• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Natriu 2.1.1 Sifat - Optimasi dan Validasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada Penetapan Kadar Siklamat dalam Minuman Ringan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "2.1 Natriu 2.1.1 Sifat - Optimasi dan Validasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada Penetapan Kadar Siklamat dalam Minuman Ringan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Natriu t Fisikokim nurut Windh

Rumus struk

mia mus Moleku

at Molekul merian

arutan m, dan benze

ggunaan erupakan k

TI

utama dari s yang telah

nt., et al, 20 g

n yang tela karsinogen diproses, p 011)

h tidak berb am air, tida

rmasuk min permen kar

an mengim kemih pada

A

ia natrium s

ate

bau. Berasa ak larut dal

numan ringa ret, jeli, se

mplikasikan a tikus, seh

siklamat se

sangat man lam etanol,

an, minuma elai dan top

(2)

dihilangkan dari daftar “Aman Secara Umum”, dan akhirnya dilarang untuk digunakan pada makanan dan minuman di Amerika Serikat (Hunt et al. 2011).

2.2 Minuman Ringan

Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan atau bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi (Cahyadi, 2005).

2.3 Kromatografi

Kromatografi pertama kali dikembangkan oleh ahli botani Rusia pada tahun 1903 yang bernama Michael Tswett untuk memisahkan pigmen warna dalam tanaman dengan cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gelas yang berisi kalsium karbonat. Saat ini kromatografi merupakan teknik pemisahan yang paling umum dan paling sering digunakan dalam bidang kimia analisis dan dapat dimanfaatkan untuk melalukan analisis, baik analisis kualitatif, analisis kuantitatif, atau preparatif dalam bidang farmasi dan industri. Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan yang menggunakan fase diam (stationary phase) dan fase gerak (mobile phase) (Gandjar dan Rohman, 2007).

2.3.1 Penggunaan Kromatografi

Menurut Gritter dkk (1985), penggunaan kromatografi adalah sebagai berikut:

(3)

senyawa tertentu dalam cuplikan

2. Pemakaian untuk tujuan kuantitatif menunjukkan banyaknya masing-masing

komponen campuran

3. Pemakaian untuk tujuan preparatif untuk memperoleh komponen campuran

dalam jumlah memadai dalam keadaan murni. 2.3.2 Puncak Asimetris

Puncak asimetris yakni membentuk pucak yang berekor (tailing) dan adanya puncak pendahulu (fronting) jika ada perubahan rasio distribusi solut yang lebih besar (Johnson dan Stevenson, 1991).

Baik tinggi puncak maupun luasnya dapat dihubungkan dengan konsentrasi. Tinggi puncak mudah diukur, akan tetapi sangat dipengaruhi perubahan waktu retensi yang disebabkan oleh variasi suhu dan komposisi pelarut. Oleh karena itu, luas puncak dianggap merupakan parameter yang lebih akurat untuk pengukuran kuantitatif (Ditjen POM, 1995).

2.4 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

(4)

KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah bidang antara lain: farmasi, lingkungan dan industri-industri makanan (Munson, 1991).

Kegunaan umum KCKT adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa biologis, analisis ketidakmurnian (impurities) dan analisis senyawa-senyawa yang tidak mudah menguap (nonvolatil). KCKT paling sering digunakan untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa tertentu seperti asam-asam amino, asam-asam nukleat dan protein-protein dalam cairan fisiologis, menentukan kadar senyawa-senyawa aktif obat dan lain-lain (Munson, 1991).

Menurut Munson (1991), kelebihan KCKT antara lain:

Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran

Resolusinya baik

Mudah melaksanakannya

Kecepatan analisis dan kepekaannya tinggi

Dapat dihindari terjadinya dekomposisi/kerusakan bahan yang dianalisis

Dapat digunakan bermacam-macam detektor

Kolom dapat digunakan kembali

Tekniknya tidak begitu tergantung pada keahlian operator dan reprodusibilitasnya lebih baik

Instrumennya memungkinan untuk bekerja secara automatis dan kuantitatif

Waktu analisis umumnya singkat

(5)

2.4.1 Cara Krom terpisah o suatu kolo matografi m oleh perbed om kromato ak dan fa

ngan secara se gerak, p an ukuran sa

mponen KC

Wadah F dah fase ge ratorium dap nampung fa n harus dila

bab adany anjang dan ampel (Gand

CKT

Gamba ase Gerak erak harus b

pat digunak ase gerak an akukan deg a gas akan

teknik ya atan elusi, misahan solu

Penggunaa berbagai m n diameter k djar dan Ro

ar 2 Instrum

bersih dan kan sebagai ntara 1 samp

gassing (pe n berkump

ang mana dikarenaka ut-solut ini d

an kromato macam kond

kolom, kece ohman, 2007

ment Dasar K

inert. Wad wadah fase pai 2 liter p enghilangan pul dengan

solut atau an solut-sol

diatur oleh ografi cair disi operasio

epatan alir f 7).

KCKT

dah pelarut e gerak. Wa pelarut. Fas n gas) yang

komponen

zat-zat te lut ini mel distribusi d r membutu onal seperti

fase gerak,

kosong ata adah ini bia se gerak seb

g ada pada n lain teru

(6)

dipompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis (Gandjar dan Rohman, 2007).

2.4.4 Pompa

Pompa yang cocok digunakan untuk KCKT adalah pompa yang mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yakni : pompa harus inert terhadap fase gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, teflon, dan batu nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan tekanan sampai 6000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 0,1-10 ml/menit. Aliran pelarut dari pompa harus tanpa denyut untuk menghindari hasil yang menyimpang pada detektor (Gandjar dan Rohman, 2007). 2.4.5 Injektor

Ada 3 jenis injektor, yakni syringe injector, loop valve dan automatic injector (autosampler). Syringe injector merupakan bentuk injektor yang paling

sederhana (Meyer, 2004).

Pada waktu sampel diinjeksikan ke dalam kolom, diharapkan agar aliran pelarut tidak mengganggu masuknya keseluruhan sampel ke dalam kolom. Sampel dapat langsung diinjeksikan ke dalam kolom (on column injection) atau digunakan katup injeksi (Meyer, 2004).

(7)

Automatic injector atau disebut juga autosampler memiliki prinsip yang mirip, hanya saja sistem penyuntikannya bekerja secara otomatis (Meyer, 2004). 2.4.6 Kolom

Kolom kinerja tinggi yang dapat meminimalkan pelebaran puncak sampel adalah jantung dari sistem kromatografi cair modern. Efisiensi kolom tertinggi dapat dicapai dengan menggunakan kolom yang dipak dengan padat dan seragam dan berdiameter 5-10 μm.

Kolom dengan diameter 2 – 5 mm biasanya digunakan untuk analisis. Kolom yang lebih lebar dengan diameter antara 10 mm sampai 1 inchi (25,4 mm) dapat digunakan untuk pekerjaan preparatif. Beberapa perusahaan bahkan memasarkan kolom preparatif dengan diameter 30 cm ke atas. Kolom dengan panjang 5, 10, 15, atau 25 cm adalah umum jika digunakan fase diam mikropartikel berukuran 10 μm ke bawah. Jika diinginkan jumlah plate yang lebih tinggi maka akan lebih baik jika meggunakan packing dengan partikel yang lebih kecil daripada menggunakan kolom yang lebih panjang. Kolom yang lebih panjang meningkatkan volume retensi, sehingga mengurangi konsentrasi puncak pada zat yang terelusi.

Kolom umumnya dibuat dari stainless steel, tahan terhadap tekanan KCKT normal dan relatif inert terhadap korosi kimiawi. (Meyer, 2004).

2.4.7 Detektor

(8)

yang rendah terhadap aliran dan fluktuasi temperatur sangat diinginkan, tetapi tidak selalu dapat diperoleh (Johnson dan Stevenson, 1991).

Detektor yang paling banyak digunakan dalam kromatografi cair modern kecepatan tinggi adalah detektor spektrofotometer UV 201 nm. Bermacam-macam detektor dengan variasi panjang gelombang UV-Vis sekarang menjadi populer karena mereka dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa-senyawa dalam rentang yang luas. Detektor lainnya, antara lain: detektor fluometer, detektor ionisasi nyala, detektor elektrokimia dan lain-lain juga telah digunakan (Johnson dan Stevenson, 1991).

2.4.8 Pengolahan Data

Komponen yang terelusi mengalir ke detektor dan dicatat sebagai puncak-puncak yang secara keseluruhan disebut sebagai kromatogram (Johnson dan Stevenson, 1991).

Guna kromatogram:

Menurut Johnson dan Stevenson (1991), guna kromatogram adalah sebagai berikut:

1. Kualitatif : Waktu retensi selalu konstan dalam setiap kondisi kromatografi yang sama dapat digunakan untuk identifikasi.

2. Kuantitatif : Luas puncak proporsional dengan jumlah sampel yang diinjeksikan dan dapat digunakan untuk menghitung konsentrasi 2.4.9 Fase Gerak

(9)

dan seefisien mungkin. Sebagai aturan umum, beberapa pelarut berpotensi dapat menyelesaikan masalah tertentu, sehingga pemilihan harus didasari oleh kriteria yang berbeda:

 Viskositas: pelarut dengan viskositas rendah menghasilkan perubahan tekanan yang rendah daripada pelarut dengan viskositas tingga pada laju alir spesifik. Hal ini juga dapat mnegakibatkan proses kromatografi yang lebih cepat.

 Transparansi UV: jika digunakan detektor UV, fase gerak harus benar-benar transparan pada panjang gelombang yang dibutuhkan.

 Indeks refraktif: hanya penting jika menggunakan detektor indeks refraktif

 Titik didih: titik didih fase gerak yang rendah dibutuhkan jika zat yang terelusi ingin diperoleh kembali dan diproses lebih lanjut.

 Kemurnian: kriteria ini mempunyai arti yang berbeda tergantung penggunaan yang diinginkan

 Inert dengan senyawa-senyawa di dalam sampel.

 Ketahanan terhadap korosi: baja bahkan bisa terkorosi dengan methanol atau asetonitril, sehingga mungkin diperlukan perawatan dengan asam nitrat atau perubahan desain instrumen.

 Harga 2.4.10 Dapar

(10)

dapat dibuat menjadi sepenuhnya tidak terion maupun sepenuhnya terion, tergantung dari mode pemisahan.

Larutan dapar sering dibuat dari konsentrat yang tersedia di pasaran; jika pengenceran dilakukan dengan benar, pH yang diinginkan tidak perlu diperiksa lagi. Jika tidak tersedia konsentrat di pasaran, sebaiknya senyawa kimia yang dibutuhkan ditimbang dan diencerkan dengan volume yang sesuai (Meyer, 2004). 2.4.11 Jenis Pemisahan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Berdasarkan jenis fase gerak dan fase diamnya, jenis pemisahan KCKT dibedakan atas:

a.Kromatografi Fase Normal

Kromatografi dengan kolom yang fase diamnya bersifat polar, misalnya silika gel, alumina, sedangkan fase geraknya bersifat non polar seperti heksan.

b.Kromatografi Fase Terbalik

Pada kromatografi fase terbalik, fase diamnya bersifat non polar, yang banyak dipakai adalah oktadesilsilan (ODS atau C18) dan oktilsilan (C8).

Sedangkan fase geraknya bersifat polar, seperti air, metanol dan asetonitril (Meyer, 2004).

2.5 Validasi metode

Validasi merupakan persyaratan mendasar yang diperlukan untuk menjamin kualitas dan hasil dari semua aplikasi analitik (Ermer, 2005).

(11)

deteksi, batas kuantitasi, linieritas, rentang/kisaran dan kekuatan/ketahanan dan kekasaran/ketangguhan.

2.5.1 Akurasi (Kecermatan)

Akurasi merupakan ketlitian metode analisis atau kedekatan antara nilai terukur dengan nilai sebenarnya. Akurasi dinyatakan dalam persen perolehan kembali (% recovery) (Harmita, 2004).

2.5.2 Presisi (Keseksamaan)

Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis yang diperoleh dari beberapa kali pengukuran pada sampel yang sama dan biasanya diekspresikan sebagai relatif standar deviasi (RSD) (Gandjar dan Rohman, 2007).

2.5.3 Spesifisitas (Selektifitas)

Spesifisitas/selektifitas adalah kemampuan untuk mengukur analit yang dituju secara tepat dan spesifik dengan adanya komponen lain dalam matriks sampel seperti ketidakmurnian, produk degradatif dan komponen lain dari sampel (Ermer, 2005).

2.5.4 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Batas deteksi adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. Sedangkan batas kuantitasi adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi metode yang digunakan (USP, 2007).

2.5.5 Linearitas

(12)

diberikan. Linieritas dapat ditentukan secara langsung dengan pengukuran sampel (analit) yang ditambahkan baku pada sekurang-kurangnya lima titik konsentrasi yang mencakup seluruh rentang konsentrasi kerja (Ermer, 2005).

2.5.6 Rentang (Kisaran)

Rentang/kisaran adalah konsentrasi terendah dan tertinggi yang mana suatu metode analitik menunjukkan akurasi, presisi dan linieritas yang dapat digunakan untuk menganalisis sampel (Ermer, 2005).

2.5.7 Kekuatan (Ketahanan)

Kekuatan/ketahanan merupakan pengujian kemampuan dari suatu metode untuk tidak terpengaruh oleh adanya perubahan parameter dalam melakukan metode analitik seperti persentase kandungan pelarut organik dalam fase gerak, pH larutan dapar, waktu pengekstraksian analit, komposisi pengekstraksi dan perbandingan konsentrasi fase gerak (Épshtein, 2004).

2.5.8 Kekasaran (Ketangguhan)

Kekasaran/ketangguhan merupakan tingkat reprodusibilitas hasil yang diperoleh dengan kondisi yang bervariasi dan dinyatakan sebagai simpangan baku relative relative standard deviation (RSD). Kondisi ini meliputi laboratorium, analis, reagen dan waktu percobaan yang berbeda (Gandjar dan Rohman, 2007).

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

Ruang lingkup penelitian mencakup batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini dimana batasan yang akan menjadi responden data adalah mahasiswa aktif ITS

Petunjuk Teknis Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tahun 2017 Page 6 Panitia daerah (Provinsi) menyampaikan alamat e-mail dan nama penghubung untuk penyampaian.. materi dan kunci

Amanat yang terkandung dalam naskah tersebut yaitu keangkuhan akan mengakibatkan penyesalan yang begitu mendalam, sehingga sebisa mungkin kita

Akan tetapi berdasar data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas manual material handling juga diikuti dengan resiko apabila diterapkan pada kondisi lingkungan kerja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh organizational citizenship behavior terhadap service quality dan dampaknya pada kepercayaan pelanggan di PT..

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa akurasi sistem dalam menghitung jarak sebenarnya antara objek foto dengan

dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan