selain itu, dengan mendorong perbaikan kepada transportasi dan juga reformasi dari pasar buruh juga terkait dengan dampak dari globalisasi itu sendiri. Kesimpulannya adalah bahwa negara-negara di FIC ini akan dibuka untuk masuknya unsur-unsur swasta ke negeri tersebut. Hal ini bisa dilihat dalam poin ketiga dan keempat hal yang diratifikasi misalnya adalah untuk memantapkan dan meningkatkan program fasilitasi perdagangan, Jadi PACER ini selain sebagai sarana atau wadah pembangunan fisik bagi 14 negara FIC juga sebagai sarana bantuan perdagangan dan juga akan masuk kepada bantuan ekonomi bagi negara-negara FIC ini. Bantuan perdagangan datang dari Australia dan Selandia Baru, tidak menutup pula bantuan akan datang dari Uni Eropa dan juga Amerika Serikat yang telah meneken perjanjian lain di luar PACER tetapi masih terkait dalam hal rantai koneksi perdagangan dalam Economic Partnership Agreement (EPA).10

Terbentuknya PACER memang tidak terlepas dari perjanjian-perjanjian yang mendahului terutama antara negara-negara FIC dengan dua negara besar tetangga mereka yakni Australia dan Selandia Baru. SPARTECA atau South Pacific Regional Trade and Economic Cooperation Agreement yang sudah di tandatangani semenjak tahun 1981 mengurus mengenai kewajiban dan akses bebas kuota yang diberikan kepada 14 negara FIC menyangkut ekspor barang ke Australia dan Selandia Baru.11 Perjanjian yang ditandatangani melalui SPARTECA merupakan pendahuluan dari PACER yang secara khusus melibatkan

10 Asian Development Bank, Loc. Cit, hal. 11.

(11)

dua negara besar yakni Australia dan Selandia Baru dengan negara-negara pulau tetangganya. Tidak lain tujuan dari Australia dan Selandia Baru yang melihat negara-negara di Pasifik ini tidak tersubordinasi terhadap lingkungan ekonomi yang dipayungi oleh sebuah kerjasama ekonomi. Selain itu, dengan melihat kurang stabilnya kawasan ini di mana seringkali terjadi konflik juga turut mengundang Australia dan Selandia Baru “mengikat” negara-negara yang termasuk di dalamnya dalam perjanjian ekonomi. Oleh karenanya PACER dan perjanjian sejenisnya mengangkat isu integrasi kawasan. Hal ini menarik melihat negara-negara di Pasifik ini tidaklah homogen dan bila ditambah Australia serta Selandia Baru akan terlihat perbedaan-perbedaan yang mencolok. Negara kecil di Pasifik ini selalu melihat bangsa asing sebagai bangsa yang ingin menaruh kekuasaan kepada wilayahnya, tentu hal ini terkait dengan kepercayaan mereka yang sangat tinggi dengan alam dan lingkungan mereka. Namun di dalam SPARTECA harus diakui banyak sekali manfaat yang didapat oleh negara-negara Pasifik ini, misalnya adalah proporsi barang yang diekspor ke Australia dan Selandia Baru oleh Niue saja mencapai 98 persen dan Samoa hanya mencapai setengahnya saja, sedangkan Fiji dan Papua Nugini hanya mencapai seperempat.12

Bisa dibayangkan negara pulau sekecil Niue mendapatkan keuntungan dari hasil perdagangan bisa lebih besar dari negara tetangganya. Namun dibalik semua itu terdapat tantangan yang masih harus dihadapi. Tantangan yang harus dihadapi oleh para pembantu pemasaran di negara-negara Pasifik adalah masalah kualitas, kebersihan, dan konsistensi. Negara-negara pulau tersebut belum biasa berdagang dengan negara berkembang yang modern semacam Australia dan Selandia Baru. Masalah transportasi, komunikasi serta minimnya pengalaman membuat perdagangan negara FIC masih membutuhkan proses, ditambah lagi dengan bancana alam. Oleh karenanya PACER dibuat sebagai jawaban terhadap tantangan tersebut.

(12)

II.2 PACER (Pacific Agreement on Closer Economic Relations) dan Isu Perdagangan di Pasifik

PACER dalam tujuannya perlu digaris bawahi tidak ingin ditempatkan sebagai kerjasama dalam kerangka perdagangan bebas. Lebih ditujukan sebagai bantuan perdagangan kepada negara-negara FIC, PACER terkait erat dengan SPARTECA yang jauh sudah diimplementasikan semenjak tahun 1981. Selain itu, PACER juga terkait dengan PICTA atau

Pacific Islands Countries Trade Agreement yang disepakati pada tahun 2003, yang merupakan wadah terkait dengan perdagangan bebas di mana tujuannya bagi barang-barang yang diimpor dari negara-negara FIC yang berasal dari local negara tersebut sebesar empat puluh persen akan dikenakan tarif nol persen pada tahun 2021.13 PICTA menjadi wadah kerjasama perdagangan bebas di mana Australia dan Selandia Baru tidak termasuk ke dalamnya. Perbedaannya pun antara PACER dan PICTA adalah bila PACER ditandatangani dan diratifikasi oleh seluruh negara-negara FIC maka PICTA hanya 9 negara. Dengan pemberlakuan tariff nol persen sampai dengan jangka waktu 10 tahun sejak diberlakukannya di tahun 2003, dalam PICTA ada tiga negara yang dekat dengan Amerika Serikat (Compact of Free Association) pemberlakuannya sampai 13 tahun.14 Dengan PICTA ini, maka negara-negara FIC memasuki era perdagangan bebas di antara negara-negara-negara-negara tersebut, di mana sebenarnya PICTA ini menjadi batu loncatannya. Oleh karenanya, isu perdagangan bebas di regional Pasifik akan terkait selain kepada negara-negara FIC juga akan terkait dengan negara-negara besar yang biasanya menjadi donatur atau penyedia bantuan seperti dana atau perangkat peraturan yang berasal dari negara-negara besar tersebut. Dalam hal ini misalnya terlihat Amerika Serikat dan EU cukup dominan bekerja dalam kerangka kerjasama EPA atau

Economic Partnership Agreement atau melalui PICTA ini yang ditujukan sebagai batu loncatan untuk perdagangan bebas yang lebih luas lagi tidak hanya sekedar antara negara-negara di Pasifik itu saja. Karena isu perdagangan bebas atau globalisasi tidka dibawa oleh negara-negara Pasifik ini melainkan oleh negara-negara besar yang biasa memainkan peran dalam lingkup regional maupun interregional.

13 Ibid, hal. 2.

(13)

PICTA menjadi batu loncatan yang berharga karena inisiatif di dalamnya selain menyangkut kepada perdagangan bebas juga menyangkut kepada isu penyatuan regional atau integrasi regional. Termasuk tujuan lengkap dari PICTA di dalamnya adalah:

1. Untuk memperluas kerjasama, membedakan, dan mengintegrasikan perdagangan di antara anggota.

2. Untuk mempromosikan integrasi regional.

3. Menyediakan “batu loncatan” ke dalam proses globalisasi.

4. Untuk memperkuat posisi tawar dalam negosiasi untuk para anggota dalam menghadapi perdagangan bebas dengan Australia, Selandia Baru, dan EU.

5. Untuk menyediakan dasar bagi negosiasi tersebut.15

Antara poin 1 sampai dengan 3 merupakan penguatan internal antara negara-negara FIC untuk menghadapi poin 4 sampai dengan 5 yang jelas menyebutkan aktor dari hubungan perdagangan yang akan melibatkan dengan negara-negara FIC tersebut. Kendati terlihat sangat ‘liberal’ tujuan dari PICTA yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pembangunan ekonomi di negara-negara FIC dengan masuknya kekuatan global dan regional belum juga sampai ada peningkatan yang signifikan di antara negara-negara FIC dalam kemajuan ekonominya. Pun sebenarnya negara-negara Pasifik ini paham betul negara dan regional besar yang mereka hadapi, oleh karenanya beberapa negara dalam implementasi dari PICTA ini menerapkan perlindungan terhadap industri yang tengah berkembang di antara negara-negara FIC ini. Lewat PICTA inilah sebenarnya mulai dibukanya pasar besar di negara-negara FIC kendati PICTA ini berlabel untuk negara-negara FIC saja tetapi karena adanya unsur kerjasama dalam perdagangan bebas, telah dimanfaatkan secara baik oleh Australia dan Selandia Baru yang kemudian menerapkan kerjasama yang lebih efektif dalam PACER. Penerimaan serta merta negara-negara FIC ini terhadap negara tetangga mereka yang jauh lebih besar dalam kapasitas ekonomi mereka justru dilihatnya bukan sebagai ancaman dalam tahap ideal perjanjian-perjanjian kerjasama tersebut. Dengan terdorongnya aktor seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan EU mereka melihatnya sebagai ‘pemberi jalan terang’ menghadpi globalisasi.

II.3 PACER (Pacific Agreement on Closer Economic Relations) dan Integrasi Ekonomi Regional

(14)

Globalisasi bagaimanapun juga telah memasuki sendi-sendi kehidupan di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di regional Pasifik Barat Daya. Mengapa lantas kemudian negara-negara FIC bisa dengan mudah menerima paket kerjasama yang ditawarkan oleh aktor yang sudah punya pengalaman global dalam pengaruhnya baik itu dalam politik maupun ekonomi adalah karena adanya tekanan globalisasi. Tekanan globalisasi membuat negara-negara FIC mau tidak mau harus membuka diri dari pergaulan internasional. Selain itu, faktor sejarah negara-negara di FIC yang memang pernah mencicipi sentuhan asing membuat mereka bukanlah wilayah yang terlalu terpencil dan tidak bisa dijangkau. Tekanan globalisasi juga menimbulkan ancaman yang bisa berdampak buruk bagi negara-negara di FIC yakni di antaranya adalah potensi buruk termarginalisasi dari politik dan ekonomi internasional, dalam hal perdagangan bila tidak berorientasi keluar maka akan timbul masalah berupa tidak mampunya mereka bersaing dengan negara di regional lain, selain itu revolusi komunikasi memungkinkan perdagangan memasuki kebijakan-kebijakan baru, hal mana akan sulit diadaptasi bila negara-negara di FIC tidak segera mungkin mengatasi tekanan globalisasi ini. Globalisasi pun tidak akan serta merta mengikutsertakan negara-negara FIC untuk langsung terjun dalam kancah persaingan global, oleh karenanya butuh adanya proses. Proses dalam hal ini salah satunya adalah dengan perangkat kerjasama seperti PACER atau PICTA. Integrasi ekonomi regional dengan demikian merupakan syarat menuju globalisasi tersebut. Dengan wilayah yang tidak terlalu besar, seringnya terjadi bencana dan juga infrastruktur yang belum memadai sebenarnya negara-negara di FIC belum siap benar untuk menghadapi globalisasi. Maka PACER merupakan perangkat kerjasama agar proses keberlanjutan pembangunan ekonomi di wilayah FIC terus meningkat kapabilitasnya. Dalam poin perjanjiannya memang PACER tidak dimaksudkan sebagai wadah kerjasama perdagangan bebas, tetapi sebagai fasilitasi perdagangan. Dua poin penting mengenai PACER ini adalah fasilitasi perdagangan dan juga promosi perdagangan di mana dua negara yang tidak terlibat dalam PICTA yakni Australia dan Selandia Baru menyediakan bantuan keuangan dan bantuan teknis perdagangan.16 Fasilitasi perdagangan mempunyai tujuan untuk memodernisasi sistem pendukung perdagangan untuk meningkatkan volume dan kualitas dari perdagangan negara-negara FIC itu sendiri. Dalam era global saat ini, perdagangan merupakan hal dasar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun sebagian besar negara yang belum maju mendapatkan persaingan keras dari produsen asing, sehingga meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi merupakan jalan bertahan dari globalisasi sekaligus memanfaatkannya.

(15)

Liberalisasi perdagangan bagaimanapun juga bukan merupakan istilah yang dikenal oleh negara-negara FIC. Agaknya memang aneh bila kemudian negara-negara FIC justru memberlakukannya antar mereka sendiri dalam PICTA. Selama belum diberlakukannya PICTA dan sudah diimplementasikannya PICTA, negara-negara FIC memiliki kendala dalam mendorong perusahaan negara mereka. Dengan dilindungi oleh pajak dan peraturan lain, pemberlakuan perdagangan bebas antara negara-negara FIC membuat pemerintah tersebut tidak siap dan dampaknya “menghukum” industri ekspor yang potensial. Intinya adalah negara-negara FIC ini secara struktur ekonominya belum siap untuk menghadapi globalisasi. Oleh karenanya, opsi dari PICTA dengan pemberlakuan perdagangan bebas antar negara-negara tersebut bukanlah opsi yang baik. Opsi tersebut dinilai mengabaikan struktur ekonomi dan masyarakat dari negara-negara FIC dan dampaknya adalah kehilangan pendapatan dari tarif. 17

Tarif secara tradisional merupakan suumber pemasukan yang utama di Pasifik. Sebagaimana terlihat dalam tabel misalnya, tarif di Vanuatu bahkan hampir seperempat dari

17 Centre For International Economics, Pacific Islands Economies: The Role of International Trade and Investment,

(16)

pemasukan di Vanuatu. Pun demikian dengan Kiribati yang mencapai lebih dari dua puluh persen. Pada tabel kedua memperlihatkan lebih jauh bahkan rata-rata pendapatan negara-negara FIC didapat dari tarif di atas dua puluh persen. Pendapatan yang didapat dari tarif ini memang dikondisikan karena negara-negara di Pasifik tersebut belum memiliki kapasitas dalam memproduksi barang dengan nilai tambah. Oleh karenanya, tarif yang tinggi menjadi tren sumber pendapatan utama negara-negara FIC. Di satu sisi ini pun menjadi kendala di negara-negara FIC dalam menyesuaikan kondisi perekonomian mereka terhadap dunia internasional. Dengan tarif yang tinggi membuat harga-harga naik sedemikian drastis. Namun ada pengecualian dengan pemberlakuan tarif implikasi dari pemberlakuan perdagangan antara negara-negara FIC dengan Australia misalnya dikenakan tarif yang kecil.

Berikut pemberlakuan tarif terhadap barang-barang di negara FIC yang diambil dari International Trade Centre pada tahun 2009:

(17)

pembangunan ekonomi di negara tersebut. Hanya saja memang untuk ukuran negara-negara di Pasifik Barat Daya ini masih membutuhkan waktu untuk mencapai tujuan tersebut. Terciptanya kesempatan dalam bantuan perdagangan antara negara-negara FIC dengan Australia dan Selandia Baru turut pula diupayakan efisiensi ekonomi sesuai dengan prinsip ekonomi modern sehingga bukan saja ekonomi akan berjalan efisien tetapi juga efektif dalam jangka waktu yang lama. Dengan demikian integrasi ekonomi akan tercapai melalui suatu pencapaian institusi regional yang berhasil memanfaatkan institusi multilateral misalnya adalah WTO (World Trade Organization) atau FAO (Food and Agriculture Organization). Karena salah satu tujuan besar dari PACER atau PICTA adalah menguatkan integrasi ekonomi regional untuk menyatu dengan sistem ekonomi internasional. Hal demikian tak bisa tercipta bila masih tingginya hambatan-hambatan dalam perdagangan baik tarif maupun non-tarif. Akan sangat sulit kiranya memberlakukan perdagangan dengan tarif yang sangat tinggi, dengan begitu akan menjadi ekonomi yang berbiaya tinggi. Negara-negara FIC masih bisa menjanjikan masa depan ekonomi yang baik misalnya dalam bidang pertanian, perikanan, jasa, dan pariwisata. Kehadiran Australia dan Selandia baru di satu sisi memang akan menimbulkan kontroversi terkait kepentingan kedua negara besar di regional Pasifik ini dalam keterlibatannya dalam PACER. Namun penting untuk menjaga negara-negara di Pasifik ini dalam perdagangan multilateral dan tidak keluar dari jalur itu dengan terlebih dahulu mengupayakan integrasi ekonomi regional. Globalisasi telah sebenarnya telah membawa tawaran perubahan bagi negara-negara di FIC ini menuju integrasi ekonomi internasional kendati tantangan dan hambatan masih banyak ditemui.

BAB III KESIMPULAN

(18)

PACER. Karena sifatnya adalah bantuan dan fasilitas ekonomi dari Australia dan Selandia Baru dari tahun awal disepakatinya sampai hari ini di negara pulau Pasifik mengalami kemajuan dengan disorotinya isu-isu ekonomi yang terjangkau dari dunia internasional di mana sebelumnya tidak diketahui. Ini memungkinkan kerjasama antarnegara pulau Pasifik tidak akan terbatas hanya dengan Australia dan Selandia Baru tetapi juga negara lain dan juga lembaga lain seperti WTO, FAO, Bank Dunia dan sebagainya. Namun dalam rangka pembangunan ekonomi di negara-negara Pasifik tersebut memperhatikan kembali kondisi struktur ekonomi, politik dan masyarakat yang akan terus menyesuaikan dengan perkembangan terjadi karena PACER pola bantuannya adalah asimetris, antara Australia dan Selandia Baru tidak dalam posisi yang sama dengan negara-negara FIC. Kondisi demikian akan terbaca sebagai eksploitasi negara yang lebih maju terhadap negara yang belum berkembang, oleh karenanya kerjasama yang saling menghormati dan saling menguntungkan harus terus diupayakan dalam kerangka kerjasama yang tidak bersifat perdagangan bebas seperti PACER ini. Dengan demikian dampak yang terasa pada negara pulau Pasifik adalah terciptanya peluang untuk membangun ekonomi dengan seluas-luasnya dari yang awalnya bertujuan regional menjadi terintegrasi dengan dunia internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abdullah, Taufik. 1985. Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Perspektif. Jakarta: Gramedia

Arsip:

(19)

Jurnal/Workshop/Penelitian Makalah:

Asian Development Bank – Pacific Studies Series, University Of South Pacific, 2008

Centre For International Economics, Pacific Islands Economies: The Role of International Trade and Investment, Canberra and Sydney, Januari 2007

Eminent Persons’ Group Review of the Pacific Islands Forum, April 2004

International Trade Centre, 2009

Pacific Institute of Public Policy, Beyond the Fish and Coconut: Trade Agreements in Pacific Islands, Briefing Paper, Agustus 2008

Workshop on Identifying and Addressing Possible Impacts of RTAs/FTAs Development on APEC Developing Member Economies, Hanoi, Viet Nam, Juni 2005

World Bank: Pacific Islands Regional Economic Report: Embarking on a Global Voyage: Trade Liberalisation and Complementary Reforms in the Pacific

Sumber dari LSM Internasional:

AFTINET (Australian Fair Trade and Investment Network)

AidWatch

Oxfam

Gambar

Tabel untuk untuk semua produk menunjukkan bahwa Micronesia (FSM), Palau dan

Referensi

Dokumen terkait

Selain permasalahan penandaan, anak-anak perlu juga dikenalkan pada cara penggunaan antibiotik yang benar karena dengan pemberian edukasi tentang resistensi antibiotika

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, struktur modal, ukuran perusahaan dan pertumbuhan penjualan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

Dengan demikian, secara langsung pangkalan data tersebut mampu menjadi sumber acuan atau rujukan data bagi pengembangan metode konservasi budaya Indonesia yang berwujud

Penerimaan spesimen, pengambilan dan penyimpanan spesimen adalah Perlakuan terhadap spesimen yang akan dilakukan pemeriksaan dengan cara yang benar untuk menunjang analisis

Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan

Puji dan syukur Penulis panjatkan Kepada Kepada Tuhan yang Maha Esa atas anugerah dan kasihNyalah Penulis dapat menyelesakan skripsi ini dengan judul “Analisa Kandungan Formalin

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka simpulan yang diperoleh adalah Kesadaran lingkungan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

Metode klasifikasi dengan struktur pohon untuk peubah respons tunggal diperkenalkan oleh Breiman et al. Klasifikasi berstruktur pohon untuk peubah respons tunggal