Rakyat Dalam Suatu Negara
Rakyat Dalam Suatu Negara
Asas Kewarganegaraan
Asas Kewarganegaraan
Penduduk dan Warga Negara
Penduduk dan Warga Negara
Indonesia
Indonesia
PendudukPenduduk
Bukan PendudukBukan Penduduk
Warga NegaraWarga Negara Bukan WNBukan WN
KEDUDUKAN KEDUDUKAN
WARGA WARGA NEGARA & NEGARA & PERWAGA- PERWAGA- NEGARAAN DI NEGARAAN DI
INDONESIA INDONESIA
Undang-Undang Kewarganegaraan
Undang-Undang Kewarganegaraan
Indonesia
Indonesia
Kedudukan Warga negara dan
Kedudukan Warga negara dan
Pewarganegaraan di Indonesia
a. Rakyat Dalam Suatu Negara
a. Rakyat Dalam Suatu Negara
Secara
sosiologis
,
rakyat
adalah
sekumpulan manusia yang dipersatukan
oleh rasa persamaan, dan yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Secara hukum
, rakyat merupakan warga
negara dalam suatu negara yang memiliki
ikatan hukum dengan pemerintah.
Yaitu meliputi semua orang yg
bertempat tinggal di dlm wilayah
kekuasaan negara & tunduk pada
kekusaan negara itu
1.
Kewarganegaraan
Lanjutan ...
Rakyat, berdasarkan hubungannya dengan
Rakyat, berdasarkan hubungannya dengan
daerah tertentu dapat dibedakan penduduk
daerah tertentu dapat dibedakan penduduk
& bukan penduduk.
& bukan penduduk.
1.
1.
Penduduk
Penduduk
, adalah mereka yang bertempat
, adalah mereka yang bertempat
tinggal atau berdomisili di dalam suatu
tinggal atau berdomisili di dalam suatu
wilayah negara (menetap) untuk jangka
wilayah negara (menetap) untuk jangka
waktu lama.
waktu lama.
Penduduk yang memiliki
Penduduk yang memiliki
status kewarganegaraan, disebut sebagai
status kewarganegaraan, disebut sebagai
Warga Negara Indonesia (WNI), Warga
Warga Negara Indonesia (WNI), Warga
Negara Asing (WNA) yg menetap di
Negara Asing (WNA) yg menetap di
Indonesia karena suatu pekerjaan, disebut
Indonesia karena suatu pekerjaan, disebut
juga penduduk.
juga penduduk.
2.
2.
Bukan Penduduk
Bukan Penduduk
, adalah mereka yang
, adalah mereka yang
berada di dalam suatu wilayah negara
berada di dalam suatu wilayah negara
hanya untuk sementara waktu. Contoh :
hanya untuk sementara waktu. Contoh :
para turis mancanegara.
Rakyat, berdasarkan hubungannya dengan
Rakyat, berdasarkan hubungannya dengan
pemerintah negaranya dapat dibedakan
pemerintah negaranya dapat dibedakan
warga negara & bukan warga negara.
warga negara & bukan warga negara.
Lanjutan ...
1.
1.
Warga Negara
Warga Negara
, adalah mereka yang
, adalah mereka yang
berdasarkan hukum tertentu mrp anggota
berdasarkan hukum tertentu mrp anggota
dari suatu negara, dengan status
dari suatu negara, dengan status
kewarganegaraan WN asli atau WN
kewarganegaraan WN asli atau WN
keturunan asing. WN juga dapat diperoleh
keturunan asing. WN juga dapat diperoleh
melalui
melalui
proses naturalisasi
proses naturalisasi
.
.
2.
2.
Bukan Warga Negara
Bukan Warga Negara
(orang asing), adalah
(orang asing), adalah
mereka yang berada pada suatu negara
mereka yang berada pada suatu negara
tetapi secara hukum tidak menjadi anggota
tetapi secara hukum tidak menjadi anggota
negara yang bersangkutan, namun tunduk
negara yang bersangkutan, namun tunduk
pada pemerintah di mana mereka berada
pada pemerintah di mana mereka berada
(Duta Besar, Kontraktor Asing, dsb).
b. Asas Kewarganegaraan
b. Asas Kewarganegaraan
Penentuan status kewarganegaraan lazim
Penentuan status kewarganegaraan lazim
digunakan :
digunakan :
Stelsel aktif
Stelsel aktif
, dengan melakukan tindakan-
, dengan melakukan
tindakan-tindakan hukum tertentu secara aktif.
tindakan hukum tertentu secara aktif.
Stelsel pasif
Stelsel pasif
, tanpa harus melakukan
, tanpa harus melakukan
tindakan hukum tertentu.
tindakan hukum tertentu.
Seseorang dalam suatu negara pada
Seseorang dalam suatu negara pada
dasarnya memiliki
dasarnya memiliki
hak-hak :
hak-hak :
Hak Opsi
Hak Opsi
adalah hak untuk memilih suatu
adalah hak untuk memilih suatu
kewarganegaraan (dalam stelsel aktif).
kewarganegaraan (dalam stelsel aktif).
Hak Repudiasi
Hak Repudiasi
adalah hak untuk menolak
adalah hak untuk menolak
suatu kewarganegaraan (dalam stelsel
suatu kewarganegaraan (dalam stelsel
pasif)
Lanjutan ...
Penentuan Kewarganegaraan dpt
Penentuan Kewarganegaraan dpt
dibedakan
dibedakan
menurut Asas :
menurut Asas :
Ius Soli,
Ius Soli,
penentuan asas kewarganegaraan
penentuan asas kewarganegaraan
berdasar-kan daerah/negara tempat di mana ia
berdasar-kan daerah/negara tempat di mana ia
dilahirkan. Contoh: Seseorang yang dilahirkan di
dilahirkan. Contoh: Seseorang yang dilahirkan di
negara
negara
A
A
maka ia akan menjadi warga negara
maka ia akan menjadi warga negara
A
A
,
,
walaupun orang tuanya adalah warga negara B.
walaupun orang tuanya adalah warga negara B.
(Inggris, Mesir, Amerika, dll).
(Inggris, Mesir, Amerika, dll).
Ius Sanguinis,
Ius Sanguinis,
penentuan asas
penentuan asas
kewarganegaraan ber-dasarkan pertalian
kewarganegaraan ber-dasarkan pertalian
darah/keturunan dari orang ybs. Contoh:
darah/keturunan dari orang ybs. Contoh:
Seseorang yang dilahirkan di negara A, tetapi
Seseorang yang dilahirkan di negara A, tetapi
orang tuanya warga negara B, maka orang
orang tuanya warga negara B, maka orang
tersebut tetap menjadi warga negara B (dianut
tersebut tetap menjadi warga negara B (dianut
oleh negara RRC).
c. Penduduk dan Warga Negara Indonesia
c. Penduduk dan Warga Negara Indonesia
Pasal 26 UUD 1945 perihal Warga
Pasal 26 UUD 1945 perihal Warga
Negara
Negara
dan Penduduk :
dan Penduduk :
•
Yang menjadi warga negara ialah orang-
Yang menjadi warga negara ialah
orang bangsa Indonesia asli dan
orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang
orang bangsa lain yang
disahkan dengan
disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara.
undang-undang sebagai warga negara.
•
Penduduk ialah warga negara Indonesia
Penduduk ialah warga negara Indonesia
dan orang asing yang bertempat tinggal di
dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
Indonesia.
•
Hal-hal mengenai warga negara dan
Hal-hal mengenai warga negara dan
penduduk diatur dengan undang undang
Lanjutan ...
Penduduk di Indonesia, berdasarkan
Penduduk di Indonesia, berdasarkan
Indische
Indische
Staatsregeling
Staatsregeling
tahun 1927, terbagi dalam 3 golongan, yaitu :
tahun 1927, terbagi dalam 3 golongan, yaitu :
Golongan EropaGolongan Eropa, , yang terdiri atas :yang terdiri atas :1.
1. Bangsa Belanda,Bangsa Belanda, 2.
2. Bukan Bangsa Belanda, tetapi orang yang asalnya Bukan Bangsa Belanda, tetapi orang yang asalnya dari Eropa
dari Eropa
3.
3. Bangsa Jepang (untuk kepentingan hubungan Bangsa Jepang (untuk kepentingan hubungan perdagangan)
perdagangan)
4.
4. Orang-orang yang berasal dari negara lain yang Orang-orang yang berasal dari negara lain yang hukum keluarganya sama dengan hukum keluarga
hukum keluarganya sama dengan hukum keluarga
Belanda (Amerika, Australia, Rusia, dan Afrika
Belanda (Amerika, Australia, Rusia, dan Afrika
Selatan), dan keturunannya.
Selatan), dan keturunannya.
Golongan Timur Asing, yang terdir atas :Golongan Timur Asing, yang terdir atas : 1.
1. Golongan Cina (Tionghoa), danGolongan Cina (Tionghoa), dan 2.
2. Golongan Timur Asing bukan Cina (orang Arab, Golongan Timur Asing bukan Cina (orang Arab, India, Pakistan, Mesir, dan lain-lain).
India, Pakistan, Mesir, dan lain-lain).
Golongan BumiputeraGolongan Bumiputera (Indonesia), yang meliputi:(Indonesia), yang meliputi: 1.
1. Orang-orang Indonesia asli serta keturunannya Orang-orang Indonesia asli serta keturunannya yang tidak memasuki golongan rakyat lain, dan
yang tidak memasuki golongan rakyat lain, dan
2.
2. Orang yang mula-mula termasuk golongan rakyat Orang yang mula-mula termasuk golongan rakyat lain, lalu masuk dan menyesuaikan hidupnya
lain, lalu masuk dan menyesuaikan hidupnya
dengan golongan Indonesia asli.
Lanjutan ...
1. Undang-Undang RI Nomor 3/1946
tentang Kewarganegaraan Indonesia.
2. Undang-Undang No. 2/1958, tentang
Penye-lesaian Dwi kewarga negaraan antara Indo-nesia dan RRC,
3. Undang-Undang No. 62/1958 tentang
Kewarganegaraan Indonesia sebagai penyempurnaan Undang-Undang No. 3/Tahun 1946,
4. Undang-Undang No. 4 Tahun 1969
tentang Pencabutan UU No. 2 Tahun
1958 dan dinyatakan tidak berlaku lagi,
5. Undang-Undang No. 3 Tahun 1976
tentang Perubahan Pasal 18 UU No. 62 Tahun 1958,
6. Undang-Undang No. 12 Tahun 2006
Lanjutan ...
Undang-Undang RI No. 9 Tahun Undang-Undang RI No. 9 Tahun
1992 tentang Keimigrasian, 1992 tentang Keimigrasian,
Peraturan Pemerintah RI No. 32 Peraturan Pemerintah RI No. 32
Tahun 1994 Tentang Visa, Izin Tahun 1994 Tentang Visa, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian. Masuk dan Izin Keimigrasian.
Peraturan Pemerintah RI No.18 Peraturan Pemerintah RI No.18
Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah RI No.
Peraturan Pemerintah RI No.
32/1994 Tentang Visa, Izin Masuk 32/1994 Tentang Visa, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian.
dan Izin Keimigrasian.
Instruksi Presiden RI No. 26 Tahun Instruksi Presiden RI No. 26 Tahun
1998 Tentang Menghentikan 1998 Tentang Menghentikan
Penggunaan Istilah Pribumi dan Non Penggunaan Istilah Pribumi dan Non Pribumi Dalam Semua Perumusan Pribumi Dalam Semua Perumusan dan Penyelenggaraan Kebijakan, dan Penyelenggaraan Kebijakan, Kegiatan Penyelenggaraan
Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Perencanaan Pemerintahan Perencanaan
2. Kedudukan WN & Pewarganegaran di
2. Kedudukan WN & Pewarganegaran di
Indonesia
Indonesia
Kedudukan warga negara
Kedudukan warga negara
di dalam suatu negara,
di dalam suatu negara,
sangat penting statusnya
sangat penting statusnya
terkait dengan hak dan
terkait dengan hak dan
kewajiban yang dimiliki.
kewajiban yang dimiliki.
Perbedaan
Perbedaan
status/kedudukan sebagai
status/kedudukan sebagai
wn sangat berpengaruh
wn sangat berpengaruh
terhadap hak dan
terhadap hak dan
kewajibannya baik yang
kewajibannya baik yang
mencakup bidang politik,
mencakup bidang politik,
ekonomi, sosial – budaya
ekonomi, sosial – budaya
maupun hankam.
Hak dasar sebagai bangsa yg merdeka dan berdaulat serta bebas dari segala macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD 1945, alinea I), dan hak dasar sebagai warga negara :
• Sebagai warga negara dan penduduk Indonesia (Pasal 26), • Bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan
(Pasal 27 ayat (1)),
• Memperoleh pekerjaan & penghidupan yg layak (Pasa 27
ayat 2),
• Kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran lisan dan
tulisan (Pasal 28),
• Mempertahankan hidup sebagai hak asasi manusia (Pasal
28A)
• Jaminan beragama dan pelaksanaanya (Pasal 29 ayat (2)), • Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30),
• Mendapat pendidikan (Pasal 31),
• Mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32),
• Mengembangkan usaha di bidang ekonomi (Pasal 33) dan • Jaminan pemeliharaan sebagai fakir miskin (Pasal 34).
Lanjutan ...
b. Kewajiban Dasar Sebagai Warga
Negara :
• Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan
keadilan (Pembukaan UUD 1945, alinea I),
• Menghargai nilai-nilai persatuan, kemerdekaan dan
kedaulatan bangsa (Pembukaan UUD 1945, alinea II),
• Menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara
dan dasar negara (Pembukaan UUD 1945, alinea IV),
• Membayar pajak untuk negara (Pasal 23 ayat 2),
• Menjunjung tinggi hukum & pemerintahan (Pasal 27
ayat 1),
• Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30 ayat
(1)),
• Menghormati bendera negara Indonesia (Pasal 35), • Menghormati bahasa negara bahasa Indonesia (Pasal
36),
• Menjunjung tinggi lambang negara (Pasal 36A),
• Menghormati lagu kebangsaan Indonesia Raya (Pasal
Lanjutan ...
a. Hak dibidang politik, misalnya hak untuk memilih dipilih, mendirikan dan memasuki suatu organisasi sosial politik.
b. Hak di bidang pendidikan, misalnya hak untuk memperoleh pendidikan, mengembangkan karir pendidikan, dan ikut serta menangani pendidikan. c. Hak di bidang ekonomi, misalnya hak untuk
memperoleh pekerjaan, memperoleh penghidupan yang layak, dan hak untuk berusaha.
d. Hak di bidang sosial budaya, misalnya hak untuk mendapat pelayanan sosial, kesehatan,
mengembangkan budaya daerah masing-masing, dan hak untuk mendirikan lembaga sosial budaya.
c. Hak Warga Negara Dalam
Pelaksanaan
Bertanggungjawab Terhadap :
•
Pelaksanaan sistem Demokrasi
Pancasila.
b. Pelaksanaan pemilihan umum secara
langsung, umum, bebas dan rahasia
serta jujur dan adil
c. Hukum dan pemerintahan RI.
d. Usaha pembelaan negara.
e. Pelaksaan hak-hak asasi manusia,
memperta-hankan, dan mengisi
kemerdekaan Indonesia.
d. Tanggungjawab Warga Negara
Dalam
e. Pewarganegaraan di
Indonesia
Menurut Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 yang dapat memperoleh kewarganegaraan Republik
Indonesia :
a. Mereka yang menjadi warga negara menurut
undang-undang /peraturan/ perjanjian yg terlebih dahulu berlaku (berlaku surut),
b. Kelahiran (asas ius soli),
c. Adopsi melalui Pengadilan Negeri (menyangkut anak
orang asing di bawah umur 5 tahun),
d. Anak-anak di luar perkawinan dari seorang wanita
Indonesia,
e. Pewarganegaraan (naturalisasi),
f. Setiap orang asing kawin dengan seorang laki-laki
Indonesia,
g. Anak-anak yang belum berumur 18 tahun / belum kawin
mengikuti ayah atau ibunya (asas ius sanguinis),
h. Anak orang asing dan tidak mempunyai hubungan hukum
dengan ayah atau ibunya yg orang asing itu dapat
Bagan Prosedur Cara Memperoleh
Bagan Prosedur Cara Memperoleh
Kewarganegaraan Indonesia (UU No. 62/1958
Kewarganegaraan Indonesia (UU No. 62/1958
)
)
Lanjutan ...
P R E S I D E N
SURAT KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KEHAKIMAN MENELITI SYARAT-SYARAT JURIDIS &
MENERUSKAN PERWAKILAN R I
DI LUAR NEGERI
SUMPAH
PERLENGKAPAN Lihat tanda x)
xxx)
x) : Syarat-syarat permohonan pewarganegaraan
x) : Syarat-syarat permohonan pewarganegaraan
xx) : Surat pemberitahuan bhw pemohon dikabulkan
xx) : Surat pemberitahuan bhw pemohon dikabulkan
permohonannya
permohonannya
xxx) : Salinan petikan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Syarat – Syarat Dalam Memperoleh
Syarat – Syarat Dalam Memperoleh
Kewarganegaraan Indonesia Menurut UU No.
Kewarganegaraan Indonesia Menurut UU No.
12/2006
12/2006
Lanjutan ...
a. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah
kawin;
b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah
bertempat tinggal di wilayah negara RI paling
singkat 5 th berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar
negara Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945;
e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 th/lebih;
f. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan
Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;
g. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan
tetap; dan
f. Kehilangan Kewarganegaraan R.I.(UU
No.12/2006)
a.
a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri,
sendiri,
b.
b. Tidak menolak/tidak melepaskan kewarganegaraan Tidak menolak/tidak melepaskan kewarganegaraan lain,
lain,
c.
c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri, yang
Presiden atas permohonannya sendiri, yang
bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas)
bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas)
tahun, bertempat tinggal di luar negeri,
tahun, bertempat tinggal di luar negeri,
d.
d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin dari Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin dari Presiden;
Presiden;
e.
e. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, f.
f. Secara sukarela mengangkat sumpah atau Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing,
menyatakan janji setia kepada negara asing,
g.
g. Turut serta dalam pemilihan yang bersifat Turut serta dalam pemilihan yang bersifat ketatanegaraan untuk negara asing;
ketatanegaraan untuk negara asing;
h.
h. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing,
dari negara asing,
i.
i. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus
Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus
bukan dalam rangka dinas negara.
PERSAMAAN KEDUDUKAN
PERSAMAAN KEDUDUKAN
Makna
Makna
Persamaan
Persamaan
PERSAMAAN PERSAMAAN KEDUDUKAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA WARGA NEGARA
Jaminan
Jaminan
Persamaan Hidup
Persamaan Hidup
Tidak Diskriminatif
Tidak Diskriminatif
Pendekatan Kultural
Pendekatan Kultural
Dalam Konstitusi
Dalam Konstitusi
Negara
3.
3.
Persamaan Kedudukan WN Dlm Kehidupan
Persamaan Kedudukan WN Dlm Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
”Persamaan” hidup, merupakan sikap
yang mengedepankan nilai-nilai saling
menghormati dan menghargai antar
sesama tanpa diskriminasi.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, mrp
perekat yang melekat dan tertanam kuat
dalam jiwa bangsa Indonesia.
a. Makna Persamaan
•
Nilai Religius
Nilai Religius
.
.
•
Nilai Gotong Royong
Nilai Gotong Royong
.
.
•
Nilai Ramah Tamah.
Nilai Ramah Tamah.
•
Nilai Kerelaan
Nilai Kerelaan
Berkorban dan Cinta
Berkorban dan Cinta
Tanah Air.
Tanah Air.
b.
Jaminan Persamaan Hidup (Pendekatan
Kultural)
Nilai kultural yang perlu
Nilai kultural yang perlu
dilestarikan dalam upaya
dilestarikan dalam upaya
memberikan
memberikan
jaminan persamaan hidup
jaminan persamaan hidup
:
c.
Jaminan Persamaan Hidup Dalam
Konstitusi Negara
1)
1)
Pembukaan UUD 1945, Pada alinea 1,
Pembukaan UUD 1945, Pada alinea 1,
bahwa
bahwa
... kemerdekaan itu ialah hak
... kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa ...
segala bangsa ...
2)
2)
Sila-Sila Pancasila
Sila-Sila Pancasila
,
3) UUD 1945 (Pasal 26 s.d. 34) dan
Peraturan
Peraturan
Perundang
Perundang
an Lainnya,
an Lainnya,
al :
al :
1. UU No. 40 Tahun 1999,
mengeluarkan pikiran & tulisan melalui “Pers”.
2. UU No. 3 Tahun 2002, membela
negara melalui “Pertahanan Negara”.
3. UU No. 31 Tahun 2002,
mendirikan “Partai Politik”,
4. UU No. 4 Tahun 2004, hak
4.
4.
Menghargai Persamaan Kedudukan Warga
Menghargai Persamaan Kedudukan Warga
Negara Tanpa Membedakan Ras, Agama,
Negara Tanpa Membedakan Ras, Agama,
Gender, Golongan, Budaya dan Suku
Gender, Golongan, Budaya dan Suku
Perlu dilakukan langkah-langkah :
Perlu dilakukan langkah-langkah :
• Regulasi yang dilakukan oleh lembaga eksekutif Regulasi yang dilakukan oleh lembaga eksekutif
maupun legistlatif,
maupun legistlatif,
• Implementasi suatu kebijakan atau aturan yang Implementasi suatu kebijakan atau aturan yang
proporsional dan profesional.
proporsional dan profesional.
• Sosialisasi suatu peraturan atau kebijakan,Sosialisasi suatu peraturan atau kebijakan,
• Masyarakat yang “taat asas” dan “taat aturan” ,Masyarakat yang “taat asas” dan “taat aturan” ,
• Aparatur penyelenggara negara/pemerintah yang Aparatur penyelenggara negara/pemerintah yang
tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN),
tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN),
• Keteladanan dan pembelajaran yang Keteladanan dan pembelajaran yang
berkelanjutan,
berkelanjutan,
• Aparat penegak hukum, antisipatif terhadap Aparat penegak hukum, antisipatif terhadap
potensi-potensi konflik yang mengarah pada SARA.