• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Interaksi dan Perubahan Sosial D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Interaksi dan Perubahan Sosial D"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain dalam kehidupannya, sekelompok manusia yang saling membutuhkan tersebut akan membentuk suatu kehidupan bersama yang disebut dengan masyarakat. Masyarakat itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Dalam hidup bermasyarakat, manusia senantiasa menyerasikan diri dengan lingkungan sekitarnya dalam usahanya menyesuaikan diri untuk meningkatkan kualitas hidup, karena itu suatu masyarakat sebenarnya merupakan sistem adaptif karena masyarakat merupakan wadah untuk memenuhi pelbagai kepentingan dan tentunya untuk dapat bertahan namun disamping itu masyarakat sendiri juga mempunyai pelbagai kebutuhan yang harus dipenuhi agar masyarakat tersebut dapat hidup terus.

Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini sering dibedakan antara mayarakat urban atau yang sering disebut dengan masyarakat kota dengan masyarakat desa. Pembedaan antara masyarakat kota dengan masyarakat desa pada hakikatnya bersifat gradual, agak sulit memberikan batasan apa yang dimaksud dengan perkotaan karena adanya hubungan antara konsetrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisme dan tidak semua tempat dengan kepadatan penduduk yang tinggi dapat disebut dengan perkotaan.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masyarakat Urban

Di zaman ini istilah “masyarakat urban” sudah sangat sering digunakan dalam komunikasi tertulis atau lisan. Terkesan modern jika mendengar sisipan kata urban. Seolah ini menjadi salah satu tingkat atau taraf kehidupan dalam bermasyarakat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata urban memiliki dua arti yaitu:

1. Berkenaan dengan kota, bersifat kekotaan

2. Orang yang berpindah dari desa ke kota.

Jika di padankan dengan kata masyarakat, maka masyarakat urban dapat diartikan sebagai masyarakat yang tinggal di kota dan mempunyai sifat yang kekota-kotaan. Yang menyatakan beberapa sifat kekota-kotaan seperti:

1. Dari sisi keagamaan, kepercayaan dan tingkat ibadah masyarakat kekotaan ini kurang karena hanya mementingkan keduniaan saja.

2. Individualis, atau dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan orang lain.

3. Pembagian kerja yang tegas dan terkesan membuat batas nyata antar pekerja.

4. Pengaturan waktu yang disiplin.

(4)

Urban berarti sesuatu yang bersifat kekotaan yang secara langsung maupun tidak, terkait dengan urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota) (Setijowati (Ed), 2010: 101). Fenomena urban pada hakikatnya terkait erat dengan persoalan tradisi dan modernitas. Masyarakat urban identik dengan industrialisasi dan konsumsi gaya hidup telah menyuburkan keberadaan “ anggota masyarakat modern” atau sosialita.

Dari beberapa sifat dan ciri masyarakat urban diatas, maka tidak heran jika istilah masyarakat urban dekat dengan arti masyarakat yang modern dan kekini-kinian. Selain dikaitkan dengan modern, menurut Rusland dalam artikel jurnalnya, mengartikan bahwa urban adalah suatu perkembangan kota yang melibatkan seluruh elemen-elemen di dalamnya.

B. Pengertian Budaya Urban

Budaya urban ialah wujud dari cara berpikir, cara merasa, dan cara bertindak manusia urban di tengah konstelasi kehidupan kota masyarakat modern. Cara berpikir, cara merasa, dan cara bertindak itu menyangkut soal nilai yang dihayati. Nilai yang dijunjung dalam kehidupan urban adalah pencarian dan pemuasan hasrat diri. Nilai ini membentuk wujud budaya urban yang menjadi satu dengan penanda-penanda kehidupan urban. Penanda tersebut antara lain:

Pertama, lingkungan ramai dan padat oleh penduduk, aktivitas sosial, pemukiman, ataupun bangunan-bangunan lainnya. Keramaian dan kepadatan kawasan merepresentasikan citra elitis. Citra elitis Misalnya arsitektur yang megah, interior yang mewah, gedung-gedung pencakar langit, rumah konsep minimalis berarsitektur nan megah. Dilain sisi, dalam budaya urban juga terdapat kawasan kota pinggiran.

(5)

menunggu untuk dikerjakan. Wujud budaya urban hadir dalam beragam perangkat yang memungkinkan seseorang untuk berpindah “ruang dan waktu” dalam sekejap.

Ketiga, soal gaya hidup. Gaya hidup adalah penanda yang amat mencolok dalam kehidupan urban. Ia menjadi penentu berada di tingkatan mana seseorang atau bisa jadi disebut sebagai identitas pengenal dalam strata sosial. Dalam gaya hidup, wujud budaya urban tampil dalam beragam bentuk. Mulai dari cara berpakaian, produk belanjaan, gadget yang dipakai, hobi yang dijalani, tongkrongan yang dipilih, komunitas yang diikuti, dsb. Satu yang pasti, dalam gaya hidup, wujud budaya urban amat ditentukan oleh kekuatan kapital pasar.

C. Gaya Hidup Masyarakat Urban

Masyarakat urban memiliki gaya hidup yang terbilang serba gemerlap dan modernitas, industrialisasi, sosialita dan konsumsi gaya hidup berlebihan. Banyak sisi gelap yang melingkupi dunia gaya hidup seperti ini akan menimbulkan penyimpangan orientasi gaya hidup dan kebiasaan seks. Seperti halnya jika kita melihat reliatas yang sedang gempar-gemparnya dibicarakan tahun lalu mengenai fenomena gigolo yang tak lain adalah pekerja seks laki-laki yang siap melayani perempuan-perempuan kesepian serta tante girang. Fenomena ini terdeteksi berada di Bali tak hanya kemungkinan di Jakarta sebagai kota metropolitan bisa jadi ada, kemudian arisan brondong tak jarang para pemuda yang masih remaja menjadi sasaran ibu-ibu kesepian ditinggal suaminya kemudian mengadakan arisan dan yang keluar namanya saat arisan dikocok akan mendapatkan imbalan dapat tidur dengan laki-laki brondong semalaman. Selain itu gaya hidup lainya adalah pola dan gaya hidup konsumeristis yang berbiaya tinggi.

(6)

sehingga tahapan-tahapan tertentu yang tidak dilalui secara wajar akan mengakibatkan gaya hidup yang tidak wajar pula.

D. Lingkungan Masyarakat Urban

Pada permasalahan lingkungan urban seringkali tidak terlalu memperdulikan lingkungan sekitar dan lebih pada menciptakan kerusakan-kerusakan yang besar terhadap alam untuk kepentingan individu sebagai contoh pada bisnis. Masyarakat urban yang datang ke desa dengan tujuan bisnis yang ada hubunganya dengan memanfaatkan alam seringkali mengambil secara besar-besaran maka secara langsung akan menimbulkan kerusakan alam, mengeksploitasi secara besar-besaran pada alam seperti bisnis pertambangan yang ada di Bangka Belitung pengusaha-pengusaha dari luar pulau mengeruk habis timah yang ada di daerah tersebut hingga menimbulkan dampak lubang mengangah. Contoh lain adalah membuang sampah sembarangan ke sungai biasa dilakkukan masyarakat kota pinggiran yang mayoritas strata menegah kebawah, hal tersebut adalah tingkah laku yang sering dijumpai dikehidupan masyarakat kota dan berdampak pada kebanjiran, itu merupakan sikap tidak memperdulikan lingkungan.

E. Konsumsi Masyarakat Urban

Pada masyarakat urban seringkali globalisasi memberikan dampak pergeseran dari masyarakat agraris ke masyarakat industri, yang kemudian membentuk konstruksi gaya hidup urban dan memunculkan konsumerisme.. Konsumerisme berfungsi sebagai ideologi (suatu konstruksi ideologis identitas). Konsumerisme menghasilkan kebutuhan palsu dan membangun bentuk dari kontrol sosial gaya hidup. Gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern. Maksudnya adalah siapa pun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya hidup tergantung pada bentuk-bentuk kultural, tata krama, cara menggunakan barang-barang, tempat dan waktu tertentu yang merupakan karakteristik suatu kelompok.

(7)

masyarakt urban yang dengan gaya hidup modernya tentunya akan menjadi konsumerisme pada tingkatan tinggi. Bukti ditunjukan dengan gedung-gedung serba guna di lingkungan urban yang memudahkan memenuhi kebutuhannya dalam sekali waktu. Seperti mall yang menjual kebutuhan rumah tangga dan lainnya. Tatanan sosial ini membentuk gagasan tentang kelas atas atau elit yang digunakan untuk menunjuk mereka yang memiliki kemampuan melanggengkan hak-hak istimewa atau privilese mereka melalui ruang dan waktu.

Gaya hidup dibagi menjadi tiga tipe, yakni:

1. Melihat konsumerisme sebagai cara atau tahapan tertentu perkembangan kapitalis. 2. Hubungan antara penggunaan dan benda dan cara-cara melukiskan status.

3. Kreatifitas praktik-praktik konsumen-estetika konsumsi.

Merebaknya pandangan materialisme. dengan kata lain, kehidupan modern tidak akan terlepas dari ketergantungan budaya konsumerisme dan pandangan segala sesuatu berdasarkan materialisme. Dalam budaya urban seringkali kita menjumpai jenis konsumsi yang tergolong serba kilat yaitu pada pemesanan makanan dibanding dengan makanan sehat namun pembuatan yang memakan waktu lebih memilih makanan yang cepat saji seperti di restauran, Mc Donald, KFC, AW dan lain-lain, dalam bidang pemesanan rumah jaman sekarang kehidupan memberi kemudahan dalam berbagai aktivitas semakin lebih cepat dan kilat. Pemesanan rumah pun dapat langsung bisa dipesan dan ditempati setelah membayar uang muka seperti saat memesan aparement.

F. Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, dan saling berbicara. Aktivitas semacam itu merupakan bentuk interaksi sosial.

(8)

dia menjawab, jika diminta bantuan dia membantu, jika diajak bermain dia ikut main. Jika itu dilakukan, sebenarnya telah terjadi interaksi sosial.

Berikut ini beberapa pengertian interaksi sosial menurut para ahli.

1. Kimball Young, interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Oleh karena itu, interaksi sosial menjadi syarat utama terjadinya aktivitas sosial.

2. Soerjono Soekanto, interaksi sosial adalah bentuk yang tampak ketika orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia mengadakan hubungan satu dengan yang lain terutama mengetengahkan kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial sebagai unsur-unsur pokok dari struktur sosial.

Wujud konkret dari interaksi sosial adalah bentuk tindakan-tindakan sosial yang diambil atau individu-individu ketika saling berhubungan, sedangkan yang dimaksud dengan tindakan sosial adalah perbuatan yang dipengaruhi oleh orang lain untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu.

Menurut Max Weber, tindakan sosial dibagi menjadi empat hal berikut ini.

1. Rasionalitas instrumental yaitu suatu tindakan yang memperhitungkan kesesuaianantara cara yang digunakan dan tujuan yang akan dicapai. Tindakan ini bersifat masuka akal (rasional). Artinya, tindakan yang akan dilakukan didasari oleh adanya tujuan yang telah diperimbangkan dengan matang. Lalu, tujuan itu dicapai dengan cara yang juga telah diperhitungkan. Rasional instrumental merupakan tindakan individu yang mempunyai berbagai tujuan dan atas dasar kriteria tertentu. Individu memilih satu tujuan dengan tingkat rasionalitas tinggi, meliputi pertimbangan dan pilihan yang sadar dan berhubungan dengan tindakan itu dan alat yang digunakan untuk mencapainya.

2. Rasionalitas yang berorientasi nilai yaitu tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipertimbangkan. Titik pada rasionalitas yang berorientasi nilai adalah bahwa alat-alat hanya merupakan objek pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sedangkan tujuan-tujuannya sudah ada dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut.

(9)

individu merupakan kebiasaan, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan perilaku tersebut dapat digolongkan sebagai tindakan tradisional. Tipe tindakan ini lama-lama akan hilang karena meningkatnya rasionalitas instrumental.

4. Tindakan afektif merupakan tindakan irrasional. Tindakan afektif ditandai oleh dominasi perasaan atau emosi tanpa refleksin intelektual atau perencanaan yang sadar. Tindakan ini benar-benar tidak rasional karena kurangnya pertimbangan logis, ideologis, atau kriteria rasionalitas lainnya.

Dalam hidup bersama dan berkelompok dengan manusia lainnya, setiap orang akan selalu melakukan interaksi dengan manusia lainnya. Hal itu merupakan sebauh proses sosial yang terjadi seiring adanya hubungan antarmanusia. Interaksi merupakan hal yang pasti ada dalam setiap kehidupan bersama, sehingga interaksi sosial akan berpengaruh terahadap keselarasan sosial. Interaksi merupakan kunci dari segala kehidupan sosial.

G. Interaksi Sosial sebagai Proses Sosial

Inti kehidupan sosial adalah interaksi sosial. Tanpa interaksi sosial, tidak mungkin ada kehidupan sosial (masyarakat). Karena ada interaksi sosial, terbentuklah kehidupan bersama. Dari adanya kehidupan bersama itulah timbul proses sosial. Proses sosial adalah hubungan timbal-balik antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat melalui interaksi antarindividu masyarakat. Proses sosial merupakan cara-cara berhubungan dalam kehidupan masyarakat yang dapat dilihat apabila individu atau kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut.

Interaksi sosial dan proses sosial adalah dua hal yang tidak dapat saling dipisahkan. Interaksi sosial merupakan dasar terjadinya proses sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Proses sosial merupakan cara-cara berhubungan para individu maupun kelompok yang saling bertemu, kemudian terjadi perubahan-perubahan yang mampu menggoyahkan cara-cara hidup yang telah ada. Pergaulan dan hubungan yang terjadi di antara mereka memerlukan waktu untuk menyelesaikan sebuah proses.

(10)

H. Pengaruh Interaksi Terhadap Keselarasan Sosial

Manusia sebagai makhluk yang berbudaya selalu mewujudkan tata kehidupan yang lebih baik, bila ini dapat dipahami secara bersama-sama akan menimbulkan kesadaran sosial yaitu semua orang harus menyadari bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri dan mandiri tanpa bantuan orang lain. Dengan adanya kesadaran sosial solidaritas sosial dapat menjaga keselarasan hubungan antarwarga masyarakat. Hubungan sosial merupakan interaksi yang ada dalam masyarakat. Interaksi ini meliputi hubungan individu dengan individu, individu dengan kelompok individu, serta antar kelompok dengan individu.

Adapun keselarasan sosial merupakan suatu keadaan di mana orang-orang sebagai warga masyarakat telah mampu berperilaku sebagaimana hak dan kewajibannya sesuai dengan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Keselarasan sosial yaitu kehidupan (berkeluarga, bermasyarakat) yang selaras serasi penuh persatuan tanpa adanya suatu pertentangan.

a. Syarat Terwujudnya Keselarasan

1) Anggota masyarakat sudah dapat menjalankan fungsi, peranan, dan kewajiban dengan baik dan menerima hak-haknya dengan wajar.

2) Anggota masyarakat mematuhi nilai norma, atau tata kelakuan yang berlaku. 3) Dalam kehidupan sosial (keluarga dan masyarakat) terdapat tata kelakuan

yang bernilai, berpola, dan norma yang tidak membeda-bedakan. b. Menentukan Sikap dalam Hubungan Sosial

Sebagai warga masyarakat, kita harus mampu melakukan penyesuaian dalam hubungan sosial dengan warga masyarakat yang lain. Kita harus bisa menempatkan diri pada status dan peran yang sebagaimana mestinya.

c. Langkah-Langkah yang Perlu Dilakukan untuk Tetap Menjaga Keselarasan

1) Mampu menjalin hubungan baik terhadap struktur masyarakat yang berbeda-beda.

2) Mampu mengintegrasi komponen-komponen masyarakat yang berbeda-beda menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai satu bangsa yaitu bangsa Indonesia. 3) Menyadari kemajemukan dan Mampu menghargai terhadap sifat-sifat

(11)

akan menjamin kelangsungan hidup hubungan antarmanusia dalam mewujudkan hubungan yang selaras antarkomponen manusia.

d. Upaya-upaya Mewujudkan Keselarasan Sosial

Keselarasan hubungan antarkomponen masyarakat akan terwujud apabila tercipta kondisi sebagai berikut.

1) Adanya sistem tata nilai dan norma yang sesuai. Tata nilai dan norma berfungsi sebagai pedoman perilaku warga masyarakat.

2) Adanya kesadaran dari saling pengertian di antara warga masyarakat tentang perlunya keselarasan hubungan itu sendiri.

e. Ciri-ciri Keselarasan Sosial

Untuk mewujudkan keselarasan harus ada partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat, maka keselarasan sosial tidak terwujud. Ciri-ciri keselarasan sosial adalah sebagai berikut:

1) Terdapat satu sistem nilai atau norma yang jelas

2) Individu atau kelompok dalam masyarakat mengetahui dan memahami norma dan nilai sosial yang berlaku.

3) Individu atau kelompok masyarakat mampu menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan norma dan nilai sosial yang berlaku.

Keselarasan sosial harus disosialisasikan dalam institusi-institusi yang berlaku di masyarakat, misalnya keluarga dan lingkungan sekolah. Sosialisasi harus dapat menciptakan kesadaran dan tanggung jawab pada setiap anggota masyarakat untuk menciptakan keteraturan dan ketertiban.

f. Proses Terbentuknya Keselarasan

Proses terbentuknya keselarasan sosial melalui beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:

1) Perilaku, yaitu sikap dan pola tindakan yang dianut seseorang.

2) Pola, yaitu corak hubungan yang tetap dalam interaksi sosial yang dapat dijadikan model oleh anggota masyarakat yang lain.

3) Order, yaitu sistem norma dan nilai sosial yang berkembang, diakui dan dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat.

4) Keajegan, yaitu suatu kondisi keteraturan yang tetap dan tidak berubah. 5) Tertib sosial, yaitu kondisi kehidupan masyarakat yang aman, dinamis, dan

teratur, sebagai hasil hubungan yang selaras antara tindakan, nilai, dan norma dalam interaksi sosial.

(12)

Dalam interaksi sosial setiap anggota masyarakat, keselarasan sosial sangat penting untuk diwujudkan. Setiap norma yang dipatuhi mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan keselarasan sosial. Jadi interaksi sosial mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan keselarasan sosial karena keselarasan sosial timbul dari hasil hubungan yang selaras dan serasi antara interaksi sosial, nilai sosial, dan norma sosial.

Selain itu, interaksi sosial dapat menyebabkan keteraturan sosial berdasarkan hal-hal berikut.

a. Kebutuhan nyata, baik kebutuhan lahir maupun batin.

b. Efisiensi, yaitu sebagai alat mempererat dan mengatur pergaulan manusia. c. Keefektifan, yaitu untuk mencapai kebutuhan hidup berdasarkan nilai-nilai

sosial.

d. Penyesuaian diri pada kebenaran, yaitu mendekatkan diri pada kebenaran nilai-nilai di dalam masyarakat.

e. Penyesuaian diri pada kaidah-kaidah yang berlaku, yaitu manusia dapat mengenal norma-norma sosial yang dijadikan pedoman tingkah laku. f. Sikap tidak memaksa kehendak terhadap orang lain secara mental dan

(13)

BAB III PENUTUP

Ketika budaya urban didominasi dan dimenangkan oleh pasar, maka pada hakikatnya pasar pula yang menjadi penguasa budaya urban. Relasi antara pasar dengan masyarakat urban menjadi tidak nyata yaitu relasi yang tidak seimbang. Ekonomi, budaya dan simbol dapat digunakan untuk mendefinisikan kelas dan untuk membentuk gaya hidup yang berbeda secara etnis, agama, sosial dan sebagainya. Jadi, budaya urban mencakup berbagai sisi mulai dari ekonomi, keberadaan (habitus) , simbol, kelas, dan gaya hidup. Gaya hidup ini dapat berubah setiap saat karena bersifat musiman. Demikian juga masyarakat setiap saat selalu berevolusi karena bertambahnya jumlah individu dalam setiap kelompok sehingga kelompok tersebut akakn berkembang membentuk kelompok-kelompok baru.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubunganpositif antara pengetahuan dengan penggunaan Terapi Tradisional Cina, serta

Meskipun seakan terlihat perbezaan antara mereka, semua pendapat ini masih lagi dalam kerangka utama konsep kasb iaitu perbuatan manusia yang diusahakan oleh manusia

pendapatan, belanja dan pembiayaan berbasis kas serta mengakui aset, utang dan ekuitas dana berbasis akrual. Pengakuan adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria

Permodalan BMT Ventura mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung atas putusan hakim Pengadilan Tinggi Agama Jakarta yang dirasa sangat tidak berdasarkan hukum dan tidak

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi

Secara random, 33 ekor mencit dibagi 3 kelompok yaitu 11 ekor mencit kelompok kontrol, 11 ekor mencit kelompok perlakuan 1 yang diberi paparan asap rokok dan injeksi aquades 0,2 ml,

yang dimilki perusahaan lebih besar dari pada hutang lancarnya. 301) “Current Rasio adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi

operator seluler , maka XL adalah merek pertama kali yang muncul dibenak saya. 3 Saya dapat langsung