• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perilaku 2.1.1 Definisi Perilaku - Pengetahuan, Sikap dan Perawatan Diri Klien dengan Rematik yang Tinggal di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perilaku 2.1.1 Definisi Perilaku - Pengetahuan, Sikap dan Perawatan Diri Klien dengan Rematik yang Tinggal di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

2.1Perilaku

2.1.1 Definisi Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup)

yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau

aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas

antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,

membaca, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012).

Perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang,

yang merupakan hasil bersama atau resultant antara berbagai faktor, baik faktor

internal maupun eksternal. Perilaku manusia dibagi dalam tiga domain, yaitu

pengetahuan, sikap dan tindakan (Bloom 1908 dalam Notoatmodjo, 2012).

2.2 Pengetahuan

2.2.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi jika seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

(2)

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau kepandaian yang

dimiliki seseorang yang diperoleh dari pengalaman, latihan, atau melalui proses

belajar. Dalam proses belajar sesorang hanya ditentukan memiliki kemampuan

membaca, menulis, dan berhitung. Seseorang dituntut memiliki kemampuan

memecahkan masalah, mengambil keputusan, kemampuan beradaptasi, kreatif

dan inovatif, dari kemampuan-kemampuan tersebut sangat diperlukan untuk

mencapai hasil belajar yang lebih baik. Pengetahuan merupakan kognitif yang

paling rendah namun sangat penting karena dapat membentuk prilaku seseorang

(Bloom 1956 dalam Notoatmodjo, 2007).

2.2.2 Jenis Pengetahuan

Riyanto dan Budiman (2013) menyatakan bahwa jenis pengetahuan

diantaranya sebagai berikut:

a. Pengetahuan Implisit

pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam

bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata

seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan seseorang

biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan.

Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak

(3)

b. Pengetahuan Eksplisit

pengetahun eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan

atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan.

Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan-tindakan yang berhubungan

dengan kesehatan.

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Riyanto dan Budiman (2013) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun nonformal),

berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap

dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan memengaruhi proses belajar,

makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah untuk menerima informasi.

b. Informasi atau media massa.

Informasi adalah “that of which one is apprised or told: intelligence, news” (Oxford English Dictionary). Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi

sebagai transfer pengetahuan. Informasi adalah suatu teknik untuk

(4)

menganalisis, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu

(Undang-Undang Teknologi Informasi).

c. Sosial, Budaya, dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan

bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang

juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan

tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan memengaruhi pengetahuan

seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses

masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut.

Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan

direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecaahkan masalah yang dihadapi masa

(5)

pengetahuan dan keterampilan profesional, serta pengalaman belajar selama

bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang

bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

f. Usia

Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

2.2.4 Tingkat Pengetahuan

Notoatmodjo (2010) mengemukakan bahwa Pengetahuan yang dicakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan yaitu : tahu (know),

memahami (comprehension), aplikasi (aplication), analisa (analysis), sintesis

(syntesis)dan evaluasi (evaluation).

a. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali(recall),

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima.

b. Memahami(comprehension),diartikan sebagai suatu untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat mengintrepetasikan materi

(6)

c. Aplikasi (appilcation), diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

d. Analisa (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan materi

atau obyek ke dalam komponen-komponen tetapi di dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthetis), menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang

baru.

f. Evaluasi (evaluation), adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek

2.2.5 Pengukuran Pengetahuan

Riyanto dan Budiman (2013) pengkuran dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari

subjek penelitian atau responden. Dalam mengukur pengetahuan harus

diperhatikan rumusan kalimat pertanyaan menurut tahapan pengetahuan.

Arikunto (2006 dalam Riyanto dan Budiman, 2013) membuat kategori

tingkat pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai

persentase yaitu sebagai berikut.

a. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya≥ 75%

(7)

c. Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya < 55%

Dalam membuat kategori tingkat pengetahuan bisa juga dikelompokkan

menjadi dua kelompok jika yang diteliti masyarakat umum, yaitu sebagai berikut.

a. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya > 50%

b. Tingkat Pengetahuan kategori kurang baik jika nilainya≤ 50%

2.3 Sikap

2.3.1 Definisi Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi

adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan

sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2010). Sikap merupakan pernyataan

evaluatif terhadap objek, orang, atau peristiwa (Stepan 2007 dalam Riyanto dan

Budiman, 2013)

2.3.2 Tingkat Sikap

Notoatmodjo (2010) Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri

(8)

a. menerima(receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat

dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi.

b. Merespon(responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk

menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari

pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai(valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang

mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya, dan sebagainya) untuk pergi

menimbangkan anaknya ke posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi, adalah

suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi

anak.

d. bertanggung jawab(responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau

menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang

(9)

2.3.3 komponen Pokok Sikap

Komponen sikap menurut notoatmodjo (2010) ada tiga komponen :

a. kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

Merupakan keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap suatu objek.

b. kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

Merupakan penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang

tersebut terhadap objek.

c. kecenderungan untuk bertindak(tend of behave)

Sikap merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku

terbuka. Sikap adalah merupakan ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku

terbuka (tindakan)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total

attitude)

2.3.4 Pengukuran Sikap

Riyanto dan Budiman (2013) menjelaskan bahwa ranah afektif tidak dapat

diukur seperti halnya ranah kognitif kemampuan yang diukur adalah: menerima

(memperhatikan), merespon, menghargai, mengorganisasi, dan menghayati. Skala

(10)

objek di antaranya menggunakan skala sikap. Hasil pengukuran berupa kategori

sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Salah satu skala

sikap yang digunakan adalah skala likert. Dalam skala likert,

pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan-pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh

subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat

tidak setuju.

2.4 Tindakan

2.4.1 Definisi Tindakan

Tindakan adalah seseorang yang mengetahui stimulus atau objek

kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang

diketahui, proses selanjutnya melaksanankan atau mempraktikkan apa yang

diketahui atau disikapinya (dinilai baik) (Notoatmodjo, 2012).

2.4.2 Tingkat Tindakan

Notoatmodjo (2012) membagi tingkatan tindakan sebagai berikut:

a. Respon terpimpin

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai

dengan contoh merupakan indicator tindakan tingkat pertama.

(11)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai

tindakan tingkat kedua.

c. Adopsi

Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan

baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi

kebenaran tindakan tersebut.

2.5 Rematik

2.5.1 Definisi Rematik

Junaidi (2012) menjelaskan bahwa rematik adalah penyakit yang

menyerang sendi. Sekalipun kata rematik sudah akrab di telinga kita, faktanya

adalah hingga kini belum ada pemahaman yang memadai tentang penyakit

rematik. Penyebab rematik sepenuhnya bergantung pada jenis penyakit rematik itu

sendiri.

Rubenstein, Wayne, dan Bradley (2007) mengemukakan bahwa penyakit

rematik merupakan regangan muskuloskeletal yang sangat sering dijumpai dan

merupakan sebab tersering seorang pasien dirujuk pada praktek umum (cedera

olahraga dan nyeri punggung). Osteoartritis merupakan salah satu jenis penyakit

(12)

Arthritis atau biasa disebut rematik adalah penyakit yang menyerang

persendian dan struktur disekitarnya. Masyarakat pada umumnya menganggap

rematik adalah penyakit sepele karena tidak menimbulkan kematian. Padahal, jika

tidak segera ditangani rematik bisa membuat anggota tubuh berfungsi tidak

normal, mulai dari benjol-benjol, sendi kaku, sulit berjalan, bahkan kecacatan

seumur hidup. Rasa yang timbul bisa sangat mengganggu dan membatasi aktivitas

kegiatan sehari-hari (Nainggolan, 2009).

2.5.2 Etiologi

Penyebab penyakit rematik sepenuhnya bergantung pada jenis penyakit

rematik itu sendiri. Beberapa jenis penyakit rematik yang telah diketahui

penyebabnya adalah arthritis infeksi dan asam urat. Sementara itu, untuk jenis

penyakit osteoarthritis para rematolog menduga bahwa penyakit itu disebabkan

oleh tekanan berlebihan pada tulang, sendi yang cedera secara berulang, atau

kelemahan tulang rawan (kartilago) bawaan. Untuk jenis penyakit rematik arthitis

rematoid, penyebabnya yang dominan adalah faktor keturunan, hormon, dan

lingkungan (Junaidi, 2012).

2.5.3 Gejala Penyakit Rematik

Junaidi (2012) mengemukakan secara garis besar, penyakit rematik terdiri

dari:

a. Artralgia, yaitu gejala yang hanya ditemukan pada sendi, berupa pegal linu,

tanpa gejala lainya. Gejala pegal-pegal ini biasanya ditemukan pada penyakit

(13)

b. Arthritis atau radang pada sendi. Gejala peradangan arthritis cenderung

lengkap, yaitu: terjadi pembengkakan, muncul kemerahan di kulit, terasa nyeri

dan panas pada sendi yang terserang dan biasanya sendi menjadi sulit untuk

digerakkan.

c. Nyeri sendi dengan tanda radang yang tidak lengkap (artropik). Misalnya,

terjadi pembengkakan pada tulang, bukan pada jaringan lunak. Atau, terjadi

pembengkakan tulang yang diikuti dengan gangguan fungsi tulang, tetapi tidak

mun cul kemerahan di kulit atau rasa panas. Nyeri sendi juga dialami oleh

penderita kanker, terutama kanker darah.

d. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam dapat bersifat generalisasi

terutama menyerang sendi (Brunner dan suddart 2002 dalam Afriyanti, 2009)

2.5.4 Jenis–Jenis Penyakit Rematik

Junaidi (2012) menyebutkan ragam penyakit rematik sebagai berikut :

a. Gout

Serangan gout muncul secara mendadak, biasanya di jempol kaki atau

sendi- sendi lainnya. Gout disebabkan oleh gangguan metabolisme protein purin

yang menyebabkan asam urat darah meningkat dan kristal asam urat terbentuk

dalam sendi atau tempat lainnya.

(14)

Arthritis reumatoid terjadi karena sistem imun menyerang lapisan atau

membran sinovial sendi. Umumnya proses ini melibatkan seluruh tubuh dan dapat

menyebabkan kelelahan, kehilangan berat badan, kurang darah (anemia), serta

menyerang paru-paru, jantung, dan mata.

c. Osteoarthritis

Osteoarthritis disebabkan oleh patahnya bantalan tulang rawan (kartilago) yang

menjadi bantal tulang. Penyakit ini sering disebut sebagai arthritis degeneratif.

d. Lupus (systemic lupus erythematosus)

Penyakit ini menyerang kulit dan melibatkan sendi, otot, serta terkadang

organ dalam atau tubuh lainnya.

2.6 Perawatan Diri Penderita Rematik

Perawatan diri yang menderita rematik diidentifikasikan sebagai

tindakan-tindakan yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kesehatannya seperti perbaikan nutrisi dan olahraga teratur,

istirahat cukup atau dengan diet, obat-obatan untuk meningkatkan dan

memulihkan penyakitnya (Wahyuni, Tjekyan, dan Kartisari, 2008).

Junaidi (2012) menyatakan beberapa hal yang dapat dilakukan penderita

rematik untuk meringankan penyakitnya antara lain:

a. Diet dan suplemen

Diet terutama ditekankan pada penderita gout dan osteoarthritis.

(15)

mengandung protein (purin) tinggi, seperti jeroan (hati, ginjal), makanan laut, dan

kuah daging. Hindari makanan yang berpotensi memperburuk radang sendi,

seperti daging merah, tomat, telur dan kafein.

Kebutuhan protein dapat diperoleh dengan mengonsumsi beras, cokelat,

kacang-kacangan (almond, biji bunga matahari), polong, buncis, sayuran hijau,

brokoli, bayam, dam biji-bijian. Penderita rematik atau radang sendi akan

memperoleh banyak manfaat dengan melakukan diet sehat, yaitu diet seimbang

yang mencakup sayur, buah, ikan salmon, dan daging putih.

b. Terapi Obat

Ada banyak obat yang digunakan untuk mengobati gejala penyakit

rematik. Jenis obat yang digunakan bergantung pada jenis penyakit rematik dan

kondisi pasien. Obat-obatan yang ada hanya mampu mengatasi gejala penyakit

rematik, terutama gejala nyeri dan peradangannya. Beberapa obat yang dapat

digunakan untuk mengatasi penyakit rematik, antara lain acetaminophen,

cortisone, solumedrol dan hidrokortison.

c. Terapi Herbal

Bahan herbal yang membantu melawan nyeri rematik antara lain :

1. Jahe dan kunyit. Keduanya adalah bahan anti-inflamasi yang sangat baik, serta

dapat mengurangi nyeri dan bengkak pada sendi.

(16)

3. Lidah buaya adalah anti-inflamasi yang sangat kuat, dapat meningkatkan

system kekebalan. Mengandung asam salisilat dan magnesium yang berfungsi

melawan arthritis.

4. Rosemary berfungsi seperti aspirin, tetapi lebih aman. Bekerja sebagai

anti-inflamasi untuk semua jenisarthritis.

5. Aroma terapi. Menggunakan minyak esensial sebagai losion yang diserap

melalui kulit.

6. minyak Jupiter untuk menghilangkan bengkak pada sendi.

d. Terapi panas dan dingin

Terapi panas dan dingin dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dan

peradangan pada rematik. Cara kerja terapi panas pada rematik adalah untuk

meningkatkan aliran darah ke daerah sendi yang terserang dengan demikian

proses radang dapat dikurangi dan sendi dapat berfungsi secara normal.

Terapi dingin bertujuan untuk membuat baal pada sendi yang terserang

rematik sehingga mengurangi nyeri, peradangan, kaku dan kejang otot. Terapi

dingin dapat dilakukan dengan menggunakan kantong berisi air dingin, semprotan

dingin.

e. Olahraga dan Istirahat

Tidur sejenak disiang hari membantu tubuh memperbaiki kerusakan yang

(17)

dalam posisi telentang. Pada penderita rematik pada sendi panggul atau lutut

sebaiknya mempertahankan sendi dalam posisi lurus, badan telentang dan

meletakkan bantal kecil di bawah sendi lutut untuk menghilangkan tegangan.

Aktivitas fisik atau olahraga dapat mengurangi nyeri dan kekakuan sendi,

serta dapat meningkatkan kelenturan, otot yang kuat, dan ketahanan. Latihan dan

olahraga yang dianjurkan adalah:

1. Range of motion exercises. Latihan fisik yang membantu menjaga pergerakan

sendi secara normal, memelihara atau meningkatkan fleksibilitas, dan

menghilangkan kekakuan sendi.

2. Strengthening exercise. Memelihara atau meningkatkan kekuatan otot. Otot

yang kuat membantu dan menjaga sendi yang terserang penyakit rematik.

3.aerobic or edurance exercise.Meningkatkan kesehatan pembuluh darahjantung

(kardiovaskuler), membantu menjaga berat badan ideal, dan memperbaiki

kesehatan secara menyeluruh.

Anjurkan pasien arthritis untuk melakukan aerobic derajat sedang selama

30 menit etiap hari. Latihan yang terlalu berat, yang menyebabkan nyeri, harus

dihindari. Hal itu berarti bahwa olah ranga berat, seprti sepak bola, basket, voli,

dan sebagainya, harus dijauhi.

f. Fisipoterapi dan Relaksasi

Fisioterapi atau mobilisasi dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dan

(18)

dilakukan dengan hati-hati, seperti menarik secara lembut dan terus-menerus pada

otot yang kakau, pemijatan, dan manipulasi dengan menggunakan kedua tangan

untuk memperbaiki pergerakan sendi yang kaku.

Relaksasi progresif membantu mengurangi nyeri dengan menggunakan

gerakan yang melemaskan otot yang tegang. Pada relaksasi progresif gerakan

yang dilakukan adalah, pertama-tama mengencangkan kumpulan otot tertentu,

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Ayu Sari dan Rina Harimurti dengan judul Sistem Pakar untuk Menganalisis Tingkat Stres Belajar pada Siswa

Perbedaan perubahan kadar kolesterol total yang tidak bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol sesuai dengan penelitian Trully Kusumawardhani yang menyatakan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis akan meneliti pengaruh dari penerapan PSAK 24 khususnya mengenai imbalan pascakerja terhadap risiko perusahaan dan

Achmad Wardi - Badan Wakaf Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Dompet Dhuafa Republika sebagai pengelola RS - Masyarakat dhuafa (gratis disubsidi dana zakat).

Baik nilai sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan budaya bagi Bangsa Indonesia (Ivan Efendi, 2016). Demi melestarikan Cagar Budaya bangsa salah satunya adalah

Namun pada neonatus dengan gejala klinis TB dan didukung oleh satu atau lebih pemeriksaan penunjang (foto toraks, patologi anatomi plasenta dan mikrobiologis darah v.umbilikalis)

Ratna Askiah S, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Metrologi dan Instrumentasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.. Seluruh Dosen dan

Dimana apabila menunjukan status tersedia dari sebuah sarana pada suatu tanggal tertentu itu artinya sarana tersebut masih bisa untuk dilakukan pemesanan karena