• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN - UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN MELALUI LS Oleh: Kukuh Jumi Adi – JURNAL JP3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE PENELITIAN - UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN MELALUI LS Oleh: Kukuh Jumi Adi – JURNAL JP3"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN MELALUI LS

Oleh: Kukuh Jumi Adi

Pengawas SMP/SMA/SMK Dispendik Jember Email: kukuh.jumiadi@yahoo.com

Abstract. Academic supervision outcome data collected during these authors showed that almost 80% of teacher competence in carrying out the process of learning enough value in the category or sub-standard that should be at least good. Thus, the research problem is formulated, "the use of lesson study how to improve the competence of teachers in implementing the learning process?" While the goal of the research is to improve the ability of teachers to implement the learning process by using the lesson study. Therefore in this study the authors tried to use lesson study (LS) for improving the ability of teachers to implement the learning process. The hypothesis formulated action, "If used lesson study, the teachers' competence in implementing the learning process will increase." Subjects were 4 teachers of SMP Negeri 2 Puger who follow the activities of the lesson study. Means of collecting data using the implementation process of learning assessment instruments developed by the Education Development Center personnel, the Ministry of National Education. Data analysis using the method of teacher competence see progress in implementing the learning process compared to predetermined criteria, ie with a target level of competence of teachers in implementing the learning process is to obtain a minimum value either. The results showed that in the second cycle compared with the first cycle, there is a rise in the average value of teacher competence in managing the learning process is very convincing. Where the average value during the first cycle was 66 with a good category, while during the second cycle of the value to be 80 with a very good category. Therefore, based on these results it can be concluded that the implementation of the lesson study is able to raise the competence of teachers in implementing the learning process decisively. Another impact of this research is growing awareness of the teacher to implement lesson study to improve their competence in carrying out the quality of learning process.

Keywords: lesson study, the competence to implement the learning process

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

(2)

Selanjutnya, menyimak peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2009 tentang guru, dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Lebih lanjut ditentukan seorang guru harus memiliki kompetensi (yang merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan). Kompetensi yang dimaksud meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Selama ini berbagai cara yang telah pengawas lakukan dalam mengintervensi guru untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, hasil intervensi yang dimaksud relatif baik, namun setelah proses supervisi sepertinya guru terjebak lagi melaksanakan proses pembelajaran yang kurang memadai seperti saat di supervisi.Guru seringkali dalam melaksanakan proses pembelajaran kembali ke kegiatan harian, apa yang mereka lakukan menjadi tidak inovatif bahkan bisa dikatakan di bawah standar yang seharusnya dilaksanakan oleh guru yang profesional. Data hasil supervisi akademis yang penulis kumpulkan selama ini menunjukan bahwa hampir 80% nilai guru dalam melaksanakan proses pembelajaran nilainya berada pada kategori cukup atau di bawah standar yang seharusnya minimal baik.

Lesson study merupakan suatu pengkajian pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkelanjutan (Ibrahim, 2011). Maksud dari lesson study adalah untuk mengkaji efektivitas dari sebuah rencana dan pelaksanaan pembelajaran.

Lesson study adalah suatu kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkelanjutan. Maksud dari kegiatan lesson study adalah untuk mengkaji efektivitas dari sebuah rencana dan pelaksanaan pembelajaran. Dengan cara seperti ini maka para guru akan semakin terampil bagaimana merencanakan sebuah pembelajaran dan bagaimana melakukanya sehingga efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran bagi siswanya. Dengan demikian kompetensi pedagogis guru-guru akan meningkat karena kegiatan sharing seperti ini. Tentu hal ini terjadi jika lesson study dilakukan secara bersungguh-sungguh dan terus menerus (Ibrahim, 2011).

Selanjutnya Ibrahim (2011), menjelaskan bahwa lesson study merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegalitas dan mutual learning. Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksikan) yang secara bersiklus dan berkelanjutan. Lesson study merupakan salah satu wujud pengembangan komunitas belajar (learning community)

(3)

kompetensi profesional dan pedagogis. Hal ini dapat terjadi karena dalam kegiatan lesson study selalu terjadi kolaborasi dan sharing mulai dari tahap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi (open lesson/open class), sampai refleksi dan revisi rencana pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang seperti diuraikan tersebut, maka dalam penelitian ini masalah dirumuskan, “Bagaimanakah penggunaan lesson study dapat meningkatkan kompetensi guru dalam dalam melaksanakan proses pembelajaran?”

Tujuan dari penelitian ini secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut: pertama, mengetahui efektivitas penggunaan lesson study untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas. Kedua, meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakann lesson study.

Manfaat Penelitian

Pertama, bagi sekolah. Diharapkan dari hasil penelitian ini sekolah dapat meningkatkan kompetensi guru terutama dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas melalui LS. Kedua, bagi guru. Diharapkan guru semakin terampil dan kompeten dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas. Ketiga, bagi pengawas. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan intervensi yang dapat dilakukan oleh pengawas untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas. Keempat, bagi siswa. Diharapkan siswa memperoleh pembelajaran yang bermakna dan berkualitas. Dan kelima, bagi peneliti lain. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi acuan peneliti lain untuk meneliti tema-tema yang senada dengan penelitian ini.

Hipotesis Tindakan

(4)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Puger Kabupaten Jember, dimana letaknya kurang lebih 50 km ke arah selatan dari kota Jember. Subjek penelitian adalah 4 guru yang mengikuti kegiatan lesson study pada SMP Negeri 2 Puger Kabupaten Jember.

Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian tindakan sekolah ini menitik beratkan pada peningkatan kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Metode Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk meraih data kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran menggunakan instrumen penilaian melaksanakan proses pembelajaran yang dikembangkan oleh Pusat Pengembangan tenaga Pendidikan, Kementrian Pendidikan Nasional.

Pada instrumen penilaian ini menggunakan skor 1 – 5, dan selanjutnya dikonversi ke nilai dengan rumus skor perolehan/skor maksimal dikalikan 100. Adapun kreteria penilaian yang digunakan untuk penilaian kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dikategorikan dengan ketentuan:

Analisis data dengan menggunakan cara melihat kemajuan kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dibandingkan dengan kreteria yang telah ditetapkan.Target yang ingin dicapai dalam tindakan adalah tingkat kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran mendapat nilai dengan kategori baik. Prosedur Penelitian/Rencana Tindakan

Tahapan awal

- Peneliti melakukan kesepakatan dan menyusun jadwal pelaksanaan lessonstudy. - Melaksanakan tahapan plan

oMempersiapkan instrumen penelitian, yaitu instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran.

(5)

Peneliti melaksanakan semua yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya:

oMelakukan pertemuan dengan guru sebelum proses LS

oMelakukan observasi selama proses LS, yang meliputi langkah-langkah: -Plan

-Do -See (3)Tahap refleksi

oMelakukan evaluasi terhadap proses LS yang telah berlangsung, guru menyampaikan keberhasilan dan kegagalannya dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

oPeserta lesson study mendiskusikan hasil evaluasi dan pengamatannya dengan guru model.

oMemperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi dan refleksi untuk proses pembelajaran pada siklus berikutnya.

2) Melaksanakan Siklus II

Melaksanakan siklus II sesuai hasil dari refleksi dan perbaikan atau penyempurnaan dari hasil siklus sebelumnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Paparan Tindakan 1

Penelitian tindakan ini dilaksanakan selama dua siklus dengan menggunakan prosedur pelaksanaan dalam setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Siklus 1

Data rangkuman hasil penelitian sepanjang siklus 1, nilai ketrampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran disajikan dalam tabel 1 berikut ini:

Tabel 1

Rekapitulasi Nilai Ketrampilan Guru dalam Melaksanakan Proses Pembelajaran Siklus 1

No. ASPEK G1* G2* G3*SKOR G4*

I. KEGIATAN MEMULAI BELAJAR MENGAJAR

1 Kegiatan guru memberikan motivasi kepada siswa

tercantum/diuraikan pada skenario/RPP 2 3 2 3 2 Motivasi berupa contoh atau pertanyaan untuk menggali

informasi sesuai dengan kompetensi

3 2 3 2

3 Dalam motivasi dikemukakan kompetensi yang dicapai

dalam kegiatan pembelajaran 2 3 3 2

4 Dalam memotivasi ditemukan life skill yang perlu dimiliki

dan manfaatnya dalam kehidupan 2 2 1 2

Jumlah 9 10 9 9

II. KEGIATAN INTI A. Dalam Bentuk Klasikal

(6)

6 Kegiatan inti berpusat guru

7 Kegiatan inti melibatkan siswa untuk menemukan konsep membangun/ mengkonstruksi pengetahuan 8 Kegiatan inti sesuai dengan SK, KD, indikator yang

ingin dicapai dan materi pelajaran

9 Guru memberikan tugas lanjutan kepada siswa sesuai dengan SK, KD dan indikator

B. Dalam Bentuk Diskusi/Kerja Kelompok

5 Guru mengatur pembagian kelompok 4 5 4 5

6 Kegiatan diskusi/kerja kelompok mendapat respon positif dari siswa 5 4 5 3

7 Anggota tiap kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi/kerja kelompok 3 2 3 4

8 Kegiatan diskusi/kerja kelompok dilanjutkan dengan diskusi kelas 4 3 5 2

9 Guru menggunakan lembar penilaian diskusi/kerja kelompok 5 5 5 5

Jumlah 21 19 22 19

III. SUMBER/BAHAN/MEDIA

10 Sumber/bahan/media yang digunakan sesuai dengan SK,

KD dan indikator 5 4 5 4

11 Bahan/media yang disediakan sesuai dengan kebutuhan

materi pokok pembelajaran 4 3 2 5

12 Menggunakan bahan yang otentik dan yang ada di

sekeliling siswa 1 4 3 4

13 Bahan yang digunakan mendorong siswa melakukan pengamatan/bertanya/ mengumpulkan data dan menarik kesimpulan

3 3 3 4

Jumlah 13 14 13 17

IV. PENILAIAN

14 Penilaian dilakukan sesuai dengan jenis tagihan 2 3 2 3 15 Penilaian relevan dengan kompetensi dan indikatornya 5 5 5 5 16 psikomotorPenilaian mengarah pada ranah kognitif, afektif dan 2 2 3 4

Jumlah 9 10 10 12

V. PENUTUP

A. Dalam Bentuk Klasikal

17 Kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu yang direncanakan 18 Inti/kesimpulan PBM disimpulkan oleh guru 19 Inti/kesimpulan PBM disimpulan oleh siswa 20 PBM dilakukan dengan menggunakan prinsip PAIKEM

B. Dalam Bentuk Diskusi/Kerja Kelompok

17 Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi/kerja

kelompok di depan kelas 2 2 2 2

18 Hasil diskusi kelompok mendapat respon

positif/negatif dari kelompok lain 4 3 2 2 19 Kesimpulan hasil diskusi/kerja kelompok dilakukan

oleh guru 2 3 2 1

20 Kesimpulan hasil diskusi/kerja kelompok dilakukan

oleh siswa dengan bimbingan guru 3 3 3 3

Jumlah 11 11 9 8

(7)

Keterangan: *G = guru

Berdasarkan tabel 1 tersebut di atas, terlihat bahwa kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran nilainya bergerak dari 63 sampai dengan 72 atau ada pada kategori baik (berada pada rentangan nilai 60-79 kategorinya baik). Namun demikian, jika dilihat secara rinci pada aspek-aspeknya terdapat beberapa aspek yang perlu ditingkatkan. Aspek-aspek yang dimaksud antara lain: dalam membuka proses pembelajaran, guru perlu meningkatkan kemampuan dalam memberi motivasi baik dalam kaitannya dengan kompetensi, memberi contoh maupun mengkaitkan dengan kehidupan nyata, dan pada aspek menutup proses pembelajaran.

Kedua, berkenaan dengan aspek kegiatan memulai belajar mengajar. Keempat guru yang menjadi subjek penelitian 3 orang memperoleh skor 9 atau setara dengan nilai 9/20 x 100 = 45 atau ada pada kategori kurang (berada pada rentangan nilai 40 – 49 kategorinya kurang). Dan satu orang guru memperoleh skor 10 atau setara dengan nilai 10/20 x 100 = 50 atau ada pada kategori cukup (berada pada rentangan nilai 50 – 59 kategorinya cukup). Dengan demikian keempat guru yang dimaksud untuk aspek kegiatan memulai proses pembelajaran berada pada kategori kurang dan cukup. Hal tersebut berarti pada kegiatan memulai proses pembelajaran belum mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu minimal kategorinyabaik.

Ketiga, berkenaan dengan aspek kegiatan inti pembelajaran. Semua guru yang menjadi subjek penelitian sudah melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif dalam bentuk diskusi/ kerja kelompok. Atau dengan kata lain dalam hal ini guru sudah tidak melaksanakan proses pembelajaran secara klasikal/ceramah. Berdasar tabel 1 tersebut terlihat bahwa terdapat dua guru yang memperoleh skor 19 atau setara dengan nilai 19/2 x 100 = 76 atau berada pada kategori baik (berada pada rentangan nilai 60 – 79 kategorinya baik). Dan seorang guru memperoleh skor 21 atau setara dengan nilai 21/25 x 100 = 84 atau ada pada kategori sangat baik (berada pada rentangan nilai 80 – 89 kategorinya sangat baik). Dan guru yang satu lagi memperoleh skor 22 atau setara dengan nilai 22/25 x 100 = 88 atau berada pada kelompok kategori sangat baik juga (berada pada rentangan nilai 80 – 89 kategorinya sangat baik). Dengan demikian, untuk aspek kegiatan inti pembelajaran, keempat guru yang menjadi subjek penelitian mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu mendapat nilai minimal kategorinya baik.

(8)

Kelima, berkenaan dengan aspek penilaian. Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa terdapat seorang guru yang mendapat skor 9 atau setara dengan 9/15 x 100 = 60 atau berada pada kategori baik (berada pada rentangan nilai 60 – 79 kategorinya baik). Dan dua orang guru memperoleh skor 10 atau setara dengan nilai 10/15 x 100 = 67 atau berada pada kategori baik (berada pada rentangan nilai 60 – 79 kategorinya baik). Serta satu orang guru memperoleh skor 12 atau setara dengan nilai 12/15 x 100 = 80 atau berada pada kategori sangat baik (berada pada rentangan nilai 80 – 89 kategorinya sangat baik). Dengan demikian untuk aspek penilaian keempat guru yang menjadi subjek penelitian telah mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu minimal mendapat nilai dengan kategori baik.

Keenam, berkenaan dengan kegiatan penutup. Menyimak tabel 1 terlihat bahwa ada satu guru mendapat skor 8 atau setara dengan nilai 8/20 x 100 = 40 atau berada pada kategori kurang (berada pada rentangan nilai 40 – 49 kategorinya kurang). Selanjutnya ada satu guru memperoleh skor 9 atau setara dengan nilai 9/20 x 100 = 45 atau berada pada kategori kurang (berada pada rentangan nilai 40 – 49 kategorinya kurang). Dan ada dua guru yang mendapat skor 11 atau setara dengan nilai 11/20 x 100 = 55 atau berada pada kategori cukup (berada pada rentangan nilai 40 – 49 kategorinya cukup. Dengan demikian untuk aspek kegiatan penutup dalam proses pembelajaran keempat guru belum mencapai target minimal yang ditetapkan yaitu memperoleh minimal nilai dengan kategori baik.

Fieldnote

Ada beberapa catatan lapangan yang terekam oleh peneliti berkaitan dengan proses pembelajaran. Dan catatan yang dimaksud antara lain:

1. RPP yang disusun guru sudah dilengkapi dengan LKS, dan semua siswa memiliki LKS yang dimaksud sehingga waktu pembelajaran yang digunakan lebih efektif. 2. Ada beberapa siswa yang aktif dalam mengerjakan LKS-nya, sehingga siswa

yang lain banyak yang pasif dan hanya melihat pekerjaan temannya.

3. Pada tahapan do (pelaksanaan/proses pembelajaran di dalam kelas), disebabkan RPP yang kurang detil, maka terjadi bagi siswa yang cepat belajarnya bisa segera menyelesaikan tugas belajarnya waktunya masih banyak dan hanya menunggu teman yang lain menyelesaikan tugas belajarnya. Siswa yang cepat belajarnya ini hanya diam tanpa kegiatan menunggu temanya menyelesaikan tugas belajarnya. 4. Hasil dari kegiatan see (refleksi setelah kegiatan pembelajaran) memperlihatkan

banyak siswa yang out/keluar dari tugas belajarnya, dan guru-guru berusaha untuk melakukan perbaikan untuk proses pembelajaran selanjutnya.

Refleksi

(9)

skenario pembelajarannya, demikian juga dengan aspek penutupan proses pembelajaran perlu diperkuat pula.

Siklus 2

Pada siklus kedua ini, memperhatikan hasil-hasil dari kegiatan refleksi pada siklus 1 ada sedikit perubahan langkah yang dilakukan dibanding dengan siklus pertama. Perubahan yang dimaksud terutama pada aspek RPP pada tahapanplanlebih menekankan untuk memperkuat skenario pembelajaran pada aspek pembukaan dan penutupan proses pembelajaran sehingga kegiatan guru terutama pada kedua aspek tersebut lebih tertangani dengan baik.

Selanjutnya, hasil penelitian selama siklus 2 didapatkan data sebagaimana disajikan dalam tabel 2 berikut ini:

Tabel 2

Rekapitulasi Nilai Ketrampilan Guru dalam Melaksanakan Proses Pembelajaran Siklus 2

No. ASPEK *G1 G2 G3SKOR G4

I.KEGIATAN MEMULAI BELAJAR MENGAJAR 1 Kegiatan guru memberikan motivasi kepada siswa tercantum/

diuraikan pada skenario/RPP 3 4 3 3

2 Motivasi berupa contoh atau pertanyaan untuk menggali

informasi sesuai dengan kompetensi 4 3 4 4

3 Dalam motivasi dikemukakan kompetensi yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran

3 3 4 4

4 Dalam memotivasi ditemukan life skill yang perlu dimiliki dan

manfaatnya dalam kehidupan 3 4 4 4

Jumlah 13 14 15 15

II. KEGIATAN INTI A. Dalam Bentuk Klasikal

5 Guru memasuki kegiatan inti berkesinambungan dengan motivasi yang telah disampaikan

6 Kegiatan inti berpusat guru

7 Kegiatan inti melibatkan siswa untuk menemukan konsep membangun/ mengkonstruksi pengetahuan

8 Kegiatan inti sesuai dengan SK, KD, indikator yang ingin dicapai dan materi pelajaran

9 Guru memberikan tugas lanjutan kepada siswa sesuai dengan SK, KD dan indikator

B. Dalam Bentuk Diskusi/Kerja Kelompok

5 Guru mengatur pembagian kelompok 4 5 4 5

6 Kegiatan diskusi/kerja kelompok mendapat respon positif

dari siswa 5 4 5 3

7 Anggota tiap kelompok berpartisipasi aktif dalam

diskusi/kerja kelompok 3 4 4 4

8 Kegiatan diskusi/kerja kelompok dilanjutkan dengan diskusi

kelas 4 3 5 4

9 Guru menggunakan lembar penilaian diskusi/kerja kelompok 5 5 5 5

Jumlah 21 21 23 21

(10)

10 Sumber/bahan/media yang digunakan sesuai dengan SK, KD

dan indikator 5 5 5 4

11 Bahan/media yang disediakan sesuai dengan kebutuhan materi

pokok pembelajaran 4 3 3 5

12 Menggunakan bahan yang otentik dan yang ada di sekeliling

siswa 3 4 3 4

13 Bahan yang digunakan mendorong siswa melakukan pengamatan/bertanya/ mengumpulkan data dan menarik kesimpulan

4 4 4 4

Jumlah 16 16 15 17

IV. PENILAIAN

14 Penilaian dilakukan sesuai dengan jenis tagihan 4 3 4 4 15 Penilaian relevan dengan kompetensi dan indikatornya 5 5 5 5 16 Penilaian mengarah pada ranah kognitif, afektif dan

psikomotor 4 4 3 4

Jumlah 13 12 12 13

V. PENUTUP

A. Dalam Bentuk Klasikal

17 Kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu yang direncanakan

18 Inti/kesimpulan PBM disimpulkan oleh guru 19 Inti/kesimpulan PBM disimpulan oleh siswa

20 PBM dilakukan dengan menggunakan prinsip PAIKEM B. Dalam Bentuk Diskusi/Kerja Kelompok

17 Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi/kerja

kelompok di depan kelas 3 4 4 4

18 Hasil diskusi kelompok mendapat respon positif/negatif dari kelompok lain

4 4 4 4

19 Kesimpulan hasil diskusi/kerja kelompok dilakukan oleh

guru 4 4 4 4

20 Kesimpulan hasil diskusi/kerja kelompok dilakukan oleh

siswa dengan bimbingan guru 3 5 4 3

Jumlah 14 17 16 15

TOTAL NILAI 77 80 81 81

Keterangan: *G = guru

(11)

Demikian juga jika dilihat dari aspek-aspeknya, ada kenaikan kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran secara parsial. Pertama, jika dilihat dari aspek kegiatan memulai pembelajaran, dari tabel 2 terlihat bahwa nilai keempat guru yang menjadi subjek penelitian perolehan skornya berturut-turut 13, 14, 15 dan 15, dan jika dikonversikan setara dengan mendapat nilai 65, 70, 75, dan 75 yang artinya berada pada kategori baik (karena berada pada rentangan 60 sampai dengan 79 yang kategorinya baik). Hasil-hasil ini jika dibandingkan dengan siklus 1 ada kenaikan rata-ratanya. Pada siklus 1 untuk aspek kegiatan memulai proses pembelajaran rata-ratanya adalah 46 meningkat menjadi 71 selama siklus 2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan LS mampu meningkatkan kompetensi guru dalam aspek memulai proses pembelajaran.

Sedangkan untuk aspek melaksanakan kegiatan inti. Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa skor perolehan guru, ada tiga guru yang mendapat skor 21 atau setara dengan nilai 84 dengan kategori sangat baik (karena berada pada rentangan 80 sampai dengan 89 yang kategorinya sangat baik). dan seorang guru mendapat skor 23 atau setara dengan nilai 92 dengan kategori sangat baik sekali (karena berada pada rentangan 90 sampai dengan 100 yang kategorinya sangat baik sekali). Jika dibandingkan dengan siklus 1 yang rata-ratanya 81 menjadi 86 selama siklus 2, maka berarti ada peningkatan kompetensi guru pada aspek kegiatan inti proses pembelajaran selama siklus 2 dibandingkan dengan siklus 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan LS selama siklus 2 mampu meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan kegiatan inti proses pembelajaran secara signifikan.

Sementara itu, untuk aspek pemanfaatan sumber/bahan/media pembelajaran. Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa ada satu guru yang memperoleh skor 15 atau ekuivalen dengan nilai 75 atau berada dalam kategori baik (berada dalam rentangan nilai 60 sampai dengan 79 kategorinya baik). Dan dua guru memperoleh skor 16 atau setara dengan nilai 80, serta seorang guru lagi memperoleh skor 17 atau setara dengan nilai 85 yang berarti ketiga guru yang dimaksud kategorinya sangat baik (berada pada rentangan nilai 80 sampai dengan 89 kategorinya sangat baik. Hal tersebut menunjukan bahwa pada aspek pemanfaatan sumber/bahan/media pembelajaran keempat guru subjek penelitian telah mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu minimal memperoleh nilai baik. Demikian juga bila dibandingkan dengan siklus pertama yang nilai rata-ratanya 71, dan siklus kedua nilai rata-ratanya mencapai 80, maka ada kenaikan kompetensi guru dalam memanfaatkan sumber/bahan/media pembelajaran yang signifikan pada siklus kedua dibandingkan dengan siklus pertama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksananaan LS selama siklus kedua mampu meningkatkan secara signifikan terhadap kompetensi guru dalam memanfaatkan sumber/bahan/media pembelajaran.

(12)

demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan LS mampu meningkatkan kompetensi guru dalam aspek penilaian pembelajaran.

Demikian juga dengan aspek penutupan proses pembelajaran. Berdasar tabel 2 terlihat bahwa nilai guru untuk aspek penutupan proses pembelajaran satu guru mendapat skor 14 atau setara degan nilai 79, dan satu guru lagi mendapat skor 1 atau setara dengan nilai 75 yang berarti keduanya mencapai kategori baik (berada pada rentangan nilai 60 sampai dengan 79 kategorinya baik). Sedangkan satu guru lagi memperoleh skor 16 atau setara dengan nilai 80, dan guru yang keempat memperoleh skor 17 atau setara dengan nilai 85. Hal ini berarti kedua guru yang dimaksud berada pada kategori sangat baik (berada pada rentangan nilai 80 sampai dengan 89 kategorinya sangat baik). Berikutnya, jika dibandingkan dengan siklus 1 yang rata-rata nilainya 49, maka pada siklus 2 ini rata-rata nilainya naik menjadi 78. Hal tersebut berarti pada aspek penutupan proses pembelajaran ada kenaikan kompetensi guru dalam menutup proses pembelajaran yang signifikan pada siklus kedua dibandingkan dengan siklus pertama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan LS mampu meningkatkan kompetensi guru dalam aspek menutup proses pembelajaran.

Hasil-hasil analisis tersebut di atas menunjukan bahwa pelaksanaan LS selama siklus kedua mampu meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan meyakinkan, baik dikaji secara menyeluruh maupun dilihat dari peraspeknya. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan LS mampu meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Hasil lain penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan LS mampu meningkatkan sikap positip guru terhadap pelaksanaan lesson study di sekolahnya, yang diikuti dengan kesadaran guru bahwa untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran yang adekuat harus dimulai dengan penyusunan rencana pembelajaran yang baik juga.

Fildnote

(13)

menyelesaikan tugas belajarnya. Kelima, pada tahapan see temua balikan/refleksi yang dilakukan guru sudah lebih menekankan diskusi pada kegiatan belajar yang dilakukan siswa bukan pada kegiatan guru melaksanakan proses pembelajaran. Keenam, ada beberapa guru yang mengajukan diri untuk melakukan open class secara sukarela. Bahkan akhirnya mereka membuat kesepakatan untuk menyusun jadwal open class yang akan dilaksanakan di SMP negeri 2 Puger. Ketujuh, terlihat pada guru-guru SMP Negeri 2 Puger tumbuh kesadaran untuk mengembangkan kompetensi mengajarnya melalui lesson study.

refleksi

Hasil analisis penelitian setelah siklus 2 menunjukan bahwa rata-rata nilai kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran mencapai 80 atau ada pada kategori sangat baik.Hal ini berarti pada siklus kedua ini kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran telah melebihi dati target yang telah ditetapkan, yaitu memperoleh nilai baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan lesson study dapat meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hal tersebut mungkin disebabkan karena dengan melakukan lesson study guru selalu mengkaji efektivitas dari sebuah rencana dan pelaksanaan pembelajaran yang mereka rancang bersama. Dalam kegiatan lesson study selalu terjadi kolaborasi dan sharing mulai dari tahap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi (open lesson/open class), sampai refleksi dan revisi rencana pembelajaran.Hal ini sejalan dengan pendapat Ibrahim (2011), yang menyatakan bahwa kompetensi pedagogis guru akan meningkat jika mereka melakukan kegiatan sharing sebagai halnya yang dilakukan pada lesson study.

Hasil lain penelitian menunjukan bahwa mulai tumbuh kesadaran pada guru-guru untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan mengajarnya yang salah satunya dilakukan melalui kegiatan lesson study.

Salah satu sebab keberhasilan tindakan setelah siklus 2 ini adalah adanya pemahaman guru melalui proses sharing dan berbagi pengalaman dalam menyusun RPP yang menekankan pada pembuatan skenario pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa dalam belajar, mendorong siswa untuk aktif belajar, bekerja sama dengan temannya untuk menguasai materi pembelajaran yang dirancang oleh guru.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan analisis data seperti yang telah diuraikan di depan maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan lesson study (LS) dapat meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Saran-saran

(14)

class) agar kompetensi menyusun RPP kususnya dan kompetensi melaksanakan proses pembelajaran pada umumnya juga semakin meningkat. Dan keempat, bagi peneliti lain. Penelitian ini membatasi diri pada aspek kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui pelaksanaan LS, untuk peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian sejenis ini dapat mengembangkan pada kompetensi pedagogis secara detil, seperti kemampuan menyusun RPP, kemampuan membuka pembelajaran, menggunakan bahan/sumber/materi pembelajaran, dan juga terhadap prestasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Cerbin,Bill &Kopp,Bryan. 2013. A Brief Introduction to College Lesson Study. Lesson Study Project. online: http ://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm Degeng, I. Nyoman Sudana, 1997. Strategi Pembelajaran, Mengorganisasi Isi

dengan Model Elaborasi. Malang: IKIP Malang

Glover, Derek dan Law, Sue. 2005. Memperbaiki Pembelajaran: Praktek Profesional di Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Ibrahim, 2011. Rambu-Rambu Penyusunan Lesson Plandalam Kegiatan Lesson Study. Malang: Penguatan Program Lesson Study Tingkat Propinsi Jawa TimurTahun 2012

Kemendiknas, 2009. Program Perluasan Lesson Study untuk Penguatan LPTK (LEDIPSTI)Buku 1, 2, 3, dan 4. Jakarta:Ditnaga DIKTI

Kemendiknas. 2010. Petunjuk Teknis Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kementrian Pendidikan Nasional; Direktorat Jendral Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah; Direktorat Pembinaan Sekolah Mengengah

Lesson Study Research Group online:

http://www.tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy. html

Lewis,Catherine (2004).Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Online: http://www.sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm

Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muhaimin. 2004. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyana, Slamet. 2007. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat ---, Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Badan

Kepegawaian Negara Nomor: 03/U/PB/ 2010; Nomor: 14 Tahun 2010, tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

---, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008, tentang Guru

Sardiman, A.M., 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

(15)

Program SISTTEMS-JICA di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur (2006-2008). Malang: FMIPA UM

Usman, Moh. Uzer. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan

Dosen

Gambar

Tabel 1Rekapitulasi Nilai Ketrampilan Guru
Tabel 2Rekapitulasi Nilai Ketrampilan Guru

Referensi

Dokumen terkait

Tačiau nereikėtų pamiršti, kad, nors byloje yra tikslūs duomenys apie nu- sikaltimo vietą ir laiką, tyrėjo užduotis tiriant alibi nėra tokia paprasta, nes

Membantu unit-unit kerja berhubungan dengan pihak bank peserta penjaminan atau instansi lain terkait teknologi informasi yang dikelola oleh divisi sesuai dengan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh praktik manajemen kinerja pada kinerja melalui karyawan sebagai pemediasi. Penelitian dilakukan pada

Dalam melaksanakan penelitian, diperlukan keteraturan mengenai permasalahan yang akan dibahas, untuk lebih memusatkan permasalahan yang ada dan agar tidak menyimpang

Jika pada April 2015 sebagian larva yang berukuran 0,5 inci tertangkap di lokasi sekitar P.Teluk Pau dan pada saat sebelumnya (November 2014) pola arus laut dari barat daya ke

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kinerja biaya sangat dipengaruhi oleh prakualifikasi sebesar 17,8 %, analisa harga satuan pekerjaan utama sebesar 9,6 % dan

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul

Tahap akhir adalah menyusun status kerusakan tanah dengan metode skoring frekuensi relatif (SFR), yaitu perbandingan jumlah sampel tanah yang tergolong rusak dari