• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sop Pemberian Penghargaan Guru untuk Meminimalisir Frekuensi Pergantian Guru pada Sebuah SMP Swasta di Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sop Pemberian Penghargaan Guru untuk Meminimalisir Frekuensi Pergantian Guru pada Sebuah SMP Swasta di Salatiga"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

57 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Sekolah

Institusi pendidikan terkait adalah sebuah

Sekolah Menengah Pertama swasta di kota Salatiga.

Para guru yang ada pada sekolah terkait mayoritas

memiliki gelar sarjana dan master dalam

masing-masing bidang yang diampu. Dari semua guru yang

ada, belum satu pun yang tersertifikasi sebagai

syarat pemberian tunjangan dari pemerintah. Maka,

penghasilan guru sangat bergantung pada besaran

gaji yang diterima dari yayasan. Kondisi ini

dicerminkan dari data kepegawaian terbaru (tahun

pelajaran 2017-2018) pada institusi pendidikan

terkait.

Berdasarkan data tersebut, dari 13 tenaga

pengajar yang ada, hanya 1 orang saja yang sudah

memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga

Kependidikan (NUPTK). Sementara, NUPTK sendiri

(2)

58

guru untuk mengajukan sertifikasi sehingga

memperoleh tunjangan dari pemerintah1.

Di luar segi pendapatan, para guru memiliki

sejumlah tugas yang bersifat rutin maupun tugas

yang bersifat situasional. Keberadaan penghargaan

bagi guru akan membuat para guru merasa dihargai

serta dibutuhkan oleh pihak sekolah, sehingga

memperbesar peluang untuk bertahan.

Dari sisi dampak yang ditimbulkan, selama ini

peserta didik harus beradaptasi dengan personil

guru yang baru yang notabene memiliki karakter

dan pendekatan yang unik dan tidak sama dengan

guru-guru sebelumnya.

4.2. Langkah Pengembangan

4.2.1. Potensi dan Masalah

Sepanjang usia institusi pendidikan terkait,

pola pemberian penghargaan yang telah

dilaksanakan bersifat terencana (rutin) maupun

situasional seperti disampaikan oleh salah seorang

anggota yayasan.

1

(3)

59 Pemberian penghargaan yang bersifat

terencana adalah dalam bentuk

tunjangan akhir tahun dan juga

tunjangan tugas tambahan/fungsional seperti kepala sekolah, wakil kepala

sekolah, wali kelas, kepala

perpustakaan, kepala laboratorium, dan anggota tim penjaminan mutu. Untuk pemberian penghargaan yang bersifat

situasional diberikan ketika guru

meraih pencapaian tertentu, seperti berhasil mendapatkan peserta didik

baru atau memenangkan sebuah

kompetisi. Hanya, belum ada peraturan tertulis tentang ini.

(Wawancara, dengan perwakilan yayasan, Oktober, 2017)

Hal yang serupa tentang pola pemberian

penghargaan juga dikemukakan oleh salah seorang

guru senior pada institusi pendidikan terkait.

Selain gaji pokok, yang didapatkan

secara rutin adatunjangan, seperti

tunjangan wali kelas. Jika yang bersifat

situasional, didapatkan saat ada

prestasi.

(Wawancara, dengan seorang guru senior, Oktober, 2017)

Dari hasil wawancara yang diperoleh, tampak

bahwa institusi pendidikan terkait sudah memiliki

upaya dalam memberikan apresiasi terhadap guru

(4)

60 juga bentuk penghargaan lain yang bersifat

situasional. Hanya, berdasarkan observasi,

pemberian penghargaan situasional ini masih belum

dituangkan dalam bentuk tertulis; akan lebih

memudahkan bagi institusi pendidikan terkait

apabila ke depannya memiliki sebuah peraturan

tertulis untuk pemberian penghargaan terhadap

guru.

Seperti yang disampaikan sebelumnya,

penunjang yang diberikan kepada guru berupa

penghargaan yang bersifat terencana dan

situasional. Penunjang yang bersifat terencana

adalah dalam bentuk tunjangan akhir tahun dan

juga tunjangan tugas tambahan (seperti kepala

sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, kepala

perpustakaan, kepala laboratorium, dan anggota tim

penjaminan mutu). Sedangkan penunjang yang

bersifat situasional adalah seperti ketika guru

meraih pencapaian tertentu; sebagai contoh berhasil

mendapatkan peserta didik baru atau

memenangkan sebuah kompetisi.

Berdasarkan studi dokumen yang dilakukan

pada dokumen pembiayaan institusi pendidikan

terkait, terdapat beberapa jenis pendapatan yang

(5)

61

pokok, tunjangan tugas tambahan (seperti

disebutkan sebelumnya pada poin 1), tunjangan

prestasi, serta uang makan harian. Di luar

penghasilan bulanan tersebut, para guru juga

mendapatkan tunjangan hari raya satu kali dalam

satu tahun.

4.2.2. Pengumpulan Data

SOP, sebagai sesuatu hal yang mengatur dan

juga bersifat penting bagi institusi dan individu yang

menerapkannya (Alirol et al., 2016; Cook Jr., 1999;

Viscuso, 2010) dapat menjadi elemen penting bagi

proses pemberian penghargaan guru pada institusi

pendidikan terkait karena sejauh ini, institusi

pendidikan terkait belum memiliki perangkat yang

mengatur tentang pemberian penghargaan tersebut.

Dari pemahaman yang juga didapatkan berdasarkan

pendapat ketiga pakar tersebut, keberadaan SOP

dalam sebuah lembaga adalah penting dalam

menjaga institusi untuk terus konsisten dalam

menjalankan hal-hal yang diatur dalam SOP.

Maka, apabila sebuah SOP pemberian

penghargaan terhadap guru disusun dan dijalankan

(6)

62

penghargaan terhadap guru pada institusi

pendidikan terkait akan menjadi lebih konsisten

dan adil karena telah ada perangkat yang

mengaturnya. Dengan dilaksanakan secara

konsisten dan adil, maka ambiguitas dapat

dipangkas, serta kecemasan para guru akan layak

atau tidaknya mereka mendapatkan penghargaan

akan berkurang pula.

Dalam penyusunan SOP ini, teori dari

McDowall (2012) tentang elemen atau isi SOP

digunakan; isi yang dimaksud berupa tujuan, ruang

lingkup, definisi/pengertian, kewajiban, prosedur,

lampiran, dan sumber.

Bagian tujuan mencantumkan secara padat

tentang alasan penulisan SOP serta tujuannya.

Kemudian, ruang lingkup berperan untuk

menyatakan batasan dari SOP; secara detail, apa

saja yang ada di dalam maupun di luar lingkup

SOP. Definisi/pengertian berperan untuk

menjelaskan istilah yang perlu dijabarkan dengan

lebih jelas, seperti kata-kata kunci serta definisinya

menurut acuan yang terpercaya. Selanjutnya,

kewajiban berperan untuk mendeskripsikan tentang

pihak-pihak yang terlibat beserta tanggung jawab

(7)

63 langkah-langkah konkrit yang nantinya dilakukan

oleh pihak yang menganut SOP terkait dijabarkan

secara jelas. Berikutnya, bagian lampiran akan

mencantumkan form maupun template yang akan

digunakan sesuai dengan SOP. Pada bagian

terakhir, referensi, adalah bagian dimana

sumber-sumber yang digunakan dalam penyusunan SOP

dicantumkan.

4.2.3. Desain Produk

Pengembangan produk berupa rancangan

Standard Operating Procedure (SOP) sebagai bentuk

peraturan tertulis tentang pemberian penghargaan

terhadap guru akan dilakukan dengan mengikuti isi

SOP seperti yang dituliskan oleh McDowall (2012),

yaitu sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan pembuatan SOP

SOP pemberian penghargaan terhadap

guru dibuat sebagai panduan pemberian

penghargaan terhadap guru. Pemberian

penghargaan terhadap guru sendiri dirancang

dengan harapan untuk meningkatkan

(8)

64 terkait, hingga akhirnya lebih mantap untuk

bertahan bekerja di sekolah terkait.

Sesuai dengan tujuan dari SOP, maka

nama rancangan SOP adalah SOP Pemberian

Penghargaan Guru.

b. Menentukan ruang lingkup aktivasi SOP

Ruang lingkup berlakunya SOP adalah

pada sekolah terkait, dimana guru dan

yayasan akan menjadi pihak yang menerima

dampak langsung dari SOP terkait.

c. Membuat definisi/pengertian terkait

istilah-istilah tertentu yang akan tertuang pada SOP

- Pencapaian = Prestasi dan kriteria tertentu

yang dicapai oleh guru yang dipandang

layak memperoleh penghargaan

- Bentuk penghargaan= Penghargaan yang

diberikan sesuai dengan

kriteria/pencapaian yang sudah

ditentukan

d. Menyebutkan pihak yang terlibat serta

(9)

65

a. Guru :

Melaporkan pencapaian-pencapaian yang

sesuai dengan ketentuan yang ada pada

lampiran kepada kepala sekolah melalui

form pelaporan

b. Kepala Sekolah:

Menerima form pelaporan dari guru dan

memeriksanya sesuai dengan ketentuan

yang ada; apabila pencapaian yang

dilaporkan benar sesuai dengan ketentuan,

melanjutkan form pelaporan tersebut

kepada pihak yayasan.

c. Yayasan :

Memberikan bentuk penghargaan kepada

guru sesuai dengan pencapaian yang

dilaporkan oleh kepala sekolah

e. Mencantumkan alur dari aturan atau

prosedur terkait dengan detil yang cukup

a. Kepala Sekolah memantau perkembangan

pencapaian guru sesuai dengan kriteria

yang ada; guru dengan pencapaian atau

(10)

66 untuk melaporkan pencapaiannya kepada

Kepala Sekolah

b. Setelah mendapatkan data pencapaian

terkini guru yang sesuai dengan kriteria,

Kepala Sekolah memberikannya kepada

pihak yayasan untuk memeriksa

pencapaian terkait.

c. Setelah memeriksa pencapaian dan

mendapati bahwa pencapaian tersebut

benar sesuai dengan kriteria, maka pihak

yayasan akan memanggil guru terkait

untuk memberikan penghargaan terkait.

f. Mencantumkan lampiran yang diperlukan

bagi pelaksanaan SOP

Lampiran yang diperlukan bagi pelaksanaan

SOP pemberian penghargaan guru, yaitu

daftar kriteria pencapaian guru beserta

bentuk penghargaannya (berdasarkan

persetujuan yayasan), serta form pelaporan

pencapaian guru (sesuai dengan kriteria

pencapaian yang ada).

g. Menentukan acuan/referensi bagi

(11)

67

Acuan dari penyusunan SOP terkait

menyesuaikan dengan pola yang sudah ada

pada institusi pendidikan terkait, yaitu

dengan mengambil landasan dari ayat

alkitab. Pada SOP kali ini, yang terkait

dengan pencapaian dan pemberian

penghargaan, maka ayat alkitab diambil dari:

Mazmur 126:6 “Orang yang berjalan

maju dengan menangis sambil menabur

benih, pasti pulang dengan sorak-sorai

sambil membawa berkas-berkasnya.”

Sebagai hasil penuangan dalam bentuk

tulisan, draft SOP telah dicantumkan (lampiran 1).

4.2.4. Validasi Desain

Desain awal SOP pemberian penghaargaan

terhadap guru telah divalidasi oleh (1) Dewangga

Putra, M.Pd. selaku tim penjaminan mutu sekolah,

(2) Prasetyandaru Pirenantyo, S.Pd., M.Si. selaku

pihak luar pakar pengembangan SOP, (3) Sri Lani,

S.Si., M.M. selaku praktisi manajemen SDM. Hasil

(12)
(13)

69 Tabel 4.1. Hasil Uji Validasi SOP Pemberian

Penghargaan Guru

Keterangan:

1 : Tidak Jelas

2 : Kurang Jelas

3 : Cukup Jelas

4 : Jelas

5 : Sangat Jelas

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata – rata

nilai yang diberikan validator 1, Dewangga Putra,

M.Pd. adalah 3,83 dalam kategori jelas. Rata –

rata nilai yang diberikan validator 2,

Prasetyandaru Pirenantyo, S.Pd., M.Si. adalah 3,0

dalam kategori cukup jelas. Validator 3, yakni Sri

Lani, S.Si., M.M., memberikan nilai 4,67 dalam

kategori sangat jelas. Rata – rata total nilai ketiga

validator adalah 3,83 dalam kategori jelas. Hal ini

menunjukkan bahwa SOP yang disusun termasuk

dalam kategori baik.

Ketiga validator juga memberikan sejumlah saran

yang mencakup sejumlah saran berikut:

(14)

70 Perlu ditambahkan masa tenggat waktu

penyerahan form pelaporan pencapaian.

2. Validator 2:

Pembuatan form pelaporan pencapaian

guru kepada pihak yayasan, sehingga

prosedur menjadi lebih praktis dan pemberian

penghargaan lebih terkelola.

3. Validator 3:

Ditambahkan penekanan pada bentuk

apresiasi terhadap guru.

4.2.5. Perbaikan Desain

Mengacu pada penilaian serta saran yang

telah diberikan oleh validator, revisi terhadap SOP

pemberian penghargaan terhadap guru akan

dilakukan agar SOP pemberian penghargaan

terhadap guru semakin dapat menjawab kebutuhan

institusi pendidikan terkait. Sejumlah revisi tersebut

mencakup:

1. Pembuatan form pelaporan pencapaian guru

kepada pihak yayasan

2. Penentuan batas masa penyerahan form

(15)

71

3. Penentuan batas pemberian tunjangan

prestasi

4.3. Pembahasan

Rancangan program pemberian penghargaan ini

telah disusun sesuai dengan alur yang ada

padasekolah terkait. Penerapannya diharapkan

dapat memberikan dampak yang cukup signifikan

bagi upaya mempertahankan guru di institusi

pendidikan terkait. Meminimalisir tingkat

pergantian guru memang tidaklah mudah, dan

memberikan penghargaan adalah salah satu bentuk

upaya yang dapat dilakukan. Akan tetapi, semua

kembali kepada proses penerapan pemberian

penghargaan pada institusi pendidikan terkait,

apakah dapat dilaksanakan secara konsisten atau

tidak.

Dengan adanya titik pencapaian serta

penghargaan yang lebih jelas (karena dituangkan

dalam prosedur tertulis) bagi guru, guru akan lebih

merasa aman dan juga merasa memiliki peluang

yang lebih baik bila bertahan di institusi pendidikan

terkait. Hanya saja, dengan dinamika dalam dunia

(16)

72

institusi pendidikan terkait harus mudah

menyesuaikan diri terhadap perubahan yang akan

selalu ada. Apabila tidak, maka institusi pendidikan

terkaitakan kembali mengalami permasalahan

pergantian guru. Secara lebih sederhana, seiring

perkembangan zaman, institusi pendidikan terkait

harus selalu peka dalam melihat perubahan standar

dalam beberapa aspek pemberian penghargaan

terhadap guru, seperti perubahan standar

pencapaian, kebutuhan, serta bentuk penghargaan

yang relevan.

Hadirnya sebuah Standard Operating Procedure

(SOP) yang mengatur tentang standar pemberian

penghargaan terhadap guru akan lebih

memudahkan bagi institusi pendidikan terkait

untuk beradaptasi terhadap perubahan tersebut di

atas. Dalam menghadapi perubahan di masa

mendatang, institusi pendidikan terkait cukup

melihat kembali standar-standar apa saja yang

sudah ditetapkan sebelumnya, dan kemudian dapat

membandingkan standar-standar tersebut dengan

kondisi terkini dari institusi terkait maupun

masyarakat secara umum. Ada kemungkinan bahwa

sejumlah standar yang sudah ditentukan terlebih

(17)

73 digantikan oleh standar baru yang lebih relevan; ada

pula kemungkinan bahwa sejumlah standar

terdahulu masih relevan dengan tanpa memerlukan

adaptasi atau pergantian.

Penelitian terdahulu mengenai SOP masih

sangat langka yang menyentuh bidang pendidikan,

khususnya bidang manajemen pendidikan.

Sejumlah besar penelitian terkait SOP yang telah

dilakukan seperti oleh Alirol et al (2016) menyentuh

bidang-bidang kesehatan dan juga teknik. Penelitian

terkait SOP pada bidang pendidikan masih banyak

terbatas pada tata cara pembelajaran seperti yang

dilakukan oleh Cherian & Kundra (2015) serta

Baxter, et al (2017) ada pada ranah simulasi

pengajaran dan manajemen kelas dan penilaian.

Maka, penelitian ini telah memberikan kontribusi

baru dalam ranah pemberian penghargaan terhadap

guru.

Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Zeller & Zhang (2016), keteguhan para pengajar

untuk bertahan dalam profesi maupun institusi

diukur. Pergantian tenaga pengajar yang secara

terus-menerus terjadi pada penelitian ini dianggap

dapat menimbulkan ketidakstabilan dalam sebuah

(18)

74 pun diarahkan pada sebuah tujuan khusus yang

berupa pencarian solusi alternatif dalam

mempertahankan tenaga pengajar. Temuan pada

penelitian ini menunjukkan bahwa persiapan yang

matang terhadap para tenaga pengajar, terutama

mereka yang masih muda dan baru, adalah sebuah

cara yang cukup efektif dalam upaya

mempertahankan tenaga pengajar dalam sebuah

institusi pendidikan.

Sebagai penelitian terdahulu yang meneliti cara

dan upaya mempertahankan tenaga pengajar dalam

sebuah institusi pendidikan, penelitian yang

dilakukan oleh Zeller & Zhang tidak menyentuh

pemberian penghargaan. Mereka menemukan

bahwa persiapan yang matang adalah cara yang

efektif untuk mempertahankan tenaga pengajar.

Apabila dibandingkan dengan pemberian

penghargaan, persiapan yang matang terhadap

seorang tenaga pengajar cenderung lebih dapat

menyesuaikan diri dengan perubahan. Akan tetapi,

pemberian penghargaan dengan standar yang sudah

ditentukan sebelumnya akan memiliki daya tarik

sendiri bagi para tenaga pengajar. Hal ini

disebabkan oleh kondisi seorang tenaga pengajar

(19)

75 ritme kerja yang padat demi mengejar pertumbuhan

mereka (termasuk motivasi bertahan) sebagai

pengajar; pengembangan sebuah sistem

penghargaan yang efektif dapat meningkatkan

motivasi dari tenaga pengajar seperti disampaikan

oleh Mitchell & Peters (2002).

Dari segi pemberian penghargaan sendiri,

sebuah penelitian yang terkait adalah oleh

Bozionelos & Wang (2007). Pada penelitian ini, titik

berat ada pada respon dari pekerja di Tiongkok

terhadap pemberian penghargaan yang didasarkan

pada kinerja tiap pekerja. Tanggapan positif dari

para pekerja yang diteliti terhadap pemberian

penghargaan berbasis kinerja pun muncul sebagai

hasil dari penelitian ini.

Kondisi ini semakin mengokohkan bahwa

pemberian penghargaan bagi pekerja (dalam

konteks ini guru/tenaga pengajar) akan lebih

memperoleh hasil yang positif. Untuk masa

mendatang, bagi institusi pendidikan terkait, hasil

positif yang diharapkan adalah bertahannya setiap

personil guru yang ada, atau setidaknya

berkurangnya jumlah personil tenaga pengajar yang

meninggalkan institusi pendidikan terkait setiap

(20)

76

hasil penelitian Bozionelos & Wang (2007),

penelitian ini memiliki kriteria pemberian

penghargaan yang lebih detail, tidak hanya

berdasarkan kinerja tenaga pengajar pada setiap

harinya.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Dee & Keys

(2004), membuktikan bahwa hasil evaluasi guru,

sebagai dasar pemberian penghargaan, yang pada

umumnya dilakukan sekolah tidak semata-mata

dapat menggambarkan kualitas guru dengan tepat.

Maka, penelitian ini kemudian membuat sebuah

sistem pemberian penghargaan yang berbasis

kualitas dan diukur serta diberikan secara adil

melalui SOP pemberian penghargaan guru.

Pada proses penyusunannya, SOP pemberian

penghargaan guru pada penelitian ini mengacu pada

teori dari McDowall (2012) tentang elemen atau isi

SOP digunakan; isi yang dimaksud berupa tujuan,

ruang lingkup, definisi/pengertian, kewajiban,

prosedur, lampiran, dan sumber.

Bagian tujuan mencantumkan secara padat

tentang alasan penulisan SOP serta tujuannya,

yaitu untuk panduan pemberian penghargaan

terhadap guru yang kemudian diharapkan dapat

(21)

77 institusi pendidikan terkait. Kemudian, ruang

lingkup berperan untuk menyatakan batasan dari

SOP; ruang lingkup berlakunya SOP adalah pada

sekolah terkait, dimana guru dan yayasan akan

menjadi pihak yang menerima dampak langsung

dari SOP terkait.

Definisi/pengertian berperan untuk menjelaskan

istilah yang perlu dijabarkan dengan lebih jelas,

seperti kata-kata kunci serta definisinya menurut

acuan yang terpercaya; pada SOP ini, definisi yang

dijelaskan adalah definisi dari pencapaian serta

bentuk penghargaan, sehingga tidak ada kerancuan

mengenai apa yang termasuk atau tidak termasuk

di dalamnya. Kemudian, kewajiban berperan untuk

mendeskripsikan tentang pihak-pihak yang terlibat

beserta tanggung jawab yang mereka emban; di

dalam pelaksanaan SOP ini, terdapat beberapa

pihak yang terlibat, yaitu guru, kepala sekolah,

serta yayasan.

Pada bagian prosedur, langkah-langkah konkrit

yang nantinya dilakukan oleh pihak yang menganut

SOP terkait dijabarkan secara jelas;

langkah-langkah tersebut secara singkat melibatkan

pelaporan pencapaian oleh guru kepada kepala

(22)

78 sekolah kepada yayasan yang pada akhirnya

memberikan penghargaan kepada guru terkait.

Berikutnya, bagian lampiran akan mencantumkan

form maupun template yang akan digunakan sesuai

dengan SOP; form yang dicantumkan pada SOP ini

adalah form pelaporan pencapaian guru. Selain

form, yang dicantumkan pada lampiran adalah

ketentuan mengenai kriteria pencapaian guru

beserta dengan bentuk penghargaannya. Pada

bagian terakhir, referensi, adalah bagian dimana

sumber-sumber atau acuan yang digunakan dalam

penyusunan SOP dicantumkan; sebagai sekolah

swasta berbasis agama Kristen, sebuah ayat alkitab

dari Mazmur 126: 6 dijadikan acuan penyusunan

SOP pemberian penghargaan guru pada institusi

pendidikan terkait.

Menggunakan model SOP milik McDowall (2012)

tampak sudah mencakup aspek-aspek yang

diperlukan demi kejelasan peraturan serta alur yang

ada dalam pelaksanaan pemberian penghargaan

guru pada institusi pendidikan terkait. Akan tetapi,

hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa di masa

mendatang akan ditemui situasi atau kondisi baru

yang perlu diatur dalam SOP pemberian

(23)

79 menggunakan model milik McDowall (2012) ini

masih tetap memiliki kemungkinan untuk

diperbaharui di masa mendatang demi menjawab

kebutuhan dari institusi pendidikan terkait di masa

mendatang terkait dengan pemberian penghargaan

guru.

Pada akhirnya, dalam upayanya untuk menekan

frekuensi pergantian guru, keberadaan SOP

pemberian penghargaan terhadap guru ini secara

teoritis telah memberikan sebuah alternatif program

manajemen sumber daya manusia dalam institusi

pendidikan secara umum dan kepada institusi

pendidikan terkait secara khusus. Menjalankan

manajemen sumber daya manusia dalam sebuah

institusi pendidikan memang akan membutuhkan

fokus dan pemikiran khusus serta strategi yang

tepat. Dengan adanya alternatif solusi pergantian

guru yang menjadi masalah klasik bagi institusi

pendidikan terkait secara khusus maupun dunia

pendidikan secara umum dalam wujud SOP

pemberian penghargaan guru, diharapkan bahwa

institusi pendidikan terkait dan dunia pendidikan

dapat menggunakannya sebagai sebuah solusi yang

Gambar

Tabel  4.1  menunjukkan  bahwa  rata –  rata

Referensi

Dokumen terkait

Klik menu text – pilih dan dekatkan mouse pada lingkaran tekan dan tahan sesuai dengan posisi Yang diinginkan seperti berikut lepaskan mouse.. Ulangi perintah tersebut diatas

Pelaksanaannya bisa dirumah (barak / pavilion), diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan. Metode resitasi adalah cara penyampaian bahan pelajaran

Setiap pasien baru akan mendapat nomor pasien yang akan digunakan sebagai kartu pengenal, yang harus dibawa pada setiap kunjungan berikutnya ke

- Mengajukan pertanyaan tentang bentuk- bentuk perilaku taat kepada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja keras dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah

Apa dampak dari dispensasi kawin terhadap kehidupan rumah tangga. Untuk mengetahui apa yang menjadi pertimbangan

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Berdasarkan angka 1 s.d 7 diatas, Pokja Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada ULP Kabupaten Bengkulu Utara mengumumkan pemenang seleksi umum paket pekerjaan

− Prototipe sistem SDR skala lab dengan frekuensi maksimal RF 50 MHz dengan daya RF kurang dari 1 mW menggunakan daughterboard Basic Tx-Rx dapat dikembangkan untuk sebuah