57 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Sekolah
Institusi pendidikan terkait adalah sebuah
Sekolah Menengah Pertama swasta di kota Salatiga.
Para guru yang ada pada sekolah terkait mayoritas
memiliki gelar sarjana dan master dalam
masing-masing bidang yang diampu. Dari semua guru yang
ada, belum satu pun yang tersertifikasi sebagai
syarat pemberian tunjangan dari pemerintah. Maka,
penghasilan guru sangat bergantung pada besaran
gaji yang diterima dari yayasan. Kondisi ini
dicerminkan dari data kepegawaian terbaru (tahun
pelajaran 2017-2018) pada institusi pendidikan
terkait.
Berdasarkan data tersebut, dari 13 tenaga
pengajar yang ada, hanya 1 orang saja yang sudah
memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (NUPTK). Sementara, NUPTK sendiri
58
guru untuk mengajukan sertifikasi sehingga
memperoleh tunjangan dari pemerintah1.
Di luar segi pendapatan, para guru memiliki
sejumlah tugas yang bersifat rutin maupun tugas
yang bersifat situasional. Keberadaan penghargaan
bagi guru akan membuat para guru merasa dihargai
serta dibutuhkan oleh pihak sekolah, sehingga
memperbesar peluang untuk bertahan.
Dari sisi dampak yang ditimbulkan, selama ini
peserta didik harus beradaptasi dengan personil
guru yang baru yang notabene memiliki karakter
dan pendekatan yang unik dan tidak sama dengan
guru-guru sebelumnya.
4.2. Langkah Pengembangan
4.2.1. Potensi dan Masalah
Sepanjang usia institusi pendidikan terkait,
pola pemberian penghargaan yang telah
dilaksanakan bersifat terencana (rutin) maupun
situasional seperti disampaikan oleh salah seorang
anggota yayasan.
1
59 Pemberian penghargaan yang bersifat
terencana adalah dalam bentuk
tunjangan akhir tahun dan juga
tunjangan tugas tambahan/fungsional seperti kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, wali kelas, kepala
perpustakaan, kepala laboratorium, dan anggota tim penjaminan mutu. Untuk pemberian penghargaan yang bersifat
situasional diberikan ketika guru
meraih pencapaian tertentu, seperti berhasil mendapatkan peserta didik
baru atau memenangkan sebuah
kompetisi. Hanya, belum ada peraturan tertulis tentang ini.
(Wawancara, dengan perwakilan yayasan, Oktober, 2017)
Hal yang serupa tentang pola pemberian
penghargaan juga dikemukakan oleh salah seorang
guru senior pada institusi pendidikan terkait.
Selain gaji pokok, yang didapatkan
secara rutin adatunjangan, seperti
tunjangan wali kelas. Jika yang bersifat
situasional, didapatkan saat ada
prestasi.
(Wawancara, dengan seorang guru senior, Oktober, 2017)
Dari hasil wawancara yang diperoleh, tampak
bahwa institusi pendidikan terkait sudah memiliki
upaya dalam memberikan apresiasi terhadap guru
60 juga bentuk penghargaan lain yang bersifat
situasional. Hanya, berdasarkan observasi,
pemberian penghargaan situasional ini masih belum
dituangkan dalam bentuk tertulis; akan lebih
memudahkan bagi institusi pendidikan terkait
apabila ke depannya memiliki sebuah peraturan
tertulis untuk pemberian penghargaan terhadap
guru.
Seperti yang disampaikan sebelumnya,
penunjang yang diberikan kepada guru berupa
penghargaan yang bersifat terencana dan
situasional. Penunjang yang bersifat terencana
adalah dalam bentuk tunjangan akhir tahun dan
juga tunjangan tugas tambahan (seperti kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, kepala
perpustakaan, kepala laboratorium, dan anggota tim
penjaminan mutu). Sedangkan penunjang yang
bersifat situasional adalah seperti ketika guru
meraih pencapaian tertentu; sebagai contoh berhasil
mendapatkan peserta didik baru atau
memenangkan sebuah kompetisi.
Berdasarkan studi dokumen yang dilakukan
pada dokumen pembiayaan institusi pendidikan
terkait, terdapat beberapa jenis pendapatan yang
61
pokok, tunjangan tugas tambahan (seperti
disebutkan sebelumnya pada poin 1), tunjangan
prestasi, serta uang makan harian. Di luar
penghasilan bulanan tersebut, para guru juga
mendapatkan tunjangan hari raya satu kali dalam
satu tahun.
4.2.2. Pengumpulan Data
SOP, sebagai sesuatu hal yang mengatur dan
juga bersifat penting bagi institusi dan individu yang
menerapkannya (Alirol et al., 2016; Cook Jr., 1999;
Viscuso, 2010) dapat menjadi elemen penting bagi
proses pemberian penghargaan guru pada institusi
pendidikan terkait karena sejauh ini, institusi
pendidikan terkait belum memiliki perangkat yang
mengatur tentang pemberian penghargaan tersebut.
Dari pemahaman yang juga didapatkan berdasarkan
pendapat ketiga pakar tersebut, keberadaan SOP
dalam sebuah lembaga adalah penting dalam
menjaga institusi untuk terus konsisten dalam
menjalankan hal-hal yang diatur dalam SOP.
Maka, apabila sebuah SOP pemberian
penghargaan terhadap guru disusun dan dijalankan
62
penghargaan terhadap guru pada institusi
pendidikan terkait akan menjadi lebih konsisten
dan adil karena telah ada perangkat yang
mengaturnya. Dengan dilaksanakan secara
konsisten dan adil, maka ambiguitas dapat
dipangkas, serta kecemasan para guru akan layak
atau tidaknya mereka mendapatkan penghargaan
akan berkurang pula.
Dalam penyusunan SOP ini, teori dari
McDowall (2012) tentang elemen atau isi SOP
digunakan; isi yang dimaksud berupa tujuan, ruang
lingkup, definisi/pengertian, kewajiban, prosedur,
lampiran, dan sumber.
Bagian tujuan mencantumkan secara padat
tentang alasan penulisan SOP serta tujuannya.
Kemudian, ruang lingkup berperan untuk
menyatakan batasan dari SOP; secara detail, apa
saja yang ada di dalam maupun di luar lingkup
SOP. Definisi/pengertian berperan untuk
menjelaskan istilah yang perlu dijabarkan dengan
lebih jelas, seperti kata-kata kunci serta definisinya
menurut acuan yang terpercaya. Selanjutnya,
kewajiban berperan untuk mendeskripsikan tentang
pihak-pihak yang terlibat beserta tanggung jawab
63 langkah-langkah konkrit yang nantinya dilakukan
oleh pihak yang menganut SOP terkait dijabarkan
secara jelas. Berikutnya, bagian lampiran akan
mencantumkan form maupun template yang akan
digunakan sesuai dengan SOP. Pada bagian
terakhir, referensi, adalah bagian dimana
sumber-sumber yang digunakan dalam penyusunan SOP
dicantumkan.
4.2.3. Desain Produk
Pengembangan produk berupa rancangan
Standard Operating Procedure (SOP) sebagai bentuk
peraturan tertulis tentang pemberian penghargaan
terhadap guru akan dilakukan dengan mengikuti isi
SOP seperti yang dituliskan oleh McDowall (2012),
yaitu sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan pembuatan SOP
SOP pemberian penghargaan terhadap
guru dibuat sebagai panduan pemberian
penghargaan terhadap guru. Pemberian
penghargaan terhadap guru sendiri dirancang
dengan harapan untuk meningkatkan
64 terkait, hingga akhirnya lebih mantap untuk
bertahan bekerja di sekolah terkait.
Sesuai dengan tujuan dari SOP, maka
nama rancangan SOP adalah SOP Pemberian
Penghargaan Guru.
b. Menentukan ruang lingkup aktivasi SOP
Ruang lingkup berlakunya SOP adalah
pada sekolah terkait, dimana guru dan
yayasan akan menjadi pihak yang menerima
dampak langsung dari SOP terkait.
c. Membuat definisi/pengertian terkait
istilah-istilah tertentu yang akan tertuang pada SOP
- Pencapaian = Prestasi dan kriteria tertentu
yang dicapai oleh guru yang dipandang
layak memperoleh penghargaan
- Bentuk penghargaan= Penghargaan yang
diberikan sesuai dengan
kriteria/pencapaian yang sudah
ditentukan
d. Menyebutkan pihak yang terlibat serta
65
a. Guru :
Melaporkan pencapaian-pencapaian yang
sesuai dengan ketentuan yang ada pada
lampiran kepada kepala sekolah melalui
form pelaporan
b. Kepala Sekolah:
Menerima form pelaporan dari guru dan
memeriksanya sesuai dengan ketentuan
yang ada; apabila pencapaian yang
dilaporkan benar sesuai dengan ketentuan,
melanjutkan form pelaporan tersebut
kepada pihak yayasan.
c. Yayasan :
Memberikan bentuk penghargaan kepada
guru sesuai dengan pencapaian yang
dilaporkan oleh kepala sekolah
e. Mencantumkan alur dari aturan atau
prosedur terkait dengan detil yang cukup
a. Kepala Sekolah memantau perkembangan
pencapaian guru sesuai dengan kriteria
yang ada; guru dengan pencapaian atau
66 untuk melaporkan pencapaiannya kepada
Kepala Sekolah
b. Setelah mendapatkan data pencapaian
terkini guru yang sesuai dengan kriteria,
Kepala Sekolah memberikannya kepada
pihak yayasan untuk memeriksa
pencapaian terkait.
c. Setelah memeriksa pencapaian dan
mendapati bahwa pencapaian tersebut
benar sesuai dengan kriteria, maka pihak
yayasan akan memanggil guru terkait
untuk memberikan penghargaan terkait.
f. Mencantumkan lampiran yang diperlukan
bagi pelaksanaan SOP
Lampiran yang diperlukan bagi pelaksanaan
SOP pemberian penghargaan guru, yaitu
daftar kriteria pencapaian guru beserta
bentuk penghargaannya (berdasarkan
persetujuan yayasan), serta form pelaporan
pencapaian guru (sesuai dengan kriteria
pencapaian yang ada).
g. Menentukan acuan/referensi bagi
67
Acuan dari penyusunan SOP terkait
menyesuaikan dengan pola yang sudah ada
pada institusi pendidikan terkait, yaitu
dengan mengambil landasan dari ayat
alkitab. Pada SOP kali ini, yang terkait
dengan pencapaian dan pemberian
penghargaan, maka ayat alkitab diambil dari:
Mazmur 126:6 “Orang yang berjalan
maju dengan menangis sambil menabur
benih, pasti pulang dengan sorak-sorai
sambil membawa berkas-berkasnya.”
Sebagai hasil penuangan dalam bentuk
tulisan, draft SOP telah dicantumkan (lampiran 1).
4.2.4. Validasi Desain
Desain awal SOP pemberian penghaargaan
terhadap guru telah divalidasi oleh (1) Dewangga
Putra, M.Pd. selaku tim penjaminan mutu sekolah,
(2) Prasetyandaru Pirenantyo, S.Pd., M.Si. selaku
pihak luar pakar pengembangan SOP, (3) Sri Lani,
S.Si., M.M. selaku praktisi manajemen SDM. Hasil
69 Tabel 4.1. Hasil Uji Validasi SOP Pemberian
Penghargaan Guru
Keterangan:
1 : Tidak Jelas
2 : Kurang Jelas
3 : Cukup Jelas
4 : Jelas
5 : Sangat Jelas
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata – rata
nilai yang diberikan validator 1, Dewangga Putra,
M.Pd. adalah 3,83 dalam kategori jelas. Rata –
rata nilai yang diberikan validator 2,
Prasetyandaru Pirenantyo, S.Pd., M.Si. adalah 3,0
dalam kategori cukup jelas. Validator 3, yakni Sri
Lani, S.Si., M.M., memberikan nilai 4,67 dalam
kategori sangat jelas. Rata – rata total nilai ketiga
validator adalah 3,83 dalam kategori jelas. Hal ini
menunjukkan bahwa SOP yang disusun termasuk
dalam kategori baik.
Ketiga validator juga memberikan sejumlah saran
yang mencakup sejumlah saran berikut:
70 Perlu ditambahkan masa tenggat waktu
penyerahan form pelaporan pencapaian.
2. Validator 2:
Pembuatan form pelaporan pencapaian
guru kepada pihak yayasan, sehingga
prosedur menjadi lebih praktis dan pemberian
penghargaan lebih terkelola.
3. Validator 3:
Ditambahkan penekanan pada bentuk
apresiasi terhadap guru.
4.2.5. Perbaikan Desain
Mengacu pada penilaian serta saran yang
telah diberikan oleh validator, revisi terhadap SOP
pemberian penghargaan terhadap guru akan
dilakukan agar SOP pemberian penghargaan
terhadap guru semakin dapat menjawab kebutuhan
institusi pendidikan terkait. Sejumlah revisi tersebut
mencakup:
1. Pembuatan form pelaporan pencapaian guru
kepada pihak yayasan
2. Penentuan batas masa penyerahan form
71
3. Penentuan batas pemberian tunjangan
prestasi
4.3. Pembahasan
Rancangan program pemberian penghargaan ini
telah disusun sesuai dengan alur yang ada
padasekolah terkait. Penerapannya diharapkan
dapat memberikan dampak yang cukup signifikan
bagi upaya mempertahankan guru di institusi
pendidikan terkait. Meminimalisir tingkat
pergantian guru memang tidaklah mudah, dan
memberikan penghargaan adalah salah satu bentuk
upaya yang dapat dilakukan. Akan tetapi, semua
kembali kepada proses penerapan pemberian
penghargaan pada institusi pendidikan terkait,
apakah dapat dilaksanakan secara konsisten atau
tidak.
Dengan adanya titik pencapaian serta
penghargaan yang lebih jelas (karena dituangkan
dalam prosedur tertulis) bagi guru, guru akan lebih
merasa aman dan juga merasa memiliki peluang
yang lebih baik bila bertahan di institusi pendidikan
terkait. Hanya saja, dengan dinamika dalam dunia
72
institusi pendidikan terkait harus mudah
menyesuaikan diri terhadap perubahan yang akan
selalu ada. Apabila tidak, maka institusi pendidikan
terkaitakan kembali mengalami permasalahan
pergantian guru. Secara lebih sederhana, seiring
perkembangan zaman, institusi pendidikan terkait
harus selalu peka dalam melihat perubahan standar
dalam beberapa aspek pemberian penghargaan
terhadap guru, seperti perubahan standar
pencapaian, kebutuhan, serta bentuk penghargaan
yang relevan.
Hadirnya sebuah Standard Operating Procedure
(SOP) yang mengatur tentang standar pemberian
penghargaan terhadap guru akan lebih
memudahkan bagi institusi pendidikan terkait
untuk beradaptasi terhadap perubahan tersebut di
atas. Dalam menghadapi perubahan di masa
mendatang, institusi pendidikan terkait cukup
melihat kembali standar-standar apa saja yang
sudah ditetapkan sebelumnya, dan kemudian dapat
membandingkan standar-standar tersebut dengan
kondisi terkini dari institusi terkait maupun
masyarakat secara umum. Ada kemungkinan bahwa
sejumlah standar yang sudah ditentukan terlebih
73 digantikan oleh standar baru yang lebih relevan; ada
pula kemungkinan bahwa sejumlah standar
terdahulu masih relevan dengan tanpa memerlukan
adaptasi atau pergantian.
Penelitian terdahulu mengenai SOP masih
sangat langka yang menyentuh bidang pendidikan,
khususnya bidang manajemen pendidikan.
Sejumlah besar penelitian terkait SOP yang telah
dilakukan seperti oleh Alirol et al (2016) menyentuh
bidang-bidang kesehatan dan juga teknik. Penelitian
terkait SOP pada bidang pendidikan masih banyak
terbatas pada tata cara pembelajaran seperti yang
dilakukan oleh Cherian & Kundra (2015) serta
Baxter, et al (2017) ada pada ranah simulasi
pengajaran dan manajemen kelas dan penilaian.
Maka, penelitian ini telah memberikan kontribusi
baru dalam ranah pemberian penghargaan terhadap
guru.
Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Zeller & Zhang (2016), keteguhan para pengajar
untuk bertahan dalam profesi maupun institusi
diukur. Pergantian tenaga pengajar yang secara
terus-menerus terjadi pada penelitian ini dianggap
dapat menimbulkan ketidakstabilan dalam sebuah
74 pun diarahkan pada sebuah tujuan khusus yang
berupa pencarian solusi alternatif dalam
mempertahankan tenaga pengajar. Temuan pada
penelitian ini menunjukkan bahwa persiapan yang
matang terhadap para tenaga pengajar, terutama
mereka yang masih muda dan baru, adalah sebuah
cara yang cukup efektif dalam upaya
mempertahankan tenaga pengajar dalam sebuah
institusi pendidikan.
Sebagai penelitian terdahulu yang meneliti cara
dan upaya mempertahankan tenaga pengajar dalam
sebuah institusi pendidikan, penelitian yang
dilakukan oleh Zeller & Zhang tidak menyentuh
pemberian penghargaan. Mereka menemukan
bahwa persiapan yang matang adalah cara yang
efektif untuk mempertahankan tenaga pengajar.
Apabila dibandingkan dengan pemberian
penghargaan, persiapan yang matang terhadap
seorang tenaga pengajar cenderung lebih dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan. Akan tetapi,
pemberian penghargaan dengan standar yang sudah
ditentukan sebelumnya akan memiliki daya tarik
sendiri bagi para tenaga pengajar. Hal ini
disebabkan oleh kondisi seorang tenaga pengajar
75 ritme kerja yang padat demi mengejar pertumbuhan
mereka (termasuk motivasi bertahan) sebagai
pengajar; pengembangan sebuah sistem
penghargaan yang efektif dapat meningkatkan
motivasi dari tenaga pengajar seperti disampaikan
oleh Mitchell & Peters (2002).
Dari segi pemberian penghargaan sendiri,
sebuah penelitian yang terkait adalah oleh
Bozionelos & Wang (2007). Pada penelitian ini, titik
berat ada pada respon dari pekerja di Tiongkok
terhadap pemberian penghargaan yang didasarkan
pada kinerja tiap pekerja. Tanggapan positif dari
para pekerja yang diteliti terhadap pemberian
penghargaan berbasis kinerja pun muncul sebagai
hasil dari penelitian ini.
Kondisi ini semakin mengokohkan bahwa
pemberian penghargaan bagi pekerja (dalam
konteks ini guru/tenaga pengajar) akan lebih
memperoleh hasil yang positif. Untuk masa
mendatang, bagi institusi pendidikan terkait, hasil
positif yang diharapkan adalah bertahannya setiap
personil guru yang ada, atau setidaknya
berkurangnya jumlah personil tenaga pengajar yang
meninggalkan institusi pendidikan terkait setiap
76
hasil penelitian Bozionelos & Wang (2007),
penelitian ini memiliki kriteria pemberian
penghargaan yang lebih detail, tidak hanya
berdasarkan kinerja tenaga pengajar pada setiap
harinya.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Dee & Keys
(2004), membuktikan bahwa hasil evaluasi guru,
sebagai dasar pemberian penghargaan, yang pada
umumnya dilakukan sekolah tidak semata-mata
dapat menggambarkan kualitas guru dengan tepat.
Maka, penelitian ini kemudian membuat sebuah
sistem pemberian penghargaan yang berbasis
kualitas dan diukur serta diberikan secara adil
melalui SOP pemberian penghargaan guru.
Pada proses penyusunannya, SOP pemberian
penghargaan guru pada penelitian ini mengacu pada
teori dari McDowall (2012) tentang elemen atau isi
SOP digunakan; isi yang dimaksud berupa tujuan,
ruang lingkup, definisi/pengertian, kewajiban,
prosedur, lampiran, dan sumber.
Bagian tujuan mencantumkan secara padat
tentang alasan penulisan SOP serta tujuannya,
yaitu untuk panduan pemberian penghargaan
terhadap guru yang kemudian diharapkan dapat
77 institusi pendidikan terkait. Kemudian, ruang
lingkup berperan untuk menyatakan batasan dari
SOP; ruang lingkup berlakunya SOP adalah pada
sekolah terkait, dimana guru dan yayasan akan
menjadi pihak yang menerima dampak langsung
dari SOP terkait.
Definisi/pengertian berperan untuk menjelaskan
istilah yang perlu dijabarkan dengan lebih jelas,
seperti kata-kata kunci serta definisinya menurut
acuan yang terpercaya; pada SOP ini, definisi yang
dijelaskan adalah definisi dari pencapaian serta
bentuk penghargaan, sehingga tidak ada kerancuan
mengenai apa yang termasuk atau tidak termasuk
di dalamnya. Kemudian, kewajiban berperan untuk
mendeskripsikan tentang pihak-pihak yang terlibat
beserta tanggung jawab yang mereka emban; di
dalam pelaksanaan SOP ini, terdapat beberapa
pihak yang terlibat, yaitu guru, kepala sekolah,
serta yayasan.
Pada bagian prosedur, langkah-langkah konkrit
yang nantinya dilakukan oleh pihak yang menganut
SOP terkait dijabarkan secara jelas;
langkah-langkah tersebut secara singkat melibatkan
pelaporan pencapaian oleh guru kepada kepala
78 sekolah kepada yayasan yang pada akhirnya
memberikan penghargaan kepada guru terkait.
Berikutnya, bagian lampiran akan mencantumkan
form maupun template yang akan digunakan sesuai
dengan SOP; form yang dicantumkan pada SOP ini
adalah form pelaporan pencapaian guru. Selain
form, yang dicantumkan pada lampiran adalah
ketentuan mengenai kriteria pencapaian guru
beserta dengan bentuk penghargaannya. Pada
bagian terakhir, referensi, adalah bagian dimana
sumber-sumber atau acuan yang digunakan dalam
penyusunan SOP dicantumkan; sebagai sekolah
swasta berbasis agama Kristen, sebuah ayat alkitab
dari Mazmur 126: 6 dijadikan acuan penyusunan
SOP pemberian penghargaan guru pada institusi
pendidikan terkait.
Menggunakan model SOP milik McDowall (2012)
tampak sudah mencakup aspek-aspek yang
diperlukan demi kejelasan peraturan serta alur yang
ada dalam pelaksanaan pemberian penghargaan
guru pada institusi pendidikan terkait. Akan tetapi,
hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa di masa
mendatang akan ditemui situasi atau kondisi baru
yang perlu diatur dalam SOP pemberian
79 menggunakan model milik McDowall (2012) ini
masih tetap memiliki kemungkinan untuk
diperbaharui di masa mendatang demi menjawab
kebutuhan dari institusi pendidikan terkait di masa
mendatang terkait dengan pemberian penghargaan
guru.
Pada akhirnya, dalam upayanya untuk menekan
frekuensi pergantian guru, keberadaan SOP
pemberian penghargaan terhadap guru ini secara
teoritis telah memberikan sebuah alternatif program
manajemen sumber daya manusia dalam institusi
pendidikan secara umum dan kepada institusi
pendidikan terkait secara khusus. Menjalankan
manajemen sumber daya manusia dalam sebuah
institusi pendidikan memang akan membutuhkan
fokus dan pemikiran khusus serta strategi yang
tepat. Dengan adanya alternatif solusi pergantian
guru yang menjadi masalah klasik bagi institusi
pendidikan terkait secara khusus maupun dunia
pendidikan secara umum dalam wujud SOP
pemberian penghargaan guru, diharapkan bahwa
institusi pendidikan terkait dan dunia pendidikan
dapat menggunakannya sebagai sebuah solusi yang