Liliek JW Handjoko
PERHITUNGAN CEPAT DAN AKURAT BIAYA
FEED DAN DOC DARI HASIL PANEN AYAM
BROILER
FCR, DCF, serta Biaya Feed dan DOC
FCR singkatan dari Feed Conversion Ratio, besaran performance teknis beternak broiler yang telah umum dipakai dalam analisa dan ukuran performance oleh para Peternak dan Praktisi peternakan ayam broiler.
DCR singkatan dari DOC Cost Factor, besaran ini tidak kalah bermanfaatnya dibanding FCR, dan baru Penulis perkenalkan pada tulisan ini.
Gb. 1. Diagram Hubungan Input-Output terbentuknya Biaya feed dan Biaya DOC pada Ayam Broiler
Segera setelah panen ayam broiler selesai dilakukan, Petugas kandang dapat mengetahui/menghitung dengan cepat besaran FCR dan DCF yang didefinisikan di bawah ini.
Nilai FCR sama dengan berat total feed terpakai dibagi berat total ayam hasil panen.
FCR = Wf / Wa
Dimana:
FCR = Feed Conversion Ratio
Wf = berat total feed yang terpakai, dalam Kg. Wa = berat total ayam yang dipanen, dalam Kg.
Nilai DCF adalah jumlah DOC masuk dibagi berat total ayam hasil panen. DCF = Nd /
Dimana:
DCF = DOC Cost Factor
Nd = jumlah DOC masuk, dalam ekor.
Wa = berat total ayam yang dipanen, dalam Kg. Nilai DCF dapat pula dihitung dengan cara lain, yaitu:
DCF = 1 / wL
Dimana:
DCF = DOC Cost Factor
w = berat rata-rata ayam, dalam Kg/ekor.
L = jumlah ayam hidup hasil panen per-jumlah DOC masuk (liveability).
Nah, sekarang dengan mudah Anda dapat menghitung biaya feed dan DOC dari produksi ayam.
Cf = biaya feed dari hasil panen ayam broiler, dalam Rp/Kg ayam. Cd = biaya DOC dari hasil panen ayam broiler, dalam Rp/Kg ayam. FCR = feed conversion ratio.
DCF = DOC cost factor.
hf = harga feed, dalam Rp/Kg feed. hd = harga DOC, dalam Rp/ekor DOC.
Ilustrasi dan Pemanfaatan
Untuk memberi gambaran betapa sederhana dan bermanfaatnya besaran FCR dan DCF perhatikan contoh berikut.
Seorang Peternak Ayam Broiler menempatkan 25.000 ekor DOC di
kandangnya, dan setelah 30 hari ia memanen 24.000 ekor ayam dengan berat total 42.000 Kg. Selama pemeliharaan dia memakai 63.000 Kg pakan. Harga DOC adalah Rp4.000,-/ekor dan harga pakan Rp6.500,-/Kg.
Kita dapat menghitung dengan mudah sbb: FCR = Wf / Wa = 63.000/42.000 = 1,5 DCF = Nd / Wa = 25.000/42.000 = 0,5952 dan
Nah, mudah bukan? Tapi lebih dari itu, besaran FCR dan DCF dapat sangat bermanfaat untuk manajemen operasi kandang. Penulis mengemukakan setidaknya ada 2 manfaat penggunaan besaran FCR dan DCF.
1. FCR dan DCF sebagai ukuran performance produksi.
FCR dan DCF dapat dijadikan ukuran performance budidaya ayam broiler karena sederhana mudah diukur, tidak mengandung faktor uang dapat dikaitkan langsung dengan biaya. Makin kecil nilai FCR maupun DCF, berarti performance makin baik.
Faktor harga tidak perlu diketahui di tingkat operasi kandang, tetapi Manajer produksi dengan mudah menghitung biaya feed dan DOC dari nilai FCR dan DCF. Manajer hanya tinggal menambahkan biaya overhead kandang untuk mengetahui keseluruhan biaya produksi.
2. Metoda Panen
Jika diperhatikan pada perhitungan di atas, kita tidak menggunakan data jumlah ayam yang dipanen (dalam ekor). Artinya, kita bisa merancang metoda panen dengan penimbangan ayam secara masal tanpa
menghitung jumlah ekor ayam dengan tetap mengetahui biaya pakan dan DOC per-Kg ayam hasil panen. Tetapi ini hanya bila kita tidak memerlukan data jumlah ayam yang dipanen, atau penghitungan jumlah ayam
dilakukan di tempat lain, misalnya saat dipotong di RPA.