• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI id. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI id. doc"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Komunikasi dan Etika Bisnis Dosen Pengampu : Eka Setia Laksmana S.E.,M.M

Oleh :

Sutiyanah Sofiyani (31113164) Safitri Intan Febrianti (31113158) Titik Nurhayati (31113167) Naila Fadhina (31113097) Dina Fadaniyah (31113082) Akuntansi A3

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SERANG RAYA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Komunikasi Antarpribadi” ini sebagai tugas dari dosen mata Komunikasi Dan Etika Bisnis pada semester enam untuk syarat memenuhi ketuntasan belajar.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini tentu masih ada kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan untuk kesempurnaan.

Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin,.

Serang, 02 Maret 2016

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Praktis 1.4.2 Manfaat Teoris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

2.1.2 Pengertian komunikasi AntarPribadi 2.2 Tujuan Komunikasi Antarpribadi

2.3 Sifat Komunikasi Antarpribadi 2.4 Gaya Kepemimpinan

2.4.1 Teori X dan Y dari Dauglas Mxgrager 2.4.2 Empat Gaya Kepemimpinan

2.4.3 Gaya Kepemimpinan situasional

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Mendengarkan Sebagai Keahlian Antarpribadi

3.2 Hambatan-Hambatan Dalam Komunikasi Antarpribadi

(4)

3.4 Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Yang Efektif Terhadap Kinerja Karyawan

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

BAB I

(5)

Sebagai makhluk sosial, manusia pasti membutuhkan hubungan dengan sesamanya. Setiap individu dengan individu lainnya akan memberikan informasi yang bermanfaat dan berguna bagi seluruh orang-orang disekitarnya. Suatu kewajiban bagi setiap manusia untuk dapat bekerjasama dan mencapai tujuan yang dikehendakinya. Komunikasi merupakan proses yang dilaksanakan oleh manusia untuk memberikan informasi yang akurat. Dalam suatu perusahaan, untuk mempermudah proses komunikasi dibentuklah suatu organisasi. Namun, pada era globalisasi saat ini masih terdapat kendala dalam menyampaikan informasi yang efektif. Sumber daya manusia dalam perusahaan merupakan faktor yang penting untuk setiap kegiatan perusahaan. Untuk itu, perusahaan harus mampu mengelola dan mengendalikan sumber daya manusia yang dimilikinya karena adanya sumber daya manusia yang dikelola dengan baik akan mencapai tujuan perusahaan yang baik pula.

(6)

Hasil pekerjaan setiap karyawan perusahaan sudah tentu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pekerjaan dan komunikasi yang efektif. Sikap dan perilaku kerja dengan kreativitas yang tinggi sesuai karakteristik pekerjaan secara positif dan menjaga komunikasi yang efektif dengan klien dapat menumbuhkan semangat kerja serta meminimalisir kemangkiran kerja karyawan. Para karyawan akan merasa aman, nyaman, tenang dan terus berupaya melakukan inovasi.

Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama timbulnya salah paham dan konflik. Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada dibawah standar. Aktivitas diperkantoran senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai bersama dalam kelompok dan masyarakat. Budaya komunikasi dalam konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu dengan pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan. Masing- masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing- masing.

(7)

komunikasi yang berfungsi untuk menyatukan bagian-bagian (subsistem) perkantoran. Kedua, komunikasi interaktif, ialah proses pertukaran informasi yang berjalan secara berkesinambungan, pertukaran pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara sub- sub sistem dalam perkantoran maupun antara perkantoran dengan mitra kerja. Frekuensi dan intemsitas komunikasi yang dilakukan juga turut mempengaruhi hasil dari suatu proses komunikasi tersebut.

Dalam hal komunikasi yang terjadi antar pegawai kompetensi komunikasi yang baik akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga tingkat kinerja suatu organisai (perkantoran) menjadi semakin baik. Dan sebaliknya, apabila terjadi komunikasi yang buruk akibat tidak terjalinnya hubungan yang baik, sikap yang otoriter atau acuh, perbedaan pendapat atau konflik yang berkepanjangan, dan sebagainya, dapat berdampak pada hasil kerja yang tidak maksimal.

Peningkatan kinerja pegawai secara perorangan akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan dan memberikan feedback yang tepat terhadap perubahan perilaku, yang direfleksikan dalam kenaikan produktifitas. Komunikasi interpersonal akan menjadi baik apabila penggunaannya diwaktu dan saat yang tepat, apabila tidak maka akan terjadi kesalahpahaman pengertian dalam berkomunikasi atau yang sering disebut dengan miss communication.

1.2 Rumusan Masalah

(8)

1. Apakah mendengarkan termasuk keahlian antarpribadi? 2. Apa saja hambatan dalam komunikasi antarpibadi ?

3. Bagaimana agar komunikasi antarpersonal berjalan efektif ?

4. Apakah Komunikasi yang efktif berpengaruh terhadap kinerja karyawan?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui dan menganalisis : 1. Mengetahui mendengarkan termasuk keahlian antarpribadi.

2. Mengetahui hambatan dalam komunikasi antarpribadi.

3. Mengetahui Bagaimana agar komunikasi antarpersonal berjalan efektif. 4. Mengetahui pengaruh Komunikasi yang efktif berpengaruh terhadap

kinerja karyawan. 1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan ini di harapakan dapat memberikan hasil yang berarti dan bermanfaat sejalan dengan tujuan penulisamn di atas. Hasil dari penulisan ini di harapakan dapat berguna baik secara teoritis (keilmuan) maupun praktis bagi siapapun.

1.4.1 Manfaat Praktis 1. Bagi penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana cara Berkomunikasi antarpribadil secara efektif dengan bekal ilmu yang diperoleh selama kuliah dan diterapkan kedalam aplikasi dilapangan dalam penelitian ini

1. Bagi Perusahaan

Melalui penelitian ini penulis berharap dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi pengembangan perusahaan untuk sekarang dan dimasa yang akan datang.

(9)

Penulisan diharapkan menjadi sumber pengetahuan dan bahan kepustakaan serta sebagai referensi untuk penelitian selanjuntya yang lebih luas dan mendalam.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi

(10)

dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, para pelaku yang berada di dalam perusahaan akan saling berkaitan dan terlibat secara intensif dengan komunikasi. Semua pihak memerlukan informasi dalam aktivitasnya karena untuk menentukan kelangsungan hidup perusahaan.

Ketika menyampaikan informasi atau memberikan informasi bukanlah hal yang mudah. Sebagian besar para karyawan kesulitan untuk menyampaikan informasi kepada pemimpinnya, ataupun pemimpin dalam menyampaikan dan memberikan informasi untuk karyawan. Ada beberapa definisi mengenai komunikasi menurut para ahli, seperti menurut

Menurut Lawrence Kincaid & Wilbur Schramm (1985:6) menyatakan bahwa, Komunikasi adalah proses saling berbagi atau menggunakan informasi secara bersama dan pertalian antara para pelaku komunikasi dalam proses informasi.

Adapula definisi menurut Carl I. Hovland yang dikutip oleh Onong Udjana Effendy (2005:10) menyatakan bahwa, Komunikasi adalah upaya sistematis untuk merumuskan secara tegas asas- asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapatan dan sikap.

(11)

Dari uraian definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi sangat penting dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan karena mencakup pada dua orang atau lebih yang sangat mempengaruhi keefektifan dalam melakukan tugas dan aktivitasnya.

2.1.2 Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Trenholm dan Jensen (1995:26) mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi antar dua orang yang berlangsung secara tatap muka (komunikasi diadik). Sifat komunikasi ini adalah : (a) spontan dan informal, (b) saling menerima feedback secara maksimal, (c) partisipan berperan fleksibel. Littlejohn (1999) memberikan definisi komunikasi interpersonal (interpersonal communication) adalah komunikasi antara individu- individu.

Agus M. Hardjana (2003 : 85) mengatakan, komunikasi antarpribadi adalah interaksi tatap muka antardua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima pesan dan menanggapi secara langsung pula. Pendapat senada dikemukakan oleh Deddy Mulyana (2008 : 81) bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-0orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.

Selanjutnya Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono (2001 : 205) memaparkan, komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang berbentuk tatap muka, interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal, serta saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antarindividu didalam kelompok kecil. Dan menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera. (Onong U. Effendy, 2003 : 30)

(12)

numerous ways, usually describing participant who are dependent upon one another and have a shared history. Communication channels, the conceptualization of medium that carry messages from sender to receiver, take two distinct forms : direct and indirect”(http://en.wikipedia.org). Berdasarkan kutipan tersebut, tampak bahwa komunikasi antarpribadi biasanya didefinisikan oleh para ahli komunikasi dengan berbagai cara, biasanya menggambarkan peserta yang tergantung pada satu sama lain dan memiliki kepentingan bersama Saluran komunikasi atau media yang membawa pesan dari pengirim kepenerima, mengambil dua bentuk yang berbeda : langsung dan tidak langsung.

Menurut Djoko Purwanto (2006: 21) Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan antara individu yang satu dengan yang lain baik yang terjadi dalam suatu masyarakat maupun dalam organisasi dengan menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami untuk mencapai tujuan tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan proses penyampaian informasi, pikiran dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih yang terjadi pergantian pesan baik sebagai komunikan maupun komunikator dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian, mengenai masalah yang akan dibicarakan yang akhirnya diharapkan terjadi perubahan perilaku. Berdasarkan pengertian tersebut, paling tidak ada 4 hal tertentu yang perlu diperhatikan dalam mencermati definisi Komunikasi antarpribadi yakni :

1. Komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih.

2. Menggunakan media tertentu, misalnya telepon, telepon seluler, atau bertatap muka.

3. Bahasa yang digunakan biasanya bersifat informal (tidak baku) , kadang-kadag menggunakan bahasa daerah, bahasa pergaulan atau bahasa campuran.

(13)

Di dalam suatu masyarakat, komunikasi antar pribadi merupakan bentuk komunikasi antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu yang bersifat pribadi.

Pada pemahaman atas prinsip-prinsip pokok pikiran yang terkandung dalam berbagai pengertian tersebut, dapatlah dikemukakanpengertian yang sederhana, bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah proses penyampaian dan penerimaan antara pengirim pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi dikatakan terjadi secara langsung (primer) apabila pihak-pihak yang terlibat komunikasi dapat saling berbagi informasi tanpa melalui media. Sedangkan komunikasi tidak langsung (sekunder) dicirikan oleh adanya penggunaan media tertentu. Komunikasi efektif menurut Stewart L. Tubbs dan Silvia Moss (1974 : 9-13) paling tidak menimbulkan lima hal, yaitu :

1. Pengertian

Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimulus seperti yang dimaksud oleh komunikator.

2. Kesenangan

Tidak semua komunikasi diajukan untuk menyampaikan informasi yang membentuk pengertian.

3. Pengaruh pada sikap

(14)

tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologi sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri” (Kamus Ilmu Komunikasi, 1979)

4. Hubungan sosial yang baik

Komunikasi yang ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Manusia ingin berhubungan dengan orang lain secara positif.

5. Tindakan

Komunikasi untuk menimbulkan pengertian memang sukar, tetapi lebih sukar lagi memengaruhi sikap. Dan jauh lebih sukar lagi mendorong orang bertindak. Namun efektivitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan komunikator.

2.2 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi

Tujuan komunikasi antarpribadi antara lain sebagai berikut : 1. Menyampaikan informasi

Ketika berkomunikasi dengan orang lain , tentu saja seseorang memiliki berbagai macam tujuan dan harapan. Salah satu diantaranya adalah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain agar orang lain tersebut dapat mengetahui informasi tersebut. Contoh : seorang mahasiwa yang sudah kuliah akan memberikan informasi perkuliahan dan beasiswa kepada adik kelasnya.

2 Berbagi pengalaman

(15)

Misalnya ketika seorang bercerita tentang permasalahan yang sedang dihadapi kepada sahabatnya, maka akan tumbuh rasa simpati dari sahabatnya kepadanya sehingga akan timbul rasa ingin membantu untuk menyelesaikan permasalahannya.

4. Melakukan kerja sama

Tujuan komunikasi antarprbadi yang lainnya adalah untuk melakukan kerjasama antara seseorang dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. Contoh : dalam tugas mata kuliah biasanya ada tugas kelompok yang terdiri dari dua, tiga orang atau lebih. Maka dengan komunikasi maka akan timbul kerjasama supaya dapat menyelesaikan tugas kelompoknya dengan baik.

5. Menceritakan kekecewaan atau kekesalan

Komunikasi antarpribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa kecewa atau kekesalan pada orang lain. Dengan pengungkapan rasa hati itu, sedikit banyak akan mengurangi beban pikiran. Kadang disebut dengan plong ketika telah bercerita apa yang selama ini dipendam. Contoh : seorang anak akan curhat kepada ibunya tentang apa yang dirasakannya, baik itu rasa kekecewaan atau kekesalan terhadap temannya di sekolah.

6. Menumbuhkan motivasi

(16)

2.3 Sifat Komunikasi AntarPribadi

Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi dapat dibedakan atas dua bagian,

1. Komunikasi diadik (dyadic communication)

Merupakan komunikasi yang berlangsung antardua orang. Orang pertama adalah komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi adalah komunikan yang menerima pesan tersebut. Dalam komunikasi ini komunikator selalu memusatkan perhatiannya hanya kepada diri komunikan seorang tersebut, sehingga ketika dialog terjadi antara keduanya selalu berlangsung serius dan intensif.

2. Komunikasi triadik (triadic communication)

Merupakan komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Jika misalnya A yang menjadi komunikator, maka ia pertama-tama akan menyampaikan komunikasi kepada B, kemudian kalau dijawab atau ditanggapi akan beralih kepada komunikan C secara berdialogis. (Rohim, 2009 : 70)

Sedangkan menurut sifatnya, komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi dapat dibedakan atas dua macam (Canggara, 2004 : 32) yaitu :

1. Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam 3 bentuk yakni :

a) Percakapan : Berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan informal. b) Dialog : Berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan lebih

personal.

c) Wawancara : Sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan lainnya berada pada posisi menjawab.

(17)

a) Anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung secara tatap muka.

b) Pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong dimana semua peserta bisa berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak ada pembicaraan tunggal yang mendominasi.

c) Sumber penerima sulit di identifikasi. Dalam situasi seperti saat ini semua anggota bisa berperan sebagai sumber dan juga sebagai penerima. Karena itu, pengaruhnya bisa bermacam- macam. Misalnya : si A bisa terpengaruh si B, dan si C bisa mempengaruhi si B. Proses komunikasi seperti ini biasanya banyak ditemukan dalam kelompok studi dan kelompok diskusi.

Tidak ada batas yang menentukan secara tegas berapa besar jumlah anggota suatu kelompok kecil. Biasanya antara 2-3 atau bahkan ada yang mengembangkan sampai 20-30 orang, tetapi tidak ada yang lebih dari 50 orang. Sebenarnya untuk memberi batasan pengertian terhadap konsep komunikasi interpersonal tidak begitu mudah. Hal ini disebabkan adanya pihak yang memnberi definisi komunikasi interpersonal sebagai proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau secara tatap muka. 2.4 Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan (Leadership) adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).

(18)

sebagai kenyataan di tempat kerja. Dia percaya bahwa asumsi yang mendasari kedua sekolah mewakili pandangan negatif tentang sifat manusia dan pendekatan lain yang berdasarkan manajemen yang sama sekali berbeda serangkaian asumsi yang diperlukan. McGregor meletakkan ide-idenya dalam buku klasiknya 1957 artikel berjudul "The Human Side of Enterprise" dan buku tahun 1960 dengan nama yang sama, di mana ia memperkenalkan apa yang kemudian disebut humanisme baru.

Teori perilaku menurut Douglas McGregor adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para manajer atau pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai atau karyawan yaitu teori x atau teori y. Teori ini didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori X dan mana yang menganut teori Y. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai teori X dan Y.

2.4.1 Teori X dan Y dari Douglas Mxgregor 1. Teori X

Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.

(19)

mengemukakan gagasan baru, sering tidak masuk kerja dengan berbagai alsan yang dicari-cari.

McGregor menyatakan bahwa pendekatan konvensional untuk mengelola didasarkan pada tiga proposisi utama, yang disebut Teori X:Manajemen bertanggung jawab untuk mengatur unsur-unsur dari usaha produktif-uang, bahan, peralatan, dan orang-dalam kepentingan ekonomi berakhir. Menghormati orang lain, ini adalah proses mengarahkan usaha mereka, memotivasi mereka, mengendalikan tindakan mereka, dan memodifikasi perilaku mereka agar sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Tanpa intervensi aktif oleh manajemen, orang akan pasif-bahkan resisten-untuk kebutuhan organisasi. Oleh karena itu mereka harus dibujuk, dihargai, dihukum, dan dikendalikan. Kegiatan mereka harus diarahkan.Tugas manajemen yang demikian hanya menyelesaikan sesuatu

Menurut asumsi teori X dari McGregor, orang-orang ini pada hakekatnya yaitu sebagai berikut:

a) Tidak menyukai bekerja

b) Tidak menyukai kemauan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih menyukai diarahkan atau diperintah.

c) Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-masalah organisasi.

d) Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.

e) Harus diawasi secar ketat dan sering dipaksa untuk mencapai tujuan organisasi.

(20)

orang-orang pada hakekatnya tidak malas dan dapat dipercaya, tidak seperti yang diduga oleh teori X.

2. Teori Y

Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Para pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Didalam organisasi para pekerja pada umumnya senang bekerja, meraka meraska pekerjaan sebagai hobby, bekerja dengan penuh keaktifan, rasa tanggung jawab yang besar, rajin, disiplin, penuh rasa pengbdian, ada gairah untuk maju, selalu berusaha menemukan cara kerja yang lebih baik, banyak gagasan baru diajukan, lebih senang mengarahkan diri sendiri, mengontrol diri sendiri. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja. Secara keseluruhan asumsi teori Y mengenai manusia adalah sebagai berikut:

Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan sama-sama menyenangkan.

(21)

Dengan memahami asumsi dasar teori Y ini, McGregor menyatakan selanjutnya bahwa merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk melepaskan tali pengendali dengan memberikan kesempatan mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk mencapai tujuannya sendiri sebaik mungkin, dengan memberikan pengarahan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi.

Dalam hal ini motivasi dan kemampuan karyawan merupakan salah satu aspek atau faktor yang dapat meningkatkan sinergik (synergistic effect). Maka pembinaan terhadap sumber daya manusia tidak pada penyelenggaraan latihan (training) saja, tetapi juga didukung dengan pengembangan atau pembinaan selanjutnya (development).

Menurut Mitchell (dalam Winardi , 2000) tujuan dari motivasi adalah memperediksi perilaku perlu ditekankan perbedaan-perbedaan antara motivasi, perilaku dan kinerja (performa). Motivasilah penyebab perilaku; andai kata perilaku tersebut efektif, maka akibatnya adalah berupa kinerja tinggi.

Penelitian teori X dan Y menghasilkan teori gaya kepemimpinan ohio state yang membagi kepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur. Kesesuaian Perilaku X dan Y dengan gaya kepemimpinan

1. Teory X

(22)

2. Teory Y

Berdasarkan ciri-ciri manusia yang termasuk dalam teori Y maka kesesuaian gaya kepemimpinan yang tepat agar tujuan organisasi dapat tercapai adalah gaya kepemimpinan delegating, gaya kepemimpinan participation , dan gaya kepemimpinan kendali bebas. Pengarahan yang dilakukan lebih bersifat mengikuti, pengontrolan longgar, cara memimpin demokratis, banyak pelimpahan wewenang, banyak mengikutsertakan bawahan dalam pembuatan keputusan.

2.4.2 Empat Gaya Kepemimpinan

Adapun gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi, maka komunikasi antarpribadi yaitu manager dan bawahan (karyawan) harus tetap terjaga dengan baik ,Menurut Ludlow dan Panton, terdapat empat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, yaitu:

1. Pengarahan (directing)

Gaya kepemimpinan pengaraha tepat digunakan pada situasi dan kondisi dimana para karyawan belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menjalankan tugas tertentu. Disamping itu, tugas pekerjaan yang harus diselesaikan cenderung komplek dan rumit. Oleh karena itu, seorang manager harus mampu menjelaskan sejelas mungkin dan rinci tentang apa yang harus dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan, dan kapan pekerjaan tersebut harus diselesaikan.

b. Pembekalan (coaching)

(23)

c. Dukungan (supporting)

Gaya kepemimpinian dukungan tepat digunakan pada situasi dan kondisi dimana para karyawan telah mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubugan yang baik dengan seorang manajer. Dalam hal ini, seorang manager lebih banyak terlibat dalam berbagai keputusan kerja dan memperoleh berbagai masukan atau saran-saran dari para pegawai yang sangat berharga bagi peningkatan prestasi kerja.

d. Pendelegasian (delegating)

Gaya kepemimpinan pendelegasian tepat digunakan pada situasi dan kondisi dimana para karyawan telah memahami dengan baik tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan, sehingga mereka layak untuk menerima pendelegasian tugas dari manajer. Meskipun telah mendelgesakin sebagian tugas pekerjaannya, seorang manager juga harus tetap melakukan pemantaunan (monitoring) atas kinerja para karyawannya, untuk memastikan bahwa mereka tetap berada pada jalur sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

2.4.3 Gaya kepemimpinan Situasional

Teori ini dikembangkan oleh Paul Hersey dan Kenneth Blanchard. Kepemimpinan situasional menurut Harsey dan Blanchard adalah didasarkan pada saling berhubungannya diantara hal-hal berikut: Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan, jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan dan tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukan dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu (Thoha, 1983:65). Dari teori diatas, dapat disimpulkan bahwa model ini didasarkan pada tiga variable situasi, yaitu :

1. Perilaku Tugas

Kadar bimbingan dan pengarahan yang diberikan oleh pemimpin 2. Perilaku Hubungan

(24)

3. Kematangan (maturity) bawahan

Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukan dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu.

Model kepemimpinan ini lebih menekankan pada tingkat kematangan (maturity) bawahan, yang terdiri dari :

1. Kemampuan ( job maturity)

Seorang yang tinggi dalam kematangan kerja memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan.

2. Kemauan ( psychological maturity )

Seorang yang melakukan pekerjaan tanpa pengarahan dari atasannya.

Seorang pemimpin harus mengetahui tingkat kematangan pengikutnya agar pemimpin dapat melakukan adaptasi kepemimpinan terhadap tuntutan lingkungan dimana dia memperagakan kepemimpinannya.

Dimana seorang pemimpin harus mempunyai fleksibelitas yang bervariasi. Kebutuhan yang berbeda pada anak buah membuat dia harus diberlakukan berbeda pula, walaupun banyak praktisi yang menganggap tidak praktis kalau dalam setiap kali mengambil keputusan harus terlebih dahulu mempertimbangkan setiap variable situasi.

Kematangan individu dalam teori kepemimpinan situasional Hersey-Blanchard dibedakan dalam 4 kategori kematangan yang masing- masing punya perbedaan tingkat kematangan sebagai berikut :

1) M1 : Tingkat kematangan anggota rendah

Ciri-cirinya anggota tidak mampu dan tidak mau melaksanakan tugas, maksudnya: Kemampuan anggota dalam melaksanakan tugas rendah dan anggota tersebut juga tidak mau bertanggung jawab. Penyebabnya tugas dan jabatan yang dijabat memang jauh dari kemampuan , kurang mengerti apa kaitan antara tugas dan tujuan organisasi, mempunyai sesuatu yang diharapkan tetapi tidak sesuai dengan ketersediaan dalam organisasi.

(25)

Ciri- cirinya à anggota tidak mampu melaksanakan tapi mau bertanggung jawab, yaitu walaupun kemampuan dalam melaksanakan tugasnya rendah tetapi memiliki rasa tanggung jawab sehingga ada upaya untuk berprestasi. Mereka yakin akan pentingnya tugas dan tahu pasti tujuan yang ingin dicapai.Penyebabnya àanggota belum berpengalaman atau belum mengikuti pelatihan dan pendidikan tetapi memiliki motivasi tinggi, menduduki jabatan baru dimana semangat tinggi tetapi bidangnya baru dan selalu berupaya mencapai prestasi, punya harapan yang sesuai dengan ketersediaan yang ada dalam organisasi.

3) M3: Tingkat kematangan anggota sedang ke tinggi atau moderat tinggi.

Ciri- cirinya à anggota mampu melaksanakan tetapi tidak mau. Yaitu mereka yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas tetapi karena suatu hal tidak yakin akan keberhasilan sehingga tugas tersebut tidak dilaksanakan.Penyebabnya à anggota merasa kecewa atau frustasi misalnya : baru saja mengalami alih tugas dan tidak puas dengan penempatan yang baru.

4) M4 : Tingkat Kematangan Anggota Tinggi

(26)

kepemimpinan situasional (situational leadership), sebagaimana dikemukakan oleh Harsey dan Blanchard. Ada tiga kemampuan atau keterampilan penting yang perlu diperhatikan dalam menerapkan kepemimpinan situasional tersebut, yang kita akan jelaskan satu per satu.

1. Keterampilan analisis

Keterampilan analisis (analytical skills) merupakan keterampilan yang harus dimiliki seorang manajer dalam melakukan evaluasi atau penilaian kinerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Seorang manajer harus dapat mengevaluasi apakah kinerja bawahan semakin baik atau semakin buruk dibandingkan kinerja sebelumnya. Kalau kinerja karyawan cenderung menurun, maka seorang manajer juga harus mampu memberikan dorongan atau motivasi yang tepat agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan baik.

2. Keterampilan fleksibilitas

Penerapan gaya kepemimpinan kadang kala diterapkan secara kaku, tetapi dapat juga secara luwes tergantung pada situasi dan kondisi yang ada. Keterampilan fleksibilitas (flexibility skills) merupakan keterampilan yang harus dimiliki seorang manajer dalam menerapkan gaya kepemimpinan dalam situasi dan kondisi yang tepat berdasarkan hasil analisis yang tepat pula. Dalam situasi dan kondisi yang berbeda, maka gaya kepemimpinan yang diterapkan juga dapat berbeda. Sebagai contoh, jika pada awalnya seorang manajer menerapkan gaya kepemimpinan directing, perkembangan yang terjadi menunjukkan bahwa semangat kerja karyawan menjadi semakin baik, rasa tanggung jawab mulai tumbuh, dan mereka dapat bekerja secara mandiri, sehingga dapat diterapkan gaya kepemimpinan delegating.

3. Keterampilan komunikasi

(27)

kepemimpinan kepada bawahannya. Yang terpenting adalah bagaimana mengomunikasikan ide atau gagasan tersebut dengan jelas dan mudah dipahami dengan baik oleh karyawan, sehingga dapat dihindarkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Mendengarkan Sebagai Keahlian AntarPribadi

Kegiatan mendengarkan orang lain merupkan kegiatan yang sudah sering dilakukan, baik yang dilakukan melalui bertatap muka maupun dalam suatu kelompok. Seriap individu memiliki berbagai macam tujuan ketika mendengarkan sesuatu, antara lain berinteraksi dengan orang lain, menerima informasi, mengatasi masalah dan saling berbagi perasaan dengan orang lain.

Dalam komunikasi antar pribadi, kegiatan mendengarka sesuatu percakapan dengan orang lain merupakan bagian penting dalam memahami sesuatu pesan yang disampaikan oleh orang lain. Dalam hal ini, istilah mendengarkan bukanlah kegiatan yang statis tetapi dinamis, yaitu merupakan kegiatan mendengar secara aktif percakapan dengan orang lain yang dituntut adanya konsentrasi secara penuh dan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor pengganggu dalam suatu percakapan tersebut. Oleh karena itu, kegiatan mendengarkan itu sendiri bukanlah pekerjaan yang mudah dan perlu latihan yang cukup. Semakin banyak berlatih mendengarkan, maka akan semakin baik dalam memahami suatu percakapan dengan orang lain.

(28)

Secara sederhana, berikut ini dapat disampaikan bagaimana mendengar dengan aktif yang disajikan dalam sebuah bagan :

Gambar 2.2 tersebut menggambarkan bagaimana mendengar dengan aktif mealui pikiran, emosi, dan bahasa tubuh. Dengan pikiran, seseorang dapat memilih kata-kata yang tepat untuk disampaikan kepada pihak lain, sehingga dapat dipahami dengan baik dan benar. Dengan emosi, seseorang dapat mengungkapan perasaannya (suka, duka, yakin atau ragu-ragu) dalam mengadakan hubungan komunikasi dengan orang lain. Dengan bahas tubuh, seseorang dapat lebih meyakinkan apa yang telah disampaikan dengan kata-kata dan perasaannya, yang diungkapkan dalam bentuk tindakan tertentu yang dapat dipahami oleh orang lain.

Menurut Lehman, Himstreet, dan Baty, kebanyakan para manajer dalam setiap harinya menghabiskan waktu kerjanya untuk mendengarkan (listening) dan berbica (speaking) dengan para supervisor, karyawan, pelanggan, dan berbagai asosiasi bisnis. Mendengarkan menjadi begitu penting sebagaimana berbicara atau berpidato dihadapan audiens. Kebiasaan sebagai pendengar yang efektif akan menghasilkan beberapa hal yang positif, antara lain :

1. Pendengar yang baik akan disukai orang lain karena mereka dapat memuaskan kebutuhan dasar manusia untuk didengarkan.

2. Kinerja/prestasi kerja karyawan meningkat ketika pesan yang diterima tersebut dapat dimengerti dengan baik.

3. Umpan balik (feedback) yang akurat dari bawahan (karyawan) akan berdampak positif pada prestasi kerjanya.

4. Manajer dan karyawan akan terhindar dari munculnya kesalahpahaman dalam

(29)

5. Pendengar yang baik akan dapat memisahkan mana fakta dan mana yang sekedar gossip.

6. Pendengar yang baik memiliki kecenderungan membuka ide-ide baru dari pihak lain, sehingga hal ini mendorong berkembangnya kreativitas.

7. Pendengar yang efektif juga akan dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik dan peningkatan kepuasan kerja.

8. Kepuasan kerja meningkat karena mereka tahu apa yang terjadi, kapan mereka mendengar, dan kapan mereka berpartisipasi didalamnya yang tumbuh dari komunikasi yang baik.

Mengingat betapa pentingnya kebiasaan mendengarkan yang baik, maka ada beberapa saran agar dalam mendengarkan berlangsung secara efektif, antara lain :

1. Perhatikan dengan baik siapa yang berbicara tersebut, mulai dari gerakannya, kontak mata, nada suaranya, dan ekspresi wajahnya. Perhatian Anda tersebut akan dapat membantu pemahaman terhadap apa yang dimaksudkan tersebut.

2. Berikan umpan balik (feedback), seperti apakah mereka sudah mengerti atau belum, apakah ada pertanyaan, atau pernyataan setuju atau tidak setuju terhadap apa yang telah disampaikan tersebut.

3. Mendengarkan membutuhkan waktu, oleh karena proses komunikasi yang dilakukan secara tatap muka sebagaimana seorang pengirim dan penerima pesan secara simultan.

4. Gunakan pengetahuan Anda tentang orang yang berbicara tersebut untuk dapat menarik manfaat yang positif bagi Anda.

3.2 Hambatan Dalam Komunikasi anatarpribadi

Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver. Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunkasi tidak efektif yaitu :

(30)

Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.

2. Semantic Problems

Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.

3. Perceptual distorsion

Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.

4. Cultural Differences

(31)

5. Physical Distractions

Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.

6. Poor choice of communication channels

Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.

7. No Feed back

Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.

3.3 Komunikasi Antarpribadi Secara Efektif

(32)

Dalam ruang lingkup sederhana, manusia membutuhkan manusia lainnya, maka untuk mencapai kondisi tersebut dibutuhkan bentuk komunikasi efektif. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak akan bisa lepas dari manusia lainnya, komunitas dan lingkungan tempat dia berdiri. Untuk bisa bersinergi dengan tiga hal diatas maka, diperlukan sebuah proses komunikasi. Kualitas komunikasi tergantung dari individu masing-masing dalam mengolahnya, bisa baik, biasa-biasa saja atau bahkan buruk sekalipun. Bisa dikatakan komunikasi berlangsung sesuai dengan kebutuhannya.

Tiap saat kita melakukan komunikasi dengan dua cara, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Dalam komunikasi, tanda-tanda verbal diwakili dalam penyebutan kata-kata, pengungkapannya baik lisan maupun tertulis. Sedangkan tanda-tanda nonverbal terlihat dari gerak wajah atau gerak tubuh. Namun timbul pertanyaan, sejauh mana efektifitas komunikasi yang kita lakukan?. Komunikasi verbal dan nonverbal akan menjadi efektif ketika kita mampu mengkondisikannya. Kita harus mampu membaca lawan bicara kita terlebih dahulu, agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Sebagian orang menganggap bahasa adalah faktor yang paling utama untuk mencapai sebuah komunikasi efektif, tapi jangan lupakan komunikasi non verbal. Seperti diulas diatas, komuniasi nonverbal terdapat petunjuk-petunjuk yang sangat mendukung terciptanya komunikasi efektif. petunjuk-petunjuk tersebut diantaranya adalah :

1. Petunjuk proksemik (penggunaan jarak dalam menyampaikan pesan) 2. Petunjuk kinesik (gerak tubuh)

3. Petunjuk wajah

4. Petunjuk paralinguistik (cara pegucapan lambang-lambang verbal) 5. Petunjuk artifaktual (penampilan, kosmetik, baju, tas dll)

(33)

Komunikasi antarpribadi dikatakan sukses apabila membuahkan hasil. Dewasa ini komunikasi antarpribadi bisa dilakukan dengan tanpa harus bertatap muka, karena seiring perkembangan teknologi. Manusia bisa berinteraksi melalui media sosial network, chatting atau skype. Namun apabila dilihat dari mutu dan efektifitasnya, maka tatap muka merupakan komunikasi antarpribadi yang utama dan dikatakan lebih sukses.

Rogers dan Shoemaker (Liliweri,1991:70) berpendapat bahwa, seseorang dapat berkomunikasi untuk mempelajari sesuatu dengan baik apabila menggunakan lebih dari satu inderanya, yaitu:

1. Tahapan mengetahui atau melihat melalui indera mata adalah 83,0% 2. Tahapan mendengar melalui indera telinga adalah 11,0%

3. Tahapan membau melalui indera hidung adalah 3,5% 4. Tahapan meraba dengan tangan sebesar 1,5%

5. Tahapan merasa dengan indera lidah sebesar 1,0%

Komunikasi tatap muka yang dilakukan berulang-ulang dan bergantian dapat meningkatkan mutu komunikasi antarpribadi, dengan mampu menjalin suatu kontak dikarenakan ada rangkaian pertukaran pesan antara dua orang secara langsung. Komunikasi tatap muka mempunyai keistimewaan dimana efek dan umpan balik, aksi dan reaksi langsung terlihat karena jarak fisik partisipan yang dekat. Aksi maupun reaksi verbal dan nonverbal, semuanya terlihat dengan jelas secara langsung. Oleh karena itu tatap muka yang dilakukan terus-menerus kemudia dapat mengembangkan kumunikasi antar pribadi yang memuaskan dua pihak dan menjadi komunikasi yang efektif.

Drs. H. Malayu Hasibuan mengemukakan syarat komunikasi yang baik yaitu:

1. Disampaikan pada waktu dan kondisi yang tepat

2. Channel dan symbol-simbol komunikasi yang baik dan jelas.

3. Mempergunakan kata-kata dan kalimat yang mudah dipahami dan persepsinya jelas

4. Memperhatikan daya tangkap dan daya nalar komunika

(34)

6. Disampaikan secara jelas dengan menghindari hambatan-hambatan komunikasi

7. Dilakukan dengan komunikasi dua arah (two way traffic) 8. Pesan disampaikan secara lengkap dan menyeluruh

9. Jika dipahami, maka terjadi reaksi (action) dan feed back positif yang menimbulkan interaksi.

3.4 Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Yang Efektif Terhadap Kinerja Karyawan

Manusia merupakan unsur terpenting dalam suatu organisasi, maka pemeliharaan hubungan yang terus-menerus dan serasi antara manajer dengan karyawan dalam setiap organisasi menjadi sangat penting. Pemeliharaan hubungan tersebut adalah menyangkut komunikasi yang efektif dalamorganisasi agar dapat tercapai kepuasan kerja karyawan.

Komunikasi yang terbuka dan efektif dapat dianggap sebagai aset perusahaan yang jujur, langsung dari manajemen, dan bekerja dengan manajemen dalam tim yang organisasi. Kepuasan kerja karyawan adalah faktor utama dari struktur komunikasi yang menonjol dari sebuah organisasi.

Terciptanya komunikasi yang efektif di antara manajer dan karyawan banyak dipakai sebagai alasan oleh karyawan untuk menyukai pekerjaannya. Dalam hal ini, adanya kesediaan pihak manajer untuk mau mendengar, memahami, dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan kepuasan dalam bekerja.

(35)

Manusia merupakan unsur yang terpenting dalam suatu organisasi, maka pemeliharaan hubungan yang terus-menerus dan serasi antara manajer dengan karyawan dalam setiap organisasi menjadi sangat penting. Pemeliharaan hubungan tersebut adalah menyangkut komunikasi yang efektif dalam organisasi agar dapat tercapai kepuasan kerja karyawan.

Efektivitas komunikasi perlu ditingkatkan demi tercapainya komunikasi yang baik antar jabatan dalam organisasi. Komunikasi yang jelas dan efektif akan meningkatkan kinerja karyawan sehingga dapat menguntungkan perusahaan. Peningkatan efektivitas komunikasi dapat dilakukakan dengan:

a) kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif, b) penggunaan umpan balik,

c) menjadi komunikator yang lebih efektif, dan d) pedoman komunikasi yang baik.

Dalam mewujudkan komunikasi efektif dalam organisasi, perlu adanya kerjasama antar anggota organisasi tersebut. Hubungan antara atasan dan bawahan juga dapat mempengaruhi komunikasi yang efektif. Manajer berperan penting dalam menjalin komunikasi kepada karyawan, agar terciptanya suasana yang kondusif.

Dalam berkomunikasi kebanyakan orang lebih memilih untuk menulis daripada berbicara. Namun, tidak ada yang lebih buruk daripad acara untuk menjawab surat-surat itu. Sangat memprihatinkan dilihat dari sedikitnya kepedulian seseorangdalam membalas surat-surat itu tepat pada waktunya. Pemimpin-pemimpin dan perusahaan terbaik mempunyai falsafah sederhana The Sun Down Rule (Aturan Matahari Terbenam) Jawablah semua surat dalam 24 jam dan semua pesan telepon sebelum matahari terbenam. Maka dari itu sebuah komunikasi yang baik dalam sebuah kelompok kerja atau tim yaitu memilik ifalsafah dan kebijakan untuk berkomunikasi tertulis yang efektif dans egera.

(36)

gulung tikar pada tanggal 4 Desember 1991. Perusahaan penerbangan terbesar yang pernah ada ini sebenarnya memiliki beberapa tenaga kerja terbaik di industrinya, beberapa diantaranya bukan main tingkat dedikasinya serta komitmennya, namun keruntuhan perusahaan tersebut sesungguhnya disebabkan oleh ketidakmampuan dalam berkomunikasi. Banyak kasus yang terjadi dalam perusahaan tersebut yang tidak kunjung selesai dikarenakan tidak memperoleh jawaban dari kantor pusat Pan Am di New York. Inilah merupakan salah satu bukti pentingnya umpan balik dalam berkomunikasi, selain untuk memberikan informasi dengan adanya renspon umpan balik ini, akan memberikan kepercayaan terhadap sesame kelompok kerja baik dalam lingkup organisasi besar atau kecil, dan sekaligus dapat mengevaluasi berjalannya suatu rencana yang telah disusun apakah sesuai dengan tujuan atau tidak.

Komunikasi merupakan hal yang paling penting dan harus terjadi antara atasan dan bawahan maupun sesama karyawan didalam perusahaan. Komunikasi yang baik dan efektif dapat membuat kinerja karyawannya menjadi lebih baik, karena pada dasarnya sebagai sumber daya manusia, membutuhkan sesuatu agar dapat memacu keinginan mereka untuk dapat bekerja dengan lebih giat sehingga mereka mampu meningkatkan kreativitas dan semangat kerja sesuai dengan batas kemampuan masing – masing.

(37)

BAB IV masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama timbulnya salah paham dan konflik. Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada dibawah standar. 2. komunikasi antarpribadi merupakan proses penyampaian informasi, pikiran

dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih yang terjadi pergantian pesan baik sebagai komunikan maupun komunikator dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian, mengenai masalah yang akan dibicarakan yang akhirnya diharapkan terjadi perubahan perilaku

3. Tujuan komunikasi antarpribadi antara lain sebagai berikut : menyampaikan Informasi, berbagi Pengalaman, menumpuhkan simpatik, melakukan kerja sama, menceritakan kekecewaan atau kekesalan, menumbuhkan motivas 4. hambatan-hambatan yang menyebabkan komunkasi tidak efektif yaitu :

Status effect, Semantic Problems, Perceptual distorsion, Cultural Differences, Physical Distractions, Poor choice of communication channels, No Feed back naiknya nilai manusia di dalam konteks pekerjaan.

(38)

Referensi

Dokumen terkait

Manajer yang baik akan dapat memberikan komunikasi yang efektif, dengan memiliki strategi yaitu manajer harus memahami struktur organisasi, manajer harus berkonsultasi dengan

Totok Pristiyanto, L100090093, Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Dalam Membentuk Kepercayaan Diri Siswa, Skripsi, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas

Dalam mempertimbangkan bahwa: (a)komunikasi merupakan hal penting, sehingga kualitas hidup manusia, hubungan sesama manusia dapat ditingkatkan dengan memahami dan

2015.. dengan judul “Komunikasi antar pribadi dalam Relationship Marketing. Studi Deskriptif Kualitatif Pembentukan dan Pemeliharaan Hubungan Antar Pribadi dalam

Dalam komunikasi organisasi terdapat dua arus komunikasi, pertama “down ward communication” fungsi komunikasi dari atas kebawah meliputi pemberian atau menyampaikan instruksi

Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi interpersonal yang efektif adalah respect, ialah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan.

sama lain, kemungkinan besar akan terjadi komunikasi yang efektif pada komunitas Share&Care, dan yang paling penting yaitu terdapat dukungan (Supportiveness)

Maka, bila kita ingin mencapai komunikasi antar pribadi yang otentik, berarti kita harus menempatkan orang lain bukan sebagai objek, melainkan subjek dalam komunikasi