SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Minat Utama
Komunikasi Bisnis
Oleh:
Oktosalsa Dwi Cesarin NIM 0911220107
Jurusan Ilmu Komunikasi Bidang Minat Komunikasi Bisnis
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI KOMUNIKASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
dengan judul “Komunikasi antar pribadi dalam Relationship Marketing. Studi Deskriptif Kualitatif Pembentukan dan Pemeliharaan Hubungan Antar Pribadi dalam Relationship Marketing antara Pemilik CV. Krismaya Malang dengan Klien)” ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Darsono Wisadirana,MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, Malang.
2. Bapak Drs. Bambang Dwi Prasetyo, S.Sos., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, Malang.
3. Ibu Maya Diah Nirwana, S.Sos., M.Si selaku dosen pembimbing 1 atas bimbingan dan waktu serta kesabarannya selama penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Yuyun Agus Riani, S.Pd., M.Sc, selaku dosen pembimbing 2, atas
waktu, ilmu, dan saran serta masukan yang telah diberikan serta kesabaran dan keteletanan selama penyusunan skripsi ini.
5. Kedua orang tua peneliti dan keluarga peneliti yang telah memberikan kesempatan, dukungan, dan motivasi yang luar biasa kepada peneliti. 6. Teman – teman peneliti, Irene Wulandari, Rafika Putri A, Imandha Syafril
dan teman – teman peneliti lainnya yang selalu memberikan semangat dan masukan kepada peneliti.
7. Serta seluruh pihak yang tidak bisa peneliti tuliskan satu per satu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti menerima adanya kritik ataupun saran dari para pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Peneliti juga berharap semoga skripsi ini bisa berguna bagi para mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Brawijaya Malang.
Malang, 14 Januari 2015 Peneliti
Agus Riyani. dengan konsumennya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antar pribadi dalam pembentukan dan pemeliharaan Relationship Marketing antara CV. Krismaya dengan klien mulai tahun 2010 hingga tahun 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dan dokumentasi. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam untuk mengetahui bagaimana komunikasi yang terjalin antara CV. Krismaya dengan klien dalam peembentukan dan pemeliharaan
Relationship Marketing. Analisis data yang digunakan berdasarkan metode dari Bogdan & Biklen dalam Moleong, dimana metode ini menjelaskan bahwa proses analisis dimulai dari memilah data yang ada. Untuk teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pembentukan hubungan melalui komunikasi antara pribadi antara pemilik CV. Krismaya dengan konsumen terdiri dari beberapa kedekatan, yaitu : (1) adanya kesamaan hobi, (2) adanya hubungan kedekatan sebelum bekerjasama, (3) adanya hubungan keluarga, dan (4) pernah bekerjasama sebelumnya. Melalui beberapa kedekatan yang berbeda tersebut, maka penangannya pun berbeda – beda sesuai dengan kedekatan yang sebelumnya terjalin.
Pemeliharaan hubungan yang dilakukan oleh CV. Krismaya melalui metode IDIC yang menjelaskan bagaimana pemilik melakukan penyesuaian komunikasi berdasarkan karakter atau kepribadian dari klien. Pemeliharaan hubungan dari pemilik Krismaya lebih kepada
1.1 Latar Belakang...1
2.1 Relationship Marketing Bagian dari Komunikasi Pemasaran...10
2.2 Customer Relationship Management sebagai Salah Satu Bentuk dari Relationship Marketing...18
2.3 Komunikasi Antar Pribadi dalam Relationship Marketing...19
..1 Tahapan dalam Hubungan Antar Pribadi 22 Tabel 2.1 Tahapan Hubungan Antar Pribadi menurut DeVito 23 Note : De Vito (2011, h.255) 23 ..2 Hubungan Interpersonal dalam Tempat Kerja 23 2.4 Penelitian Terdahulu...25
4.1 Gambaran Profil Program CV. Krismaya Malang dengan Klien....49
Bagan 4.1 Struktur Organisasi CV Krismaya...51
note : Wawancara dengan pemilik, 13 Maret 2014...51
Tabel 4.1 Program Pembentukan dan Pemeliharaan Relationship Marketing antara CV.Krismaya dengan klien 52 Note : Data diolah peneliti 52 4.2 Penyajian Data...55
4.2.1 Pembentukan Relationship Marketing...56
Tabel 4.2 Tahapan Hubungan Antar Pribadi antara Klien dengan Pemilik Krismaya...56
Tabel 4.5 Tahapan IDIC yang dilakukan CV. Krismaya dengan klien...61
Note : data diolah peneliti...61
Tabel 4.6 Tahapan hubungan antara pemilik dan klien dilihat dalam jangka waktu perkenalannya...63
Sumber : Wawancara dengan Pemilik dan Klien, 13 Maret 2014...63
4.3 Analisis Komunikasi Antar Pribadi dalam Relationship Marketing ... 63
4.3.1 Komunikasi Antar Pribadi dalam Pembentukan Relationship Marketing...69
Tabel 4.7 Lama perkenalan antara klien dengan pemilik Krismaya...70
4.3.2 Komunikasi Antar Pribadi dalam Pemeliharaan Relationship Marketing...79
4.4 Relationship Marketing CV. Krismaya dengan klien...86
Tabel 4.8 Networking antara pemilik Krismaya dengan klien 95 Note : data diolah peneliti 95 BAB V...97
KESIMPULAN DAN SARAN...97
5.1. Kesimpulan...97
5.2 Saran...97
..6 Saran Praktis 97 ..7 Saran Akademis 98 DAFTAR PUSTAKA...99
LAMPIRAN 1 Interview Guide...102
LAMPIRAN 2 Data Wawancara Pemilik Krismaya...104
LAMPIRAN 3 Data Wawancara Klien...107
LAMPIRAN 4 Dokumentasi Hasil Kerjasaama CV. Krismaya dengan klien...111
LAMPIRAN 5 Dokumentasi Klien – Klien dari Krismaya...115
LAMPIRAN 6 Surat Persetujuan Pemilik Krismaya...117
1.1 Latar Belakang...1
2.1 Relationship Marketing Bagian dari Komunikasi Pemasaran...10
2.2 Customer Relationship Management sebagai Salah Satu Bentuk dari Relationship Marketing...18
2.3 Komunikasi Antar Pribadi dalam Relationship Marketing...19
..1 Tahapan dalam Hubungan Antar Pribadi 22 Tabel 2.1 Tahapan Hubungan Antar Pribadi menurut DeVito 23 Note : De Vito (2011, h.255) 23 ..2 Hubungan Interpersonal dalam Tempat Kerja 23 2.4 Penelitian Terdahulu...25
4.1 Gambaran Profil Program CV. Krismaya Malang dengan Klien....49
Bagan 4.1 Struktur Organisasi CV Krismaya...51
note : Wawancara dengan pemilik, 13 Maret 2014...51
Tabel 4.1 Program Pembentukan dan Pemeliharaan Relationship Marketing antara CV.Krismaya dengan klien 52 Note : Data diolah peneliti 52 4.2 Penyajian Data...55
4.2.1 Pembentukan Relationship Marketing...56
Note : data diolah peneliti...60
Tabel 4.5 Tahapan IDIC yang dilakukan CV. Krismaya dengan klien...61
Note : data diolah peneliti...61
Tabel 4.6 Tahapan hubungan antara pemilik dan klien dilihat dalam jangka waktu perkenalannya...63
Sumber : Wawancara dengan Pemilik dan Klien, 13 Maret 2014...63
4.3 Analisis Komunikasi Antar Pribadi dalam Relationship Marketing ... 63
4.3.1 Komunikasi Antar Pribadi dalam Pembentukan Relationship Marketing...69
Tabel 4.7 Lama perkenalan antara klien dengan pemilik Krismaya...70
4.3.2 Komunikasi Antar Pribadi dalam Pemeliharaan Relationship Marketing...79
4.4 Relationship Marketing CV. Krismaya dengan klien...86
Tabel 4.8 Networking antara pemilik Krismaya dengan klien 95 Note : data diolah peneliti 95 BAB V...97
KESIMPULAN DAN SARAN...97
5.1. Kesimpulan...97
5.2 Saran...97
..6 Saran Praktis 97 ..7 Saran Akademis 98 DAFTAR PUSTAKA...99
LAMPIRAN 1 Interview Guide...102
LAMPIRAN 2 Data Wawancara Pemilik Krismaya...104
LAMPIRAN 3 Data Wawancara Klien...107
LAMPIRAN 4 Dokumentasi Hasil Kerjasaama CV. Krismaya dengan klien...111
LAMPIRAN 5 Dokumentasi Klien – Klien dari Krismaya...115
LAMPIRAN 6 Surat Persetujuan Pemilik Krismaya...117
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah...7
1.3 Tujuan Penelitian...7
1.4 Manfaat Penelitian...7
1.5 Etika Penelitian...8
BAB II...10
TINJAUAN PUSTAKA...10
2.1 Relationship Marketing Bagian dari Komunikasi Pemasaran...10
2.2 Customer Relationship Management sebagai Salah Satu Bentuk dari Relationship Marketing...18
2.3 Komunikasi Antar Pribadi dalam Relationship Marketing...19
..1 Tahapan dalam Hubungan Antar Pribadi 22 Tabel 2.1 Tahapan Hubungan Antar Pribadi menurut DeVito 23 Note : De Vito (2011, h.255) 23 ..2 Hubungan Interpersonal dalam Tempat Kerja 23 2.4 Penelitian Terdahulu...25
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu...30
2.5 Kerangka Pemikiran...31
Bagan 2.1 Kerangka Pemilkiran...31
BAB III...34
METODOLOGI PENELITIAN...34
..4 Data Sekunder 38
4.1 Gambaran Profil Program CV. Krismaya Malang dengan Klien....49
Bagan 4.1 Struktur Organisasi CV Krismaya...51
note : Wawancara dengan pemilik, 13 Maret 2014...51
Tabel 4.1 Program Pembentukan dan Pemeliharaan Relationship Marketing antara CV.Krismaya dengan klien 52 Note : Data diolah peneliti 52 4.2 Penyajian Data...55
4.2.1 Pembentukan Relationship Marketing...56
Tabel 4.2 Tahapan Hubungan Antar Pribadi antara Klien dengan Pemilik Krismaya...56
Tabel 4.3 Pembentukan hubungan pemilik dan klien berdasarkan kesamaan karakter berdasarkan Berger...58
note : data diolah peneliti...58
4.2.2 Pemeliharaan Relationship Marketing...60
Tabel 4.4 Tahapan Perusakan dan Pemutusan antara CV. Krismaya dengan Klien...60
Note : data diolah peneliti...60
Tabel 4.5 Tahapan IDIC yang dilakukan CV. Krismaya dengan klien...61
Note : data diolah peneliti...61
Tabel 4.6 Tahapan hubungan antara pemilik dan klien dilihat dalam jangka waktu perkenalannya...63
Sumber : Wawancara dengan Pemilik dan Klien, 13 Maret 2014...63
4.3 Analisis Komunikasi Antar Pribadi dalam Relationship Marketing ... 63
4.3.1 Komunikasi Antar Pribadi dalam Pembentukan Relationship Marketing...69
Tabel 4.7 Lama perkenalan antara klien dengan pemilik Krismaya...70
4.3.2 Komunikasi Antar Pribadi dalam Pemeliharaan Relationship Marketing...79
4.4 Relationship Marketing CV. Krismaya dengan klien...86
Perkembangan zaman akan mempengaruhi perkembangan dalam bidang
komunikasi. Baik dari segi media komunikasi maupun dalam segi komunikasi
pemasaran. Pemasaran pada awalnya hanyalah sebagai pemasaran transaksi,
seperti yang dijelaskan oleh Lupiyoadi (2006, h.72).
Pendekatan transactional marketing (pemasaran yang hanya berorientasi pada transaksi) dengan sasaran penjualan yang tinggi dalam jangka pendek menjadi kurang mendukung pada praktek bisnis jasa, pendekatan yang lebih tepat digunakan adalah pendekatan relationship marketing. Relationship marketing merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada usaha menarik dan mempertahankan pelanggan melalui peningkatan hubungan perusahaan dengan pelanggannya.
Lebih lanjut Chan (2003, h.6) menjelaskan
Relationship marketing merupakan pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan perusahaan. Tujuan utama dari pelaksanaan relationship marketing ialah mendapatkan keuntungan terus menerus, baik dari mitra kerja lama yang loyal maupun pelanggan baru.
Kotler (2001, h.11) mengatakan bahwa dalam pelaksanaannya pemasaran
modern tidak hanya sekedar membuat produk yang diinginkan masyarakat dan
memberikan harga yang sesuai bagi pelanggan yang dituju tetapi perusahaan juga
harus berkomunikasi dengan pelanggan lama maupun dengan calon pelanggan.
Kotler melanjutkan bahwa konsep dasar dari pemasaran sebenarnya ialah
pemenuhan kebutuhan masyarakat sampai pada kegiatan dimana mendapatkan
timbal balik antara produk dengan nilai dari masyarakat melalui proses
komunikasi. Penjelasan Kotler tersebut menunjukkan bahwa pemasaran sekarang
ini memiliki karakterisitk yang sama dengan relationship marketing yaitu
mengutamakan adanya komunikasi secara dua arah antara perusahaan dengan
pelanggan. Hal inilah yang menunjukkan relationship marketing masih termasuk
ke dalam kajian komunikasi melalui adanya komunikasi dua arah dalam
pembentukan dan pemeliharaan hubungan yang merujuk pada terjadinya
komunikasi antar pribadi dari perusahaan dengan klien. Pelaku utama dalam
relationship marketing ini adalah perusahaan, dimana perusahaan disini dapat
diwakilkan oleh salah satu anggota dari perusahaan tersebut.
Munculnya strategi pemasaran relationship marketing sebenarnya sudah
cukup lama, namun para pemilik usaha tidak menyadari bahwa disamping adanya
transaksi, hubungan juga merupakan sebuah kunci utama dalam melakukan
pemasaran, terutama untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang. Hubungan
dalam hal ini merupakan hubungan antara pemilik usaha dengan klien dalam
ranah bisnis. Bagaimana para pemilik usaha mendekatkan diri ke klien,
memahami kebutuhan dan keinginan klien, sehingga klien merasa nyaman untuk
bekerjasama dengan perusahaan tersebut. Relationship marketing selama ini
diteliti dalam ranah manajemen, dimana penelitian yang sudah dilakukan hanya
berfokus kepada pengaruh yang dihasilkan apabila sebuah perusahaan
menerapkan prinsip relationship marketing dimana akan membantu meningkatkan
loyalitas dari pelanggan. Namun yang perlu diperhatikan, dalam menerapkan
relationship marketing strategi seperti apa yang harus dilakukan masih sedikit
Salah satu penelitian dengan tema relationship marketing yang cukup
membantu peneliti dalam memahami mengenai apa itu relationship marketing
ialah penelitian dari Renita Yulia (2012) yang meneliti tentang strategi
relationship marketing Indosat East Bali Java Nusra (EJBN) dalam
mempertahankan loyalitas konsumen. Dalam penelitian Renita Yulia yang dibahas
ialah mengenai strategi dari Indosat yang menerapkan relationship marketing
dalam mempertahankan loyalitas konsumen, dilakukan dengan metode kualitatif,
dimana hal ini merupakan kelebihannya karena kebanyakan penelitian
relationship marketing yang dilakukan menggunakan metode kuantitatif. Namun
kelemahan dari penelitian Renita Yulia karena membahas strategi relationship
marketing dalam mempertahankan loyalitas yang sudah sangat banyak dibahas.
Penelitian dengan tema relationship marketing yang lainnya ialah penelitian
dari Mugi Cahyo Utomo yang meneliti mengenai Pengaruh Relationship
Marketing dan Citra Perguruan Tinggi Terhadap Loyalitas dengan Pemediasi
Kepuasan pada Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di Surabaya (2009).
Penelitian ini meneliti tentang bagaimana relationship marketing berpengaruh
terhadap loyalitas yang dilihar dari kepuasan mahasiswa dengan objek penelitian
disini adalah perguruan tinggi swasta di surabaya. Menggunakan metode
kuantitatif, penelitian ini menunjukkan hasil bahwa relationship marketing
memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan, dimana kepuasan tersebut memiliki
pengaruh positif terhadap loyalitas. Penelitian ini tidak jauh berbeda dengan
pengaruh relationship marketing terhadap loyalitas, dimana komunikasi bukan
menjadi fokus dalam penelitian ini.
Selain itu terdapat juga beberapa jurnal yang membahas mengenai
relationship marketing dimana salah satunya adalah Journal the relationship
marketing approach and strategic in retailing management to constitute customer
and brand loyalty oleh Mustafa Karadeniz (2010) yang membahas mengenai
strategi relationship marketing yang bertujuan untuk membentuk pelanggan serta
meningkatkan loyalitas brand terhadap pelanggan. Jurnal ini menganalisis
bagaimana beberapa perusahaan sekarang ini tidak hanya mengutamakan
penjualan tetapi juga mengutamakan kepuasan pelanggan melalui pembentukan
hubungan dengan pelanggannya. Namun jurnal ini lebih mengutamakan terhadap
bagaimana relationship marketing dapat berpengaruh terhadap loyalitas brand
dari sebuah perusahaan. Penelitian selanjutnya ialah penelitian dari Elok Nasifatul
yang berjudul ‘Kegiatan Komunikasi Antar Personal antara Sopir Taksi dan
Pelanggan dalam Penerapan Sevice Excellent. Studi pada PT. Citra Kendedes
Malang’. Penelitian ini meneliti tentang bagaimana keefektifan komunikasi dalam
hal ini adalah komunikasi antar pribadi dalam melakukan pelayanan sehingga
pelanggan merasa nyaman menggunakan service dari taksi Citra. Fokus utama
penelitian ini adalah pada bentuk – bentuk komunikasi antar pribadi yang
dilakukan oleh sopir taksi Citra, namun tidak terdapat unsur Relationship
Marketing di dalamnya. Penelitian ini membantu peneliti dalam memahami
dalam menganalisis mengenai bagaimana hubungan antara pemilik usaha dengan
klien dalam relationship marketing.
Kurangnya pembahasan mengenai kajian komunikasi dalam bisnis yang
membahas mengenai relationship marketing membuat peneliti melakukan
penelitian ini untuk menemukan bagaimana komunikasi dapat membentuk suatu
hubungan antar pribadi yag dilihat dari segi bisnis terutama dalam membahas
mengenai salah satu strategi pemasaran yaitu relationship marketing. Kajian
komunikasi yang peneliti teliti berhubungan dengan konsep komunikasi antar
pribadi yang membantu peneliti memahami bagaimana hubungan antar pribadi
yang terjalin antara pemilik usaha dengan kliennya dari segi bisnis. Kajian
komunikasi dalam bisnis dengan mengusung tema relationship marketing masih
belum peneliti temukan dalam penelitian – penelitian terdahulu tentang
relationship marketing.
Tema relationship marketing yang merupakan pemasaran yang
mengutamakan adanya hubungan, membuat peneliti ingin memahami hubungan
yang terjalin antara pemilik Krismaya dengan klien. Hubungan tersebut peneliti
pahami melalui 2 hal yaitu pembentukan dan pemeliharaan hubungan.
Pembentukan hubungan disini difokuskan kepada bagaimana awal perkenalan
antara pemilik Krismaya dengan klien dan pembentukan difokuskan pada
bagaimana pemilik Krismaya menajga hubungan dengan klien yang awalnya
memilik kedekatan hubungan dengan pemilik secara personal hingga akhirya
bekerjasama. Selain itu perbedaan utama penelitian terdahulu dengan penelitian
dalamnya sedangkan peneliti hanya berfokus di bidang komunikasi saja. Hal itu
akan mempermudah peneliti agar tidak meluas dari topik utama penelitian ini.
Ketertarikan peneliti memilik objek Krismaya dikarenakan CV. Krismaya
ini dikarenakan peneliti menemukan bahwa CV. Krismaya memang menerapkan
relationship marketing dan cukup sukses dalam menjalin hubungan baik dengan
klien. Hasil tersebut peneliti dapatkan melalui pra survei yaitu melakukan
wawancara dengan pemilik Krismaya dan dari 20 klien Krismaya ada sekitar 10
klien yang hingga saat ini masih menjalin hubungan baik dengan Krismaya, dan
salah satu klien tersebut cukup loyal dimana masih bekerjasama dengan pemilik
Krismaya. Untuk pemilihan klien peneliti memberikan periode mulai tahun 2010
hingga sekarang ini, hal ini dikarenakan CV. Krismaya baru menerapkan prinsip
relationship marketing dimulai pada tahun 2010. Pemilik CV. Krismaya sendiri
menyebutkan bahwa memang pada tahun 2010 CV. Krismaya mulai berkembang
sejak awal berdirinya tahun 2005 sehingga membuat pemilik Krismaya ingin
mengubah cara pemasaran yang dulu pernah dilakukan.
Dulu memang saya hanya fokus pada keuntungan yang saya dapatkan, tapi semenjak tahun 2010 dimana sudah banyak klien yang menggunakan jasa Krismaya saya menyadari bahwa hubungan memang harus dijaga, karena memang klien saya banyak yang dari sahabat, teman, ataupun saudara saya (wawancara dengan pemilik Krismaya 13 Maret 2014).
Penggunaan konsep Komunikasi Antar Pribadi membantu peneliti
menunjukkan adanya hubungan antara penerapan relationship marketing dengan
bidang komunikasi. Berawal dari terjalinnya komunikasi antar pribadi dari CV.
Krismaya yang merupakan objek dari penelitian ini dengan kliennya dan akhirnya
networking dalam lingkungan kerja. Hal tersebut akan lebih diperjelas dengan
penggunaan teori customer relationship marketing yang berfokus pada bagaimana
program dari suatu perusahaan dalam mempertahankan hubungannya dengan
kliennya. Dalam pemilihan objek penelitian ini, terlebih dahulu peneliti lakukan
beberapa penelitian sederhana dalam lingkup kecil yang bertujuan untuk
mengetahui perusahaan apa yang menerapkan relatioship marketing.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah pembentukan dan pemeliharaan hubungan antar pribadi
dalam relationship marketing antara Krismaya yang diwakilkan oleh pemiliknya
dengan klien?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis mengenai
pembentukan dan pemeliharaan hubungan antar pribadi dalam relationship
marketing yang dilakukan pemilik Krismaya dengan kliennya.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat dilihat dari segi akademis maupun
dari segi praktis atau dalam penerapannya. Manfaat tersebut adalah:
1. Manfaat Akademis :
a. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah referensi penelitian dengan
tema relationship marketing
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam melakukan
penelitian mengenai komunikasi bisnis dan hubungan antar pribadi
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu para pelaku usaha agar dapat
menyempurnakan pelayanan melalui menjalin komunikasi antar pribadi
dengan para klien.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi Krismaya untuk
menerapkan pembentukan dan pemeliharaan komunikasi antar pribadi
dalam relationship marketing sehingga dapat menyelesaikan
permasalahan yang timbul.
1.5 Etika Penelitian
Penelitian ini menggunakan dasar etika dimana narasumber bebas
menentukan apakah identitas dirinya boleh atau tidak ditampilkan, peneliti juga
tidak memaksa narasumber untuk memberikan informasi yang tidak ingin
dikatakan. Prinsip etika yang harus diberikan sebagai berikut:
a. Menghargai narasumber. Sebelum melakukan wawancara, peneliti akan
bertanya apakah dia setuju untuk dijadikan informan. Objek peneliitian
dalam penelitian ini terdiri dari pemilik Krismaya dan 5 klien yang
pernah bekerjasama dengan Krismaya dan mereka sudah bersedia untuk
menjadi informan dalam penelitian ini.
b. Anonimity. Adalah jaminan untuk tidak mencantumkan identitas diri yang
sebenarnya dari narasumber. Pemilik Krismaya bersedia untuk
memberikan data diri yang sebenarnya kepada penelitian, dan begitu pula
dengan 5 klien tersebut, namun dikarenakan adanya kesalahan teknis
maka data diri dari klien tersebut tidak dapat dicantumkan dalam
c. Confidentiality. Merupakan jaminan kerahasiaan asli penelitian baik
informasi maupun masalah masalah lainnya. Semua informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Data dokumentasi
dalam penelitian ini didapat dari beberapa dokumentasi hasil kerjasama
yang dimiliki pemilik Krismaya, namun dikarenakan ada beberapa data
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Relationship Marketing Bagian dari Komunikasi Pemasaran
Krismaya sebagai salah satu usaha yang bergerak di bidang jasa harus
melakukan pemasaran baik untuk memperkenalkan produknya ataupun untuk
menarik konsumen dan juga untuk menghadapi kompetitor yang semakin banyak
seiring dengan jaman yang semakin berkembang. Definisi dari pemasaran yang
dijelaskan oleh Kotler (2008, h.6) ialah suatu proses sosial dan managerial yang
membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan
orang lain. Konsep dasar dari pemasaran sebenarnya ialah pemenuhan kebutuhan
masyarakat sampai pada kegiatan dimana mendapatkan timbal balik atau proses
saling bertukar antara produk dengan nilai dari masyarakat. Proses untuk
mencapai konsep utama dari pemasaran pastinya memerlukan strategi komunikasi
pemasaran terpadu.
Bisnis pun memerlukan komunikasi, dalam hal ini ialah bagaimana produsen
memperkenalkan barang produksinya kepada masyarakat atau konsumen agar
mereka tertarik dan mau membeli produk tersebut. Proses komunikasi dalam
bisnis diawali dengan memeriksa semua potensi yang dapat membuat pelanggan
target berinteraksi dengan produk atau perusahaan. Maksudnya adalah para
pemilik usaha harus menargetkan siapa saja yang akan menjadi sasaran dari
tertarik dengan produk tersebut (Kotler, 2001, h.113). Tjiptono (2008, h.219)
menambahkan bahwa :
Komunikasi pemasaran adalah sebuah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pemilik usaha juga meliputi tiga tujuan utama yaitu: Menyebarkan informasi (komunikasi informatif), Mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen (komunikasi persuasif) dan Mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan kembali).
Para pemilik usaha harus peka terhadap semua kemungkinan, seperti seorang
konsumen membeli televisi dari kata – kata temannya, atau mereka mau membeli
suatu barang karena melihat iklannya. Semua pengalaman komunikasi dari tiap –
tiap orang berbeda – beda dan memiliki kekuatan tersendiri dalam mempengaruhi
mereka untuk membuat keputusan. Kotler menjelaskan bahwa dalam komunikasi
pemasaran terdapat beberapa alat yang dapat digunakan oleh pemilik usaha untuk
memasarkan produknya. Alat-alat tersebut disebut bauran komunikasi pemasaran.
Bauran Komunikasi Pemasaran atau promotion mix menurut merupakan
perpaduan khusus antara iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, dan
hubungan masyarakat yang digunakan perusahaan untuk meraih tujuan iklan dan
pemasarannya. Adapun alat – alat promosi utama dalam bauran pemasaran ialah
periklanan, penjualan personal, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan
pemasaran langsung (2001, h 111).
Setiap kategori pemasaran tersebut memiliki alat – alatnya sendiri. Seperti
periklanan bisa berbentuk tulisan, siaran, di jalan, dan sebagainya. Penjualan
Promosi penjualan bisa berupa pameran di tempat pembelian, hadiah, diskon,
kupon, iklan yang unik, dan demonstrasi. Pemasaran langsung meliputi katalog,
telemarketing, faks, internet dan sebagainya (Kotler, 2001, h.112). Personal
selling, salah satu alat dari bauran pemasaran juga menerapkan prinsip
relationship marketing dalam pelaksanaannya. Hal ini menunjukkan bahwa
relationship marketing memiliki hubungan yang erat dengan komunikasi
pemasaran dimana dalam salah satu alatnya menggunakan prinsip pemasaran
Relationship Marketing.
Tjiptono (2008, h.225) menjelaskan bahwa salah satu kriteria dari personal
selling ialah relationship marketing, dimana menurutnya penjual harus tahu cara
membina dan memelihara hubungan baik dengan para pelanggan. Personal
selling dan direct selling memiliki kesamaan dengan relationship marketing
dimana menekankan pada komunikasi pemasaran di dalam penerapannya. Chan
(2003, h.4) menambahkan perbedaan antara personal selling dan direct selling
dengan relationship marketing ialah personal selling dan direct selling
menjalankan komunikasi satu arah (one way) sedangkan relationship marketing
menggunakan interaksi dalam penerapannya. Relationship marketing
menekankan pada pemeliharaan hubungan jangka panjang yang saling
menguntungkan dengan pelanggan lewat penciptaan nilai dan kepuasan pelanggan
yang superior. Relationship marketing didasarkan pada anggapan bahwa
pelanggan penting memerlukan perhatian yang terfokus dan terus menerus. Riset
menutup penjualan dengan baik tetapi lebih dari itu, mereka menjadi pemecah
masalah dan pembina hubungan dengan pelanggan (Kotler, 2001, h.230).
Relationship marketing yang yang memiliki fokus utama dalam
menjalankan komunikasi dua arah memiliki beberapa definisi menurut beberapa
ahli yaitu:
Relationship marketing merupakan pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antar pelanggan dan perusahaan. Syarfuddin melanjutkan bahwa tujuan jangka panjang dari relationship marketing ialah menghasilkan keuntungan terus menerus dari dua kelompok pelanggan yaitu pelanggan lama dan pelanggan baru(Chan 2003, h.6).
Relationship marketing in the on-going process of identifying and creating new value with individual customers and then sharing the benefits of this over a lifetime of association. It involves the understanding, focusing and management of on-going collaboration between suppliers and selected customers for mutual value creation and sharing through independence and organizational alignment. (Gordon 1999)
Gummerson (2008) memiliki definisi tersendiri terhadap relationship
marketing yaitu “marketing seen as relationships, network and organization”.
Gummerson memberikan penekanan bahwa pemasaran dalam relationship
marketing dilihat sebagai sebuah hubungan, jaringan dan organisasi bukan
sebagaimana pemasaran sebagai transaksi saja. Beberapa definisi di atas memiliki
beberapa kesamaan dalam poin – poin tertentu, seperti adanya komunikasi dua
arah, adanya hubungan yang saling menguntungkan antara penjual atau agen
dengan konsumen secara pribadi, adanya management untuk mengelola hubungan
tersebut. Peneliti menyimpulkan bahwa relationship marketing merupakan salah
satu strategi pemasaran yang memiliki fokus utama dalam menjaga hubungan
memiliki management tersendiri dari setiap perusahaan untuk menjaga hubungan
dengan mitra kerja baik konsumen maupun agen – agennya.
Lovelock dan Wright (2005, h.118) menyatakan bahwa relationship
marketing meliputi aktivitas jangka panjang dengan biaya yang efektif antara
organisasi dan pelanggannya demi keuntungan bersama dari kedua belah pihak.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa relationship marketing
terdiri atas empat variabel, yaitu:
1. Kepercayaan
Kepercayaan secara umum dipandang sebagai unsur mendasar bagi keberhasilan relationship marketing. Tanpa adanya kepercayaan suatu hubungan tidak akan bertahan dalam jangka panjang. Komitmen tidak akan terbentuk tanpa adanya kepercayaan. Masih menurut Morgan dan Hunt (1994) bahwa kepercayaan secara signifikan mempengaruhi komitmen dalam suatu hubungan. Kepercayaan juga merupakan keyakinan yang dimiliki dalam hubungan dengan partner kerja atau klien terkait dengan sikap jujur dan saling membantu satu sama lain. Kepercayaan dapat tercipta ketika suatu pihak merasa nyaman melakukan pertukaran dengan pihak lain yang dengan penuh kejujuran dan dapat dipercaya. Untuk mendapatkan kepercayaan dari pelanggan maka perusahaan harus melakukan komunikasi secara efektif, mengadopsi norma - norma yang diyakini pelanggan, dan menjauhi penilaian yang negatif (Morgan dan Hunt, 1994). Hubungan konsumen dan perusahaan memerlukan kepercayaan untuk bisa menjadi suatu hubungan jangka panjang (Berry dan Parasuraman, 1991 dalam Morgan dan Hunt, 1994). Ndubisi (2007) menyatakan bahwa kepercayaan dapat dibangun dengan cara menepati janji terhadap pelanggan, memberikan keamanan pada setiap transaksi yang dilakukan, memberikan pelayanan yang berkualitas, menunjukan sikap peduli terhadap pelanggan, dan memberikan rasa aman. Morgan dan Hunt (1994) berpendapat ketika satu pihak mempunyai keyakinan bahwa pihak lain yang terlibat dalam pertukaran memiliki reliabilitas dan integritas maka dapat dikatakan terdapat kepercayaan.
2. Komitmen
telah terjalin dengan baik, karena hubungan tersebut memiliki arti penting (Morgan dan Hunt, 1994). Kemampuan karyawan dalam berinteraksi dengan pelanggan akan meningkatkan komitmen pelanggan terhadap perusahaan (Hennig-Thurau dkk., 2002). Ndubisi (2007) menyatakan bahwa komitmen dapat ditujukan dengan terus menerus melakukan pembelajaran untuk menyediakan kebutuhan pelanggan dan kualitas layanan akan meningkatkan kepuasan pelanggan, yang pada akhirnya akan membawa perusahaan pada terciptanya hubungan yang erat dengan pelanggannya. 3. Komunikasi
Kinerja suatu perusahaan akan saling terkait dengan pihak-pihak lain. Ketika suatu konflik muncul di dalam suatu perusahaan, penyebabnya selalu diidentifikasikan sebagai hasil dari komunikasi yang kurang baik. Perusahaan harus mengelola komunikasi dengan baik karena komunikasi yang gagal kemungkinan dapat menyebabkan hal yang merugikan seperti kesalahpahaman atau kebingungan. Keefektifan komunikasi merupakan kemudahan mendapatkan informasi yang benar dan tepat sehingga pelanggan yang ingin melakukan transaksi dapat secara langsung mengambil keputusan untuk memilih sesuai dengan kebutuhannya, ketepatan informasi yang diperoleh secara tidak langsung dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan. Komunikasi merupakan sarana yang sangat penting ketika ingin membangun hubungan dengan seseorang. Komunikasi merupakan alat perekat hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya, sehingga komunikasi mempunyai peran vital dalam membina hubungan. Perusahaan yang orientasinya berusaha memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan serta berusaha mendapatkan keuntungan yang berkelanjutan sangat membutuhkan peran komunikasi. Kelangsungan hubungan tergantung pada cara berkomunikasi. Keberhasilan sebuah komunikasi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain kejelasan ide yang ingin disampaikan, kesamaan persepsi antara pengirim dan penerima informasi, tidak adanya distorsi, dan saluran komunikasi yang tepat. Proses komunikasi juga mempengaruhi kesuksesan hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya.
orang atau lebih dengan menggunakan cara komunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang seperti lisan, tulisan, maupun sinyal-sinyal nonverbal seperti symbol, warna ataupun ekspresi wajah. Ball dkk., (2004) mengungkapkan bahwa komunikasi dapat dilakukan melalui komunikasi tertulis seperti surat menyurat, e-mail,web site, atau interaksi lainnya seperti komunikasi secara langsung dengan para karyawan perusahaan sebelum, mendukung satu sama lain, namun pada kenyataanya hubungan yang saling bergantung tersebut dapat menciptakan konflik yang disebabkan oleh berbagai macam hal. Konflik dapat menjadi masalah yang serius di dalam perusahaan dan kemungkinan berpotensi menurunkan kinerja jika konflik tersebut dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian. Penanganan konflik merupakan tindakan khusus pada saat melakukan interaksi dengan
Keyakinan disini dihubungkan dengan konsistensi, kompeten, kebaikan, keadilan, keinginan untuk melakukan sebuah pengorbanan, pertanggung jawaban, keinginan untuk membantu dan keinginan baik dari mitra kerja. Kepercayaan menurut mereka adalah sebuah landasan komitmen, tanpa kepercayaan maka yang ada adalah sebuah komitmen yang penuh keragu – raguan. Geyskens dan Steenkamp dalam Buttle menjelaskan bahwa terdapat kesepakatan yang muncul bahwa kepercayaan mencakup dua elemen utama yaitu kepercayaan dalam kebaikan mitra kerja dan kepercayaan dalam keinginan baik dari mitra kerja. Kebaikan mengarah pada kepercayaan bahwa mitra kerja menepati kata – katanya, menepati janjinya dalam sebuah obligasi dan itu bersifat tulus. Sedangkan keinginan baik menggambarkan kepercayaan pada salah satu mitra kerja yang tertarik dengan kesejahteraan mitra kerja lainnya dan tidak akan melakukan hal – hal yang tidak terduga yang dapat merugikan mitra kerja lainnya. Kepercayaan dapat memberikan rasa nyaman, menghilangkan keraguan dan membentuk iklim yang saling mendukung.
3. Service
Hasil dari fokus kepada konsumen, dalam sebuah hubungan lingkungan komitmen dan kepercayaan adalah keinginan untuk memberikan pelayanan yang sempurna. Relationship Marketing membutuhkan komitmen besar dari perusahaan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi yang dapat dihandalkan, empati dan rensponsif. Karena Relationship Marketing dapat memberikan keuntungan di akhir, maka pebisnis yang menggunakan strategi ini harus percaya bahwa pelayanan yang sempurna dapat meningkatkan keuntungan. Hal itu juga diungkapkan oleh Storbacka, Strandvik dan Gronroos (1994) bahwa kualitas pelayanan mengarah pada kepuasan konsumen dimana hal tersebut merujuk pada kekuatan hubungan, hubungan yang berumur panjang, dan keuntungan hubungan konsumen.
Berbeda dengan Francis Buttle, Kotler (2003, h.152) menjelaskan terdapat 4
karakteristik utama dalam relationship marketing yaitu:
Berdasarkan kedua penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
karakteristik dari relationship marketing ialah:
- Memiliki fokus utama pada konsumen ataupun mitra kerja
- Mengutamakan pelayanan dalam melayani konsumen ataupun mitra kerja
dengan cara lebih banyak mendengar dan mempelajari daripada berbicara.
- Mengutamakan kerja lintas tim dengan mengutamakan kepercayaan serta
komitmen
- Dan mengutamakan retensi daripada jumlah pelanggan baru.
2.2 Customer Relationship Management sebagai Salah Satu Bentuk dari
Relationship Marketing
Gautama (2005) memiliki pendapat tersendiri mengenai bentuk dari
relationship marketing, menurutnya relationship memiliki setidaknya 4 bentuk,
yaitu : hubungan pelanggan (customer relationship), kemitraan dengan pemasok
(supplier partnership), kemitraaan antar perusahaan (lateral partnership),
kemitraan internal (internal partnership), dan bentuk lainnya. customer
relationship yang merupakan salah satu bentuk dari relationship marketing
menunjukkan bahwa relationship marketing memiliki hubungan dengan customer
relationship management yang merupakan pengembangan bentuk dari customer
relationship (h.53). Customer relationship management memiliki beberapa
definisi yaitu menurut Buttle (2008, h.4)
CRM is the core business strategy that integrates internal processes and functions, and external networks, to create and deliver value to targeted customers at a profit. It is grounded on high quality customer related data and enabled by information technology.
Turban dalam Gautama menjelaskan bahwa CRM adalah “suatu
pendekatan yang memandang bahwa pelanggan adalah inti dari bisnisnya dan
keberhasilan suatu perusahaan tergantung dari bagaimana mereka mengelola
hubungannya secara efektif” (2005, h.53). Peneliti menyimpulkan dari beberapa
definisi di atas bahwa CRM adalah suatu management atau sebuah program di
setiap perusahaan yang digunakan untuk mengelola hubungan antara penjual dan
konsumen yang memiliki tujuan utama untuk meningkatkan keuntungan dari
perusahaan. Francis Buttle juga menjelaskan model CRM yaitu IDIC yang
dicetuskan Peppers dan Rogers, namun Kalakota memiliki pendapat berbeda
mengenai model CRM yaitu memperoleh, meningkatkan dan mempertahankan.
Buttle (2008 h.19) menjelaskan model CRM yaitu IDIC model. Model ini
dicetuskan oleh Peppers dan Rogers yang merupakan konsultan firma dan yang
telah memiliki beberapa buku. Model ini menyebutkan bahwa perusahaan harus
melakukan 4 tahap untuk membangun hubungan intens dengan pelanggan.
Langkah tersebut adalah :
a. Identification : Mengidentifikasi siapa pelanggan kita dan membangun pemahaman yang dalam tentang mereka.
b. Different : Membedakan pelanggan kita untuk mengidentifikasi pelanggan mana yang memiliki nilai tinggi untuk saat ini dan pelanggan mana yang menawarkan nilai tinggi untuk masa depan.
c. Interact : Melakukan interaksi dengan pelanggan untuk meyakinkan bahwa kita memahami harapan pelanggan dan memahami hubungan mereka dengan distributor lain atau merek lain.
d. Customize : Menyesuaikan tawaran dan komunikasi untuk meyakinkan bahwa harapan dari pelanggan dapat diselaraskan.
2.3 Komunikasi Antar Pribadi dalam Relationship Marketing
Penerapan relationship marketing dalam sebuah usaha, tentunya merupakan
pemasaran ini menekankan pada hubungan, maka komunikasi pun menjadi hal
yang penting dalam pelaksanaannya. Hubungan atau relationship didefinisikan
oleh Watzlawick dalam LittleJohn (2002, h.235) yaitu:
Relationship are an important part of a system. Two people communicating with each other, in addition to whatever else they may be doing. People in a relationship are always creating a set of expectating, reinforcing old ones, or changing an existing pattern of interaction. Relationship are created through niteraction.
Littlejohn (2002, h.234) menambahkan bahwa terdapat 4 asumsi dalam
hubungan yaitu
First, relationship are always connected to communicaton and cannot be separated from it. Second, the nature of the relationship is defined by the communication between its members. Third, relationships are usually defined implicitly rather than explicitly. Fourth, relationship developer over time through a negotiation process between those involved.
Menurut DeVito (1997) komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman
pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok orang
dengan efek dan umpan balik yang langsung, secara umum tiga pendekatan
komunikasi antar pribadi menurut DeVito (1997), yaitu :
1. Komunikasi antar pribadi didefinisikan sebagai pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain. Atau sekelompok kecil orang, dengan efek dan umpan balik yang langsung.
2. Komunikasi antar pribadi personal merupakan komunikasi antara dua orang yang memang telah ada hubungan di antara keduanya.
3. Interpersonal communication is seen a kind of progrestion for development from interpersonal communication at one extreme to personal communication at the other extreme, yang artinya “Komunikasi antar pribadi merupakan bentuk perkembangan atau peningkatan komunikasi dari satu sisi menjadi komunikasi personal pada sisi yang lain
Pada hakekatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara
komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling
percakapan dan arus balik secara langsung. Komunikator mengetahui tanggapan
komunikan ketika itu juga pada saat komunikasi dilancarkan, komunikan
mengetahui pasti apakah komunikasi itu positif atau negatif, berhasil atau tidak.
Jika tidak, ia dapat memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya
seluas-luasnya secara langsung (Alo Liliweri, 1991).
Kegiatan komunikasi antar pribadi merupakan kegiatan utama dan terpenting
dalam setiap pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada publik atau pelanggan yang
diberikan oleh perusahaan pelayanan sehingga mampu memberikan pelayanan
yang terbaik dan berkualitas bagi publiknya atau pelanggannya sehingga
melahirkan kepercayaan pelanggan terhadap pelayanan dari perusahaan pelayanan
tersebut dan mendorong kepuasan para pelanggan sehingga menjadikan mereka
loyal terhadap perusahaan tersebut (Saleh, 2010). Komunikasi yang terbentuk
antara pemilik Krismaya dengan klien merupakan komunikasi antar pribadi.
Komunikasi antar pribadi sendiri memiliki sifat seperti berikut ini yang dijelaskan
oleh Devito (1998):
- Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang memiliki hubungan individual diantaranya dyadic primacy (komunikasi antara 2 orang yang merupakan fokus dari komunikasi interpersonal), dyadic coalitions (komunikasi yang terjadi antara dua orang yang terbentuk dalam satu kelompok, atau kelompok lebih besar), dyadic consciousness (dua orang yang berpikir bahwa mereka merupakan pasangan).
- Komunikasi interpersonal dapat dilakukan di sebuah lokasi, dan komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan face to face walaupun melalui internet.
- Komunikasi antar pribadi memiliki fungsi untuk meningkatkan hubungan insani (human relationship), menghindari dan mengatasi konflik – konflik pribadi mengurangi ketidakpastian serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain (Dewi, 2007 h.12).
Komunikasi merupakan saluran untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat
yang dimiliki agar dapat diketahui khalayak. Laswell menjelaskan bahwa cara
yang cepat untuk merumuskan suatu tindakan komunikasi adalah dengan
menjawab pertanyaan : who (siapa), what (menyatakan apa), in which channel
(melalui saluran apa), to whom (kepada siapa), with what effect (dengan efek apa).
Berpijak pada pendapat Lasswell, maka komunikasi dapat diartikan sebagai
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui saluran
apa (media), sehingga menimbulkan efek tertentu (Little John & Stephen W,
1996). Menurut Tubbs dan Moss (dalam Rakhmat, 2004) komunikasi yang efektif
menimbulkan 5 hal yaitu :
1. Pengertian, artinya penerimaan yang cermat dari isi stimulus atau pesan seperti yang dimaksud oleh komunikator
2. Kesenangan, artinya tidak semua komunikasi ditujakan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian, akan tetapi ada juga dilakukan untuk menimbulkan kesenangan, misalnya menanyakan seseorang. Komunikasi inilah yang menyebabkan hubungan kita menjadi hangat, akrab dan menyenangkan.
3. Pengaruh pada sikap, artinya komunikasi seringkali dilakukan dengan tujuan mempengaruhi orang lain. Komunikasi yang efektif ditandai dengan perubahan sikap, perilaku atau pendapat komunikan sesuai dengan kehendak komunikator
4. Hubungan sosial yang baik, artinya komunikasi juga ditunjukkan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Manusia juga adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri
5. Tindakan efektifitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan komunikasi
Salah satu karakteristik yang disebutkan adalah adanya tahapan dalam
hubungan antar pribadi. De Vito menggambarkan 5 tahap umum dalam
pengembangan hubungan yaitu:
Tabel 2.1 Tahapan Hubungan Antar Pribadi menurut DeVito Note : De Vito (2011, h.255)
Tahapan Keterangan
Kontak Tahap pertama yang dilakukan ialah membuat kontak. Kontak ini dapat dilakukan dengan melihat atau membaui, yang menekankan pada penampilan fisik seseorang. Selain penampilan fisik, sikap bersahabat, kehangatan, keterbukaan, dan dinamisme juga sangat berpengaruh dalam tahap ini.
Keterlibatan Tahap ini merupakan tahap pengenalan lebih jauh, ketika kita mengikatkan diri kita untuk lebih mengenal orang lain dan juga mengungkapkan diri kita.
Keakraban Pada tahap ini kita mengikat diri kita lebih jauh ke orang lain. Dalam tahap ini memungkinkan untuk membina hubungan primer atau primary relationship dimana orang tersebut akan menjadi sahabat baik dengan kita.
Perusakan Tahap ini merupakan penurunan hubungan. Pada tahap ini kita mulai merasa bahwa hubungan ini tidak sepenting seperti yang kita pikirkan sebelumnya.
Pemutusan Tahapan ini merupakan lanjutan dari tahap perusakan yang terus menerus terjadi. Tahap pemutusan adalah pemutusan ikatan yang mempertalikan kedua pihak
..2 Hubungan Interpersonal dalam Tempat Kerja
Hubungan interpersonal menurut Devito (1986, p.260) terdiri dari 4
macam yaitu persahabatan, cinta, keluarga dan tempat kerja. Penelitian ini
memfokuskan pada hubungan di tempat kerja. Devito (1986, p.279)
menjelaskan hubungan di tempat kerja terbagi menjadi 3 jenis, yaitu romantic,
mentoring dan networking relationship. Hubungan romantic di tempat kerja
tidak seperti yang sering terlihat di cerita-cerita di televisi yang terlihat mudah
untuk dijalani, namun pada kenyataannya hubungan romantic di tempat kerja
hubungan dimana seorang yang lebih berpengalaman membantu untuk melatih
atau membimbing seseorang yang kurang berpengalaman (Mullen, 2005).
Hubungan ini dapat terjalin face to face ataupun online (Purcell, 2004) yang di
dalamnya terdapat sikap saling mendukung dan adanya kepercayaan.
Dalam hubungan ini, karyawan baru dalam suatu perusahaan dapat
mencoba atau mendapatkan kemampuan baru, dapat bertanya apabila ada
hal-hal yang kurang dipahami. Hubungan ini tidak hanya memberikan keuntungan
kepada karyawan baru, namun kepada mentor atau pengajar juga terdapat
beberapa keuntungan. Para mentor dapat melihat pekerjaanya dari sudut
pandang lain, yaitu dari sudut pandang orang-orang baru, dan juga dapat
mempertimbangkan pertanyaan serta jawaban terhadap pertanyaan yang
muncul berhubungan dengan pekerjaannya.
Hubungan yang terakhir adalah networking relationship. Secara
sederhana Devito (1986, p.281) menjelaskan networking merupakan teknik
atau cara untuk mengamankan pekerjaan. Namun apabila dilihat secara lebih
luas networking dapat dilihat sebagai sebuah proses dalam memanfaatkan
orang-orang untuk membantu kita menyelesaikan atau setidaknya menawarkan
pengetahuannya yang berhubungan dengan permasalahan yang kita alami.
Networking memiliki 2 bentuk yaitu formal dan informal. Informal networking
merupakan apa yang kita lakukan setiap hari pada saat kita berada di situasi
baru atau kita tidak mampu untuk menjawab sebuah pertanyaan. Seperti pada
saat hari pertama masuk di sekolah kita bertanya kepada seseorang yang kita
sebagainya. Atau pada saat kita berada di lingkungan kerja baru, maka kita
pasti akan bertanya bagaimana caranya melakukan sebuah pekerjaan, atau
siapa saja orang-orang yang harus kita temui atau yang harus kita hindari.
Formal networking pada dasarnya sama dengan informal, namun lebih
sistematis dan lebih strategis dibandingkan dengan informal networking.
Dalam formal networking kita harus bersikap proaktif dan juga harus memiliki
inisiatif untuk menghubungi terlebih dahulu.
Pada tahapan nyata, kita dapat menjalin network dengan orang-orang
yang kita kenal. Kita dapat mendata orang-orang yang kita kenal, dengan
begitu kita dapat menemukan orang-orang yang memiliki kemampuan dalam
berbagai hal yang dapat membantu kita. Selain itu kita juga dapat memilik
jaringan dengan orang yang memiliki hubungan dengan orang yang kita kenal.
Keuntungan utama networking tentu saja kita dapat mendapatkan berbagai
informasi penting ataupun dapat membantu kita memberikan akses terhadap
informasi penting yang kita perlukan. Hal yang perlu diperhatikan ialah kita
harus memiliki catatan tentang orang-orang yang kita kenal dan kemampuan
yang dimikinya untuk membantu kita suatu saat.
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian dengan tema relationship marketing sebenarnya sudah cukup
banyak, dan cukup mudah ditemukan. Penelitian dengan tema relationship
marketing sebenarnya sudah cukup banyak, dan cukup mudah ditemukan. Tema
relationship marketing sendiri peneliti temukan banyak yang dihubungkan dengan
bentuk riset pasar yang sudah dilakukan di beberapa objek di Indonesia. Peneliti
belum menemukan suatu penelitian tentang relationship marketing yang memiliki
fokus pada segi komunikasinya. Relationship marketing sendiri sebenarnya
memiliki hubungan dengan bidang manajemen, namun dikarenakan penelitian ini
memiliki fokus pada bidang komunikasi sehingga peneliti hanya merangkum
beberapa penelitian yang dirasa cukup memberikan acuan kepada peneliti
mengenai pembahasan relationship marketing secara umum dan juga mengenai
komunikasi dalam suatu pemasaran yang terfokus pada terjalinnya hubungan
antara konsumen dengan suatu perusahaan.
Penelitian dari Renita Yulia yang meneliti tentang strategi relationship
marketing Indosat East Bali Java Nusra (EJBN) dalam mempertahankan loyalitas
konsumen. Dalam penelitian Renita Yulia yang dibahas ialah mengenai strategi
dari Indosat yang menerapkan relationship marketing dalam mempertahankan
loyalitas konsumen, dilakukan dengan metode kualitatif, dimana hal ini
merupakan kelebihannya karena kebanyakan penelitian relationship marketing
yang dilakukan menggunakan metode kuantitatif. Namun kelemahan dari
penelitian Renita Yulia karena membahas strategi relationship marketing dalam
mempertahankan loyalitas yang sudah sangat banyak dibahas. Selain itu terdapat
juga beberapa jurnal yang membahas mengenai relationship marketing dimana
salah satunya adalah Journal the relationship marketing approach and strategic
in retailing management to constitute customer and brand loyalty yang membahas
mengenai strategi relationship marketing yang bertujuan untuk meningkatkan
relationship marketing yang dilakukan oleh suatu perusahaan agar konsumen
dalam perusahaan tersebut tetap menggunakan jasa atau produk dari perusahaan
tersebut yang dalam penelitian ini ialah Indosat. Renita sebagai peneliti
menemukan bahwa Indosat memilik beberapa program, dimana program tersebut
dapat membantu konsumen untuk dapat memperluas interaksinya dengan
komunitas, ataupun teman – temannya sesama pengguna Indosat. Indosat sebagai
sala satu alat komunikasi tentunya juga memiliki pesaing di Indonesia, dan
pemasaran yang diterapkan ialah relationship marketing dimana strateginya
merupakan program yang mewadahi komunikasi dalam jumlah besar.
Kelebihan jurnal ini ialah karena jurnal ini membahas mengenai strategi
relationship marketing, namun apabila dihubungkan dengan loyalitas, maka jurnal
ini menjadi sama dengan bahasan pada umumnya. Baik jurnal ataupun skripsi
tersebut hanya membahas secara antara relationship marketing dengan loyalitas,
dimana hal tersebut sudah banyak dilakukan walaupun menggunakan objek
penelitian yang berbeda. Penelitian ini juga hanya sekedar membahas bagaimana
suau perusahaan menjalankan program yang ada dalam menerapkan relationship
marketing, namun belum membahas seberapa besar pengaruh program tersebut.
Peneliti menemukan bahwa pembahasan relationship marketing dalam
lingkungan komunikasi hingga saat ini masih belum ditemukan, dari situlah
peneliti melihat adanya hal yang menarik dan perlu peneliti teliti.
Peneliti memahami bahwa relationhsip marketing adalah pemasaran yang
berfokus pada terjalinnya hubungan yang baik secara dua arah antara pengguna
dalamnya, dimana peneliti artikan bahwa teori Komunikasi Antar Pribadi
diterapkan di dalamnya. Peneliti melihat adanya hubungan yang erat antara
Komunikasi Antar Pribadi dengan pelaksanaan relationship marketing itu sendiri.
Kesulitan yang peneliti temui ialah bahwa memang tidak adanya penelitian
terdahulu dengan topik pembahasan yang sama dengan penelitian ini, sehingga
peneliti mencari penelitian yang setidaknya memiliki bahasan mengenai
Komunikasi Antar Pribadi yang bertujuan untuk membentuk hubungan baik demi
tercapainya pemasaran walaupun bukan relationship marketing.
Penelitian mengenai Kegiatan Komunikasi Antar Personal antara Sopir Taksi
dan Pelanggan dalam Penerapan Service Excellent. Studi pada PT. Citra Kendedes
Malang yang diteliti oleh Elok Nafisah, peneliti gunakan sebagai acuan penelitian
dalam bidang Komunikasi Antar Pribadi. Sebenarnya banyak penelitian
Komunikasi Antar Pribadi yang peneliti temukan, namun peneliti menemukan
ketertarikan dalam penelitian ini dikarenakan penelitian ini meneliti bagimana
Komunikasi Antar Pribadi dapat mempengaruhi suatu permasaran yang dilakukan
oleh suatu perushaan yang dalam penelitian ini adalah Taksi Citra Kendedes.
Kelebihan dalam penelitian ini ialah dimana bahasan mengenai perilaku
komuniaksi antar pribadi yang dilakukan oleh supir taksi Citra dilakukan secara
mendalam dan juga melihat hasil dari perilaku komunikasi supir taksi tersebut
terhadap konsumen dari taksi tersebut. Kelemahan yang peneliti temukan dalam
penelitian ini ialah dimana hanya membahas secara kecil dari dampak perilaku
komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh supir taksi, atau lebih mengarah
Kedua penelitian tersebut cukup memberikan peneliti gambaran mengenai
bagaimana relationship marketing yang diterapkan dalam sebuah perusahaan dan
juga bagaimana Komunikasi Antar Pribadi dapat memberikan pengaruh yang baik
dalam pemasaran di sebuah perusahaan. Peneliti juga menggunakan beberapa
jurnal yang peneliti temukan untuk memberikan referensi mengenai relationship
marketing itu sendiri. Penelitian mengenai relationship marketing yang memiliki
hubungan dengan loyalitas tidak peneliti cantumkan semua dikarenakan memiliki
hasil penelitian yang sama, dan juga kebanyakan merupakan penelitian kuantitatif
sehingga peneliti hanya mencantumkan penelitian yang merupakan penelitian
2.5 Kerangka Pemikiran
Bagan 2.1 Kerangka Pemilkiran
Note: Data peneliti Relationship
Marketing
Klien
CRM Pemilik Krismaya
Kerangka Bagan
Kerangka pemikiran di atas membahas mengenai konseptualisasi strategi
CV. Krismaya dalam pembentukan dan pemeliharaan hubungan antara pemilik
Krismaya dengan kliennya. Hubungan antara pemilik krismaya yang terjalin
dengan klien awalnya diawali oleh terjalinnya komunikasi antar pribadi, yang
akhirnya dari komunikasi tersebut maka terbentuklah hubungan interpersonal
anatara pemilik krismaya dengan kliennya. Hubungan yang terjalin memilik
kedekatan, dan keakraban yang berbeda – beda, dan itu akan peneliti sampaikan di
dalam hasil penelitian ini. Peneliti juga akan meneliti mengenai bagaimanakah
suatu karakter yang dapat memberikan perbedaan tersendiri terhadap proses
pembentukan hubungan itu sendiri. Analisis tersebut akan peneliti jabarkan
dengan teori dari De Vito mengenai tahapan pembentukan hubungan
interpersonal.
Hubungan interpersonal yang terjalin antara pemilik Krismaya dengan
klien tersebut berlanjut ke arah relationship marketing, dimana terdapat unsur
bisnis di dalamnya. Alur tersebut membuat peneliti ingin memahami mengenai
bagaimana pembentukan hubungan pada saat pemilik krismaya menawarkan jasa
dari perusahaannya kepada kliennya yang sebelumnya sudah memiliki hubungan
interpersonal ataupun yang sebelumnya hanya sekedar mengenal pemilik
Krismaya tanpa ada keakraban yang terbentuk sebelumnya. Peneliti juga ingin
memahami bagaimana pemilik krismaya memelihara hubungan interpesonal
Pemeliharaan hubungan yang dilakukan oleh pemilik Krismaya akan dibahas
dengan toeri CRM, dimana teori ini membantu peneliti untuk memahami tipe
krismaya dalam memelihara kliennya.
Subjek penelitian ini terfokus pada pemilik krismaya yang merupakan
pelaku relationship marketing mewakili dari cv krismaya, dan subjek kedua
adalah klien dari krismaya. Peneliti memfokuskan pada komunikasi bukan pada
sisi manajemen dari relationship marketing. Konsep komunikasi yang peneliti
gunakan ialah konsep komunikasi antar pribadi karena penelitian ini membahas
mengenai hubungan antara 2 pribadi, walaupun pemilik krismaya mewakili
sebuah perusahaan, namun yang melakukan pembentukan dan pemeliharaan
adalah pemilik krismaya itu sendiri. Penelitian ini akan dilakukan dengan
wawancara mendalam terhadap pemilik Krismaya ataupun terhadap klien agar
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2012 h.4) penelitian
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat
diamati. Adapun tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah untuk menjelaskan
fenomena dengan sedalam – dalamnya melalui pengumpulan data sedalam –
dalamnya. Yang lebih ditekankan dalam penelitian kualitatif ialah persoalan
kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data (Kriyantono, 2006
h.58). Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif karena penelitian ini ingin
mengetahui secara mendalam mengenai strategi Krismaya dalam menjaga
relationship marketing dengan klien melalui pengamatan peneliti terhadap
perilaku orang – orang yang terlibat dalam pemasaran yang dilakukan Krismaya.
Hasil dari penelitian ini ialah berupa kata – kata yang menjelaskan mengenai
strategi Krismaya yang bersumber dari klien dan pemilik dari Krismaya, bukan
berupa angka.
Paradigma dalam penelitian ini ialah paradigma interpretatif, dimana
dalam paradigma ini manusia lebih dipandang sebagai makhkuk rohaniah alamiah
(natural). Dalam pandangan ini, manusia sebagai makhluk sosial sehari-hari bukan
“berperilaku” berkonotasi mekanistik alias bersifat otomatis seperti hewan,
melainkan “bertindak” mempunyai konotasi tidak otomatis/mekanistik, melainkan
humanistik alamiah : melibatkan niat, kesadaran, motif-motif, atau alasan-alasan
tertentu, yang disebut Weber sebagai social action (tindakan sosial) dan bukan
sosial behavior (perilaku sosial) karena ia bersifat intensional; melibatkan makna
dan interpretasi yang tersimpan di dalam diri pelakunya. Dunia makna itulah yang
perlu dibuka, dilacak, dan dipahami untuk bisa memahami fenomena sosial apa
pun, kapan pun, dan dimana pun. (Vardiansyah 2008 : 67). Littlejohn (2009,
h.557) menambahkan bahwa paradigma interpretatif didefinisikan sebagai
ontologis dan alat-alat epistemologis yang digunakan dalam penelitian berkaitan
dengan pemahaman bagaimana individu dan kelompok menciptakan makna dalam
praktek sehari-hari, komunikasi , dan pengalaman hidup. Peneliti menggunakan
paradigma interpretatif dikarenakan peneliti ingin meneliti bagimana komunikasi
yang terjalin antara pemilik Krismaya dengan klien dalam menjalankan
relationship marketing.
Tataran analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.
Penelitian deskriptif memiliki tujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis,
faktual, dan akurat tentang fakta – fakta dan sifat – sifat populasi atau objek
tertentu. Riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa
menjelaskan hubungan antar variabel yang ada di dalamnya (Kriyantono, 2006
h.69). Peneliti menggunakan tataran analisis deskriptif karena dengan tataran
analisis ini sesuai dengan tujuan utama penelitian ini yaitu untuk
mendeskripsiskan mengenai pembentukan dan pemeliharaan hubungan yang
dilakukan pemilik Krismaya dengan klien. Dalam mendeskripsikan pembentukan
fakta - fakta dan sifat - sifat dari objek yang diteliti yaitu pemilik Krismaya dan
orang – orang yang memiliki hubungan dengan Krismaya.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Krismaya Malang yang berlokasi di
Perumahan Tirtasani Sukun dimana peneliti mewawancara pemilik dan klien
Krismaya. Peneliti akan meneliti selama 18 bulan, dengan perkiraan waktu
wawancara kurang lebih 1 bulan, namun yang memerlukan waktu cukup lama
ialah menata data wawancara tersebut agar dapat membantu peneliti dalam
menganalisis sesuai dengan teori yang sudah peneliti jabarkan dalam bab
sebelumnya. Berikut ini adalah jadwal penelitian yang akan peneliti lakukan
Tabel 3.1 Jadwal kegiatan penelitian
1 Pengajuan judul danpemilihan objek
2 Pergantian objek
3 Membuat ijin penelitiankepada objek
4 Pembuatan proposal
10 Proses analisis data yangdiperoleh
11 Penyimpulan hasilpenelitian
12
Penyelesaian laporan penelitian secara
keseluruhan