• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA BAGI SISWA KELAS V SDN PROGOWATI I KECAMATAN MUNGKID K A B U P AT E N M A G E L A N G TAHUN PELAJARAN 20042005 SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA BAGI SISWA KELAS V SDN PROGOWATI I KECAMATAN MUNGKID K A B U P AT E N M A G E L A N G TAHUN PELAJARAN 20042005 SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAGI SISWA KELAS V SDN PROGOWATI I

K E C A M A T A N M U N G K I D

K A B U P AT E N M A G E L A N G

TAHUN PELAJARAN 2004/2005

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I

untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nama

: MURTIJAH

NIM

: 41029303127

Program Studi

: Pendidikan Matematika

Jurusan

: Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini berjudul "Upaya Meningkatkan hasil belajar bangun ruang melalui pemanfaatan alat peraga bagi siswa kelas V SDN Progowati I Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang tahun Pelajaran 2004/2005".

Dalam meningkatkan pengajaran matcmatika di sekolah banyak cara yang dilakukan oleh seorang guru. Salah satu diantaranya adalah mengajar dengan menggunakan media pengajaran. Selain memahami cara pengadaan dan penggunaannya, seorang guru harus berusaha mengembangkan keterampilan untuk membuat sendiri alat bantu pengajaran, sebab media pengajaran harus disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing. Agar pembelajaran matematika berhasil dengan baik, maka guru harus merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara aktif. baik mental maupun fisiknya.

Fungsi media dalam kegiatan pengajaran matematika tidak lagi sekedar sebagai alat bantu bagi guru dalam proses kegiatan belajar mengajar, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pengajaran yang dibutuhkan oleh siswa.

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Progowati I Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2004/2005 beserta guru kelasnya.

Metode penelitian tindakan kelas yang digunakan untuk penelitian skripsi ini terdiri dari siklus I, siklus II dan siklus III. Tiap-tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Diakhir setiap siklus siswa diberi latihan soal secara individual guna mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar matematika dalam pembelajaran. Untuk siklus I diperoleh nilai rata-rata 7,8. siklus II diperoleh nilai rata-rata 7,6 dan siklus III dipeoroleh nilai rata-rata 9,6 (berada diatas nilai rata-rata 6,5) dan ketuntasan kelas mencapai 85 % (di atas 85 %, skor minimum ketuntasan kelas).

(3)

PENGESAHAN

Skripsi

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bangun Ruang Melalui

Pemanfaatan Alat Peraga Bagi Siswa Kelas V

SDN Progowati I Kecamatan Mungkid

Kabupaten Magelang

Tahun Pelajaran 2004/2005

Telah dipertahankan di hadapan sidang Ujian Skripsi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : _____________________

Tanggal : _____________________

Panitia Ujian

(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

1. Katakanlah dengan benar sekalipun rasanya pahit. (HR Imama Ibnu Hibban) 2. Sodaqoh yang paling utama ialah seorang muslim belajar suatu ilmu,

kemudian mengajarkannya kepada saudara muslim lainnya. (HR Imam Ibnu Majah).

PERSEMBAHAN :

1. Kupersembahkan kepada Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa mendukung dengan segala doa.

2. Suamiku yang tercinta yang menjadi motivator dan pelita hidupku.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Agung, yang telah mengasihi hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini.

Pengalaman penelitian menjadi hal yang berharga bagi penulis. Banyak hambatan yang dialami baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun laporan. Namun semangat, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka semua itu dapat terealisasi.

Penulis menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan, saran dan bimbingan kepada :

1. Dr. H.A.T. Soegito, SH., MM. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dalam penulisan skripsi ini.

2. Drs. Kasmadi Imam S, MS. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Drs. Supriyono, M.Si., Ketua Jurusan Matematika, FMIPA, UNNES, yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk penulisan skripsi ini.

4. Drs. Zaenuri M, SE. Si, Akt, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan saran, petunjuk, dan jalan keluar dari segala permasalahan dan yang telah membimbing dengan kesabaran dan tanggung jawab, sehingga penulisan skripsi ini selesai dengan baik.

(7)

6. Ibu Tri Rokhana A.Ma.Pd, Kepala SDN Progowati I, Mungkid, Magelang yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik senantiasa penulis harapkan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

Semarang, 2005

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahan ... 4

C. Penegasan Istilah ... 4

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Sistematika Penelitian Skripsi ... 5

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Tinjauan Kepustakaan ... 7

B. Kerangka Berpikir ... 18

C. Hipotesis Tindakan ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 19

B. Subyek yang Diteliti ... 19

C. Prosedur Kerja dalam Penelitian ... 19

1. Siklus 1 ... 19

2. Siklus 2 ... 28

3. Siklus 3 ... 35

D. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data ... 39

E. Tolok Ukur Keberhasilan ... 40

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran : Halaman

1. Rencana Pembelajaran ... 49

2. Model Pembelajaran Bangun Ruang Kubus ... 53

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)... 54

4. Lembar Soal ... 55

5. Kunci Jawaban ... 56

6. Analisis Hasil Penelitian Kemampuan Menyelesaikan Latihan Soal ... 57

7. Lembar Observasi Guru ... 58

8. Lembar Observasi Siswa... 59

9. Foto Kegiatan Siklus I... 60

10.Rencana Pengajaran ... 61

11.Model Pembelajaran Bangun Ruang Kubus ... 65

12.Lembar Kerja Siswa (LKS)... 66

13.Lembar Soal ... 67

14.Kunci Jawaban ... 68

15.Analisis Hasil Penelitian Kemampuan Menyelesaikan Latihan Soal ... 69

16.Lembar Observasi Guru ... 70

17.Lembar Observasi Siswa... 71

18.Rencana Pengajaran ... 72

19.Model Pembelajaran Bangun Ruang Limas... 76

20.Lembar Kerja Siswa (LKS)... 77

21.Lembar Soal ... 78

22.Kunci Jawaban ... 79

23.Analisis Hasil Penelitian Kemampuan Menyelesaikan Latihan Soal ... 80

24.Lembar Observasi Guru ... 81

25.Lembar Observasi Siswa... 82

26.Rencana Pengajaran ... 83

27.Model Pembelajaran Bangun Ruang Limas... 87

28.Lembar Kerja Siswa (LKS)... 88

29.Lembar Soal ... 89

30.Kunci Jawaban ... 90

31.Analisis Hasil Penelitian Kemampuan Menyelesaikan Latihan Soal ... 91

32.Lembar Observasi Guru ... 92

33.Lembar Observasi Siswa... 93

34.Foto Kegiatan Siklus II ... 94

35.Rencana Pengajaran ... 95

36.Model Pembelajaran Bangun Ruang Kerucut... 98

37.Lembar Kerja Siswa (LKS)... 99

38.Lembar Soal ... 100

39.Kunci Jawaban ... 101

40.Analisis Hasil Penelitian Kemampuan Menyelesaikan Latihan Soal ... 102

41.Lembar Observasi Guru ... 103

(10)

43.Foto Kegiatan Siklus III ... 105

44.Rencana Pengajaran ... 106

45.Model Pembelajaran Bangun Ruang Kerucut... 109

46.Lembar Kerja Siswa (LKS)... 110

47.Lembar Soal ... 111

48.Kunci Jawaban ... 112

49.Analisis Hasil Penelitian Kemampuan Menyelesaikan Latihan Soal ... 113

50.Lembar Observasi Guru ... 114

51.Lembar Observasi Siswa... 115

52.Kisi-Kisi Latihan Soal... 116

53.Latihan Soal ... 117

54.Pembahasan Dan Kunci Jawaban... 122

55.Analisis Hasil Penelitian ... 124

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perhatian Pemerintah Republik Indonesia terhadap dunia pendidikan di negeri ini begitu besar. Anggaran pendidikan yang dialokasikan tiap tahunnya selalu besar. Pembangunan unit gedung sekolah baru, pengangkatan guru baru, pelatihan guru, pemberian bantuan sarana dan prasarana. Tidak lain segala usaha ini dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan penyelenggaraannya, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.

Usaha pemerintah tersebut perlu didukung oleh guru-guru di sekolah. Salah satunya usahanya adalah mengoptimalkan pengajaran dengan penggunaan alat peraga/media pengajaran. Alat peraga/media merupakan satu komponen pengajaran yang mendukung keberhasilan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat berlangsung lebih efektif dan optimal jika semua komponen saling mendukung.

(12)

(MPMBS) diharapkan mutu pendidikan di sekolah tersebut benar-benar menjadi lebih baik.

Banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran di sekolah sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Salah satu diantaranya adalah mengajar dengan menggunakan alat peraga/media. Mengingat manfaat alat peraga/media ini begitu penting maka perlu menjadi pemikiran bagi setiap guru di sekolah.

Selain merencanakan mengusahakan adanya alat peraga dan memahami penggunaannya, seorang guru harus dapat mengembangkan kreasi dan keterampilannya untuk membuat sendiri alat bantu pengajaran yang dibutuhkan tersebut, disesuaikan dengan kondisi sekolah dan lingkungan anak didik. Agar pengajaran matematika berhasil baik maka guru juga harus merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara aktif, kreatif dan terampil.

Fungsi alat peraga/media dalam kegiatan pengajaran matematika tidak hanya sekedar sebagai alat bantu bagi guru dalam proses kegaitan belajar mengajar, tetapi juga sebagai pembawa informasi atau pesan pengajaran yang dibutuhkan. Alat peraga kubus, limas dan kerucut adalah bagian alat peraga hasil dari kreasi penulis yang diharapkan dapat menjadi media dalam menyampaikan informasi pengajaran pada pokok bahasan bangun ruang khususnya kubus, limas dan kerucut diharapkan juga dapat memberi motivasi belajar siswa.

(13)

maupun penggunaannya harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Sehingga kegiatan belajar mengajarnya dapat efektif dan mencapai sasaran.

Berdasarkan pengalaman mengajar bahwa kemampuan siswa dalam menjelaskan volum kubus, limas dan kerucut masih rendah, karena nilai rata-rata kelas pada tes formatif maupun sumatif 5 tahun terakhir ini kurang dari 6. Padahal bentuk-bentuk materi volum sering dijumpai dalam materi-materi penerapan pada jenjang kelas yang lebih tinggi atau pada mata pelajaran yang lain.

Berdasarkan uraian di atas dapat peneliti kemukakan latar belakang masalah yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut :

1. Bahwa penelitian ini berkaitan langsung dengan mata pelajaran matematika, sesuai dengan tugas peneliti yang saat ini mengajar matematika di kelas V SDN Progowati I, Mungkid, Magelang.

2. Kegiatan penelitian semacam ini belum pernah dilaksanakan di sekolah tersebut.

3. Peneliti ingin meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan materi volum bangun ruang kubus, limas, kerucut yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar matematika bagi siswa kelas V SDN Progowati I, Mungkid, Magelang.

(14)

Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apakah alat peraga bangun ruang kubus, limas dan kerucut dapat meningkatkan hasil belajar pada operasi hitung volume kubus, limas dan kerucut bagi siswa SDN Progowati I

C. Penegasan Istilah

Supaya tidak terjadi perbedaan penafsiran judul penelitian, perlu penulis memberikan penegasan terhadap beberapa istilah yang dipakai dalam penelitian ini.

1. Alat Peraga

Alat peraga dalam penelitian ini adalah kubus, limas dan kerucut. 2. Bangun Ruang

Materi penelitian bangun ruang ini adalah kubus, limas dan kerucut.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar bangun ruang melalui pemanfaatan alat peraga bagi siswa kelas V mencakup : pengertian belajar, belajar matematika, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, alat peraga, desain alat peraga.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas yang penulis lakukan diharapkan memberikan manfaat baik langsung maupun tidak langsung.

(15)

Siswa lebih termotivasi dalam belajar karena dikenalkan dengan hal baru bangun ruang kubus, limas, dan kerucut. Siswa terlibat langsung yang pada akhirnya siswa tidak mudah lupa, paham dan mengerti sehingga hasil belajarnya meningkat.

2. Manfaat bagi guru

Mendorong guru untuk kreatif dalam proses belajar mengajar, dapat merencanakan, merancanag dan membuat alat peraga matematika dengan baik.

3. Manfaat bagi sekolah

Informasi yang didapat dari penelitian ini dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang. Salah satunya dengan memberikan fasilitas dan sarana bagi pengadaan alat peraga pengajaran matematika.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi yang digunakan terdiri atas tiga bagian yaitu sebagai berikut :

1. Bagian awal yang memuat halaman judul, abstrak, pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran.

2. Bagian inti membuat bab-bab sebagai berikut :

(16)

Bab II, Landasan Teori dan Hipotesis Tindakan mencakup tinjauan kepustakaan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan.

Bab III, Metode Penelitian yang memuat lokasi penelitian, subyek yang diteliti, prosedur kerja dalam penelitian yang meliputi tiga siklus yaitu siklus I, Siklus II dan Siklus III, selain itu memuat juga sumber data dan cara pengambilan data dan tolok ukur keberhasilan.

Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan siklus I, siklus II, dan siklus III. Bab V, Penutup yang memuat simpulan dan saran.

(17)

17 A. Tinjauan Kepustakaan

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga tidak ada istilah terlambat untuk belajar meskipun usia sudah tua. Telah banyak ahli pendidikan yang merumuskan dan memuat tafsiran tentang belajar.

Menurut Moh Uzeri Usman (1996:5) “belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya.” Kriteria keberhasilan dalam belajar diantaranya ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar.

Menurut Hilgard dan Brower (Oemar Hamalik, 1992:45) mendefinisikan “belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman.” Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang (1989:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah pemodifikasian tingkah laku melalui pengalaman dan latihan.”

2. Belajar Matematika

a. Pengajaran Matematika

(18)

sebelumnya sehingga kaitan antara konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Namun demikian dalam pembelajaran pemahaman konsep dapat diawali secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata. Kegiatan dapat dimulai dengan beberapa contoh dan fakta yang teramati.

Penerapan dari cara kerja matematika diharapkan dapat membentuk sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada siswa. Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika.

Menurut kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 : 3) bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut.

1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan melalui kegiatan penyelidikan.

2) Mengembangkan aktifitas kreatif

3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah

4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi/ gagasan.

Salah satu materi matematika di sekolah adalah volum bangun ruang khususnya kubus, limas dan kerucut. Aspek yang dipilih menurut kurikulum 2004 adalah operasi hitung pengukuran volume dan satuannya dalam pemecahan masalah.

(19)

Beberapa indikator yang tertulis dalam kurikulum 2004 tentang volum bangun ruang sederhana khususnya kubus, limas dan kerucut adalah sebagai berikut.

1) Menentukan volum kubus dengan menggunakan kubus satuan 2) Mengenal dan menggunakan volum limas dan kerucut.

b. Tahapan pengajaran matematika

Dalam pengajaran matematika langkah-langkah pengajarannya secara garis besar adalah sebagai berikut :

1) Pendahuluan

Tahap awal dalam pengajaran matematika ini meliputi pemberian motivasi, apersepsi dan pretest. Tujuan dari tahap ini adalah mempersiapkan siswa untuk materi yang akan dipelajari. 2) Pengembangan

Kegiatan pada tahap ini guru menyampaikan materi baru, menanamkan konsep baru. Peranan guru adalah mengamati, mengawasi dan membimbing di samping memberikan materi. Hal-hal yang mendasar yang diberikan agar siswa termotivasi untuk mencari informasi selanjutnya.

3) Penerapan

Untuk langkah penerapan ini kegiatan siswa adalah mengerjakan soal-soal latihan yang sesuai dengan materi yang telah dijelaskan 4) Penutup

(20)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa meliputi faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal).

a. Faktor internal, meliputi hal-hal berikut

1) Kondisi fisiologis, baik fisiologis permanen maupun temporer meliputi kemampuan, keutuhan anggota badan, keadaan guru dan kondisi panca indera.

2) Kondisi psikologis, baik psikologis permanen maupun temporer, meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.

b. Faktor eksternal, meliputi hal-hal berikut

1) Faktor lingkungan, yaitu lingkungan alam dan lingkungan sosial. Adapun lingkungan alam yaitu suhu, udara, cuaca, kondisi geografis, iklim dan suasana tata ruang, sedang lingkungan sosial meliputi masyarakat dan teman belajar.

2) Faktor instrumen mencakup kurikulum yang berlaku atau materi, metode pengajaran, sarana dan prasarana, dan guru.

(21)

memotivasi mereka untuk secara aktif membangun tampilan dalam otak mereka tentang lingkungan yang mereka hayati. Pada saat mereka tumbuh semakin dewasa dan memperoleh lebih banyak kemampuan bahasa dan memori, tampilan mental mereka tentang dunia menjadi lebih luas dan lebih abstrak. Sementara itu, pada semua tahap perkembangan, anak perlu memahami lingkungan mereka, memotivasi mereka untuk menyelidiki dan membangun teori-teori yang menjelaskan lingkungan itu.

Pandangan konstrukstivitis-kognitif di atas banyak dikembangkan didasarkan pada teori Piaget. Pandangan ini, seperti halnya Piaget, mengemukakan bahwa siswa dalam segala halnya Piaget, mengemukakan bahwa siswa dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan tidak statis tetapi secara terus-menerus tumbuh dan berubah pada saat siswa menghadapi pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan memodifikasi pengetahuan awal mereka. Menurut Piaget, pedagogi yang baik harus melibatkan pemberian anak dengan situasi-situasi di mana anak itu mandiri melakukan eksperimen, dalam arti paling luas dari istilah itu mencoba segala sesuatu untuk melihat apa yang terjadi, memanipulasi tanda-tanda, memanipulasi simbol, mengajukan pertanyaan dan menemukan sendiri jawabannya, mencocokkan apa yang ia temukan pada suatu saat dengan apa yang ia temukan pada saat yang lain, membandingkan temuannya dengan temuan anak lain.

4. Alat peraga/ Media Pengajaran

(22)

materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa”.

Belajar akan efektif jika dimulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman konkret untuk menuju kepada pengalaman abstrak. Untuk itu perlu bantuan alat peraga pengajaran. Nilai-nilai lebih dari alat peraga antara lain :

a. Meletakkan dasar-dasar konkret untuk berpikir, mengurangi verbalisme. b. Memperbesar perhatian siswa dan gairah belajar.

c. Membuat pelajaran lebih menetap, tidak mudah lupa. d. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu

e. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.

5. Desain Alat Peraga a. Pembuatan

Pembuatan alat peraga kubus, limas dan kerucut dimulai dari membuat jaring-jaring kubus, limas dan kerucut pada kertas manila kemudian menggunting, menoreh di setiap rusuknya, melipat, mengelem/ mengisolasi sehingga menjadi kubus, limas dan kerucut.

(23)

b. Penggunaan/Pemanfaatan

Penggunaan alat peraga model kubus, limas dan kerucut dalam pengajaran diperlukan jumlah sebanyak siswa. Contoh model alat peraga dibuat dari karton/ kertas manila, ditempel berjajar pada papan tulis dari kiri ke kanan bersebelahan dengan jaring-jaringnya. Ukuran kubusnya bersisi 5 cm, ukuran limasnya berbentuk persegi dengan sisi 5 cm dan tingginya 2,5 cm dari kubus yang ditarik garis diagonal ruangnya sedangkan ukuran kerucut alasnya berjari-jari 7 cm dan tingginya 10 cm.

Gambar di Papan tulis

Proses penemuan volum kubus dari siswa sebagai berikut Kubus satuan disusun oleh siswa seperti gambar di bawah ini

Maka siswa dapat menghitung volum kubus di atas dengan cara siswa menghitung rusuk kubus kekanan, kebelakang dan ke atas, didapat 5 x 5 x 5 = 125. Jadi volumnya = 125 kubus satuan.

(24)

Proses penemuan volum limas dari siswa seperti di bawah ini. Dari kubus besisi 5 cm ditarik diagonal ruangnya dengan 2 lidi dan menemukan titik potong yang terjadi puncak limas yang tingginya 2,5 cm di tengah-tengah ruang kubus. Dari itu siswa dapat membuat 6 limas dari kubus tersebut seperti gambar di bawah ini.

6 limas masing-masing alas persegi dengan sisi 5 cm dan tinggi 2,5 cm.

Proses penemuan volum kerucut dari siswa sebagai berikut. Siswa membuat bangun ruang kerucut dan tabung dari kertas manila dengan jari-jari alas 7 cm dan tingginya 10 cm. sesudah jadi kerucut tersebut untuk menakar beras sebanyak 3 X dan dimasukkan ke tabung dan hasilnya tepat memenuhi tabung. Jadi untuk menemukan volume kerucut siswa dapat menghitung dengan cara

3 1

x luas alas x tinggi.

Seperti gambar di bawah ini.

2 kg beras

Tabung berjari-jari alas 7 cm, tinggi 10 cm 3 kerucut masing-masing berjari-jari 7 cm,

(25)

Kubus satuan digunakan untuk menghitung volum kubus dalam jumlah isi relatif sedikit, dalam jumlah banyak siswa harus dapat menghitung tanpa peraga. Misal menyusun kubus satuan menjadi kubus berisi 8 satuan dan 27 satuan.

Limas dibuat dari kubus yang ditarik garis diagonal ruangnya sehingga masing-masing kubus dapat terbentuk 6 limas segi empat

beraturan yang tingginya

2 1

sisi kubus satuan sehingga jika dihitung

volum masing-masing limasnya

6 1

volum kubus satuan, misal : sebuah

kubus bersisi 6 cm. apabila ditarik garis diagonal ruangnya akan terbentuk 6 buah limas yang sama dan sebangun. Maka untuk mencari

volum masing-masing limasnya

6

Kerucut adalah bangun ruang yang dapat dihitung volumnya.

Volum kerucut dapat dihitung dengan rumus

3 1

x luas alas x tinggi. Luas

alasnya berbentuk lingkaran. Semua siswa sudah dapat menghitung luas lingkaran jika sudah diketahui jari-jarinya. Volum kerucut merupakan bagian dari volum tabung. Jika dibuktikan dengan mengukur 3 volum kerucut sama dengan volum tabung.

(26)

Contoh 1 : Menerangkan volum kubus dari kubus bersisi 5 cm langkah-langkah :

1) ambil sebuah alat peraga kubus bersisi 5 cm

2) Menghitung volum kubus dengan cara mengalikan sisinya yaitu sisi x sisi x sisi ( 5 x 5 x 5 ) Terbaca : 5 cm x 5 cm x 5 cm = 125 cm3

3) Ambil sebuah kubus yang berbeda sisinya. Misal kubus bersisi 6 cm. untuk menghitung volumnya sisi x sisi x sisi sehingga terbaca : 6 cm x 6 cm x 6 cm = 216 cm3

Urutan dan langkah-langkah tersebut dapat dituliskan secara sistematis sebagai berikut.

Sebuah kubus bersisi 5 cm. Volumnya : 5 cm x 5 cm x 5 cm = 125 cm3 Sebuah kubus bersisi 6 cm. Volumnya : 6 cm x 6 cm x 6 cm = 216 cm3 Contoh 2 : Menerangkan volum limas dari menarik garis diagonal ruang

kubus bersisi 5 cm dan 6 cm.

Langkah-langkah

1) Ambil alat peraga limas segi empat beraturan dari menarik diagonal ruang kubus bersisi 5 cm dan 6 cm.

2) Hitung masing-masing limasnya.

3) Volum masing-masing limas segi empat dari menarik garis diagonal ruang kubus bersisi 5 cm :

6 1

x 5 cm x 5 cm x 5 cm = 6

cm

125

=

(27)

Volum masing-masing limas segi empat dari menarik garis diagonal

1) Ambil alat peraga kerucut berjari-jari alas 7 cm dan tingginya 10 cm. 2) Ambil tabung berjari-jari alas 7 cm dan tingginya 10 cm

3) Takarlah/ ukurlah beras seperes kerucut dan ratakan dengan penggaris 30 cm kemudian tiangkan ke tabung sebanyak 3 kali.

4) Hitung volum kerucut tersebut.

5) Volum kerucut berjari-jari alas 7 cm dan tingginya 10 cm :

3

Urutan dan langkah-langkah tersebut dapat dituliskan secara sistimatis sebagai berikut : Sebuah kerucut berjari-jari alas 7 cm dan tingginya 10 cm. volumnya adalah :

7 22

x7 cm x 7 cm x 10 cm = 513,33 cm3

(28)

B. Kerangka Berpikir

Hasil belajar pokok pelajaran bangun ruang masih perlu ditingkatkan. Rendahnya hasil belajar ini dikarenakan guru kurang memanfaatkan alat peraga. Menurut pengetahuan taraf berpikir siswa kelas V SD adalah kongkrid sehingga diperlukan alat peraga di dalam pembelajaran bangun ruang.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut.

(29)

29 A. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan kelas (PTK) dilaksanakan pada siswa kelas V SDN Progowati I Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Sekolah tersebut terletak di Dusun Paren, Desa Progowati, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Penelitian dilakukan pada tahun pelajaran 2004/ 2005.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa-siswa kelas V SDN Progowati I Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang Tahun 2005 berjumlah 21 anak, terdiri dari 12 siswa perempuan dan 9 laki-laki, guru kelas V dan seorang pengamat.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Siklus I

1. Perencanaan

a. Membuat instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, yang terdiri dari :

(30)

2) lembar kerja siswa yang membimbing siswa menemukan cara terbentuknya kerucut, sifat-sifat dan luas kerucut;

3) papan peraga kerucut untuk masing-masing kelompok;

4) lembar pengamatan untuk siswa dan guru, serta lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran;

5) butir soal untuk evaluasi siklus I.

b. Merencanakan pembagian kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat siswa, yang dikelompokkan berdasarkan kemampuannya, untuk membangun kemampuan bekerjasama antar siswa.

2. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan (4 jam pelajaran). Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2005, membahas tentang pengertian dan sifat kerucut. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2005 membahas tentang luas daerah kerucut. Sedangkan pada pertemuan ketiga untuk tes evaluasi dilaksanakan 21 Mei 2005 Adapun pelaksanaan penelitian siklus I ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menjelaskan pada siswa pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Memberikan apersepsi secara klasikal, untuk mengingat prasarat yang harus dikuasai sebelum mempelajari tentangkerucut.

(31)

d. Membagikan papan peraga dan lembar kerja siswa pada tiap kelompok. e. Menjelaskan cara-cara pengisian lembar kerja siswa.

f. Mengawasi jalannya kerja kelompok dan memberikan bimbingan pada kelompok yang membutuhkan.

g. Mengarahkan setiap kelompok untuk membuat suatu kesimpulan.

h. Memimpin diskusi kelas untuk menyamakan kesimpulan yang diperoleh.

i. Memberikan penguatan pada hasil kerja atau kesimpulan dari siswa. j. Mencatat hasil penemuan berupa cara terbentuknya kerucut, sifat-sifat

kerucut dan rumus luas kerucut.

k. Memberikan latihan soal, yang harus dikerjakan secara individual untuk mengetahui apakah siswa bisa menerapkan hasil temuannya dalam memecahkan masalah.

l. Memberikan evaluasi untuk tindakan siklus I.

m. Memberi kesempatan siswa untuk melakukan refleksi atas proses pembelajaran yang dilakukan.

3. Pengamatan

a. Pengamat mengamati kegiatan guru, dan menuliskan hasil pengamatannya dalam lembar observasi untuk guru. Dengan hasil pengamatan sebagai berikut.

(32)

2) Sebagian kelompok yang dibentuk guru tidak bisa bekerjasama dengan baik.

3) Dalam menjelaskan tugas dan peranan siswa dalam kelompoknya kurang jelas, sehingga masih banyak siswa yang belum paham dan sebagian besar kelompok tidak mengenal pembagian tugas.

4) Guru telah memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sesuai dengan kemampuannya. Walaupun demikiap hanya beberapa kelompok saja yang secara mandiri dapat menjalankan proses penemuan, dan masih banyak kelompok yang masih tergantung pada guru.

5) Guru belum bisa memperhatikan secara khusus dan mendorong siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya karena disibukkan dengan pertanyaan-pertanyaan kelompok yang mengalami kesulitan dalam proses penemuan.

6) Guru telah membantu siswa merumuskan prinsip, ide, ataupun pengertian yang telah ditemukan dengan sangat baik.

(33)

8) Guru telah memberikan penguatan pada hasil penemuan yang diperoleh siswa dengan baik, dan juga memberi kesempatan pada siswa untuk mencatat hasil penemuan tersebut.

9) Guru telah mengecek penggunaan pengetahuan yang telah ditemukan dengan cukup baik, dengan cara memberikan latihan soal. Hanya saja pemberian soal belum cukup bervariasi.

b. Pengamat mengamati kegiatan siswa dalam memahami materi yang diajarkan, kemampuan menarik kesimpulan, aktivitas matematika, dan kemampuan siswa menyelesaikan soal tentang kerucut. Serta menuliskan hasil pengamatannya dalam lembar observasi untuk siswa. Hasil pengamatan aktifitas siswa pada siklus I adalah sebagai berikut.

1) Semua siswa merasa senang dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar.

2) Sebagian besar siswa (antara 12-15 siswa) saling membantu, bekerjasama dan saling menjelaskan. Walaupun begitu baru dua kelompok yang mengenal pembagian tugas yang jelas antar anggota kelompok.

(34)

4) Pelaksanaan kerja kelompok untuk proses penemuan memakan waktu yang lama, karena siswa baru pertama kali mengalami pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing.

5) Hanya ada tiga kelompok yang secara mandiri berani membuat prediksi dan mampu menarik kesimpulan. Sementara enam kelompok yang lain masih belum menunjukkan kepercayaan diri dalam memprediksi dan menarik kesimpulan sehingga banyak bertanya dan meminta bimbingan gurunya.

6) Kemampuan siswa dalam mempresentasikan penemuannya belum dapat dilihat karena waktunya habis untuk kerja kelompok.

7) Pengamatan yang dilakukan pada siswa dengan melihat pengerjaan evaluasi pada akhir siklus I diperoleh hal-hal berikut ini.

a) Untuk butir soal yang mempertanyakan proses penemuan volum kerucut, sebagian besar siswa dapat menjawabnya dengan benar.

b) Untuk butir soal yang mengacu pada penerapan konsep pada suatu soal perhitungan siswa masih mengalami kesulitan. Kesulitan terutama untuk soal sebagai berikut.

c) Soal yang menuntut siswa menghitung volum kerucut yang disajikan dengan persamaan dengan satu variabel.

(35)

e) Menggunakan satuan volum, siswa sering lupa menambahkan tanda pangkat tiga. Contohnya satuan cm3 sering ditulis dengan cm saja.

c. Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran. Hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut.

1) Hal-hal yang baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus ini adalah sebagai berikut.

a) Guru sudah dapat memberikan bimbingan yang baik pada siswa untuk melakukan penemuan.

b) Siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran matematika yang dilakukan. Dan siswa mempunyai rasa ingin tahu yang besar serta berusaha bersaing dengan kelompok yang lain untuk melakukan penemuan dengan cepat.

c) Sebagian besar siswa saling bekerjasama dan membantu dalam kelompoknya.

2) Hal-hal yang harus diperbaiki dalam kegiatan belajar pada siklus I adalah sebagai berikut.

a) Guru tidak menginformasikan waktu yang disediakan untuk kerja kelompok.

b) Pembentukan kelompok kerja siswa.

3) Hal-hal yang baik dalam perangkat yang digunakan pada siklus I adalah sebagai berikut.

(36)

b) LKS yang dibuat cukup sistematis dan mudah dikerjakan. 4) Hal-hal yang perlu diperbaiki dalam perangkat yang digunakan

pada siklus I adalah sebagai berikut.

a) Pembuatan rencana pembelajaran dengan pembagian waktu kurang tepat.

b) Siswa belum dilibatkan dalam pembuatan alat bantu peraga. 4. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh maka diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam penelitian pada siklus I diperoleh hasil refleksi sebagai berikut.

a. Proses pembelajaran belum sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Proses penemuan berlangsung terlalu lama, sehingga presentasi tidak dapat dilaksanakan. Untuk itu pada siklus II perencanaan pembelajaran harus memperhatikan pembagian waktu yang baik.

b. Guru sudah mampu mengelola dan melaksanakan kegiatan belajar metode penemuan terbimbing dengan cukup baik, akan tetapi masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki pada siklus II. Hal-hal yang perlu diperbaiki adalah sebagai berikut.

(37)

2) Guru belum memberi perhatian pada siswa yang ketinggalan dan pasif dalam kelompoknya sehingga pada siklus II guru harus memberi perhatian lebih pada siswa tersebut.

3) Guru harus selalu mendorong siswa untuk selalu bersemangat dan menumbuhkan rasa percaya diri agar mampu mandiri dalam proses penemuan.

4) Guru memberikan penguatan dan mengkoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat siswa mengerjakan tes akhir siklus I agar kesalahan-kesalahan tersebut tidak diulangi siswa.

5) Guru perlu memberikan contoh soal yang bervariasi agar siswa mempunyai pengalaman untuk menyelesaikan soal dengan lebih baik.

c. Siswa dalam pembelajarannya masih banyak bertanya, dan suasana kelas agak gaduh. Kegiatan siswa baik secara individu maupun kelompok pada siklus I yang masih perlu diperbaiki adalah sebagai berikut.

1) Setiap kelompok belum mempunyai pembagian tugas yang jelas, untuk itu guru sebaiknya memperjelas tugas dan peran setiap siswa dalam kelompoknya.

2) Siswa perlu dilibatkan dalam pembuatan alat peraga agar secara mental siswa lebih siap untuk melaksanakan kegiatan belajar. 3) Siswa bekerja dengan sebaik-baiknya sesuai dengan waktu yang

(38)

tentang berapa waktu yang disediakan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

d. Hasil belajar pada siklus I menunjukkan bahwa penelitian belum mencapai tolok ukur keberhasilan penelitian yang diharapkan, untuk itu perlu diadakan siklus II yang merupakan perbaikan dari pelaksanaan penelitian siklus I.

Siklus II

Siklus II ini dilaksanakan dengan langkah yang hampir sama dengan pelaksanaan siklus I, dengan langkah perbaikan membuat kelompok kerja baru yang lebih baik, dan melibatkan siswa dalam kelompoknya untuk membuat alat bantu peraga.

1. Perencanaan

a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan analisa pada refleksi siklus I. .

b. Mempersiapkan instrumen penelitian untuk pelaksanaan siklus II, yaitu untuk sub pokok bahasan limas.

(39)

2. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan (4 jam pelajaran). Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2005, membahas tentang bangun ruang limas. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2005, membahas tentang bangun ruang limas. Adapun pelaksanaan penelitian siklus II ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, setiap kelompok diberi tugas rumah untuk membuat berbagai jenis limas yang dibuat dari kertas warna-warni, dengan ukuran yang telah ditentukan.

b. Kegiatan belajar mengajar diawali dengan pembagian hasil evaluasi pada siklus I, memberi pujian pada siswa yang telah memperoleh hasil memuaskan dan menjelaskan beberapa kesalahan yang banyak dilakukan siswa yang tidak boleh lagi diulangi.

c. Memberikan apersepsi secara klasikal, untuk mengingat prasarat yang harus dikuasai sebelum mempelajari tentang limas.

d. Melihat hasil tugas rumah yang telah diberikan.

e. Membagikan alat peraga dan lembar kerja siswa tentang limas pada tiap kelompok.

f. Menjelaskan cara-cara pengisian lembar kerja siswa.

(40)

h. Mengarahkan setiap kelompok untuk membuat suatu kesimpulan.

i. Menunjuk beberapa wakili kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja masing-masing kelompoknya.

j. Memberikan penguatan pada hasil kerja atau kesimpulan dari siswa.

k. Memberikan latihan soal, yang harus dikerjakan secara individual untuk mengetahui apakah siswa bisa menerapkan hasil temuannya dalam memecahkan masalah.

l. Memberikan evaluasi untuk tindakan siklus II.

m. Memberi kesempatan siswa untuk melakukan refleksi atas proses pembelajaran yang dilakukan.

3. Pengamatan

a. Pengamat mengamati kegiatan guru, dan menuliskan hasil pengamatannya dalam lembar observasi untuk guru. Hasil pengamatan untuk guru pada siklus II adalah sebagai berikut.

1) Pada bagian awal guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran, memberi motivasi dan apersepsi dengan sangat baik.

2) Pengelolaan pembelajaran terlaksana lebih baik dan tertib dibanding pelaksaaan pembelajaran pada siklus I, dominasi guru mulai berkurang, karena guru maupun siswa sudah memahami teknik pelaksanaannya. 3) Kelompok yang dibentuk pada siklus II bisa bekerjasama lebih baik

(41)

4) Guru telah memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan tentang terbentuknya volum kubus. Guru juga sudah menginformasikan waktu yang disediakan untuk siswa bekerja dalam kelompoknya.

5) Berkurangnya kelompok yang masih tergantung pada guru memberi kesempatan pada guru untuk bisa memberikan lebih banyak perhatian kepada siswa yang kurang aktif.

6) Guru dapat membimbing siswa untuk menyajikan hasil penemuannya. 7) Dalam melatih siswa menerapkan hasil penemuannya, guru telah

memberikan latihan soal yang lebih bervariasi.

b. Pengamat mengamati kegiatan siswa dalam memahami materi yang diajarkan, kemampuan menarik kesimpulan. aktivitas matematika dan kemampuan siswa menyelesaikan soal tentang limas. Serta menuliskan hasil pengamatannya dalam lembar observasi untuk siswa. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II adalah sebagai berikut.

1) Suasana kelas lebih tertib, terkendali dan kondusif.

2) Siswa sudah tidak bingung lagi dengan apa yang harus dikerjakannya, karena sudah memahami tekniknya. Dan mulai timbul rasa percaya diri pada diri siswa, hanya hal yang tidak tahu sama sekali saja yang ditanyakan pada gurunya.

(42)

melakukan percobaan, kecuali satu kelompok yang salah satu anggotanya sangat mendominasi kerja kelompok.

4) Empat kelompok sudah berani memprediksi dan membuat kesimpulan sendiri tanpa bantuan guru, sedang tiga kelompok lain masih perlu bimbingan guru.

5) Presentasi bisa terlaksana. tapi masih banyak kekurangannya, karena setiap kelompok belum memilih salah satu anggotanya untuk maju menjadi wakil, sehingga suasananya menjadi agak gaduh dan saling metunjuk, penampilan siswa masih malu-malu dan kurang percaya diri sehingga masih cenderung seperti membaca biasa.

6) Pengamatan yang dilakukan pada siswa dengan melihat pengerjaan evaluasi pada siklus II diperoleh hal-hal berikut ini.

a) Sebagian siswa sudah cukup menguasai materi yang diberikan tetapi siswa sering kurang teliti dalam membaca soal, misalnya pada salah satu butir soal ditanyakan tentang pengertian limas menurut sifat yang dimilikinya, maka siswa malah menjawab bagaimana pengertian limas berdasarkan cara terbentuknya.

b) Bila disajikan gambar limas yang diketahui sisi alas dan tingginya, dalam pengerjaan hitungan volum limas siswa sudah menggunakan rumus yang benar, tetapi ada beberapa siswa yang keliru cara menghitungnya.

(43)

c. Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran. Hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut.

1) Hal-hal yang baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini adalah sebagai berikut.

a) Siswa masih bersemangat dan kelompok yang dibentuk secara umum dapat bekerjasama dengan baik. Mulai tumbuhnya rasa pada siswa dalam memprediksi dan membuat kesimpulan.

b) Pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat.

2) Hal-hal yang perlu diperbaiki dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini adalah sebagai berikut.

a) Kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil penemuannya.

b) Beberapa siswa masih terlihat kurang aktif dalam kerja kelompoknya.

3) Hal-hal yang baik dalam perangkat yang digunakan pada siklus II ini adalah sebagai berikut.

a) Pembuatan RP memperhatikan pembagian waktu dengan baik. b) Siswa dilibatkan dalam pembuatan alat peraga.

4) Hal-hal yang perlu diperbaiki dalam perangkat yang digunakan dalam siklus II ini adalah sebagai berikut.

(44)

4. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh maka diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam penelitian pada siklus II diperoleh hasil refleksi sebagai berikut.

a. Rencana pembelajaran yang telah dibuat dapat terlaksana dengan baik. b. Pengelolaan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing yang

dilaksanakan oleh guru sudah berlangsung lebih baik dari siklus I.

c. Suasana kelas semakin tertib, siswa terlihat lebih aktif dalam kelompoknya, tidak terlalu banyak bertanya kepada gurunya karena siswa sudah tahu dengan apa yang harus dikerjakannya. Adapun hal-hal yang perlu diperbaiki dalam pelaksanaan siklus II ini adalah sebagai berikut.

1) Masih ada anggota kelompok yang kurang aktif dan mengandalkan pekerjaan temannya, sehingga perlu dibuat kelompok baru yang lebih kecil terdiri dari dua orang, agar semua siswa dituntut untuk bisa mengerjakan sendiri tugas-tugasnya.

2) Ada kelompok yang tidak kompak, tugas pembuatan alat bantu peraga yang diberikan pada satu kelompok hanya dikerjakan oleh satu anggota kelompoknya saja, untuk itu pada siklus III tugas diberikan secara individu.

(45)

d. Hasil belajar pada siklus II menunjukkan bahwa penelitian belum mencapai tolok ukur keberhasilan penelitian yang diharapkan, untuk itu perlu diadakan siklus III yang merupakan perbaikan dari pelaksanaan penelitian siklus II. Siklus III

Siklus III ini dilaksanakan dengan langkah yang hampir sama dengan pelaksanaan siklus sebelumnya, dengan langkah perbaikan kelompok kerja terdiri dari dua orang dan dikelompokkan setiap meja, dan melibatkan semua siswa dalam pembuatan alat bantu peraga.

1. Perencanaan

a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan analisa pada refleksi siklus II.

b. Mempersiapkan instrumen penelitian untuk pelaksanaan siklus III, yaitu mengenai kerucut.

c. Merencanakan pembagian kelompok yang tidak lagi terdiri dari tiga siswa, tapi terdiri dari dua siswa yang berkelompok sesuai dengan tempat duduknya.

2. Pelaksanaan

(46)

a. Setiap siswa diberi tugas rumah untuk membuat kerucut yang dibuat dari kertas manila dengan ukuran tidak ditentukan, sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.

b. Pembagian hasil evaluasi pada siklus II, memberi pujian pada siswa yang telah memperoleh hasil memuaskan dan menjelaskan beberapa kesalahan yang banyak dilakukan siswa.

c. Memberikan apersepsi secara klasikal, untuk mengingat prasarat yang harus dikuasai sebelum mempelajari tentang kerucut.

d. Melihat hasil tugas rumah yang telah dibuat siswa.

e. Membagikan lembar kerja siswa tentang kerucut pada tiap kelompok. f. Menjelaskan cara-cara mengerjakan lembar kerja siswa.

g. Mengawasi jalannya kerja kelompok dan memberikan bimbingan pada kelompok yang membutuhkan.

h. Mengarahkan setiap kelompok untuk membuat suatu kesimpulan.

i. Menunjuk beberapa wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja masing-masing kelompoknya.

j. Memberikan penguatan pada hasil kerja atau kesimpulan dari siswa.

k. Memberikan latihan soal yang harus dikerjakan secara individual untuk mengetahui apakah siswa bisa menerapkan hasil temuannya dalam memecahkan masalah.

l. Memberikan evaluasi untuk tindakan siklus III.

(47)

3. Pengamatan

a. Pengamat mengamati kegiatan guru, dan menuliskan hasil pengamatannya dalam lembar observasi untuk guru. Hasil pengamatan untuk guru pada siklus III adalah sebagai berikut.

1) Hasil pengamatan untuk guru pada siklus III hampir sama dengan hasil pengamatan pada siklus II. Guru mampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelaksanan kegiatan belajar mengajar dengan metode penemuan terbimbing.

2) Pembelajaran terlaksana lebih baik, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, motivasi dan apersepsi pada bagian awal pembelajaran, dan pada kegiatan inti guru memberi kesempatan siswa melaksanakan proses penemuan dengan kelompok sesuai dengan tempat duduknya.

3) Walaupun kelompok yang terbentuk menjadi sangat banyak, tetapi guru tidak kerepotan membimbingnya, karena semua siswa sudah berpengalaman dan tahu apa yang harus dikerjakannya.

b. Pengamat mengamati kegiatan siswa dalam memahami materi yang diajarkan, kemampuan menarik kesimpulan, aktivitas matematika, dan kemampuan siswa menyelesaikan soal tentang layang-layang. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus III adalah sebagai berikut.

(48)

2) Dalam membuat kesimpulan sebagian besar kelompok sudah bisa membuatnya sendiri, hanya beberapa kelompok saja yang masih meminta bantuan gurunya.

3) Waktu yang diperlukan siswa dalam menyelesaikan tugas penemuannya bervariasi, ada yang selesai sesuai waktu yang telah ditentukan, ada yang telah selesai sebelumnya, dan ada dua kelompok yang sampai waktu yang disediakan habis belum selesai memperoleh kesimpulan.

4) Presentasi dilaksanakan lebih baik dari pada siklus II, beberapa siswa sudah dapat mempresentasikan hasil penemuannya dengan percaya diri, sementara beberapa siswa yang lain masih malu-malu dan kurang percaya diri.

5) Pengamatan yang dilakukan pada siswa dengan melihat pengerjaan evaluasi pada siklus III diperoleh hal-hal berikut ini.

a) Kemampuan siswa menguasai pelajaran sudah baik.

b) Walaupun sebelumnya sudah dijelaskan oleh guru untuk tidak tergesa-gesa dan selalu teliti dalam mengerjakan soal, tetapi masih tetap ada siswa yang kurang teliti membaca soal dan melakukan perhitungan, tapi bila dibandingkan dengan kesalahan yang terjadi pada siklus II jumlahnya sudah berkurang.

c. Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran. Hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus III adalah sebagai berikut.

(49)

2) Perangkat yang digunakan sudah cukup efektif, alat bantu yang digunakan mudah dibuat dan mudah digunakan.

4. Refleksi

Peneliti bersama pengamat mendiskusikan hasil pengamatan pada siklus ketiga. Hasil refleksi siklus III adalah sebagai berikut.

a. Pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing telah terlaksana dengan baik.

b. Pengelolaan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing oleh guru berlangsung lebih baik.

c. Semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, presentasi terlaksana lebih baik dari siklus sebelumnya.

d. Hasil belajar pada siklus III menunjukkan bahwa penelitian sudah mencapai tolok ukur keberhasilan penelitian yang diharapkan, untuk itu penelitian dinyatakan telah berhasil.

D. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data

Dalam penelitian tindakan kelas dengan metode penelitian terbimbing ini dibutuhkan data yang dapat dianalisis dan direfleksikan sehingga terbentuk suatu perencanaan tindakan untuk memperbaiki kondisi awal. Adapun sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Hasil pengamatan atau observasi

(50)

Pengamatan meliputi kegiatan yang dilakukan oleh siswa, kegiatan guru, dan pengamatan pengelolaan pembelajaran.

2. Hasil belajar siswa

Sumber data ini diperoleh dengan melakukan tes tertulis untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai materi yang diajarkan.

E. Tolok Ukur Keberhasilan

(51)

51 A. Hasil Penelitian

1. Siklus I

Berdasarkan pengamatan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing untuk guru diperoleh data bahwa pada siklus I kinerja guru mencapai 7,9 dari kinerja maksimal yang diharapkan, hal ini dapat dilihat pada lampiran 16. Sedangkan dari hasil pengamatan aktifitas siswa (lampiran 17) dapat dilihat bahwa keaktifan siswa pada siklus I mencapai 9,7 %.

Data analisis daya serap siswa pada evaluasi siklus I (lampiran 15 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 76. Dari 21 siswa yang telah mencapai batas ketuntasan belajar sebanyak 12 siswa (57%), sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 9 siswa (43%).

2. Siklus II

Hasil pengamatan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing untuk guru menunjukkan bahwa kinerja guru mencapai 7,8 dari kinerja maksimal yang diharapkan (lampiran 32). Dan dari hasil pengamatan aktifitas siswa dapat dilihat bahwa keaktifan siswa pada siklus II mencapai 9,7 (lampiran 15)

(52)

tuntas belajar sebanyak 12 siswa (57%) sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 9 siswa (43%).

3. Siklus III

Berdasarkan pengamatan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing untuk guru diperoleh hasil pengamatan bahwa kinerja guru mencapai 80% dari kinerja maksimal yang diharapkan (lampiran 50). Sedangkan dari hasil pengamatan aktifitas siswa (lampiran 51) dapat dilihat bahwa keaktifan siswa pada siklus III mencapai 97%.

Analisis daya serap siswa pada evaluasi siklus III menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 9,6 (lampiran 49). Siswa yang telah tuntas belajar sebanyak 21 siswa (100%), sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 0 siswa (0%).

B. Pembahasan

Pelaksanaan penelitian pada siklus I belum menunjukkan bahwa penggunaan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang mempelajari tentang kubus, hal tersebut dapat terlihat dari nilai rata-rata evaluasi siklus I yang mencapai 7,6 sudah mencapai nilai rata-rata-rata-rata evaluasi yang diharapkan, yaitu 6,5. Dari analisis daya serap siswa juga dapat dilihat bahwa siswa yang belajarnya hanya 57% dari semua siswa di kelas V SDN Progowati I Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang.

(53)

guru maupun siswa belum punya pengalaman dan belum punya gambaran terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.

Pengelolaan pembelajaran oleh guru pada siklus I ini belum maksimal dilakukan, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan untuk guru yang menunjukkan bahwa skor kinerja guru baru mencapai 7,9 % dari skor maksimal yang diharapkan. Kekurangan guru antara lain terletak pada perencanaan pembelajaran yang kurang matang, yang dapat dilihat dari kurang cermatnya dalam pembagian waktu. Kurang jelasnya keterangan guru tentang tugas dan peran siswa dalam pembelajaran serta kurang perhatian guru pada siswa yang kurang aktif juga merupakan kekurangan guru dalam pengelolaan pembelajaran pada siklus I ini.

(54)

Semua kekurangan pada siklus I ini dimungkinkan karena siswa belum siap secara mental melaksanakan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing, dan siswa sedang mengalami masa penyesuaian atau adaptasi dari cara lama ke metode ini.

Penelitian siklus I ini menuntut untuk diadakannya siklus lanjutan yaitu siklus II, yang pada dasarnya merupakan perbaikan dari pelaksanaan siklus I. Perbaikan pada siklus II dilakukan dengan memperbaiki kinerja guru, memberi rangsangan agar secara mental lebih siap untuk pembelajaran, dan memacu agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

Pada siklus II ini guru membuat rencana pembelajaran dan membuat kelompok baru yang lebih baik, dan guru melaksanakan pembelajaran dengan lebih baik pula. Guru telah memperjelas peran dan fungsi siswa dalam pembelajaran dan memberi perhatian lebih dan bimbingan pada siswa yang kurang aktif. Siswa mendapat kelompok yang lebih baik dibanding kelompok pada siklus I, setiap kelompok terdiri dari siswa saja atau terdiri dari siswi saja, sehingga rasa malu bertanya, canggung untuk bekerjasama dapat berkurang dan siswa menjadi lebih aktif dalam kelompoknya. Proses penemuan juga tidak lagi memerlukan waktu yang lama.

(55)

Hasil evaluasi siswa stabil dari nilai rata-rata 7,6 tetap 7,6 tetapi ketuntasan belajar naik dari 57% menjadi 71%.

Meskipun hasil evaluasi siklus II menunjukkan nilai rata-rata yang dicapai siswa stabil dari tolok ukur keberhasilan penelitian, namun ketuntasan belajar belum tercapai sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus III.

Pada siklus III guru melaksanakan pembelajaran dengan lebih baik. Pelaksanaannya hampir sama dengan siklus II, pada siklus ini tiap kelompok terdiri dari 3 siswa. Setiap kelompok dibuat berjauhan tempat duduknya, sehingga siswa dituntut untuk lebih aktif dan mandiri dalam melakukan proses pembelajaran. Pada siklus ini siswa juga dituntut untuk lebih percaya diri dalam memprediksi dan membuat kesimpulan, selain itu proses penemuan juga berlangsung lebih cepat dari sebelumnya.

(56)

56 A. Simpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah melalui pemanfaatan alat peraga, hasil belajar bangun ruang siswa kelas V SDN Progowati I Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang dapat ditingkatkan perolehan nilai akhir siklus III skor rata-rata 9,6 dengan ketuntasan belajar klasikal 100%.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas pada materi bangun ruang pada siswa kelas V SDN Progowati I, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut.

1. Diharapkan dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun ruang, guru SDN Progowati I Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, menggunakan alat peraga kubus, limas dan kerucut. Dengan alat tersebut dapat membantu penalaran siswa pada operasi hitung volum kubus, limas dan kerucut.

(57)
(58)

i

Amin Suyitno dkk, Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, Jurusan Pendidikan Matematika F MIPA UNNES, 2001.

Dedi Junaedi dkk, 1998. Penuntun Matematika untuk SLTP Jilid 3. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Emi Pujiastuti, Suhito, Hand Out Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 2.

Muh Uzer Usman. 1996, Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. 1992. Psykologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru. Program Semester, Kurikulum Sekolah Dasar Tahun 1994 yang disempurnakan Kelas V, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Propinsi Jawa Tengah Tahun 1999.

Piaget Jean. 2000. Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Surabaya.

Suharsimi Arikunto. 1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

(59)

ii

RENCANA PENGAJARAN

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : 13.3 Bangun Ruang Sub Pokok Bahasan : 13.3.1 kubus Kelas / Semester : V / II

Waktu : 2 jam pelajaran (1x pertemuan)

I. TUJUAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)

Melakukan pengukuran, menentukan unsur dan sifat bangun ruang dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

1. Melalui pengamatan dan penjelasan guru, siswa mampu menentukan

volum kubus bersisi 5 cm.

II. MATERI PELAJARAN

A. Pokok-pokok Materi 1. Volum Kubus

Untuk menyatakan volum kita harus punya patokan yang sudah tertentu besarnya. Patokan tersebut dapat berupa kubus satuan.

Kubus satuan

B. Media dan Sumber 1. Media

(60)

iii halaman 15

b. Buku paket Matematika 5B mudah berhitung untuk kelas V Depdikbud halaman 69 – 70

III. KEGIATAN PEMBELAJARAN

b. Guru menyiapkan alat, bahan / sumber pelajaran c. Guru memeriksa :

1) Kebersihan ruang kelas 2) Kehadiran siswa

3) Kesiapan siswa dalam menghadapi kegiatan belajar 2. Kegiatan awal (5 menit)

Apersepsi

Tanya jawab guru dan siswa yang mengarah pada materi : a. Pernahkah anak-anak melihat kotak kapur ?

b. Pernahkah anak-anak melihat dadu ? 3. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Penjelasan pokok-pokok materi yang akan diajarkan : 1) Model kubus

2) Sisi kubus 3) Rusuk kubus 4) Titik sudut kubus 5) Volum kubus

(61)

iv d. Guru membagi LKS

e. Guru menjelaskan cara mengerjakan LKS f. Siswa mengerjakan LKS

g. Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan 4. Kegiatan Akhir (20 menit)

a. 1) Siswa mengerjakan latihan soal 2) Guru menganalisis hasil latihan soal 3) Guru menginformasikan

b. Menutup pelajaran (5 menit)

Memberikan bahan pengayaan berupa pekerjaan rumah. Tugas pekerjaan rumah

Dengan kertas manila buatlah model kubus dengan sisi 15 cm !

IV. EVALUASI

A. Prosedur

1. Tes awal : ada (tanya jawab dalam apersepsi) 2. Tes dalam proses : ada (tanya jawab dalam KBM) 3. Tes akhir : ada (latihan soal secara individual) B. Jenis tes

1. Tes lisan : selama proses belajar mengajar 2. Tes tertulis : pada akhir kegiatan

C. Alat tes

1. Soal-soal tes

a. Hitunglah Volum kubus yang bersisi : 1) 12 cm

2) 15 cm 3) 17 cm

b. Perhatikan gambar berikut, dan hitunglah volumnya. 1)

6 kubus satuan

(62)

v KUNCI JAWABAN

a. 1) 1728 cm3 2) 1728 cm3 3) 1728 cm3

b. 1) 6 x 6 x 6 = 216 kubus satuan 2) 8 x 8 x 8 = 512 kubus satuan

D. Kriteria Penilaian Tes Tertulis

Setiap jawaban benar nilainya 2 Jadi nilai keseluruhan 5 x 2 = 10

Mengetahui Kepala Sekolah

Tri Rokhana NIP. 130455264

Progowati, 18 Mei 2005 Guru

(63)

vi

MODEL PEMBELAJARAN

BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN

ALAT BANTU PERAGA KUBUS

F. Kegiatan Pembelajaran

Guru menjelaskan materi pelajaran Bangun Ruang kubus secara klasikal dengan cara mendemonstrasikan alat peraga bangun ruang kubus untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

- Melalui tanya jawab guru mengamati kemampuan siswa dalam menguasai konsep yang berkaitan dengan materi pelajaran.

- Guru membentuk kelompok-kelompok kecil sesuai kemampuan berpikir, terdiri atas 3 – 5 siswa tiap kelompok.

- Guru membagi LKS untuk didiskusikan oleh tiap kelompok.

- Sebelum pelaksanaan diskusi guru memberi penjelasan cara mengerjakan LKS. - Siswa berdiskusi mengerjakan LKS, guru mengamati tiap kelompok agar dapat

melaksanakan tugas dengan baik.

- Siswa melaporkan hasil diskusi di depan kelas, kelompok yang lain memperhatikan dan menanggapi.

- Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan. - Siswa mencatat hasil simpulan.

(64)

vii

LEMBAR KERJA SISWA

SIKLUS I PERTEMUAN I

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : 13.3 Bangun Ruang Sub Pokok Bahasan : 13.3.1 Kubus Kelas / Semester : V / II

I. PETUNJUK UMUM

a. Kerjakan tugas dengan sebaik-baiknya ! b. Bila ada kesulitan bertanyalah pada guru !

II. PETUNJUK KEGIATAN

Diskusikan dan kerjakan dengan anggota kelompokmu tugas di bawah ini ! Ambil kertas manila / karton

Buatlah jaring-jaring kubus bersisi 5 cm Torehlah bagian rusuk-rusuknya

Guntinglah jaring-jaring tersebut

Bentuklah sebuah bangun sesuai dengan jaring-jaringnya

Kelompok : ………

Ketua : ………

(65)

viii

LEMBAR SOAL

SIKLUS I PERTEMUAN I

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : 13.3 Bangun Ruang Sub Pokok Bahasan : 13.3.1 kubus Kelas / Semester : V / II

Waktu : 2 jam pelajaran (1x pertemuan)

1. Hitunglah Volum kubus yang bersisi : a. 1 cm

b. 2 cm c. 3 cm

2. Perhatikan gambar berikut, dan hitunglah volumnya. a.

(66)
(67)

x

KUNCI JAWABAN

SIKLUS I PERTEMUAN I

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : 13.3 Bangun Ruang Sub Pokok Bahasan : 13.3.1 kubus Kelas / Semester : V / II

Waktu : 2 jam pelajaran (1x pertemuan)

1. a. 1 cm x 1 cm x 1 cm = 1 cm3 b. 2 cm x 2 cm x 2 cm = 8 cm3 c. 3 cm x 3 cm x 3 cm = 27 cm3

(68)

xi

ANALISIS HASIL PENELITIAN

KEMAMPUAN MENYELESAIKAN LATIHAN SOAL SIKLUS I PERTEMUAN I

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : 13.3 Bangun Ruang

Hasil analisis sebagai berikut :

Ketuntasan belajar perorangan 10 siswa dari 21 siswa Ketuntasan belajar klasikal 100%

(69)

xii

OBSERVASI PELAKSANAAN TINDAKAN OLEH GURU SIKLUS I PERTEMUAN I

Pengampu : Murtijah

Sekolah : SD N Progowati I

Kelas / Semester : V / II

Tanggal Observasi : 18 Mei 2005 Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : 13.3 Bangun Ruang

1 Perangkat pembelajaran 80 Baik

2 Alat bantu mengajar 80 Baik

3 Penertiban suasana kelas 80 Baik

4 Pemberian motivasi 80 Baik

5 Penjelasan tujuan pembelajaran 80 Baik

KEGIATAN INTI

1 Penguasaaan materi 80 Baik

2 Penyesuaian materi dengan rencana pembelajaran

75 Baik

3 Penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar

80 Baik

4 Penggunaan metode 80 Baik

5 Penciptaan keaktifan siswa 80 Baik

6 Penekanan materi 80 Baik

7 Pengamatan aktivitas siswa 75 Baik

8 Tes akhir 80 Baik

JUMLAH 1030

RATA-RATA 79% Baik

Catatan :

Skor masing-masing butitr 50-100 Progowati, 18 Mei 2005 Observer

(70)

xiii

OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

SIKLUS KE I PERTEMUAN KE I

A. Kesiapan Menerima Pelajaran

No Aspek Yang Diamati Jumlah Ya Jumlah Tidak

1 Membawa buku paket matematika 1 20

2 Membawa buku catatan 21 0

3 Membawa kelengkapan alat tulis 21 0

4 Membawa buku LKS 21 0

Jumlah 64 20

Prosentase 76% 24%

B. Aktivitas Belajar

No Aspek Yang Diamati Jumlah Ya Jumlah Tidak

1 Kesungguhan dalam mengikuti pelajaran 21 0

2 Aktif memecahkan masalah 21 0

3 Kreatif membantu teman satu kelompok 6 15

4 Minat bertanya 2 19

5 Minat menjawab pertanyaan guru 21 0

6 Menyelesaikan tugas mandiri 21 0

7 Mencatat rangkuman hasil belajar 21 0

Jumlah 11,3 34

Prosentase 76% 29%

Progowati, 18 Mei 2005 Observer

(71)

xiv FOTO KEGIATAN SIKLUS I

Guru menjelaskan cara menggambar jaring-jaring kubus

(72)

xv

RENCANA PENGAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN II

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : 13.3 Bangun Ruang Sub Pokok Bahasan : 13.3.1 kubus Kelas / Semester : V / II

Waktu : 2 jam pelajaran (1x pertemuan)

I. TUJUAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)

Melakukan pengukuran, menentukan unsur dan sifat bangun ruang dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

1. Melalui pengamatan dan penjelasan guru, siswa mampu menentukan

volum kubus bersisi 5 cm.

II. MATERI PELAJARAN

A. Pokok-pokok Materi 1. Volum Kubus

Untuk menyatakan volum kita harus punya patokan yang sudah tertentu besarnya. Patokan tersebut dapat berupa kubus satuan.

Kubus satuan

B. Media dan Sumber 1. Media

(73)

xvi halaman 15

b. Buku paket Matematika 5B mudah berhitung untuk kelas V Depdikbud halaman 69 – 70

III. KEGIATAN PEMBELAJARAN

a. Guru menyiapkan alat, bahan / sumber pelajaran b. Guru memeriksa :

1) Kebersihan ruang kelas 2) Kehadiran siswa

3) Kesiapan siswa dalam menghadapi kegiatan belajar 2. Kegiatan awal (5 menit)

Apersepsi

Tanya jawab guru dan siswa yang mengarah pada materi : a. Pernahkah anak-anak melihat kotak kapur ?

b. Pernahkah anak-anak melihat dadu ? 3. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Penjelasan pokok-pokok materi yang akan diajarkan : 1) Model kubus

Gambar

Gambar di Papan tulis

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa mengajukan permohonan pindah ke PT lain sesuai dengan formulir yang telah disediakan di Biro Adminstrasi Akademik UMK, yang ditujukan kepada Rektor

Usaha-usaha dan penelitian untuk memperoleh varietas unggul dapat ditempuh dengan beberapa cara yaitu (a) introduksi atau mendatangkan varietas/bahan seleksi dari luar negeri,

Diantara pemikirannya adalah mengenai konsep falah, hayyah thayyibah, dan tantangan ekonomi umat Islam, kebijakan moneter, lembaga keuangan syariah yang lebih ditekankan kepada

Hasil surfaktan metil ester dan gliserol dari minyak/lemak limbah industri krimer dipengaruhi oleh suhu pemanasan, konsentrasi katalis, sedangkan lama pemanasan tidak

Adapun tujuan dari distribusi fisik adalah memindahkan produk dalam jumlah tepat, pada waktu yang tepat, dan pada tempat yang tepat pula dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), rasionalization (rasionalisasi), capability

Melalui penerapan sistem data warehouse dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, diantaranya proses analisis ataupun pengelolaan informasi berdasarkan data

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau