• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI RESEPSI DALAM PANDANGAN PARA AHLI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEORI RESEPSI DALAM PANDANGAN PARA AHLI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI RESEPSI

TEORI RESEPSI

DALAM PANDANGAN PARA AHLI SASTRA

DALAM PANDANGAN PARA AHLI SASTRA

(2)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

 Teori resepsi merupakan aliran dalam penelitian sastra Teori resepsi merupakan aliran dalam penelitian sastra

yang semenjak tahun 1960-an menggeser fokus dari yang semenjak tahun 1960-an menggeser fokus dari

teks (aliran egosentris atau gerakan otonomi) ke arah teks (aliran egosentris atau gerakan otonomi) ke arah

pembaca. Dalam arti luas, istilah resepsi dipergunakan pembaca. Dalam arti luas, istilah resepsi dipergunakan

bagi setiap aliran dalam penelitian sastra yang bagi setiap aliran dalam penelitian sastra yang

mempelajari bagaimana karya-karya sastra diterima mempelajari bagaimana karya-karya sastra diterima

oleh pembaca. Cara penerimaan dapat bersifat oleh pembaca. Cara penerimaan dapat bersifat

psikologis maupun sosiologis. psikologis maupun sosiologis.

 Dalam arti sempit, penelitian resepsi sinonim dengan Dalam arti sempit, penelitian resepsi sinonim dengan

mazhab Konstanz yang meneruskan penelitian mazhab Konstanz yang meneruskan penelitian

fenomenologi

fenomenologi (Ingarden), (Ingarden), strukturalismestrukturalisme Praha Praha (Mukarovsky), dan

(Mukarovsky), dan hermeneutika hermeneutika (Gadamer). Teori (Gadamer). Teori resepsi dapat dibedakan dua aliran, yaitu sejarah resepsi dapat dibedakan dua aliran, yaitu sejarah

resepsi yang dipelopori oleh Hans Robert Jauss dan resepsi yang dipelopori oleh Hans Robert Jauss dan

estetika resepsi (

estetika resepsi (WirkungsestetikWirkungsestetik, estetik pengolahan) , estetik pengolahan) yang dikenalkan oleh Wolfgang Iser (Hartoko dan

yang dikenalkan oleh Wolfgang Iser (Hartoko dan Rahmanto, 1986:117).

(3)

 Dalam pandangan Jauss, penelitian resepsi didasarkan Dalam pandangan Jauss, penelitian resepsi didasarkan

pada perombakan sejarah sastra. Ia tidak lagi pada perombakan sejarah sastra. Ia tidak lagi

memaparkan sederetan pengarang dan jenis sastra, memaparkan sederetan pengarang dan jenis sastra, melainkan bagaimana sebuah karya diterima waktu melainkan bagaimana sebuah karya diterima waktu

terbit pertama kalinya dan seterusnya. Karena antara terbit pertama kalinya dan seterusnya. Karena antara masa silam dan masa kini perlu diadakan dialog, lagi masa silam dan masa kini perlu diadakan dialog, lagi pula untuk menjembatani jarak antara masa kini dan pula untuk menjembatani jarak antara masa kini dan sebuah teks lama, Jauss memperkenalkan pengertian sebuah teks lama, Jauss memperkenalkan pengertian

horison harapan (istilah Hartoko cakrawala harapan) horison harapan (istilah Hartoko cakrawala harapan)

yang dapat menjadikan pengalaman literer yang dapat menjadikan pengalaman literer

(penerimaan dan pengolahan dalam batin pembaca) (penerimaan dan pengolahan dalam batin pembaca)

objek penelitian. objek penelitian.

 Horison harapan seorang pembaca ditentukan Horison harapan seorang pembaca ditentukan

berdasarkan komponen-komponen berikut : (i) berdasarkan komponen-komponen berikut : (i)

pengetahuan mengenai kesenian (poetika) dan pengetahuan mengenai kesenian (poetika) dan

jenis-jenis sastra, (ii) pengetahuan mengenai lingkungan jenis sastra, (ii) pengetahuan mengenai lingkungan

historis-literer, (iii) pengetahuan mengenai perbedaan historis-literer, (iii) pengetahuan mengenai perbedaan

antara fakta dan fiksi, (iv) perbedaan antara bahasa antara fakta dan fiksi, (iv) perbedaan antara bahasa

puitis dan bahasa sehari-hari (Hartoko dan Rahmanto, puitis dan bahasa sehari-hari (Hartoko dan Rahmanto,

(4)

Menurut Jauss, penilaian oleh pembaca terjadi

Menurut Jauss, penilaian oleh pembaca terjadi

berdasarkan komunikasi antara teks dan

berdasarkan komunikasi antara teks dan

horison harapan si pembaca. Bila harapan tadi

horison harapan si pembaca. Bila harapan tadi

diperluas karena adanya norma-norma baru

diperluas karena adanya norma-norma baru

(jarak estetis), maka karya itu dinilai sebagai

(jarak estetis), maka karya itu dinilai sebagai

seni yang sungguh-sungguh. Bila tidak, maka

seni yang sungguh-sungguh. Bila tidak, maka

karya itu termasuk sastra picisan.

karya itu termasuk sastra picisan.

Selain itu, Jauss menekankan, bahwa sebuah

Selain itu, Jauss menekankan, bahwa sebuah

karya sastra harus didekati baik secara

karya sastra harus didekati baik secara

diakronis (tempatnya dalam sejarah sastra)

diakronis (tempatnya dalam sejarah sastra)

maupun secara sinkronis. Akhirnya, sejarah

maupun secara sinkronis. Akhirnya, sejarah

sebuah karya sastra harus dihubungkan dengan

sebuah karya sastra harus dihubungkan dengan

sejarah umum. Dengan demikian, dapat dapat

sejarah umum. Dengan demikian, dapat dapat

diteliti apakah dan bagaimana pengalaman

diteliti apakah dan bagaimana pengalaman

literer mempengaruhi pengalaman hidup serta

literer mempengaruhi pengalaman hidup serta

tindak praktis seorang pembaca dan

tindak praktis seorang pembaca dan

(5)

 Pengerian horison harapan oleh Mandelkov diperinci Pengerian horison harapan oleh Mandelkov diperinci

lebih lanjut, menjadi harapan mengenai seorang lebih lanjut, menjadi harapan mengenai seorang

pengarang, mengenai karya itu sendiri, dan mengenai pengarang, mengenai karya itu sendiri, dan mengenai

jenis sastra. Teori resepsi dikritik oleh para peneliti jenis sastra. Teori resepsi dikritik oleh para peneliti

Marxis karena kurang memperhatikan diferensiasi Marxis karena kurang memperhatikan diferensiasi

sosiologis dan secara berat sebelah menekankan sosiologis dan secara berat sebelah menekankan

kriteria pembaharuan (lawan mimesis). Kemungkinan kriteria pembaharuan (lawan mimesis). Kemungkinan

untuk secara praktis menerapkan sejarah resepsi agak untuk secara praktis menerapkan sejarah resepsi agak

terbatas. Perlu dibedakan antara resepsi riil dan resepsi terbatas. Perlu dibedakan antara resepsi riil dan resepsi

ilmiah hipotetis (Hartoko dan Rahmanto, 1986:118). ilmiah hipotetis (Hartoko dan Rahmanto, 1986:118).

 Dalam teori resepsi, Iser memandang hubungan Dalam teori resepsi, Iser memandang hubungan

individual antara teks dan pembaca. Maksudnya bukan individual antara teks dan pembaca. Maksudnya bukan pembaca kongkret individual, melainkan unsur-unsur di pembaca kongkret individual, melainkan unsur-unsur di

dalam teks yang mengakibatkan komunikasi. Iser juga dalam teks yang mengakibatkan komunikasi. Iser juga

memperkenalkan istilah “

memperkenalkan istilah “UnbestimmheitUnbestimmheit” ”

(ketidaktentuan) yang dipinjam dari Ingarden. Setiap (ketidaktentuan) yang dipinjam dari Ingarden. Setiap

unsur yang tidak tentu merangsang pembaca. unsur yang tidak tentu merangsang pembaca.

Kemudian konsep itu diubah dengan konsep “tempat Kemudian konsep itu diubah dengan konsep “tempat

kosong”, yaitu segala sesuatu yang oleh pengarang kosong”, yaitu segala sesuatu yang oleh pengarang

(6)

Faktor lain yang mempengaruhi proses bacaan

Faktor lain yang mempengaruhi proses bacaan

adalah ‘negasi”, penyangkalan; ini terjadi bila

adalah ‘negasi”, penyangkalan; ini terjadi bila

beberapa modul untuk menafsirkan kenyataan

beberapa modul untuk menafsirkan kenyataan

diragukan atau bila karya-karya sastra

diragukan atau bila karya-karya sastra

diparodikan. Selain itu, pengarang dapat

diparodikan. Selain itu, pengarang dapat

memakai macam-macam akal (fokalisasi yang

memakai macam-macam akal (fokalisasi yang

berganti-ganti,

berganti-ganti,

flashback

flashback

) guna menciptakan

) guna menciptakan

suatu dunia khayalan, tidak eksplisit dengan

suatu dunia khayalan, tidak eksplisit dengan

kata-kata, melainkan hanya dengan

kata-kata, melainkan hanya dengan

menimbulkan kesan saja.

menimbulkan kesan saja.

Gejala ini oleh Iser disebut “negativitas”.

Gejala ini oleh Iser disebut “negativitas”.

Penelitian tentang resepsi juga dapat dilakukan

Penelitian tentang resepsi juga dapat dilakukan

secara eksperimental dan empiris, misalnya

secara eksperimental dan empiris, misalnya

dengan mengadakan angket di antara pembaca

dengan mengadakan angket di antara pembaca

(7)

Menurut Jaus, sejarah sastra selama 150 tahun

Menurut Jaus, sejarah sastra selama 150 tahun

terakhir menunjukkan tanda-tanda yang

terakhir menunjukkan tanda-tanda yang

menurun. Tujuan sejarah sastra menjadi hilang.

menurun. Tujuan sejarah sastra menjadi hilang.

Bukan rahasia lagi bahwa para filolog lebih

Bukan rahasia lagi bahwa para filolog lebih

merasa bangga terhadap diri mereka sendiri

merasa bangga terhadap diri mereka sendiri

dalam menempatkan penyajian secara

dalam menempatkan penyajian secara

tradisional kesusastraan nasional mereka dalam

tradisional kesusastraan nasional mereka dalam

suatu periode, dan secara keseluruhan dalam

suatu periode, dan secara keseluruhan dalam

kuliah-kuliah tentang sejarah

kuliah-kuliah tentang sejarah

pendekatan-pendekatan sistematik lain.

pendekatan sistematik lain.

Hasil ilmiah menawarkan suatu gambaran yang

Hasil ilmiah menawarkan suatu gambaran yang

berhubungan, di antaranya, proyek-proyek

berhubungan, di antaranya, proyek-proyek

kolektif dalam bentuk buku pegangan,

kolektif dalam bentuk buku pegangan,

ensiklopedia, dan serangkaian interpretasi yang

ensiklopedia, dan serangkaian interpretasi yang

dikumpulkan yang telah melahirkan sejarah

dikumpulkan yang telah melahirkan sejarah

kesusastraan sebagai bentuk sejarah yang

kesusastraan sebagai bentuk sejarah yang

(8)

Pada dasarnya, kumpulan-kumpulan

Pada dasarnya, kumpulan-kumpulan

pseudohistoris ini jarang dihasilkan dari insiatif

pseudohistoris ini jarang dihasilkan dari insiatif

para sarjana, tetapi lebih banyak dihasilkan dari

para sarjana, tetapi lebih banyak dihasilkan dari

aksi sebagian penerbit yang resah. Sebaliknya,

aksi sebagian penerbit yang resah. Sebaliknya,

ilmu pengetahuan yang serius melahirkan

ilmu pengetahuan yang serius melahirkan

monograf dalam jurnal-jurnal ilmiah dan

monograf dalam jurnal-jurnal ilmiah dan

mencontohkan standar yang lebih tegas

mencontohkan standar yang lebih tegas

tentang metode kritis kesusastraan

tentang metode kritis kesusastraan

menyangkut daya, retorika, filologi tekstual,

menyangkut daya, retorika, filologi tekstual,

semantik, puisi, morfologi, filologi historis,

semantik, puisi, morfologi, filologi historis,

sejarah motif, dan aliran.

sejarah motif, dan aliran.

Jurnal-jurnal ilmiah filologis saat ini tidak bisa

Jurnal-jurnal ilmiah filologis saat ini tidak bisa

dipungkiri merupakan bagian yang baik yang

dipungkiri merupakan bagian yang baik yang

masih terisi dengan artikel-artikel yang memuat

masih terisi dengan artikel-artikel yang memuat

pendekatan historis kesusastraan. Kritik teori

pendekatan historis kesusastraan. Kritik teori

sastra sangat jarang melihat persoalan apa pun

sastra sangat jarang melihat persoalan apa pun

(9)

 Sejarah sastra, dari bentuk yang paling tepat, berusaha Sejarah sastra, dari bentuk yang paling tepat, berusaha

untuk menghindarkan diri dari dilema rangkaian fakta untuk menghindarkan diri dari dilema rangkaian fakta

yang menyerupai sejarah dengan menyusun materinya yang menyerupai sejarah dengan menyusun materinya

sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan umum, sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan umum,

aliran untuk disajikan dalam rubrik-rubrik karya individu aliran untuk disajikan dalam rubrik-rubrik karya individu

dalam suatu rangkaian yang krono-logis. dalam suatu rangkaian yang krono-logis.

 Dalam bentuk ekskursis, biografi pengarang dan Dalam bentuk ekskursis, biografi pengarang dan

penilaian terhadap

penilaian terhadap oeuvrenyaoeuvrenya yang muncul pada yang muncul pada sebagian tempat kejadian, atau sejarah sastra

sebagian tempat kejadian, atau sejarah sastra menyusun materinya secara

menyusun materinya secara unilinear unilinear menurut menurut

kronologi penulis besar dan mengevaluasinya sesuai kronologi penulis besar dan mengevaluasinya sesuai dengan skema “kehidupan dan karya”. Bentuk kedua dengan skema “kehidupan dan karya”. Bentuk kedua

lebih tepat dengan aturan-aturan penulis klasik; lebih tepat dengan aturan-aturan penulis klasik;

pertama kali lebih sering ditemukan dalam sastra pertama kali lebih sering ditemukan dalam sastra

modern yang harus berjuang menghadapi kesulitan modern yang harus berjuang menghadapi kesulitan

dalam membuat pilihan dari daftar penulis dan dalam membuat pilihan dari daftar penulis dan

(10)

 Keberhasilan sejarah sastra abad ke-20 jatuh-bangun Keberhasilan sejarah sastra abad ke-20 jatuh-bangun

dengan keyakinan bahwa ide atau gagasan tentang dengan keyakinan bahwa ide atau gagasan tentang

individualitas nasional merupakan “bagian yang tidak individualitas nasional merupakan “bagian yang tidak

tampak dari setiap fakta”, dan gagasan ini merupakan tampak dari setiap fakta”, dan gagasan ini merupakan “bentuk sejarah” yang dapat direpresentasikan dalam “bentuk sejarah” yang dapat direpresentasikan dalam

serangkaian karya sastra. Lebih lanjut, keyakinan ini serangkaian karya sastra. Lebih lanjut, keyakinan ini

lenyap sehingga benang yang menghubungkan lenyap sehingga benang yang menghubungkan

kejadian-kejadian itu harus juga lenyap, kesusastraan kejadian-kejadian itu harus juga lenyap, kesusastraan

masa lalu dan masa sekarang terceraikan dalam masa lalu dan masa sekarang terceraikan dalam

lingkup penilaian yang terpisah, dan pemilihan, lingkup penilaian yang terpisah, dan pemilihan,

penentuan, serta penilaian fakta-fakta kesusastraan penentuan, serta penilaian fakta-fakta kesusastraan

menjadi masalah. menjadi masalah.

 Perubahan terhadap positivisme, pada dasarnya, Perubahan terhadap positivisme, pada dasarnya,

dikondisikan oleh krisis ini. Sejarah sastra positif dikondisikan oleh krisis ini. Sejarah sastra positif

diyakini dapat melahirkan kebaikan bagi keperluannya diyakini dapat melahirkan kebaikan bagi keperluannya

jika meminjam metode-metode ilmu pengetahuan alam jika meminjam metode-metode ilmu pengetahuan alam

yang pasti. Representasi kesusastraan dalam sejarah yang pasti. Representasi kesusastraan dalam sejarah

imanennya dan dalam hubungannya dalam sejarah imanennya dan dalam hubungannya dalam sejarah

pragmatis bersandar di luar kepentingan sejarah ide pragmatis bersandar di luar kepentingan sejarah ide

dan konsep, di samping itu, juga di luar kepentingan dan konsep, di samping itu, juga di luar kepentingan

penelitian tradisi yang dikembangkan bagi kepentingan penelitian tradisi yang dikembangkan bagi kepentingan

(11)

 Perbedaan antara pertimbangan-pertimbangan historis Perbedaan antara pertimbangan-pertimbangan historis

dan estetis dari kesusastraan tidak banya tercakup di dan estetis dari kesusastraan tidak banya tercakup di

sini dibanding pertimbangan-pertimbangan yang telah sini dibanding pertimbangan-pertimbangan yang telah

ada dalam teori sastra, Bendetto Croce’s dengan ada dalam teori sastra, Bendetto Croce’s dengan pembagian puisi dan nonpuisi yang diakui dalam

pembagian puisi dan nonpuisi yang diakui dalam ad ad absurdum,

absurdum, Antagonisme antara kesusastraan murni Antagonisme antara kesusastraan murni dan kesusastraan yang terkait waktu hanya dapat dan kesusastraan yang terkait waktu hanya dapat

diselesaikan ketika estetika dasarnya dipersoalkan. diselesaikan ketika estetika dasarnya dipersoalkan.

 Dalam hal ini, diakui bahwa perbedaan antara kreasi Dalam hal ini, diakui bahwa perbedaan antara kreasi

dan imitasi hanya mewarnai kesusastraan pada periode dan imitasi hanya mewarnai kesusastraan pada periode

seni humanis, meskipun demikian, tidak selalu dapat seni humanis, meskipun demikian, tidak selalu dapat

menjangkau kesusastraan modern atau bahkan menjangkau kesusastraan modern atau bahkan

kesusastraan abad pertengahan. Sosiologi sastra dan kesusastraan abad pertengahan. Sosiologi sastra dan

metode karya yang imanen dengan sendirinya terpisah metode karya yang imanen dengan sendirinya terpisah

(12)

 Hal ini jelas terlihat dalam teori-teori sastra yang Hal ini jelas terlihat dalam teori-teori sastra yang

berlawanan antara Marxis dan Formalis yang harus berlawanan antara Marxis dan Formalis yang harus berdiri di tengah-tengah penelitian kritis prahistoris berdiri di tengah-tengah penelitian kritis prahistoris

terhadap studi sastra kontemporer. Kedua aliran terhadap studi sastra kontemporer. Kedua aliran

berusaha dengan cara yang berbeda, memecahkan berusaha dengan cara yang berbeda, memecahkan

persoalan tentang bagaimana fakta sastra yang persoalan tentang bagaimana fakta sastra yang

terpisah atau karya sastra yang tampak otonom dapat terpisah atau karya sastra yang tampak otonom dapat

dihasilkan dalam suatu koherensi historis sastra, dan dihasilkan dalam suatu koherensi historis sastra, dan

selanjutnya dipahami secara produktif sebagai proses selanjutnya dipahami secara produktif sebagai proses

sosial atau sebagai momen perkembangan sastra. sosial atau sebagai momen perkembangan sastra.

 Bentuk provokasi pertama dari teori sastra Marxis, yang Bentuk provokasi pertama dari teori sastra Marxis, yang

juga selalu diperbaharui, adalah bahwa teori ini juga selalu diperbaharui, adalah bahwa teori ini menolak sejarah mereka sendiri dalam seni dan menolak sejarah mereka sendiri dalam seni dan bentuk-bentuk hubungan antara kesadaran etik, bentuk-bentuk hubungan antara kesadaran etik,

agama, atau metafisika. Sejarah sastra, seperti halnya agama, atau metafisika. Sejarah sastra, seperti halnya

sejarah seni, tidak selalu mempertahankan sejarah seni, tidak selalu mempertahankan

“penampilannya yang independen” ketika seseorang “penampilannya yang independen” ketika seseorang menyadari bahwa produksinya menunjukkan produksi menyadari bahwa produksinya menunjukkan produksi

materi dan praktik sosial manusia, bahkan produksi materi dan praktik sosial manusia, bahkan produksi

artistik merupakan bagian dari “proses kehidupan riil” artistik merupakan bagian dari “proses kehidupan riil”

yang menentukan sejarah usaha atau perkembangan yang menentukan sejarah usaha atau perkembangan

(13)

Teori refleksi ortodoks berhubungan dengan

Teori refleksi ortodoks berhubungan dengan

cara dari tugas sejarah sastra

cara dari tugas sejarah sastra

dialektik-materialistik yang murni, dan cara penyelesaian

materialistik yang murni, dan cara penyelesaian

persoalan korelasi tentang bagaimana

persoalan korelasi tentang bagaimana

seseorang menentukan keberhasilan dan

seseorang menentukan keberhasilan dan

pengaruh bentuk-bentuk sastra yang

pengaruh bentuk-bentuk sastra yang

independen dari praktik kemanusiaan yang

independen dari praktik kemanusiaan yang

objektif. Dimensi-dimensi spesifik bagi

objektif. Dimensi-dimensi spesifik bagi

historisitas sastra menjadi berkurang.

historisitas sastra menjadi berkurang.

Karya yang penting, karya yang menunjukkan

Karya yang penting, karya yang menunjukkan

arah baru dalam kesusastraan, dikelilingi oleh

arah baru dalam kesusastraan, dikelilingi oleh

hasil karya yang tidak dapat diteliti dan

hasil karya yang tidak dapat diteliti dan

berhubungan dengan harapan-harapan

berhubungan dengan harapan-harapan

tradisional atau citra realitas, dengan demikian,

tradisional atau citra realitas, dengan demikian,

di dalam indeks sosialnya menjadi tidak kurang

di dalam indeks sosialnya menjadi tidak kurang

bernilai dibanding karya pembaruan yang

bernilai dibanding karya pembaruan yang

(14)

 Hubungan dialektik antara produk karya baru dan Hubungan dialektik antara produk karya baru dan

reproduksi karya lama dapat dipahami melalui teori reproduksi karya lama dapat dipahami melalui teori

refleksi ketika hubungan ini tidak menekankan refleksi ketika hubungan ini tidak menekankan

homogenitas kontemporer dalam kesalahan homogenitas kontemporer dalam kesalahan

representasi temporal terhadap ketentuan-ketentuan representasi temporal terhadap ketentuan-ketentuan

harmonisasi kondisi-kondisi sosial dan fenomena sastra harmonisasi kondisi-kondisi sosial dan fenomena sastra

yang mewarnainya. yang mewarnainya.

 Historisitas kesusastraan yang disembunyikan oleh Historisitas kesusastraan yang disembunyikan oleh

klasikismie estetika Marxis ortodoks juga diabaikan klasikismie estetika Marxis ortodoks juga diabaikan

karena memberikan interpretasi dialektik terhadap karena memberikan interpretasi dialektik terhadap

konsep refleksi. Pandangan bahwa esensi historis dari konsep refleksi. Pandangan bahwa esensi historis dari

suatu karya seni tidak hanya besandar pada fungsi suatu karya seni tidak hanya besandar pada fungsi

ekspresif dan representasinya, tapi juga dalam ekspresif dan representasinya, tapi juga dalam

pengaruhnya harus memiliki dua konsekuensi bagi pengaruhnya harus memiliki dua konsekuensi bagi

dasar sejarah sastra yang baru. Hubungan suatu karya dasar sejarah sastra yang baru. Hubungan suatu karya dengan karya lain menghasilkan interaksi antara karya dengan karya lain menghasilkan interaksi antara karya

itu dengan manusia serta koherensi karya-karya historis itu dengan manusia serta koherensi karya-karya historis

di antara karya-karya tersebut harus dilihat sebagai di antara karya-karya tersebut harus dilihat sebagai

hubungan timbal balik antara produksi dan penerimaan hubungan timbal balik antara produksi dan penerimaan

(15)

 Dari perspektif dilema pengulangan antara teori sastra Dari perspektif dilema pengulangan antara teori sastra

formalis dan teori sastra Marxis, dapat dilihat formalis dan teori sastra Marxis, dapat dilihat

konsekuensi yang tidak dapat disimpulkan dari konsekuensi yang tidak dapat disimpulkan dari masing-masing teori. Jika pada satu sisi perkembangan sastra masing teori. Jika pada satu sisi perkembangan sastra dapat dipahami dalam sistem perubahan historis, dan dapat dipahami dalam sistem perubahan historis, dan

pada sisi lain sejarah pragmatis dapat dipahami dalam pada sisi lain sejarah pragmatis dapat dipahami dalam

hubungan kondisi-kondisi sosial yang menyerupai hubungan kondisi-kondisi sosial yang menyerupai

proses, maka ada kemungkinan untuk menempatkan proses, maka ada kemungkinan untuk menempatkan

“seri sastra” dan “seri nonsastra” ke dalam suatu “seri sastra” dan “seri nonsastra” ke dalam suatu

hubungan yang memahami hubungan antara sastra hubungan yang memahami hubungan antara sastra

dan sejarah tanpa menekan sastra. dan sejarah tanpa menekan sastra.

 Dalam usaha menjembatani perbedaan antara sejarah Dalam usaha menjembatani perbedaan antara sejarah

sastra, pendekatan sejarah, dan pendekatan estetis, sastra, pendekatan sejarah, dan pendekatan estetis,

Jauss memulainya pada poin dimana kedua aliran Jauss memulainya pada poin dimana kedua aliran

tersebut berhenti. Metode-metode yang mereka susun tersebut berhenti. Metode-metode yang mereka susun

dimaksudkan untuk memahami fakta sastra dalam dimaksudkan untuk memahami fakta sastra dalam

suatu lingkungan tertutup; dalam suatu estetika suatu lingkungan tertutup; dalam suatu estetika

produksi dan representasi. Dalam mengambil langkah produksi dan representasi. Dalam mengambil langkah

ini, mereka menghilangkan sastra dari dimensi yang ini, mereka menghilangkan sastra dari dimensi yang

tidak dapat dihilangkan termasuk dalam karakter tidak dapat dihilangkan termasuk dalam karakter

estetisnya, begitu juga dalam fungsi sosialnya, yaitu estetisnya, begitu juga dalam fungsi sosialnya, yaitu

(16)

 Estetika Marxis ortodoks memperlakukan pembaca Estetika Marxis ortodoks memperlakukan pembaca

tidak berbeda dengan penulis: ia mencari kedudukan tidak berbeda dengan penulis: ia mencari kedudukan

sosialnya atau berusaha untuk mengenalkannya dalam sosialnya atau berusaha untuk mengenalkannya dalam

struktur masyarakat yang diwakili. Aliran Formalis struktur masyarakat yang diwakili. Aliran Formalis memerlukan pembaca hanya sebagai subjek yang memerlukan pembaca hanya sebagai subjek yang

mengikuti petunjuk-petunjuk dalam teks guna mengikuti petunjuk-petunjuk dalam teks guna

membedakan suatu bentuk atau temuan dari suatu membedakan suatu bentuk atau temuan dari suatu

prosedur. prosedur.

 Dalam hal ini, diasumsikan bahwa pembaca memiliki Dalam hal ini, diasumsikan bahwa pembaca memiliki

pemahaman teoretis dari para ahli filologis yang dapat pemahaman teoretis dari para ahli filologis yang dapat

mencerminkan sarana artistik yang telah diketahui mencerminkan sarana artistik yang telah diketahui

mereka. Sebaliknya, aliran Marxis menyamakan mereka. Sebaliknya, aliran Marxis menyamakan

pengalaman spontan pembaca dengan kepentingan pengalaman spontan pembaca dengan kepentingan

ilmiah dari meterialisme historis yang akan ilmiah dari meterialisme historis yang akan

menemukan hubungan antara superstruktur dan menemukan hubungan antara superstruktur dan

(17)

 Perspektif estetik penerimaan menjadi mediasi antara Perspektif estetik penerimaan menjadi mediasi antara

penerimaan pasif dan pemahaman aktif, pengalaman penerimaan pasif dan pemahaman aktif, pengalaman

yang bersifat normatif bagi norma-norma dan produksi yang bersifat normatif bagi norma-norma dan produksi

baru. Jika sejarah litaratur dilihat dengan cara ini, baru. Jika sejarah litaratur dilihat dengan cara ini,

dalam batas-batas dialog antara karya dan audiens dalam batas-batas dialog antara karya dan audiens

yang membentuk kontinuitas, maka perbedaan antara yang membentuk kontinuitas, maka perbedaan antara

aspek historis dan estetisnya juga diberikan mediasi aspek historis dan estetisnya juga diberikan mediasi

secara kontinu. secara kontinu.

 Hubungan sastra dan pembaca memiliki implikasi Hubungan sastra dan pembaca memiliki implikasi

estetis dan juga historis. Implikasi estetis bersandar estetis dan juga historis. Implikasi estetis bersandar

pada fakta bahwa penerimaan pertama terhadap suatu pada fakta bahwa penerimaan pertama terhadap suatu

karya oleh pembaca mencakup pengujian terhadap karya oleh pembaca mencakup pengujian terhadap

nilai estetisnya dibanding karya-karya yang telah nilai estetisnya dibanding karya-karya yang telah

dibaca sebelumnya. Implikasi historis yang nyata dari dibaca sebelumnya. Implikasi historis yang nyata dari

hubungan ini adalah bahwa pemahaman pembaca hubungan ini adalah bahwa pemahaman pembaca

pertama akan didukung dan diperkaya dalam suatu pertama akan didukung dan diperkaya dalam suatu

rangkaian penerimaan dari satu generasi ke generasi rangkaian penerimaan dari satu generasi ke generasi

yang lain, dengan cara ini kepentingan historis dari yang lain, dengan cara ini kepentingan historis dari

suatu karya akan diputuskan dan nilai estetisnya suatu karya akan diputuskan dan nilai estetisnya

(18)

PANDANGAN RAMAN SELDEN

PANDANGAN RAMAN SELDEN

 Raman Selden membuka diskusi tentang teori resepsi Raman Selden membuka diskusi tentang teori resepsi

dengan pernyataan bahwa abad ke-20 merupakan era dengan pernyataan bahwa abad ke-20 merupakan era

pemberontakan terhadap kepastian objektif ilmu pemberontakan terhadap kepastian objektif ilmu

pengetahuan abad ke-19. Selden memaparkan pengetahuan abad ke-19. Selden memaparkan

pandangan para filosof seperti Eisntein, Kuhn, dan pandangan para filosof seperti Eisntein, Kuhn, dan

Gestalt tentang perubahan orientasi ilmu pengetahuan. Gestalt tentang perubahan orientasi ilmu pengetahuan.

 Teori relativitas Einstein sendiri melemparkan keraguan Teori relativitas Einstein sendiri melemparkan keraguan

terhadap kepercayaan bahwa pengetahuan objektif terhadap kepercayaan bahwa pengetahuan objektif

secara sederhana adalah sebuah penumpukan fakta secara sederhana adalah sebuah penumpukan fakta

yang keras dan progresif. Kuhn mengatakan bahwa apa yang keras dan progresif. Kuhn mengatakan bahwa apa

yang muncul sebagai “fakta” dalam ilmu pengetahuan yang muncul sebagai “fakta” dalam ilmu pengetahuan

tergantung pada rangka referensi yang dibawa tergantung pada rangka referensi yang dibawa

pengamat ilmu pengetahuan terhadap objek pengamat ilmu pengetahuan terhadap objek

(19)

 Psikologi Gestalt menyatakan bahwa pikiran manusia Psikologi Gestalt menyatakan bahwa pikiran manusia

tidak memahami benda-benda di dunia sebagai tidak memahami benda-benda di dunia sebagai

pecahan dan kepingan yang tidak berhubungan, tetapi pecahan dan kepingan yang tidak berhubungan, tetapi sebagai konfigurasi unsur tema, atau keseluruhan yang sebagai konfigurasi unsur tema, atau keseluruhan yang

terorganisasi dan berarti. terorganisasi dan berarti.

 Dari pandangan filosofis tersebut di atas memunculkan Dari pandangan filosofis tersebut di atas memunculkan

pertanyaan, bagaimanakah penekanan modern ini pada pertanyaan, bagaimanakah penekanan modern ini pada

peranan aktif penelitian mempengaruhi teori sastra. peranan aktif penelitian mempengaruhi teori sastra.

Selden menyodorkan model komunikasi linguistik Selden menyodorkan model komunikasi linguistik

Jacobson. Jacobson.

 Jacobson berpendapat bahwa wacana sastra berbeda Jacobson berpendapat bahwa wacana sastra berbeda

dengan jenis-jenis wacana yang lain sebab ia dengan jenis-jenis wacana yang lain sebab ia

mempunyai suatu “perangkat pesan”; sebuah sajak mempunyai suatu “perangkat pesan”; sebuah sajak

adalah tentang dirinya sendiri (bentuknya, citraannya, adalah tentang dirinya sendiri (bentuknya, citraannya,

arti sastranya) sebelum tentang penyair, pembaca, arti sastranya) sebelum tentang penyair, pembaca,

atau dunia. Jika kita menolak formalisme dan memilih atau dunia. Jika kita menolak formalisme dan memilih

perspektif pembaca atau penikmat, pandangan perspektif pembaca atau penikmat, pandangan

(20)

Dari sudut ini kita dapat berkata bahwa

Dari sudut ini kita dapat berkata bahwa

sajak tidak mempunyai keberadaan nyata

sajak tidak mempunyai keberadaan nyata

sampai sajak itu dibaca; artinya hanya

sampai sajak itu dibaca; artinya hanya

dapat dibicarakan oleh para pembacanya.

dapat dibicarakan oleh para pembacanya.

Kata berbeda dalam interpretasi hanya

Kata berbeda dalam interpretasi hanya

karena cara kita membaca berbeda.

karena cara kita membaca berbeda.

Pembacalah yang menerapkan kode yang

Pembacalah yang menerapkan kode yang

ditulis penyair untuk menyampaikan

ditulis penyair untuk menyampaikan

pesan dan cara pengaktualan ini, dengan

pesan dan cara pengaktualan ini, dengan

kata lain, apa yang akan tetap hanya

kata lain, apa yang akan tetap hanya

potensi yang mempunyai makna. Dalam

potensi yang mempunyai makna. Dalam

proses interpretasi, penerima sering

proses interpretasi, penerima sering

secara aktif terlibat dalam penyusunan

secara aktif terlibat dalam penyusunan

arti.

Referensi

Dokumen terkait

Teori-teori dan ideologi ini bisa ditemukan dalam tiga karya utama yaitu Manifesto Komunis (1848) yang menyatakan bahwa sejarah masyarakat adalah sejarah perjuangan kelas,

Karena pembangunan nasional yang selalu bersamaan dengan proses sistem sosial bidaya Indonesia maka bila manusia atau masyarakat ikut dalam pembangunan nasional mereka juga

Jadi, seni dalam Islam terutama yang berkaitan dengan musik, nyanyian, maupun lagu tidaklah selalu mutlak bahwa itu haram.. Dengan catatan, tujuannya adalah untuk kebaikan,

• Feurbach mengatakan, titik tolak yang penting dalam sejarah adalah bila manusia telah menjadi sadar bahwa satu- satunya Tuhan bagi manusia adalah dirinya sendiri, Homo Homini Deus..

Dari segala Pengertian Definisi Seni yang ada di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi seni yang sejatinya adalah segala hal indah yang dirasakan oleh jiwa manusia dan

Ahli teori ini juga akan menyatakan bahwa alasan untuk rasa ketertarikan remaja terhadap satu sama lain tidak disadari, remaja tidak menyadari bagaimana warisan biologis mereka

Awal terjadinya Pertempuran Surabaya yang nantinya diperingati sebagai sejarah Hari Pahlawan Nasional 10 November 1945 adalah pada tanggal 27 Oktober 1945 dimana

Skripsi ini mengacu pada teori Kridalaksana yang menyatakan bahwa leksem adalah input atau bahan baku dari proses morfologis, dalam hal ini adalah proses reduplikasi.