Ringkasan Teori Komunikasi Massa Teori Propaganda dan Teori Peluru
Oleh: Laras Sekar Seruni NIM: 1113051000021 Kelas: Jurnalistik 3A
Teori propaganda berkembang sejak tahun 1930an dipengaruhi oleh dua teori, yaitu behaviorisme dan freudianisme. Behiviorusme berdasarkan pendapat John B. Warson bahwa semua tindakan manusia adalah respon yang terkondisikan terhadap lingkungan di sekitarnya, pertama kali dipopulerkan dengan sebutan psikologis stimulus – respon. Sedangkan konsep Freud yang menyatakan bahwa perilaku manusia adalah produk antara id, ego, dan super ego seseorang. Ahli teori propaganda kemudian menggunakan gagasan freudian untuk mengembangkan interpretasi yang sangat pesimis mengenai pengaruh media.
Laswell berpendapat bahwa propaganda lebih dari sekdar pemanfaatan media untuk membohongi publik agar dapat mengontrol mereka untuk sementara waktu. masyarakat perlu dipersiapkan secara perlahan agar dapat menerima ide dan tindakan yang sangat berbeda. Teori Lasswell menginginkan proses pengondisian yang lama dan cerdas. Penghapusan beberapa pesan ekstrimis tetap tidak memperlihatkan efek yang signifikan dan tetap saja pesan propaganda dapat disampaikan melalui berbagai media, tidak hanya radio dan koran.
Sedangkan Lippmann yakin propaganda dapat menjadi semacam tantangan yang keras sehingga membutuhkan perubahan yang drastis dalam sistem politik. Publik sangat rentan terhadap propaganda, sehingga sejumlah mekanisme dan lembaga perlu melindungi mereka. Kontrol media yang lunak namun sangat kuat diperlukan disini.
Teori peluru atau teori jarum suntik mengatakan bahwa rakyat benar-benar rentan terhadap pesan-pesan komunikasi massa. Filsuf Perancis, Jacques Ellul berpendapat bahwa propaganda bersifat sangat meresap dalam kehidupan orang Amerika sehingga sebagian besar dari kita tidak menyadarinya, tetapi ia mampu mengontrol nilai-nilai kita. Disini bisa dilihat hubungan antara kedua teori tersebut. Sama-sama bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat lewat media massa.
kasus politik tertentu atau yang lain sebagainya. Namun setelah apa yang kita alami, cara-cara dari teori propaganda itu sendiri seringkali digunakan oleh para elit politik unutk memenuhi keinginannya. Bukan hanya ketika perang dunia I dan II, tapi juga masa sekarang hal itu masih berlaku.
Menurut Lasswell, ada empat tujuan propaganda. Pertama menumbuhkan kebencian terhadap musuh. Kedua melestarikan persahabatan sekutu. Ketiga mempertahankan persahabatan, menjalin kerjasama dnegan pihak-pihak yang netral. Terakhir menghancurkan semangat musuh.
Sedangkan model-model propaganda antara lain: a. Penyebutan nama (name calling) -> label negatif
b. Menyampaikan sesuatu yang umum (glittering generality) -> slogan c. Transfer -> dukungan politik
d. Testimoni -> testimoni tokoh
e. Bertindak seperti rakyat yang lugu -> seperti orang biasa
f. Gerakan populer -> mengklaim dukungan dan memancing kemauan publik g. Card Stalking -> ‘menumpuk kartu’