ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR
Calen
(Politeknik Bisnis Indonesia)
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Tingkat pencapaian realisasi
penerimaan Pajak Daerah pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Pematangsiantar Tahun 2014-2016. (2) Tingkat pencapaian realisasi penerimaan Pendapatan Asli
Daerah pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pematangsiantar
Tahun2014-2016. (3) Kontribusi penerimaan Pajak Daerah dalam meningkatkan Pendapatan
Asli
Daerah pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kota
Pematangsiantar Tahun 2014-2016. (4)Hambatan yang dihadapi oleh Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pematangsiantar dalam pelaksanaan pemungutan
Pajak Daerah. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif merupakan data yang
dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan angka. Data yang digunakan adalah Realisasi
Penerimaan Pajak Daerah dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota
Pematangsiantar pada tahun 2014-2016. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
penelitian lapangan dengan cara wawancara dan Dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukkan
bahwa : (1) Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Pematangsiantar untuk tahun 2014 sebesar
97,65%, tahun 2015 sebesar 92,35%,dan tahun 2016 sebesar 99,39%. Rasio efektivitas tahun
2014-2015 mengalami penurunan sebesar 5,3%, sedangkan tahun 2016 naik 7,04%. (2) Realisasi
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Pematangsiantar untuk Rasio efektivitas Pendapatan
Asli Daerah Kota Pematangsiantar berkisar dari tahun 2014 sebesar 97,99%, tahun 2015 sebesar
79,11% dan tahun 2016 sebesar 86,01%. Selama tiga tahun anggaran (tahun 2014-2016)
rata-rata sebesar 87,71%.Pada tahun 2014 ketahun 2015 rasio efektivitas mengalami penurunan
sebesar 18,88%, sedangkan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 6,9%. (3) Kontribusi Pajak
Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah tahun 2014 sebesar 32,29%, tahun 2015 dengan nilai
kontribusi sebesar 32,55%, dan tahun 2016 sebesar 36,12%.
Kata kunci : PAD, growth mean, kontribusi pajak
PENDAHULUAN
Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur
dan mengelola daerah masing-masing. Sebagai administrator penuh, masing-masing daerah harus
bertindak efektif dan efisien agar pengelolaan daerahnya lebih terfokus dan mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Kesalahan persepsi yang menjadikan sumber daya alam sebagai sandaran utama
sumber pendapatan daerah harus segera diubah karena suatu saat kekayaan alam akan habis.
Pemerintah daerah harus mulai mencari sumber lain yang ada di wilayahnya untuk diandalkan
sebagai tulang punggung Pendapatan Asli daerah (PAD).
Untuk meningkatkan akuntabilitas dan keleluasaan dalam pembelanjaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sumber-sumber penerimaan daerah yang potensial harus
digali secara maksimal di dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk
diantaranya adalah pajak daerah dan retribusi daerah yang sudah sejak lama menjadi salah satu
unsur Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang utama. Semakin tinggi kewenangan keuangan yang
dimiliki daerah, maka semakin tinggi peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam struktur
keuangan daerah, begitu pula sebaliknya.
wajib
atas orang pribadi atau badan yang dilakukan oleh pemerintah daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Pemungutan pajak merupakan alternatif yang paling potensial dalam meningkatkan
pendapatan negara. Hal ini dikarenakan pajak memiliki jumlah yang relatif stabil. Selain itu
pajak daerah merupakan cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pelaksanaan
pemerintahan daerah. Jenis pemungutan pajak di Indonesia terdiri dari pajak negara (pajak
pusat), pajak daerah, retribusi daerah, bea dan cukai, dan penerimaan negara bukan pajak.
DASAR TEORI
Pendapatan Asli Daerah
Menurut Abdul Halim (2004:94), Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan
yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sektor pendapatan
daerah memegang peranan yang sangat penting, karena melalui sektor ini dapat dilihat sejauh
mana suatu daerah dapat membiayai kegiatan pemerintah dan pembangunan daerah.
Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kontribusi masing-masing jenis pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
merupakan rasio antara jenis pajak tertentu dengan total Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada
satu tahun tertentu, dan rasio antara jumlah total pajak daerah terhadap total Pendapatan Asli
Daerah (PAD) pada tahun tertentu. Rasio ini mengindikasikan besar kecilnya peran suatu jenis
pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Semakin tinggi rasio yang diperoleh
berarti semakin besar pula kontribusi pajak tersebut terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Analisis Rasio APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah)
Menurut Abdul Halim (2007:231), analisis rasio keuangan pada APBD dilakukan dengan
membandingkan hasil yang dicapai dari satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya
sehinnga dapat diketahui bagaimana kecenderungan yang terjadi. Selain itu dapat pula dilakukan
dengan cara membandingkan dengan rasio keuangan pemerintah daerah tertentu dengan rasio
keuangan daerah lain yang terdekat ataupun potensi daerahnya yang relatif sama untuk dilihat
bagaimana posisi keuangan pemerintah daerah tersebut terhadap pemerintah daerah lainnya.
Beberapa rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan yang besumber
dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) antara lain rasio kemandirian (ekonomi
fiskal), rasio efektivitas, efisiensi, dan debt service coverage ratio.
Rasio Keuangan Daerah
Dalam menentukan klasifikasi dari efektivitas pajak daerah, maka digunakan suatu kriteria
seperti yang digunakan oleh Puspitasari (2014) berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri
No. 690.900.327 tahun 1996 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Dimana kriteria
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Kriteria Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah
Presentase Efektivitas
Kriteria
> 100%
Sangat Efektif
90 - 100%
Efektif
80 - 90%
Cukup Efektif
60 - 80%
Kurang Efektif
< 60%
Tidak Efektif
1. Analisis Tingkat Kontribusi
Kontribusi Pajak Daerah =
Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
Target Penerimaan PAD
x 100%
Kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa besar kontribusi, maka digunakan
kriteria yang digunakan oleh Puspitasari (2014). Dimana kriteria tersebut merupakan kriteria
dari
Keputusan
Menteri
Dalam Negeri No. 690.900.327 tahun 1996 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Kriteria Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah
Presentasi Kontribusi
Kriteria
0
–
10%
Sangat Kurang
11
–
20%
Kurang
21
–
30%
Sedang
31
–
40%
Cukup Baik
41
–
50%
Baik
≥
50%
Sangat Baik
Sumber : Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 (dalam Puspitasari,2014)
2. Growth Mean (Rata-rata Pertumbuhan)
Rumus :
GM = n −
xn
x0
− 1 x 100%
Ket :
GM = Rata-rata Pertumbuhan
Xn = Nilai Periode ke
–
n
X0 = Nilai Pada Periode Dasar
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota
Pematngsiantar pada 3 (tiga) tahun terakhir yaitu dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Metode Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dilakukan
secara langsung dengan orang-orang yang diwawancarai dimana penulis mengajukan
pertanyaan yang sesuai dengan data-data yang diperlukan yaitu tentang penerimaan Pajak
Daerah dan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah tahun 2014-2016 pada Dinas Pendapatan
Daerah Kota Pematangsiantar.
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data untuk melihat data-data
secara jelas yang aslinya karena sesuai dengan arsip yang ada di perusahaan.
Metode ini dilakukaan untuk mengumpulkan data berupa:
PEMBAHASAN
a.
Pajak Daerah
Tabel 3 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
Jenis Pajak Daerah
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun2016
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Pajak Hotel
1.000.000.000
1.006.983.564,46
1.200.000.000
1.329.608.796,70
2.000.000.000
2.043.332.260
Pajak Restoran
2.500.000.000
2.535.927.000,20
2.700.000.000
2.792.319.188,40
3.500.000.000
3.657.741.793
Pajak Hiburan
800.000.000
938.061.509,52
1.000.000.000
667.532.286
630.000.000
635.431.450
Pajak Reklame
2.100.000.000
2.448.734.085,65
2.600.000.000
2.673.830.133,20
2.900.000.000
2.911.092.297
Pajak Penerangan Jalan
11.000.000.000
11.822.457.579
12.500.000.000
13.189.910.758
14.000.000.000
14.769.665.931
Pajak Parkir
125.000.000
149.067.732
150.000.000
159.568.850
200.000.000
207.305.160
Pajak Air Tanah
250.000.000
189.790.605,64
250.000.000
222.053.923,54
300.000.000
312.983.156,34
PBB P2
7.806.826.688
6.047.998.742
7.400.000.000
6.060.464.772
7.300.000.000
6.811.334.816
BPHTB
6.500.000.000
4.077.474.039
6.200.000.000
4.009.842.768
5.500.000.000
4.389.233.903
Total Pajak Daerah
32.081.826.688
29.216.494.857,47
34.000.000.000
31.105.131.475,84
36.330.000.000
35.738.120.766,34
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Pematangsiantar
b.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Tabel 4 Target dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Jenis PAD
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Pendapatan Pajak Daerah
32.081.826.688
29.216.494.857,47
34.000.000.000
31.105.131.475,84
36.330.000.000
35.735.129.177,34
Pendapatan Retribusi daerah
14.103.100.009
11.965.498.400
10.933.155.000
5.801.756.500
9.728.628.000
7.696.959.900
Pendapatan Hasil Pengelolaan kekeyaan
Daerah Yang Dipisahkan
5.301.473.976
5.301.473.976
8.798.650.398,40
7.310.842.149
9.791.400.751,80
9.511.910.263
Lain-lain PendapatanAsli Daerah
yang Sah
40.815.087.042,85 43.994.031.023,29
67.054.683.643
51.340.135.161,42 59.189.136.422,30 46.002.205.779,05
Total PAD
92. 301.487.715,85 90.477.498.256,76 120.785.489.041,40 95.557.865.286,26 115.039.165.174,10 98.946.205.119,39
Rasio Efektifitas Pajak Daerah
Tahun 2014 :
Rasio Efektivitas Pajak Daerah =
x 100%
=
. . .. . .
x 100% = 97,65%
Tahun 2015 :
Rasio Efektivitas Pajak Daerah =
x 100%
=
. . . ,. . .
x 100%
= 92,35%
Tahun 2016 :
Rasio Efektivitas Pajak Daerah =
x 100%
=
. . . ,. . .
x 100% = 99,39%
Tabel 5 Presentase Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Pematangsiantar
Jenis Pajak Daerah
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
(%)
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
(%)
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
(%)
Pajak Hotel
1.000.000.000 1.006.983.564,46 100,70 1.200.000.000 1.329.608.796,70 110,80 2.000.000.000 2.043.332.260
102,17
Pajak Restoran
2.500.000.000 2.535.927.000,20
101,44
2.700.000.000 2.792.319.188,40
103,42
3.500.000.000 3.657.741.793
104,51
Pajak Hiburan
800.000.000
938.061.509,52
117,26 1.000.000.000 667.532.286
66,75
630.000.000
635.431.450
100,86
Pajak Reklame
2.100.000.000 2.448.734.085,65 116,61 2.600.000.000 2.673.830.133,20 102,84 2.900.000.000 2.911.092.297
100,38
Pajak Penerangan Jalan 11.000.000.000 11.822.457.579
107,48 12.500.000.000 13.189.910.758 105,52 14.000.000.000 14.769.665.931 105,50
Pajak Parkir
125.000.000
149.067.732
119,25
150.000.000
159.568.850
106,38
200.000.000
207.305.160
103,65
Pajak Air Tanah
250.000.000
189.790.605,64
75,92
250.000.000 222.053.923,54
88,82
300.000.000 312.983.156,34 104,33
PBB P2
7.806.826.688 6.047.998.742
77,47 7.400.000.000 6.060.464.772 81,90 7.300.000.000 6.811.334.816 93,31
BPHTB
6.500.000.000 4.077.474.039
62,73 6.200.000.000 4.009.842.768 64,67 5.500.000.000 4.389.233.903 79,80
Total Pajak Daerah 32.081.826.688 29.216.494.857,47 97,65 34.000.000.000 31.105.131.475,84 92,35 36.330.000.000 35.738.120.766,34 99,39
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Rasio Aktifitas Pendapatan Daerah
Tahun 2014 :
Rasio Efektivitas PAD
=
. . . ,. . . ,
x 100% =
97,99
Tahun 2015 :
Rasio Efektivitas PAD
=
. . . ,. . . ,
x 100% = 79,11
Tahun 2016 :
Rasio Efektivitas PAD
=
. . . ,. . . ,
x 100% = 86,01
Tahun
Target
Realisasi
(Rp)
(%)
(Rp)
2014
92.301.487.715,85
90.447.498.256,76
97,99
2015
120.786.489.041,40
95.557.856.286,26
79,11
2016
115.039.165.174,10
98.946.205.119,39
86,01
Total PAD
328.181.141.931
284.951.568,66
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Analisis Tingkat Kontribusi
Tahun 2014 :
Kontribusi Pajak Daerah
=
. . . ,. . . ,
x 100%
= 32,30 %
Tahun 2015 :
Kontribusi Pajak Daerah
=
. . . ,. . . ,
x 100%
= 32,55%
Tahun 2016 :
Kontribusi Pajak Daerah
=
. . . ,. . . ,
x 100%
=
36,12
Growth Mean (Rata-rata Pertumbuhan)
GM = n −
xn
x0
− 1 x 100%
a.
Rata
–
rata Pertumbuhan Pajak Daerah
GM = n −
xn
x0
− 1 x 100%
= 3 −
35.738.120.766,34
29.216.494.857,47
− 1 x 100%
=
1,2232 – 1 x 100%
= ( 0,106 x 100%)
= 10,6 %
Hasil Analisis di atas menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan Pajak daerah dalam
kurun waktu 2014
–
2016 sebesar 10,6%.
b.
Rata
–
rata Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah
GM = n −
xn
= 3 −
98.946.205.779,05
90.447.498.256,76
− 1 x 100%
=
1,0939 – 1 x 100%
= ( 0, 046 x 100% )
= 4,6 %
Hasil Analisis di atas menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan Pendapatan Asli
Daerah dalam kurun waktu 2014
–
2016 sebesar 4,6%.
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Realisasi penerimaan Pajak Daerah Kota Pematangsiantar untuk tahun 2014 sebesar
97,65%, tahun 2015 sebesar 92,35% dan tahun 2016 sebesar 99,39%. Rasio efektivitas
tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 5,03%. Penurunan rasio pada
kurun waktu tahun 2014
–
2015 disebabkan oleh Realisasi Pajak Daerah yang meliputi
Pajak Daerah, Pajak Air Tanah, PBB P2, dan BPHTB lebih kecil dari pada Target yang
diharapkan. sedangkan untuk tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 7,04%. Maka
Rata-rata Realisasi Penerimaan Pajak Daerah dalam kurun waktu tahun 2014
–
2016 sebesar
96,46%.
2.
Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah Daerah Kota Pematangsiantar untuk Rasio
efektivitas Pendapatan Asli Daerah Kota Pematangsiantar berkisar dari tahun 2014 sebesar
98,02% , tahun 2015 sebesar 79,11% dan tahun 2016 sebesar 86,01%. Selama tiga tahun
anggaran (tahun 2014 sampai tahun 2016) rata-rata sebesar 87,77%. Dengan demikian
pemungutan Pendapatan Asli Daerah cenderung belum efektif, karena kontribusi yang
diberikan terhadap target yang ingin dicapai kurang dari 100%.
3. Kontrbusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Pematangsiantar pada
tahun 2014 sebesar 32,30%, tahun 2015 dengan nilai kontribusi sebesar 32,55%
dan
tahun 2016 sebesar 36,12%. Persentase kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan
Asli Daerah mengalami kenaikan. Jika dilihat dari realisasi penerimaan Pajak Daerah tetap
meningkat tiap tahun selama tahun 2014-2016. Penerimaan Pajak Daerah mampu memberi
hampir 40% terhadap Pendapatan Asli Daerah. Hal ini membuktikan peranan Pajak
Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah cukup besar.
Saran
1.
Pemerintah
Daerah
perlu
melakukan penyuluhan
tentang pentingnya membayar
pajak daerah.
2.
Sebaiknya
untuk
meningkatkan kontribusi
Pajak
Daerah,
Pemerintah Kota
Pematangsiantar diharapkan dapat mengoptimalkan penerimaan Pajak Daerah dari
masing-masing jenis Pajak Daerah yang berpotensi dan belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh
Pemerintah Daerah supaya persentase kontribusi Pajak Daerah terhadap pendapatan Asli
Daerah tidak naik turun tetapi terus semakin meningkat tiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmudi, 2010.
Manajemen Keuangan Daerah
, Penerbit Erlangga, Jakarta
Mardiasmo, 2004.
Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah,
Penerbit Andi, Yogyakarta
Mardiasmo, 2013.
Perpajakan Revisi Edisi XVII,
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar No. 6 Tahun 2012 tentang
Pajak Daerah,
Pemerintah
Kota Pematangsiantar : Pematangsiantar
Peraturan daerah Kota Pematangsiantar No. 14 Tahun 2016 tentang
Retribusi Daerah,
Pemerintah Kota Pematangsiantar : Pematangsiantar
Undang-undang No 28 Tahun 2009 Tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
.