SKRIPSI
EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PIMPINAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA
(Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Pelaya nan Pajak
Pratama Padangsidimpuan)
Diajukan Oleh :
Irna Ristiana Siregar
100904133
Program Studi :Hubungan Masyarakat
Ilmu Komunikasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
SKRIPSI
EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PIMPINAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA
(Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Padangsidimpuan)
DiajukanOleh :
Irna Ristiana Siregar
100904133
Program Studi :Hubungan Masyarakat
Ilmu Komunikasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
LembarPersetujuan
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :
Nama : IrnaRistianaSiregar
NIM : 100904133
Departemen : Ilmu Komunikasi
Judul : Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan dan Produktivitas
Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi
Pimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan).
Medan, Oktober 2014
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
Drs. Mukti Sitompul, M.Si
NIP. 1953071619811210001 NIP.196208281986012001 Dra. FatmaWardy Lubis.M.A
Dekan FISIP USU
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan
benar.Jika dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat),
maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
Nama : Irna Ristiana Siregar
NIM : 100904133
Tanda Tangan :
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan sebaik-baiknya dengan judul “Efektifitas Komunikasi Antar
Pribadi Pimpinan dan Produktivitas Kerja”, dan kepada Rasulullah SAW yang
menjadi pembimbing jalan kehidupan manusia.
Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana dari Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara Medan tahun akademik 2013/2014. Dengan
selesainya skripsi ini, Penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang tercinta, Ayahanda Purba Siregar dan
Ibunda Rosmaini Harahap, abang Amir dan adikku Pani risky, kakDewi serta
keluarga besarku yang tak henti-hentinya memberikan dukungan, semangat, doa,
serta materi kepada Penulis. Dengan setulus hati Penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Dra. Fatmawardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera
Utara, sekaligus Dosen Wali Penulis.
3. Ibu Dra. Dayana Manurung, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera
4. Bapak Drs. Mukti Sitompul, M.Si selaku dosen pembimbing yang sudah
banyak memberikan bimbingan dan arahan untuk membantu penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Emilia Ramadhani M.A selaku dosen Wali saya yang banyak
memberikan masukan,nasehat, bimbingan, dan dorongan selama saya
menjalani perkuliahan di Unoversitas Sumatera Utara.
6. Bapak dan Ibu para dosen FISIP USU khususnya dosen Ilmu Komunikasi
yang telah mencurahkan ilmunya kepada Penulis selama di bangku
perkuliahan
7. Pak Tangkas, danKak Maya yang sudah banyak membantu segala urusan
administrasi yang diperlukan penulis.
8. Kakak dan Abang yang tercinta, Anna Leli dan Azhar Nasution yang
selalu memberikan dukungan, bantuan dan doa kepada penulis.
9. Sahabat setia saya Novia Natasya, Ika Rusdiyanti, Sri Bulan, Yesi
Kusmasari, Nurhanifah, Dila Nandari, Masayu Nurhalimah, Ade
Handayani dan sahabat-sahabatlainnya yang memberikan dukungan dan
semangat kepada penulis,serta teman-teman seperjuangan yang takdapat
disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari ketidaksempurnaan skripsi ini, untuk setiap kekurangan
baik dari isi maupun penyajiannya, penulis memohon maaf. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.Terimakasih.
Medan, Oktober 2014
Penulis
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertandatangan
di bawah ini:
Nama : Irna Ristiana Siregar
NIM : 100904133
Departemen : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik
Universitas : Universitas Sumatera Utara
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non Ekslusive
Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul “Studi Korelasional
Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan terhadap Produktivitas Kerja
Pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan).
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan).Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat
dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Medan, Oktober 2014
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Komunikasi, Komunikasi Antar Pribadi,Kepemimpinan, dan Produktivitas Kerja. Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan yaitu sebanyak 50 orang yang disebut sebagai populasi. Sesuai dengan pendapat Arikunto, apabila jumlah populasi tidak mencapai lebih dari 100 orang, maka seluruh populasi dijadikan sampel. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan kuesioner, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis table tunggal dan analisis table silang. Berdasarkan hasil perhitungan melalui Koefisien Korelasi Spearman yang dilihat pada skala Guilford ternyata terdapat hubungan yang sangat tinggi antara Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan dan Produktivitas Kerja. Jika dilihat melalui perhitungan Uji T, ternyata thitung lebihbesar (>) darittabel, maka hubungan signifikan. Demikian pula berdasarkan ujideterminasi ternyata Pengaruh Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan cukup tinggi yaitu sebesar 92,16% sedangkan selebihnya yaitu sebesar 7,84% diduga dipengaruhi oleh faktor lain.
ABSTRACT
This research titled Effective Interpersonal Communication Leadership and Work Productivity (Correlation Study of Interpersonal Communication Leadership Effectiveness on Employees Work Productivity on office of Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan. Study aims to determine the extent of the influence of Interpersonal Communication Leadership Effectiveness on Employees Work Productivity. Theory used in this research is the theory of Communication, Interpersonal Communication, Leadership, and Work Productivity. The research using correlation methods. Population in this study is a Supervisor on the Office of Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan as many as 50 people were referred to as the population. In accordance with the opinion Arikunto, when the population reaches no more than 100 people, the entire population sampled. Technique of collecting data are observes and questioner, technique of analysis data are single table and cross table. Based on calculations via Spearman correlation coefficients were seen on a scale of Guilford turns out there is a very high correlation between the effectiveness of Interpersonal Communication Leadership and Work Productivity. When viewed through T Test calculations, it turns out t count greater (>) than t table, hence a significant association. Similarly, based on the determination test turns Influence Interpersonal Communication Effectiveness on Employees Work Productivity on office of Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan quite high at 92.16% with the remaining 7,84% was by otherfactors.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……….. i
LEMBAR PERSETUJUAN……….. ii
LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS……… iii
LEMBAR PENGESAHAN……… iv
KATA PENGANTAR……… v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……. vii
ABSTRAK……… viii
DAFTAR ISI……… x
DAFTAR TABEL……… xii
DAFTAR LAMPIRAN……… xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah………. 1
1.2 RumusanMasalah……….. 7
1.3 PembatasanMasalah……….. 7
1.4 TujuanPenelitian……… 8
1.5 ManfaatPenelitian………. 8
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 KerangkaTeori……….. 9
2.1.1 Komunikasi……….9
2.1.2 Kepemimpinan………...14
2.1.3Komunikasi Antar Pribadi……….17
2.1.4 ProduktivitasKerja……….20
2.2 KerangkaKonsep……….24
2.3 VariabelPenelitian………25
2.4 DefenisiOperasional………25
2.5 Hipotesis………..27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DeskripsiLokasiPenelitian………. 28
3.1.1 GambaranUmum KPP PratamaPadangsidimpuan 28 3.1.2 SaranadanPrasarana………..29
3.1.3 VisidanMisi KPP Pratama ………31
3.1.4 StrukturOrganisasi……….31
3.2 MetodePenelitian………33
3.3 PopulasidanSampel………33
3.3.1 Populasi……….33
3.3.2 Sampel………33
3.4 TeknikPengumpulan Data………..34
3.5 TeknikAnalisis Data………34
3.5.1 AnalisisTabel Tunggal………...34
3.5.2 AnalisisTabelSilang………34
3.5.3 UjiHipotesis………35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HasilAnalisis……… 37
4.1.1 AnalisiTabel Tunggal……… 37
4.1.1.1 KarakteristikResponden………... 37
4.1.1.2 KomunikasiAntarPribadiPimpinan………. 40
4.1.1.3 ProduktivitasKerja……… 48
4.1.2 AnalisisTabelSilang………. 53
4.2 UjiHipotesis……….. 56
4.3 Pembahasan………... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……… 61
5.2 Saran………. 62 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
4.1 UsiaResponde………....37
4.2 JenisKelaminResponden………..38
4.3 PendidikanTerakhirResponden………....38
4.4 MasaKerjaResponden………..39
4.5 KeterbukaanKomunikasiAntarPribadiPimpinan ………. ..40
4.6 KeterbukaanKomunikasiAntarPribadiPimpinan…...… ….40
4.7 EmpatiKomunikasiAntarPribadiPimpinan………..41
4.8 EmpatiKomunikasiAntarPribadiPimpinan………...42
4.9 EmpatiKomunikasiAntarPribadiPimpinan………...42
4.10 MotivasiKomunikasiAntarPribadiPimpinan………43
4.11 MotivasiKomunikasiAntarPribadiPimpinan………44
4.12 RasaPositifKomunikasiAntarPribadiPimpinan………...44
4.13 Rasa PositifKomunikasiAntarPribadiPimpinan………...45
4.14 KesamaanKomunikasiAntarPribadiPimpinan……….46
4.15 KemampuandalamProduktivitasKerja……….47
4.16 KeterampilandalamProduktivitasKerja………47
4.17 Hasil yang dicapaidalamProduktivitasKerja………48
4.18 Hasil yang dicapaidalamProduktivitasKerja………48
4.19SemangatKerjaPegawaidalamProdutivitasKerja………49
4.20 SemangatKerjaPegawai………49
4.21 PengembanganDiridalamProduktivitasKerja………50
4.22 PengembanganDiridalamProduktivitasKerja………50
4.23 HasilKerjadalamProduktivitasKerja………..51
4.25 EfisiensidalamProduktivitasKerja……… ...52
4.26 UjiSilangantarasifatterbukaPimpinandengansemangatkerja
KerjaPegawai………53
4.27 UjiSilangantaraMotivasiPimpinandengansemangatkerja
Pegawai………54
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner
2. Fotron Cobol
3. Tabel Nilai Jawaban Variabel X
4. Tabel Nilai Jawaban Variabel Y
5. Tabel Skor Ranking Komunikasi Antaribadi Pimpinan
dan Produktivitas Kerja
6. Tabel Distribusi t
7. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi
8. Surat Izin Penelitian
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Komunikasi, Komunikasi Antar Pribadi,Kepemimpinan, dan Produktivitas Kerja. Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan yaitu sebanyak 50 orang yang disebut sebagai populasi. Sesuai dengan pendapat Arikunto, apabila jumlah populasi tidak mencapai lebih dari 100 orang, maka seluruh populasi dijadikan sampel. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan kuesioner, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis table tunggal dan analisis table silang. Berdasarkan hasil perhitungan melalui Koefisien Korelasi Spearman yang dilihat pada skala Guilford ternyata terdapat hubungan yang sangat tinggi antara Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan dan Produktivitas Kerja. Jika dilihat melalui perhitungan Uji T, ternyata thitung lebihbesar (>) darittabel, maka hubungan signifikan. Demikian pula berdasarkan ujideterminasi ternyata Pengaruh Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan cukup tinggi yaitu sebesar 92,16% sedangkan selebihnya yaitu sebesar 7,84% diduga dipengaruhi oleh faktor lain.
ABSTRACT
This research titled Effective Interpersonal Communication Leadership and Work Productivity (Correlation Study of Interpersonal Communication Leadership Effectiveness on Employees Work Productivity on office of Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan. Study aims to determine the extent of the influence of Interpersonal Communication Leadership Effectiveness on Employees Work Productivity. Theory used in this research is the theory of Communication, Interpersonal Communication, Leadership, and Work Productivity. The research using correlation methods. Population in this study is a Supervisor on the Office of Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan as many as 50 people were referred to as the population. In accordance with the opinion Arikunto, when the population reaches no more than 100 people, the entire population sampled. Technique of collecting data are observes and questioner, technique of analysis data are single table and cross table. Based on calculations via Spearman correlation coefficients were seen on a scale of Guilford turns out there is a very high correlation between the effectiveness of Interpersonal Communication Leadership and Work Productivity. When viewed through T Test calculations, it turns out t count greater (>) than t table, hence a significant association. Similarly, based on the determination test turns Influence Interpersonal Communication Effectiveness on Employees Work Productivity on office of Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan quite high at 92.16% with the remaining 7,84% was by otherfactors.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah Prasyarat dalam kehidupan manusia,
karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia baik secara
perorangan, kelompok maupun organisasi tidak akan mungkin
dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila
masing-masing melakukan aksi dan reaksi.Aksi dan reaksi antar
manusia inilah yang dalam komunikasi biasa disebut dengan
tindakan komunikasi.Tindakan komunikasi dapat dilakukan
dalam berbagai cara, baik secara verbal (dalam bentuk kata-kata,
baik lisan dan tulisan) ataupun nonverbal (tidak dalam bentuk
kata-kata, misalnya sikaf, tingkah laku, gambar-gambar, dan
bentuk-bentuk lainnya.Komunikasi juga dapat dilakukan secara
langsung dan tidak langsung.Komunikasi tidak langsung adalah
tindakan komunikasi yang dilakukan tidak secara perorangan
tetapi melalui medium atau perantara tertentu. Misalnya
penyampaian informasi melalui surat kabar, majalah, radio,
Tv,dan lainnya. Komunikasi juga merupakan salah satu fungsi
kehidupan manusia. Fungsi komunikasi adalah untuk
menyampaikan apa yang ada didalam benak pikirannya dan
perasaan hatinya kepada orang lain baik secara langsung ataupun
tidak langsung. Komunikasi mempunyai arti penting dan banyak
kegunaannya di dalam kehidupan manusia sehari-hari (Marhaeni
Fajar, 2009:12).
(Thomas M Scheidel, 2009: 38-39) mengemukakan bahwa
kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung
identitas diri untuk membangun kontak social dengan orang
berperilaku yang kita inginkan.Masih menurut Scheidel tujuan
utama kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan fisik dan
psikologi kita.Sedangkan menurut (Gordo I Zimmerman, 1977)
menjelaskan tujuan komunikasi menjadi dua kategori: yang
pertama kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas
yang penting bagi kebutuhan kita, dan kedua kita berkomunikasi
untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Komunikasi bisa terjadi dimana saja, di rumah, di kampus,
dikantor,dan dimana saja.Susan Curtis menunjukkan bahwa
komunikasi amat esensial buat pertumbuhan kepribadian
manusia. Ahli-ahli ilmu sosial telah berkali-kali mengungkapkan
bahwa kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan
kepribadian
Komunikasi antar pribadi sering juga disebut “Diadic
Communication”yaitu komunikasi antar dua orang dimana terjadi
kontak langsung dalam bentuk percakapan, bisa secara
berhadapan muka (face to face) atau bisa juga sebuah medium,
seperti telepon (Effendy, 1981 :31). Komunikasi antar pribadi
dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan.Satu hal yang perlu
diperhatikan dalam tujuan komunikasi antar pribadi yaitu
komunikasi ini memberikan kesempatan bagi kita untuk
memperbincangkan diri kita sendiri. Dengan membicarakan
tentang diri kita sendiri pada orang lain, kita akan mendapat
perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih
mendalam tentang sikap dan perilaku kita (Marhaeni
Fajar,2009:78). Komunikasi antar pribadi sebagai suatu bentuk
perilaku, dapat berubah dan sangat tidak efektif. Pada suatu saat
komunikasi bisa lebih buruk dan pada saat lain bisa lebih baik.
Namun demikian, perlu diingat bahwa setiap tindakan komunikasi
adalah berbeda dan mempunyai keunikan-keunikan
sendiri.Sehingga prinsip-prinsip yang dibicarakan disini harus
Barry Cushway dan Derek Lodge menggambarkan fungsi
komunikasi dalam organisasi sebagai pembentuk iklim organisasi
yaitu suasana kerja organisasi atau sejumlah keseluruhan perasaan
dan sikap orang-orang yang bekerja di dalam organisasi yaitu
nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi.Di
dalam organisasi, komunikasi dibutuhkan sebagai system
pengadilan manajemen karena merupakan alat untuk
mengarahkan, memotivasi, memonitor dan mengevaluasi
pelaksanaan manajemen yang diarahkan pada tujuan organisasi
agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan
dapat berjalan efektif dan efisien.Penggunaan komunikasi baik
secara verbal maupun nonverbal berpengaruh cukup besar pada
organisasi. Komunikasi yang efektif diperlukan untuk
menggerakkan jalannya perusahaan, semakin efektif komunikasi
yang di bina semakin produktif perilaku karyawan dalam
menjalankan pekerjaannya (Sutrisno,2010:41). Organisasi sebagai
kerangka (framework) menunjukkan adanya pembagian tugas
antara orang-orang di dalam organisasi itu dan dapat
diklasifikasikan sebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang
dipimpin. Untuk menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan
tujuan yang akan dicapai, manajer atau administrator mengadakan
peraturan sedemikian rupa sehingga ia tidak perlu berkomunikasi
secara langsung dengan seluruh karyawan. Ia membuat
kelompok-kelompok menurut jenis pekerjaannya dan mengangkat
seorang sebagai penanggung jawab atas kelompoknya. Dengan
demikian pimpinan cukup berkomunikasi dengan para
penanggung jawab kelompok (Onong Uchjana
Effendy.2006:122).
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada
umumnya bersifat informative, yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki
adanya hubungan baik sebagai akibat kegiatan
komunikasi yang dilakukan oleh organisasi, masalah
yang dijumpai kemungkinan besar tidak akan terlalu sulit
diatasi. Dalam komunikasi organisasi terdapat dua arus
komunikasi, pertama “down ward communication” fungsi
komunikasi dari atas kebawah meliputi pemberian atau
menyampaikan instruksi kerja, penjelasan dari pimpinan
tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan,
penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan
yang berlaku, dan pemberian motivasi kepada karyawan
agar bekerja lebih baik.Kedua “Upward communication “
fungsi komunikasi yang dilakukan bawahan dengan
mengirim pesan kepada atasannya meliputi pemberian
informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudag
dilaksanakan, penyampaian informasi tentang
persoalan-persoalan peekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat
diselesaikan oleh bawahan, penyampaian saran-saran
perbaikan dari bawahan, dan penyampaian keluhan dari
bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu system
pemrosesan informasi (Information processing
system).Maksudnya seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih
baik dan tepat waktu.Informasi yang didapat memungkinkan
setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya
secara lebih pasti.Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua
orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu
organisasi.Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan
informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun
guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam
organisasi.Sedangkan karyawan atau bawahan membutuhkan
informasi tentang jaminan keamanan, jaminan social dan
kesehatan, izin cuti dan sebagainya (Marhaeni Fajar, 2009: 126).
Orang-orang yang berada pada puncak pimpinan suatu
organisai seperti : Manajer, direktur, kepala dan sebagainya,
memiliki kekuasaan( power) dalam konteks mempengaruhi
perilaku orang-orang yang secara structural organisatoris yang
berada dibawahnya, sehingga mampu menumbuhkan motivasi
bawahan untuk bekerja dan melaksanakan tugas dengan baik.
Namun sebagian pemimpin lainnya tidak mampu memakai
kekuasaan dengan efektif, sehingga aktivitas untuk melaksanakan
pekerjaan dan tugas tidak dapat dilakukan dengan baik. Jika
setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi
tindakan satu sama lain, maka yang muncul dalam interaksi
tersebut adalah pertukaran kekuasaan.
Salah satu karakteristik komunikasi antar manusia (human
communication) menegaskan bahwa tindakan komunikasi akan
mempunyai efek yang dikehendaki dan efek yang tidak
dikehendaki. Dalam suatu organisasi prosedur yang ada biasanya
mensyaratkan orang untuk menjelaskan setiap gagasan ataupun
persoalannya kepada orang lain dengan tegas. Kalau pimpinan
terlalu sibuk , tidak ramah ataupun tidak tertarik dengan gagasan
ataupun persoalan yang kita lontarkan maka produktifitas kerja
tidak akan berjalan dengan semestinya, maka dari itu perlu
kemampuan berkomunikasi dalam suatu organisasi diantara
pimpinan maupun bawahan. Diri pribadi adalah suatu ukuran
yang memungkinkan seseorang untuk dianggap dan dikenal
sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya. Kualitas
yang membuat seseorang memiliki kekhasan tersendiri sebagai
manusia, ini tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial,
yaitu berkomunikasi dengan orang lain.Individu tidak dilahirkan
social dan diri psikologis manusia akan terus berkembang dan
menjadi matang sejalan dengan usia kita.
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan sehingga dia mampu mempengaruhi
ornag-orang lain untuk bersama –sama melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Henry Pratt Faircild manyatakan pemimpin adalah sesorang
yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial
dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir, atau mengontrol
usaha atau upaya orang lain melalui prestise, kekuasaan atau
posisi (Kartini Kartono.2005:39). Bentuk Komunikasi informal
dapat berupa pertemuan yang tidak direncanakan, seperti
bertemu dan mengobrol dikantin pada jam makan siang,
diresepsi, atau pertemuan lainnya. Apabila hubungan antara
pimpinan dan bawahan terjaga baik, maka produktifitas kerja
karyawan akan meningkat.Dalam suatu pencapaian tujuan suatu
perusahaan terdapat ketidakpuasan kinerja karyawan. Sumber
ketidakpuasan ini bukan hanya berupa materi saja, gaji dan
fasilitas yang minim, akan tetapi dapat juga bersifat nonmaterial
misalnya saja dalam penghargaan , kebutuhan untuk
berpartisipasi dan sebagainya. Hubungan yang kurang harmonis
pasti akan menciptakan suasana kerja yang tidak menyenangkan
yang akan mengganggu produktivitas kerja. Salah satu bentuk
komunikasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis
diperlukan komunikasi itu sendiri.
Komunikasi antar peribadi (interpersonal communication)
adalah komunikasi antara orang- orang secra tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal (Deddy
Mulyana.2005:73). Adanya hubungan yang baik atau yang
terjalin secara harmonis menjadikan suasana kerja sama yang
dilakukan dalam komunikasi antar pribadi pimpinan kepada
bawahan dibutuhkan rasa percaya.Sikap suportif dan terbuka
kepada pegawai yang dapat mendorong timbulnya saling
pengertian dan saling menghargai. Pentingnya komunikasi antar
pribadi yang dilakukan oleh pimpinan yakni mengingat pegawai
terdiri dari individu-individu yang berbeda, dimana hal tersebut
dapat menciptakan suatu konflik, apabila hal ini terjadi maka
tidak ada gairah dan semangat kerja dan produktivitas kerja akan
menurun.
Dalam penelitian ini , peneliti memilih kepala utama
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan yang
melakukan komunikasi antar pribadi langsung kepada kepala
seksi dan pegawai-pegawai yang ada di kantor Pelayanan Pajak
Pratama Padangsidimpuan. Peneliti ingin melihat sejauh mana
komunikasi antar pribadi yang diterapkan oleh pimpinan kepada
bawahan dalam meningkatkan produktifitas kerja.
Kepemimpinan memiliki peranan penting untuk
memengaruhi orang lain baik di dalam organisasi maupun diluar
organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu
situasi dan kondisi tertentu. Transisi dalam teori kepemimpinan
berkembang dari waktu kewaktu berdasarkan keingintahuan para
ilmuan dan peneliti.Mula-mula kepemimpinan itu dilihat dari
sudut pandang sifat, ciri atau bakat yang dibawa sejak lahir.
Ketidakpuasan akan hasil dari pendekatan ciri tersebut
melahirkan pendekatan kepemimpinan berdasarkan perilaku.
Pada Kantor Pajak Pratama Padangsidimpuan Pimpinan
langsung melihat bagaimana kinerja pehawai, apabila pimpinan
melihat kinerja pegawai yang bagus, secara langsung pimpinan
akan memberikan surat pemindahan dari seksi terbawah ke
bagian seksi yang lebih berpotensi atau melakukan mutasi ke
Kantor Cabang lainnya. Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
setiap kegiatan yang dilakukan pegawainya, serta tingkat
kedisiplinan pimpinan ini sangat tinggi. Dalam setiap sudut
ruangan dipasang sisi Tv agar dapat mengontrol setiap kegiatan
pegawainya, baik secara formal maupun informal,melihat siapa
saja pegawainya yang tidak bekerja dengan baik serta melihat
kedisiplinan setiap pegawai agar tidak main-main dalam
menjalankan tugas dari masing-masing seksi yang
dijalankannya. Pimpinan juga sering melakukan pendekatan
kepada setiap pegawai, misalnya berdiskusi langsung dengan
setiap pegawai, makan bersama dikantin Kantor, berolah raga
setelah jam kerja selesai dan ikut senam pagi yang diadakan
setiap Jumat pagi.Secara tidak langsung produktivitas kerja
pegawai meningkat dalam mencapai tujuan.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan
merupakan organisasi dan tata kerja Instansi Vertikal Direktorat
Jendral Pajak, Wilayah Kerja KPP Pratama Padangsidimpuan
meliputi 1 (satu) Kotamadya, dan 4 (empat) Kabupaten, yaitu
Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten
Padanglawas, Kabupaten Padanglawas Utara, dan Kabupaten
Mandailing Natal.Kantor Pajak Pratama Padangsidimpuan
merupakan sarana untuk meningkatkan pelayanan kepada wajib
pajak.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merasa tertarik
untuk meneliti sejauh mana komunikasi antar pribadi pimpinan
terhadap produktivitas kerja Pegawai pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Padangsidimpuan.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis
“Sejauh mana pengaruhEfektivitas komunikasi Antar Pribadi
Pimpinan terhadap Produktivitas kerja Pegawaipada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.”
1.3Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas uraian penelitian yang sistematis dan
menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas, maka
perlu dibuat pembatasan masalah. Adapun pembatasan
masalah yang akan diteliti penulis adalah :
1. Yang dimaksud dengan Komunikasi Antar Pribadi
Pimpinan dibatasi pada keterbukaan, empati, dukungan,
rasa positif, serta kesetaraan.
2. Yang dimaksud dengan Produktivitas Kerja dibatasi pada
kemampuan, meningkatkan hasil yang dicapai, semangat
kerja, pengembangan diri, mutu, dan efisiensi.
3. Penelitian ini dilakukan dari Bulan Juni - Agustus 2014.
1.4Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruhKomunikasi
Antar Pribadi Pimpinan terhadap produktivitas kerja
Pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Padangsidimpuan.
2. Untuk melihat sejauh mana keberhasilan pimpinan dalam
meningkatkan produktivitas kinerja pegawai di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.
3. Untuk melihat Produktivitas kerja pegawai dalam
mencapai suatu target atau tujuan dari perusahaan.
1. Secara akademis, penelitian diharapkan dapat memberikan
kontribusi positif terhadap pengetahuan dalam bidang
komunikasi sebagai bahan referensi, bahan penelitian, dan
sumber bacaan bagi mahasiswa Departemen Ilmu
Komunikasi FISIP USU.
2. Secara teoritis, Penelitianini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagipeneliti tentang Komunikasi
antar pribadi pimpinan dan Produktivitas Kerja.
3. Secara Praktis, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori
Dalam memecahkan permasalahan dengan jelas dan
sistematis, maka dibutuhkan teori-teori sebagai landasan dalam
memilih kejelasan dalam memecahkan permasalahan yang
diteliti.Teori terdiri dari konsep-konsep, defenisi, acuan yang
menggambarkan suatu fenomena secara sistematis melalui
penentuan hubungan antara variable dengan tujuan untuk
menjelaskan (memprediksikan) fenomena tersebut
(Rahmat,1993:7). Dalam penelitian diperlukan
kerangka-kerangka teori yang merupakan titik dalam mencari solusi atau
pemecahan dari suatu masalah.
Dalam memberikan kejelasan pada penelitian ini, penulis
mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan. Adapun teori-teori yang dianggap
relevan dengan penelitian ini adalah: Teori Komunikasi,
Komunikasi Antar Pribadi, Kepemimpinan, Produktivitas kerja.
2.1.1 Komunikasi
2.1.1.1 Pengertian Komunikasi
Manusia adalah makhluk social yang berinteraksi dengan
manusia yang lain. Karena sejarah lahirnya manusia memiliki
hasrat untuk menjadi satu dengan yang lainnya.Komunikasi
berasal dari bahasa latin, communis yaitu “sama”,yang diartikan
sebagai proses penyamaan makna ( Effendy, 2007: 9).
Harrold Laswell dalam bukunya “The structur and
function of communication in Society”bahwa cara yang baik
untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan
(Effendy, 1993 : 10).Komunikasi memiliki tujuan dan fungsi
dalam menyampaikan pesan. Dalam hal ini komunikasi memiliki
tujuan untuk mengubah sikap, opini, pandangan, pendapat untuk
mengubah perilaku dan masyarakat.serta memiliki fungsi untuk
menginformasikan, mendidik, menghibur, dan
mempengaruhi.Tujuan dapat disadari ataupun tidak, dapat
dikenali ataupun tidak. Selanjutnya meskipun tekhnologi
komunikasi berubah dengan cepat dan drastic, kita mengirimkan
surat elektronika, bekerja dengan computer, misalnya- tujuan
komunikasi pada dasarnya tetap sama, bagaimanapun hebatnya
resolusi elektronika dan revolusi-revolusi lain yang akan dating (
Arnold dan Bowers, 1984:Naisbitt, 1984).
2.1.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi
Berdasarkan defenisi Lasswel ini dapat diturunkan lima
unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu :
1. Sumber (source)
Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau
mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.Sumber boleh jadi
seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan
suatu negara. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam hatinya
atau pikirannya, sumber harus mengubah perasaan atau pikiran
tersebut ke dalam seperangkat simbol verbal atau non verbal yang
idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebt
penyandian (encoding). Pengalaman masa lalu, rujukan nilai,
pengetahuan, persepsi, pola pikir, dan perasaan sumber
mempengaruhi sumber dalam merumuskan pesan.
2. Pesan
Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber
kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal
dan atau noverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau
simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk
atau organisasi pesan
3. Saluran atau media
Saluran atau media yaitu alat atau wahana yang
digunakan sumber umtuk menyampaikan pesannya kepada
penerima.Saluran dapat merujuk pada bentuk pesan yang
disampaikan kepada penerima baik verbal dan non verbal.
Saluran dapat juga merujuk pada cara penyajian pesan yakni
langsung (tatap muka), lewat media cetak atau media elektronik.
4. Penerima/sasaran
Penerima / sasaran yaitu orang yang menerima pesan
dari sumber.Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai,
pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaannya, penerima
pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol
verbal dan atau non verbal yang diterima menjadi gagasan yang
dapat dipahami.Proses ini disebut decoding.
5. Efek
Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah
menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan,
perubahan sikap, perubahan keyakinan dan sebagainya.
6. Umpan Balik
Umpan Balik, adalah respon terhadap pesan yang
dikirimkan kepada pengirim pesan.
7. Gangguan/ kendala komunikasi
Lingkungan, adalah faktor-faktor tertentu yang dapat
mempengaruhi jalannya komunikasi.
Ditinjau dari bentuknya, Liliweri (1991: 7-8) komunikasi
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
a. Komunikasi Persona
1. Komunikasi intrapesona
2. Komunikasi Antarpesona
b. Komunikasi Kelompok
1. Komunikasi kelompok kecil
2. Komunikasi kelompok besar
c. Komunikasi Massa
Berdasarkan bidangnya, komunikasi meliputi jenis – jenis
sebagai berikut:
1. Komunikasi sosial (communication social)
2. Komunikasi organisasional/manajemen
(organizational/management communication)
3. Komunikasi Bisnis ( business communication)
4. Komunikasi Politik (political communcation)
5. Komunikasi Internasional (International
communication)
6. Komunikasi antar budaya (intercultural
communication)
7. Komunikasi pembangunan (development
communication)
8. Komunikasi tradisional (traditional communication)
Ditinjau dari sifatnya,komunikasi diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Komunikasi Verbal (verbal communication)
a. Komunikasi Lisan (oral communication)
b. Komunikasi tulisan (written communication)
2. Komunikasi nirverbal (nonverbal communication)
a. Komunikasi kial (gestural/body communication)
b. Komunikasi gambar (pictorial communication)
4. Komunikasi Bermedia (mediated communication)
Bedasarkan situasi komunikan, maka diklasifikasikan
menjadi bentuk – bentuk sebagai berikut:
1. Komunikasi pribadi (personal communication)
a. Komunikasi intra pribadi (intrapersonal
communication)
b. Komunikasi antar pribadi (interpersonal
communication)
2. Komunikasi kelompok (group communication)
a. Komunikasi kelompok kecil (small group
communication)
b. Komunikasi kelompok besar (large group
communication)
3. Komunikasi massa (mass communication)
a. Komunikasi media massa cetak/pers (printed
mass media communication)
b. Komunikasi media massa elektronik (electronic
mass media communication)
4. Komunikasi media (media communication)
Berdasarkan tujuan, komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Mengubah sikap (to change the attitude)
b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the
opinion)
c. Mengubah prilaku (to change the behaviour)
d. Mengubah masyarakat (to change the society)
Berdasarkan fungsinya, komunikasi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Menginformasikan (to inform)
b. Mendidik (to educate)
d. Mempengaruhi (to influence)
Berdasarkan tekniknya, komunikasi diklasifikasikan
menjadi:
a. Komunikasi informative (informative communication)
b. Komunikasi persuasive (persuasive communication)
c. Komunikasi pervasive/meresap (pervasive
communication)
d. Komunikasi koersif (coercive communication)
e. Komunikasi instruktif (instructive communication)
f. Hubungan manusiawi (human relation)
Metode komunikasi meliputi kegiatan – kegiatan yang
terorganisasi sebagai berikut:
a. Jurnalisme/Jurnalistik (journalism)
1. Jurnalisme cetak (printed journalism)
2. Jurnalisme elektronik (electronic journalism)
b. Hubungan masyarakat (public realtions)
c. Periklanan (Advertising)
d. Propaganda
e. Perang urat syarf (psychological warfare)
f. Perpustakaan (Library)
Berdasarkan uraian diatas Perusahaan akan mampu
menangani permasalahan dalam mencapai tujuan melalui kegiatan
komunikasi. Dalam hal ini komunikasi memiliki peranan dalam
proses penyampaian dan pertukaran antar pimpinan dan
karyawan.
2.1.2.Kepemimpinan
2.1.2.1 Pengertian Kepemimpinan
Defenisi tentang kepemimpinan bervariasi sebanyak orang
yang mencoba mendefenisikan konsep kepemimpinan.Defenisi
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku untuk
mencapai tujuan , memengaruhi untuk memperbaiki kelompok
dan budayanya. Selain itu juga memengaruhi interpretasi
mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian
dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara
hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan
dan kerja sama dari orang-orang diluar kelompok. Kepemimpinan
dimasukkan dalam kategori “Ilmu terapan” dari ilmu social, sebab
prinsip-prinsip, defenisi, dan teori- teorinya diharapkan dapat
bermanfaat bagi usaha peningkatan taraf hidup manusia.
Tiga implikasi yang penting dalam mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan
pekerjaan,yakni:
1. Kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan
maupun pengikut.
2. Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara
pemimpin dan anggota secara seimbang.
3. Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan
yang berbeda untuk memengaruhi tingkah laku pengikutnya
melalui berbagai cara.
Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan
untuk menggerakkan dan memengaruhi orang. Kepemimpinan
sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang
agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela. Ada beberapa
factor yang dapat menggerakkan orang yaitu karena ancaman,
penghargaan, otoritas,dan bujukan.Fungsi artinya jabatan
(pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja
suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan
berhubungan langsung dengan situasi social dalam kehidupan
kelompok atau organisasi masing-masing., yang mengisyaratkan
itu.Fungsi kepemimpinan merupakan gejala social, karena harus
diwujudkan dalam interaksi antarindividu di dalam situasi
social.Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti:
a. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan
mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas
pemimpin.
b. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau
support atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam
melaksanakan tugas-tugas pokok.
Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan maka
akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas
tersebut dipilah-pilah maka akan terlihat gaya kepemimpinan
dengan polanya masing-masing.Gaya kepemimpinan tersebut
merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, yaitu:
1. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan
pelaksanaan tugas.
2. Gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan
hubungan kerja sama.
3. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil
yang dicapai.
Menurut Sanford, Hunt dan Bracey dalam Deddy Mulyana
(2004:2005) yang menyatakan bahwa cara seorang bawahan
member respon kepada atasannya bergantung pada fakto-faktor
seperti sejauh mana bawahan mempercayai atasannya dan berapa
besar keingina bawahan naik pangkat dan mobilisasi
keatas.Menurut sintesa Jablin dalam Deddy Mulyana (2005:205)
memperkenalkan Delapan kategori masalah hubungan pimpinan
dan bawahan, yakni:
1. Pola-pola interaksi
3. Distorsi keatas
4. Pengaruh ke atas
5. Sifat-sifat pribadi diadik
6. Jarak informasi semantic
7. Atasan yang efektif
8. Pengaruh variable-variabelorganisasi sistematik.
Menurut analisa khusus Pace & Boren dalam deddy
mulyana (2005:202) menyatakan bahwa hubungan antar
personalakan berhasil dan efektif bila melakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan
perasaan bermusuhan.
b. Menetapkan dan menegastakan identitas anda dalam
hubungan dengan orang lain tanpa membesar-besarkan
ketidakpastian.
c. Menyampaikan informasi kepada oang lain tanpa
menimbulkan kebingungan, kesalahpahaman, penyimpangan
atau perubahan lainnya yang disengaja.
d. Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa
menimbulkan sikap bertahan atau mengentikan proses.
e. Membantu orang-orang lainnya untuk mengembangkan gaya
hubungan persona dan antarpersona yang efektif.
f. Ikut serta dalam interaksi social informan tanpa terlibat dalam
muslihat atau gurauan atau hal-hal lainnya yang mengganggu
komunikasi yang menyenangkan.
2.1.3. Komunikasi Antar Pribadi
2.1.3.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
Defenisi berdasarkan komponen menjelaskan komunikasi
dalam hal ini, penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan
pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan
berbagi dampaknya dengan peluang untuk memberikan umpan
balik segera. Dalam defenisi berdasarkan hubungan, dapat
didefenisikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang
berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang
mantap dan jelas.Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi
antar dua orang atau lebih.Dimana terjadi kontak langsung dalam
percakapan.William F. Gluek mengatakan bahwa “ komunikasi
antarpribadi yaitu proses pertukaran informasi serta pemindahan
pengertian antar dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok
kecil manusia (A.W.Widjaja, 1986:8).
Dalam proses komunikasi antar pribadi Nampak adanya
upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pengertian
bersama ( mutual understanding) dan empati. Komunikasi
antarpribadi dianggap paling efektif dalam mengubah sikap.
Pendapat, atau perilaku manusia berhubungan dengan prosesnya
yang dialogis ( Liliweri, 1997:12).
2.1.2.2 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi dapat dipergunakan untuk
berbagai tujuan dan akan dibahas enam tujuan komunikasi antar
pribadi yang dianggap penting. Satu hal yang perlu diperhatikam
dalam tujuan komunikasi antar pribadi yaitu komunikasi yang
memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri
kita sendiri. Dengan membicarakan tentang diri kita sendiri pada
orang lai, kita akan mendapat perspektif baru tentang diri kita
sendiri dan memahami lebih dalam tentang sikap dan perilaku
kita.
Nasehat seorang filsuf terkenal Socrates yaitu : cogito
ergosum yang memiliki arti kurang lebih “kenalilah dirimu”.Salah
satu cara untuk mengenal diri kita sendiri adalah melalui
komunikasi antar pribadi.Komunikasi ini memberikan
kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri.
Melalui komunikasi antar pribadi kita juga belajar tentang
bagaimana dan sejauh mana kita harus membuka diri pada orang
lain. Selain itu, komunikasi antar pribadi juga akan membuat kita
mengetahui nilai, sikap, dan perilaku orang lain.
2.Mengetahui Dunia Luar
Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk
memahami lingkungan kita secara baik yakni tentang objek dan
kejadian- kejadian orang lain. Banyak informasi yang kita miliki
sekarang berasal dari interaksi antar pribadi. Meskipun ada yang
berpendapat bahwa sebagai besar informasi yang ada berasal dari
media massa, tetapi informasi dari media massa tersebut sering
dibicarakan dan diinternalisasi melalui komunikasi antar pribadi.
3.Menciptakan dan Memelihara Hubungan menjadi
bermakna
Kita menggunakan banyak waktu berkomunikasi antar
pribadi yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara
hubungan social dengan orang lain.Hubungan ini membantu
mengurangi kesepian dan ketegangan serta membuat kita merasa
lebih positif tentang diri kita sendiri.
4.Mengubah Sikap dan Perilaku
Dalam komunikasi antar pribadi sering kita berupaya
mengubah sikap dan perilaku orang lain. Singkatnya kita banyak
mempergunakan waktu untuk mempersuasi orang lain melalui
komunikasi antar pribadi.
5.Bermain dan Mencari Hiburan
Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh
sebenarnya komunikasi yang demikian perlu dilakukan, karena
kita bias member suasan yang lepas.
6.Membantu
Psikiater, psikolog klinik dan ahli terapi adalah profesi
yang mempunyai fungsi menolong orang lain. Tugas-tugas
tersebut sebagian besar dilakukan melalui komunikasi antar
pribadi.
2.1.2.3 Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi sebagai suatu bentuk perilaku,
dapat berubah dan sangat tidak efektif. Pada suatu saat
komunikasi bias lebih buruk pada saat lain bias lebih baik.
Namun demikian, perlu diingat bahwa setiap tindakan komunikasi
adalah perbedaan dan mempunyai keunikan-keunikan
sendiri.Sehingga prinsip- prinsip yang dibicarakan disini harus
diterapkan secara fleksibel.
Menurut Kumar dalam Wiryanto (2004:36) efektifitas
komunikasi antar pribadi mempunyai lima ciri, yaitu:
1. Keterbukaan ( openes), kemauan menanggapi dengan senang
hati informasi yang diterima di dalam menanggapi hubungan
antarpribadi. Dalam berkomunikasi kita perlu
mengembangkan sikaf terbuka atau tidak ada yang ditutupi,
sehingga dapat menimbulakan rasa percaya dari penerima
pesan. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling
curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan
antusiasme.
2. Empati ( empathy), kemampuan untuk menempatkan diri kita
pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Salah satu
kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti terlebih
dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
3. Dukungan (supportiveness), situasi yang terbuka untuk
mendukung informasi berlangsung efektif merupakan salah
satu cara untuk membangkitkan antusiasme. Sehingga dengan
demikian keinginan atau hasrat yang ada dimotivasi atau
diberi semangat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Rasa positif , seseorang harus memiliki rasa positif terhadap
dirinya, mendorong orang lain agar lebih aktif berpartisipasi
dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi
yang efektif dengan melatih kemampuan mendengar dan
bersikaf perseptif atau siap menerima masukan ataupun
umpan balik dengan sikap positif.
5. Kesamaan (equality),pengakuan secara diam-diam bahwa
kedua belah pihak menghargai pihak lainnya, atau komunikasi
yang dijalin lebih akrab untuk mempunyai kesamaan
pandangan, kesamaan sikap, kesamaan ideology dan
sebagainya.
Dari pengetian komunikasi antarpribadi yang telah
dikemukakan terlihat jelas bahwa pimpinan (komunikator) harus
bisa menarik perhatian pegawai/ karyawannya (komunikan)
tentang suatu pesan sehingga terjadi kontak langsung, sehingga
dengan sendirinya tujuan yang hendak dicapai dapat tercapai
dengan tepat.
2.1.4 Produktivitas kerja
Produktivitas kerja sebenarnya mencakup tentang suatu
sikap mental yang selalu mempunyai pandangan kehidupan
mengenai pelaksanaan produksi didalam suatu perusahaan dimana
dalam memproduksi untuk hari ini diharapkan lebih baik dari hari
perbaikan-perbaikan dengan dinamis, kreatif, serta
terbuka.Pengertian dari produktivitas, berikut ini pembahasan
yang dikemukakan oleh sukanto (1995), dalam bukunya yang
berjudul manajemen produksi replasi menyatakan bahwa :
“Produktivitas adalah nilai output dalam hubungan dengan suatu
kesatuan input tertentu.Peningkatan produktivitas yang berarti
jumlah sumber daya yang digunakan dengan jumlah barang dan
jasa yang di produksisemakin meningkat dan membaik.
Produktivitas kerja karyawan memerlukan keterampilan kerja
yang sesuai dengan isi kerja minimal mempertahankan cara
kerjayang sudah baik. Teknologi yang semakin maju berpengaruh
pada kebutuhan masyarakat yang semakin beragam menuntut
karyawan untuk selalu menunujukkan kualitas dari sumber daya
manusia yang berkualitas dapat membuat perusahaan semakin
mantap untuk bersaing dalam era globalisasi ini. Oleh karena itu
kerja produktif memerlukan prasyarat yang lain sebagai faktor
pendukung,yaitu kemauan kerja yang tinggi, kesanggupan kerja
dan hubungan kerja yang harmonis dan saling percaya. Untuk itu,
berhasilnya tujuan untuk perusahaan juga tergantung pada
partisipasi kerja, semangat kerja serta disiplin kerja para
karyawannya. Produktivitas kadang-kadang dipandang sebagai
penggunaan lebih intensif terhadap sumber-sumber konversi
seperti tenaga kerja dan masih diukur secara tepat akan
benar-benar menunjukkan suatu penampilan efisiensi.
Menurut Locke dalam Danuyasa A (1998:346) yang
menyatakan bahwa orang yang menentukan bagi dirinya sendiri
tujuan yang lebih tinggi atau menerima tujuan demikian yang
ditentukan orang lain akan mengeluarkan usaha yang lebih
berprestasi lebih baik, maka suatu pencapaian yang dilakukan
pegawai dalam memenuhi standar atau tujuan perusahaan yang
kontribusi terhadap pencapaian tersebut.Jadi yang dinilai adalah
sifat-sifat dari pegawai dan kontribusi terhadap kerja,antara lain:
1) Semanagt kerja
2) Loyalitas
3) Kerja sama
4) Kehadiran
5) Penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu.
Setiap perusahaan selalu berkeinginan agar tenaga kerja
yang dimiliki mampu meningkatkan produktivitas yang tinggi.
Produktivitas kerja dipengaruhi beberapa factor baik yang
berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor lain,
sepertin, tingkat pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap dan
etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan,
jaminan social, lingkungan kerja, iklim kerja, teknologi,sarana
produksi, manajemen, dan prestasi.
2.1.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi
Produktivitas Kerja
Setiap Perusahaan selalu berkeinginan agar tenaga kerja
yang dimiliki mampu meningkatkan produktivitas yang tinggi.
Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa factor baik
yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun factor
lain, seperti tingkat pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap dan
etika kerja, motivasi , gizi dan kesehatan,tingkat penghasilan,
jaminan social, lingkungan kerja, iklim kerja, teknologi, sarana
produksi, manajemen, dan prestasi.
Menurut Simanjuntak 1993 (dalam Sutrisno, 2010: 209)
ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan, yaitu :
Latihan kerja dimaksudkan untuk melengkapi karyawan
dengan keterampilan dan cara-cara yang tepat untuk
menggunakan peralatan kerja. Untuk itu latihan kerja
diperlukan bukan saja sebagai pelengkap, akan tetapi
sekaligus untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan.
2. Mental dan Kemampuan Fisik Karyawan.
Keadaan mental dan fisik karyawan merupakan hal yang
sangat penting untuk menjadi perhatian bagi organisasi, oleh
karena itu keadaan fisik dan mental karyawan mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan produktivitas kerja.
3. Hubungan Antara Atasan dan Bawahan.
Hubungan atasan dan bawahan akan mempengaruhi kegiatan
yang dilakukan sehari-hari. Bagaimana pandangan atasan
terhadap bawahan, sejauh mana bawahan diikut sertakan
dalam penentuan tujuan. Sikap yang saling jalin-menjalin
telah mampu meningkatkan produktivitas kerja.
Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi
para pegawai yang ada diperusahaan. Dengan adanya
produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana secara
efisien dan efektif, sehingga ini semua akhirnya sangat diperlukan
dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan untuk mengukur
produktivitas kerja.
2.1.4.2 Indikator Produktivitas Kerja
Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi
karyawan yang ada diperusahaan. Dengan adanya produktivitas
kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana sevara efisien dan
efektif, sehingga diperlukan dalam pencapaian tujuan yang sudah
ditetapkan untuk mengukur produktivitas kerja.
Menurut Sutrisno 2010, produktivitas kerja diperlukan
1. Kemampuan
Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas
kemampuan seorang pegawai tergantung pada keterampilan
yang dimiliki serta professional mereka dalam bekerja.Hal ini
memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
diembankannya kepada mereka.
2. Meningkatkan Hasil yang Dicapai.
Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai ialah hasil
yang merupakan salah satu dapat dirasakan baik oleh yang
mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan
tersebut.Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja
bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.
3. Semangat Kerja
Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin, hal
semacam ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang
dicapai dalam satu hari kemudian dibandigkan dengan hari
sebelumnya.
4. Pengembangan Diri
Dalam mengembangkan diri senantiasa untuk meningkatkan
kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan
dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang
dihadapi. Karena semakin kuat tantangannya, pengembangan
diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk mencapai
lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada
keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.
5. Mutu
Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan
untuk memberikan hasil yang terbaik pada gilirannya akan
sangat berguna bagi perusahaan dan pada dirinya sendiri.
6. Efisiensi
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan
sumber daya yang dipergunakan.Masukan dan keluaran
merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh
yang cukup signifikan bagi karyawan.
Namun orang sering kali mengabaikan bahwa yang paling
menentukan dari upaya peningkatan produktivitas adalah
munculnya perilaku produktif dari karyawan.Perilaku produktif
pada dasarnya terbentuk dari dua jenis perilaku secara
kebersamaan, yaitu perilaku efektif dan efisien.Sebagai perilaku
efektif yang menghasilkan kinerja yang sesuai dengan
rencana.Perilaku efektif juga daoat dikaji sampai seberapa jauh
perilaku itu menghasilkan kinerja, artinya seberapa dekat kinerja
yang dihasilkan memenuhi ketentuan dari kinerja yang
direncanakan.Sebagai perilaku efisien, perilaku produktif dinilai
sampai seberapa jauh kinerja yang dihasilkan bila dibandingkan
dengan masukan yang digunakan untuk menghasilkan kinerja
tersebut.
2.2 Kerangka Konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan
uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan
hasil penelitian yang dicapai dan dapat pada rumusan hipotesa
2.3 Variabel Penelitian
Berdasarkan operasional konsep penelitian, adapun
variabel penelitian yang digunakan ada dua variabel yaitu
sebagai berikut :
1. Variabel bebas (x) / independent Variable
Variabel bebas yaitu segala gejala, faktor atau unsur yang
menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua
yang disebut variabel terikat (Nawawi, 2001:57).Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah Efektivitas komunikasi
antar pribadi pimpinan.
2. Variabel terikat (Y) / Dependent Variabel
Variabel terikat yaitu variable yang dipengaruhi oleh variabel
bebas (Bungin,2011:72). Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah Produktivitas Kerja Pegawai.
3. Karakteristik Responden (Z)
Karakteristik responden merupakan cirri-ciri pada responden
yang akan dijadikan sampel pada penelitian. Karakteristik
responden meliputi karakteristik responden yaitu pegawai
KPP Pratama Padangsidimpuan. Variabel bebas
(X)Efektifitas Komunikasi antar
pribadi Pimpinan
Variabel terikat (Y) Produktivitas Kerja
Variabel Z Karakteristik
2.4Operasional Variabel
Operasional Variabel berfungsi untuk memperjelas
pengertian variable, maka untuk mempermudah penelitiandibuat
operasional variable sebagai berikut:
2.5 Defenisi Operasional
Dalam penelitian ini defenisi operasional berfungsi
memperjelas pengertian variable-variabel yang terdapat dalam
penelitian serta untuk menghindari kesalahpahaman.Maka
defenisi operasionalnya sebagai berikut:
1. Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan.
a. Keterbukaan: Kemauan Pimpinan untuk menanggapi
informasi yang diterima dalam hubungan komunikasi
antar pribadi pimpinan terhadap pegawaipada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan. Variabel Teoritis Operasional Variabel
Variabel Bebas (X) Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi pimpinan
a.Keterbukaan b.empati c.Dukungan d. Rasa Positif e.Kesamaan Variabel terikat (Y)
Produktivitas kerja
a.Kemampuan b.Hasil yang dicapai c.Semangat Kerja d.Pengembangan Diri e.Mutu
f.Efisiensi Variabel (Z)
Karakteristik responden
a.Jenis Kelamin b.Usia
b. Empati: Kemauan Pimpinan untuk menempatkan diri
pada situasi dan kondisi yang dihadapi dengan pegawai
pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.
c. Dukungan: Situasi yang terbuka untuk mendukung
informasi yang berlangsung efektif merupakancara untuk
membangkitkan antusiasme pimpinan kepada pegawai
pada KantorPelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.
d. Rasa Positif :Adanya rasa positif yang dimiliki pimpinan
untuk mendorong dan menciptakan situasi komunikasi
yang kondusif dalam bekerja pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Padangsidimpuan.
e. Kesamaan: Adanya pengakuan pimpinan untuk saling
menghargai satu sama lain, mempunyai kesamaan
pandangan, kesamaan sikap, kesamaan ideology dalam
bekerja pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Padangsidimpuan.
2. Produktivitas kerja.
a. Kemampuan ; Kemampuan Pegawai dalam meningkatkan
keterampilan dan profesionalisme dalam bekerja pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.
b. Meningkatkan hasil yang dicapai :Upaya pegawai untuk
meningkatkan produktivitas kerja serta menikmati hasil
pekerjaannya pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Padangsidimpuan.
c. Semangat Kerja: usaha pegawai dalam meningkatkan etos
kerja untuk mencapai hasil yang lebih baik pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.
d. Pengembangan Diri: Tantangan yang dihadapi pegawai
untuk mengembangkan diri dalam meningkatkan
kemampuan kerja pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
e. Mutu:Hasil kerja pegawai yang menunjukkan kualitas
kerja yang terbaik pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Padangsidimpuan.
f. Efisiensi: Perbandingan hasil dan sumber daya pegawai
yang memberikan pengaruh signifikan dalam bekerja pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padangsidimpuan.
3. Karakteristik responden
a. Jenis Kelamin adalah pria dan wanita.
b. Usiaadalah kedewasaan seseorang sebagai seorang
pemimpin dan pegawai.
c. Pendidikan adalah derajat dari seseorang berdasarkan
pendidikan yangtelah dijalaninya.
d. Masa Kerja adalah Jangka waktu kerja seseorang.
2.6 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, oleh sebab itu rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan
(Sugiyono,2003).
Ho:Tidak terdapat hubungan komunikasi antarpribadi pimpinan
terhadap produktivitas kerja pada Kantor pelayanan Pajak
Pratama Padangsidimpuan.
Ha: terdapat hubungan komunikasi antarpribadi pimpinan
terhadap produktivitas kerja pada Kantor pelayanan Pajak
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Deskripsi Lokasi Penelitian
3.1.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Padangsidimpuan
Cikal bakal KPP Pratama Padang Sidempuan adalah
KPP Padang Sidempuan dengan wilayah kerja meliputi : Kota
Padang Sidempuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten
Mandailing Natal, Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah,
Kabupaten Nias, Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba
Samosir, dengan 3 (tiga) KP4 yaitu : KP4 Panyabungan, KP4
Sibolga, KP4 Gunung Sitoli dan KP4 Tarutung.
Dengan bergulirnya era modernisasi wilayah kerja
tersebut kemudian dipecah menjadi 3 (tiga) wilayah kerja KPP
Pratama yaitu KPP Pratama Padang Sidempuan, KPP Pratama
Sibolga, dan KPP Pratama Balige.Berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor : 67/PMK.01/2008 tanggal 6 Mei 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan tata Kerja Instansi
vertikal Direktorat Jenderal Pajak, Wilayah kerja KPP Pratama
Padang Sidempuan meliputi 1 (satu) kotamadya, dan 4 (empat)
Kabupaten, yaitu Kota Padang Sidempuan, Kabupaten Tapanuli
Selatan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas
Utara, dan Kabupaten Mandailing Natal, dengan membawahi 2
(dua) KP2KP yaitu KP2KP Panyabungan dan KP2KP Sibuhuan.
KPP Pratama Padang Sidempuan merupakan
penggabungan antara KPP Padang Sidempuan dan KPP PBB
Padang Sidempuan yang menempati gedung Eks.KPP Padang
Sidempuan yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 6
salah satu dari 8 (delapan) KPP Pratama dalam wilayah kerja
kantor wilayah DJP Sumatera Utara II dengan tugas melayani WP
Lokasi yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara II.
Letak geografis wilayah KPP Pratama Padang Sidempuan
berbatasan dengan:
- Sebelah Utara : Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara dan Labuhan
Batu
- Sebelah Timur : Provinsi Riau
- Sebelah Selatan : Provinsi Sumatera Barat
- Sebelah Barat : Samudera Indonesia
No Kabupaten/Kota
Luas Wilayah JumlahWilayah Administratif
(Km²) Kecamatan Desa
1 2 3 4 5
1 Padang Sidempuan 146,86 6 79
2 Tapanuli Selatan 4.367,05 11 490
3 Mandailing Natal 6.620,74 23 378
4 Padang Lawas 4.229,99 9 303
5 Padang Lawas Utara 3.789,76 9 387
Jumlah 19.154,4 58 1.637
3.1.2Sarana dan Prasarana
1.sarana
Sarana yang diberikan untuk meninngkatkan mutu pelayanan
kepada wajib pajak adalah:
1. Televisi : Untuk memberikan hiburan, kenyamanan
kepada wajib pajak ketika menunggu pelayanan.
2. Brosur atau leaflet : Agar wajib pajak mengetahui dan
memahami berbagai informasi perpajakan.
3. Alat Tulis : Wajib Pajak dapat melengkapi dokumen
atau laporan yang aka