• Tidak ada hasil yang ditemukan

Descriptive Statistics Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Descriptive Statistics Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri

peserta didik di SMPN 24 Padang terlebih dahulu diberikan skor pada setiap

jawaban subjek dalam angket yang berguna untuk melihat gambaran dari

hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri peserta didik di sekolah.

Penskoran untuk tiap pernyataan menggunakan Skala Likert. Hasil penskoran

secara umum tergambar pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Descriptive Statistics Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pola_Asuh_Orang tua 73 104 155 134,53 10,860

Konsep_Diri 73 95 160 130,44 13,034

Valid N (listwise) 73

Sumber: dari hasil pencarian dari SPSS 20

Berdasarkan Tabel Descriptive Statistics di atas, kemudian dilakukan

kategorisasi subjek secara normatif guna memberi interpretasi terhadap skor

skala. Kategorisasi yang digunakan adalah kategorisasi jenjang yang

berdasarkan pada model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah

menempatkan subjek ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara

(2)

1. Pola Asuh Orang Tua

Hasil penskoran pola asuh orang tua secara umum tergambar pada

Tabel Descriptive Statistics berikut:

Tabel 4.2

Descriptive Statistics Pola Asuh Orang Tua Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pola_Asuh_Orang tua 73 104 155 134,53 10,860

Valid N (listwise) 73

Sumber: hasil pencarian dari SPSS 20

Berdasarkan Tabel Descriptive Statistics hasil penskoran di atas

maka pola asuh orang tua dapat dikategorikan menjadi kategori sangat

baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik. Untuk menentukan

kategori tersebut dibutuhkan interval skor melalui perhitungan berikut:

Interval= = Skor Ideal −Skor Minimum

Berdasarkan interval skor tersebut maka jenjang pola asuh orang

tua dapat dikategori sebagai berikut:

Tabel 4.3

Interval Skor Pola Asuh Orang Tua

No Interval Skor Kategori

1 130,2 – 155 Sangat Baik

2 105,4– 129,2 Baik

3 80,6 – 104,4 Cukup Baik

4 55,8 – 79,6 Kurang Baik

(3)

Berdasarkan perhitungan di atas, kelompok subjek pada skala pola

asuh orang tua dikategorikan “Sangat Baik” jika interval skor 130,2 – 155,

“Baik” jika interval skor 105,4– 129,2, “Cukup Baik” jika interval skor

80,6 – 104,4, “Kurang Baik” jika interval skor 55,8 – 79,6 dan “ Tidak

baik” jika interval 31- 54,8.

Kategori pola asuh orang tua peserta didik secara rinci tergambar

pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Kategori Pola Asuh Orang Tua Peserta Didik

NO INISIAL

RESPONDEN JUMLAH KATEGORI

1 EPR 119 Baik

RESPONDEN JUMLAH KATEGORI

(4)

28 AN 130 Baik

Berdasarkan tabel kategori di atas, maka kategori pola asuh orang

tua dapat dipersentasekan sebagai berikut:

Tabel 4.5

Persentasi Kategori Pola Asuh Orang Tua

No Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

1 130,2 – 155 Sangat Baik 50 68

atas dibagi menjadi 5 kelas interval. Dapat diuraikan dari 73 orang sampel

bahwa 50 orang peserta didik dari keseluruhan peserta didik memiliki

rentang skor antara 130,2- 155, sehingga dapat dikategorikan bahwa pola

asuh orang tua adalah sangat baik dengan persentase 68%. Sedangkan 21

orang peserta didik memiliki rentang skor 105,4- 129,2 sehingga dapat

dikategorikan bahwa pola asuh orang tua adalah baik dengan persentase

29%. Serta 2 orang peserta didik memiliki rentang skor 80,6- 104,4

(5)

Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa peserta didik di

SMPN 24 Padang memilki pola asuh orang tua yang sangat baik dengan

persentase 68%

Para ahli membagi pola asuh ke dalam tiga bagian yaitu

demokratis, permissif dan otoriter. Berdasarkan hasil penelitian ini

masing-masing pola asuh tersebut dapat dipersentase sebagai berikut:

Tabel 4.6

Persentase Subvariabel Pola Asuh Orang Tua

Pola Asuh Jumlah Item

Pernyataan

Jumlah

Skor Rata-rata Persentase

Demokratis 16 5130 320.62 52

Permisif 7 2216 316.57 22

Otoriter 8 2475 309.37 26

Jumlah 31 9821 316.80 100%

Berdasarkan Tabel 4.6 maka pola asuh demokratis memperoleh

persentase tertinggi yaitu 52%, diurutan berikutnya pola asuh otoriter 26%,

dan pola asuh permisif 22%.

2. Konsep Diri Peserta Didik

Hasil penskoran konsep diri peserta didik secara umum tergambar

pada Descriptive Statistics berikut:

Tabel 4.7

(6)

Berdasarkan Tabel Descriptive Statistics hasil penskoran di atas

maka konsep diri peserta didik dapat dikategorikan menjadi kategori

sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik. Untuk

menentukan kategori tersebut dibutuhkan interval skor melalui

perhitungan berikut:

Berdasarkan interval skor tersebut maka jenjang konsep diri dapat

dikategori sebagai berikut:

Tabel 4.8

Interval Skor Konsep Diri

No Interval Skor Kategori

1 142.8 – 170 Sangat Baik

2 115.6– 141.8 Baik

3 88,4– 114.6 Cukup Baik

4 61,2 – 87,4 Kurang Baik

5 34- 60,2 Tidak Baik

Berdasarkan perhitungan di atas, kelompok subjek pada skala

konsep diri peserta didik dikategorikan sangat baik jika interval skor 142.8

– 170, Baik jika interval skor 115.6– 141.8, Cukup Baik jika interval skor

88,4– 114.6, kurang baik jika interval skor 64,8 – 92,6 dan tidak baik jika

interval skor 34- 60,2.

Kategori konsep diri peserta didik secara rinci tergambar pada

(7)

Tabel 4.9

Kategori Konsep Diri Peserta Didik

NO INISIAL

RESPONDEN JUMLAH KATEGORI

1 EPR 138 Baik

RESPONDEN JUMLAH KATEGORI

(8)

Berdasarkan Tabel kategori di atas, maka kategori konsep diri

peserta didik dapat dipersentasekan sebagai berikut:

Tabel 4.10

Persentase Kategori konsep diri Peserta Didik

No Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

1 142.8 – 170 Sangat Baik 12 16.43

2 115.6– 141.8 Baik 52 71.23

3 88,4– 114.6 Cukup Baik 9 12.32

4 61,2 – 87,4 Kurang baik 0 0

5 34- 60,2 Tidak baik 0 0

Jumlah 73 100%

Berdasarkan kategori skor pola asuh orang tua pada tabel 4.10 di

atas dibagi menjadi 5 kelas interval. Dapat diuraikan dari 73 orang sampel

bahwa 12 orang peserta didik dari keseluruhan peserta didik memiliki

rentang skor antara 142,8- 170, sehingga dapat dikategorikan bahwa

konsep diri peserta didik adalah sangat baik dengan persentase 16,43%.

Sedangkan 52 orang peserta didik memiliki rentang skor 115,6- 141,8

sehingga dapat dikategorikan bahwa konsep diri peserta didik adalah baik

dengan persentase 71,23%. Serta 9 orang peserta didik memiliki rentang

skor 88,8- 114,6 dikategorikan cukup baik dengan persentase 12,32%.

Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa peserta didik di

SMPN 24 Padang memilki konsep diri yang baik dengan persentase

71,23%

Variabel konsep diri peserta didik memiliki sub variabel, yaitu:

aspek fisik, aspek sosial, aspek moral dan aspek psikis. Berdasarkan skor

(9)

Tabel 4.11

Persentase sub variabel konsep diri Peserta Didik

Konsep Diri Jumlah Item

Pernyataan

Jumlah

Skor Rata-rata Persentase

Aspek fisik 12 3191 265,91 35.29

Aspek sosial 8 2205 275.62 23.52

Aspek moral 9 2583 287 26.47

Aspek psikis 5 1543 308.6 14.70

Jumlah 34 9522 280,05 100%

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas Aspek fisik sebesar memperoleh

persentasi tertinggi yaitu 35.29%, kemudian diurutan berikutnya aspek moral 26.47% , aspek sosial 23.52% dan aspek psikis 14,70%.

3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri Peserta Didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

variabel X yaitu pola asuh orang tua terhadap variabel Y yaitu konsep diri

peserta didik. Penelitian ini untuk menguji hipotesis, yaitu Hipotesis

Alternatif (Ha) : “terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh

orang tua dengan konsep diri peserta didik” dan Hipotesis Nihil (Ho):

“Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua

dengan konsep diri peserta didik”. Pengujian ini dilakukan dengan teknik

(10)

Tabel 4.12

Hasil Korelasi Menggunakan Aplikasi SPSS 20 Correlations

Pola_Asuh_Ora ng tua

Konsep_Diri

Pola_Asuh_Orang tua

Pearson Correlation 1 ,275*

Sig. (2-tailed) ,019

N 73 73

Konsep_Diri

Pearson Correlation ,275* 1

Sig. (2-tailed) ,019

N 73 73

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber: Hasil pencarian dari SPSS 20

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat hubungan pola asuh orang tua

dengan konsep diri peserta didik diperoleh pearson correlation pada r

hitung sebesar = 0,275 yang memiliki tingkat korelasi “lemah atau

rendah”. Selain dengan menggunakan program SPSS, pengujian juga

(11)

Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13

Hasil Korelasi Manual Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri Peserta Didik

(12)
(13)

Kemudian dimasukkan dalam rumus korelasiprodact moment:

sama. Dalam memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi

product moment secara sederhana pada umumnya dipergunakan pedoman

sebagai berikut:

a. skor rxy < r Tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan

konsep diri peserta didik di SMPN 24 Padang.

b. Jika skor rxy > r tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya

terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan

konsep diri peserta didik di SMPN 24 Padang 1

Interprestasi dengan menggunakan tabel nilai “r” product moment

dengan langkah sebagai berikut:

1

(14)

Mencari derajat bebas atau degrees of freedom (df) dengan rumus :

df = N-2

df = 73– 2 =71

Setelah itu cek tabel korelasi “r” product Moment:

Tabel 4.14

Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment

N Taraf Signifikan

5% 1%

35 0,325 0,418 40 0,304 0,393 45 0,288 0,372 50 0,273 0,354 60 0,250 0,325

70 0,232 0,302

Berdasarkan tabel di atas untuk df = 71 untuk signifikan 1 % =0,302

dan 5% = 0,232. Jika rxy > rtabel maka Ha diterima, sebaliknya apabila rxy < rtabel

maka Ho ditolak.

Berdasarkan hasil pengolahan di atas tampak bahwa rxy = 0,275 lebih

besar dari rtabel untuk signifikan 1 % = 0,302 dan untuk signifikan 5% = 0,232,

maka Ha diterima dan H0 ditolak. Koefisien korelasi menunjukkan arah

korelasi yang positif, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pola

asuh orang tua dengan konsep diri peserta didik kelas VIII SMPN 24 Padang.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin baik pola asuh orang tua maka

(15)

Dalam penelitian ini juga dilakukan hasil pengujian korelasi antara

sub variabel pola asuh orang tua dengan konsep diri. Hasil pengujian korelasi

antara sub varibel pola asuh orang tua dengan konsep diri , memperoleh hasil

ada beberapa sub varibel pola asuh orang tua yang memiliki pengaruh

signifikan dengan konsep diri.

1. Hubungan pola asuh demokratis dengan konsep diri peserta didik

kelas VIII SMPN 24 Padang

Tabel 4.15

Pearson Correlation 1 ,234*

Sig. (2-tailed) ,047

N 73 73

Konsep_diri

Pearson Correlation ,234* 1

Sig. (2-tailed) ,047

N 73 73

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat dilihat hubungan pola

asuh orang tua demokratis dengan konsep diri peserta didik diperoleh

pearson correlation pada r hitung sebesar = 0,234. Dengan demikian

tergambar adanya hubungan positif antara pola asuh demokrasi

dengan konsep diri peserta didik kelas VIII SMPN 24 Padang. Hal ini

dapat diartikan, semakin baik pola asuh demokrasi maka semakin baik

pula konsep diri peserta didik, sebaliknya semakin rendah pola asuh

(16)

2. Hubungan pola asuh permisif dengan konsep diri peserta didik

kelas VIII SMPN 24 Padang

Tabel 4.16 Correlations

Pola Asuh

permisif

Konsep Diri

Pola_asuh_

permisif

Pearson Correlation 1 ,238*

Sig. (2-tailed) ,043

N 73 73

Konsep_diri

Pearson Correlation ,230* 1

Sig. (2-tailed) ,043

N 73 73

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel 4.16 di atas dapat dilihat hubungan pola

asuh orang tua permisif dengan konsep diri peserta didik diperoleh

pearson correlation pada r hitung sebesar = 0,230. Dengan

demikian tergambar adanya hubungan positif antara pola asuh

permisif dengan konsep diri peserta didik kelas VIII SMPN 24

(17)

3. Hubungan pola asuh otoriter dengan konsep diri peserta didik

kelas VIII SMPN 24 Padang

Tabel 4.17 Correlations

Pola Asuh

Otoriter

Konsep Diri

Pola_Asuh_

Otoriter

Pearson Correlation 1 ,192

Sig. (2-tailed) ,104

N 73 73

Konsep_ diri

Pearson Correlation ,192 1

Sig. (2-tailed) ,104

N 73 73

Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat dilihat hubungan pola

asuh orang tua permisif dengan konsep diri peserta didik diperoleh

pearson correlation pada r hitung sebesar = 0,192. Dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

pola asuh otoriter konsep diri peserta didik kelas VIII SMPN 24

Padang.

B. Pembahasan

1. Pola Asuh Orang tua

Pola asuh merupakan gaya pendidikan orang tua terhadap anak atau

perlakuan orang tua dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pola

(18)

anak pada aturan dan norma, tata nilai yang berlaku di masyarakat sekitar

anak.2

Pola asuh adalah semua interaksi antara orang tua dengan anak,

interaksi disini termasuk ekspresi sikap, perhatian dalam pembimbing,

mengurus dan melatih anak.

Sumber-sumber permasalahan pada diri anak banyak terletak di

luar sekolah. Hal ini disebabkan anak lebih lama berada di rumah daripada

di sekolah. Karena anak lebih lama berada di rumah, maka orang tualah

yang bertugas mendidik dan mengasuh anak. Anak-anak tumbuh dan

berkembang dibawah asuhan orang tua. Melalui orang tua, anak

beradaptasi dan mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup

yang berlaku di lingkungannya. Orang tua merupakan dasar pertama bagi

pembentukan pribadi anak dan membentuk baik-buruknya perilaku anak.

Pola asuh yang diberikan oleh orang tua pada anak bisa dalam

bentuk perlakuan fisik maupun psikis yang tercermin dalam tutur kata,

sikap, perilaku dan tindakan yang diberikan. Orang tua diharapkan dapat

memilih pola asuh yang tepat dan ideal bagi anak, yang bertujuan

mengoptimalkan perkembangan anak dan yang paling utama pola asuh

yang diterapkan bertujuna menanamkan nilai-nilai agama pada anak.

Hal di atas menguatkan hasil penelitian yang penulis lakukan,

bahwa 73 peserta didik yang menjadi sampel penelitian mempunyai pola

asuh yang berbeda- beda, ada yang sangat baik, baik dan cukup baik. Atau

2

(19)

dalam penghitungan statistik yang dilakukan terdapat 50 orang peserta

didik dari keseluruhan peserta didik memiliki rentang skor antara 130,2-

155, sehingga dapat dikategorikan bahwa pola asuh orang tua adalah

sangat baik dengan persentase 68%. Sedangkan 21 orang peserta didik

memiliki rentang skor 105,4- 129,2 sehingga dapat dikategorikan bahwa

pola asuh orang tua adalah baik dengan persentase 29%. Serta 2 orang

peserta didik memiliki rentang skor 80,6- 104,4 dikategorikan cukup

dengan persentase 3%.

Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa peserta didik di

SMPN 24 Padang memilki pola asuh orang tua yang sangat baik dengan

persentase 68%.

2. Konsep Diri Peserta Didik

Salah satu penentu keberhasilan dalam pekembangan adalah

konsep diri. Konsep diri merupakan suatu bagian yang terpenting dalam

setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan

sifat yang unik pada diri manusia sehingga dapat digunakan untuk

membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.3

Berdasarkan hasil penelitian variabel konsep diri peserta didik

maka diperoleh kategori sangat baik, baik, dan cukup baik. Jumlah subjek

yang termasuk kategori konsep diri sangat baik diperoleh 12 orang peserta

didik atau persentase sebanyak 16,43%, yang masuk dalam kategori baik

diperoleh 52 orang peserta didik atau persentase sebanyak 71,23%, dan

3

(20)

yang masuk dalam kategori cukup baik diperoleh 9 orang peserta didik

atau persentase sebanyak 12,32%.

Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa peserta didik di

SMPN 24 Padang memilki konsep diri yang baik dengan persentase

71,23%.

3. Hubungan Pola Asuh Orang tua Dengan Konsep Diri Peserta Didik Pola asuh yang diberikan orang tua akan dapat mempengaruhi

terhadap konsep diri peserta didik. Zulfan Saam dan Sri Wahyuni

mengatakan, dalam pembentukan konsep diri peranan orang tua sangatlah

penting. Cara orang tua mengasuh anaknya akan berpengaruh terhadap

anak dalam menilai dirinya. Jika anak dapat pengalaman baik dalam

keluarga, maka ia akan dapat mengembangkan dan menilai dirinya secara

baik pula. Penelitian Symond menyimpulkan bahwa adanya kehangatan

dalam keluarga berperan penting bagi perkembangan konsep diri anak.

Adanya rasa kehangatan dalam hubungan anak dengan orang tua maka

anak mempunyai sikap sosial, koperatif, emosinya stabil, menerima

dirinya sendiri dan menghargai oran lain, sedangkan anak yang tidak

merasakan kehangatan dengan orang tuanya, akan merasa tidak aman, sulit

menyesuaikan diri, merasa rendah diri dan kurang menghargai orang lain.

Jadi pengalaman- pengalaman yang diterima anak dalam keluarga akan

mempengaruhi perkembangan dan pembentukan konsep diri anak.4

4

(21)

Berdasarkan penjelasan di atas membuktikan bahwa hasil

penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri

peserta didik kelas VIII SMPN 24 Padang dengan menggunakan data

statistik, bahwa rxy = 0,275 lebih besar dari rtabel untuk signifikan 1 % =

0,302 dan untuk signifikan 5% = 0,232, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Koefisien korelasi menunjukkan arah korelasi yang positif, artinya

terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan

konsep diri peserta didik kelas VIII SMPN 24 Padang.

Sesuai dengan penjelasan yang telah dijabarkan sebelumnya dapat

ditarik kesimpulan bahwa semakin baik pola asuh orang tua maka semakin

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.3 Interval Skor Pola Asuh Orang Tua
Tabel 4.4 Kategori Pola Asuh Orang Tua Peserta Didik
Tabel 4.5 Persentasi Kategori Pola Asuh Orang Tua
+7

Referensi

Dokumen terkait

hal ini dibuktikan secara statisik dari analisis korelasi chi-square, hasil uji analisis diperoleh nilai p = 0,01 maka dapat disimpulkan ada hubungan

[r]

Pada titik ini kita dapat melihat bahwa dengan menyangkal aspek ke-guna-an sebuah obyek estetik, Croce mencoba untuk memaknai ekspresi sebagai sesuatu yang intuitif –

Kinerja membran perovskit LSCF 7382 akan menjadi lebih baik jika membran disintesis pada suhu dan waktu sintering tertinggi sehingga membran memiliki kepadatan relatif tinggi, fusi

Berdasarkan penjelasan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Apakah pola makan dan aktivitas fisik berhubungan dengan kadar gula darah pasien

Maka dari sini untuk dapat mewujudkan sebuah perlindungan hukum terhadap para korban perdagangan orang yang dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial adalah

Berdasarkan penelitian ini maka wanprestasi dapat terjadi apabila pada saat proses penyelesaian transaksi, yakni proses bertukarnya penyerahan hak dan kewajiban

Hasil pengujian tersebut mengindikasikan bahwa dalam waktu yang lebih panjang (sebelum sampai dengan sesudah stock split ), ekspektasi pasar terhadap return