• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Student Team Achievement Division (STAD) dengan Kerangka Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Student Team Achievement Division (STAD) dengan Kerangka Kerja "

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan menguraikan mengenai seting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas lokasi atau tempat dilaksanakannya penelitian, selanjutnya seting waktu membahas mengenai penentuan waktu/jadwal penelitian, sementara pada sub judul karakteristik subjek penelitian akan dibahas mengenai kondisi siswa kelas 5 yang dijadikan sebagai subjek penelitian.

3.1.1 Seting Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 03 Kaloran. Alamat sekolah Jl Raya Kaloran Kranggan, Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Secara geografis SD Negeri 03 Kaloran terletak dipinggir jalan utama Kaloran Kranggan sehingga dapat ditempuh dengan alat transportasi umum atau naik kendaraan pribadi, Jumlah keseluruhan siswa SD Negeri 03 Kaloran pada Tahun Ajaran 2014-2015 sebanyak 183 siswa.

3.1.2 Seting Waktu Penelitian

(2)

bahasan proses pembentukan tanah. Rincian alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Alokasi Waktu Penelitian

(3)

data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi laporan serta persiapan ujian.

3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah seluruh siswa kelas 5 SD Negeri 03 Kaloran Semester II Tahun Ajaran 2014-2015 dengan jumlah 19 siswa. Adapun siswa laki-laki sebanyak 9 anak dan siswa perempuan berjumlah 10 anak. Siswa tersebut mayoritas berasal dari lingkungan sekitar sekolah. Siswa kelas 5 SD Negeri 03 Kaloran mengalami masalah terhadap hasil belajar yang rendah. Faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri 03 Kaloran yang masih rendah karena beberapa permasalahan. Permasalahan itu antara lain guru yang kurang berinovasi hanya mengandalkan pendekatan Scientific saja sesuai amanat pemerintah tetapi belum disesuaikan dengan karakteristik siswa yang masih kurang dalam pemahaman dan pendalaman materi serta fokus siswa dalam pelajaran.

(4)

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan karena hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran masih rendah, berdasarkan data nilai ulangan harian IPA semester I diketahui bahwa masih banyak siswa yang kesulitan dalam mata pelajaran IPA, tercatat sebagian besar siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM yang ditentukan oleh guru. KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 75, tetapi pada kenyataannya masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yang telah ditentukan tersebut, rata-rata nilai yang diperoleh siswa juga masih rendah yaitu 62,50. Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific.

3.2 Jenis dan Desain Penelitian

Pada sub judul jenis penelitian dan desain penelitian ini akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu jenis penelitian dan desain penelitian. Jenis penelitian akan membahas mengenai jenis penelitian yang akan peneliti lakukan, sementara desain penelitian lebih kepada model atau rancangan penelitian yang akan di jadikan acuan oleh peneliti di dalam melaksanakan tindakan penelitian.

3.2.1 Jenis Penelitian

(5)

(guru, kepala sekolah, siswa). Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi subjektivitas dalam penilaian dalam pelaksanaan tindakannya.

Dalam pelaksanaan tindakan diperlukan kerjasama yang baik antara peneliti dengan guru dalam hal mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, mengumpulkan data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data dan menyusun laporan akhir (Arikunto, 2012:63). Perencanaan penelitian tindakan kelas disusun dan didiskusikan oleh peneliti bersama guru kolaborator untuk menentukan keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilangsungkan.

3.2.2 Desain Penelitian

(6)

Desain bagan dalam penelitian ini menurut Arikunto (2012:16) adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK Menurut Arikunto (2012:16)

3.3 Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu istilah yang tidak dapat dipisahkan di dalam sebuah penelitian. Variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi (Slameto, 2012:138), dengan kata lain variabel merupakan gejala yang bervariasi yang menjadi titik perhatian dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat 2 variabel yang digunakan yaitu:

3.3.1 Variabel Bebas (X)

(7)

(Slameto, 2012:140). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan kerangka kerja Scientific. Model STAD adalah suatu model pembelajaran dengan ciri siswa dibagi dalam kelompok heterogen dan mengerjakan LKS serta kuis yang diberikan dalam kelompok tersebut, dengan penerapan model ini siswa dapat belajar materi pelajaran dengan suasana yang menyenangkan. Dengan kerangka kerja Scientific dalam penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berfikir kritis terhadap materi yang dipelajari, sehingga siswa tidak hanya memperoleh pemahaman secara verbal dari apa yang guru sampaikan tetapi siswa juga dapat melihat objek yang sedang dipelajari.

3.3.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain, jadi variabel terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas (Slameto, 2012:140). Sehubungan dengan hal itu pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar IPA siswa kelas 5. Hasil belajar dalam hal ini merupakan nilai yang diperoleh siswa pada akhir pembelajaran setelah dilakukan proses pembelajaran sehingga akan diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

(8)

3.4 Rencana Tindakan

Rancangan tindakan akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu rencana tindakan siklus I dan rencana tindakan siklus II. Menurut Arikunto (2012:16-18) sebuah penelitian pada dasarnya terdiri dari empat tahapan yang harus dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan/observasi, dan (4) refleksi. Berikut ini rangkaian dari keempat tahapan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific:

3.4.1 Rencana Tindakan Siklus I

Rencana tindakan pada siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus I yang dilakukan di SDN 03 Kaloran dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan (Planning)

Peneliti mengidentifikasi data baik dari dokumentasi maupun dari observasi serta wawancara dengan guru kelas maupun kepala sekolah.

a. Menentukan kelas penelitian, waktu penelitian, dan guru kolaborator.

b. Melalui diskusi dan saran yang diberikan oleh guru kolaborator peneliti menganalisis kompetensi IPA yaitu Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dari pokok bahasan yang dipilih yaitu mengenai proses pembentukan tanah.

c. Peneliti merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan SK, KD dan indikator yang telah ditentukan.

(9)

yang telah ditentukan dengan pokok bahasan Proses Pembentukan Tanah dengan menerapkan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific.

e. Mempersiapkan sumber, alat dan media gambar yang dipergunakan untuk pembelajaran.

f. Menyusun lembar observasi model STAD untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa selama tindakan pembelajaran berlangsung.

g. Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui perkembangan hasil belajar IPA.

h. Menyampaikan rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran kepada guru kolaborator SDN 03 Kaloran.

2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan dengan menggunakan model pembelajaran STAD, pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan selama delapan kali 35 menit atau empat kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

(10)

memperoleh LKS, (4) siswa dalam kelompok mengerjakan persoalan yanga ada dalam LKS, (5) siswa mengerjakan kuis, (6) mendengarkan penguatan yang guru sampaikan tentang materi yang telah dipelajari, memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk memberi masukan kepada kelompok lain. Kegiatan penutup meliputi kegiatan guru bersama siswa menghubungkan situasi kehidupan di dunia nyata, membimbing siswa membuat kesimpulan tentang jenis-jenis, manfaat dan proses terbentuknya batuan beku, menyampaikan materi pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya dan guru mengakhiri pembelajaran.

(11)

manfaat dan proses terbentuknya, serta menyampaikan materi pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

Pertemuan ketiga terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, guru mengulas kembali materi yang pernah dipelajari pada pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga mengenai jenis-jenis batuan dan pelapukan batuan, guru memberikan penjelasan tentang tujuan diadakannya evaluasi, selain itu guru juga memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-sungguh. Kegiatan inti meliputi kegiatan siswa (1) memperhatikan tata tertib dan alokasi waktu yang ditentukan dalam mengerjakan soal evaluasi, (2) menerima lembar soal dan lembar jawab, (3) mengerjakan soal evaluasi, (4) menyimak pembahasan soal evaluasi yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi kegiatan tanya jawab tentang soal-soal yang belum dipahami dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

3) Observasi (Observing)

(12)

Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

a. Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific meliputi 37 indikator penilaian aktivitas guru.

b. Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific meliputi 25 indikator penilaian aktivitas siswa.

Selain menggunakan lembar observasi masing-masing bagi guru dan siswa, proses pengamatan tindakan penelitian di dokumentasikan menggunakan foto. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bukti nyata hasil penelitian, dokumentasi tersebut meliputi aktivitas guru dan siswa selama tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific.

4) Refleksi (Reflecting)

(13)

Hasil tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II. Kelebihan dalam penerapan model pembelajaran STAD akan tetap dipertahankan, sementara apabila masih ditemui kekurangan di dalam pelaksanaannya akan diperbaiki pada siklus II. Kegiatan refleksi dilakukan bersama-sama oleh guru, observer, peneliti, dan perwakilan dari siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran.

3.4.2. Rencana Tindakan Siklus II

Rencana tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan tindakan siklus I. Siklus II dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran siklus II lebih optimal. Siklus II merupakan upaya perbaikan dari segala kelemahan dan kekurangan yang ditemui pada pelaksanaan siklus I. Rencana tindakan pada siklus II terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus II yang dilakukan di kelas 5 SDN 03 Kaloran dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama dengan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I, namun dalam siklus II perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini disertai dengan penambahan atau penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada siklus I.

2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)

(14)

memperbaiki kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang menghambat pelaksanaan tindakan pembelajaran. Pelaksanaan tindakan pada siklus II berlangsung selama enam kali 35 menit atau tiga kali pertemuan. Tindakan pelaksanaan pada siklus II terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Pertemuan pertama terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru dalam menyampaikan apersepsi dan motivasi dengan tujuan membangun konsep siswa tentang materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu tentang unsur-unsur pembentuk tanah dan komposisi lapisan tanah. Kegiatan inti yang guru dan siswa lakukan antara (1) melakukan eksplorasi sumber bacaan, selanjutnya menyimak penjelasan guru dan pengamatan gambar menyangkut materi pelajaran yang akan dipelajari, (2) siswa berpasang-pasangan atau membagi ke dalam 4 kelompok besar (3) siswa memperoleh LKS, (4) siswa dalam kelompok mengerjakan persoalan yanga ada dalam LKS, (5) siswa mengerjakan kuis, (6) mendengarkan penguatan yang guru sampaikan tentang materi yang telah dipelajari, memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk memberi masukan kepada kelompok lain. Kegiatan penutup meliputi kegiatan guru bersama siswa menghubungkan situasi kehidupan di dunia nyata (refleksi), membimbing siswa membuat kesimpulan tentang unsur-unsur pembentuk tanah dan komposisi lapisan-lapisan tanah, dan menyampaikan materi pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya serta guru mengakhiri pembelajaran.

(15)

selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu tentang jenis-jenis tanah dan manfaatnya bagi kehidupan manusia. Kegiatan inti yang guru dan siswa lakukan antara (1) melakukan eksplorasi sumber bacaan, selanjutnya menyimak penjelasan guru dan pengamatan gambar menyangkut materi pelajaran yang akan dipelajari, (2) siswa berpasang-pasangan atau membagi ke dalam 4 kelompok besar (3) siswa memperoleh LKS, (4) siswa dalam kelompok mengerjakan persoalan yanga ada dalam LKS, (5) siswa mengerjakan kuis, (6) mendengarkan penguatan yang guru sampaikan tentang materi yang telah dipelajari, memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk memberi masukan kepada kelompok lain. Kegiatan penutup meliputi kegiatan guru bersama siswa menghubungkan situasi kehidupan di dunia nyata (refleksi), membimbing siswa membuat kesimpulan tentang materi jenis-jenis tanah dan manfaatnya bagi kehidupan manusia, kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya dan mengakhiri pembelajaran.

(16)

yang disampaikan oleh guru. Kegiatan penutup meliputi kegiatan tanya jawab tentang soal-soal yang belum dipahami dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

3) Pengamatan (Observing)

Tahap observasi siklus II dilaksanakan seperti tahap observasi siklus I, untuk pelaksanaan tahap ini guru dibantu oleh seorang pengamat/observer yaitu guru kelas 6 SDN 03 Kaloran. Objek pengamatan adalah segala sesuatu yang menyangkut pelaksanaan tindakan pembelajaran, termasuk didalamnya aktivitas guru dan aktivitas siswa. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Adapun rincian tindakan observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, meliputi:

a. Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific melalui 37 indikator penilaian aktivitas guru.

b. Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific melalui 25 indikator penilaian aktivitas siswa.

Selain menggunakan lembar observasi, proses pengamatan tindakan penelitian di dokumentasikan menggunakan foto. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bukti nyata hasil penelitian, dokumentasi tersebut meliputi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific.

4) Refleksi (Reflecting)

(17)

dianalisis meliputi: hasil pengamatan atau dokumentasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific, mengevaluasi proses dan hasil belajar pada siklus II untuk mengetahui apakah pemberian tindakan pada siklus II sudah mengalami perbaikan, serta menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran STAD. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilaksanakan.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pada sub judul ini akan menguraikan mengenai teknik pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data. Teknik pengumpulan data akan memaparkan mengenai cara yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan tindakan penelitian. Sementara pada sub judul instrumen pengumpulan data akan menjelaskan mengenai alat-alat intrumen pengumpulan data yang digunakan dalam menghimpun data-data yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan, seperti lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta soal evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan hasil belajar mata pelajaran IPA.

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

(18)

siswa selama tindakan pembelajaran menggunakan model STAD berbantuan media gambar. Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal evaluasi berbentuk pilihan ganda disetiap siklusnya, sementara itu teknik nontes dalam penelitian ini ialah observasi dan dokumentasi yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan penelitian.

1) Teknik Tes

Teknik tes mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, siswa diminta untuk mengeluarkan kemampuan yang dimiliki dengan memberikan respon atau jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Purwanto (2013:65) mengemukakan bahwa tes merupakan suatu alat ukur yang digunakan oleh guru untuk mengukur tingkat kemampuan siswa, antara lain mengukur tingkat pengetahuan, kecerdasan, bakat, dan keterampilan siswa di mana siswa harus memberikan penampilan terbaiknya.

(19)

2) Teknik Nontes

Dalam PTK yang dilakukan di kelas 5 SDN 03 Kaloran, salah satu teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan ialah teknik nontes. Menurut Purwanto (2013:63) nontes merupakan teknik pengumpulan data yang sifatnya mengukur penampilan diri atau aktivitas dengan memberikan respon secara objektif dan jujur sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan. Jenis teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi.

a. Observasi

Pelaksanaan observasi bertujuan untuk mendapatkan skor aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran STAD. Komalasari (2011:57) mengungkapkan observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang diselidiki. Selanjutnya Dimyati (2009:229) menyatakan bahwa observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh observer (pengamat) terhadap kegiatan pembelajaran yang dilangsungkan. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian dengan memberikan skor pada lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa pada setiap pertemuan baik siklus I maupun siklus II. Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran.

b. Dokumentasi

(20)

tidak resmi dapat berupa catatan pribadi dan nota dinas yang memberikan informasi terhadap suatu kejadian. Seorang peneliti sebaiknya menggunakan kedua sumber dokumentasi secara intensif agar memperoleh informasi secara maksimal dan dapat menggambarkan kondisi subyek atau obyek penelitian dengan benar (Sukardi, 2005:81). Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar nama siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran dan nilai awal hasil belajar IPA sebelum dilakukan penelitian, sehingga dapat digunakan untuk membandingkan antara hasil belajar sebelum dengan setelah penelitian dilakukan.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan tindakan pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran melalui model pembelajaran STAD sebagai berikut:

1) Butir Soal Tes

(21)
(22)

47

Kisi-kisi Evaluasi Siklus I

No. Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No. Soal

1 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

7.1 Mendeskripsikan proses

pembentukan tanah karena pelapukan

7.1.1 Mengidentifikasi proses pembentukan tanah 1, 2, 3, 4, 5 7.1.2 Mendefinisikan jenis batuan berdasarkan

proses pembentukannya

6, 7, 8, 9, 10

7.1.3 Menyebutkan contoh batuan beku 11, 12, 13, 7.1.4 Menyebutkan contoh batuan sedimen 14, 15, 16 7.1.5 Menyebutkan contoh batuan malihan 17, 18, 19, 20 7.1.6 Mendefinisikan jenis pelapukan berdasarkan

proses pembentukannya

21, 22, 23, 24

7.1.7 Mendeskripsikan pelapukan fisika 25, 26 7.1.8 Mendeskripsikan pelapukan biologi 27, 28 7.1.9 Mendeskripsikan pelapukan kimia 29, 30

(23)

Kisi-kisi Evaluasi Siklus II

No. Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No. Soal

1 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah

7.2.1 Mengidentifikasi komponen penyusun tanah 1, 2, 3, 4, 5,6,7 7.2.2 Mendiskripsikan komposisi lapisan-lapisan

tanah

8, 9, 10, 11, 12, 13

7.2.3 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 7.2.4 Menyebutkan manfaat tanah dalam

kehidupan sehari-hari

21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30

(24)

49

Pada setiap jawaban bentuk tes pilihan ganda, setiap jawaban yang benar diberi skor satu atau bergantung pada keinginan guru namun pada umumnya diberi skor satu (Sudjana, 2011:54). Pada PTK yang dilakukan di kelas 5 SDN 03 Kaloran setiap item soal pada tes evaluasi hasil belajar IPA melalui model pembelajaran STAD diberi skor 1 dan perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus sebagai berikut:

x = 𝑆

𝑆 𝑀× 100

Keterangan :

x = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA 𝑆 = jumlah skor

𝑆 𝑀 = jumlah skor maksimum

KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 75, sehingga berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA dapat diketahui bahwa siswa sudah tuntas belajar atau belum. Kriteria ketuntasan belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Ketuntasan Belajar

Rentang Kriteria

x ˂ 75 Belum memenuhi KKM atau tidak

tuntas

x ≥ 75 Memenuhi KKM atau tuntas

2) Lembar Observasi atau Pengamatan

(25)

observasi berisi indikator penilaian sehingga dapat mengukur aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD. Pelaksanaan observasi bertujuan untuk memperoleh skor aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD, perolehan skor dapat dijadikan acuan oleh guru dalam mengukur apakah tindakan pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang telah disusun.

(26)

Tabel 3.5

Kisi-kisi Aktivitas Guru

Aspek yang diamati Indikator No. Item

Memeriksa kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran)

1) Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 2) Membimbing siswa berdoa 3) Melakukan kegiatan presensi 4) Memeriksa kesiapan siswa

untuk belajar

1 - 4

Melakukan apersepsi, motivasi, dan

menyampaikan tujuan

1) Melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar

2) Memberikan motivasi kepada siswa dengan tanya jawab dan menunjukkan gambar

3) Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

2) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 3) Menyajikan materi dengan

menggunakan media gambar 4) Memfasilitasi terjadinya

interaksi guru, siswa, dan sumber bacaan

5) Menunjukkan respon terbuka terhadap respon siswa 6) Mengkaitkan materi dengan

realitas kehidupan

8 - 13

Pemanfaatan Media Gambar

1) Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

2) Menunjukkan keterampilan dalam memanfaatkan media 3) Menggunakan media secara

efektif dan efisien

(27)

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan kelompok (STAD)

1) Mengarahkan siswa dalam pembelajaran STAD 2) Menjelaskan

langkah-langkah pembelajaran STAD bersama siswa

3) Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD

4) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan

5) Meluruskan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang terjadi

1) Memberikan poin kepada siswa yang berani

menyampaikan gagasan atau pendapat

2) Memberi penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin tertinggi

26-28

Penggunaan Bahasa 1) Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2) Menggunakan bahasa tulis

dengan baik dan benar 3) Memberi kesempatan kepada

siswa untuk bertanya tentang

1) Memberikan motivasi kepada kelompok yang nilainya kurang 2) Membimbing siswa

membuat simpulan pembelajaran

3) Melibatkan siswa dalam

(28)

melakukan refleksi pembelajaran

4) Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada

Aspek yang diamati Indikator No. Item

Kesiapan Belajar

2) Menjawab apersepsi dari guru

3) Memperhatikan motivasi yang disampaikan guru 4) Memperhatikan dengan

seksama ketika guru

1) Melakukan eksplorasi sumber bacaan

1) Menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ketika proses pembelajaran 2) Mertanya ketika proses

pembelajaran

(29)

3) Merinteraksi positif dalam

2) Menunjukkan respon positif ketika guru menggunakan media gambar

3) Antusias terhadap materi yang guru sampaikan

menggunakan media gambar 4) Berpartisipasi dalam

pemanfaatan media gambar

10 - 13

Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan kelompok (STAD)

1) Membentuk kelompok sesuai petunjuk guru

2) Melakukan diskusi secara kondusif dalam kegiatan kelompok (STAD)

3) Menyimak dengan seksama pendapat yang siswa lain

1) Bertanya jawab dengan guru tentang materi yang belum terselesaikan

2) Membuat simpulan dari materi yang dipelajari 3) Merefleksi pembelajaran

yang telah dilaksanakan 4) Memberikan salam penutup

22 - 25

(30)

Untuk menghitung rentang kriteria skor aktivitas, baik guru maupun siswa digunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2010:36) dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:

a. Menghitung rentang data

𝑅 =𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑥𝑖𝑚𝑎𝑙– 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙

Skor Maksimal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian tertinggi (4), sementara skor minimal diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian terendah (1).

b. Menghitung Jumlah Kelas Interval 𝐾= 1 + 3,3 log𝑛

n merupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian. c. Menghitung Panjang Kelas

𝑃= 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

Berdasarkan langkah-langkah perhitungan tersebut dapat diketahui kriteria skor aktivitas guru dan aktivitas siswa sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kriteria Skor Aktivitas Guru

Rentang Kriteria

36 – 57 Sangat Kurang

(31)

80 – 101 Cukup Baik

102 – 123 Baik

124 – 144 Sangat Baik

Tabel 3.8

Kriteria Skor Aktivitas Siswa

Rentang Kriteria

25 – 39 Sangat Kurang

40 – 54 Kurang

55 – 69 Cukup Baik

70 – 84 Baik

85 – 100 Sangat Baik

3) Dokumentasi

Dalam PTK yang dilakukan di SDN 03 Kaloran, dokumentasi yang digunakan ialah surat ijin penelitian, surat keterangan telah melakukan penelitian, surat ijin uji validitas, surat keterangan telah melakukan uji validitas, lembar observasi, daftar nilai siswa, dan foto-foto pelaksanaan tindakan penelitian.

3.6 Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

(32)

dikatakan baik jika dapat mengukur apa yang akan diukur dan instrumen tersebut merupakan instrumen yang tepat digunakan untuk mengukur suatu variabel penelitian.

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan atau kevalidan sebuah instrumen penelitian, dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2010:348). Uji validitas dihitung dengan cara mengkorelasikan antara nilai yang diperoleh dari setiap item instrumen dengan nilai keseluruhan yang diperoleh. Besar rtabel sangat bergantung

kepada jumlah peserta (N) dan taraf kesalahannya (a). pada N yang lebih besar maka kemungkinan kesalahan kesimpulan yang dibuat mengenai hubungan X dan Y lebih kecil sehingga semakin kecil rtabel yang diperlukan. Sebaliknya bila N lebih kecil maka diperlukan rtabel yang lebih besar (Purwanto, 2013:116).

PTK yang dilakukan di kelas 5 SDN 03 Kaloran menggunakan acuan toleransi kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95%. Pelaksanaan uji validitas instrumen dilakukan di kelas 6 SDN 03 Kaloran dengan jumlah peserta tes adalah 20 siswa dengan jumlah responden (N) = 20, maka nilai rtabel = 0,301 dengan taraf signifikansi 5%

(33)

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus I

No. Item

Valid Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15,

17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 27,

28, 29, 30

6, 10, 12, 16, 25, 26

24 6

Berdasarkan hasil uji validitas 30 item soal diketahui dari tabel 3.9 di atas, terdapat 6 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 6, 10, 12, 16, 25, 26. Sedangkan 24 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 16.0 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I.

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus II

No. Item

Valid Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23,

24,25, 26, 27, 28, 29, 30

6, 9, 12, 20

26 4

(34)

menggunakan SPSS versi 16.0 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus II.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui keajegan instrumen dari variabel yang hendak diukur. Dengan kata lain, apabila instrumen tersebut digunakan beberapa kali di dalam mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012:173). Purwanto (2013:154), menambahkan reliabilitas suatu instrumen merupakan akurasi dan presisi yang dihasilkan oleh alat ukur dalam melakukan pengukuran, sehingga alat ukur yang reliabel akan memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan konsisten. Wardani (2012:346) menambahkan bahwa semakin tinggi realiabilitas suatu tes (hasilnya mendekati satu) maka semakin tinggi pula keajegan atau ketepatan instrumen yang digunakan tersebut. Keajegan instrumen dapat diketahui dengan menentukan koefisien alpha (∝). Pengukuran koefisien reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dijelaskan melalui tabel 3.11 sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kriteria Reliabilitas Instrumen

Rentang Kriteria

0,80 – 1,00 Sangat reliabel

˂ 0,80 – 0,60 Reliabel

˂ 0,60 – 0,40 Cukup reliabel ˂ 0,40 – 0,20 Agak reliabel

(35)

Hasil uji reliabilitas yang dilakukan di kelas 5 SDN 03 Kaloran dengan analisis SPSS versi 16.0 for Windows adalah sebagai berikut:

Tabel 3.12

Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus I

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

Pilihan Ganda 0,903 Sangat reliabel

Tabel 3.13

Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus II

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

Pilihan Ganda 0,876 Sangat reliabel

Dari tabel hasil uji reliabilitas dengan program SPSS versi 16.0 for Windows di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisisen reliabilitas pada siklus I mencapai 0,902 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori sangat reliabel. Sementara koefisien reliabilitas pada siklus II mencapai 0,875 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori sangat reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah sangat reliabel karena nilai koefisien alpha lebih dari 0,80.

3.7 Uji Taraf Kesukaran

(36)

𝑇𝐾

=

𝐵

𝑃

Keterangan:

TK = tingkat kesukaran

𝐵 = jumlah siswa menjawab benar 𝑃 = jumlah siswa peserta tes

Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1. Nilai 0 (nol) terjadi apabila siswa tidak menjawab dengan benar, sementara nilai 1 (satu) terjadi apabila siswa berhasil menjawab soal dengan benar. Proporsi butir soal dengan kategori sedang sebaiknya lebih banyak daripada butir soal dengan kategori sukar atau mudah, karena apabila butir soal dengan kategori mudah atau sukar jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan siswa. Berikut pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2013: 101) sebagai berikut:

Tabel 3.14

Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

Rentang Kriteria

0,00 – 0,32 Sukar

0, 33 – 0,66 Sedang

0,67 – 1,00 Mudah

(37)

Tabel 3.15

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,00 – 0,32 Sukar 1, 4, 30 3

0,33 – 0,66 Sedang

2, 3, 5,7, 8, 9, 11, 13,

15,17, 18, 19,20, 22, 23,

24, 28, 29

18

0,67 – 1,00 Mudah 14, 21, 27 3

Total 24

Dari data tabel 3.15 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 24 soal terdapat 3 soal dengan kategori sukar, 18 soal dengan kategori sedang, dan 3 soal dengan kategori mudah.

Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II dengan jumlah 30 soal berbentuk pilihan ganda, hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.16

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,00 – 0,32 Sukar 4, 5, 11, 19 4

0,33 – 0,66 Sedang

1, 2, 3, 7, 8, 13,14, 15,

18, 21, 22, 23, 24, 25,

26, 27, 28, 29

18

0,67 – 1,00 Mudah 10, 16, 17, 30 4

(38)

Dari data tabel 3.16 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 26 soal terdapat 4 soal dengan kategori sukar, 18 soal dengan kategori sedang, dan 4 soal dengan kategori mudah.

3.8 Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan PTK pada kelas 5 SDN 03 Kaloran adalah data yang berupa angka (data kuantitatif) yang menunjukkan nilai tes kondisi awal, nilai setelah siklus I, nilai setelah siklus II, skor observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific dari setiap siklusnya. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa melalui model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk data nilai hasil belajar IPA dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif sehingga dapat dibandingkan nilai hasil belajar IPA setelah tindakan siklus I dan siklus II.

Analisis hasil belajar IPA siswa dilakukan dengan menghitung persentase ketuntasan belajar IPA secara klasikal dan rata-rata nilai siswa. perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar mata pelajaran IPA berpedoman pada perhitungan rumus sebagai berikut:

x = 𝑆

𝑆 𝑀× 100

Keterangan :

x = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA 𝑆 = jumlah skor

(39)

KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 75, sehingga berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA dapat diketahui bahwa siswa sudah tuntas belajar atau belum tuntas dalam pembelajaran IPA. Sementara itu untuk mengukur nilai rata-rata siswa digunakan rumus sebagai berikut:

=

𝑥

𝑁

Keterangan:

X = nilai rata-rata

𝑥

= jumlah nilai yang diperoleh N = jumlah siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai berikut:

𝐾𝐵

=

𝑁𝑆

𝑁

𝑥

100 %

Keterangan:

KB = ketuntasan belajar

NS

= jumlah siswa yang diatas KKM (nilai ≥ 75) N = jumlah siswa

(40)

Tabel 3.17

Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal

Rentang Kriteria

1% - 20% Sangat Kurang

21% - 40% Kurang

41% - 60% Cukup Baik

61% - 80% Baik

81% - 100% Sangat Baik

Sumber: Tampubolon (2014:241)

Analisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific dilakukan dengan menghitung persentase jumlah pencapaian skor minimal secara klasikal. Rumus persentase hasil observasi guru dan siswa adalah sebagai berikut:

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒= 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100 %

Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, maka kriteria hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific dapat digolongkan menjadi lima kriteria. Kriteria hasil observasi secara klasikal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.18

Kriteria Hasil Observasi Klasikal

Rentang Kriteria

1% - 20% Sangat Kurang

21% - 40% Kurang

(41)

61% - 80% Baik

81% - 100% Sangat Baik

3.9 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran melalui model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific pada pembelajaran IPA meliputi indikator proses dan hasil. Indikator proses dan hasil dijabarkan sebagai berikut: 3.9.1 Indikator Proses

Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui penerapan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific. Pada penelitian ini aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific dapat dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan secara signifikan minimal 10%

3.9.2 Indikator Hasil

Gambar

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian
Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK
Tabel 3.2 Kisi-kisi Evaluasi Siklus I
Tabel 3.3 Kisi-kisi Evaluasi Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

(t hitung > t tabel = 1,677).. 4) Hasil Validitas Instrumen Penelitian Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y). Variabel kepuasan kerja karyawan (Y) diukur dengan

Frekuensi signifikan dari curah hujan sintet ik seri wakt u yang dipresentasikan disini dihit ung dengan menggunakan periode signifikan dari curah hujan harian seri

Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pola Makan Lansia yang Menderita Hipertensi (Studi di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang). Peneliti

dengan mesh cetak genteng sjstem banting tidak sesuai dengan prinsip kerja s€cara ergonomis karena memiliki deviasi gerahan yang be$r dan m€liputi geBkan-gerakan

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus dengan melaksanakan asuhan keperawatan pada dua klien dengan diagnosa medis stroke non hemoragic

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cadangan Zillmer dan Illinois pada asuransi jiwa seumur hidup, endowment murni dan dwiguna akan menghasilkan nilai cadangan yang sama besarnya

Program ini merupakan salah satu program Organization for Industrial, Spiritual, and Cultural Advancement (OISCA); Kedua, pola kegiatan CFP MIM Karanganyar

Pada penelitian ini algoritma Greedy dibandingkan dengan Program Dinamis untuk menyelesaikan permasalahan Chinese Postman dengan menggunakan peta wilayah kelurahan Kedaton