Hubungan Penetrasi Pasar Dengan Kinerja Keuangan BPR Di Pulau Sumatra Fenomena :
Rata-rata Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Pulau Sumatra cukup tinggi, namun Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan , dan Indeks Keparahan Kemiskinan juga masih tinggi. Menurut data BPS di Pulau Sumatra terdapat usaha mikro kecil yang tidak berbadan hukum terbanyak di Indonesia. Dari segi pendapatan tercatat bahwa PDRB di pulau ini juga cukup rendah dibanding kawasan lain di Indonesia.
Populasi dan sampel :
Populasi penelitian ini adalah provinsi-provinsi yang ada di Sumatra.
Sampel penelitian adalah seluruh anggota populasi karena jumlah provinsi di Sumatra hanya berjumlah 10 provinsi.
Kegagalan perbankan antara lain disebabkan oleh kredit bermasalah dan hal ini memberi dampak yang sangat serius bagi bank, jika tidak ditangani dengan baik maka kredit bermasalah ini merupakan sumber kerugian yang berpotensi bagi bank.( Anggadini, 2010). Variable hutang gagal bayar (NPL) terbukti menjadi indicator dari penurunan laba usaha bank (Walujadi,2012). Setiap usaha pasti memiliki risiko. Menurut peraturan Bank Indonesia, salah satu risiko usaha bank adalah risiko kredit, yang didefinisikan risiko yang timbulsebagai akibat kegagalan debitur untuk memenuhi kewajiban. Karena berbagai sebab, debitur mungkin saja tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada bank seperti pembayaran pokok pinjaman pembayaran bunga dan lain-lain. Tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kepada bank menyebabkan bank menderita kerugian. Risiko usaha bank dapat diukur dengan rasio Non Performing Loan yang menunjukkan besarnya kredit bermasalah suatu bank. (Walujadi,2012).
Menurut BI aspek manajemen dalam CAMEL lazim dipakai untuk memenuhi penilaian faktor kualitatif. Sehingga diambil empat rasio yang mewakili penilaian pada empat aspek yang dapat diukur secara kuantitatif sebagaimana model penelitian yang diambil. Keempat rasio tersebut yaitu :
NPL sebagai ukuran kualitas asset(aktiva)
ROA sebagai ukuran kualitas earning
LDR sebagai ukuran kualitas likuiditas
Variable penelitian :
1 = penetrasi pasar
2 = NPL
3 = LDR
4 = ROA
5 = CAR
Metode penelitian :
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode analisis deskriptif. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Stata 10.0, SPSS 15.0, dan Microsoft Office Excell 2007. Penetrasi pasar dihitung menggunakan (Herfindahl Hirschman Index) HHI. Kemudian menghitung NPL, ROA, LDR, dan CAR. Lalu dilakukan uji normalitas dan uji korelasi pada antara variable HHI, NPL, ROA, LDR, dan CAR.
Teknik pengumpulan data
Kerangka Berfikir
Perhitungan alat analisis HHI :
Perhitungan HHI yaitu dengan menjumlahkan masing-masing kuadrat market share dari provinsi-provinsi di Sumatra.
perusahaan. Dengan demikian, di pasar dengan dua perusahaan yang masing-masing memiliki pangsa pasar 50 persen, indeks Herfindahl dihitung sebagai berikut
Indeks Herfindahl (H) berkisar dari 1 / N satu, di mana N adalah jumlah perusahaan di pasar. Ekuivalen, jika persen digunakan sebagai angka keseluruhan, seperti pada 75 bukannya 0,75, indeks dapat berkisar hingga 100 2, atau 10.000.
a. Sebuah indeks HHI di bawah 0,01 (atau 100) menunjukkan indeks yang sangat kompetitif.
b. Sebuah indeks HHI di bawah 0,15 (atau 1.500) menunjukkan indeks terkonsentrasi.
c. Sebuah indeks HHI antara 0,15-0,25 (atau 1.500 sampai 2.500) menunjukkan konsentrasi moderat.
d. Sebuah indeks HHI di atas 0,25 (di atas 2.500) menunjukkan konsentrasi yang tinggi.