• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Pendahuluan - 2 Mira Oktavianti Membangun Ekonomi Indonesia Berdasarkan Paradigma Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "A. Pendahuluan - 2 Mira Oktavianti Membangun Ekonomi Indonesia Berdasarkan Paradigma Islam"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Membangun Ekonomi Indonesia Berdasarkan Paradigma Islam

Mira Oktavianti

Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

email: miraoktavianti8@gmail.com

A. Pendahuluan

Bagi negara-negara dunia ketiga pembangunan ekonomi merupakan hal yang paling penting dalam sebuah negara, dikarenakan ekonomi merupakan fondasi utama untuk bisa menggerakan pembangunan dinegara tersebut. Ketika kita berbicara tentang pembangunan ekonomi, tidak terlepas dari banyaknya teori-teori yang berasal dari Barat yang teori tersebut dianut dan diajarkan dalam kurikulum pendidikan di Indonesia baik disekolah umum atau Madrasah. Namun tanpa banyak yang mengetahui sebelum teori-teori tersebut dikemukakan oleh orang-orang Barat, banyak daripada orang-orang muslim yang ahli dalam bidangnya juga pernah mengemukan teori tersebut sebelumnya. Namun, pada saat runtuhnya Kekuasaan Turki Usmani juga bersamaan dengan dimana runtuhnya pusat kekuasaan Islam dimuka bumi. Semua yang berhubungan dengan Islam saat itu dikesampingkan bahkan dihancurkan. Begitu juga dengan para ahli-ahli dalam bidang ilmu sosial dan sains, semuanya dianggap tidak pernah ada. Sehingga mulailah Barat menjadi orang-orang yang pertama, yang mencatatkan diri dalam sejarah bahwa mereka merupakan penemu-penemu awal dalam setiap kajian ilmu pengetahun alam maupun sosial.

Berbicara tentang ekonomi di Indonesia saat ini, yang kita kenal secara umum tidak terlepas daripada ekonomi kenvesonal yang merupakan perspektif ekonomi berdasarkan akal, rasio, penemuan serta pengalaman dan sistem ekonomi yang menegaskan bahwa harta adalah milik pribadi1 tanpa memikirkan adanya riba didalam sistem tersebut, lebih tepatnya tak ada lagi manusia yang berfikir bagaimana haramnya sistem ekonomi konvensional tersebut yang dibawa oleh Barat. Maka dari itu, Indonesia sebagai negara dengan mayoritas umat Islam tersebesar di dunia harus paham betul mengenai perkara haram yang terdapat dalam ekonomi konvensional, sebagai orang

(2)

islam kita harus mengetahui bahwa perkara riba itu merupakan sesuatu yang dienci oleh agama Islam. Maka dari itu melalui tulisan ini penulis ingin mengungkap kembali bagaimana ekonomi yang benar yang sehrausnya dianut oleh umat islam yang terlepas dari perkara haram didalam sistem ekonomi tersebut.

B. Pembahasan

Ketika membahas tentang ekonomi Islam tentunya kita tidak boleh melupakan siapa orang pertama dalam Islam yang mengemukakan teori tersebut. Dalam Islam terdapat banyak ahli yang mengemukakan tentang teori-teori yang berbicara tentang ekonomi islam (ekonomi syariah) namun untuk lebih fokusnya, penulis akan langsung membahas tentang seorang ahli yang membangun ekonomi berdasakan perspektif keislaman. Beliau merupakan salah intelektual muslim yang paling terkemuka dan paling banyak pemikirannya tentang ekonomi, beliau adalah Ibnu Khaldun (1332-1406)2, ternyata bukan hanya dibidang ekonomi, ibnu Khaldun juga mengemukan pemikirannya dalam bidang politik dan kebudayaan. Menurut Ibnu Khaldun, penting berbicara tentang ekonomi islam, dikarenakan masa depan dari suatu negara pasti akan bergantunya pada ekonomi negara tersebut. Banyangkan saja apa jadinya jika dalam suatu negara yang banyak penganut islamnya tetapi sistem ekonomi yang diterapkan adalah ekonomi konvensional yang tidak terlepas hari yang namanya keharaman, akan tidak dapat dihindari bahwa orang-orang penganut islam di negara tersebut tidak terlepas dari jeratan api neraka nantinya.

Ibnu Khaldul yang merupakan seorang intelektual yang terkemuka di dunia, juga disebut sebagai bapak dan ahli ekonomi yang mendahului Adam Smith, Ricardo dan para ahli ekonomi yang terkemu lainnya dari Barat. Didalam bukunya, Ibnu Khaldun membahas tentang aneka ragam masalah ekonomi yang luas, ia berbicara tentang sistem harga, hukum penawaran dan permintaan, konsumsi dan produksi dan lainnya, ia juga membahas tentang berbagai tahapan yang dilewati masyarakat dalam pertumbuhan ekonomi.3

Dibawah ini penulis ingin menyapaikan sebuah permasalahan ekonomi yang tidak terlepas dari dari paradigma islam, ada banyak kasus yang berbicara tentang ekonomi Islam (Ekonomi syraiah) di Indonesia, namun penulis hanya mengambil satu permasalahn yaitu tentang Perbankan Islam (perbankan syariah).

(3)

Perbankan syariah atau perbankan islam adalah suatu sistem perbankan yang pelaksaannya berdasarkan hukum-hukum islam.4 Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.5

C. Prinsip-prinsip yang dimiliki oleh Bank Syariah

Pada dasarnya prinsip bank syariah menghendaki semua dana yang diperoleh dalam sistem perbankan syariah dikelola dengan integritas tinggi dan sangat hati-hati, yang didalamnya mengandung: 1). Shiddiq, memastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan dengan moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan nilai ini pengelolaan diperkenankan (halal) serta menjauhi cara-cara yang meragukan (subhat) terlebih lagi yang bersifat dilarang (haram). 2). Tabligh, secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat mengenai prinsip-prinsip, produk dan jasa perbankan syariah. Dalam melakukan sosialisasi sebaiknya tidak hanya mengedepankan pemenuhan prinsip syariah semata, tetapi juga harus mampu mengedukasi masyarakat mengenai manfaat bagi pengguna jasa perbankan syariah. 3). Amanah, menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana (shahibul maal) sehingga timbul rasa saling percaya antara pemilik dana dan pihak pengelola dana investasi (mudharib). dan ke 4). Fathanah, memastikan bahwa pegelolaan

4 http://id.m.wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah

(4)

bank dilakukan secara profesional dan kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan maksimum dalam tingkat resiko yang ditetapkan oleh bank. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan yang penuh dengan kecermatn dan

kesantunan (ri’ayah) serta penuh rasa tanggung jawab (mas’uliyah).6

D. Tujuan Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba. Dengan demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dunia Islam dewasa ini. Suatu hal yang sangat menggembirakan bahwa belakangan ini para ekonom Muslim telah mencurahkan perhatian besar, guna menemukan cara untuk menggantikan sistem bunga dalam transaksi perbankan dan membangun model teori ekonomi yang bebas dan pengujiannya terhadap pertumbuhan ekonomi, alokasi dan distribusi pendapatan. Oleh karena itu, maka mekanisme perbankan bebas bunga yang biasa disebut dengan bank syariah didirikan. Tujuan perbankan syariah didirikan dikarenakan pengambilan riba dalam transaksi keuangan maupun non keuangan (QS. Al-Baqarah 2 : 275). Dalam sistem bunga, bank tidak akan tertarik dalam kemitraan usaha kecuali bila ada jaminan kepastian pengembalian modal dan pendapatan bunga (Zaenul Arifin, 2002: 39-40).7

E. Penutup

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa perbankan syariah ini merupakan sistem perbankan yang didalam pelaksanaannya tidak terlepas dari hukum-hukum Islam. Didalam perbankan syariah, semua persoalan yang berhubungan dengan keharaman harus dihapuskan agar sesuai dengan hukum-hukum yang tertera dalam Islam, semua dana yang diperoleh dalam sistem perbankan syariah dikelola dengan integritas tinggi dan sangat hati-hati, didalamnya pun diterapkan empat sifat Nabi Muhammad SAW yang menjadi acuan pengoperasi perbankan tersebut.

Sebagian orang awam mungkin menyatakan bahwa Bank Syariah dan Bank Konvesional itu sama, setiap Bank memiliki bunga didalamnya, hanya saja perbankan syariah menamai bunga tersebut dengan nama yang lain. Jadi perlu diketahui bahwa, ketika lembaga dari pada sekelompok umat Islam memutuskan untuk membangun sebuah perbankan yang berbasis syariah,

6 http://forum.teropong.id/2017/08/07/pengertian-bank-syariah-prinsip-tujuan-serta-fungsi-dan-falsafah-operasional-bank-syariah/

(5)

tentunya sebelum menetapkan fatwa mereka akan berdiskusi berbulan-bulan terlebih dahulu, mungkin sampai bertahun-tahun hingga akhirnya baru menapkan fatwa atas perbankan syariah ini, dan yang berada didalam kelompok diskusi tersebut bukan hanya ulama-ulama Indonesia saja, tetapi juga banyak ulama-ulama dan ahli-ahli fiqh lain yang diundang dalam merumuskan kebijakan tersebut, bukan sekedar rapat bisa-biasa saja yang dibuat oleh mereka. Karena mereka mengetahui ketika fatwa tentang perbankan syariah tersebut sudah dikeluarkan, semua orang yang betul-betul ingin meninggalkan riba akan beralih ke perbankan syariah, dan jika mereka melakukan kesalahan dalam penetapa fatwa maka mereka pada suatu saat nanti harus siap mendapat hukuman dari Allah SWT atas fatwa yang telah mereka tetapkan. Jadi dapat dipastikan perbankan yang dibuat atas dasar hukum-hukum Islam ini terbebas dari yang namanya keharaman.

F. Referensi

http://forum.teropong.id/2017/08/07/pengertian-bank-syariah-prinsip-tujuan-serta-fungsi-dan-falsafah-operasional-bank-syariah/

https://www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Contents/Default.aspx http://sosioekonomi.com/perbedaan-sistem-ekonomi-islam-dan-ekonomi-konvensional/

http://shariaeconmic.wordpress.com/tag/pemikiran-ekonomi-ibnu-khaldun/

http://id.m.wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah

Sharing Ilmu Antar Mahasiswa Melalui Media Papan Informasi Digital Islamic Sectoral Issue - Anti Mal Administrasi (ISI AMAL)

Akses Hasil Karya Tulis di : pid-fisipuinar.info Bergabung Pada Group Diskusi di :

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis data diketahui bahwa nilai R Square sebesar 0.154 artinya adalah bahwa sumbangan pengaruh komisaris independen dan komite audit terhadap

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan Adanya perbedaan yang signifikan frekuensi nadi pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi dan adanya perbedaan

Berbagai upaya dilakukan oleh fiskus untuk mendapatkan kepercayaan dari wajib pajak dalam hal kepatuhan membayar pajak dan mendekatkan UPTD Dinas Pendapatan

Kegiatan klaster kesehatan yang dapat dibiayai dengan Dana Siap Pakai pada saat status. siaga darurat ditetapkan, secara garis besar meliputi kegiatan penanganan darurat

QUR’AN HADITS MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS III MADARASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH TUKANGAN CANDI AMPEL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 bertujuan untuk

Apakah Inflasi secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan. terhadap ROA pada Bank

Pada keseluruhannya, pelajar beranggapan peruntukan masa yang ditetapkan sesuai dalam melaksanakan projek kerja kursus dalam mata pelajaran Kemahiran Hidup Bersepadu (Ekonomi

Ekoran daripada itu, penulis telah didorong untuk menjalankan satu kajian bagi mengenalpasti perbezaan antara kaedah IBS dan kaedah konventional dari segi tempoh penyiapan projek,