• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP KINERJA

PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG

RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Aldama Idris

1

, Alfiah A

2

, Yasir Haskas

3

1STIKES Nani Hasanudin Makassar

2STIKES Nani Hasanudin Makassar

3STIKES Nani Hasanudin Makassar

(Alamat korepondesi: aldamaidris@gmail.com/085220548946)

ABSTRAK

Rumah sakit adalah salah satu sumberdaya manusia yang di butuhkan dalam kehidupan diharapkan mampu memberi pelayanan secara maksimal hal ini akan dapat tercipta dalam suatu lingkungan kerja yang kondusif, yang antara lain dipengaruhi oleh tipe kepemimpinan. Seorang kepala ruangan sangat memerlukan suatu pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas yang memungkinkan stafnya dapat menyelesaikan tugasnya dalam memberi asuhan keperawatan kepada pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang inap RSUD labuang baji Makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskritif analitik dengan pendekatan cross

secsional study. dengan uji chi square interval kepercayaan a 0,05. Sampel dalam penelitian ini

berjumlah 68 yang di dapatkan di RSUD Labuang Baji Makassar. Hasil analisa data untuk hubungan gaya kepemimpinan otoriter (p= 0,011), gaya kepemimpinan demokrasi (p=0,001) dan gaya kepemimpinan liberal (p=0,002) terhadap kinerja perawat di ruang inap RSUD labuang baji Makassar. Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

Kata Kunci : kinerja perawat, gaya kepemimpinan

PENDAHULUAN

Secara teoritis, kualitas sumber daya manusia rumah sakit yang tinggi diharapkan mampu meningkatkan kinerja layanan hal ini akan dapat tercipta dalam suatu lingkungan kerja yang kondusif, yang antara lain dipengaruhi tipe kepemimpinan yang tepat. Kaitan ini didasarkan pada hakekat kepemimpinan sebagai of the mind and state of

the spirit, sikap alam pikir dan sikap kejiwaan.

Seorang pemimpin harus mampu memimpin dengan segala ucapan, perbuatan, dan sikap atau perilaku hidup yang mendorong dan megantarkan bawahan hendak yang di capai (Triwibowo 2013).

Pelayanan keperawatan yang professional didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang mencakup aspek bio-pisiko-sosial, kultur dan spiritual yang komperhensif, Pelaksanaan keperawatan harus memiliki kamampuan khusus. perawat harus akuntabel terhadap keputusan, serta pelayanan dan asuhan kepewatan yang dilakukan dalam melaksanakan peran dan tugas fungsinya. Kepemimpinan merupakan unsur penting dan menentukan kelancaran pelayanan di ruma sakit, Karena kepemimpinan merupakan inti

dari manejemen organisasi. Di dalam organisasi ruma sakit, kepala ruangan rawat inap adalah pemimpin yang langsung membawahi dan berhubungan langsung dengan perawat pelaksana di ruang rawat inap (Triwibowo, 2013),

Seorang kepala ruangan sangat memerlukan suatu pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dengan mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas yang memungkinkan stafnya dapat menyelesaikan tugasnya dalam member asuhan keperawatan kepada pasien. Dimana seorang kepala ruangan memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda atara satu dengan yang lainnya. Gaya kepemimpinan merupakan cara-cara berinteraksi seorang pemimpin dengan stafnya dalam melaksanakan pekerjaanya (Triwibowo, 2013),

(2)

yang dipimpinya. Wewenang kepemimpinan didapat dari luar diri pimpinan itu.

Adapun penelitian yang dilakukan Kontesa (2014), Tentang hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan di ruang rawat inap RSUD DR. Rasidin Padang dengan jumlah responden sebanyak 38 perawat. Hasil uji

statistic chi-square diperoleh nilai p =0,032 (p

<0,05) yang berarti ada hubungan

Adapun penelitian yang di lakukan Meinyari (2012). Tentang pengaru gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar (2012). dari hasil analisis dengan spearman rank dimana didapatkan nilai signifikan p = 0,015 (p = ≤ 0,05), yang beratri ada pengaru

Berdasarkan penelitian sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai pernyataan masalah sebagai berikut; apakah gaya kepemimpinan kepala ruangan ada hubungan dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawat ditinjau dari dorongan motivasi di RSUD Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar.

BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskritif analitik dengan pendekatan cross

sectional studi, yaitu untuk mengetahui

hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap kinerja perawat di ruangan rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar.

1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar berjumlah 204 orang.

2. Sampel adalah merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah karakteristik yang dimiliki. Jumlah sampel 68

Pengolahan data

1. Editing

Editing adalah pemeriksaan data yang telah dikumpulkan baik berupa daftar pertanyaan, kartu atau buku registrasi. Kegiatan editing untuk melakukan pengecekan isian formulir atau kuisioner

2. Coding

Coding merupakan kegiatan merubah

data berbentuk huruf menjadi angkah atau bilangan. Misalnya untuk variabel pendidikan: Coding1=D3 ,2=S1, 3=Ners, 4=S2; jenis kelamin 1=Laki-Laki. 2=perempuan, dan sebagianya.

Analisa Data 1. Analisis Univariat

Pada analisis univariat, data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi dua variabel, baik berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Square dengan batas kemaknaan α 0.05 dengan menggunakan SPSS 16.

HASIL PENELITIAN 1. Analisa univariat

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis umur di ruang rawat ianap RSUD Labuang Baji Makassar 68 responden didapakan responden yang berumur 20-30 tahun sebanyak 27 (39.8%) responden dan 31-40 tahun sebanyak 34 (50.1%) responden dan 41-50 7 (10.1%) responden.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Diruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar 2017

Jenis Kelamin Frekunsi (n) Persen (%)

Laki-laki 6 8.8

Perempuan 62 91.2

Total 68 100.0

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 68 responden dimana jumblah laki-laki sebanyak 6 (8.8 %) responden dan perempuan sebanyak 62 (91.2 %) responden

Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar 2017

Pendidikan Frekunsi Persen (%)

S1 Ners 45 66.2

D3 23 33.8

Total 68 100.0

(3)

Tabel 4 Distribusi Bedasarkan Gaya Kepemimpinan Otoriter Di Ruangan Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar 2017

Kepemimpina Frekuensi Persen (%)

Otoriter 42 61,8

Bukan Otoriter 26 38,2

Total 68 100.0

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 68 responden yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan otoriter sebanyak 42 (61,8%) responden dan yang menilai bukan gaya kepemimpinan otoriter sebanyak 26 (38,2%) responden

Tabel 5 Distribusi Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Demokrasi Di Ruang Rawat Inap RSUD Rsud Labuang Baji Makassr 2017

kepemimpinan Frekuensi Persen (%)

Demokrasi 36 52,9

Bukan Demokrasi 32 47,1

Total 68 100.0

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 68 responden dan yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan gaya kepemimpinan demokrasi sebanyak 36 (52,9%) responden dan yang menilai bukan gaya kepemimpinan demokrasi 32 (41,7%) responden

Tabel 6. Distribusi Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Liberal Di ruang rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar 2017

Kepemimpinan Frekuensi Persen(%)

Liberal 42 61,8

Bukan Liberal 26 38,2

Total 68 100.0

Tabel 6 menunjukan bahwa dari 68 responden dan yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan gaya kepemimpinan liberal sebanyak 42 (61,8%) responden dan yang menilai bukan gaya kepemimpinan liberal sebanyak 26 (38,2 %) responden

Tabel 7. Distribusi Berdasarkan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar 2017

Kinerja Perat Frekuensi Persen(%)

Baik 40 58,8

Kurang Baik 28 41,2

Total 68 100.0

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 68 responden yang kinerjanya baik sebanyak 40 (58,8%) responden dan kinerja

kurang baik sebanyak 28 (41,2%) responden

2. Analisa Bivariat

Tabel 8 Hubungan Gaya Kepemimpinan Otoriter Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar 2017

Kepemimpinan Kinerja Perawat Baik Kurang Total n % n % n % Otoriter 30 44,1 12 17,6 42 61,8

Bukan 10 14,7 16 23,5 26 38,2 Total 40 58,8 28 41,2 68 100,0

p = 0,011

Tabel diatas untuk gaya kepemimpinan otoriter didapatkan bahwa dari 68 responden yang kinerjanya baik 40 (58,8%), dan 28 (41,2%) kurang baik kinerjanya. Sedangkan 42 (61,8%) responden yang menilai gaya kepemimpinan otoriter untuk gaya kepemimpinan otoriter jumblah kinerja perawat yang baik yaitu 30 (44,1%) dan kinerjanya kurang baik yaitu 12 (17,6%) di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar. Dan yang bukan gaya kepemimpinan otoriter yaitu 26 (38,2%) dan jumlah kineja perawat yang baik untuk

Dari hasil uji stastistik chi squere test di peroleh p = 0,011. Hal ini menunjukan bahwa nilai p < α berarti ada hubungan gaya kepemimpinan otoriter dengan kinerja perawat.

Tabel 9 Hubungan Gaya Kepemimpinan Demokrasi Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Labauang Baji Makassar 2017

(4)

demokrasi dan jumlah kinerja perawat yang baik uantuk gaya kepemimpinan demokrasi yaitu sebanyak 28 (41,2%) responden dan kinerjanya kurang baik sebanyak 8 (11,8%) responden di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar dan yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan bukan gaya kepemimpinan demokrasi yaitu 32 (47,1%) responden dan untuk bukan gaya kepemimpinan demokrasi jumlah kinerja perawat yang baik yaitu 12 (17,6%) dan kinerja perawat yang kurang baik untuk bukan gaya kepemimpinan demokrasi yaitu 20 (29,4%) di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar

Dari hasil uji stastistik chi squere test diperoleh p = 0,001. Hal ini menunjukan bahwa nilai p < α berarti ada hubungan gaya kepemimpinan demokrasi dengan kinerja perawat.

Tabel 10 Hubungan Gaya Kepemimpinan Liberal Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar 2017

Kepemimpinan Kinerja Perawat Baik Kurang Total n % n % n % didapatkan perawat yang baik kinerjanya yaitu sebanyak 40 (58,8%) responden dan yang kurang baik kinerjanya yaitu sebanyak 28 (41,2%) responden dan yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan sebagai Liberal yaitu sebanyak 42 (61,8 %), responden dan untuk gaya kepemimpinan liberal jumblah kinerja perawat yang baik yaitu 31 (45,6%) responden dan kinerja perawat yang kurang baik yaitu 11(16,2%) responden di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar dan yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan bukan gaya kepemimpinan Liberal yaitu sebanyak 26 (38,2%) responden dan kinerja perawat yang baik untuk bukan gaya kepemimpinan liberal yaitu 9 (13,2%) responden dan kinerja perawat yang kurang baik yaitu 17 (25,0%) reponden

Dari hasil uji stastistik chi squre test di peroleh p = 0,002. Hal ini menunjukan bahwa nilai p < α berarti ada hubungan gaya kepemimpinan liberal dengan kinerja perawat.

PEMBAHASAN

1. Hubungan Gaya Kepemimpiann Kepala Ruangan otoriter Terhadap Kinerja Perawat Diruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar

Dari hasil analisa data didapatkan untuk gaya penilayan gaya kepemimpinan otoriter dari 68 responden dan yang menilai gaya kepemimpinan kepala rugan sebagai otoriter yaitu sebanyak 42 (61,8) responden dan yang kinerjanya baik sebanyak 30 (44,1) dan kinerja perawat yang kurang baik sebanyak 12 (17,6). Dari hasil uji stastistik

chisquare test diperoleh p=0,011 hal ini

menunjukan bahwa p<α yang berarti ada hubungan gaya kepemimpinan otoriter terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asukan keperawatan

Adapun penelitian yang dilakukan Kontesa (2014) tentang hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat di ruang rawat ianap rumah sakit umum daerah dr Rasidin Padang dari hasil uji statistic didapatka nilai p = 0,032 yang menunjukan ada hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap kinerja perawat.

Hasil penelitian ini diperkuatkan dengan teori Gillies (1996) dalam Nursalam (2016), otoriter merupakan kepemimpinan yang berorentasi pada tugas atau pekerjaan. Mengunakan kekuasaan posisi dan kekuasaan dalam memimpin. Pemimpinan menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan. Informasi diberi hanya kepentingan tugas. memotivasi dilakukan dengan imbalan dan hukuman.

2. Hubungan Gaya Kepemimpinan Demokrasi Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Inap RSUD Labuang Baji Makassar

Dari hasil analisa data untuk penilayan gaya kepemimpinan demokrasi dari 68 responden yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan sebagai demokrasi yaitu sebanyak 36 (52,9) dan yang kinerjanya baik sebanyak 28 (41,2) responden dan kinerja perawat yang kurang baik sebanyak 8 (11,8) responden dapat dilihat untuk penilayan gaya kepemimpinan kepala ruangan sebagai gaya kepemimpinan demokrasi

(5)

asuhan keperawatan. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis dengan spearman rank dimana didapatkan nilai siknifikan p=0,015 (p=0,05).

Hasil penelitian ini dikuatkan dengan teori. (Triwibowa, 2013) Di setiap ruang rawat inap akan dipimpin oleh seorang pemimpin yaitu kepala ruangan yang mampu melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan mengunakan pendekatan manajemen keperawatan yaitu melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pengendalian kepala ruangan sebagai pemimpin dapat mengunakan gaya kepemimpinan tergantung pada situasi lingkungan kerjanya, 3. Hubungan Gaya Kepemimpinan Liberal Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Inap RSUD Labuang Baji Makassar

.

Berdasarkan hasil analisa data untuk penilayan gaya kepemimpinan liberal didapatkan hasil dari 68 responden dan yang menilai gaya kepemimpinan kepala ruangan sebagai liberal sebanyak 42 (61, 8) responden dan yang kinerjanya yang baik sebanyak 31 (45,6) responden untuk kinerja perawat yang kurang baik sebanyak 11 (16, 2). berdasarkan untuk penilayan gaya kepemimpinan liberal ternyata kinerja perawat baik lebih tingi dari pada kinerja perawat yang kurang baik yang semestinya gaya kepemimpinan liberal ini lebih rentang kekinerja perawat kurang baik ada hal ini dikaranakan gaya kepemimpinan ini kepemimpinan haya sebagai konsultan dan semua keputusan dibuat alah bawahan maka dari itu kemungkinan besar dapat mempengaruhi kinerja namun pada penilitian inidiperoleh hasil lebih tingi kinerja perawat yang baik dari pada kinerja perawat yang kurang baik sesuai dengan teori Gibson (2000) faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang adalah idividu meliputi kemampuan, latar belakang, demografi), faktor organisasi meliputi (sumber daya, ibalan, struktur, desain pekerjaan serta gaya kepemimpinan).

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Meiniyari (2012) tentang pengaruh gaya kepemimpinan kepala ruangan

tehadap motivasi kerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR. Hasil penilitian ini menunjukan ada pengaruh terhadap motivasi kerja perawat dalam melaksnakan asuhan keperawatan. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis dengan spearman rank dimana didapatkan nilai siknifikan p=0,015 (p=0,05).

Hasil penelitian ini dikuatkan dengan teori. Triwibowa. Di setiap ruang rawat inap akan dipimpin oleh seorang pemimpin yaitu kepala ruangan yang mampu melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan mengunakan pendekatan manajemen keperawatan yaitu melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pengendalian kepala ruangan sebagai pemimpin dapat mengunakan gaya kepemimpinan tergantung pada situasi lingkungan kerjanya

KESIMPULAN

1. Terdapat hubungan yang bermakna antara gaya kepemimpinan otoriter dengan kinerja perawat di ruang inap RSUD Labuang Baji Makassar

2. Terdapat hubungan yang bermakna antara gaya kepemimpinan demokrasi dengan kinerja perawat di ruang inap RSUD Labuang Baji Makassar

3. Terdapat hubungan yang bermakna antara gaya kepemimpinan liberal dengan kinerja perawat di ruang inap RSUD Labuang Baji Makassar

SARAN

1. Bagi pihak rumah sakit untuk lebih memperhatian kembali faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja perawat seperti fasilitas maupun upah atau tingkat pendidikan perawat yang ada di ruang rawat inap.

2. Bagi peneliti selanjutnya untk dapat mengunakan kuisioner untuk penilayan gaya kepemimpinan kepala ruang agar disatukan antara gaya kepemimpinan yang satu dengan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat. 2014. Metode Penelitian Keperawatan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salembe Medika.

Kontesa. 2014. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Motivasi Kerja Perawat Di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah DR. Rasidin Padang.(

(6)

Mainiyari. 2012. Pengaru Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Terhadap Motivasi Kerja Perawat Dalam

Melaksanakan Asuhan Keperawatan Di Irna C RSUP Sanglah Dempasar.(

Http://Ojs.Unud.Ac.Id/Index.Php/Coping/Article/View/6462 Vol.1 No.2 2013 ISSN: 2303-1298 Di Aksek Pada 28/03/17).

Nursalam. 2016. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Pratak Keperatan Professional. Jakarta: Salemba Medika .

Gambar

Tabel di atas menunjukan bahwa dari

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Motivasi Perawat dengan Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Blambangan Banyuwangi; Deny Fitria Agustin

situasional kepala ruangan rawat inap dengan tugas perawat pelaksana dalam memberikan. asuhan keperawatan kepada klien dilingkungan Rumah Sakit Umum Daerah

Tabel 4.2 Hubungan Karakteristik Perawat dan Beban Kerja Perawat dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Goeteng

Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Pasaman Barat.. Fakultas Keperawatan

Judul Tesis : HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER KEPERAWATAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016.. Nama Mahasiswa

Hasil analisis hubungan fungsi manajemen terhadap kinerja perawat pelaksana dalam melaksanakan asuhan keperawatan menurut persepsi perawat diperoleh bahwa kepala ruang yang

Analisis Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan terhadap Kinerja Perawat dalamMelaksanakan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Mataram. Jurnal Kesehatan

Tidak terdapat hubungan antara karakteristik responden dengan penerapan standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar, faktor-faktor yang